Doa pada saat awal Adorasi

Tuhanku dan Allahku,

Pada saat yang lalu, Engkau memanggil orang-orang pilihan-Mu di tengah kesibukan mereka, yaitu para hamba-Mu Musa, Elia, Yohanes Pembaptis, Maria dari Nazareth, Maria dari Bethani, saudaranya Martha dan Lazarus- untuk menyediakan waktu untuk berdoa.

Sekarang, Tuhan, Engkau memanggil aku, untuk menyediakan waktu bagi-Mu dan bersama-Mu, untuk bersyukur atas segala rahmat-Mu yang ajaib yang Engkau berikan kepadaku. Untuk bersyukur kepada-Mu terutama karena Engkau telah memberikan Diri-Mu sendiri di dalam sakramen Maha Kudus ini, untuk bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah mengundang aku untuk menghabiskan jam ini bersama Engkau.

Tuhan, Engkau telah memberikan saat ini kepadaku. Aku mempersembahkan waktu ini untuk Engkau, dan untuk-Mu saja. Kuduskanlah waktu ini dari segala kebisingan yang adal di dalamku. Kuduskanlah waktu ini dari segala yang dapat menggangguku dari ketenangan. Semoga tempat ini menjadi tempat yang penuh berkat bagiku. Semoga waktu ini yang telah Engkau kuduskan oleh karena kehadiran-Mu, menjadi  waktu di mana aku menanti Engkau, Tuhanku, Allahku, Sahabatku.

Semoga damai sejahtera menyelimuti aku, dan menjangkau juga mereka semua yang kukasihi, dan semua orang di seluruh dunia.

Semoga semua kuasa gelap dipatahkan, dan tak dapat mengganggu di saat ini yang telah dipenuhi dengan kekudusan-Mu.

Bantulah aku, ya Tuhan, untuk menyingkirkan semua yang dapat menyebabkan aku gelisah dan izinkanlah aku untuk melalui saat ini sepenuhnya dalam kehadiran-Mu yang agung dan mulia.

Tuhan, semoga doaku Engkau persatukan dengan doa semua orang percaya di seluruh dunia, yang menghormati-Mu dalam kedamaian dan keheningan. Maka kami semua akan menggabungkan pujian kemuliaan bagi-Mu dalam keheningan ini.

Dalam nama-Mu Yesus aku berdoa, dalam persatuan dengan Roh Kudus dan demi kemuliaan Allah Bapa.

Amin

Doa pada saat akhir Adorasi

Tuhanku, tibalah saatnya bagiku untuk pulang. Aku bersyukur kepada-Mu atas waktu hening ini bersama-Mu, yang tidak dibebani oleh segala tugasku sehari-hari.

Waktu ini telah memperbaharui aku. Waktu ini telah mendatangkan kesembuhan bagi tubuh dan jiwaku. Aku telah beristirahat sejenak dan memberikan kesegaran pada tubuhku, dan keheningan ini telah mendatangkan kesejukan pada jiwaku.

Waktu ini yang telah kuhabiskan bersama-Mu telah memperbaharui di dalamku keinginan untuk selalu bersekutu dengan-Mu dan dengan mereka semua yang kukasihi. Tempatkanlah di dalamku keinginan untuk bersama-sama dengan mereka dan semua orang, untuk menyatakan kebaikan-Mu pada saat kami menjalani kehidupan kami.

Aku berterimakasih kepada-Mu, atas rahmat yang Kau berikan di saat ini. Bantulah aku pada saat aku kembali dalam alur kehidupanku. Persiapkanlah aku untuk segala yang akan kuhadapi, baik hal yang baik, maupun yang kurang baik, baik kegagalan maupun kesuksesan, apapun yang akan kutemui.

Semoga waktu yang kudus ini dalam keheningan ini, memenuhkanku dengan kekuatan untuk sekali lagi mengusahakan kekudusan di tengah-tengah kegiatan dan pekerjaanku, dan di tengah-tengah rumah tanggaku.

Mari Tuhan Yesus, sertailah aku pada saat aku kembali pulang, untuk menjalani kehidupanku yang dipenuhi dengan hiruk pikuk kesibukan dan persimpangan jalan.

Dalam nama-Mu Yesus aku berdoa, dalam persatuan dengan Roh Kudus dan demi kemuliaan Allah Bapa.

Amin.

25 COMMENTS

  1. romo, bapak, ibu sekalian.
    saya seorang pemudi yang sedang belajar untuk mengenal Kristus.
    ada yang ingin saya tanyakan terkait dengan Adorasi Sakramen Maha Kudus
    setiap misa pagi saya selalu menyempatkan diri untuk “menyapa”Yesus di dalam Kapel Sakramen Maha Kudus. setelah saya menyapa Yesus saya pasti merasa senang dan tenang, jika tidak melakukannya karena malas seharian saya akan merasa gelisah. namun beberapa waktu ini setiap saya menyapa Yesus saya selalu merasa sedih dan akhirnya menangis karena saya merasa sangat berdosa dan saya ingin kembali pada Yesus. apakah hal ini lumrah terjadi ? terima kasih Berkah Dalem

    • Shalom Wahyu,

      St. Ignatius dari Loyola mengatakan bahwa semakin kita dekat dengan Kristus dan masuk dalam doa kontemplatif maka semakin kita peka akan dosa-dosa kita. Kita akan semakin dapat melihat kerapuhan kita, dan semakin kita menyadari bahwa karena dosa-dosa kitalah, Kristus menjalani sengsara dan wafat di kayu salib. Umumnya dengan penghayatan semacam ini, seseorang dapat merasakan duka cita, mengalami hati yang hancur bersama Kristus. Maka air mata yang keluar di sini, disebut oleh St. Ignatius sebagai karunia air mata, di mana kita merasakan penderitaan batin karena turut merasakan besarnya penderitaan Kristus yang telah dipikul-Nya demi dosa-dosa kita (lih. St. Ignatius of Loyola, Spiritual Exercises, 203).

