Doa di saat Kekeringan Rohani
oleh St. Anselmus

O, Terang yang tertinggi dan tak terhampiri
O, Kebenaran yang penuh dan terberkati
Betapa jauhnya Engkau dari aku
meskipun aku sangat dekat kepada-Mu!
Betapa jauhnya Engkau dari pandanganku
meskipun aku hadir di hadapan-Mu!
Engkau ada di manapun dengan keseluruhan diri-Mu,
namun aku tidak melihat Engkau;
di dalam Engkau aku bergerak dan hidup,
namun aku tak dapat mendekati-Mu.
O Tuhan, biarlah aku mengenal Engkau
dan mengasihi Engkau sehingga aku dapat menemukan sukacita di dalam Engkau;
dan jika aku tidak dapat melakukannya dengan sempurna di kehidupan ini,
biarlah aku sedikitnya membuat sedikit kemajuan setiap hari,
sampai pada akhirnya saat pengetahuan, kasih, dan suka cita
datang kepadaku di dalam seluruh kepenuhannya.

Amin.

6 COMMENTS

  1. shalom tim katolisitas..saya ingin bertanya bagaimana kita tahu jika kita sedang dalam kekeringan rohani?apakah itu berarti doa yg tidak membawa sukacita lagi,atau perasaan tidak didengarkan?mohon penerangannya mnurut ajaran Bunda Gereja..

    • Shalom Rudolf,

      Kekeringan rohani itu dapat dialami oleh siapapun, di tahap apapun dalam pertumbuhan rohani. Demikianlah yang kita ketahui dari beberapa tulisan para orang kudus. Seseorang yang baru bertumbuh di tahap awal, dapat mengalami kekeringan rohani, demikian juga mereka yang telah mencapai tahapan yang telah lanjut. Namun keadaaan ini tidak dapat disamakan, karena memang berbeda. Di tahap pertumbuhan awal, seseorang yang merasa kekeringan rohani, umumnya disebabkan karena dia sendiri tidak disiplin dalam meluangkan waktu untuk berdoa dan merenungkan Sabda Tuhan, tidak setia menerima sakramen-sakramen (Ekaristi dan Pengakuan dosa) dan juga sehari-harinya kurang memberikan perhatian kepada hal-hal rohani. Namun bagi orang-orang yang sudah berakar dalam doa, Sabda Allah dan sakramen, kekeringan rohani, yang umum dikenal dengan sebutan ‘dark night of the soul’/ malam gelap bagi jiwa, itu merupakan ujian yang diizinkan Allah terjadi, untuk semakin memurnikan iman, harap dan kasih mereka kepada Allah. Tentang Dark Night of the soul, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.

      Nampaknya bagi umat, kekeringan rohani jenis pertama yang lebih umum terjadi. Jika kita merasa ‘kering’ dalam doa, sepertinya merasa Tuhan itu jauh dan tidak mendengar doa-doa kita, silakan diperiksa, seberapa jauh kita sudah setia dalam kehidupan doa, mendengarkan dan merenungkan firman Tuhan, menerima sakramen-sakramen, dan terlibat dalam kegiatan gerejawi? Jika kita menemukan bahwa kita masih jatuh bangun dalam hal tersebut, maka kitalah yang harus memperbaiki diri, sebab penyebab kekeringan rohani itu adalah diri kita sendiri. (Analoginya, gambar TV tidak jelas, bukan karena kesalahan stasiun TV tetapi karena antene TV yang bersangkutan). Sebab Allah itu sama, sejak dahulu, sekarang dan selamanya, dan besar kasih-Nya juga tetap, kepada kita dan setiap orang. Hanya kadang kita manusia itu sendiri yang kurang peka, atau terhalang banyak dosa, maka tidak dapat mengalami keeratan hubungan dengan Allah itu.

      Maka, untuk mengatasinya, mari memohon belas kasihan kepada Allah, agar menunjukkan kepada kita, apakah yang harus kita perbaiki dari pihak kita, segala dosa-dosa yang menghalangi, dan mari kita mohon agar diberi kekuatan juga untuk mengakui dosa-dosa kita dan agar kita tidak mengulanginya lagi di waktu yang akan datang. Setelah itu, mari kita melakukan bagian kita, yaitu dengan melawan segala kecenderungan dosa dengan kebajikan lawannya, misalnya, jika malas berdoa, silakan dilawan dengan memberikan waktu yang lebih lama untuk berdoa. Demikianlah, jika konsisten dilakukan, ada saatnya kekeringan rohani itu akan diubah menjadi pengalaman kedekatan dengan Tuhan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  2. Terimakasih Ibu Caecilia Triastuti dan kepada seluruh pengurus web.katosilitas, saya sangat senang membaca tanggapan dari ibu Caecilia meskipun air mata saya akan terjatuh lagi dalam membaca tanggapan Ibu Caecil,dan saya akan coba menuruti saran-saran dari Ibu, dan mohon Doanya untuk kami selalu ya Bu Caecil, dan semoga dalam masa PraPaskah ini meskipun tanpa ada almh.istri saya secara pandangan visual fisiknya, namun saya tetap akan lebih semangat menjalaninya.

