Kekudusan bermula dari hal-hal sederhana
Santa Theresia Kanak-kanak Yesus pernah berkata, “Perbuatan terkecil yang dilakukan dengan kasih yang murni lebih bernilai daripada semua perbuatan- perbuatan yang besar” ((St. Therese of Lisieux, Story of a Soul, Third edition translated from the original manuscript by John Clarke, O.C.D., (ICS Publications, Washington, DC, 1996), p.197, “the smallest act of PURE LOVE is of more value …than all other works together.”)) Pengajaran ini memberi semangat pada kita untuk tidak melewatkan segala kesempatan, bahkan yang terkecil sekalipun, untuk berbuat kasih, sebab itulah yang berkenan di mata Yesus.Kekudusan bermulai dari hal-hal yang sederhana karena kekudusan berawal dari kasih yang dapat diterapkan oleh semua orang. Tulisan di bawah ini menjabarkan beberapa pokok renungan yang bisa berhubungan dengan keadaan kita sehari-hari, sebagai suami, istri, anak, orang tua, pekerja, dan para penderita sakit. Renungan ini hanya beberapa contoh saja, yang mungkin dapat kita kembangkan sendiri sejalan dengan bertumbuhnya relasi kita dengan Tuhan…
RENUNGAN UNTUK SEMUA:
“Kasihilah Tuhan, AllahMu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu… Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Mrk 12:30-31).
Tentang kasih kepada Tuhan
- Sudahkah aku meluangkan waktu khusus setiap hari untuk berdoa dan merenungkan firman Tuhan?
- Apakah aku rajin mengikuti Misa Kudus dan mempersiapkan diri sebelumnya, contoh: datang tidak terlambat, membaca dan merenungkan Bacaan Harian (bacaan Misa Kudus) di rumah sebelum datang ke misa?
- Seringkah aku teringat akan Tuhan dan mengucapkan doa singkat di tengah-tengah kegiatanku?
- Apakah aku mengucap syukur sebelum makan? Dan mengucapkan doaku dengan tanda salib?
- Apakah aku mengucap syukur pada saat aku bangun dari tidur di pagi hari?
- Apakah aku meluangkan waktu untuk memeriksa batin di malam hari?
- Berapa sering aku pergi ke Sakramen Pengakuan Dosa?
- Apakah aku meluangkan waktu untuk berdoa di hadapan Sakramen Maha Kudus?
- Apakah aku mengucap syukur pada Tuhan atas karunia iman dan Gereja?
- Apakah aku rajin berdoa rosario dan merenungkan hidup Yesus?
- Apakah aku meluangkan waktu untuk mempelajari imanku?
- Apakah aku mau ikut berpartisipasi di dalam kegiatan Gereja?
- Apakah aku mau bermati-raga atau berpuasa untuk mendoakan para pemimpin Gereja?
Tentang kasih kepada sesama
- Apakah aku memperhatikan mereka yang sakit, cacat, anak-anak kecil, orang-orang tua, dan mereka yang miskin?
- Apakah aku membantu mereka?
- Apakah aku sudah menjadi sahabat yang baik?
- Apakah aku pernah mendoakan untuk pertobatan sesama?
- Apakah aku pernah menyampaikan kesaksian iman tentang kasih Kristus kepada orang lain?
- Apakah aku siap sedia membantu teman yang sedang kesusahan?
- Apakah aku sabar dan tidak cepat marah kepada sesama?
- Apakah aku berdoa bagi teman/ saudara yang sedang dalam kesusahan?
- Apakah aku tidak lupa untuk mengucapkan ‘terima kasih’ pada mereka yang menolongku?
- Apakah aku tidak lupa untuk mengucapkan ‘maaf’ jika aku bersalah kepada orang lain?
- Jika aku mampu, apakah aku mau menyumbang untuk kegiatan sosial/ pelayanan Gereja?
RENUNGAN UNTUK PARA SUAMI:
“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diriNya baginya.” (Ef 5:25)
Tentang keseharian
- Apa yang telah kulakukan untuk menyenangkan hati istriku hari ini?
- Jika istriku berbicara padaku, apakah aku sungguh-sungguh mendengarkannya atau aku mendengarkan sambil melakukan sesuatu yang lain, seperti, nonton TV, baca koran/ majalah, baca internet? Apakah aku sungguh-sungguh mendengarkan dia?
- Apakah aku berkata-kata kasar kepada istriku?
- Apakah aku cukup rajin bekerja demi menghidupi keluargaku?
