Berbicara tentang cinta setelah menikah, kita dihadapkan untuk berefleksi tentang kualitas cinta kita terhadap pasangan hidup kita. Sejauh mana kita menyadari pasang-surutnya cinta kita setelah menikah. Tidak jarang cinta kita terhadap pasangan seringkali berubah menjadi perasaan. Kita harus cepat menyadari bila hal ini terjadi untuk mencegah hal ini menjadi berkelanjutan. Soal perasaan, yang harus kita miliki adalah CINTA WALAUPUN dan bukan CINTA KARENA. Ketika kita memiliki cinta karena, kita akan kehilangan cinta itu jika alasan kita mencintainya sudah tidak lagi pasangan yang kita miliki. Misalnya kita mencintainya karena pasangan kita selalu mendengarkan masalah kita. Ketika pasangan kita sudah terlalu sibuk untuk itu, masihkah kita mencintainya? Kita harus tulus dan tidak mengharapkan apa-apa darinya. Boleh-boleh saja pasangan kita memiliki kelebihan yang kita sukai, tapi kita tidak ingin mengambil manfaat dari kelebihannya itu. Misalnya kita menyukai ketekunannya berdoa, tapi kita tidak berharap pasangan kita akan mendoakan kita di setiap doanya. Kita mencintainya walaupun pasangan kita berubah. Ingat, cinta itu KOMITMEN. Perasaan pasti akan pudar, tapi bila kita telah berkomitmen, hubungan kita akan langgeng.
Jangan lupa pula untuk melibatkan Tuhan dalam proses setelah menikah. Selalu tanyakan kepada Tuhan, bagaimana agar aku mampu memberikan hidupku bagi pasanganku? Apakah setelah menikah, cinta kita terhadap pasangan kita semakin bertambah atau mulai berkurang? Apakah kita lebih sering mengecewakan pasangan kita atau sebaliknya. Dan banyak pertanyaan refleksi yang bisa kita renungkan berkaitan dengan kualitas cinta kita setelah menikah? Proses pergumulan ini mungkin berlangsung lama, kita harus minta banyak petunjuk untuk mengerti kehendak Tuhan. Tapi percayalah, that is worth it. Tuhan tidak akan menyia-nyiakan kita.
Yang jelas, janganlah kita tertipu dengan gambaran cinta yang ditanamkan DUNIA. Karena dunia mengajarkan bahwa cinta itu adalah keromantisan, cinta tergila-gila sehingga dunia serasa milik berdua, cinta itu manis, cinta itu fisik. Dan pada akhirnya kita lupa bahwa kita tidak boleh mencari cinta DI LUAR ALLAH. Padahal cinta yang dewasa, cinta yang sejati adalah cinta kasih DI DALAM ALLAH. Menikah bukan sekedar makan malam yang romantis berdua, tetapi juga berdoa bersama, ke gereja bersama, saling mendoakan – bukan hanya untuk DIRI KITA, tapi terlebih untuk PASANGAN KITA. Kalaupun ada keromantisan, itu hanyalah bumbu yang tidak boleh kita utamakan. Utamakan intisari dari hubungan kita sendiri bersama pasangan!
Dalam berelasi dengan pasangan, haruslah seimbang antara relasi kita terhadap Tuhan dengan pasangan. Jangan letakkan pasangan kita di posisi tertentu yang menghalangi posisi Tuhan. Demikian juga jangan memberikan pembenaran diri atas nama Tuhan yang bisa melukai relasi kita dengan pasangan. Prioritas pertama kita, sampai kapan pun juga, tetap TUHAN, tapi tanpa KASIH kepada pasangan sebagai karunia Tuhan yang terindah bagi kita, semua itu menjadi sia-sia. Dan jadikanlah hubungan kita SEHAT. Kita dan pasangan saling membangun. Demikian juga bersama Tuhan. Hubungan yang ideal adalah sehat secara vertikal (antara kita dengan Allah) maupun sehat secara horizontal (antara kita dengan pasangan). Kalau salah satu hal di atas tidak seimbang, bisa jadi kita menjadi ’MARRIED SINGLE” artinya menikah tapi hidup sendiri- sendiri, padahal yang diinginkan Tuhan adalah agar kita menjadi ”COUPLE”/ pasangan yang satu hati dan satu roh. Dalam kesatuan ini, kita tidak menuntut dan tidak dituntut untuk menjadi ini atau itu, tetapi kita masing-masing mau berubah bila itu memang baik. Kita mau berubah bukan hanya untuk pasangan kita tapi pertama-tama untuk kemuliaan Tuhan. Sadarilah pula bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Pasangan kita mungkin sekali sering menyakiti kita, tapi selalu berpikirlah positif bahwa pasangan kita tidak pernah bermaksud untuk melakukan itu, mungkin itu sesuatu yang di luar kemampuannya. Kita pun bisa melakukan hal yang sama. Keburukan kita dan pasangan kita pula yang membuktikan bahwa hanya Tuhan yang Maha Sempurna, karena itu kita membutuhkan Tuhan di setiap waktu.
