Pertanyaan:
Shalom Pak Stev dan Bu Inggrid
Mau minta penjelasan. Ceritanya begini ketika saya di perpustakaan buka-buka buku saya temukan satu buku judulnya Bukti Al-quran Wahyu Tuhan yang ditulis oleh DR. Rashad Khalifa. Pada Lampiran 19 ada penjelasan Tinjauan Bibel tentang Muhammad ada referensi kitab suci diantaranya Yeyasa (Yesaya) 42:1-6,11, Ulangan 18:18,19. Kemudian Injil Markus 19,24. Apakah benar secara eksplisit atau inplisit Alkitab memuat tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW yang menurut saudara kita yang muslim nabi terakhir dan penyempurna semua agama. Makasih tim katolisitas.
Jawaban:
Shalom Juang,
Pertama- tama, mati kita pahami bersama bahwa Kitab Suci adalah Sabda Tuhan yang diberikan kepada Gereja, sehingga memang Gerejalah yang dapat memberikan interpretasinya dengan benar. Rasul Petrus mengajarkan, “Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat- nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang- orang berbicara atas nama Allah.” (2 Pet 1:20)
Yes 42:1-6 memuat nubuat yang mengacu kepada Mesias, dan ini digenapi dalam diri Kristus. Demikian pula Ul 18:18,19. Sedangkan kutipan Injil Markus 19,24, itu silakan diperiksa kembali, sebab Injil Markus berakhir hanya sampai bab 16:20. Gereja Katolik mengajarkan bahwa penggenapan Wahyu Allah (Wahyu umum yang tercantum dalam Kitab Suci) sudah mencapai puncaknya di dalam Kristus, dan tidak ada lagi wahyu umum yang baru, sampai kedatangan Kristus yang kedua di akhir jaman nanti. Katekismus mengajarkan:
KGK 66 “Tata penyelamatan Kristen sebagai suatu perjanjian yang baru dan definitif, tidak pernah akan lenyap, dan tidak perlu diharapkan suatu wahyu umum baru, sebelum kedatangan yang jaya Tuhan kita Yesus Kristus” (Dei Verbum 4). Walaupun wahyu itu sudah selesai, namun isinya sama sekali belum digali seluruhnya; masih merupakan tugas kepercayaan umat Kristen, supaya dalam peredaran zaman lama kelamaan dapat mengerti seluruh artinya.
KGK 73 “Allah mewahyukan Diri secara penuh dengan mengutus Putera-Nya sendiri; di dalam Dia Ia mengadakan perjanjian untuk selama-lamanya. Kristus adalah Sabda Bapa yang definitif, sehingga sesudah Dia tidak akan ada Wahyu lain lagi.”
Dengan demikian, Katekismus mengajarkan bahwa tidak ada penyempurnaan wahyu umum yang baru. Oleh karena itu, tidak ada nubuat eksplisit maupun implisit dari Kitab Suci tentang kedatangan nabi yang lain setelah Kristus. Nubuat – nubuat para nabi dalam Perjanjian Lama mengacu kepada puncak penggenapannya di dalam diri Kristus, seperti yang ditulis di artikel di sini, silakan klik.
Bahwa nubuat Nabi Yesaya dalam Yes 42:1-4 tergenapi di dalam Kristus dinyatakan secara eksplisit dalam Mat 12: 17-21. Berikut ini interpretasi ayat Yes 42:1-6, 11, yang saya kutip dari A Catholic Commentary on Holy Scripture, ed. Dom Orchard, p. 562-563:
“Hamba Tuhan yang diperkenalkan di sini adalah Mesias yang akan datang, yang dinyatakan tidak sebagai raja ataupun penguasa, tetapi sebagai seorang pekerja dan penderita. Tuhanlah yang mengangkatNya adalah yang memilihNya, dan melimpahiNya dengan Roh-Nya, dan menunjuk-Nya sebagai pengajar bangsa- bangsa. Misi-Nya akan dikenal dengan ciri-ciri kelemahlembutan dan simpati, kesetiaan dan konsitensi dan akan dimahkotai dengan kesuksesan.
ay.1 ‘Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.’
