Pertanyan:
Ada beberapa pertanyaan yg saya ingin tanyakan:
1. Bila Yesus adalah Tuhan mengapa dalam Markus 16: 19, Roma 8: 4, dinyatakan bahwa Yesus duduk di sebelah Tuhan?
2. Bila Yesus adalah Tuhan mengapa dalam Kisah Para RAsul 7: 56), dikatakan bahwa Yesus berdiri di sebelah kanan Tuhan?
3. Bila Yesus adalah Tuhan, mengapa dalam Matius 24: 36, Yesus tidak tau datangnya kiamat, sedangkan Tuhan tau?
4. Menurut Literatur kristen yang saya baca, Yesus itu baru dilantik dan mendapat sebutan Tuhan, terjadinya pada tahun 325 masehi. Yang mengangkat Yesus menjadi Tuhan adalah kaisar Romawi yang bernama Constantin, dalam rangka konsili di kota Nicea, mungkin Pak Stef lebih tau, karena telah s2 teologi,, apakah benar? bila benar bagaimana mungkin Yesus diangkat dan dilantik menjadi Tuhan oleh seorang manusia?
Salam – Pencari Tuhan
Jawaban:
Salam damai PencariTuhan,
Terima kasih atas pertanyaan tentang ke-Tuhanan Yesus Kristus, yang memang sulit dimengerti oleh agama non-Kristen.
I. Yesus duduk atau berdiri di sebelah kanan Allah Bapa:
- PencariTuhan mengambil beberapa ayat dari Kitab Suci, dimana dinyatakan bahwa Yesus duduk atau berdiri di sebelah kanan Allah Bapa (lih. Mk 16:19; Rm 8:34 (bukan Rom 8:4 seperti yang disebutkan PencariTuhan); Kis 7:56).
Hal ini juga dapat dilihat di beberapa ayat yang lain, seperti: Mk 16:19; Lk 22:69; Ef 1:20; Kol 3:1; Ibr 1:3; 8:1; 10:12; 12:2; 1Pt 3:22.
Dan ini juga diteguhkan oleh “Doa syahadat” atau “Aku Percaya”, di mana dikatakan “….Pada hari ketiga Ia bangkit, menurut Kitab Suci. Ia naik ke sorga, duduk di sisi kanan Bapa. Ia akan kembali dengan mulia, mengadili orang yang hidup dan yang mati …“ - Bagaimana Gereja Katolik mengartikan ayat-ayat tersebut?
- Sekarang Kristus duduk di sisi kanan Bapa: “Dengan ungkapan ‘di sisi kanan Bapa’ kita mengerti kemuliaan dan kehormatan Allah di mana Putera Allah yang sehakikat dengan Bapa, hidup sejak kekal dan di mana Ia sekarang, setelah dalam waktu terakhir Ia menjadi daging, juga duduk secara badani, karena daging-Nya turut dimuliakan” (Yohanes dari Damaskus, f. o. 4,2).
Duduk di sebelah kanan Bapa berarti awal kekuasaan Mesias. Penglihatan nabi Daniel dipenuhi: “Kepada-Nya diberikan kekuasaan, kemuliaan, dan kekuasaan sebagai raja. Segala bangsa, suku bangsa, dan bahasa mengabdi kepada-Nya. Kekuasaan-Nya kekal dan tidak akan lenyap. Kerajaan-Nya tidak akan musnah” (Dan 7:14). Sejak saat ini para Rasul menjadi saksi-saksi “kekuasaan-Nya”, yang “tidak akan berakhir” (Syahadat Nisea-Konstantinopel)
– diambil dari Katekismus Gereja Katolik (KGK, 663-664). - Dari dokumen di dalam Katekismus Gereja Katolik di atas maka sesungguhnya duduk di sebelah kanan Allah Bapa adalah memperjelas bahwa Yesus adalah sehakikat dengan Bapa dan Dia diberi kuasa atas segala sesuatu, termasuk untuk mengadili orang hidup dan mati.
Kita mungkin sulit membayangkan bahwa Yesus yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa namun pada saat yang bersamaan adalah satu dengan Bapa. Ini hanya dapat dimengerti dengan wahyu Tuhan. Kehidupan Tritunggal Maha Kudus adalah di luar pemikiran manusia, karena misteri ini adalah suatu kehidupan pribadi dari Allah. Apakah ini mungkin? Tentu saja, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, selama tidak ada kontradiksi. Untuk jawaban lengkap tentang Trinitas, silakan untuk membaca artikel tentang Trinitas (silakan klik). - “Duduk di sebelah kanan” adalah juga merupakan suatu ungkapan dalam berbicara.
Dalam Alkitab dan dalam bahasa sehari-hari sering kita mengatakan bahwa matahari terbit dari sebelah Timur. Namun kalau mau ditelusuri secara ilmiah, pernyataan tersebut tidaklah terlalu tepat, karena bumi sebenarnya bundar, berputar pada porosnya, dan mengelilingi matahari. Namun kita menerimanya sebagai suatu ungkapan yang umum dan kita tidak pernah mempertanyakannya.
