Kata ‘injil’ umumnya diartikan sebagai rekaman tertulis akan perkataan dan perbuatan Yesus. Asal katanya dari bahasa Yunani, ‘euaggelion’, atau dalam bahasa Latin ‘Evangelium‘, yang artinya adalah “Kabar Gembira”. Maka kisah yang dituliskan di sana adalah kisah yang berhubungan dengan kehidupan Kristus. Menurut New Advent Catholic Encyclopediaklik di sini, terdapat sekitar 50-an karya-karya tulis di abad- abad awal yang menulis tentang Pribadi dan karya Kristus, dan ada 20 karya yang disebut ‘injil’ walaupun hanya empat kitab Injil yang disebut Injil kanonik, artinya dinyatakan oleh Gereja sebagai Injil yang ditulis atas ilham Roh Kudus. Keduapuluh Injil tersebut adalah:

1-4. Injil Kanonik: Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes
5. Injil menurut jemaat Ibrani
6. Injil Petrus
7. Injil menurut jemaat Mesir
8. Injil Matias
9. Injil Filipus
10. Injil Tomas
11. Proto-evangelium Yakobus
12. Injil Nicodemus (Acta Pilati)
13. Injil Keduabelas Rasul
14. Injil Basilides
15. Injil Valentinus
16. Injil Marcion
17. Injil Hawa
18. Injil Yudas
19. Tulisan Genna Marias
20. Injil Teleioseos

Namun dari keduapuluh Injil ini hanya empat yang diakui oleh Gereja sebagai Injil yang ‘diilhami oleh Roh Kudus’, yaitu Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Keempat Injil tersebut ditulis sendiri oleh rasul Kristus (Matius dan Yohanes) atau oleh murid rasul Kristus (Markus, murid Rasul Petrus dan Lukas, murid Rasul Paulus). Keempat Injil tersebut: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes ini ditetapkan sebagai Injil Kanonik/ termasuk dalam Kanon Kitab Suci Perjanjian Baru, pertama- tama oleh Paus Damasus I (382) dan kemudian diteguhkan oleh Konsili Hippo (393) dan Carthage (397) dan konsili- konsili berikutnya, sebagaimana pernah diulas di sini, silakan klik.

Kesaksian tentang keempat kitab Injil ini diberikan oleh beberapa Bapa Gereja di abad-abad awal, terutama oleh Papias, St. Irenaeus, Origen, Eusebius dan St. Jerome (Hieronimus):

1. Kesaksian St. Irenaeus tentang keempat Injil

St. Irenaeus adalah murid St. Polycarpus, yang adalah murid Rasul Yohanes. Dalam bukunya yang terkenal Against the Heresies, St. Irenaeus (180) menggarisbawahi asal usul apostolik kitab Injil, sebagai berikut:

“Kita telah mengetahui bukan dari siapapun tentang rencana keselamatan kita kecuali dari mereka yang melaluinya Injil telah diturunkan kepada kita, yang pada suatu saat mereka ajarkan di hadapan publik, dan yang kemudian, sesuai dengan kehendak Tuhan, diturunkan kepada kita di dalam Kitab Suci, untuk menjadi dasar dan tonggak dari iman kita…. Sebab setelah Tuhan kita bangkit dari mati [para rasul] diberikan kuasa dari atas, ketika Roh Kudus turun [atas mereka] dan dipenuhi oleh semua karunia-Nya, dan mempunyai pengetahuan yang sempurna: mereka berangkat menuju ujung-ujung bumi, mengajarkan kabar gembira yang diberikan oleh Tuhan kepada kita…. Matius… menuliskan Injil untuk diterbitkan di antara orang Yahudi di dalam bahasa mereka, sementara Petrus dan Paulus berkhotbah dan mendirikan Gereja di Roma…. Markus, murid dan penerjemah Petrus, juga meneruskan kepada kita secara tertulis, apa yang biasanya dikhotbahkan oleh Petrus. Dan Lukas, rekan sekerja Paulus, juga menyusun Injil yang biasanya dikhotbahkan Paulus. Selanjutnya, Yohanes, murid Tuhan Yesus ….juga menyusun Injil ketika tinggal di Efesus, Asia Kecil.” ((St. Irenaeus, Against the Heresies, book III, ch. 1,1))

2. Kesaksian St. Klemens tentang keempat Injil, sebagaimana dikutip oleh Eusebius

Tentang keempat Injil, St. Klemens dari Aleksandria (150-215) sebagaimana dikutip Eusebius mengatakan, “Injil-Injil yang memuat silsilah Yesus [yaitu Matius dan Lukas], ditulis lebih dahulu. Injil Markus ditulis sedemikian, “Ketika Petrus telah berkhotbah di hadapan umum di Roma, dan mewartakan Injil oleh Roh Kudus, banyak orang yang hadir meminta agar Markus, yang telah mengikuti dia [Petrus] untuk waktu yang lama dan mengingat perkataannya, agar menuliskan perkataan-perkataan tersebut. Dan setelah menyusun Injil itu, ia memberikannya kepada mereka yang memintanya. Ketika Petrus mengetahui hal ini, ia tidak secara langsung melarang ataupun mendukungnya. Tetapi, pada akhirnya, Yohanes, merasa bahwa fakta- fakta yang nampak dari luar telah dinyatakan dengan jelas di Injil, [karena] didorong oleh teman-temannya, dan diilhami oleh Roh Kudus, menyusun Injil rohani.” ((St. Klemens sebagaimana dikutip oleh Eusebius, Ecclesiastical History 6.14.5-7))

3. Kesaksian Origen tentang keempat Injil

Origen (185-254) juga menulis tentang asal usul Injil, demikian:

“[Injil] yang pertama dituliskan oleh Matius, yang adalah seorang publikan tetapi kemudian menjadi rasul Yesus Kristus, yang menerbitkannya untuk umat Yahudi, dituliskan dalam bahasa Ibrani. [Injil] kedua oleh Markus, yang disusun di bawah bimbingan St. Petrus, yang telah mengangkatnya sebagai anak… (1 Pet 5:17). Dan ketiga, menurut Lukas, yang menyusunnya untuk umat non-Yahudi, Injil yang dibawakan oleh Rasul Paulus; dan setelah semuanya itu, [Injil] menurut Yohanes.” ((Origen, In Matthew. I, sebagaimana dikutip Eusebius, Ecclesiastical History 6.25.3-6))