- Apakah aku mengatur waktuku dengan bijak, dan tidak menjadi hamba pekerjaan dan hamba uang?
Tentang doa
- Pernahkah aku bersyukur pada Tuhan untuk karunia perkawinanku dan keluargaku?
- Apakah aku berdoa dan membaca Firman Tuhan bersama dengan istriku setiap hari?
- Jika istriku mengatakan sesuatu yang menjengkelkan hati, apakah aku langsung memarahi dia atau aku tenangkan diriku dahulu sambil mencari waktu yang tepat untuk membicarakan hal itu?
- Jika istriku bukan Katolik, apa yang sudah kulakukan agar dia dapat mengenal Yesus dan Gereja-Nya? Sudahkah aku berdoa bagi pertobatan iman-nya?
Tentang pengorbanan
- Apakah aku sanggup berkorban -demi istri dan anak-anak-ku- untuk meninggalkan kebiasaan yang tidak baik seperti: merokok, pulang malam, judi, dll?
- Apakah aku bijak menggunakan uang untuk keperluan keluarga?
- Jika istriku sakit, apa aku siap sedia mengantarkannya ke dokter?
- Jika istriku sakit, apa aku siap melayani-nya, siap menggantikan tugasnya dengan lapang hati, seperti mengurus anak-anak, mengantar anak ke sekolah, mengatur belanja, dll?
- Jika aku mendapat uang bonus dari kantor, apakah aku akan gunakan untuk membeli keperluanku, ataukah aku diskusikan dulu dengan istriku?
- Jika istriku berbuat kesalahan, apakah aku mau mengampuninya?
Tentang hal-hal sederhana
- Apakah aku selalu mengingat hari ulang tahun istri, anak-anak, dan hari ulang tahun pernikahanku- dan mensyukurinya bersama?
- Pernahkah aku mengatakan pada istriku, ‘aku mengasihi engkau’?
- Pernahkah aku memuji istriku?
Tentang kesetiaan/ kemurnian
- Jika aku pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan dan diajak oleh rekan-rekan sekerja untuk pergi ke tempat hiburan malam: apakah aku memiliki ketetapan hati untuk menolak, demi kasihku kepada istriku dan anak-anakku?
- Jika aku mendapat perhatian istimewa dari rekan wanita sekerja, apakah aku cukup bijak untuk bersikap, demi janji setiaku kepada istriku di hadapan Tuhan?
- Apakah aku menjaga kemurnian pikiran, perkataan dan perbuatanku? (Tidak menonton film/ mambaca bacaan/ bercanda / memikirkan tentang hal yang porno)
- Apakah aku sanggup menahan diri dan mendukung istriku dalam menerapkan KB alamiah dan bukan menggunakan alat kontrasepsi?
RENUNGAN UNTUK PARA ISTRI:
“ Hai istri, tunduklah kepada suami-mu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.” (Ef 5:22)
Tentang keseharian
- Apa yang telah kulakukan untuk menyenangkan hati suamiku hari ini?
- Apakah aku banyak mengeluh kepada suamiku?
- Sudahkah aku mengambil peran sebagai ‘penolong’ jika suamiku membutuhkan bantuan?
- Apakah aku mampu menjauhi keterikatan materi, seperti kesenangan berbelanja berlebihan, membeli barang yang mahal, terobsesi dengan make-up dan perhiasan?
- Apakah aku menjaga kerapian penampilanku di hadapan suami?
Tentang doa
- Pernahkah aku bersyukur pada Tuhan untuk karunia perkawinanku dan keluargaku?
- Apakah aku berdoa dan membaca Firman Tuhan bersama dengan suamiku setiap hari?
- Setiakah aku mendoakan suamiku agar selalu dilindungi Tuhan di dalam pekerjaannya dan untuk bertindak bijak sesuai dengan kehendak Allah?
- Jika suamiku bukan Katolik, apa yang sudah kulakukan agar dia dapat mengenal Yesus dan Gereja-Nya? Sudahkah aku mendoakan bagi pertobatan-nya?
Tentang ketaatan
- Apakah aku siap sedia menuruti perkataan suamiku dengan senang hati?
- Apakah aku menghormati pendapatnya?
- Apakah aku sungguh menganggap suamiku sebagai ‘kepala’ dalam rumah tangga yang berhak menentukan keputusan, atau aku lebih ingin agar ia mengikuti kehendakku?
- Apakah aku terlalu banyak bicara dan mengkoreksi segala sesuatu yang dilakukan oleh suamiku?
