Beberapa ayat Alkitab yang terlihat bertentangan dengan iman Kristiani

Ada cukup banyak pembaca yang memberikan pertanyaan tentang beberapa ayat di Kitab Suci yang terlihat bertentangan satu sama lain, atau terlihat bertentangan dengan iman Kristiani. Secara bertahap, kami akan menambahkan daftar dari ayat-ayat sesuai dengan pertanyaan yang masuk.

Mrk 10:40; Mat 20:23 – Yesus tidak berhak memberikan tempat di Sorga?

Dalam Injil diceritakan bahwa ketika Yohanes dan Yakobus meminta kepada Yesus agar mereka dapat duduk di sebelah kiri dan kanan-Nya, maka Dia menjawab demikian “Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan.” (Mrk 10:40; bdk Mat 20:23) Dari ayat ini, sekilas terlihat bahwa Kristus tidak mempunyai hak memberikan namun hanya Bapa saja. Oleh karena itu, Bapa lebih besar daripada Kristus.

Dalam mengartikan Kitab Suci – seperti yang dituliskan dalam Vatikan II – maka kita harus memperhatikan isi dan kesatuan Kitab Suci. Kita tahu bahwa di dalam Perjanjian Baru – dalam berbagai kesempatan dan dengan berbagai cara – Kristus telah membuktikan bahwa Dia adalah Tuhan. Silakan melihat link ini – silakan klik. Jadi, bagaimana mungkin bahwa Yesus yang adalah Tuhan mengatakan bahwa “Dia tidak berhak memberikannya”? Pertama, ayat tersebut bukan untuk mempertentangkan antara Yesus dan Bapa, namun untuk mengkontraskan sikap yang diperlukan untuk mencapai Sorga – yaitu kerendahan hati – dengan sikap yang sombong yang pada saat itu ditunjukkan oleh Yakobus dan Yohanes. Kedua, kalau kita melihat Latin Vulgate dari St. Jerome, maka ada perkataan “You”, yang di dalam DRB (Douay Rheims Bible) dituliskan sebagai berikut “But to sit on my right hand or on my left is not mine to give to you, but to them for whom it is prepared.” Dengan demikian, kita dapat menginterpretasikan bahwa untuk duduk di sisi kanan dan kiri Yesus bukanlah diberikan oleh Yesus kepada kamu berdua [Yakobus dan Yohanes], karena melihat kesombonganmu pada saat ini. Tempat yang paling tinggi di dalam Kerajaan Sorga adalah milik yang ‘terendah’. Bunda Maria menuliskan “Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya” (Lk 1:48).

Mrk 1:16-18 dan Yoh 1:35-42 – Bagaimana Simon dan Andreas dipanggil Yesus?

Di dalam Mrk 1:16-18, diceritakan bagaimana Yesus memanggil Simon dan Andreas yang sedang menebarkan jalanya dan mereka kemudian meninggalkan jalanya dan mengikuti Yesus. Namun di dalam Yoh 1:35-42 diceritakan bahwa Andreas yang mengikuti Yesus kemudian membawa Simon kepada Yesus. Dari dua cerita ini manakah yang benar?

a. Pertama, adalah benar bahwa Yesus memanggil Simon dan Andreas untuk mengikuti Yesus, seperti yang diceritakan di dalam dua Injil tersebut. Dan hal utama inilah yang ingin disampaikan di dua Injil tersebut.

b. Dua hal yang berbeda yang terlihat bertentangan di dalam dua Injil dapat juga berarti dua hal yang terjadi secara berlainan. Sebagai contoh, mungkin Yesus telah bertemu terlebih dahulu dengan Simon dan Andreas seperti yang diceritakan di dalam Yoh 1:35-42. Dalam kesempatan tersebut Simon dan Andreas telah berbincang-bincang dengan Yesus. Dan di kemudian hari, Yesus bertemu dengan Simon dan Andreas yang sedang menerbarkan jalanya, seperti yang diceritakan di dalam Mrk 1:16-18. Dan pada kesempatan ini Yesus mengundang Simon dan Andreas untuk mengikuti Yesus, yang dijawab oleh mereka dengan segera. Dengan demikian, tidak ada yang bertentangan antara Mrk 1:16-18 dan Yoh 1:35-42