Dari kesaksian para Bapa Gereja, yaitu Papias, St. Irenaeus, Origen, Eusebius dan St. Jerome (Hieronimus), kita mengetahui asal usul apostolik keempat Injil, yang bersumber dari pengajaran para Rasul. Para Bapa Gereja ini menjadi saksi yang meneguhkan bahwa Injil Matius ditulis oleh Rasul Matius, Injil Markus ditulis oleh Markus, Injil Lukas oleh Lukas, dan Injil Yohanes, oleh Rasul Yohanes. Keempat Injil tersebut saling melengkapi, karena dalam menyampaikan suatu fakta yang sama, pengarang Injil menulis dari sisi yang berbeda sesuai dengan latar belakangnya, dan juga sesuai dengan ilham Roh Kudus yang dinyatakan kepada mereka.

Maka, otentisitas ke-empat Injil ini diketahui dari tulisan para Bapa Gereja yang menjadi penerus para Rasul. Para Bapa Gereja itulah yang mengkonfirmasi bahwa keempat Injil tersebut memang sungguh ditulis oleh orang yang namanya disebutkan sebagai pengarang Injil tersebut. Sedangkan injil-injil lainnya tidak dapat dikonfirmasi ditulis oleh rasul ataupun orang yang namanya diasosiasikan dengan injil itu. Artinya, walaupun tulisan itu diatributkan kepada rasul tertentu atau orang-orang yang hidup di zaman para Rasul, namun umumnya dituliskan di abad-abad sesudahnya- yaitu abad ke-dua atau abad-abad sesudahnya; dan dengan demikian tidak dapat disebut sebagai Injil yang otentik ditulis oleh pengarangnya, dan karena itu, tidak dapat dikatakan bahwa tulisan itu diinspirasikan oleh Roh Kudus. Sedangkan Gereja selalu menekankan bahwa Injil yang otentik itu adalah Injil yang asli berasal dari pengajaran para Rasul yang dituliskan, dan tentang ini hanya ada empat Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

Konsili Vatikan II mengajarkan: “Selalu dan di mana-mana Gereja mempertahankan dan tetap berpandangan, bahwa keempat Injil berasal dari para rasul. Sebab apa yang atas perintah Kristus diwartakan oleh para rasul, kemudian dengan ilham Roh ilahi diteruskan secara tertulis kepada kita oleh mereka dan orang-orang kerasulan [apostolic men], sebagai dasar iman, yakni Injil dalam keempat bentuknya menurut Mateus, Markus, Lukas dan Yohanes.” (Konsili Vatikan II, tentang Wahyu Ilahi, Dei Verbum, 18).

31 COMMENTS

  1. sangat jelas tulisannya dan mudah mencerna apa yang arti dan maksudnya tulisan ini. ada sedikit yang ingin saya tanyakan, mengapa justru pusat gereJA VATIKAN ADA DI EROPA?, bukannya di jazirah arab?, padahal justru tentara romawi yang mengejar-ngejar yesus kristus?

    [Dari: Katolisitas: Keutamaan keuskupan Roma tidak terpisah dari kenyataan bahwa Rasul Petrus dan Paulus mendirikan Gereja di Roma untuk menjangkau umat di seluruh dunia. Para rasul itu pada mulanya berkarya di Yerusalem, kemudian menyebar di daerah Yudea, dan kemudian Rasul Petrus dan Paulus ke Roma, yang dianggap sebagai pusat dunia pada saat itu, untuk menyebarkan pesan Injil ke seluruh ujung bumi. Tahapan ini adalah sesuai dengan pesan Yesus sendiri, yang dicatat dalam Kis 1: 8. Jadi memang benar bahwa pengikut Kristus pertama kali disebut Kristen di Antiokhia, namun demikian Antiokhia bukanlah lalu menjadi yang utama, karena para rasul kemudian masih menuju Roma, yang menjadi pusat dunia saat itu, demi memenuhi kehendak Kristus untuk mendirikan Gereja-Nya di sana.
    Selanjutnya tentang Mengapa St. Petrus datang ke Roma, klik di sini, dan
    Tentang Keutamaan Gereja Roma, silakan membaca artikel ini, silakan klik
    Silakan juga membaca artikel seri tentang Keutamaan Rasul Petrus, dari bagian 1 sampai 5, silakan menggunakan fasilitas pencarian di sisi kanan homepage untuk memperoleh hyperlink-nya].

  2. Pak Steve dan bu inggrid yth

    Saya ingin bertanya , pada saat Yesus menerima firman, Tuhan Allah memakai bahasa apa? Kenapa bahasa asli dari Tuhan Allah tidak disertakan di kitab injil. Seperti kita tahu kitab injil di indonesia memakai bahasa indonesia, di inggris memakai bahasa inggris, di afrika memakai bahasa afrika, dll. Kalau memang kitab injil itu asli seharusnya bahasa asli wahyu yang diturunkan kepada yesus disertakan juga, baru dibawahnya terjemahan masing masing bahasa. Tujuannya adalah agar orang kristen tahu bahasa kitab aslinya.

    Dan yang terahir, pak steve dan ibu inggrid apakah bisa menunjukan tulisan asli dari bahasa wahyu yang diturunkan Tuhann Allah kepada Yesus.