- Apakah aku kurang sabar menghadapi suamiku, terutama jika ia kerap mengulangi perbuatan yang sama yang kuanggap keliru?
Tentang pengorbanan
- Apakah aku bijak menggunakan uang untuk keperluan keluarga?
- Jika suamiku kelihatan lelah dan stress karena pekerjaannya, apakah aku membantunya dengan membiarkan ia beristirahat, dan sedapat mungkin mengurangi beban pekerjaannya di rumah?
- Jika suamiku sakit, apakah aku dengan lapang hati melayaninya tanpa mengeluh?
- Jika suamiku berbuat kesalahan, apakah aku mau mengampuninya?
Tentang hal-hal sederhana
- Pernahkah aku memasak makanan kesukaan suamiku, atau menyediakan minuman untuknya?
- Apakah aku selalu mengingat hari ulang tahun suami, anak-anak, dan hari ulang tahun pernikahanku- dan mensyukurinya bersama?
- Pernahkah aku memuji suamiku?
Tentang kesetiaan/ kemurnian
- Jika aku mendapat perhatian istimewa dari rekan pria sekerja, apakah aku cukup bijak untuk bersikap, demi janji setiaku kepada suamiku di hadapan Tuhan?
- Apakah aku cukup sopan dan sederhana dalam hal berpakaian?
- Apakah aku menerapkan KB alamiah dan bukan menggunakan alat kontrasepsi?
RENUNGAN UNTUK PARA ANAK
“Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu- ini adalah perintah yang penting, supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi” (Ef 6:1-2)
Tentang ketaatan dan keseharian
- Apakah aku mendengarkan nasehat orang tua, menaati dan menghormati mereka?
- Apakah aku cukup memperhatikan mereka dan menyenangkan hati mereka?
- Apakah aku siap sedia mendengarkan keluh kesah mereka dan menghibur mereka?
- Apakah aku menyediakan waktu buat orang tuaku, untuk mendengarkan dan bercakap-cakap dengan mereka?
- Jika orang tuaku tinggal di luar kota, seringkah aku menelpon atau menulis surat kepada mereka?
- Pernahkah aku menyakiti orang tuaku dengan perkataan maupun perbuatanku? Sudahkah aku meminta maaf?
- Jika aku masih dibiayai oleh orang tua, cukup hematkah aku dalam menggunakan uang saku?
Tentang doa
- Apakah aku rajin berdoa dan membaca Firman Tuhan?
- Setiakah aku berdoa untuk untuk orang tuaku?
- Jika orang tuaku belum mengenal Yesus, apakah yang sudah kulakukan untuk membawa mereka untuk mengenal Yesus dan GerejaNya? Sudahkah aku berdoa untuk pertobatan mereka?
- Jika salah satu atau kedua orang tuaku sudah meninggal, setiakah aku berdoa untuk keselamatan jiwa mereka? Sudahkah aku memohonkan ujud misa di gereja, terutama pada hari peringatan wafat mereka dan pada kesempatan yang diberikan Gereja pada bulan November?
Tentang pengorbanan
- Jika orang tuaku sakit, siap sediakah aku mengantarkan mereka ke dokter/ membelikan obat?
- Jika orang tuaku sakit dan menderita, apakah aku melayaninya dengan lapang hati, sambil mempersembahkan pelayananku sebagai bukti kasihku kepada mereka, dan kepada Tuhan?
- Jika orang tuaku mengatakan sesuatu yang menyakitkan hati, apakah aku mau mengampuni mereka?
Tentang kemurnian
- Apakah aku menjaga kemurnian pikiran, perkataan dan perbuatanku? (Tidak menonton film/ mambaca bacaan/ bercanda / memikirkan tentang hal yang porno?
- Jika aku belum menikah, apakah aku menjaga keperawananku?
- Apakah aku cukup sopan dalam hal berpakaian?
RENUNGAN UNTUK PARA ORANG TUA
“Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan” (Ef 6:4)
Bagi anak-anak mereka” orang tua adalah pendidik yang pertama dan terpenting” (KGK 1653)
Tentang keseharian
- Apakah aku sudah menjadi contoh yang baik dalam hal iman dan kekudusan kepada anak-anakku?
- Apakah aku telah bijak mengatur waktu sehingga ada waktu yang cukup untuk berkumpul bersama keluarga?
- Apakah aku menyediakan cukup waktu untuk mendengarkan dan berbincang-bincang dengan anak-anak-ku?
- Jika anak-anak-ku masih kecil-kecil: apakah aku menyediakan waktu untuk bermain bersama mereka?
