Alleluia!

Mari kita merenungkan, andaikata kita hidup di jaman Yesus, apakah yang akan kita lakukan pada hari raya Paskah ini, ketika pada hari Jumat yang baru lalu kita menyaksikan kematian-Nya di kayu salib? Akankah kita bangun pagi-pagi benar untuk menuju ke kubur Yesus seperti para wanita itu? (lih. Mrk 16:1-7). Sebenarnya kita perlu kagum dengan para wanita itu. Walaupun mereka tidak tahu bagaimana mereka dapat melihat Yesus, karena mereka tidak dapat menggeser sendiri pintu kubur yang terbuat dari batu, namun itu tidak mencegah mereka untuk tetap datang ke kubur Yesus. Mereka membawa rempah- rempah, tentu dengan harapan agar dapat melihat Yesus yang terbaring di kubur. Namun apa yang mereka temukan? Kubur telah terbuka, dan kosong!

Malaikat dari surga menampakkan diri kepada mereka dan memberitakan tentang kebangkitan Yesus, “Ia tidak ada di sini. Ia telah bangkit. … Tetapi sekarang pergilah, katakanlah kepada para rasul dan kepada Petrus: Ia mendahului kamu ke Galilea, di sana kamu akan melihat Dia…” (Mrk 16:6-7). O, betapa bahagianya mereka mendengar kabar ini. Yesus yang mereka sembah dan mereka kasihi telah bangkit mengalahkan maut. Alleluia! Alleluia! Dengan suka cita tak terkira para wanita itu segera beranjak dan berlari untuk menemui para rasul dan mengabarkan kabar kebangkitan Yesus. Di saat itulah Yesus menampakkan diri kepada mereka dan berkata, “Salam bagimu.” (Mat 28:9). Dan para wanita itu tunduk dan sujud menyembah-Nya. Karena mata mereka telah menyaksikan pemenuhan perkataan Yesus, “Akulah Kebangkitan dan Hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku ia akan hidup walaupun ia sudah mati.” (Yoh 11:25). Betapa Kristus telah menggenapi firman ini dengan kebangkitan-Nya sendiri dari kematian-Nya. Dan berbahagialah para wanita itu, karena Allah berkenan menanggapi keinginan mereka yang begitu kuat untuk bertemu Yesus: mereka menjadi saksi pertama kebangkitan Kristus. Dan ya, mereka bertemu dengan Yesus yang bangkit!

Mari tengoklah ke dalam diri kita masing-masing. Adakah kitapun memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu Yesus seperti mereka. Mungkin ada di antara kita yang telah mencari Dia selama bertahun-tahun. Mungkin pula hal ini dibarengi dengan usaha menggulingkan batu kesombongan di dalam hati, seperti batu di pintu kubur itu. Jika kita sungguh-sungguh ingin bertemu dengan Dia, maka pada saat itu juga kita akan menerima juga rahmat-Nya untuk membuang dan mengatasi semua halangan. Mengikuti teladan para wanita itu, mari kita berusaha untuk terus mencari dan menemukan-Nya di dalam hidup kita. Tentu usaha ini juga kita barengi dengan kepercayaan dan pengharapan bahwa Allah akan membantu dengan rahmat-Nya sehingga kita dapat menemukan Dia. Kristus adalah Putera Allah yang sanggup menjadikan kita sungguh-sungguh ‘hidup’, sebab Ia telah mengalahkan segala kuasa dosa yang menjadi musuh kehidupan manusia, dan musuh yang terakhir adalah maut (1 Kor 15:26). Oleh kebangkitan Kristus, kita tidak memandang maut sebagai akhir dari segalanya, sebab kita percaya, ada kehidupan yang baru dan kekal yang menyusul sesudah itu, bagi kita semua yang percaya kepada-Nya.

Kenyataan bahwa Yesus sudah bangkit, padahal hari masih pagi-pagi benar, menyatakan kerinduan-Nya untuk segera bertemu dengan para murid-Nya untuk menguatkan iman mereka. Kristus sungguh ingin menyatakan pada kita bahwa Ia sudah mengalahkan kuasa dosa dan maut; dan karenanya tujuan rencana Allah dengan kedatangan-Nya di dunia ini sudah digenapi. Oleh kebangkitan-Nya, Yesus telah membuka jalan bagi kita. Pintu surga sudah kembali terbuka bagi kita semua yang percaya kepada-Nya.