Bagaimana bila hubungan kita tetap gagal? Percayalah bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah untuk kita berdua. Pasti kita mendapatkan sesuatu dari hubungan tersebut, entah kita menjadi lebih memahami sesuatu atau mungkin menjadi lebih dewasa. Yang jelas, janganlah membiarkan masalah menjadi berlarut-larut antara kita dengan pasangan dengan alasan apapun, entah itu pekerjaan, mertua, karir, anak, seks, keuangan, dll. Bagaimanapun, pasangan kita adalah instrumen yang dipakai Allah untuk mengajar kita. Lagipula, kalau hubungan kita dengannya cukup sehat, kita tidak akan merasa terlalu sakit hati. Tetap doakanlah pasangan kita, agar pasangan kita semakin dekat dengan Allah yang pada akhirnya akan membantu relasi dengan kita sendiri..
Pertanyaan Sharing:
- Apakah cinta kita setelah menikah menjadi lebih bertumbuh atau malah sebaliknya? Ceritakan alasannya?
- Sharingkan pengalaman kita besama pasangan yang paling menghambat kualitas cinta kita setelah menikah? Dalam hal apa?
- Bagaimana relasi anda bersama pasangan, apakah sudah menjadi ”Couple” atau menjadi ”Married Single”?
- Sharingkan niat kita bersama pasangan untuk meningkatkan kualitas cinta kita setelah menikah?
Memang, kerap sekali cinta itu ‘berubah’ setelah perkawinan. Kadang muncul kejenuhan atau kehambaran. Memang benar, cinta tak berarti selalu mesra, tetapi kalau kemesraan itu sungguh dapat menyuburkan cinta, maka perlulah selalu mengupayakannya. Tapi kemesraan macam apakah yang sungguh menyentuh, yang sungguh efektif untuk membuat pasangan benar-benar merasa disayang? Sebuah teks yang saya ambil dari bahan rekoleksi pasutri ini mungkin dapat memberi inspirasi.
LIMA BAHASA KASIH
Gary Chapman, seorang konselor perkawinan dan pengisi banyak seminar tentang perkawinan, mempunyai penjelasan yang menarik dan kiranya dapat membantu banyak , yaitu tentang lima bahasa kasih (“The Five Love Languages”). Berikut ini saya sarikan isinya:
Bahasa Kasih
Seringkali ditemukan ada pasangan yang memulai hidup bersamanya dengan penuh cinta tetapi beberapa waktu kemudian mereka merasa sudah tidak saling menyayangi lagi. Asti dan Beny saling mencintai, lalu mereka hidup bersama. Waktu berlalu, dan mereka merasa tak bisa hidup bersama lagi. Asti merasa Beny tak lagi mencintainya, karena tak pernah punya waktu untuk bersama. Asti mengakui Beny memang pekerja yang tangguh, dia menyediakan segala yang dibutuhkan keluarga. Tabungan pun cukup untuk mereka sekeluarga. Tetapi apa artinya segala sesuatu tersedia kalau mereka tidak pernah menikmatinya bersama. Apa artinya punya mobil, kalau tak pernah dapat pergi bersama. Dia ingin agar Beny memusatkan perhatian kepadanya, memberinya waktu, melakukan hal-hal tertentu bersamanya. Sementara itu, Beny pun merasa bahwa Asti tidak punya kasih sayang lagi kepadanya. Dia sudah kerja mati-matian untuk mencukupi segala kebutuhan, tetapi Asti tidak pernah menghargainya. Memang, Asti di mata Beny adalah pengurus rumah tangga dan koki yang handal. Tapi yang dia butuhkan bukanlah sekedar orang yang mengurus kebutuhan rumah tangga dan melayani kebutuhan; kalau cuma itu, pembantu pun bisa. Beny merasa yang dibutuhkannya adalah orang yang bisa menghargainya.