- Apakah aku sudah cukup memperhatikan masalah yang sedang dihadapi anak-anakku?
Tentang doa
- Apakah aku sepenuhnya menyadari bahwa anak-anakku adalah titipan Tuhan?
- Setiakah aku berdoa untuk anak-anakku?
- Pernahkah aku mengajarkan anak-anak untuk berdoa, membaca Firman Tuhan dan bersama-sama mengikuti Misa Kudus?
- Sudahkah aku berdoa bersama-sama dengan seluruh anggota keluarga- ku setiap hari?
Tentang pendidikan iman anak
- Sudahkah aku mencerminkan kasih Allah Bapa kepada anak-anakku?
- Sudahkah aku memperkenalkan Tuhan Yesus dan ajaran-ajaranNya kepada anak-anakku?
- Apakah aku menyekolahkan mereka di sekolah Katolik?
- Apakah pernah aku membacakan pada mereka riwayat cerita para Santo/santa?
- Apakah aku mengarahkan mereka untuk menemukan panggilan hidup mereka, dan secara khusus mendukung jika ada anak-ku yang terpanggil untuk menjadi imam, suster atau bruder?
- Apakah aku punya cukup perhatian untuk pendidikan iman mereka?
- Apakah aku mendukung anak-anakku untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan di gereja?
RENUNGAN UNTUK PARA PEKERJA
“Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal… dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kol 3:22-23)
Tentang keseharian
- Apakah setiap hari aku mengerjakan pekerjaanku dengan senang hati?
- Apakah aku dengan bijak menggunakan waktu di kantor untuk bekerja?
- Apakah aku selalu berusaha memberikan yang terbaik di dalam pekerjaanku?
- Apakah aku sudah bekerja dengan jujur, dengan tidak menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi?
- Apakah aku sudah bekerja dengan jujur, dengan tidak menerima uang yang bukan menjadi hak- ku di dalam pekerjaanku?
Tentang doa
- Setiakah aku berdoa mengucap syukur untuk pekerjaanku?
- Apakah aku berdoa buat para atasanku agar mereka beroleh rahmat kebijaksanaan untuk mendatangkan kebaikan bagi semua di kantor?
Tentang ketaatan dan kerendahan hati
- Apakah aku menghormati para atasanku dan segala keputusan mereka?
- Jika atasanku memarahi aku di depan umum, apakah aku mengumpat ataukah aku menggunakan kesempatan itu untuk introspeksi dan memperbaiki diri?
- Jika atasanku tidak menghargai hasil kerjaku, apakah aku kesal dan murung, ataukah aku dapat berkata pada diriku sendiri, “Aku sudah mencoba yang terbaik. Bersama Tuhan aku akan berusaha supaya lain kali kerjaku lebih baik.”… Mampukah aku mengampuninya dan berdoa baginya?
- Jika rekan sekerjaku/ rekan bisnis memberikan komentar negatif tentang aku maupun pekerjaanku… Mampukah aku bersikap netral dan tidak membalasnya? Mampukah aku berjuang agar hasil pekerjaanku menjadi lebih baik? Mampukah aku mengampuni dan berdoa baginya?
RENUNGAN UNTUK PARA ATASAN/ MAJIKAN
“Kamu tahu, bahwa setiap orang… kalau ia telah berbuat sesuatu yang baik, ia akan menerima balasannya dari Tuhan. Dan kamu tuan-tuan, perbuatlah demikian juga terhadap mereka dan jauhkanlah ancaman.” (Ef 6:8-9)
Tentang keseharian
- Apakah aku cukup menghargai para bawahanku?
- Apakah aku cukup memperhatikan kesejahteraan bawahanku?
- Apakah aku memandang mereka yang terkecil (satpam, office-boy/girl, pembantu) dengan layak sebagai manusia, ataukah sering aku bersikap acuh?
- Apakah aku sering memarahi pegawai/ bawahanku?
- Apakah aku sudah bersikap adil terhadap semua bawahanku?
- Apakah aku sudah cukup memberikan teladan yang baik kepada bawahanku?
- Apakah aku selalu bekerja dengan jujur dan menghindari korupsi?
- Apakah aku berusaha sedapat mungkin untuk ‘tidak memecat sesorang’, terutama jika tidak ada kesalahan di pihak pegawai?
- Apakah aku menganggap diri lebih tinggi dari para bawahanku, ataukah aku melihat mereka memiliki kesamaan derajat denganku di mata Tuhan?
- Apakah aku sudah bermurah hati untuk menyumbang kegiatan pelayanan atau pewartaan Gereja?