    Terimakasih dari kami Andy Oloan Siahaan & Mikhael Lovely Putra Aka Siahaan
    untuk seluruh staff/pengurus situs katolisitas.org
    Semoga Tuhan Yesus Selalu Memberkati seluruh Staff/Pengurus katolisitas.org
    dalam memberikan pelayanannya untuk memberikan penerangan melalui sabda Tuhan kepada setiap kami yang haus dan belum mengerti akan Firman-Nya yang begitu sangat baik dan Indah untuk keselamatan kita semua.
    Amin.

  3. saya mohon agar Romo-romo, ibu inggrid dan keluarga serta teman2 semuanya, untuk mendoakan saya yang saat ini telah ditinggal pergi oleh istri saya (Angela Maria Kartani Sagala) yang sangat saya cintai dan kasihi. meskipun sudah 25 hari kepergiaan almarhum istri saya, saya tetap merasa rapuh dan terkadang tak tau harus bagaimana sehingga saya pun merasakan seolah kekeringan rohani di dalam diri saya. (di saat menuliskan ini pun kembali saya merasakan kesedihan yang mendalam dan lagi-lagi saya menjatuhkan air mata untuk yang ke sekian kalinya).

    almarhum istri saya meninggalkan saya dan anak kami Mikhael Lovely Putra Aka Siahaan yang saat ini masih berumur 3 tahun.

    kalau boleh saya bercerita disini dan mengharapkan pencerahan dari semua kejadian ini, saya sangat berterimakasih Terutama kepada Romo-romo, Ibu ingrid Listiati dan keluarga beserta semua saudara-saudari yang telah membuat situs ini, dan membantu saya nantinya dalam menghadapi ini semua.

    Diawal bulan 6(Juni) 2012, Alm. istri saya terkena sakit pinggang ketika ia habis beres-beres rumah kita, pada waktu itu saya msh berada dikalimantan selatan krn pekerjaan saya. sepulang dari kalimantan saya mencoba mengajak almh. istri saya untuk berobat ke klinik di gereja kita di gereja St. Antonius Padua Bidaracina Otista Jaktim, dari hasil pemerikasaan kita di suruh dokter untuk foto pinggang, kalo ga salah waktu itu nama dokternya, dokter lenny ia salah satu dokter umum di klinik itu.

    akhirnya kita melakukan foto dipinggang,dan kita kembali lagi ke dokter lenny kalo ga salah 3 hari setelah dari pemeriksaan pertama. dari hasil foto tersebut kita dianjurkan sama dokter lenny untuk periksa lebih lanjut dan untuk pengobatannya ke dokter spesialis syaraf.

    akhirnya setelah beberapa hari dari anjuran dokter lenny kita pergi ke salah satu rumah sakit swasta didaerah salemba jakpus, di rumah sakit tersebut almh.istri saya diperiksa dan dianjurkan untuk dilakukan pengobatan dengan fisioterapi, setelah di fisioterapi 6 kali almh.istri saya tetap mengalami kesakitan (kesakitannya seperti dikeroyok jarum yang banyak banget dan terasa panas) dan sakitnya dari pinggang, ke pantat, paha dan lutut sebelah kiri saja. pada waktu itu sakitnya kambuh kalo sudah menjelang jam malam diatas jam 11 malam.

    setelah di fisioterapi 6 kali (seharusnya 10 kali) almh. istri saya tetap mengalami kesakitan akhirnya pihak fisioterapi menganjurkan untuk kembali ke dokter syaraf sebelumnya, dan akhirnya kita dianjurkan dokter untuk melakukan MRI, dan setelah selang beberapa hari dari anjuran dokter untuk di MRI bagian belakang pinggang almh. istri saya, kita pun pergi ke daerah mangga besar disitu ada salah satu rumah sakit pemerintah karena dirumah sakit sebelumnya tidak ada alat untuk melakukan pemeriksaan dengan MRI tersebut.

    setelah kita melakukan pemeriksaan dengan MRI, hasilnya di bagian pinggang almah.istri saya kalo ga salah di lumban ke lima bantalan tulang almh.istri saya dikatakan pecah (dan kita tahu kalo yang menyebabkan syaraf terjepitnya itu), dan solusinya dokter bilang kalo ga difisioterapi lagi dibantu dengan obat atau di akupuntur dan dibantu dengan obat juga, kalo pun msh terasa sakit ya mau ga mau jalan terakhir harus dioperasi.

    akhirnya kita coba pilih pengobatan dengan akupuntur dibantu dengan obat-obatan krn sebelumnya kita sudah melakukan pengobatan dengan fisioterapi.