Lihat, mereka sebenarnya saling mengasihi dan mau berkorban: Asti mengelola rumah tangga dengan baik dan menyediakan hidangan yang sehat dan nikmat setiap saat. Beny pun bekerja keras agar mereka sekeluarga selalu bisa mendapatkan apa pun yang mereka butuhkan. Tetapi, yang dibutuhkan Asti bukanlah kecukupan materi, melainkan kebersamaan. Dicukupi materinya pun, kalau tidak ada saat-saat indah kebersamaan, tidak membuatnya merasa dicintai dan bahagia. Sebaliknya pun, Beny pun mempunyai kebutuhan yang lain dengan yang diberikan Asti. Asti memberikan pelayanan, tetapi Beny lebih butuh penghargaan, pengakuan, dan pujian bukan pertama-tama pelayanan. Ungkapan cinta Asti dengan melayani sungguh-sungguh, tidak ditangkap oleh Beny. Begitu pun ungkapan cinta Beny dengan mencukupkan kebutuhan material, tidak ditangkap oleh Asti. Asti akan bahagia meskipun materi tak terlalu tercukupi asalkan Beny mau meluangkan waktu untuk bersama-sama dengannya. Beny bisa lebih bahagia dan merasa dicintai Asti, meski pelayanan rumah tangga Asti tidak sempurna, andai saja Asti mau memberinya cukup pujian dan penghargaan atas apa yang telah diusahakannya.
Di sini tampak bahwa mereka saling mencintai tetapi komunikasi cinta mereka tidak ‘nyambung’. Bahasa cinta yang mereka gunakan tidak tepat untuk menyapa pasangannya. Cinta harus terus-menerus dikomunikasikan; dan komunikasi itu harus ‘nyambung’. Kita harus mau mempelajari dasar-dasar bahasa cinta pasangan, jika ingin menjadi komunikator cinta yang efektif. Bahasa kasih adalah ungkapan emosional yang membuat orang merasa dikasihi dan dengannya juga ia biasa mengungkapkan kasihnya.
Lima Bahasa Kasih
Ada banyak bahasa kasih, tetapi yang dasariah ada lima saja, yang lain-lain sekedar pengembangan atau variasi dialek dari kelima bahasa kasih dasar itu. Kelima bahasa kasih itu adalah:
• Kata-Kata Pendukung (Words of Affirmation)
• Saat-saat Berkesan (Quality Time)
• Menerima Hadiah-Hadiah (Receiving Gifts)
• Pelayanan (Act of Service)
• Sentuhan Fisik (Physical Touch)
1. Kata-kata pendukung
• Ungkapan cinta lewat kata-kata; bagi orang yang bahasa kasihnya kata-kata pendukung ini, pujian dan penghargaan lewat ucapan sangat penting. Ungkapan lain: Kata-kata yang membesarkan hati, mendukung, keramahan, nada lembut menyentuh, permintaan dengan kerendahan hati, pujian dan pengakuan (fisik, prestasi, bantuan, dll).
• Kunci kebahagiaan bila bahasa kasih pasangan Anda adalah kata-kata pendukung, yaitu: utarakanlah penghargaan Anda secara lisan mengenai hal-hal yang Anda sukai tentang pasangan Anda dan untuk saat ini hentikan sementara semua keluhan mengenai hal yang tidak Anda sukai
• Latihan: Buat Daftar apa yang Anda sukai dari pasangan? Ungkapkan dengan kata-kata, satu demi satu!
2. Saat-Saat Mengesankan
• Ungkapan cinta: Kebersamaan. Yang penting bagi orang ini: perhatian penuh pada pasangan, menunjukkan kasih sayang dan menikmati kegiatan bersama. Perlu dikembangkan dialog, mendengarkan dengan hati. Ungkapan kasih yang akan menyentuhnya yaitu: melakukan pekerjaan secara bersama, percakapan mengesankan .
• Kunci kebahagiaan bila bahasa kasih pasangan Anda adalah saat-saat berkesan, yaitu: ingatlah, Apa gunanya mencapai tujuan tetapi sendirian dan orang-orang tersayang tertinggal di belakang? Dua orang yang sedang duduk di ruangan yang sama bisa dibilang sedang berdekatan, tetapi mereka belum tentu bersama. Kebersamaan berarti perhatian yang dipusatkan!
• Latihan: Daftarlah aktivitas apa yang Anda ketahui diinginkan pasangan untuk dilakukan bersama. Mulailah, satu per satu! Perlu juga Anda belajar melakukan percakapan mengesankan, dengan cara: saling pandang saat bercakap, jangan mendengarkan sambil mengerjakan hal lain, mendengarkan untuk mengetahui perasaan bukan untuk menasihati, perhatikan bahasa tubuh pasangan, jangan menyela pembicaraan, belajar mengungkapkan perasaan.
3. Menerima Hadiah-Hadiah
• Ungkapan cinta: Pemberian Hadiah. Penting: memberikan kejutan dengan hadiah untuk menyenangkan pasangan. Hadiah tidak harus selalu mahal, tapi mengungkapkan cinta dan perhatian. Ungkapan lain: Kartu ungkapan kasih sayang, kehadiran diri (terutama di saat kritis, seperti sakit, ditinggal mati orang terkasih, mengalami kegagalan)
• Kunci kebahagiaan, yaitu: jika Anda menemukan bahasa cinta primer pasangan Anda adalah menerima hadiah, maka membeli hadiah untuknya adalah investasi terbaik yang bisa Anda lakukan!