Tentang doa
- Apakah aku setia mengucap syukur atas berkat yang Tuhan berikan atas kedudukan dan usaha yang diberkati Tuhan?
- Apakah aku selalu membawa di dalam doa sebelum mengambil segala keputusan?
Tentang pengorbanan
- Apakah aku sudah mengutamakan kepentingan semua pekerja daripada kepentingan pribadi?
- Apakah aku telah berusaha untuk membimbing para pegawai dan berperan sebagai ‘bapa/ ibu’ yang baik bagi mereka?
RENUNGAN UNTUK PARA JANDA DAN MEREKA YANG TIDAK MENIKAH
“Adapun Yudit sudah tinggal di rumahnya sebagai janda…. Didirikannya sebuah gubuk di atas sotoh (atap rumahnya)… ia berpuasa …Tiada satu orangpun dapat mengatakan sesuatu yang buruk tentang dia, sebab ia sangat takut akan Allah.” (lih.Ydt 8: 4-8)
Tentang keseharian
- Apakah aku menjaga kemurnian pikiran, jiwa dan tubuhku?
- Apakah aku bersikap yang layak sebagai seorang janda/ yang tidak menikah, melalui tutur kata dan caraku berpakaian?
- Apakah aku memiliki kepasrahan yang total kepada Tuhan akan masa depan?
- Apakah aku sudah cukup memusatkan perhatian dan hidupku pada Tuhan?
- Apakah aku telah menggunakan apa yang kumiliki untuk kemuliaan Tuhan?
- Apakah aku sudah menerima kepergian pasanganku ke rumah Tuhan dengan lapang hati?
Tentang doa dan puasa
- Apakah ada tempat di rumahku yang aku khususkan untuk berdoa?
- Apakah aku rajin berpuasa/ bermati raga?
- Apakah aku sudah menggunakan waktuku untuk berdoa dan membaca Firman Tuhan?
- Jika pasanganku sudah meninggal, apakah aku setia berdoa bagi keselamatan jiwanya, memohonkan ujud misa bagi-nya?
RENUNGAN UNTUK PARA PENDERITA SAKIT
(Rasul Paulus berkata),”Sekarang aku bersuka cita bahwa aku boleh menderita… dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya yaitu jemaat” (Kol 1:24)
” …hendaklah mereka semua mengetahui, bahwa mereka dipersatukan dengan Kristus yang menderita sengsara demi keselamatan dunia.” (LG 41)
Tentang keseharian dan doa
- Apakah aku menerima keadaanku dengan hati lapang?
- Apakah aku melihat penderitaanku sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri pada Allah?
- Apakah aku melihat penderitaanku sebagai kesempatan untuk mengambil bagian dalam penderitaan Kristus untuk mendatangkan keselamatan?
- Apakah aku sudah berdoa bagi keselamatan jiwa orang-orang yang kukasihi, dan keselamatan jiwaku?
- Apakah aku tetap dapat bersyukur oleh karunia iman yang Tuhan sudah berikan kepadaku?
- Apakah aku tetap dapat bersyukur untuk kasih yang boleh aku terima dari keluarga, saudara dan sahabat?
- Apakah aku tetap dapat bersyukur untuk pengobatan dan pertolongan dari para dokter?
- Apakah aku sudah melihat kehidupan ini sebagai anugerah, dan menyerahkan hidupku sepenuhnya pada Tuhan?
- Apakah aku sudah memiliki iman, harapan dan kasih kepada Allah yang mengasihiku tiada batasnya?
Salam Damai Kristus,
Langkah2 apa yg harus saya lakukan untuk melatih diri menjadi :
1. Rendah Hati
2. Sungguh2 dalam menjalankan semua tugas yg Tuhan berikan, karena saya merasa kurang total dalam pelayanan baik di rumah maupun di gereja.
Salam
Elisabeth A.
Shalom Elisabeth,
Hal kerendahan hati, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Silakan anda membacanya artikel tersebut terlebih dahulu.