1Kor 14:34-35 – Kitab Suci tidak menghargai wanita

34 Sama seperti dalam semua Jemaat orang-orang kudus, perempuan-perempuan harus berdiam diri dalam pertemuan-pertemuan Jemaat. Sebab mereka tidak diperbolehkan untuk berbicara. Mereka harus menundukkan diri, seperti yang dikatakan juga oleh hukum Taurat. 35 Jika mereka ingin mengetahui sesuatu, baiklah mereka menanyakannya kepada suaminya di rumah. Sebab tidak sopan bagi perempuan untuk berbicara dalam pertemuan Jemaat.” (1Kor 14:34-35)

a) Kalau ayat ini dipergunakan untuk mencoba membuktikan bahwa Alkitab tidak menghargai wanita, saya kira tidak pada tempatnya. Pengarang yang sama, yaitu Rasul Paulus mengatakan “Bagaimanapun juga, bagi kamu masing-masing berlaku: kasihilah isterimu seperti dirimu sendiri dan isteri hendaklah menghormati suaminya.” (Ef 5:33). Dan kita juga melihat ada beberapa wanita yang ikut terlibat dalam pelayanan, seperti yang disebutkan di Rm 16:1-12; Phil 4:2-3. Dan rasul Paulus juga menyebutkan kesetaraan wanita dengan pria di ayat Gal 3:27-28; 1 Kor 11:11. Dan hubungan antara wanita dan pria adalah seperti hubungan antara Gereja dan Kristus, dimana rasul Paulus mengatakan “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya.” (Eph 5:25) Inilah sebabnya, mengikuti perintah Kristus, maka Gereja Katolik memandang bahwa perkawinan adalah suatu hal yang sakral, sama seperti hubungan Gereja dan Kristus. Dan hal ini terlihat dari pernikahan Katolik yang monogami antara laki-laki dan perempuan.

b) Rasul Paulus juga tidak melarang bagi perempuan untuk berdoa dan bernubuat (lih. 1 Kor 11:5). Lalu mengapa rasul Paulus mengatakan agar wanita harus diam di 1 Kor 14:34-35? Hal ini merujuk kepada fungsi mengajar yang resmi, yang dilakukan oleh para pastor, uskup, dan Paus, yang semuanya adalah laki-laki. Namun, hal ini tidaklah mengurangi derajat wanita, kalau seorang wanita tidak dapat menjadi imam (pastor/uskup/paus), karena hubungan antara Kristus dan Gereja-Nya, dimana digambarkan sebagai hubungan antara suami dan istri. Dan karena para imam bertindak dalam nama Kristus, maka sudahlah sepantasnya bahwa seorang imam adalah laki-laki, sama seperti suami adalah laki-laki. Kaum wanita tetap dapat mengambil bagian yang lain dalam membangun Gereja, yang dapat kita lihat dari begitu banyak santa dalam sejarah Gereja Katolik. Derajat kaum pria tidak berkurang walaupun tidak dapat melahirkan, karena memang bukan merupakan kodratnya untuk dapat melahirkan.

Yeh 23:20-21 – Pornografi di dalam Kitab Suci

20 Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda. 21 Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu.” (Yeh 23:20-21)

a) Untuk mengerti ayat-ayat ini dengan benar, maka kita harus mengerti juga genre penulisan di Alkitab. Dalam hal ini, terlihat jelas bahwa penulisan bab 23 ini menggunakan bahasa puitis dan metaphor, seperti yang dapat kita lihat di ayat 4, yang mengatakan “Nama yang tertua ialah Ohola dan nama adiknya ialah Oholiba. Mereka Aku punya dan mereka melahirkan anak-anak lelaki dan perempuan. Mengenai nama-nama mereka, Ohola ialah Samaria dan Oholiba ialah Yerusalem.” Di sini, terlihat jelas, bahwa kakak beradik ini, yang digambarkan sebagai Ohola dan Oholiba adalah menggambarkan Samaria (10 suku Israel) dan Yerusalem (2 suku Israel). Diceritakan bagaimana Ohola telah berzinah atau dalam hubungan dengan Tuhan telah berpaling pada berhala-berhala sejak dari Mesir (ay. 8) dan kepada orang-orang Asyur (ay. 5-10).