    Trima kasih

    • Shalom Dion,

      Yesus tidak menerima Firman, namun Dia sendiri adalah Firman Allah. Dalam Yoh 1:1 dituliskan “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah”. Yesus tidak meninggalkan tulisan apapun kepada umat-Nya. Agama Kristen bukanlah agama buku, namun agama yang mengikuti Seseorang, yaitu Kristus. Kita mengenal Pribadi Yesus dari tulisan-tulisan Kitab Suci serta tulisan-tulisan yang turun-temurun, yang disebut Tradisi Suci. Tentang Injil, mereka menulisnya dalam bahasa yang waktu itu dipakai, yaitu dalam bahasa Yunani, kecuali untuk Injil Matius, yang kemungkinan ditulis dalam bahasa Ibrani. Semua tulisan-tulisan Injil ini diperkuat dari tulisan-tulisan para jemaat perdana yang mengutip begitu banyak ayat-ayat Kitab Suci. Untuk menjaga kemurnian ajaran, maka Kristus sendiri mendirikan Gereja Katolik, yang terus mewariskan ajaran Kristus dari satu generasi ke generasi berikutnya.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  3. Di mana saya bisa membaca injil2 non kanon? Minimal yang terjemahan bahasa inggris.

    [dari katolisitas: Silakan google dengan kata pencarian apocrypha]

  4. dear pengurus katolisitas,
    saya sangat penasaran dengan 16 injil-injil lainnya selain keempat injil kanonik di atas. saya penasaran dengan siapa yang menulis injil-injil tersebut, kapan waktu penulisannya, perbedaan isinya dengan injil kanonik yang ada, dan kenapa injil-injil itu tidak diakui oleh umat kristiani. saya minta tolong agar pengurus katolisitas membuat artikel yang menjelaskan ke-16 injil lainnya itu. terima kasih, sebelumnya.

    • Shalom Bogoro,

      Fokus kami di Katolisitas adalah menyampaikan apa yang menjadi ajaran iman Katolik, atas dasar Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium. Nah, injil-injil lain yang bukan injil kanonik tidak menjadi sumber ajaran iman (deposit of faith) dan karenanya tidak termasuk dalam fokus kami di Katolisitas. Anda dapat mencari dan membaca tentang injil-injil non-kanonik ini melalui google ataupun di link wikipedia, atau sumber-sumber lainnya. Sedangkan ulasan yang sudah ada di Katolisitas tentang injil-injil non-kanonik ini baru adalah tentang injil Thomas, klik di sini; dan injil Barnabas, klik di sini.

      Seperti telah disebutkan di atas, hanya ada empat Injil yang diakui otentik oleh Gereja (artinya sungguh ditulis oleh pengarang yang bersangkutan, yaitu oleh rasul- rasul Kristus (Matius dan Yohanes) atau oleh murid rasul Kristus (Markus, murid Rasul Petrus dan Lukas, murid Rasul Paulus). Otentisitas ini diketahui dari tulisan para Bapa Gereja yang menjadi penerus para Rasul itu, yang mengkonfirmasi bahwa keempat Injil tersebut memang sungguh ditulis oleh orang yang namanya disebutkan sebagai pengarang Injil tersebut. Sedangkan injil-injil lainnya tidak dapat dikonfirmasi ditulis oleh rasul ataupun orang yang namanya diasosiasikan dengan injil itu. Artinya, walaupun tulisan itu diatributkan kepada rasul tertentu atau orang-orang yang hidup di zaman para Rasul, namun umumnya dituliskan di abad-abad sesudahnya- yaitu abad ke-dua atau abad-abad sesudahnya; dan dengan demikian tidak dapat disebut sebagai Injil yang otentik ditulis oleh pengarangnya, dan karena itu, tidak dapat dikatakan bahwa tulisan itu diinspirasikan oleh Roh Kudus. Sedangkan Gereja selalu menekankan bahwa Injil yang otentik itu adalah Injil yang asli berasal dari pengajaran para Rasul yang dituliskan, dan tentang ini hanya ada empat Injil, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

      Konsili Vatikan II mengajarkan: “Selalu dan di mana-mana Gereja mempertahankan dan tetap berpandangan, bahwa keempat Injil berasal dari para rasul. Sebab apa yang atas perintah Kristus diwartakan oleh para rasul, kemudian dengan ilham Roh ilahi diteruskan secara tertulis kepada kita oleh mereka dan orang-orang kerasulan [apostolic men], sebagai dasar iman, yakni Injil dalam keempat bentuknya menurut Mateus, Markus, Lukas dan Yohanes.” (Konsili Vatikan II, tentang Wahyu Ilahi, Dei Verbum, 18).[31]

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  5. gini aja
    semua injil yg kanonik atau non kanonik di musnahkan di muka bumi
    panggil maasing2 denominasi yg mengimani injil2 tsb, minta susun kembali seperti yg telah dimusnahkan, setitik-sekoma-sekata dann sekalimat

    bisa ga?

    • Shalom Borisworo,

      Agama Kristiani bukan merupakan agama yang semata-mata tergantung dari sebuah kitab. Sumber iman Kristiani adalah Kitab Suci, Tradisi Suci dan ajaran Magisterium Gereja. Tentang hal ini, sudah pernah dibahas di artikel ini, silakan klik.

      Maka Kitab Suci bukan satu-satunya sumber iman. Seandainya Kitab Suci musnah (walau sejarah sudah membuktikan bahwa betapapun ini diusahakan, selalu tidak berhasil, sebab pasti ada yang copy-nya yang survive), maka masih ada Tradisi Suci dan ajaran Gereja. Kitab Suci Kristiani itupun asalnya dari Tradisi Suci, yaitu sebagian dari ajaran lisan dari para rasul itu dituliskan dan kemudian ditetapkan menjadi Kitab Suci oleh Magisterium Gereja. Ajaran iman Kristiani tidak terbatas oleh huruf-huruf, namun merupakan ajaran yang hidup, dan ini nyata di sepanjang sejarah Gereja. Maka, walau adalah sesuatu yang baik untuk menghafal Kitab Suci, namun inti dari iman Kristiani bukanlah menghafal teks Kitab Suci, tetapi hidup menghayati dan melaksanakan apa yang diajarkan di dalamnya.

      Kita memang bisa berandai-andai, tetapi pengandaian itu bisa saja tidak mungkin terjadi. Dan jika terjadi sekalipun, tidak akan mengubah dan berpengaruh kepada ajaran iman Kristiani, yang diberikan oleh Kristus untuk menjadi ajaran yang tetap selamanya, yang akan tinggal terus bersama dengan Gereja-Nya sampai akhir zaman.