      Maka janganlah berkecil hati. Yang terpenting, janganlah berhenti dengan dukacita karena dosa-dosa kita, tetapi seperti dikatakan oleh St. Ignatius, selanjutnya, “Ingatlah betapa Ia menderita semua ini demi dosa-dosa saya… dan juga tanyakan [pada diri sendiri], Apakah yang harus kulakukan bagi-Nya?”. Sebab kita mengetahui bahwa setelah sengsara dan wafat-Nya, Kristus juga bangkit dengan mulia. Maka dengan kuasa kebangkitan Kristus, kita dapat selalu mempunyai pengharapan dan bersukacita dalam menghadapi kehidupan ini, sebab mengetahui bahwa meskipun kita lemah dan kerap jatuh dalam dosa, namun kita dapat selalu mengandalkan Kristus untuk kembali bangkit dan menjalani kehidupan ini dengan kekuatan yang kita peroleh dari-Nya. Dengan kekuatan ini, kita dimampukan Allah untuk melakukan perbuatan-perbuatan kasih yang menjadi bukti iman kita kepada-Nya. Itulah sebabnya, baik jika di samping menerima Ekaristi dan Adorasi sakramen Mahakudus, kita juga mendoakan doa rosario, sebab melaluinya kita merenungkan peristiwa-peristiwa hidup Yesus yang membawa keselamatan bagi kita: Peristiwa-peristiwa Gembira, Sedih, Terang dan Mulia. Dengan demikian, kita semakin dibawa masuk dan menyatu dengan kehidupan Kristus sendiri, dan tidak berhenti pada salah satu peristiwa saja, tetapi tiap-tiap hari dibawa kepada penghayatan kepada keseluruhan misteri penyelamatan Tuhan bagi kita.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

       

  2. yang mau saya tanyakan bagaimana sebaiknya saat doa adorasi maha kudus
    berdoa dulu awal adorasi ; terus permintaannya dimana ?

    bukankah sebelum doa adorasi dimulai kita berdoa dulu sama bapa disurga :)
    mohon memberikan pencerahan

    terima kasih

    [Dari Katolisitas: Silakan membaca terlebih dahulu tentang Adorasi Sakramen Maha Kudus, silakan klik, dan contoh doa di awal dan akhir Adorasi, silakan klik.
    Doa adorasi pada prinsipnya adalah doa penyembahan kepada Tuhan Yesus yang hadir secara khusus dalam sakramen Maha Kudus. Karena pada Kristus berdiamlah seluruh kepenuhan Allah (Kol 1:19), maka penyembahan kepada Yesus ini juga adalah penyembahan yang ditujukan kepada Allah Bapa dan Roh Kudus, karena ketiga Pribadi Allah satu hakekatnya.]

  3. Apakah benar adorasi harus dengan hosti dalam monstran dan tidak bisa hanya dengan hosti terberkati dalam sibori atau tabernakel? Apakah dalam beradorasi secara komunal tata urutannya seperti ibadat dengan doa tobat dan berkat penutup oleh prodiakon? Thnx.

    • Salam Lucia, jawaban saya dalam huruf miring di bawah pertanyaan Anda

      Apakah benar adorasi harus dengan hosti dalam monstran dan tidak bisa hanya dengan hosti terberkati dalam sibori atau tabernakel?

      Bisa sekali, baik secara pribadi maupun secara bersama-sama.

      Apakah dalam beradorasi secara komunal tata urutannya seperti ibadat dengan doa tobat dan berkat penutup oleh prodiakon? Thnx.

      Tata urutan seperti itu juga bisa, karena adorasi adalah devosi, jadi lebih fleksibel dalam cara-bentuk. Bila ada berkat penutup oleh asisten imam, hendaknya diucapkan rumus berkat tanpa gerakan tangan memberkati dengan tanda salib.

      Tks dan doa. Gbu.
      Rm Boli.

  4. Kami sedang merintis Adorasi Abadi di gereja Katedral, namun sungguh sulit karena sementara umat beranggapan Adorasi sudah cukup pada saat Misa, dan apabila saat Misa Kudus berlangsung tapi kita malah adorasi, dikatakan itu salah. Juga banyak yang datang adorasi dengan sikap berlebihan, bersembah sujud dan jalan berlutut, bahkan ada yang bergaya seperti para pastor saat mengulangi janji imamatnya dengan jalan bertiarap. Bagaimana caranya memberikan penjelasan kepada mereka tentang sikap-sikap tsb? Terima kasih

    • Shalom Krist Retno,

      Adalah sangat baik, jika paroki anda mempunyai ruang kapel untuk Adorasi abadi (apakah ini maksudnya adorasi 24 jam?). Jika ya, tentu sangat baik, terutama bagi perkembangan rohani umat, terutama mereka yang terlibat dalam memberikan waktunya untuk melakukan adorasi secara bergiliran, misalnya mengisi jadwal doa adorasi satu jam 1 x dalam satu minggu (atau lebih dari sekali seminggu). Di luar negeri, ada banyak paroki yang sudah melakukannya, dan telah menerima buah- buahnya, misalnya paroki menjadi lebih ‘hidup’ dan semakin bertambahnya buah panggilan religius.