b) Dan kemudian adiknya, yaitu Oholiba juga terlibat pada penyembahan berhala, bukan hanya dengan berhala-berhala Asyur namun juga dengan berhala-berhala Babel. (ay. 11-21). Dan kemudian diceritakan bagaimana Tuhan menghukum perbuatan berhala mereka – yaitu perbuatan menduakan Tuhan (ay. 22-35). Kemudian hal ini dipertegas dengan perkataan:

37. Sebab mereka berzinah, tangan mereka berlumuran darah dan mereka berzinah dengan menyembah berhala-berhalanya, bahkan anak-anak lelaki mereka yang dilahirkan bagi-Ku dipersembahkannya sebagai korban dalam api kepada berhala-berhalanya menjadi makanan.
38 Selain itu hal ini juga mereka lakukan terhadap Aku, mereka menajiskan tempat kudus-Ku pada hari itu dan melanggar kekudusan hari-hari Sabat-Ku.
39 Dan sedang mereka menyembelih anak-anak mereka untuk berhala-berhalanya, mereka datang pada hari itu ke tempat kudus-Ku dan melanggar kekudusannya. Sungguh, inilah yang dilakukan mereka di dalam rumah-Ku.

c) Justru dengan pemaparan yang terlihat vulgar di Yehezkiel 23 ini, maka kita dapat melihat betapa menduakan Tuhan (dengan menyembah allah-allah lain) adalah sungguh memalukan dan mendatangkan suatu hukuman yang berat. Dan nilai-nilai moral yang dikemukan adalah jelas, yaitu agar kita dapat terus setia kepada Tuhan dan tidak boleh menyembah berhala. Justru dengan membandingkan berhala dan perzinahan, maka kita dapat melihat bahwa tubuh manusia juga merupakan sesuatu yang suci, bahwa seksualitas adalah sesuatu yang suci, di mana pasangan suami istri harus melakukan hubungan seks atas dasar kasih.

Ibr 7:1-3 – Persaingan antara Yesus dan Melkisedek?

1 Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia. 2 Kepadanyapun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera. 3 Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.” (Ibr 7:1-3)

Kalau ayat tersebut dipakai untuk menyatakan adanya persaingan antara Melkisedek dan Yesus, saya pikir argumentasinya kurang kuat dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Kita tahu bahwa PL harus dibaca dalam terang PB. Dalam PL, imam senantiasa berasal dari suku Lewi (lih. Ul 18:1). Dan kita tahu bahwa Yesus bukan dari suku Lewi, namun dari suku Yehuda. Pertanyaannya adalah, mengapa Yesus menjadi imam agung, padahal Dia bukan dari suku Lewi? Di sinilah rasul Paulus memberikan argumentasi bahwa Yesus adalah imam agung bukan menurut suku/keturunan, namun menurut peraturan Melkisedek. (lih. Ibr 5:6) Dengan demikian, kita tidak melihat adanya persaingan antara Melkisedek dengan Yesus, namun, justru Melkisedek menjadi gambaran akan Yesus, imam yang benar dan agung, karena Dia telah mempersembahkan Diri-Nya sendiri menjadi korban abadi, korban yang sempurna (karena kematian-Nya dilandasi oleh kasih) di kayu salib, sehingga Dia dapat menjadi perantara antara manusia dan Tuhan.

Mrk 4:12 – Yesus menyembunyikan sesuatu?

supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun.” (Mrk 4:12)

a) Untuk melihat arti dari ayat ini, kita harus melihat ayat-ayat mulai dari Mk 4:3, di mana Yesus memberikan perumpamaan tentang penabur benih. Benih yang ditabur adalah sama, namun jatuh pada kondisi yang berbeda-beda, yaitu: di tanah yang berbatu-batu, di tengah semak berduri, dan di tanah yang baik. Tiga kondisi tersebut menggambarkan kondisi hati manusia, yang kemudian diterangkan di ayat Mrk 4:14-20. Pertanyaannya, mengapa Yesus mengatakan “supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun.” di ayat 12?

b) Mrk 4:12 adalah merupakan kutipan dari Yes 6:9-10, yang mengatakan “9 Kemudian firman-Nya: “Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-sungguh, tetapi menanggap: jangan!
10 Buatlah hati bangsa ini keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh.