Maka, kebangkitan Kristus merupakan suatu kenyataan justru karena demikian besar buah-buahnya sampai sekarang. Kristus sungguh hidup! Berapa banyak orang yang percaya, termasuk juga kita, mengalami betapa hidup kita berubah dan diperbaharui setelah kita percaya kepada Tuhan Yesus? Rasul Paulus jelas mengatakan bahwa terdapat banyak saksi yang melihat Yesus telah sungguh bangkit dan menampakkan diri sesudah kematian-Nya, suatu keadaan yang tidak mungkin terjadi jika Ia bukan Tuhan (lih 1 Kor 15: 1-11). Karena banyaknya saksi mata, maka tak ada suatu karya tulispun di abad itu yang menentang kebangkitan Yesus. Hanya pada beberapa abad kemudian, atau bahkan di jaman modern ini orang mulai mempertanyakan bagaimana itu mungkin terjadi karena kelihatan tidak mungkin, jika ditinjau dari sisi pandang akal manusia. Maka kita dihadapkan pada pilihan kepada siapa kita mau percaya, kepada kesaksian Alkitab yang adalah Sabda Allah, ataukah kepada pendapat manusia?

Sebagai pengikut Kristus, selayaknya kita tidak digoyahkan oleh pandangan manusia, karena kita berpegang pada kesaksian Allah yang pasti benar. Kristus sungguh bangkit, sebab memang itulah yang menjadi kehendak Allah. Sebab jika Kristus tidak sungguh bangkit, maka sia-sialah pemberitaan Injil, dan sia-sialah iman kita (1 Kor 15:14). Demikianlah iman kita dapat teguh berdiri, sebab iman kita tidak didasari oleh pengajaran orang yang mati, tetapi oleh Allah yang hidup. Kristus, Putera Allah yang menjelma menjadi manusia, memang memilih untuk mati dan bangkit pada hari ketiga, untuk mengalahkan kuasa dosa dan maut. Dengan kebangkitan-Nya, Kritus menjadi yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal untuk bangkit dari mati agar segala sesuatu ditaklukkan dan Allah dapat meraja di dalam semua (lih. 1 Kor 15:20-28). Oleh wafat dan kebangkitan-Nya, kita dimampukan untuk berjuang meninggalkan dosa dan kelemahan kita, dan hidup baru di dalam Tuhan. Oleh kebangkitan-Nya dari mati, maka kematian bagi kita orang yang percaya bukan menjadi akhir dari segalanya, melainkan suatu awal dari kehidupan yang baru bersama Tuhan. Karena kebangkitan Kristus, kita selalu mempunyai pengharapan bahwa kesusahan dan penderitaan yang kita hadapi sekarang ini akan menghantar kita kepada kemenangan bersama Dia pada saat-Nya!

Mari kita bersuka untuk kemenangan Kristus pada hari raya Paskah. Dan semoga suka cita ini kita pelihara dalam hati kita, terutama setiap kali kita mengikuti perayaan Ekaristi. Sebab pada setiap kali Ekaristi dirayakan, kita merayakan kembali Misteri Paskah ini yang merupakan kenangan akan kurban Kristus dan kebangkitan-Nya, dan karena itu kita memperoleh buah-buahnya (lih. KGK 1366). Maka oleh kuasa Roh Kudus di dalam Gereja-Nya, kurban Kristus yang satu-satunya itu dapat terus dihadirkan kembali dan mendatangkan buah-buahnya bagi kita sampai sekarang. Kita dapat terus diperbaharui dalam iman dan kasih kepada-Nya, dan dalam pengharapan akan keselamatan kekal. Oleh rahmat-Nya, kita dapat menjalani kehidupan kita di dunia dengan suka cita sebab Tuhan Yesus yang hidup selalu beserta kita.

Selamat Hari Raya Paskah! Semoga suka cita Paskah selalu menyertai kita semua.

Alleluia! Alleluia!

12 COMMENTS

  1. Shalom mba Ingrid…
    saya mau tanya, apa arti alleluiya itu? Saya baca di salah satu website http://yesuscross.wordpress.com/ katanya alleuiya = Pujilah Dewa Bulan? Apa benar mba?

    maaf atas ketidaktahuan saya ya mba… :) GBU

    [dari Katolisitas: Rm Santo sudah pernah memberikan penjelasan mengenai arti dari  kata”alleluia”, silakan klik di sini untuk membacanya. Alleluia artinya adalah “kalian semua, pujilah Tuhan”. Mari kita tidak mudah terpengaruh oleh pandangan-pandangan yang aneh yang sering beredar di berbagai sumber di dunia maya, yang tidak berakar dari iman Kristiani]

  2. Salam,

    Saya ingin bertanya apa makna telur Paskah ? saat mencari gambar utk tema Paskah di internet, banyak sekali muncul gambar telur Paskah drpd gbr kebangkitan Yesus. Terima kasih.