    selama kita berusaha untuk mengobati sakit almh.istri saya semakin rasa sakit itu menjadi-jadi tadinya cuma diatas jam 11 (sebelas) malam keatas kambuh, ini pagi, siang sore dan malam serta subuh pun sakit itu suka kambuh-kambuh. dan kondisi almh.istri saya pun kian hari makin menurun, dia ga kuat untuk berjalan jauh dan ga kuat untuk berdiri dalam waktu lama. (dan bila sakitnya kambuh dia hanya bisa menangis dan saya pun ga tau harus berbuat apa, saya hanya bisa berusaha mencari informasi sana-sini dan memberikan obat untuk meringankan rasa sakitnya).

    selama pengobatan dengan akupuntur, hal yang sama pun dirasakan oleh almh.istri saya. ditempat pengobatan tersebut almh.istri saya merasakan agak enakan dengan rasa sakitnya tp setelah pulang dari tempat pengobatan tersebut kembali lagi almh. istri saya merasakan sakitnya minta ampun(menurut almh) dan ia kembali cuma bisa menangis lagi. pengobatan diakupuntur pun cuma dilakukan sebanyak 6 kali karena tidak ada perubahan.

    akhirnya kita mencoba dengan pengobatan herbal, karena ada tetangga kita persis sama sakitnya dengan almh.istri saya dan ia mengalami kesembuhan dari cara pengobatan herbal tersebut. namun setelah kita melakukan pengobatan sakit almh.istri saya dengan cara herbal tersebut kembali kita tidak mendapatkan hasil yang kita harapkan. disini almh.istri saya masih mengalami kesakitan, dan kita cuma 2 kali melakukan pengobatan dengan cara herbal tersebut.

    saya tetap berusaha mencari cara untuk menyembuhkan sakitnya almh.istri saya ini, saya pun kembali mencoba cara dengan browsing-browsing di internet, akhirnya saya temukan pengobatan ala tradisional Cina dipadu dengan pengobatan barat modern, waktu itu saya menemukan salah satu klinik di kawasan jl.barito jaksel. singkat cerita saya mendaftarkan almh. istri saya untuk berobat kesana.

    tapi sebelum kita melakukan pengobatan di klinik dikawasan jaksel tadi di awal bulan 12 tahun 2012 kita mendapatkan permasalah lagi, dileher almh.istri saya terdapat benjolan, pada waktu itu hari minggu, dan kita mau pergi Misa ke Gereja, ketika saya sudah siap bersama anak kami, tiba-tiba almh. istri saya menanyakan kepada saya kalo dilehernya ada seperti pembengkakan. terus saya pikir waktu itu cuma masuk angin biasa saya bilang coba di beri balsem sama minum air hangat ma. akhirnya kita pada waktu itu nggak jadi berangkat kegereja untuk misa, krn pembengkakan di leher almh.istri saya.

    tiba waktunya kita pergi ke klinik dikawasan jaksel untuk melakukan pengobatan, pada waktu itu hari jum’at tanggalnya saya lupa kita kesana sekitar jam 2 siang, dan yang mengobati disana ngga bisa bhs indonesia tapi mereka mempunyai penerjemah, akhirnya mereka coba membaca hasil MRInya almh.istri saya dan dilakukan tindakan pijat chiropatic(kalo ga salah). dan setelah dari pengobatan tersebut harusnya kita kembali lg hari selasa karena sabtu dan minggu disana penuh dan hari senin mereka libur.

    sebelum hari selasa, almh.istri saya kembali mengalami sakitnya dan kali ini tidak tertahankan lagi, dihari senin sekitar jam 2 pagi akhirnya saya membawa alm.istri saya kembali ke rumah sakit swasta dikawasan salemba jakpus. dan almh.istri saya disana langsung masuk UGD dan akhirnya dirawat inap disana sekitar 27 hari lamanya.

    hari pertama istri saya dilakukan pemeriksaan USG dilehernya jam 9 malam, dan pengambilan darah serta rekam jantung. dihari kedua dilakukan usg perut dan dilakukan biopsi di pangkal lehernya kiri dan kanan, dan sambil menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut dokter menyarankan untuk menambah dokter lagi untuk konsolidasi pemeriksaan lebih jauh.
    sambil dilakukan pemeriksaan dan pengobatan untuk masalah HNP(syaraf terjepit) di bagian pinggangnya. selama perawatan disana makin hari makin banyak dokter yang memeriksa sakit almh.istri saya, dan ada jg ditambah 2 professor untuk membantu pengobatan dan pemeriksaan sakit almh.istri saya. setelah beberapa hari kita menunngu hasil tak kunjung-kunjung juga kita mendapatkan hasil medisnya almh.istri saya, malah ada biopsi ulang untuk mengambil jaringan yang agak lebih dalam lagi dileher bagian sebelah kiri.