      Tetapi, memang perlu diberitahukan kepada umat, bahwa adorasi Sakramen Mahakudus tidak dapat menggantikan peran perayaan Ekaristi/ Misa Kudus. Maka keliru, jika orang memilih untuk melakukan doa Adorasi pada hari Minggu, sementara ia malah tidak mengikuti Misa Kudus. Sebab ibadah yang tertinggi di dalam Gereja Katolik tetaplah Misa Kudus. Jika setelah mengikuti Misa Kudus, orang mau beradorasi lagi, silakan saja, sambil tetap dihayati bahwa sebenarnya setelah menyambut Komuni, Sang Kristus sendiri hadir secara nyata di dalam dirinya.

      Lalu tentang sikap menyembah dalam adorasi. Sepanjang pengetahuan saya, tidak ada ketentuan tertulis bagaimana sikap doa yang disyaratkan untuk menyembah Kristus dalam sakramen Maha Kudus. Namun sikap yang umum diberikan adalah berlutut, duduk/ bersimpuh, atau menunduk. Hal tiarap memang tidak umum dilakukan. Dalam hal ini nampaknya yang harus kita gunakan adalah kebijakan (prudence) untuk menentukan sikap doa yang layak sewaktu melakukan adorasi. Sikap tiarap, jika dilakukan di hadapan orang lain yang juga ingin berdoa dalam kapel adorasi itu, bisa saja malah ‘mengganggu’. Akhirnya perhatian orang lain malah tertuju bukan kepada sakramen Maha Kudus, tetapi kepada si pendoa yang tiarap (apakah dia sedang sakit/ pingsan?, atau apakah ia sedang menghadapi masalah yang sedemikian berat? atau apakah dia sedang cari perhatian?…) Pertanyaan- pertanyaan macam ini bisa saja hadir dalam benak orang yang melihat. Jadi walaupun mungkin si pendoa bermaksud tulus menyembah Tuhan Yesus, tetapi malah ia bisa menjadi batu sandungan bagi umat yang lain. Walaupun tidak disengaja, namun bisa jadi sikapnya malah mengambil perhatian yang seharusnya diberikan hanya kepada Yesus dalam sakramen Maha Kudus. Ini lain perkaranya, jika orang itu berdoa di rumahnya sendiri. Tentu jika ia merasa bahwa sikap tiarap itu sungguh mewakili sikap batinnya yang tunduk dan berpasrah kepada Tuhan, ia dapat melakukannya dalam doa- doa pribadinya di rumahnya sendiri. Prinsip yang sama kita gunakan, ketika kita hendak melakukan sikap- sikap doa yang lain dalam kapel adorasi, yaitu kita harus menyadari bahwa yang kita sembah di hadapan kita sungguh adalah Tuhan yang hadir secara nyata dalam sakramen Maha Kudus, tetapi dalam kesatuan dengan umat yang lain, jangan sampai sikap penyembahan kita itu malah menarik perhatian dan menjadi batu sandungan. (Halnya akan menjadi berbeda, jika banyak umat/ mayoritas umat memang melakukan sikap doa yang sama, seperti halnya sikap doa dan pertobatan yang dilakukan oleh para peziarah di Fatima atau Medjugorje, jalan sambil berlutut. Di sana kita dapat melakukan hal itu, dan itu tidak menarik perhatian).

      Nah selanjutnya untuk penghayatan doanya, bagaimana caranya berdoa meditasi dan menghayati doa penyembahan sakramen Maha Kudus, saran yang diberikan oleh Romo Wanta adalah silakan meminta Romo yang ahli dalam liturgi dan dalam hal spiritualitas Katolik, untuk memberikan bimbingan dan pelatihan.

      Selanjutnya, tulisan tentang Adorasi Sakramen Maha Kudus, silakan klik di sini.

      Demikian tanggapan kami, semoga berguna.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Hari ini ku dituntun Tuhan menemukan cara berdoa di kapel adorasi. Terima Kasih untuk Sdri Ingrid Listiati.
        Salam Kasih Dalam Kristus Tuhan.
        God Bless You

  5. Saya lagi belajar mengenal Allah. Mohon bantuanNya

    [dari katolisitas: silakan untuk bertanya. Anda dapat melihat arsip katolisitas di sini – silakan klik]

  6. Ms. Inggrid, di keuskupan kami, sejauh kami tahu melalui pendengaran: HOSTI KUDUS KETIKA ADORASI TIDAK DIPERKENANKAN UNTUK DIKELILINGKAN…(MUTER-MUTER)…… apakah njenengan ada pengetahuan berdasarkan dokumen-dokumen/lainnya yang menyatakan hal diatas??? terima kasih sebelumnya…

    • Puspita Yth,

      Sampai sekarang saya tidak melihat satu dokumen yang melarang membawa monstrans dengan hosti mahakudus keliling. Menurut tradisi, membawa keliling monstrans dengan Sakramen Mahakudus dibuat di luar perayaan Ekaristi misalnya dalam perarakan keliling pada Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Itu berarti membawa keliling monstrans dg Sakramen Mahakudus adalah satu bentuk dari devosi. Dan Konstitusi Liturgi (SC, 13) menegaskan bahwa devosi menghantar orang kepada liturgi dan bersumber dari liturgi, bukan dibuat di tengah perayaan liturgi (Ekaristi) atau mengganti bagian/unsur tertentu dari liturgi.