    • Shalom Amelia,

      Jika kita membaca sejarah, kebiasaan orang menghubungkan musim semi dengan telur itu sudah ada sejak zaman dahulu kala, yaitu zaman Persia dan Mesir kuno, yang memulai tahun baru mereka pada musim semi. Telur dimaknai sebagai simbol kelahiran/ kehidupan baru. Maka mereka umumnya merayakan datangnya musim semi dengan saling menghadiahkan telur di antara mereka. Kebiasaan ini juga sudah dirayakan pada masyarakat Eropa.

      Ketika agama Kristen masuk, perayaan telur itu diberi makna yang rohani. Selain juga bahwa perayaan Paskah yang jatuh pada musim semi, maka telur juga diberi makna sehubungan dengan perayaan Paskah. Dalam Masa Paskah kita merayakan ataupun memperingati Pembaptisan kita yang maknanya adalah bahwa kita telah mati terhadap dosa, untuk hidup baru bersama Kristus. Demikian tertulis dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma:

      “Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru…. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” (Rom 6:4,11)

      Dengan demikian, agama Kristiani mengangkat dan menguduskan suatu perayaan yang telah ada dalam sejarah kehidupan manusia. Salah satu prinsipnya adalah ‘Grace perfects nature‘/ Rahmat Tuhan menyempurnakan kodrat, artinya Tuhan tidak serta merta meniadakan apa yang telah terjadi secara kodrati/ alamiah. Sejak dahulu kala, manusia menghargai kehidupan dan datangnya musim semi yang menjadi pertanda permulaan kehidupan baru, setelah berbulan-bulan lamanya melalui musim dingin di mana alam seolah- olah telah mati. Perayaan kehidupan baru ini memiliki makna yang religius dengan adanya perayaan Misteri Paskah, yang olehnya kitapun dipersatukan dengan Kristus dalam kematian-Nya untuk dibangkitkan bersama-Nya. Melalui masa Prapaska kita melewati masa pertobatan, yang mengingatkan kita agar mati terhadap dosa, untuk menyongsong kebangkitan Kristus, di mana kita juga akan dibangkitkan bersama-Nya untuk memperoleh hidup baru di dalam Dia.

      Bahwa sekarang di internet kita lebih banyak mendapatkan informasi tentang telur Paskah daripada makna Paskah itu sendiri kemungkinan berkaitan dengan fakta bahwa makna telur sebagai simbol kehidupan baru dapat diterima setiap orang dari segala bangsa dan agama; sedangkan makna Paskah sebagai perayaan Kristus yang bangkit untuk memberi kehidupan baru dan kekal, itu hanya diterima oleh mereka yang percaya kepada Kristus. Namun sebaiknya ini tidak menyurutkan semangat kita untuk mewartakan Kristus, sebab Ia memberikan makna kehidupan baru yang lebih sejati daripada simbolisme sebutir telur.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  3. untuk mbak Ingrid..

    Terima kasih telah untuk jawabannya, Tuhan mengasihi.

    Ini mau tanya lagi mbak, kata aleluya itu berasal dari bahasa apa? Kenapa kok di Protestan disebut haleluya??

    Pengakuan dosa itu seperti apa sih? Kapan harus dilakukan dan seperti apa teks-nya??

    Tolong dijelasin ya..karena aku masih awam banget tentang Katolik (sebenarnya tentang protestan juga masih awam, tapi “hebatnya”aku Kristen)

    • Salam Eflin,

      “Haleluya” adalah bentuk bahasa Ibrani. “Alleluia” merupakan terjemahannya dalam bahasa Latin. Dalam bahasa Jawa menjadi “Aleluyah”, dan dalam bahasa Indonesia menjadi “Aleluia”. Arti “haleluya” ialah “Kalian semua, pujilah Tuhan”

      Salam,
      Yohanes Dwi Harsanto Pr

      Tambahan dari redaksi :

      Mengenai Sakramen Pengakuan Dosa, silakan membaca rangkaian artikel mengenai Sakramen Pengakuan Dosa yaitu “Masih Perlukah Sakramen Pengakuan Dosa?” yang terdiri dari dari empat bagian dengan keterangan penekanan masing-masing bagian sebagai berikut:

      Bagian pertama, silakan klik : apakah dosa itu; bagaimana efeknya, prosesnya, bobotnya dan bagaimana Sakramen Pengakuan Dosa dapat berperan di sana.