- Sekarang Kristus duduk di sisi kanan Bapa: “Dengan ungkapan ‘di sisi kanan Bapa’ kita mengerti kemuliaan dan kehormatan Allah di mana Putera Allah yang sehakikat dengan Bapa, hidup sejak kekal dan di mana Ia sekarang, setelah dalam waktu terakhir Ia menjadi daging, juga duduk secara badani, karena daging-Nya turut dimuliakan” (Yohanes dari Damaskus, f. o. 4,2).
- Bagaimana dengan Kis 7:55-56, dimana ketika Stefanus akan dihukum mati, dia melihat Anak Manusia (Yesus) berdiri di sebelah kanan Allah dan bukannya duduk? Kita dapat mengartikannya bahwa pada saat seseorang menyatakan kemuliaan Tuhan dan menjadi martir, mengikuti jejak Kristus, maka orang tersebut mendapat perhatian secara khusus dari Tuhan.
II. Yesus tidak tahu datangnya kiamat:
Pertanyaan ini telah dijawab oleh Ingrid disini (silakan klik).
III. Yesus dilantik menjadi Tuhan di tahun 325 oleh Kaisar Roma.
- Sebenarnya pernyataan bahwa Yesus dilantik adalah tidak tepat, kerena itu berarti bahwa ke-Tuhanan Yesus diberikan oleh manusia. Manusia hanya dapat percaya bahwa Yesus adalah Tuhan atau tidak, namun manusia tidak dapat melantik suatu sosok menjadi Tuhan. Kami telah mencoba untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan melalui beberapa artikel Kristologi – silakan klik:
- Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia.
- Ketetapan suatu konsili bukan semata ajaran yang ditentukan pada saat itu, namun lebih merupakan suatu pernyataan akan ajaran yang telah berkembang sebelumnya atau merupakan suatu tanggapan terhadap ajaran yang sesat. Oleh karena itu, pernyataan dari konsili adalah untuk menjaga ajaran iman adalah sesuai dengan apa yang diberikan oleh Yesus sendiri, sehingga ajaran tersebut dapat diteruskan dari generasi ke generasi tanpa ada penyimpangan.
Untuk membuktikan hal ini, saya akan memaparkan beberapa pernyataan dari bapa Gereja sebelum tahun 325, yang membuktikan bahwa ajaran Kristus adalah Tuhan memang dinyatakan oleh Kristus sendiri dan diteruskan oleh para rasul, dan para murid. - Untuk membuktikan bahwa jemaat awal mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan, saya lampirkan beberapa kutipan dari Bapa Gereja sebelum tahun 325, yang saya ambil dari buku: William A. Jurgens, Faith of the Early Fathers: Three-Volume Set (Liturgical Press, 1980):
- St. Ignatius of Antioch (110 AD)
- Vol.1, hal. 17 – “Ignatius, yang juga dipanggil Theophorus, kepada Gereja di Efesus di Asia…. ditakdirkan dari sepanjang abada untuk sebuah kemuliaan yang tidak berkesudahan dan tak berubah, disatukan dan dipilih melalui penderitaan yang nyata oleh kehendak Bapa di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (Letter to the Ephesians 1)
- Vol. 1, hal. 18 – “Karena Tuhan kita, Yesus Kristus, dikandung oleh Maria, sesuai dengan rencana Tuhan: dari keturunan Daud, memang benar, namun juga dari Roh Kudus…..” (Letter to the Ephesians 18,2).
- Vol. 1, hal. 21 – “..; kepada Gereja yang dikasihi dan diterangi oleh kasih dari Yesus Kristus, Tuhan kita, dengan kehendak-Nya ….” (Letter to the Romans, 1).
- St. Irenaeus (140 AD).
- Vol. 1, hal. 84-85 – “….dan kebangkitan kembali semua badan dari seluruh umat manusia, sehingga kepada Yesus Kristus, Tuhan dan Allah dan Penyelamat dan Raja…” (Against Heresies, 1,10,1)
- Vol. 1, hal. 99 – “.. Namun demikian, engkau akan mengikuti satu-satunya guru yang benar dan dapat diandalkan, Sabda Allah, Yesus Kristus, Tuhan kita, dimana, karena kasih-Nya yang begitu besar, menjadi seperti kita [manusia], sehingga Dia dapat membawa kita kepada sebagaimana adanya Dia.” (Against Heresies, 5, Preface).
- Tertullian (210 AD).
- Vol. 1, hal. 146 – “…Asal dari dua hakekatnya [Yesus] menunjukkan bahwa Dia [Yesus] sebagai manusia dan Tuhan.” (The Flesh of Christ, 5:7).
- Origen (225 AD).
- Vol. 1, hal. 191 – “Walaupun Dia [Jesus] adalah Tuhan, Dia telah mengambil tubuh; dan menjadi manusia, Dia [Jesus] tetap sebagai Tuhan.” (The Fundamental Doktrines, 1 Preface, 4).