Kita semua yang mau dengan serius bertumbuh di dalam kekudusan memang harus berusaha selalu mempraktekkan kerendahan hati. Para orang kudus selalu mengajarkan bahwa kerendahan hati merupakan jalan yang paling pasti untuk mencapai kekudusan, namun betapa sulitnya mempraktekkan hal itu, jika kita tidak mau ‘mati’ terhadap ke-akuan/ ego kita untuk hidup menurut kehendak dan perintah Tuhan. Prinsip St. Yohanes Pembaptis harusnya juga menjadi pegangan kita, “Kristus harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” (Yoh 3:30)
Kesadaran bahwa ‘ada sesuatu yang dapat saya perbaiki atau saya tingkatkan’ untuk melayani Tuhan dan sesama, adalah suatu langkah awal yang baik. Sebab sikap seperti ini adalah ekspresi kerendahan hati. Orang yang rendah hati selalu berusaha bertumbuh dalam iman, dan tidak cepat berpuas diri dan menganggap diri sudah ‘baik’. Maka mari bersama berjuang untuk terus bertumbuh di dalam iman, pengharapan dan kasih, dengan mengandalkan rahmat Tuhan. Doa, firman Tuhan dan sakramen- sakramen (terutama Tobat dan Ekaristi) menjadi sarana yang perlu untuk pertumbuhan iman kita. Jika kita terus bertekun di dalam semua ini, kita mempunyai pengharapan yang besar, bahwa Tuhan akan membantu kita untuk bertumbuh dalam kerendahan hati.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam Damai ,
Semakin dekat dng Yesus semakin terasa setiap kekurangan2 yg ada pada diri saya, meskipun tidak mungkin menghilangkannya karena manusia memang mempunyai kelemahan, tetapi bagaimana saya bisa memperbaikinya ? karena Yesus pernah bersabda : “Hendaklah kamu sempurna seperti Bapaku di surga.” Saya hanya ingin menjadi yang terbaik bagi sesama disekitar saya, supaya menjadi garam yg asin dan terang yg benar.
Salam saya,
Elisabeth A.
Shalom Elisabeth,
Ya memang seharusnya demikian, bahwa semakin kita dekat dengan Kristus, maka kita akan dapat melihat dengan jelas kekurangan- kekurangan diri kita. Pergumulan ini ada pada setiap murid Kristus, termasuk anda dan saya. Dengan demikian, perjuangan anda juga merupakan perjuangan yang dihadapi oleh semua umat beriman, yang ingin bertumbuh di dalam iman dan kekudusan.
Sebagai masukan mungkin anda dapat membaca artikel di atas ini, dan selanjutnya mari berjuang untuk menerapkannya. Sedangkan untuk memperbaiki kesalahan pertama- tama memang diperlukan kerendahan hati untuk mengakui kesalahan kita (secara nyata dalam sakramen pengakuan dosa) dan kemudian secara rutin memeriksa batin kita setiap hari minimal satu kali (pada malam hari). Harapannya adalah, dengan rajin memeriksa batin dengan jujur, kita dapat selalu memperbaiki diri, dan tidak mengulangi kesalahan kita yang kita lakukan pada hari itu.
Selanjutnya, dari pengalaman para orang kudus, kita belajar bahwa untuk bertumbuh di dalam iman dan kasih diperlukan doa, merenungkan firman Tuhan dan menerima sakramen- sakramen, terutama Ekaristi dan Tobat. Selanjutnya kita harus sedapat mungkin menghayati kehadiran Kristus dalam kegiatan kita sehari- hari, agar kita dapat menghindari dosa dan memilih jalan sesuai dengan kehendak-Nya, demi kasih kita kepada-Nya yang lebih dahulu mengasihi kita.
Semoga Tuhan memampukan kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
shalom,
Saya mau bertanya, bagaimana caranya agar kita tidak lupa akan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari?
Shalom Johan,
Terima kasih untuk pertanyaan yang sangat bagus ini, karena kita semua, termasuk saya, memang harus berjuang setiap hari agar tidak ‘lupa’ akan Tuhan. Sebab walaupun mulut kita sering mengucapkan kita mengasihi Tuhan, namun di dalam perbuatan, sering kita gagal mewujudkannya. Contoh yang sederhana ialah di dalam keseharian kita sering ‘lupa’ kepadaNya, atau tepatnya lebih banyak memperhatikan diri sendiri dan kehendak sendiri daripada Tuhan dan kehendakNya. Artinya, kita lebih ‘cinta diri’ ketimbang ‘cinta Tuhan’.
Tulisan "Refleksi Praktis tentang Kekudusan" di atas mungkin dapat membantu, namun memang benar bahwa untuk senantiasa ingat akan Tuhan kita harus membawa serta Dia di dalam kehidupan kita sehari-hari. Berikut ini adalah tips sederhana yang mungkin dapat diterapkan, yang pada dasarnya melibatkan Tuhan di dalam segala hal yang kita lakukan setiap hari, baik pada saat yang senang ataupun susah:
1) Usahakan bangun lebih pagi setiap hari, dan awali dengan ucapan syukur. Pajanglah gambar Yesus di kamar tidur anda, atau di dekat tempat tidur anda, sehingga begitu anda terjaga/ terbangun, Yesuslah yang anda ingat terlebih dahulu. Begitu anda mengingatNya, ucapkanlah syukur, bahwa anda diberi karunia ‘hidup’ hari itu.