      Bagian kedua, silakan klik : keberatan-keberatan terhadap Sakramen Pengakuan Dosa dan penjelasan dari sudut pandang iman Katolik terhadap berbagai keberatan itu.

      Bagian ketiga, silakan klik : apakah yang sebenarnya diajarkan oleh Gereja Katolik tentang Sakramen Pengakuan Dosa.

      Bagian keempat, silakan klik : petunjuk praktis untuk mengaku dosa dengan baik (antara lain menjawab pertanyaan Anda mengenai kapan harus dilakukan dan seperti apa teksnya)

      Selamat membaca dan silakan bertanya kembali jika masih ada yang belum jelas

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      http://www.katolisitas.org

  4. Shalom semua,,,,,, Tuhan memberkati kematian Tuhan membuat kita menjadi sabar karna kita semua tau hanya Yesus Gembala yang baik Raja di atas segala raja Dia rela mati di atas kayu penderitaan kayu kesengsaraan yaitu kayu salib. Tuhan mati untuk kita untuk menyelamatkan dosa walau pun saya tidak melihat Tuhan hari ini q tau bahwa nnt di Surga q akn ber sma Tuhan di surga. Seperti kakek q yg udh meninggal dia pasti sekarang di samping orang2 beriman aku tau itu. Tuhan pasti buka jalan utk q yg mau UASBN dan aku tau di saat q mengerjakan Tuhan Yesus ada di dkt q walau q tdk melihat tapi q waji percaya. AMIEN. Puji Tuhan. Tuhan memberkati IMANUEL GBU

  5. Aku ingin memuji Tuhan atas rahmat yg Ia curahkan kepadaku…..
    rahmat itu adalah mengetahui betapa besar Tuhan mengasihi manusia…mengasihi Saya dan Anda…..
    sungguh ….sungguh…sungguh…terpujilah nama Tuhan…karena Ia menuntun aku untuk membaca tentang St. Faustina Kowalska…….

    Berkat rahmat ini saya semakin bisa menghayati anugerah yg kita terima saat misa hari minggu…..
    berbahagialah mereka yg secara teratur mengikuti misa kudus dihari minggu…..karena di sanalah Allah menguatkan jiwa mereka, Allah menyucikan jiwa mereka sehingga semakin layak untuk menderita bersama-Nya yg pada akhirnya akan berbahagia bersama orang-orang kudus-Nya….

    Dari luar memang tidak kelihatan perubahan akan lawatan Allah akan jiwa kita…tetapi percayalah….Allah terus memperbaharui jiwa kita dan saudara-saudara kita saat kita mendoakan mereka……dan Allah terus memperbaharui jiwa kita saat kita berjuang melawan kecenderungan dosa dalam diri kita…dan saat kita berjuang demi kesalamatan orang lain…….

  6. Shalom Bu Ingrid,
    saya mau tanya mengapa gereja katolik merayakan Ekaristi Paskah mulai hari Sabtu? Bukankah Yesus bangkit pada hari ketiga yaitu hari Minggu? Mohon penjelasan. Terima kasih.

    • Shalom Chandra,
      Asal usul perayaan Easter Vigil (Malam Paska) sebenarnya telah berlangsung sejak abad-abad awal. Liturgi perayaan pada Sabtu Paska ini sudah dituliskan oleh Rabanus Maurus, pada abad ke 9 (De cleric Instit., II, 28).
      Awalnya, perayaan ini dirayakan sesaat sebelum tengah malam, untuk merayakan Kristus sebagai Terang (Lumen Christi) yang mengusir kegelapan dosa dan maut. Maka pada malam Paska kita merayakan Liturgi Terang pada awal Misa. Kita ketahui pada hari Minggu subuh, saat para wanita (Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus, dan Salome) mengunjungi kubur Yesus, kubur itu sudah terbuka dan kosong. Maka di Kitab Suci sendiri tidak disebutkan jam persisnya kapan Yesus bangkit dari mati, hanya pada waktu subuh Dia sudah bangkit, seperti yang dikatakan oleh malaikat, dan dinyatakan pula oleh penampakan diri-Nya.
      Gereja Katolik kemudian merayakannya pada tengah malam. Kenyataan bahwa di Indonesia misalnya, perayaan Malam Paska dimulai sebelum tengah malam, itu lebih karena alasan kepraktisan, karena alasan keamanan, ataupun kalau misa semua diadakan tengah malam, maka mungkin gereja tidak cukup menampung umat, maka diadakan beberapa misa. Walaupun demikian, makna yang ingin disampaikan tidak berubah, sebab kita mengetahui bahwa Yesus sungguh bangkit. Bahwa perayaan dilakukan malam sebelumnya, itu seperti tradisi Gereja merayakan perayaan sejak doa Vesper malam sebelumnya, dan ini umum terjadi untuk hari-hari besar, seperti Natal dan Pentakosta. [Atau jika umpamanya seperti kita merayakan Malam Tahun Baru]. Ini tidak mengubah menyataan bahwa Yesus bangkit pada hari ketiga, yaitu Minggu Paska, walaupun bisa juga diartikan pada awal hari itu, yaitu tengah malam.