Hal ini dipertegas dalam Mat 13:14-15, di mana Yesus berkata “14. Maka pada mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak menanggap. 15 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.

c) Dengan demikian, kalau para pendengar tidak dapat mengerti pelajaran Yesus, bukan Yesus yang menyembunyikan sesuatu, namun, karena sebagian orang yang mendengarkan Firman Allah telah menutup hatinya dan mengeraskan hatinya, sehingga tidak akan dapat mengerti. Kita melihat, kalau Yesus berbicara dengan perumpamaan justru untuk mempermudah para pendengar untuk mengerti pesan yang ingin disampaikan, sama seperti pengkotbah jaman ini, yang memberikan begitu banyak contoh dan perumpaan, sehingga mudah ditangkap. Dan ini dibuktikan bahwa kaum Farisi juga mengerti perkataan dan perumpamaan yang diberikan oleh Yesus, sehingga dikatakan “Ketika imam-imam kepala dan orang-orang Farisi mendengar perumpamaan-perumpamaan Yesus, mereka mengerti, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya. (Mat. 21:45)

Mat 17:25: Apakah Rasul Petrus berbohong?

Ketika di Kapernaum Rasul Petrus ditanya pemungut bea Bait Allah, apakah Yesus membayar bea tersebut, dan Rasul Petrus menjawab, “Memang membayar.” Apakah ia telah berbohong?

Demikianlah keterangan yang saya peroleh dari beberapa buku Catholic Commentary on Holy Scripture tentang ayat Mat 17:24-27 tersebut:

Rasul Petrus menjawab “Memang membayar /Ya” kepada pemungut bea bait Allah, karena biasanya memang Tuhan Yesus membayar semua pajak, bea dst, yang umum dikenakan kepada orang-orang, ke manapun Ia datang. Dengan demikian Yesus mengajarkan bahwa anak-anak Allah harus tunduk kepada semua hukum sipil di tempat manapun mereka hidup, dan harus membayar pajak yang dikenakan kepada mereka oleh otoritas publik; dan meskipun ada di antara pungutan pajak ini kemudian ditemukan tidak adil. Mereka tidak memberontak, sebab bukan bagian dari mereka untuk melakukan reformasi politik bangsa-bangsa, melainkan untuk mereformasi moral dunia.

Dalam perikop tersebut, Tuhan Yesus telah mengetahui kesulitan Petrus. Maka Yesus mengisahkan tentang suatu perumpamaan, justru untuk menunjukkan bahwa penarikan bea bait Allah terhadap-Nya yang adalah “Sang Mesias, Anak Allah yang hidup” (Mat 16:18) sebenarnya tidak pada tempatnya. Sebab umumnya pajak ditarik dari orang asing, dan bukan dari anak-anak raja itu sendiri. Nah bea bait Allah adalah tribut yang diberikan setiap orang kepada Allah (Josephus, Antiquities. 18,9,1). Sebenarnya karena Yesus adalah Anak Allah -dan karenanya Ia adalah Allah- maka sesungguhnya Ia terbebas dari bea ini.

Namun Yesus tidak menolak untuk membayar bea ini, karena dapat dipandang sebagai tindakan yang tidak sepantasnya oleh orang-orang yang tidak mengetahui tentang martabat-Nya sebagai Putera Allah. Sesungguhnya uang yang diperlukan dapat saja diperoleh dengan cara yang biasa, tetapi Tuhan Yesus memilih untuk menggunakan cara mukjizat agar tidak menjadi batu sandungan terhadap prinsip bahwa ‘anak-anak raja terbebas dari membayar pajak’, maka uang yang dipakai untuk membayar tidak diambil dari kas para Rasul. Simon Petrus dan para Rasul lainnya juga terhubung dengan imunitas Kristus yang adalah Tuhan yang melebihi Bait Allah ini (lih. Mat 12:1-8), sehingga semestinya iapun terbebas dari membayar bea ini. Namun Yesus menghendaki agar Petrus tetap membayar bea ini, baik bagi-Nya dan dan bagi Petrus sendiri, dan dengan demikian menyelesaikan masalah antara Gereja awal dan negara.