Ungkapan ‘Lihat‘ dapat ditujukan kepada nabi, bangsa Israel atau kepada malaikat. ‘Hamba‘ adalah semacam istilah kehormatan bagi seseorang yang terpilih. ‘Memegang‘ menunjukkan ikatan dan dukungan. ‘Menaruh Roh-Ku‘ maksudnya adalah Allah yang bekerja sebagai Sang pemberi rahmat/ karunia… Maka Roh Tuhan dan karunia-Nya itu mengacu kepada Yes 11:2. ‘Menyatakan hukum‘ adalah dalam hal moral dan discernment religius, pengetahuan akan yang benar dan salah, sifat- sifat Mesianis (lih. Yes 7:15). Suara yang terdengar pada waktu Yesus dibaptis dan Yesus dimuliakan di atas gunung Tabor (Mat 3:17; 17:5, dan ayat- ayat paralelnya) mengacu kepada ayat ini.
‘Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum. Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.’
Cara kerja dari Sang Hamba di dalam misinya ini bertentangan dengan penaklukkan militer seperti yang dilakukan oleh Raja Cyrus (Koresh). Kekuatan karakternya [Raja Cyrus] dikontraskan dengan kelemahlembutan Hamba yang dipilih dan dipegang-Nya. Kesejajaran antara penghakiman dan pengajaran menegaskan perkataan sebelumnya tentang ciri- ciri Mesianis. ‘Segala pulau’ adalah dataran di sekitar daerah Mediteranian. Mat 12:17-21 menyatakan bahwa nubuat ini terpenuhi dalam diri Kristus…
Ay5. Pujian kepada Tuhan dimaksudkan untuk menekankan keilahian dari misi Sang Hamba… Ay.6. Sebagai Terang bangsa- bangsa berarti penerang bangsa- bangsa, sehingga ‘Perjanjian bagi umat manusia’ berarti pengantara perjanjian antara Allah dan manusia (Israel).
Sedangkan Ay.11 yang ada diperikop berikutnya, mengacu kepada puji-pujian tentang penyelamatan yang dari Tuhan. Kedar, atau orang- orang Yahudi di pengasingan, di gurun Arab, (lihat Mzm 120:5), di mana mereka tinggal di tenda- tenda. Petra (Bukit Batu), adalah kota yang memberi nama Bukit Batu di Arab.
Sedangkan untuk Ul 18:18-19 memang adalah sabda Allah yang menjabarkan tentang ciri- ciri sang nabi, yaitu bukan hanya bernubuat, tetapi mengajar dan menegur umat Allah dalam nama Tuhan. Nubuat dan mukjizat- mukjizat secara umum dimaksudkan sebagai tanda- tanda yang dapat menunjukkan bukti- bukti kekuasaannya [sang nabi]. Hal ini digenapi dengan sempurna dalam diri Kristus. Dalam Yoh 14:10, Kristus mengatakan, “Tidak percayakan engkau bahwa Alu di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya.”
Oleh sebab Allah Bapa ada di dalam Kristuslah, maka Ia dapat mengajar dengan penuh kuasa, dan melakukan banyak mukjizat; dan semua ini menjadi tanda Ilahi, bahwa Ia adalah sungguh Nabi di atas segala nabi, Sang Mesias yang dinubuatkan oleh para nabi dalam Perjanjian Lama. Kristuslah nabi yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya, seperti telah tertulis dalam Luk 4:16-21, Mat 12: 17-21,13:53-58, Mrk 6:1-6. Kristus adalah Allah yang menjelma menjadi manusia, sehingga seluruh kepenuhan Allah ada di dalam diri Kristus (Kol 1:19), sebab Ia adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Selanjutnya tentang topik tentang Kristus dapat dibaca di sini, silakan klik di judul berikut:
Yesus, sungguh Allah sungguh manusia
Kristus yang kita imani= Yesus menurut sejarah
Inkarnasi adalah Immanuel, Allah beserta kita
Yesus, Tuhan yang dinubuatkan para nabi
Demikian yang dapat saya sampaikan menanggapi pertanyaan anda, semoga berguna.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom…
Trima kasih pak Stef. P’jelasan yg baik & cerah skali.
Smoga tim katolisitas sntiasa dlm lindungan & berkat Tuhan…
Shalom Pak Stef & Bu Ingrid,
Trima kasih atas p’jelasannya. Namun sya ad k’keliruan. Kiranya Kristus adlah Tuhan, maka Dia bukn lah Nabi… Krana kita tau nabi adlah mnusia & m’dpat whyu, b’bicara atas nma Tuhan. Sdang’n Kristus kita yakin adlah Tuhan, yg m’jelma m’jd mnusia, krna Dia m’beri hkum & b’bicara atas nama-Nya. (correct me if I’m wrong). Jd kita tdk bleh m’gtakan Kristus nabi, krana Dia sunguh2 Tuhan…
So, b’balik kpd p’soalan, mugkin yg dnubuat nabi Yesaya itu org lain (dlm soaln ini nabi Muhammad)..? Ad kmungkinan kn?