      Salam kasih dari http://www.katolisitas.org
      Ingrid Listiati

  7. [dari admin: dua pertanyaan saya jadikan satu]
    Yth Katolisitas,
    beberapa tahun yang lalu tiap misa Minggu Paskah kedua, selalu dirayakan juga hari Minggu Kerahiman Ilahi. Saya mau bertanya lebih jauh mengapa pada hari minggu Paskah kedua dirayakan juga Minggu Kerahiman Ilahi. Terima kasih.

    Saya ingin bertanya tentang Pembaharuan Janji Baptis di Gereja setiap Malam Paskah, bagaimana dengan umat yang belum dibaptis? Apa juga mengucapkan janji baptis? padahal belum dibaptis? Karena di Gereja saya (tidak tahu yang lain), tidak diberitahukan Pembaharuan Janji Baptis hanya untuk yang sudah dibaptis.

    Salam Paskah

    Chris

    • Shalom Chris,

      (1) Mengenai Pembaharuan janji Baptis.
      Pada Misa Malam Paska atau pada hari Paskah diadakan pembaharuan janji Baptis, dan memang biasanya tidak ditanyakan dahulu siapa yang sudah dibaptis, siapa yang belum. Bagi yang belum dibaptis memang tidak dianjurkan mengucapkan pembaharuan janji Baptis, karena memang belum dibaptis. Tidak adanya keterangan atau pertanyaan terlebih dahulu [bahwa seorang sudah dibaptis atau belum, untuk menyebutkan pembaharuan janji Baptis], itu memang wajar, karena sebenarnya misa terutama diperuntukkan untuk orang yang sudah dibaptis secara Katolik. Maka pada pembaharuan janji baptis, mereka yang belum dibaptis tidak perlu berdiri dan tidak perlu mengucapkan pembaharuan janji baptis.

      (2) Mengenai Minggu Kerahiman Ilahi.
      Hari Minggu Paskah kedua (seminggu setelah Paskah) memang dirayakan sebagai Minggu Kerahiman Ilahi, sesuai dengan yang dipesankan Yesus kepada St. Faustina Kowalska. Perayaan ini didahului oleh Novena Kerahiman Ilahi yang dimulai pada hari Jumat Agung. Pada hari Minggu Kerahiman Ilahi itu, seorang yang mengikuti Misa Kudus, berdoa devosi Kerahiman Ilahi, berdoa bagi intensi Bapa Paus, dan mengaku dosa dalam jangka waktu 8 hari (sebelum atau sesudah hari itu), dapat memperoleh indulgensi. Silakan membaca lebih lanjut tentang Devosi Kerahiman Ilahi di link ini (silakan klik di sini dan klik di sini ). Walaupun demikian, karena devosi ini terhitung ‘baru’ (dimulai resmi Juni 2002) maka tidak semua gereja/ paroki merayakannya. Devosi Kerahiman Ilahi ini adalah salah satu devosi yang indah dan sangat berguna bagi pertumbuhan iman, maka jika Chris tertarik mempelajarinya, silakan membaca dan melakukannya dalam kehidupan doa anda. Tentang doa Novena Koronka dan Novena Kerahiman Ilahi sudah dicetak dalam bahasa Indonesia, dalam booklet tersendiri, oleh penerbit Kanisius.

      Salam kasih dari http://www.katolisitas.org
      Ingrid Listiati

  8. Semoga dengan Wafat Yesus Kristus di salib, dan kebangkitan-Nya, kita pun dikuatkan untuk bangkit dalam iman, bangkit dalam membangun kehidupan yang lebih baik, bangkit dalam semangat melayani, mewartakan kasih-Nya. Kristus Bangkit! Kristus mulia! Mari kita wartakan! Selamat Paskah. Alleluya

Comments are closed.