Nah, maka yang dipersoalkan di sini bukan masalah pajak kota Kapernaum, tetapi pajak bait Allah. Hal membayar pajak, memang sudah dicontohkan oleh Yesus, mengingat bahwa Ia mengajarkan untuk memberikan kepada Kaisar apa yang menjadi hak kaisar -dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah (lih. Mat 22:21; Mrk 12:17; Luk 20:25). Maka dengan demikian Kristus tidak mengatakan bahwa pajak adalah pungutan liar. Jika pemerintah yang berkuasa secara legitim menentukan suatu pajak, itu adalah sah, dan rakyat wajib membayarnya. Namun untuk bea bait Allah inilah, Yesus menunjukkan suatu kekhususan yang lain, yaitu karena Ia adalah Anak Allah, seharusnya Ia tak perlu membayar pajak bait Allah. Namun agar tidak menjadi sandungan bagi orang-orang Yahudi, Ia tetap menyerahkan uang untuk bea tersebut, namun uang itu diperoleh secara mukjizat dan bukan disisihkan dari kas para Rasul. Yesus menyuruh Rasul Petrus menangkap ikan di danau dari dari mulut ikan pertama yang tertangkap, ia akan menemukan uang 4 dirham untuk membayar bea itu bagi Yesus dan bagi dirinya sendiri.

5 1 vote
Article Rating
48 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
johanes
9 years ago

Shalom Pak Stef, Trimakasih atas penjelasannya. Pak Stef, Abraham adalah orang yg diberkati Allah (Kej 12:2-3) tentunya Allah akan menjaga orang yg diberkati-Nya, akan tetapi jelas Abraham berkata bahwa kalau orang mesir tahu Sarai istrinya, dia akan dibunuh oleh orang mesir (ay 12), sehingga dengan sadar (menurut saya) Abraham dengan teganya membiarkan istrinya menjadi istri firaun demi kepentingan pribadi Abraham yaitu supaya tidak dibunuh orang mesir dan agar Abraham mendapat kambing domba, lembu sapi, keledai jantan, budak laki-laki dan perempuan, keledai betina dan unta (ay16), terutama Abraham juga mendapat perempuan. Sehingga wajar saja ketua Wilayah kami berpendapat bahwa Allah mengijinkan… Read more »

johanes
Reply to  Stefanus Tay
9 years ago

Trimakasih Pak Stef, sekarang sudah jelas.

Pak Stef, Saya ada pertanyaan lain,
Markus 24: 37-44, terutama ayat 40-41 apakah maksud dari keduanya?

Terimakasih, salam dalam kasih Tuhan,
johanes

Ingrid Listiati
Reply to  johanes
9 years ago

Shalom Johanes, Injil Markus berakhir pada bab 16. Maka mungkin maksud Anda Injil Matius 24:37-44? Ulasan umum tentang Mat 24 sudah pernah disampaikan di artikel ini, silakan klik. Ayat 40-41 sering dihubungkan dengan keadaan kedatangan Yesus yang kedua di akhir zaman. Keadaan itu begitu tiba-tiba, yang akan menunjukkan perbedaan yang tajam, antara ‘nasib’ kedua orang yang pada saat itu sedang berdekatan satu sama lain. Arti ‘dibawa’ dan ‘ditinggalkan’ tergantung dari bagaimana mengartikan keadaan itu. Bagi mereka yang menerima konteks akhir dunia, maka ‘dibawa’ diartikan sebagai dibawa kepada Tuhan, sedangkan yang ‘ditinggalkan’, ditinggalkan karena tidak diterima oleh Tuhan. Namun sebaliknya, dalam… Read more »

johanes
9 years ago

Dear Katolisitas,
Beberapa waktu yang lalu salah seorang ketua wilayah di paroki kami berkomentar tentang perikop Kej 12:10-20 yang menceritakan tentang Abraham membiarkan istrinya Sarai diperistri oleh Firaun, nampaknya Allah mengizinkan Sarai melacur atas keinginan Abraham (ay 16-19), pertanyaan saya adalah apakah maksud dari Abraham membiarkan Sarai menjadi istri Firaun atau apakah yang ingin disampaikan Allah dalam perikop ini?
Demikian pula yang tertulis dalam Kej 20:1-18, Abraham juga membiarkan Sarai diperistri oleh Abimelekh. Dua perikop ini membuat saya penasaran ketika mendengar komentar Ketua Wilayah kami.

Mohon pencerahan.

Salam dalam kasih Tuhan,
Johanes

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
48
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x