      Salam kasih Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

    • Dear Katolisitas

      Izinkan saya menanggapi pernyataan Borisworo;

      Kekristenan bukan agama seperti kebanyakan agama di dunia yang mengandalkan kitab suci untuk mempertahankan eksistensinya.
      sekitar 380 tahun awal sejarah Kekristenan, kami tidak memiliki kitab suci karena dan kami mengandalkan pengajaran lisan para rasul yang menerima pengajaran langsung dari Yesus Kristus.

      Seperti telah dijelaskan oleh Bu Ingrid, dasar iman Kristen adalah pribadi Yesus Kristus yang adalah Firman Allah, Kalam Ilahi, Sang Sabda atau Kalimatullah. Dalam diri Yesus terkandung segala kebenaran atau wahyu dari Allah sang pencipta, Dia datang ke dunia untuk mengajarkan kebenaran dan memimpin umat manusia untuk masuk dalam keselamatan kekal dengan cara penebusan yang dilakukan-Nya di kayu salib. Konsekuensi dari fakta ini; Yesus Kristus adalah Firman yang menjadi manusia sehingga karena seluruh kebenaran ada di dalam diri-Nya maka tidak ada lagi wahyu atau ajaran atau agama manapun yang dapat mengklaim sebagai penyempurna ajaran Yesus, karena tidak ada lagi yang lebih sempurna dari Firman Allah.

      Andaikan kitab suci Kristen di seluruh dunia dihancurkan atau bahkan tidak pernah ada, maka hal itu tidak akan mempengaruhi sejarah kekristenan karena iman dan pengharapan kami terfokus kepada pribadi Yesus yang adalah Firman Allah sejati yang menjadi manusia, dan ajaran serta firman-Nya selalu terpelihara, terjaga dan diwariskan turun temurun dalam Gereja yang telah Dia dirikan sendiri.

      Inilah juga yang menjadi titik pembeda kekristen dengan agama lain yaitu perihal pendiri agamanya. Pendiri agama-agama besar dunia, semuanya tanpa kecuali sudah meninggal dunia, sehingga keberadaan kitab suci menjadi sangat penting dan berpengaruh terhadap eksistensi agama tersebut. Namun hal ini sangat berbeda dengan agama Kristen dimana pendiri agamanya wafat namun bangkit kembali dan hidup kekal, sehingga Yesus Kristus bisa berjanji akan terus menyertai umat-Nya sampai akhir jaman dengan kuasa yang dimiliki-Nya dengan kitab suci maupun tanpa kitab suci. Iman kami tidak terikat oleh huruf-huruf yang membentuk kata, dan kata-kata yang membentuk kalimat sebagaimana tercantum dalam kitab suci.

      Iman kami berpusat kepada Allah yang hidup yang kami panggil sebagai Bapa, yang mewahyukan seluruh kebenaran-Nya di dalam diri Yesus Kristus Sang Putera dan yang terus menerus berkarya dan menjiwai kami melalui Roh-Nya yang Kudus. Bagi Allah Tritunggal segala hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.

      Semoga saudara Borisworo dapat pencerahan. Terima kasih Katolisitas. Apabila ada kata-kata saya yang kurang berkenan, saya mohon maaf dan silakan di edit.

      Salam dalam kasih Kristus.

      Stefan Purnama

    • Assalamualaikum….
      mohon maaf sebelumnya

      telah diitemukannya Injil Barnabas Kuno 1500 Tahun Yang Menyatakan Kedatanga Nabi Muhammad
      Setelah Isa, Di Turki
      Dan inilah dia apa yang saya sebut Rahasia telah terbongkar, Kebenaran telah tersingkap,
      Kepalsuan telah terungkap..Allahu akbar!!
      Bunyi dari isi Injil Barnabas tentang kerasulan Muhammad.

      Penemuan Injil kuno yang diyakini berusia 1500
      tahun telah membuat heboh. Yang membuat gempar, Injil kuno tersebut ternyata memprediksi
      kedatangan Nabi Muhammad SAW sebagai penerus risalah Isa (Yesus) di bumi.
      Sebagian orang memprediksi injil tersebut adalah Injil Barnabas. Menurut mailonline, injil yang
      tersimpan di Turki itu ditulis tangan dengan tinta emas menggunakan bahasa Aramik. Inilah bahasa yang dipercayai digunakan Yesus sehari-hari. Dan di dalam injil ini dijelaskan ajaran asli Yesus serta prediksi kedatangan penerus kenabian setelah Yesus. Alkitab kuno ini sekarang di simpan di Museum Etnografi di Ankara, Turki.
      Dalam Injil Barnabas memang diungkapkan tentang akan datangnya Rasul bernama Muhammad SAW, setelah Nabi Isa. Berikut ini isi Injil Barnabas yang menyebut tentang Nabi Muhammad:

      Bab 39 Barnabas: ”Terpujilah nama-Mu yang kudus, ya Allah Tuhan kita… Tiada Tuhan Selain
      Allah dan dan Muhammad adalah utusan-Nya”. Masih pada bab 39 yang mengisahkan tentang
      Nabi Adam, nama Nabi Muhammad SAW juga disebut dalam dialog antara Nabi Adam dengan
      Tuhan. ”…Apa arti kata-kata, Muhammad utusan Allah, apakah ada manusia sebelum aku?”

      Bab 41 Barnabas: “Atas perintah Allah, Mikael mengusir Adam dan Hawa dari surga, kemudian
      Adam keluar dan berbalik melihat tulisan pada pintu surga ‘Tiada Tuhan Selain Allah dan Muhammad adalah Rasul Allah…”

      Bab 44 Barnabas: Pada bab ini Yesus atau Nabi Isa menyebut nama Nabi Muhammad. ”Oh, Muhammad Tuhan bersamamu…”

      Bab 97: Yesus menjawab, “Nama Mesias sangat mengagumkan, karena Allah sendiri yang memberinya nama, ketika menciptakan jiwanya dan menempatkannya di dalam kemuliaan surgawi. Allah berkata: ‘Tunggu Muhammad; karena kamu Aku akan menciptakan firdaus, dunia, dan banyak makhluk… Siapa pun yang memberkatimu akan diberkati, dan barangsiapa mengutukmuu akan dikutuk..”