      Romo Bernardus Boli Ujan SVD

      • Sebelumnya terima kasih kami ucapkan romo……. maksud pertanyaan saya: Ketika Adorasi itu tanpa ada Misa Kudus-diluar MISA KUDUS, bukan pada Perayaan Tubuh dan Darah Kristus. Contohnya di gedung-gedung besar, adorasi hanya melulu demi berkat saja…. sementara ini, kami terlibat dalam Adorasi Ekaristi Abadi, jadi kami mengahadapi pertanyaan-pertanyaan seperti ini… sementara rasanya kok kurang pas ketika kami menjawab “katanya”, jadi kami ingin bener bahwa ada bukti dokumen yang menyatakan ini….

        • Puspita Yth,

          Perarakan monstrans pada hari raya Tubuh dan Darah Kristus itu tidak dilakukan dalam/di tengah misa, tetapi dilakukan di akhir misa. Demikian juga sejauh saya ingat di Lourdes hal itu dilakukan di akhir misa, bukan di tengah misa. Sebagai kegiatan devosional yang dilakukan di luar perayaan Ekaristi, umumnya orang lebih leluasa mencari bentuk yang menarik dan menyentuh hati para devosan.

          Rm Boli.

  7. Kami akan mengadakan Retret KEP tgl 21-23 Mei, pada acara Jumat malam akan diadakan Adorasi, kemidian Sakramen Maha kudus akan ditempatkan di ruang Doa sampai selesai acara. Pada malam sampai pagi akan kami adakan acara Tuguran secara bergantian. Pertanyaan kami: Apakah ada doa-doa tertentu yang bisa kami siapkan dan dipakai oleh para pendoa secara bergiliran. Terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.

    • Shalom Suryono Hidayat,

      Dalam acara Tuguran, anda dapat mendoakan rosario, dengan merenungkan peristiwa- peristiwa hidup Yesus, juga dengan pembacaan Kitab Suci dan renungan yang sesuai dengan peristiwa- peristiwa tersebut (Misteri Gembira, Terang, Sedih dan Mulia, atau Misteri peran Roh Kudus, dengan teks terlampir). Atau, anda dapat pula mendoakan kaplet Kerahiman Ilahi, disambung dengan Litani Kerahiman Ilahi, atau Litani Hati Kudus Yesus. Anda dapat pula menyambung dengan doa syafaat spontan yang singkat yang dijawab oleh bersama dengan “Dengarkanlah kami, ya Tuhan.” Silakan selingi doa- doa tersebut dengan doa hening, karena memang pada dasarnya doa di hadapan sakramen Maha Kudus tersebut adalah doa dalam keheningan di hadapan Allah.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati – katolisitas.org

      DEVOSI NOVENA ROH KUDUS

      SUMBER – silakan klik

      Mohon Tujuh Karunia Roh Kudus
      Puji Syukur, 1992, No. 93

      Datanglah, ya Roh Hikmat, turunlah atas diri kami, ajarlah kami menjadi orang bijak, terutama agar kami dapat menghargai, mencintai, dan mengutamakan cita-cita surgawi. Semoga kami Kau lepaskan dari belenggu dosa dunia ini.

      Datanglah, ya Roh Pengertian, turunlah atas diri kami. Terangilah budi kami, agar dapat memahami ajaran Yesus, Sang Putra, dan melaksanakannya dalam hidup sehari-hari.

      Datanglah, ya Roh Nasihat, dampingilah kami dalam perjalanan hidup yang penuh gejolak ini. Semoga kami melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat.

      Datanglah, ya Roh Keperkasaan, kuatkanlah hamba-Mu yang lemah ini, agar tabah menghadapi segala kesulitan dan derita. Semoga kami Kau kuatkan dengan memegang tangan-Mu yang senantiasa menuntun kami.

      Datanglah, ya Roh Pengenalan akan Allah. Ajarlah kami mengetahui bahwa semua yang ada di dunia ini sifatnya sementara saja. Bimbinglah kami agar dapat menggunakan hal-hal duniawi untuk kemulian-Mu.

      Datanglah, ya Roh Kesalehan, bimbinglah kami untuk terus berbakti kepada-Mu. Ajarlah kami untuk menjadi orang yang tahu berterima kasih atas segala kebaikan-Mu dan berani menjadi teladan kesalehan bagi orang-orang di sekitar kami.

      Datanglah, ya Roh Takut akan Allah, ajarlah kami untuk takut dan tunduk kepada-Mu dimana pun kami berada. Tegakkanlah kami agar selalu berusaha melakukan hal-hal yang berkenan kepada-Mu. Amin.

      Your browser may not support display of this image.

      Doa Roh Kudus
      Puji Syukur, 1992, No. 94

      Allah Bapa yang maha kudus, kami bersyukur kepada-Mu karena Roh Kudus yang telah Kau curahkan ke dalam hati kami. Kehadiran-Nya dalam hati kami telah membuat kami menjadi bait kehadiran-Mu sendiri, dan bersama Dia pula kami telah Kau lahirkan kembali menjadi anak-anak-Mu.

      Dialah penghibur dan penolong yang Kau utus dalam nama Kristus. Dialah Roh Kebenaran yang memimpin kami kepada seluruh kebenaran. Semoga Dia mengajarkan segala sesuatu kepada kami dan mengingatkan kami akan sabda yang telah dikatakan oleh Yesus, agar kami selalu di tuntun oleh sabda-Nya.

      Melalui Roh Kudus-Mu ini, sudilah Engkau membimbing Gereja-Mu, para pemimpin dan pembantu-pembantunya, dan berilah mereka kebijaksanaan sejati. Semoga karena bimbingan-Nya kami semua boleh menikmati buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, dan penguasaan diri.