2) Jangan lupa, mohonlah di dalam doa pagi, "Tuhan, bantulah aku untuk lebih mengingat Engkau hari ini."
3) Sediakanlah ‘pojok doa’/ tempat anda berdoa di rumah anda. Letakkanlah di situ Kitab suci, buku doa/ renungan, rosario dan salib Tuhan Yesus.
4) Sediakan waktu secara khusus untuk berdoa (pagi dan malam) dan merenungkan bacaan harian hari itu, misalnya 1/2 jam sehari. Jika dirasakan kurang dapat ditambahkan kemudian hingga 1 jam atau lebih. Carilah waktu yang paling baik, jangan mengambil waktu terlalu malam, supaya tidak ngantuk dan terburu-buru. Lakukan doa hening, doa Yesus, atau doa lain, seperti Liturgy of the Hour, atau doa rosario sambil merenungkan peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus (Gembira, Terang, Sedih, Mulia).
5) Ambillah sepenggal ayat/ kata dari bacaan Kitab suci hari itu, dan ulangi dalam batin sepanjang hari. Seperti hari ini, misal anda terkesan dengan kata, "menghasilkan buah yang baik" (Luk 6:43). Doakanlah terus, "Tuhan, bantu aku agar aku menghasilkan buah yang baik hari ini."
6) Jika anda mengendarai mobil, pasanglah kaset/ CD rohani, entah berupa lagu-lagu, ataupun doa rosario, atau jika ada/ memungkinkan dengarkanlah siaran radio Katolik.
7) Temukanlah Tuhan dalam hal-hal yang biasa dan rutin. Untuk ini mari kita teliti, kegiatan apa yang paling mendominasi hari-hari kita: Misal, Jika kita bekerja di kantor, begitu sampai di meja kerja, ucapkanlah syukur. Jika mengalami kesulitan dalam pekerjaan, ucapkanlah, "Tuhan, kasihanilah aku." Jika mengalami pujian dan berkat, "Tuhan, terima kasih, Engkau sungguh ajaib."
8) Temukanlah Tuhan dalam hal-hal yang sederhana bahkan dalam hal-hal yang membosankan. Jika anda sedang membersihkan rumah/ mencuci piring, olah raga/ jogging, atau sedang menunggu sesuatu, berdoalah Salam Maria. Ingatlah akan orang-orang yang membutuhkan doa anda, dan doakanlah mereka bersama dengan Bunda Maria, "Bunda Maria, doakanlah ….(nama yang mau di doakan) di hadapan Yesus. Salam Maria….dst" atau berdoalah rosario.
9) Temukanlah Tuhan pada saat anda melakukan hal-hal yang tidak anda sukai atau yang membutuhkan pengorbanan anda. Katakanlah dalam hati, "…ini kulakukan demi kasihku kepada Yesus… ini bukan apa-apa jika dibandingkan dengan salib Kristus… mari, Yesus, bantulah aku memikul salibku ini…. semoga salib kecil ini nanti menghantarku / dan ….. (nama orang yang kudoakan) ke surga".
10) Temukanlah Tuhan dalam orang-orang yang anda jumpai. Mulai dari suami/ istri/ orang tua/ anak-anak yang terdekat dengan anda. Mulailah hari anda dengan menyapa dan memberikan ungkapan kasih kepada mereka.
11) Temukanlah Tuhan dalam orang-orang yang datang pada anda hari itu, misal: tamu asing, teman yang berkeluh kesah, orang yang minta tolong, atau bahkan orang yang membuat anda sedih/ kesal. Ingatlah bahwa apa yang anda lakukan pada mereka, anda lakukan terhadap Yesus.
12) Temukanlah Tuhan dalam berita dunia hari itu. Jika anda membaca koran/ mendengar berita TV, lihatlah apa yang terjadi di dunia sekitar kita, ucapkanlah syukur untuk segala berita baik, dan mohonlah pertolongan Tuhan jika ada bencana. Doakanlah mereka yang menderita, para pemimpin negara dan pemimpin Gereja.
13) Ingatlah untuk selalu berdoa mengucap syukur sebelum dan sesudah makan.