    akhirnya kita menyetujui untuk dibiopsi ulang, dan pada waktu itu dilakukan city scan terlebih dahulu sebelum dibiopsi ulang, karena kita dikasih tau sama kapten tim dokternya kalo hasil usg diperut kurang jelas.

    selama perawatan di rumah sakit, almh. istri saya sebenarnya sudah menunjukan indikasi-indikasi yang tidak normal, ia minta bertemu dengan seluruh anggota keluarganya, teman-teman mudika kita dulu dan semua sahabat-sahabatnya. saya berpikiran waktu itu ,,,ah wajar dari seorang yang sedang sakit karena jujur saya sempat mengalami ketakutan untuk berpikir lebih jauh dan saya tidak rela untuk kejadian yang terburuk.

    dan almh.istri saya juga mengatakan selama di ruang USG perut ia melihat Bunda Maria diatas langit-langit ruangan tersebut dan dibawahnya ia melihat orang banyak dan jahat, istri ku mengatakan demikian,,,, “pa selama perut ku di USG aku tadi melihat Bunda Maria diatas langit-langit ruangan dan dibawahnya banyak orang-orang yang berkumpul dan melihat keatas tapi mereka ga lihat kalo di atas mereka ada Bunda Maria” terus saya tanya “tau dari mana ma kalo kamu tau mereka ga bisa lihat Bunda Maria diatas mereka dan kalau mereka jahat”,,, “iya pa mereka cuma sibuk berebutan sesuatu diatas mereka tanpa memanggil nama Bunda Maria, tapi aku lihat jelas kalo diatas mereka ada Bunda Maria, dan aku menyendiri jauh dari keramaian orang-orang banyak itu sambil memandangi Bunda Maria”.

    dan masih banyak lagi hal-hal yang almh.istri saya katakan salah satunya lagi kalo almh.istri saya suka melihat sinar yang begitu terang di sekitar tempat tidurnya selama ia terbaring sakit.

    Ketika istri saya dirawat inap di rumah sakit tersebut, kurang lebih satu minggu istri saya tidak bisa lagi untuk duduk dan badannya pun semakin hari semakin kurus. dan setelah kurang lebih satu minggu istri saya coba disuruh untuk belajar duduk, akhirnya dengan semangat istri saya pun dapat kembali duduk namun tidak bisa bertahan untuk duduk dalam waktu lama. dan saya pun mencoba minta ke dokter syarafnya kalo bisa dibantu dengan alat yaitu korset pinggang untuk membantu meringankan rasa sakit ketika duduk dalam waktu lama dan dokter pun menyetujui dan menyarankan untuk membeli alat tersebut.

    sambil menunggu hasil medis almh.istri saya, kurang lebih sudah 2 minggu berjalan, almh.istri saya pun disuruh kembali untuk ke fisioterapi untuk belajar berdiri kembali dan berjalan. setelah kurang lebih 2 minggu, saya dipanggil oleh kapten team dokter almh.istri saya, dan mengatakan hasil medisnya, disitu saya terkejut dan badan saya seperti terlepas dari roh saya karena mendengar hasil medisnya kalo almh.istri saya mengidap KANKER GANAS dan saya disitu “nge Blank” ga tau harus bagaimana dan saya menangis.

    seolah saya tidak mempercayai hasil medis tersebut dan saya kembali minta kepastiaanya kedokter dan ada 3 dokter yang menjelaskan dengan penjelasan yang sama. dan saya pun dianjurkan untuk memberitahukan kepada seluruh pihak keluarga baik keluarga dari almh.istri saya maupun keluarga saya.

    maaf sebelumnya ,,,saya sempat protes ke Tuhan Yesus, Tuhan Mengapa, kenapa istri ku diberi cobaan yang begitu beratnya dan keluarga kecil kami ini/gereja kecil mu ini seolah hancur seluruh semangat dan harapannya. selalu saya bertanya – tanya mengapa dan kenapa Tuhan………
    Saya tidak pernah untuk selingkuh atau pun menghianati cinta dan janji pernikahan kami didepan MU.
    (karena saya pun mengatakan ke almh.istri saya, “percaya sama aku ya ma jika aku pergi ke luar kota bekerja/meninggalkan kamu sama mikhael aku nggak mau janji sama kamu tapi aku janji sama Tuhan Yesus kalo aku ngga akan macem-macem meskipun diluar sana yang banyak godaannya. sebab kalo aku janji sama kamu ma terlalu gampang untuk mengingkarinya” almh.istri saya pun akhirnya bahagia dengan ucapan ku seperti itu dan kami memang sangat saling mempercayai satu sama lain).

    Tapi akhirnya saya menyadari kalo protes saya ke Tuhan Yesus itu salah dan itu egois(namun sebagai manusia biasa dan sangat mengasihi dan menyayangi istri saya, terkadang sampai saat ini pun saya masih belum rela)….(Ampuni aku ya Tuhan Yesus).