      Bab 112: Dalam bab ini Nabi Isa (Yesus) bercerita kepada Barnabas bahwa dirinya akan dibunuh. Namun, kata Nabi Isa, Allah aka membawanya naik dari bumi. Sedangkan orang yang dibunuh sebenarnya adalah seorang pengkhianat yang wajahnya diubah seperti Nabi Isa. Dan orang-orang akan percaya bahwa yang disalib itu adalah Nabi Isa. ”Tetapi Muhammad akan datang… Rasul Allah yang suci,” kata Nabi Isa.

      Nama Nabi Muhammad juga disebut pada Bab 136, 163, dan 220. Isi Injil Barnabas di atas
      dikutip dari barnabas.

      semoga kalian semua sadar dan mendapatkan hidayah dari Allah..

      Assalamualaikum….

      Allahu Akbat

      [Dari Katolisitas: Injil Barnabas yang Anda sebutkan itu adalah injil yang tidak otentik, artinya tidak ditulis di zaman para Rasul, dan tidak juga dapat dikonfirmasikan ditulis oleh Barnabas, yang juga tidak termasuk dalam bilangan keduabelas Rasul Kristus. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di artikel ini, silakan klik. Karena injil tersebut tidak otentik, maka kami umat Kristiani tidak dapat menerimanya sebagai kebenaran.]

  6. Apakah ada Kitab Suci Katolik (yg memuat Deuterokanonika) dalam bentuk mobile? (Android/BB)

    Sekarang saya memakai software Alkitab di android yg tidak memuat Deuterokanonika.

    [Dari Katolisitas: silakan membaca jawaban ini, klik di sini]

  7. apakah mungkin arkeolog menemukan injil lagi?

    jika ya, kemudian suatu hari, arkeolog menemukan injil yang :
    – sesuai dengan tradisi suci
    – memperkuat keempat injil yg lama
    – mencatat perkataan Yesus yg belum tercatat di keempat injil yg lama

    akankah vatikan memasukan injil itu kedalam alkitab?
    ataukah alkitab yg sekarang ini tidak mungkin dan tidak akan berubah?

    • Kanon Kitab Suci yang ditetapkan oleh Gereja Katolik, di tahun 382 oleh Paus Damasus, memang menunjukkan bahwa hanya ada empat Injil kanonik, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Namun penetapan oleh Paus Damasus itu, bukan merupakan keputusan atas dasar pemikiran di abad ke-4. Sebab keputusan itu diambil berdasarkan atas tulisan-tulisan para Bapa Gereja dari abad- abad sebelumnya, terutama dari St. Papias, St. Irenaeus, St. Klemens, yang terhubung langsung dengan para Rasul, yaitu sebagai murid para Rasul, atau murid dari muridnya para Rasul. Merekalah yang menyatakan bahwa Injil yang asli itu hanya ada empat. Silakan membaca artikel di atas, silakan klik. Nah makanya, dapat saja kita berandai-andai (bahwa Injil yang asli itu bisa lebih dari 4?), tetapi pengandaian itu tidak mungkin terjadi.

      Kanon Kitab Suci itu sudah ditentukan tidak akan diubah. Hal tersebut sudah jelas dinyatakan oleh Gereja Katolik, sejak awalnya oleh Paus Damasus (382) (klik di sini), sampai pada Konsili Trente (1545), yang teksnya dapat dibaca di sini, silakan klik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  8. Saya ragu terhadap agama kristen karena kitab sucinya banyak untuk itu saya masuk islam yang saya yakini lebih benar

    [dari katolisitas: Apakah yang dimaksud banyak? Dan apakah Anda pernah membaca Kitab Suci tersebut?]

  9. salam, ingrid listiati

    saya mau bertanya ,

    1. bagaimana gereja bisa tahu hanya 4 injil saja yang ditulis berdasarkan atas ilham roh kudus ? bisa saja dari ke 20 injil itu, sisa dari 4 injil itu pun benar berdasarkan ilham roh kudus,
    2. dimana pengakuan Yesus dalam Alkitab bahwa dia beragama Kristen ?
    2. Mana ajaran Yesus ketika dia berumur 13 – 29 tahun ?
    3. Mana ucapan Yesus dalam Alkitab “Akulah Allah Tuhanmu, maka sembahlah Aku saja” ?
    4. Mana dalilnya firman Allah dalam Alkitab “Akulah yang mewahyukan Alkitab, maka Aku pula yang akan menjaganya” ?
    5. Mana perintah Yesus dalam Alkitab beribadah hari minggu ?
    6. Mana dalil dalam Alkitab Yesus 100% Tuhan & 100% manusia ?
    7. Mana dalilnya asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat dijamin pasti masuk surga ?
    8. Mana foto asli wajah Yesus dan siapa pemotretnya ?
    9. Mana dalilnya dalam Alkitab Yesus lahir pada tanggal 25 Desember dan perintah merayakan natal ?
    10. buktikan siapa yang hafal Alkitab walau satu surat saja ?

    mohon pencerahannya,,
    terimakasih,,


    [dari katolisitas: Silakan lihat tanya jawab ini untuk pertanyaan 4 Injil: silakan klik, dan jawaban dari pertanyaan lain ada di link ini – silakan klik]

  10. ada banyak versi injil saya ingin tahu sebenarnya yang asli yang mana jdan mana kitab injil yg langsung dari yesus ?

    • Shalom Tep,

      Tuhan Yesus tidak menulis Injil, namun Injil ditulis sebagai rekaman tertulis atas perkataan dan perbuatan Yesus, oleh para Rasul-Nya dan mereka yang terhubung dengan para Rasul. Gereja mengakui hanya ada empat Injil kanonik, artinya, Injil yang diakui sebagai tulisan yang diilhami oleh Allah sendiri. Keempat Injil tersebut adalah Injil Matius (ditulis oleh Rasul Matius), Injil Markus (ditulis oleh Markus yang adalah penerjemah/ juru tulis Rasul Petrus), Injil Lukas (ditulis oleh Lukas yang adalah asisten Rasul Paulus) dan Injil Yohanes (ditulis oleh Rasul Yohanes). Keotentikan ke-empat Injil ini dicatat oleh tulisan-tulisan para Bapa Gereja di abad-abad awal, seperti St. Irenaeus dan St. Klemens.