14) Jika anda mau berdisiplin, pasanglah alarm pada jam-jam tertentu untuk mengingatkan bahwa pada saat itu anda perlu berdoa singkat, misal setiap jam 12 siang/ jam 3 siang. Begitu anda sudah terbiasa, anda tidak membutuhkan alarm itu lagi. Doanya dapat sangat sederhana, "Terpujilah Engkau, Tuhan",atau "Jesus and Mother Mary, I love you, save sinners." Atau jika mau lebih khusus, doakanlah anggota keluarga anda pada saat itu.
15) Pasanglah sticker/’post-it’ polos di tempat-tempat tertentu yang paling sering anda lihat. Pada saat anda melihatnya, ucapkanlah syukur kepada Tuhan. Jika anda sudah terbiasa, anda tidak memerlukan post-it lagi.
16) Usahakan mengikuti Misa Kudus, lebih dari sekali seminggu. Persiapkan hati sungguh-sungguh sebelum mengikuti misa, dan pada saat konsekrasi, mohonlah sekali lagi, "Tuhan, bantulah aku mengingat dan mengasihi Engkau."
17) Sediakanlah waktu untuk bersekutu dengan saudara/saudari seiman, dan mendalami iman Katolik anda.
18) Periksalah batin anda sebelum tidur. Persembahkan kepada Tuhan, segala yang baik yang anda perbuat hari itu. Dan mohonlah ampun atas kegagalan anda berbuat baik hari itu. Sediakan waktu hening di dalam Tuhan.
19) Jika anda temukan dosa dalam pemeriksaan batin itu, pergilah mengaku dosa ke Sakramen Tobat, sedapat mungkin pada hari berikutnya, dan mohon agar Tuhan membantu anda agar tidak mengulangi dosa itu lagi.
20) Tutuplah hari dengan senyuman, "Yesus, aku bersyukur, terpujilah Engkau!"
Demikianlah, Johan, banyak sekali ya, yang sesungguhnya dapat kita lakukan. Ini merupakan perjuangan, dan marilah kita berdoa, agar Tuhan memberikan kepada kita rahmat untuk senantiasa mengingat dan mengasihiNya. Mengingat akan Tuhan adalah bagian dari ‘doa’, dan oleh karena keinginan untuk berdoa itu sendiri adalah suatu rahmat ("…for the desire to pray is in itself a gift"), marilah kita bersyukur untuk rahmat ini, dan memohon agar Tuhan memampukan kita untuk menanggapi rahmat tersebut.
Salam kasih dari https://katolisitas.org
Ingrid Listiati
salam kasih untuk johan dan ingrid
pertama saya ucapkan sungguh luar biasa kamu johan yang rindu pada Yesus dalam kehidupan sehari-hari. Dan kamu ingrid atas sarannya yang panjang lebar lengkap. Ini sungguh menunjukkan kerinduan yang dalam bagimu untuk melayani.
Saya tambahkan sedikit untuk Johan :
Baca kisah Yesus di golgota bagaimana seorang penjahat begitu rindu untuk ikut Yesus dengan mengatakan “Yesus ingatlah aku …” dan tanpa mohon pengampunan dosa tapi Yesus mau membawanya ke firdaus.
Baca kisah Zakheus yang rindu melihat Yesus. Yesus langsung menjawab kerinduannya untuk langsung datang kerumahnya ( dan di hatinya).Dan lihatlah bagaimana kehadiran Yesus membawa pertobatan bagi Zakheus.
Dalam kehidupan sehari-hari cobalah kita ambil suatu contoh yang mudah di pelajari :
Bila romo pastur bilang sama Johan mau datang ke rumah johan, apa yang johan perbuat? Ya pasti rumah yang berantakan segera dirapikan.
Coba bayangkan kalau bapa Uskup yang mau datang, wah persiapannya pasti lebih banyak. Nah kalau bapa Paus yang datang ?
Johan siapa itu Yesus? Apa kedudukanNya bila dibandingkan dengan romo, uskup atau Paus? Padahal Dia selalu ada di hati Johan. Dia tahu apa yang diperbuat atau bahkan yang dipikirkan Johan.
Prinsipnya semakin dalam rasa hormat,segan, takut, mencintai Yesus yang ada di dalam hati kita, semakin berperan Dia dalam kehidupan sehari-hari.
Ini email saya yantowibowo@gmail.com. Bagikan pengalaman imanmu Johan dan Ingrid pada saya.
Terimakasih. Tuhan memberkati
Comments are closed.