      Melalui Roh Kudus-Mu pula, sudilah Engkau membimbing umat-Mu untuk peka dan setia kepada kehendak-Mu, untuk tetap tabah dalam penderitaan, berani menjadi saksi Putra-Mu, berani menjadi pelayan sesama dan menjadi terang serta garam dunia.

      Semoga Roh Kudus selalu memimpin kami dengan lemah lembut dan ramah, serta menuntun kami dengan cermat dan teguh. Semoga Ia menjadi daya Ilahi di dalam kehidupan beriman dan bermasyarakat, dan mengantar kami masuk ke dalam kemuliaan surgawi untuk berbahagia abadi bersama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin.

      Your browser may not support display of this image.

      Doa Mohon Persatuan Dengan Roh Kudus
      (Santo Pius X)

      Ya Roh Kudus, Cahaya dan Kasih, kepada-Mu kupersembahkan hati, pikiran dan kehendakku, sekarang dan selamanya. Engkaulah yang menuntun aku agar dapat lebih peka pada wahyu dari Tuhan, dan pengajaran Gereja Katolik yang kudus. Semoga hatiku senantiasa berkobar oleh kasih dari Allah dan kasih terhadap sesama. Semoga aku senantiasa dengan setia meneladani kehidupan dan kebijaksanaan Allah, dan Penyelamatku Yesus Kristus. Kemuliaan kepada Bapa, Putra dan Roh Kudus, untuk selama-lamanya. Amin

      Your browser may not support display of this image.

      Doa Mohon Roh Kudus Tetap Tinggal Dalam Hatiku.
      Santo Agustinus dari Hippo

      Ya Roh Kudus, Penasihat yang penuh kuasa, pengikat yang kudus antara Bapa dan Putra, harapan bagi mereka yang bersedih. Turunlah dalam hatiku dan tinggallah didalamnya, nyalakan jiwaku yang nyaris padam dengan Kasih-Mu, agar aku dapat sepenuhnya menjadi milik-Mu. Aku percaya, bila Engkau tinggal di dalam aku, Engkau juga akan menyiapkan tempat tinggal bagi Bapa dan Putra. Oleh karenanya, berkenanlah datang kepadaku, Penasehat jiwa-jiwa yang ditinggalkan, Pelindung mereka yang membutuhkan. Bantulah aku dalam kelemahan dan dukunglah dalam kegoyahanku. Datang dan sucikan diriku, semoga iblis tidak berniat memiliki diriku. Engkau mengasihi yang bersahaja, dan menyingkirkan yang sombong. Datanglah kepadaku, kemuliaan orang yang hidup dan harapan orang mati. Tuntunlah diriku dengan karunia kasih-Mu, agar aku dapat senantiasa menyenangkan hati-Mu. Amin.

      Your browser may not support display of this image.

      Rosario Roh Kudus

      Rosario Roh Kudus disusun pada tahun 1892 oleh seorang biarawan Fransiskan Kapusin di Inggris sebagai sarana bagi umat beriman untuk menghormati Roh Kudus. Doa ini kemudian memperoleh persetujuan apostolik dari Paus Leo XIII pada tahun 1902. Rosario ini dimaksudkan sebagai sarana untuk menghormati Roh Kudus, sama seperti Rosario Bunda Maria di maksudkan para rahib Dominikan untuk menghormati Bunda Maria.

      Rosario ini terdiri atas 5 kelompok manik-manik. Tiap kelompok terdiri dari 7 manik. Sebelum dan sesudah tiap kelompok terdapat 2 butir manik besar, sehingga seluruhnya ada 35 butir manik kecil dan 12 butir manik besar. Sebagai tambahan, terdapat 3 manik kecil pada bagian permulaan. Pada ketiga manik kecil ini dibuat tanda salib, lalu di daraskan doa tobat dan himne datanglah Roh Pencipta.

      Dalam tiap kelompok manik, diucapkan doa kemuliaan pada ketujuh manik kecil, dan 1 doa Bapa Kami serta 1 Salam Maria pada kedua manik besar. Pada 2 manik besar yang tersisa di bagian akhir, diucapkan Sahadat Para Rasul (Aku percaya …..), doa Bapa Kami dan Salam Maria untuk mendoakan Bapa Suci.

      Pada doa ini terdapat 5 misteri: masing-masing misteri direnungkan pada setiap kelompok manik-manik. Angka lima merupakan penghormatan atas lima Luka Suci Yesus yang merupakan sumber rahmat yang dibagikan Roh Kudus untuk seluruh umat manusia.

      Secara berurutan, Rosario Roh Kudus di daraskan sebagai berikut:

      Dalam Nama Bapa ……….

      Doa Tobat
      Allah yang maharahim,
      aku menyesal atas dosa-dosaku,
      sungguh patut aku Engkau hukum,
      terutama sebab aku telah menghina Engkau,
      yang mahamurah dan mahabaik bagiku.
      Aku benci atas segala dosaku
      dan berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu
      hendak memperbaiki hidupku
      dan tidak akan berbuat dosa lagi.
      Allah, ampunilah aku, orang berdosa.
      Amin