      Silakan membaca artikel di atas, silakan klik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  11. Shalom,
    Saudara kita yang beragama Islam mengatakan bahawa kebenaran tentang kewujudan Injil Yesus(Kristus). Namun Injil itu tidak ditemukan kerana ia telah ditelan zaman. Bukti kewujudan injil itu dapat ditemukan dalam Mat 4:23, Mat 26:13, Markus 1:14-15, Rom 1:9, Kor 9:12-13.

    Tolong jelaskan & Terimakasih.
    Rita.
    Sabah, Malaysia

    • Shalom Rita,

      Injil yang dimaksud dalam ayat-ayat itu adalah bukan kitab Injil, tetapi Injil yang kata aslinya adalah euaggelion (dalam bahasa Yunani) atau Evangelium  (dalam bahasa Latin) yang artinya Kabar Gembira. Jadi ketika Yohanes Pembaptis menyerukan pertobatan dan ajaran untuk percaya kepada Injil, dan Yesus memberitakan Injil yang dimaksud di sini adalah Kabar Gembira Kerajaan Allah (lih. Mat 4:23; Luk 4:43; 8:1).

      Nah, Kabar Gembira Kerajaan Allah ini sesungguhnya adalah Kristus sendiri, sehingga dalam pengajaran-Nya kepada orang banyak, Kristus berkata bahwa Kerajaan Allah sudah datang di tengah-tengah mereka (lih. Mat 12:28; Luk 11:20). Oleh karena itu, Gereja Katolik mengajarkan bahwa Injil Kerajaan Allah yang adalah Kristus sendiri, disampaikan dengan dua cara kepada Gereja, yaitu secara tertulis dalam Kitab Suci, maupun secara lisan dalam Tradisi Suci (lih. KGK 74-79). Nah, Injil yang tertulis ini disampaikan kepada kita melalui Injil Matius (ditulis oleh Rasul Matius), Injil Markus (ditulis oleh Markus, murid Rasul Petrus), Injil Lukas (ditrulis oleh Lukas, murid Rasul Paulus) dan Injil Yohanes (ditulis oleh Rasul Yohanes).

      Akhirnya perlu kita ketahui, bahwa yang menginterpretasikan Kitab Suci dengan benar adalah Gereja, sebab kepada Gerejalah Kitab Suci diberikan. Kita tidak dapat mendasarkan pemahaman kita kepada pandangan orang-orang yang sejak awal memang sudah tidak mengimani Kristus. Sebab jika demikian, maka kita tidak memperoleh dasar yang kuat, sebab bukan itulah yang diajarkan oleh Kristus dan para rasul.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  12. Saya ingin bertanya, melihat perjalanan penulisan Injil dimana kita bisa memilah dan memilih dan merevisi, apakah ada kemungkinan di masa sekarang untuk menghimpun kalimat-kalimat Allah saja yang diturunkan kepada Yesus? Lalu menghimpun kalimat-kalimat Yesus saja selama hidup di dunia? Dan menuliskan apa yang telah dilihat oleh rasul-rasul Yesus saja? apakah apabila hal ini dilakukan menyalahi atau menentang Allah dan Yesus.

    ohya, saya juga sangat ingin membaca kisah Yesus dengan instri dan keluarganya, tapi mengapa hal ini tidak pernah dikisahkan?

    Terimakasih, jawabannya.

    • Shalom Titin,

      1. Apakah Kitab Suci direvisi?

      Sepanjang pengetahuan saya, Kitab Suci dalam bahasa aslinya tidak pernah direvisi. Jika ada yang direvisi, itu adalah terjemahannya yang dibuat dalam banyak bahasa, dan dalam prosesnya dapat terjadi revisi terjemahan. Sedangkan dalam bahasa aslinya, teks-teks itu disalin apa adanya, umumnya oleh para rahib dengan sangat seksama, sehingga secara umum hanya sedikit sekali varian yang ada. Sebagai contohnya, dalam Perjanjian Baru (PB) terdapat kira-kira 138,000 kata Yunani, dan hanya sekitar 1,400 kata varian (hanya sekitar 1 %)- jadi 99% teks PB itu akurat. Akurasi ini jauh melebihi karya tulis apapun pada zaman itu.

      Silakan untuk lebih lanjut membaca di artikel-artikel berikut ini, untuk mengetahui asal usul penulisan Kitab Suci:

      Kebenaran Kitab Suci
      Beberapa keberatan mengenai kebenaran Kitab Suci
      Apakah Injil dipalsukan Paulus?

      2. Apakah Kitab Suci bisa/ boleh dipilah-pilah?

      Dewasa ini memang ada beberapa para ahli Kitab Suci (dan yang tidak begitu ahli) yang berusaha memilah-milah teks Kitab Suci dan memperkirakan sendiri mana yang asli dan mana yang tidak atas dasar perimeter yang mereka buat sendiri. Contoh yang jelas adalah apa yang mereka dilakukan dalam The Jesus Seminar, yang menghasilkan keputusan yang tidak dapat dikatakan kredibel, sebab tolok ukur kesimpulannya adalah pemungutan suara atas dasar perimeter yang merupakan hipotesa. Tentang hal ini, sudah pernah dibahas di artikel ini: Beberapa pertanyaan tentang Kredibilitas Alkitab, silakan klik di sini

      3. Apakah Yesus menikah?

      Yesus tidak menikah. Yang mencatat demikian adalah kisah-kisah fiktif macam yang tertulis dalam Da Vinci Code, yang ditulis atas imajinasi penulisnya.