- Cyprian of Carthage (253 AD).
- Vol. 1, hal. 238 – “Barang siapa menyangkal bahwa Kristus adalah Tuhan tidak dapat menjadi bait-Nya [bait Roh Kudus].” (Letter of Cyprian to Jubaianus, 73,12).
- Arnobius of Sicca (305 AD).
- Vol. 1, hal. 262 – “… beberapa orang geram, marah, dan bergejolak, dan berkata “Apakah Kristus adalah Tuhanmu?” “Memang Dia adalah Tuhan,” kita harus menjawab, “dan Tuhan di dalam kekuatan yang tersembunyi.” (Against the Pagans, 1, 42).
- St. Ignatius of Antioch (110 AD)
- Dari beberapa pemahaman tentang Kristologi yang semakin jelas berbeda dengan ajaran sesat Arianisme, maka Konsili Nisea, pada tahun 325 merumuskan formulasi sebagai berikut:
- “We believe in one Lord, Jesus Christ, the only-begotten Son of God, God from God, light from light, true God from true God, begotten, not made, one in being with the Father. Through him all things were made” (Creed of Nicaea)
- “Kami percaya akan satu Allah, Yesus Kristus, Putera Allah yang Tunggal, Alllah dari Allah, Terang dari Terang, Allah Benar dari Allah Benar, dilahirkan bukan dijadikan, sehakekat dengan Bapa, Segala sesuatu dijadikan oleh-Nya.“
- Dari pernyataan-pertanyaataan di atas, maka menjadi jelas, bahwa Yesus tidak dijadikan Tuhan oleh konsili Nisea pada tahun 325, namun Yesus sendiri adalah Tuhan, dengan bukti-bukti dari:
- Pernjanjian Lama dan Perjanjian Baru, seperti yang telah ditulis dalam artikel tentang Kristologi (1, 2, 3, 4).
- Dipercayai oleh para Rasul, para murid, dan juga pengikut Kristus pada jaman-jaman awal, sebelum konsili Nisea.
- Dirumuskan secara resmi oleh Gereja Katolik pada konsili Nisea tahun 325.
- Dan rumusan ini terus dipakai sampai sekarang, dan setiap hari diucapkan oleh umat Katolik dalam setiap perayaan Ekaristi.
Jadi kebenaran bahwa Yesus adalah Tuhan tidaklah berubah dengan perjalanan waktu. Bahkan kita masing-masing akan bertemu dengan Yesus yang akan mengadili setiap umat manusia pada akhir jaman. Hanya Tuhan yang dapat mengadili umat manusia. Dan memang, Yesus adalah Tuhan, sehingga Dia dapat mengadili seluruh umat manusia dengan kebijaksanaan, kasih, dan keadilan-Nya.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan, semoga dapat menjawab pertanyaan dan keberatan PencariTuhan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org
Halo Tim Katolisitas, saya membaca sebuah artikel di situs katolik juga disitu ditulis. Sementara itu, kitab-kitab Perjanjian Baru muncul antara masa wafat Kristus dan akhir abad pertama. (Penelitian terbaru atas Gulungan Kitab Laut Mati (Dead Sea Scrolls) oleh beberapa ahli memperkirakan tulisan-tulisan paling awal dibuat sekitar masa wafat Kristus, sementara sebagian besar ahli lainnya memperkirakan tulisan berasal dari antara tahun 50 dan 100 M). Setelah disahkannya kekristenan pada tahun 313. Pertanyaannya apakah agama Kristen baru disahkan pada th 313? Lalu bagaimana dengan agama gereja pertama? Mohon pencerahannya.
[dari katolisitas: silakan membaca artikel di atas bagian III – silakan klik]
Ada beberapa pertanyaan yg saya ingin tanyakan:
1. Bila Yesus adalah Tuhan mengapa dalam Markus 16: 19, Roma 8: 4, dinyatakan bahwa Yesus duduk di sebelah Tuhan?
2. Bila Yesus adalah Tuhan mengapa dalam Kisah Para RAsul 7: 56), dikatakan bahwa Yesus berdiri di sebelah kanan Tuhan?
3. Bila Yesus adalah Tuhan, mengapa dalam Matius 24: 36, Yesus tidak tau datangnya kiamat, sedangkan Tuhan tau?
4. Menurut Literatur kristen yang saya baca, Yesus itu baru dilantik dan mendapat sebutan Tuhan, terjadinya pada tahun 325 masehi. Yang mengangkat Yesus menjadi Tuhan adalah kaisar Romawi yang bernama Constantin, dalam rangka konsili di kota Nicea, mungkin Pak Stef lebih tau, karena telah s2 teologi,, apakah benar? bila benar bagaimana mungkin Yesus diangkat dan dilantik menjadi Tuhan oleh seorang manusia?
[dari katolisitas: telah dijawab – silakan klik]
Comments are closed.