Mohon p’cerahan pak & bu yg t’kasih…
Thanx in advance. Damai sertamu
Shalom John,
Terima kasih atas masukan Anda. Untuk melihat apakah kita dapat menyebut Kristus sebagai nabi atau tidak, maka kita tinggal melihat definisi nabi. Kalau nabi adalah menyampaikan pesan dari Tuhan, maka tentu saja kita dapat menyebut Kristus sebagai nabi, karena apa yang diucapkan-Nya adalah berasal dari Tuhan, yaitu Allah Bapa dalam kesatuan dengan Allah Putera dan Allah Roh Kudus. Yang tidak boleh adalah mempercayai Kristus hanya sebatas nabi, karena Kristus sendiri telah membuktikan bahwa Dia adalah sungguh Allah. Lihat artikel ini – silakan klik. Bahkan kalau kita lihat, Kristus datang ke dunia dengan tiga misi Kristus, yaitu sebagai imam, nabi dan raja. Katekismus Gereja Katolik menuliskan sebagai berikut:
Yang dinubuatkan dalam Yesaya tidak mungkin orang lain selain Kristus, karena: (1) Kristus sendiri mengatakan “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.” (Luk 4:21) sewaktu Dia membaca nas dari Kitab Yesaya. (2) Perbuatan-perbuatan dan mukjizat yang dilakukan oleh Kristus telah membuktikan terpenuhinya nas tersebut dalam diri Kristus. (3) Kepenuhan Roh Allah ada di dalam Kristus, seperti yang ditegaskan oleh rasul Paulus “Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia” (Kol 1:19). Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
mau tanya apa itu imam wahyu??
dan bagaimana imam wahyu itu bisa ada ??
kemudian kapan pertama kali imam wahyu ada??
Shalom Jefry,
Terus terang kami kurang paham dengan istilah yang anda gunakan, yaitu imam wahyu. Silakan anda definisikan dahulu apakah yang anda maksud dengan imam wahyu itu.
Wahyu menurut Katekismus Gereja Katolik adalah merupakan pernyataan Allah tentang Diri-Nya. Pernyataan ini disampaikan-Nya saat Ia menciptakan segala sesuatu dengan Firman-Nya (lih. KGK 54). Maka Wahyu diberikan Allah kepada manusia sejak manusia diciptakan, kemudian dinyatakan melalui para nabi, dan kepenuhan Wahyu Allah itu adalah Kristus sendiri, yaitu Sang Firman Allah yang menjadi manusia (Yoh 1:14, KGK 65).
Kristus juga adalah Sang Imam Besar (lih. Ibr 8). Dengan demikian, istilah imam dan wahyu, keduanya sesungguhnya mengacu kepada Kristus. Adapun istilah imam yang kita kenal sekarang, ada karena merupakan partisipasi di dalam imamat Kristus, sebagaimana disebutkan dalam surat Rasul Petrus (1 Ptr 2:9). Dan partisipasi ini ada dalam: 1) imamat bersama yang kita terima melalui Pembaptisan, dan 2) imamat jabatan, yang diberikan kepada para imam yang ditahbiskan melalui penumpangan tangan para rasul dan para penerus rasul, dalam sakramen Imamat.
Lebih lanjut tentang topik imam, silakan klik di sini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Berkah Dalem..
Saya mau tanya kenapa dalam Gereja Katholik tidak ada perayaan/ pekan khusus dalam rangka mengenang dan mendoakan bayi-bayi yang dibunuh Raja Herod semasa Yesus bayi? bukankah bayi-bayi ini adalah martir yg sesungguhnya? Seharusnya Gereja mendoakan bayi-bayi martir tersebut.. Terima Kasih Gusti Mberkahi..
[dari katolisitas: Gereja memperingati pesta “Holy Innocents” pada tanggal 28 Desember.]
kuasa Mengajarkan & Menafsirkan Alkitab. Syalom tim Katolistas, Mungkin pertanyaan ini sudah ada di web site ini, tp sy tdk menemukan sehingga sy mohon tanggapan dari tim Katolisitas. Yang sy mo tanyakan, apakah setiap Imam (Romo) memiliki kuasa mengajar&menafsirkan Alkitab?