      Datanglah Roh Pencipta
      Datanglah hai Roh Pencipta
      kunjungilah jiwa kami semua
      penuhilah dengan rahmat-Mu
      hati kami ciptaan-Mu.
      Gelar-Mu ialah penghibur
      rahmat Allah yang mahaluhur
      Sumber Hidup, Api Kasih
      dan Pengurapan Ilahi.
      Engkaulah sumber sapta karunia
      jemari tangan Sang Ilahi.
      Engkaulah janji sejati Allah Bapa
      yang mempergandakan bahasa.
      Terangilah akal budi,
      curahkan cinta di setiap hati.
      Segala kelemahan kami
      semoga Kau lindungi dan Kau kuatkan.
      Jauhkanlah semua musuh segera,
      anugrahkanlah kedamaian jiwa,
      dengan Engkau sebagai penuntun kami
      kejahatan tak’kan mempengaruhi.
      Perkenalkanlah kami kepada Bapa
      ajarilah agar mengakui Putra
      serta Engkau, Roh dari Keduanya
      yang kami imani dan puji selamanya.
      Segala kemuliaan bagi Allah Bapa
      dan bagi Sang Putra
      yang telah bangkit dari mati
      serta bagi-Mu Roh Kudus pula
      sepanjang segala abad.
      Amin

      Misteri Pertama:”Dari Roh Kuduslah Yesus dikandung Perawan Maria.”
      (Renungan Luk1:35 )

      Ujud khusus:
      Dengan tekun, mintalah bantuan dari Roh Ilahi serta perantaraan Bunda maria untuk mengikuti kebajikan-kebajikan Yesus Kristus, contohlah segala kebajikan-Nya, sehingga kita dapat menjadi serupa dengan citra Putra Allah.

      Renungan dan doa pribadi …
      Bapa Kami …
      Salam Maria …
      Kemuliaan … (7x)

      Misteri Kedua:”Roh Allah turun atas Yesus.”
      (Renungan Mat3:16 )

      Ujud khusus:
      Peliharalah dengan penuh kesungguhan anugrah yang tak ternilai, rahmat pengudusan yang dicurahkan dan ditanamkan dalam jiwa kita oleh Roh Kudus pada saat pembabtisan. Peganglah dengan teguh janji baptis yang telah kita ucapkan: tingkatkan iman, harapan dan cinta kasih melalui tindakan nyata, serta hiduplah sebagai anak-anak Allah dan anggota Gereja Allah yang sejati agar kelak kita dapat memperoleh warisan surgawi.

      Renungan dan doa pribadi …
      Bapa Kami …
      Salam Maria …
      Kemuliaan … (7x)

      Misteri Ketiga:”Oleh Roh Kudus, Yesus dibimbing menuju padang gurun untuk dicobai.”
      (Renungan Luk4:1-2)

      Ujud khusus:
      Bersyukurlah selalu atas ketujuh karunia Roh Kudus yang dicurahkan pada kita saat menerima Sakramen Penguatan: Roh kebijaksanaan, pengertian, nasihat, keperkasaan, pengenalan akan Allah, kesalehan, dan rasa takut akan Allah. Serahkan diri kita dengan setia kepada bimbingan Ilahi-Nya, sehingga di atas segala godaan dan pencobaan hidup kita berlaku secara perkasa sebagai seorang Kristen sejati dan prajurit Kristus yang berani.

      Renungan dan doa pribadi …
      Bapa Kami …
      Salam Maria …
      Kemuliaan … (7x)

      Misteri Keempat:”Peranan Roh Kudus dalam Gereja.”
      (Renungan Kis2:2 Kis2:4 Kis2:11 )

      Ujud khusus:
      Bersyukurlah kepada Tuhan karena Ia menjadikan kita sebagai anggota Gereja-Nya yang selalu dijiwai dan diarahkan oleh Roh Kudus, Roh yang diturunkan ke dunia untuk tugas itu pada hari Pentekosta. Dengarlah dan patuhilah Takhta Suci, wakil Roh Kudus yang tidak dapat salah, serta Gereja, pilar dan dasar kebenaran. Junjunglah ajaran-ajarannya dan belalah hak-haknya.

      Renungan dan doa pribadi …
      Bapa Kami …
      Salam Maria …
      Kemuliaan … (7x)

      Misteri Kelima:”Roh Kudus dalam jiwa-jiwa orang beriman.”
      (Renungan 1Kor6:19 1Tes5:19 Ef4:30 )

      Ujud khusus:
      Sadarilah keberadaan Roh Kudus dalam diri kita, peliharalah dengan seksama kemurnian tubuh dan jiwa, ikutilah dengan setia bimbingan Ilahi-Nya, sehingga kita dapat menghasilkan buah-buah Roh: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan hati, kebaikan, kesetiaan, kelemah lembutan, iman, kerendahan hati, penguasaan diri, dan kemurnian.

      Renungan dan doa pribadi …
      Bapa Kami …
      Salam Maria …
      Kemuliaan … (7x)

      Aku Percaya …
      Bapa Kami …
      Salam Maria …

  8. bagaimana jika paroki tempat saya misa pagi jam6 dan jam 8, setelah mengikuti misa jam 6 saya adorasi sampai jam 8 dan seterusnya saya masih adorasi, kan diluar sedang misa, dan saya juga adorasi, bagaimana seharusnya? apa salah jika saya adorasi sedangkan saya juga sudah misa sebelumnya?