      Tentang topik Yesus yang tidak menikah, silakan membaca di artikel ini, silakan klik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati-katolisitas.org

       

    • Shalom Sudaryanto,

      Gereja Katolik melalui beberapa konsili dan berdasarkan kesaksian para bapa Gereja mengkanonisasi 73 kitab yang termasuk dalam Kitab Suci, termasuk adalah empat Injil, yang terdiri dari Matius, Markus, Lukas, Yohanes. Injil Thomas berasal dari abad ke-tiga dan menurut St. Irenaeus, injil Thomas tidak termasuk, dan karena itu injil Thomas tidak diakui sebagai Injil kanonik yang termasuk dalam Kitab Suci. Origen dan St. Sirilus dari Yerusalem mengatakan bahwa injil Thomas adalah Injil yang sesat dan St. Sirilius menegaskan bahwa injil Thomas bukanlah pengajaran dari salah satu dari duabelas rasul, namun ditulis oleh tiga murid dari Mani (pendiri Manichaeaism) – di mana ajaran Manichaeaism bertentangan dengan ajaran Kristen.

      Gereja Katolik telah menetapkan ke-empat Injil menjadi bagian dari Kitab Suci dan mempunyai keteguhan bahwa ke-empat Injil ini adalah yang otentik dan bukan yang lain, seperti yang telah ditegaskan dalam beberapa konsili. Dengan demikian, pernyataan anda “dengan ditemukannya Injil Thomas, sepertinya umat kristiani masih mencari kebenaran tentang “Injil” itu sendiri dan tidak yakin apakah injil yang ada sekarang adalah betul-2 firman Tuhan.” sebenarnya kurang berdasar, karena tidak ada hubungan antara otentisitas dari ke-empat Injil dengan injil-injil lain yang seolah-olah dipandang menyebabkan keraguan. Dalam sejarah gereja bukan hanya injil Thomas yang beredar, namun juga banyak injil-injil lain, seperti yang telah dituliskan di sini – silakan klik. Namun injil-injil yang lain bukanlah termasuk dalam kanon Kitab Suci.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  13. Yth. Pak Stef dan ibu Ingrid,
    Dari pernyataan bahwa
    “ada 20 karya yang disebut ‘injil’ walaupun hanya empat kitab Injil yang disebut Injil kanonik, artinya dinyatakan oleh Gereja sebagai Injil yang ditulis atas ilham Roh Kudus’
    Apakah itu benar berarti bahwa injil-injil lain itu telah ditulis tanpa ilham Roh Kudus? Lalu bagimana legitimasi tulisan-tulisan itu sebagai bagian dari firman Tuhan sebagaimana ke-4 injil yang lain yang diberi label “kanonik” itu?
    Terima kasih.
    Soenardi

    • Shalom Pak Soenardi,

      Injil-injil yang non-kanonik adalah karya tulis manusia biasa yang tidak ditulis atas ilham Roh Kudus. Maka, dapat saja yang dituliskan berguna secara rohani, namun dapat juga tidak, terutama jika yang dituliskan bertentangan/ tidak sesuai dengan ajaran para rasul. Tulisan-tulisan tersebut tetap disebut injil, karena berhubungan dengan kehidupan Yesus, namun tulisan- tulisan tersebut tidak dapat dijamin keotentikannya (artinya sungguh-sungguh disusun/ ditulis oleh yang empunya nama injil itu) dan apakah tulisan tersebut sungguh- sungguh memuat ajaran Yesus dan para rasul. Sebab banyak di antara injil-injil itu yang tidak ditulis oleh orang yang namanya tercantum sebagai nama injilnya, dan dituliskan berabad setelah orang tersebut wafat. Beberapa injil itu juga merupakan injil yang bernuansa aliran sesat Gnostik ataupun Ebionit, yang dikecam oleh para rasul sebagai ‘injil lain’ yang berbeda dengan Injil yang diajarkan oleh para rasul (lih. 2Kor 11:4; Gal 1:6). Ketidaksesuaian ajaran injil-injil apokrif tersebut dengan ajaran para rasul inilah yang membuat injil-injil tersebut tidak dapat dikatakan sebagai ‘dituliskan atas ilham Roh Kudus’.

      Sedangkan injil kanonik adalah Injil yang sudah jelas otentik (dituliskan oleh nama yang tercatat sebagai pengarangnya), yang bersumber dari ajaran para rasul sebagaimana mereka terima dari Kristus. Hal ini kita ketahui dari kesaksian para Bapa Gereja, yang adalah para murid/ penerus rasul. Mereka memberi kesaksian bahwa Injil Matius memang benar ditulis oleh Rasul Matius, Injil Markus oleh Markus (yang adalah murid Rasul Petrus), Injil Lukas oleh Lukas (yang adalah murid Rasul Paulus) dan Injil Yohanes, oleh Rasul Yohanes. Contohnya adalah kesaksian St. Irenaeus, St. Klemens, Origen dan Eusebius, sebagaimana ditulis di atas.

      Demikian Katekismus mengajarkan kepada kita:

      KGK 76    Sesuai dengan kehendak Allah terjadilah pengalihan Injil atas dua cara:
      – secara lisan “oleh para Rasul, yang dalam pewartaan lisan, dengan teladan serta penetapan-penetapan meneruskan entah apa yang mereka terima dari mulut, pergaulan, dan karya Kristus sendiri, entah apa yang atas dorongan Roh Kudus telah mereka pelajari”;
      secara tertulis “oleh para Rasul dan tokoh-tokoh rasuli, yang atas ilham Roh Kudus itu juga membukukan amanat keselamatan” (DV 7).

      Dari sini kita dapat melihat pentingnya peran kesaksian Bapa Gereja (Tradisi Suci) dan Magisterium Gereja untuk menentukan kitab- kitab Injil mana yang otentik, yaitu yang sungguh sesuai dengan ajaran para rasul dan ditulis atas ilham Roh Kudus. Oleh karena itu, Tradisi Suci, Kitab Suci dan Magisterium, ketiganya adalah pilar yang olehnya Gereja memperoleh kepenuhan kebenaran yang diwahyukan Allah.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

      • Yth. Ibu Ingrid,
        Terima kasih untuk penjelasannya. Namun mohon dimaafkan, saya kok masih agak bingung ya. Dapatkan diberikan pencerahan terhadap hal-hal berikut:

        (1) Daftar “20 karya yang disebut ‘injil’ walaupun hanya empat kitab Injil yang disebut Injil kanonik” yang diambil dari Advent Catholic Encyclopedia itu kok berbeda dengan daftar yang kini digunakan pada Kitab Suci baik yang digunakan di Gereja Katolik maupun Protestan (tanpa deuterokanonika)? Pada daftar 27 kitab Perjanjian Baru yang digunakan saat ini, apakah hal itu berarti bahwa selain injil Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes, semua yang lain itu termasuk injil non-kanonik?