Jika tidak, apakah kita harus yakin akan perkataan Romo dalam setiap homili? ‘edua, kenapa Roh Kudus tidak memberikan kuasa pengajaran (ilham) kepada setiap orang? Karena hal ini mengakibatkan perpecahan dalam Gereja. Bukan begitu? Ketiga, bagaimana kita melakukan discerment&mengetahui bahwa hal tsb berasal dari Roh Kudus? Bisa minta tolong dijelaskan&beri sedikit contoh. Terima kasih atas tanggapan tim Katolisitas. Yosafat
Shalom Yosafat,
Terima kasih atas pertanyaannya. Kuasa mengajar atau kewenangan mengajar ada pada Magisterium Gereja. Karena Gereja adalah tiang penopang dan dasar kebenaran (1Tim 3:15) dan Kristus memberikan kuasa dan melindungi Gereja-Nya, maka Magisterium Gereja mempunyai kuasa untuk menginterpretasikan Alkitab dan juga Tradisi Suci secara benar. Seluruh umat Katolik dapat menafsirkan Alkitab, termasuk seluruh umat beriman dan juga para klerus. Namun, apa yang ditafsirkan tidak boleh bertentangan dengan dogma dan doktrin yang diajarkan oleh Magisterium Gereja. Jadi, Romo mengatakan hal yang benar, kalau apa yang dikatakannya sesuai dengan pengaran Magisterium Gereja. Karena para pastor telah mendapatkan pendidikan teologi, maka secara umum mereka mempunyai pengetahuan tentang iman dan ilmu ke-Tuhanan lebih mendalam dari umat awam. Jadi, kita harus menghormati apa yang dikatakan oleh para pastor. Namun, kalau kita ragu-ragu akan apa yang dikataka oleh pastor dalam homilinya, kita seharusnya berbicara dengan pastor tersebut dan menanyakannya secara langsung.
Mengapa Roh Kudus tidak memberikan kuasa mengajar kepada setiap orang? Pertama, karena Kristus tidak memberikan kuasa kepada semua orang untuk menafsirkan Alkitab dan yang menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran adalah Gereja dan bukan setiap orang. Kedua, karena dengan setiap orang menafsirkan Alkitab dan mempunyai interpretasi yang berbeda-beda serta meyakini bahwa penafsirannya adalah suatu kebenaran, maka orang tidak dapat meyakini mana yang harus dipegang sebagai suatu kebenaran. Ketiga, penafsiran yang berbeda-beda – terutama untuk masalah doktrinal akan mengakibatkan perpecahan, seperti yang kita lihat pada 28,000 denominasi Kristen non-Katolik.
Bagaimana kita mengetahui bahwa tafsiran yang kita pegang adalah dari Roh Kudus? Kalau tidak bertentangan dengan apa yang telah ditetapkan oleh Magisterium Gereja, kalau hal ini menyangkut doktrinal. Kalau kita membaca Alkitab dan mencoba menerapkannya secara praktis dalam kehidupan sehari-hari, maka biasanya tidak menjadi masalah, walaupun pada akhirnya sungguh baik kalau kita mengetahui pengajaran Gereja tentang ayat-ayat tersebut. Dan sungguh baik kalau kita dapat menggali apa yang sebenarnya dikatakan oleh para Bapa Gereja. Dengan cara demikian, maka kita membaca Alkitab bersama dengan Gereja, yang dapat memperdalam pengertian kita. Sebagai contoh, coba lihat diskusi tentang kodrat Kristus yang sungguh Allah dan sungguh manusia di sini – silakan klik. Semoga contoh ini dapat memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom Pak Stev dan Bu Inggrid
Mau minta penjelasan. Ceritanya begini ketika saya di perpustakaan buka-buka buku saya temukan satu buku judulnya Bukti Al-quran Wahyu Tuhan yang ditulis oleh DR. Rashad Khalifa. Pada Lampiran 19 ada penjelasan Tinjauan Bibel tentang Muhammad ada referensi kitab suci diantaranya Yeyasa (Yesaya) 42:1-6,11, Ulangan 18:18,19. Kemudian Injil Markus 19,24. Apakah benar secara eksplisit atau inplisit Alkitab memuat tentang kedatangan Nabi Muhammad SAW yang menurut saudara kita yang muslim nabi terakhir dan penyempurna semua agama. Makasih tim katolisitas.
[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di sini, silakan klik]
Comments are closed.