    Setelah seluruh anggota keluarga saya beritahu semuanya, pun mereka sama seperti saya pertamanya kaget, tidak mempercayai hasilnya, dan banyak juga anggota keluarga dan teman-teman untuk menyarankan pengobatan alternatif, dan setelah kurang lebih 22 hari almh. istri saya dirawat, kedua orang tua saya pun datang ke jakarta dari palembang.

    selama istri saya dirawat keinginannya tercapai semua anggota keluarga sebagian besar, teman-teman mudika kita dulu dan sahabat-sahabatnya datang membesuk dan tak henti-hentinya memberikan semangat dan doa begitu pun tetangga dan semua orang yang datang membesuk selalu memberikan semangat dan doa-doa untuk almh.istri saya dan saya beserta anak kami.

    akhirnya setelah 27 hari dirawat dokter pun memberikan izin kepada keluarga untuk membawa almh.istri saya untuk melakukan pengobatan ke alternatif, dan akhirnya kami pun memutuskan untuk pulang kerumah. dan pada waktu itu saya mendapatkan saran dari salah satu anggota lingkungan dari wilayah mertua saya, untuk mendatangi salah satu Romo/Pastor di kathedral Bogor. dan sebelumnya saya pun sudah mendengar tentang romo yang dari kathedral Bogor ini, bila kita sudah tidak memiliki harapan lagi untuk sembuh secara medis(manusia), coba kita datang ke romo tersebut dengan iman yakin dan percaya mudah-mudahan terjadi mukjizat(harapan kita sebagai manusia biasa).

    setelah pulang kerumah tanggal 5 januari 2013, kita mencoba untuk mendatangi romo tersebut namun halangan-halangan selalu kita jumpai. di hari minggu romo tersebut tidak mau untuk melayani, dan kita kembali lagi harus mendaftar dulu, dan akhirnya kita dihubungi untuk bertemu romo tersebut dan dilakukan pengobatan(disini tidak ada niat saya sama sekali untuk menyalahkan Romo/Pastor tersebut, saya menceritakan apa adanya). sebelum kita datang ke kathedral bogor tersebut kita terhambat kembali dengan jalan yang begitu dan sangat macetnya dan kita pun terlambat sampai ditempat yang kita tuju hingga membuat kondisi almh.istri saya kelelahan dan “drop” lagi. sampai dirumah ia tidak bisa lagi duduk dan berdiri lagi dan kondisinya semakin parah, serta kesadarannya menurun dan untuk bicara ia sudah mengalami kesulitan.

    tanggal 10 januari jam 2 pagi dini hari kembali akhirnya almh.istri saya kembali dibawa ke rumah sakit, salah satu rumah sakit swasta di daerah jaktim, dan kembali ia masuk ke UGD dan dirawat inap. sekitar jam 9 pagi ada salah satu dokter dari rumah sakit disana memanggil saya dan bertanya setelah dokter tersebut membaca hasil rekam medis almh.istri saya sebelumnnya,,, dokter tersebut bertanya “bapak sudah tau sakit istri bapak”? saya jawab “sudah dokter”. dan dokter tersebut mengatakan tidak bisa berbuat apa-apa untuk pengobatan istri saya, dan kembali dokter tersebut menanyakan saya, “bapak maunya gimana”,,saya jawab “saya minta tolong dokter, kembalikan kesadaran dan stamina istri saya kembali agar ia bisa berinteraksi lagi dengan normal, meskipun kita sudah tidak bisa berharap lebih jauh”.

    lagi-lagi dokter tersebut menyerah tapi kalo untuk stamina kita akan coba, kata dokter tersebut. terus saya berkata okelah dokter dan saya mengucapkan terimakasih ya dokter.

    setelah 9 hari dirawat di salah satu rumah sakit swasta di daerah jaktim tersebut akhirnya almh.istri saya menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 19 Januari 2013 sekitar pukul 16.35 wib.

    detik-detik terkahir almh.istri saya mau meninggalkan kami saya berdiri disebelah kanannya dan kami saling menatap ketika itu saya melihat begitu lemahnya pandangan almh.istri saya ke saya dan ia pun meneteskan air mata pertamanya. terus saya ambil buku kumpulan doa-doa, disitu saya berdoa tiga kali untuk doa-doa yang mengharapkan mukjizat ketika doa ketiga sudah selesai saya ucapkan, tergerak dalam hati saya untuk berdoa pasrah memasrahkan almh. istri saya kepada Allah Bapa di Surga meskipun dalam hati saya pun blm rela untuk melepasnya pergi, namun ketika doa tersebut belum terucapkan seperti ada suara yang menyuruh saya menghampiri almh.istri saya karena ketika saya berdoa saya duduk berada diujung kaki/bangsal almh.istri saya sebelah kiri. dan seketika itu juga saya menghapiri istri saya lagi dari sebelah kirinya dan kembali kami saling menatap lagi dan disitu almh.istri saya meneteskan air matanya yang ke dua dan ia pun menutup matanya untuk selamanya.