    • Gunawan Yth

      Anda tidak salah. Apa yang anda lakukan juga baik. Merayakan ekaristi berarti kita merayakan perjamuan Tuhan dan ambil bagian di dalamnya kemudian kita bersatu dengan-Nya. Yesus Tuhan hadir dalam hati anda, dan anda sebaiknya bersyukur menyebah (to adore) pada Nya di dalam hati anda. Jika Tuhan sudah ada bertahta di dalam hati anda dan saya ketika merayakan ekaristi apakah kita masih perlu lagi menyembah-Nya secara khusus lagi di dalam ruang adorasi? Pada hal Tuhan ada di dalam hati anda? Tidak percayakah anda bahwa Tuhan telah ada di hati anda? Atau masih kurang puas ketika Tuhan hadir di dalam tubuhmu jiwamu hatimu, lalu anda mencari Dia lagi dalam adorasi? Bagi saya cukup ketika sesudah komunio saya hening dan menyembah Dia di dalam hati. Namun apa yang anda lakukan juga tidak salah dan baik adanya.

      salam
      Rm Wanta

      • Jika Tuhan sudah ada bertahta di dalam hati anda dan saya ketika merayakan ekaristi apakah kita masih perlu lagi menyembah-Nya secara khusus lagi di dalam ruang adorasi? Pada hal Tuhan ada di dalam hati anda? Tidak percayakah anda bahwa Tuhan telah ada di hati anda? Atau masih kurang puas ketika Tuhan hadir di dalam tubuhmu jiwamu hatimu, lalu anda mencari Dia lagi dalam adorasi?

        Tanggapan saya:
        pertanyaan permenungan romo kalo menurut saya orang awam, seolah-seolah dibaliknya kok mau mengatakan bahwa adorasi sesudah misa tidak diperkenankan. seturut jawaban Ms. inggrid (saya pribadi sangat pas dengan jawabannya), hosti kudus menyatu dengan tubuh sekitar 15-20 menit sejak kita menerima hosti, sementara jarak antara komuni sampai selesai keluar dari gereja bukankah sekitar ini? kalo menurut logika manusiawi kita … jadi kok tidak ada masalah orang sesudah misa terus adorasi. Bukankah Adorasi itu merupakan perpanjangan dari Ekaristi?? Bahkan saya menemukan sebuah buku literer tentang Adorasi sesudah Misa, tolong romo check “Adorasi Ekaristi”, pengarangnya R.E, Martasudjita, bukunya warna Merah, Penerbit Kanisius,KAS. Di sana bahkan dikatakan ” RITUS PENUTUP” ditiadakan dilanjutkan dengan Adorasi Ekaristi…..
        Selanjutnya misteri Kristus ini yang sedemikian agung-luas-besar… semoga jangan sampai kita memaksakannya untuk kita masukkan ke dalam otak-logika kita manusia yang kecil… IMAN-lah yang memampukannya…

        • Shalom Puspita,
          Ijinkan saya menanggapi ya atas nama Romo Wanta. Saya pikir Romo Wanta tidak bermaksud mengatakan bahwa Adorasi setelah Misa Kudus itu sebagai sesuatu yang tidak perlu atau tidak baik. Romo Wanta hanya ingin menekankan bahwa dengan kita menerima Ekaristi, maka sesungguhnya Kristus sudah dengan secara istimewa hadir di dalam diri kita sendiri. Setelah menerima Ekaristi, di mana Kristus sendiri hadir, maka kita sungguh- sungguh menjadi “bait Allah”/ tempat kediaman Allah sendiri (1 Kor 6: 19).

          Memang persatuan yang secara nyata itu terjadi sekitar 15-20 menit sejak kita menerima Kristus dalam rupa Hosti Kudus, sebab dalam jangka waktu itulah masih ada rupa Hosti di dalam tubuh kita, sedangkan selanjutnya sudah dicernakan oleh tubuh kita. Namun demikian, bukan berarti hadirat Allah meninggalkan kita. Sepanjang pengetahuan saya, inilah yang ingin ditekankan oleh Romo Wanta. Jangan sampai setelah seseorang menerima Komuni, lalu “lupa” bahwa sekarang ia menjadi “bait Allah” itu sendiri, lalu merasa ‘kurang’, dan karenanya harus dilengkapi dengan Adorasi. Komuni kudus itu maknanya sangat dalam dan lengkap. Dengan adanya Kristus di hati kita, seharusnya sikap hidup kita berubah ke arah yang baik dan kita terdorong untuk mengejar kekudusan dan kesempurnaan di dalam setiap perbuatan kita. Persatuan kita dengan Yesus inilah yang seharusnya membuat kita berdoa sambil bekerja atau bekerja sambil berdoa, dalam satu kesatuan.

          Itu saja saya pikir, maksud dari Romo Wanta. Ia hanya menekankan bahwa yang terpenting adalah menyadari sepenuhnya bahwa setelah menerima Komuni, Tuhan Yesus sudah masuk dan tinggal di dalam kita untuk memimpin hidup kita. Tentu inilah makna terdalam dari Ekaristi, yaitu persatuan kita dengan Kristus. Bahwa setelah itu mau dilanjutkan dengan Adorasi silakan saja, itu sangat baik; tetapi jangan sampai Adorasi ini dilakukan tanpa menyadari makna yang terpenting dari Komuni kudus tersebut, yaitu bahwa setelah kita menerima Komuni, kita sendiri menjadi bait Allah itu sendiri.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- katolisitas.org

  9. shalom….. mo tanya buk, ketika hosti dan piala di angkat oleh pastor kita juga mengangkat kedua tangan kita yang kita apitkan (bentuk menyembah) adakah sesuatu yang kita lakukan, ato ucapkan pada saat itu??? makasih……

    • Shalom Danang,
      Mungkin yang terbaik adalah untuk mengatakan di dalam hati dengan penuh iman, seperti yang dikatakan oleh Rasul Thomas, “Ya Tuhanku dan Allahku” (Yoh 20:28). Sebab kita percaya dan mengimani bahwa yang ada di hadapan kita adalah Tuhan Yesus sendiri yang hadir dalam rupa Hosti oleh kuasa Roh Kudus.
      Lebih lanjut untuk tentang bagaimana mempersiapkan diri untuk menyambut Yesus dalam Ekaristi, silakan klik di sini.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • terimakasih bu inggrid….. mulai sekarang akan saya praktekan……. oh ya bu, kalo boleh tanya lagi, ketika berdoa saya sering tidak fokus, bagaimana caranya agar ketika berdoa kita bisa fokus, apa yang kita fikirkan? atau bagaimana???? terimakasih, Tuhan Yesus memberkati……

        • Shalom Danang,

          Ada baiknya jika anda mengkhususkan tempat tertentu di rumah anda sebagai tempat anda berdoa.