• Latihan: Berilah hadiah untuk pasangan Anda. Ungkapkan, bahwa Anda memberi hadiah itu karena Anda mencintainya dan dia pantas mendapat itu.
4. Pelayanan
• Ungkapan cinta: melakukan hal-hal yang dia ingin Anda lakukan. Pemberian bantuan atau servis akan memperkuat cinta bila dilakukan dengan senang hati (bukan karena rasa bersalah atau terpaksa) dan atas dasar permintaan (bukan perintah atau ancaman). Permohonan memberi arahan cinta, tetapi tuntutan menghentikan aliran cinta.
• Kunci kebahagiaan bagi orang yang bahasa kasih pasangannya pelayanan, yaitu: Sadarilah selalu bahwa Anda menikahi seorang kekasih, bukan babu apalagi robot! Sebaiknya, pasangan tidak kaku dalam pembagian tugas hanya berdasarkan jender.
• Latihan : Cobalah satu hal yang Anda ketahui hal itu diinginkan oleh pasangan Anda untuk Anda lakukan! Cobalah lagi, dan lagi… Bantulah pasangan Anda untuk mengerjakan apa yang biasa dia kerjakan sendiri, padahal Anda juga mampu mengerjakannya.
5. Sentuhan Fisik
• Sentuhan merupakan cara yang sangat efektif dalam mengkomunikasikan cinta. Sentuhan cinta bisa verbal atau non verbal. Sentuhan dapat pula implisit dan dilakukan secara otomatis, seperti menyentuh bahu, ciuman di kening, mengusap/menggenggam tangan. Pada saat kritis, sentuhan sangat penting, pelukan sangat mengurangi derita. Hubungan seksual merupakan ekspresi cinta yang penting dalam perkawinan.
• Kunci kebahagiaan bila bahasa kasih pasangan Anda sentuhan fisik, yaitu: Berikan sentuhan fisik sebagai ungkapan sayang Anda. Sentuhan fisik itu bukan hanya masa lalu, ketika Anda berpacaran! Hubungan seksual tak sekedar sebuah pemenuhan kebutuhan atau pun pelaksanaan kewajiban, tapi lebih dari itu adalah ungkapan relasional!
• Latihan: kembalilah ke ungkapan fisik yang dulu sering dilakukan selama pacaran!
Memahami bahasa pasangan
• Setiap orang memiliki bahasa cinta atau kebutuhan akan ekspresi cinta yang berbeda
• Orang selalu mempunyai 1 bahasa utama (bahasa kasih primer), dan biasanya punya juga bahasa ke-2 (bahasa kasih sekunder), sebagai bahasa yang dominan. Tiga bahasa lainnya biasanya tidak begitu menyentuh. Komunikasi cinta hanya akan efektif jika Anda menggunakan bahasa primer dan sekunder seseorang. Jika Anda menggunakan bahasa yang lainnya tetapi mengabaikan bahasa primer dan sekundernya, ungkapan cinta itu tidak akan tertangkap oleh pasangan.
• Agar dapat membahagiakan dan memenuhi kebutuhan cinta pasangan, Andaperlu mengetahui bahasa cinta pasangan dan selanjutnya mengekspresikannya setiap hari. Komunikasi akan ‘nyambung’ kalau Anda menggunakan bahasa kasih pasangan Anda. Sayangnya, orang lebih cenderung senang dan merasa cukup mengungkapkan kasih dengan bahasa kasihnya sendiri bukannya menggunakan bahasa kasih pasangannya.
Salam kasih,
Gayus Gamaliel
[dari admin: ini adalah jawaban dari pertanyaan sharing]
1. Semakin bertumbuh karena keterbukaan dan komunikasi, saling memaafkan.
2. perbedaan pendapat karena latar belakang/pengalaman hidup masa lalu sehingga terjadi perbedaan dalam menentukan pendapat.
3. couple
4. kebersamaan dan tidak akan terpisahkan juga menyadari bahwa setiap masalah/beban dalam hidup itu pasti ada jalan keluarnya.
Terima kasih atas komentar dan sharing dari saudara Paskalis. Salam kenal dan semoga Tuhan selalu memberikan rasa cinta kepada pasangan kita yang semakin hari makin mendalam setelah pernikahan.
Terima kasih atas artikel populer dari Gamaliel. Semoga semakin hari, kehidupan banyak keluarga dibuahi oleh kasih Allah dengan segala kekayaanNya.
Comments are closed.