    disitu saya teriak menangis sekencang-kencangnya, seolah-olah saya sudah tidak memiliki harapan untuk hidup juga, seluruh harapan dan semangat hidup saya hancur, ketakutan-ketakutan saya terjawab sudah, perasaan saya bercampur aduk, dan sebagainya,,,,,,,,

    Nb ; selama perawatan dan pengobatan hingga ajal menjemput almh.istri saya, ia tidak pernah mengetahui sakit penyakit yang dideritanya, karena pada waktu itu saya takut kalo memberitahukan kepada almh.istri saya sakit penyakitnya malah nanti membuat “drop” kondisi badannya dan psikisnya.

    Selama berusaha untuk melakukan pengobatan kesana kemari kami selalu berdoa dan menyerahkan seluruh usaha dan keinginan kami kepada Allah Bapa.

    Catatan :
    1. di hari ketiga sebelum ajal menjemputnya dengan seluruh tenaga dan kekuatannya almh.istri saya mengatakan kalo ia sudah dipanggil Tuhan, terus almh.istri saya menjawab ngga mau.

    pertanyaanya : apakah salah yang dijawab oleh almh.istri saya?

    2. di hari ke 2 sebelum ajalnya, almh.istri saya dengan seluruh tenaga dan kekuatannya kembali berbicara ke saya “pa ayo kita naik ke atas”
    terus saya jawab “jangan dulu ma, mikhael masih kecil, tunggu mikhael sudah siap untuk kita tinggalkan, ayo kita ke atas”.

    pertanyaannya : apakah salah jawaban saya ke almah.istri saya?

    dan sampai saat ini saya bertanya-tanya, apakah setelah kematian menjemput kita, masihkah kita membawa identitas kita sebelumnya?

    dan apabila suatu saat dalam jangka waktu beberapa lama kita pun kembali dipanggil oleh Allah Bapa, apakah kita dapat mengenali kembali pasangan hidup kita sebelumnya dan dapatkah kita dapat bersama-sama lagi dengan catatan tidak ada lagi pernikahan?

    3. apakah untuk menikah lagi adalah solusi karena dari beberapa teman, tetangga dan keluarga menganjurkan seperti itu untuk menghibur saya?
    sedangkan pikiran saya apabila saya bisa bertemu dengan almh.istri saya kembali di surga dan kami bisa bersama-sama lagi, saya tidak akan menikah lagi untuk keutuhan dan keabadian cinta kami. apakah pandangan saya ini salah?

    bagaimana menurut pandangan iman katolik, mohon pencerahannya dari Romo-romo, ibu Ingrid dan keluarga serta saudara-saudari yang membuka situs ini.

    pesan-pesan indah almh.istri saya Angela Maria Kartani Sagala semasa hidupnya :
    “JANGANLAH MENGUNGKIT APA YANG TELAH KAU BERIKAN
    KEPADA ORANG-ORANG YANG TELAH KAU BERIKAN BANTUAN
    MESKIPUN PADA AKHIRNYA ORANG-ORANG TERSEBUT BERBUAT JAHAT
    KE KAMU, DAN BERIKANLAH BANTUAN TERSEBUT DENGAN IKHLAS.

    DAN JANGAN PERNAH MENYIMPAN DENDAM DI HATI MU”

    inilah pesan-pesan singkat almh.istri saya kepada saya yang begitu sangat indah.

    dan saya mengucapkan terimakasih banyak kepada seluruh pengurus situs ini yang telah memberikan ruang untuk saya mencurahkan seluruh pengalaman iman saya yang sedikit banyak mungkin dapat membantu merefleksikan hidup kita saat ini. dan kepada saudara-saudari yang sudah mau membaca seluruh cerita dan mau membantu saya dalam pemulihan diri saya demi anak kami Mikhael yang telah ditinggalkan oleh ibunya. sekali lagi terimakasih dan Tuhan Yesus Memberkati kita semua. Amin

    egobassis@yahoo.co.id ===> mohon berbagi pengalamannya atau yang tahu cara menghadapi semua ini dengan pandangan iman katolik.

    Mohon maaf jika ada kata-kata atau cara penyampaian saya yang salah, karena saya tahu ,,,, Tuhan itu Maha Pengasih…..
    Tuhan itu Maha Pemurah….
    Tuhan itu Maha Baik……..
    Tuhan itu Maha Pengampun…..
    ………………………..
    Tuhan itu Maha Segala-galanya……..

    dan Allah Bapa menyatakan dirinya lewat putranya Tuhan kita Yesus Kristus…..

    Tuhan Yesus……kasihanilah kami
    Tuhan Yesus……kasihanilah kami
    Tuhan Yesus……kasihanilah kami
    Amin.