          Pertama- tama, silakan anda memakai sikap doa yang baik, misalnya dengan berlutut atau duduk bersimpuh, tidak bersandar ataupun tidak dalam posisi santai yang dapat mengakibatkan anda mengantuk. Sebelum mengatakan kata apapun dalam doa anda, bayangkan bahwa anda berada di dalam hadirat Tuhan, sedang berlutut di hadapan-Nya. Katupkan tangan anda dengan jari- jari lurus ke atas ‘menghadap ke surga’, letakkan tangan anda di dada anda. Pandanglah salib Kristus, dan jika hati anda sudah terarah kepada-Nya, tutuplah mata anda dan redakanlah pikiran anda, ingatlah bahwa sekarang anda ada dalam hadirat Tuhan. Tariklah nafas anda dan hembuskan secara teratur, dan alamilah hadirat Tuhan.

          Selanjutnya masuklah di dalam doa- doa pujian dan penyembahan kepada Allah. ataupun doa pertobatan, ucapan syukur dan permohonan kepada Allah. Usaha untuk memfokuskan diri kepada Allah bukan hanya berlangsung pada saat berdoa, tetapi seharusnya dilakukan sepanjang hari. Silakan klik di sini sekedar tips sederhana supaya kita dapat mengingat Tuhan di tengah- tengah kesibukan kita setiap hari.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- katolisitas.org

  10. Salam Damai,

    Mohon penjelasan ajaran gereja tentang Adorasi :

    Saya baru2 ini ada mendengar kalau Adorasi yang dilakukan setelah misa itu tidak perlu ( kalau tidak mau dikatakan tidak boleh ) karena kita baru saja menerima Tubuh Mistik Kristus dan secara sempurna kita bersatu dengan Nya !? ( info yang saya dapat dari teman berdasarkan pengajaran seorang saudara dina ?)

    * Adorasi dilakukan secara komunal setelah ibadat sabda .?

    * Adorasi pribadi di gereja di depan Tarbenakel diluar Ekaristi Kudus?

    * Adorasi pribadi di rumah doa dimana Sakramen Mahakudus ditahtakan ? ( tentunya kalau ada Ekaristi di rumah doa tsb maka Adorasi tdk boleh)

    Semoga Rahmat Sakramen Mahakudus semakin menyatukan kita dengan Gereja Nya.

    Tks Bu Ingrid.

    • Shalom Budijanto,
      1. Begitu kita menerima Komuni Kudus, memang kita bersatu secara sempurna dengan Yesus, sebab Kristus benar-benar hadir di dalam tubuh dan jiwa kita. Katekismus mengajarkan:
      KGK 1377, Kehadiran Kristus dalam Ekaristi mulai dari saat konsekrasi dan berlangsung selama rupa Ekaristi ada.
      Nah, rupa Ekaristi dalam tubuh kita bertahan sampai sekitar 15-20 menit, sebelum rupa Hosti tersebut terurai dalam tubuh kita. Oleh sebab itu, memang dianjurkan pada waktu doa penutup (doa pribadi) sehabis misa, kita tidak tergesa-gesa, karena kita menyadari adanya kehadiran Yesus yang secara penuh dalam diri kita.
      Namun sesudah itu, kita masih tetap dapat melakukan Adorasi Sakramen Maha Kudus, tentu dengan kesadaran penuh bahwa kita baru saja mengalami persatuan sempurna dengan Kristus dalam Ekaristi.
      2. Adorasi yang dilakukan secara komunal setelah ibadat sabda (maksudnya tentu di luar perayaan Ekaristi), tentu boleh dilakukan. Demikian pula Adorasi setelah Misa Kudus, menurut hemat saya tidak menjadi masalah, sesuai dengan point 1 di atas.
      3. Adorasi pribadi di gereja di depan Tabernakel di luar Ekaristi Kudus, boleh saja dilakukan sepanjang tetap menghormati ketentuan yang berlaku. Misalnya, jangan mendekati tabernakel sampai naik ke Altar. Ini adalah sikap yang tidak pada tempatnya. Silakan berlutut/ duduk di bangku umat, dan lakukan Adorasi dalam keheningan.
      4. Adorasi pribadi di rumah doa/ kapel di mana Sakramen Mahakudus ditahtakan, silakan saja dilakukan. Malah ada beberapa kapel yang melakukan Adorasi berantai sampai 24 jam sehari, ini tentu sangat baik. Namun benar, jika di kapel tersebut diadakan Perayaan Ekaristi, memang Adorasi dihentikan sementara. Beberapa kapel semacam ini di Amerika dan Filipina dilengkapi dengan kaca patri penutup pada Altar pentahtaan Sakramen MahaKudus yang dapat bergerak menutup secara otomatis pada saat Misa berlangsung, dan tentu dibuka kembali saat Misa selesai, agar Adorasi 24 jam tersebut dapat dilanjutkan.
      Demikian keterangan saya, semoga berguna.

Comments are closed.