        (2) Mengenai “Injil-injil yang non-kanonik (yang termasuk dalam karya tulis manusia biasa yang tidak ditulis atas ilham Roh Kudus”, apakah itu benar berlaku terhadap semua kitab mulai dari Kisah Para Rasul s/d kitab Wahyu, kecuali ke-4 injil Mat, Mrk, Luk, dan Yoh.? Jadi apa kelebihan dan istimewanya semua kitab Injil non-kanonik itu yang selama ini sepertinya menjadi bacaan tambahan cukup penting yang digunakan, disitir, dan dijadikan dasar dan patokan bagi banyak renungan pertumbuhan iman dan petunjuk jalan hidup Kristiani umat Kristen? Padahal kitab-kitab itu dikatakan beupa sekedar “karya tulis manusia biasa yang tidak ditulis atas ilham Roh Kudus… (yang) dapat saja yang dituliskan berguna secara rohani, namun dapat juga tidak, terutama jika yang dituliskan bertentangan/tidak sesuai dengan ajaran para rasul.”

        Terima kasih untuk penjelasan dan pencerahan yang diberikan.
        Soenardi

        • Shalom Pak Soenardi,

          Perlu diketahui bahwa di dalam Kitab Suci kita hanya terdapat empat Injil, yaitu Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Kitab- kitab lainnya dalam Kitab Suci itu bukan Injil. Kitab- kitab lainnya, seperti Kisah para Rasul dan surat- surat para rasul, mengisahkan kesaksian dan ajaran para rasul, yang tidak secara langsung menceritakan tentang 33 tahun kehidupan Tuhan Yesus di dunia, sebagaimana dikisahkan oleh keempat Injil. Namun demikian semua kitab-kitab yang bukan Injil itu, yang termasuk di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, semuanya adalah kitab yang ditulis atas inspirasi Roh Kudus.

          Ini berbeda dengan ke-20 ‘injil’ yang walaupun disebut injil karena menuliskan tentang kehidupan/perkataan Yesus, namun hanya murni karya manusia [sebagaimana telah disebutkan di atas] karena yang dituliskan di sana tidak sepenuhnya benar. Banyak dari tulisan-tulisan itu tidak sinkron dengan pengajaran para rasul, dan karena itu tidak dapat dijamin keotentikannya.

          Jadi nampaknya kuncinya adalah definisi dari Injil itu sendiri, yang artinya adalah Kabar Gembira, namun secara khusus Injil adalah kisah Kabar Gembira yang berhubungan dengan kehidupan Kristus; dan untuk ini Magisterium Gereja menyatakan bahwa hanya ada empat Injil yang dinyatakan diilhami oleh Roh Kudus, yaitu Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

          Silakan untuk selanjutnya membaca tentang asal- usul Kitab Suci, dalam artikel Pengenalan dengan Kitab Suci, bagian-2, silakan klik; dan tentang kitab-kitab Deuterokanonika, klik di sini, dan di sini.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- katolisitas.org

  14. Selamat malam, setelah saya membaca penjelasan di atas tentang injil saya menemukan kalimat berikut “Keempat Injil tersebut: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes ini ditetapkan sebagai Injil Kanonik/ termasuk dalam Kanon Kitab Suci Perjanjian Baru, pertama- tama oleh Paus Damasus I (382)”
    Apakah benar kalau saya menyimpulkan bahwa, injil pada awalnya bejumlah lebih dari 4 buah (20 buah) kemudian setelah tahun 382 baru menjadi 4 buah? Thank’s B4.

    • Shalom Tony,

      Mungkin yang lebih tepat adalah, bahwa terdapat banyak karya tulis yang disebut injil (ada 20 buah), sebagaimana disebut di atas, tetapi hanya empat Injil yang dinyatakan Gereja sebagai diinspirasikan oleh Roh Kudus dan termasuk dalam Kitab Suci, yaitu Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Hal penetapan kanon Kitab Suci, yang juga menentukan keempat Injil ini sebagai bagian dari Kitab Suci, dilakukan pertama kali oleh Paus Damasus I di tahun 382. Setelah tahun 382, masih terdapat injil-injil yang non-kanonik itu (yang berjumlah 20 itu), tetapi tidak mengubah bahwa Injil yang termasuk dalam Kitab Suci adalah hanya ke-empat Injil itu: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  15. salam

    saya ingin sekali memahami KS baik itu PL maupun PB kmd sy mencoba mempelajari maupun memahami KS melalui situs Alkitab.Sabda.org bagian tafsirannya.disitus tsb sy bnr terbantu dlm memahami apa yg cb dituliskn penulis, pesan2 yg ingin disampaikan bahkan keadaan umat pd waktu tsb ato ayat2 sulit spti Matius 7:6, Markus 2:27-28 dll tp sy ketahui kmd situs tsb ato tafsiran tsb tafsiran Protestan. Saya benar2 terbantu dg situs tsb tp sy jg tdk meninggalkan ato melupakan ajaran GK, apakah situs tsb bertentangan dg ajaran GK? Terima kasih

    • Shalom Maria,
      Mempelajari Sabda Allah adalah suatu keharusan dan hak istimewa bagi umat Katolik. Namun, sebagai umat Katolik sudah seharusnya kita menggali sumber-sumber dari Gereja Katolik. Untuk tahap awal, anda dapat membeli Kitab Suci Komunitas Kristiani. Buku ini dapat anda beli di Obor. Kitab Suci ini memberikan penjelasan akan ayat-ayat berdasarkan pengajaran Gereja Katolik. Walaupun ada beberapa penjelasan yang dipertanyakan, namun Kitab Suci ini dapat membantu umat Katolik.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

Comments are closed.