    • Shalom Andy,

      Pertama-tama kami semua di Katolisitas turut menyampaikan rasa dukacita yang mendalam atas wafatnya istri Anda yang tercinta, Angela Maria Kartani Sagala. Dalam iman kita akan kebangkitan Kristus yang jaya bagi keselamatan umat manusia yang mengasihi Dia dan sungguh teramat dikasihiNya, kita mempunyai pengharapan indah bahwa jiwanya disambut dalam sukacita kasih setia Allah Bapa dan bersama doa-doa kita, diperkenankan mengalami kedamaian kekal di Surga. Kiranya kasih dan penghiburanNya yang melampaui segala pengertian, akan selalu dapat Anda alami dan rasakan, terutama di saat-saat ini di mana Anda masih sangat merasakan kehilangan dan kesedihan yang mendalam.

      Membaca kisah yang Anda tuliskan, saya merasa bahwa sebagai suami, Anda telah memberikan semua yang terbaik dan semua yang bisa Anda lakukan untuk mendampingi dan mencurahkan cinta, yang sangat dibutuhkan istri Anda selama masa-masa sakitnya. Dan sambil membaca, saya bersyukur kepada Tuhan yang Maha Memelihara bahwa sampai akhir hidupnya,  istri Anda tentu merasa sangat dicintai dan didampingi sepenuhnya oleh Anda. Saya percaya kekuatan cinta itu mengantarnya pulang ke Rumah Bapa dalam kehangatan, kedamaian. Pada akhirnya, kita semua akan kembali kepada Sang Pencipta kita, yang terlebih dahulu mencintai kita lebih daripada siapapun di dunia ini, karena dari Dialah kita berasal, oleh cintaNya kita telah diciptakan dan diberikan berbagai karunia kehidupan yang indah di dunia ini, dan oleh karena itu, kembali kepada CintaNya menurut kehendakNya adalah hal terindah yang akan dialami oleh semua manusia yang percaya kepadaNya, melintasi kehidupan ini.

      Walau sejujurnya tidak banyak dari kita manusia yang telah benar-benar siap saat ajal menjemput kita, namun bagi kita yang sungguh mengimani Kristus, setia kepada-Nya sampai akhir, dan meninggal dalam keadaan rahmat Tuhan, maka segala ketidaksiapan ataupun kekurangsempurnaan akan dimurnikan dalam Api Penyucian, agar jiwa sungguh siap bertemu Tuhan dalam kerajaan-Nya. Itulah sebabnya penting bagi Anda untuk mendoakan jiwa istri Anda itu, agar jika ia berpulang dalam keadaan tidak sepenuhnya siap, jiwanya dapat dimurnikan oleh Tuhan sendiri sehingga segera dapat bersatu dengan-Nya dalam kerajaan Surga.

      Memang perpisahan karena kematian orang yang sangat kita kasihi terutama di saat Anda dan si kecil Mikhael Lovely Putra Aka Siahaan masih sangat membutuhkan kehadirannya, dapat amat menyedihkan hati, kadang mendorong kita mempertanyakan kebijaksanaan dan kebaikan Tuhan. Saya bersyukur bahwa di tengah kesedihan, Anda masih tetap berusaha memegang teguh iman dan kasih kepada Tuhan, dan meminta ampun jika merasa telah marah kepadaNya. Saya percaya bahwa Tuhan sangat mengerti kesedihan Anda. Dan Ia terus memberikan Anda kekuatan dan penghiburan, hanya saja Anda harus tetap memusatkan perhatian Anda untuk bisa melihatNya dan mengalami penghiburan itu dinyatakan kepada Anda setiap hari. Di dalam kepedihan yang dalam, Tuhan tidak absen, justru Dia tepat berada di tengah-tengahnya dan selalu hadir bagi Anda, karena kasih setiaNya melewati apa yang bisa kita pahami. Kita akan bisa terus mengalaminya dengan kacamata iman, kasih, dan percaya bahwa Dia adalah Allah yang sangat baik dan selalu memikirkan dan mengusahakan keselamatan kita. Kasih dan penyelenggaraan Tuhan yang begitu baik, jauh melewati hidup dan kematian, memang sering di luar yang bisa kita bayangkan. Maka sering kita tidak mengerti, tentang keputusan Tuhan dan berbagai alasan di balik suatu peristiwa sedih dalam kehidupan ini. Namun ketidakmengertian itu tidak menghalangi kasih setia Tuhan yang terus menerus bagi kita, dan ketidakmengertian itu juga tidak perlu menghalangi kita untuk percaya terus kepada janji setiaNya. Dia tetap dan akan selalu mengasihi Anda dan memelihara Anda serta istri Anda dalam kekekalan.

      Kadang-kadang penderitaan hidup membuat kita merasa ditinggalkan dan tidak dikasihi. Perasaan ditinggalkan dan tidak dikasihi Allah adalah derita yang amat besar yang membuat kita kehilangan gairah hidup, sebagaimana Yesus juga telah mengalaminya untuk kita di kayu salib menjelang wafat-Nya (lihat Mat 27:46). Tetapi sebagaimana Yesus menunjukkan kasih-Nya sedemikian besar bagi kita, kasih Allah tidak pernah meninggalkan kita, apapun juga yang kita alami di dunia ini. Rasul Paulus menegaskan hal itu dalam Roma 8:35-39 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?  (ayat 35). Rasul Paulus bisa mengatakan demikian selain karena imannya, juga karena beliau pun telah mengalaminya sendiri dan dapat bersaksi akan kesetiaan kasih Allah.

      Sedapat mungkin, perbanyaklah doa-doa kepada Tuhan, termasuk doa-doa devosi dengan bantuan Bunda Maria dan para Kudus. Para Kudus yang sudah berada di Surga dapat membantu Anda merasakan kasih Allah yang melampaui keterbatasan ruang dan waktu, mereka dapat turut berdoa bagi istri Anda dan bagi Anda dan si kecil. Luangkan waktu-waktu khusus untuk membaca Sabda-Nya yang meneguhkan, misalnya dari Kitab Mazmur 23, 86, dan 90. Hadirilah Ekaristi Kudus dengan semangat kasih sebagaimana kasih yang Anda alami dan rasakan bersama istri Anda yang sekarang sudah Anda percayakan ke dalam tangan Tuhan Yesus. Dalam Yesus, Anda bisa tetap berdoa bersama-sama dengan istri Anda di dalam batin, berdoa untuk istri Anda, dan berdoa bersamanya di dalam Tuhan, karena kasih setia-Nya tidak mengenal batasan ruang dan waktu. Jika mungkin sebaiknya Anda tidak sering sendirian, tetapi perbanyaklah bersekutu dengan saudara-saudara seiman, untuk juga bisa saling meneguhkan di dalam doa bersama, merenungkan Sabda Tuhan, dan mendengarkan kesusahan orang lain juga. Dengan meringankan beban orang lain, beban Anda sendiri dapat terangkat sedikit demi sedikit.

      Untuk pertanyaan Anda nomor 1 dan 2, menurut hemat saya tidak salah, karena keduanya adalah ungkapan manusiawi yang didasari oleh kasih dan keinginan untuk menjadi sembuh pada saat itu, dan keinginan itu tidak salah. Tuhan juga menginginkan kesembuhan istri Anda, namun kesembuhan yang Dia rancang adalah kesembuhan yang terbaik untuk istri Anda yaitu kembali dapat bersama-sama CintaNya sepenuhnya. Tuhan mempunyai rencana yang indah bagi Anda dan anak Anda, jangan takut dan jangan kuatir. Dengan terus bersandar kepada kasih setia-Nya, saya percaya Anda akan terus mengalami kekuatan kasih Tuhan dan rencana-Nya yang indah akan terus tergenapi dalam hidup Anda.  Tuhan percaya kepada Anda bahwa Anda akan sanggup melewati semuanya ini, sebab Dia mengijinkan semua ini terjadi. Oleh karena itu, kekuatan-Nya akan selalu bersama Anda, kalau Anda juga percaya dan yakin bahwa Dia akan terus memberikan Anda kekuatan untuk menghadapinya. Bahkan dipanggil untuk menjadi saksi-Nya yang teguh yang pada waktunya nanti akan mampu memberikan kekuatan kepada orang lain yang membutuhkan teladan kekuatan dari Anda yang selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal.

      Untuk pertanyaan ketiga, Anda dapat membaca penjelasan Pak Stef dan Ibu Ingrid di artikel “Bagaimanakah kehidupan suami istri di Surga“. Saat-saat ini Anda masih dalam suasana dukacita dan kehilangan yang dalam. Berilah waktu kepada diri sendiri untuk berduka dan merasakan kasih setia Tuhan yang tetap teguh dalam suka dan duka hidup manusia. Sebaiknya dalam keadaan berduka yang dalam Anda tidak memutuskan sesuatu yang penting, termasuk keputusan untuk menikah lagi. Sebab walaupun itu dapat merupakan sesuatu yang baik jika memang Tuhan menghendakinya, pernikahan adalah keputusan besar yang harus dilakukan dalam keadaan jernih dengan semua pertimbangan yang matang sehingga kebahagiaan yang Anda dambakan darinya dapat tercapai dengan baik. Biarkanlah semuanya berjalan dengan alamiah dan serahkanlah semuanya kepada kasih penghiburan Tuhan yang selalu mengasihi dan memelihara Anda dan keluarga.

      Semoga penjelasan dan sharing ini dapat sedikit membantu. Doa kami menyertai Anda dan keluarga.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Triastuti – katolisitas.org

Comments are closed.