Apakah Paus Mengucapkan Perkataan yang Menentang Allah?

Dewasa ini banyak tulisan- tulisan anti Katolik yang menganggap bahwa Paus menentang Allah. Berikut ini adalah contohnya:

a. Paus menentang Allah karena mengajarkan bahwa imam dapat mengampuni dosa atas kuasa dari Kristus?

Umumnya pandangan yang menyebutkan bahwa Paus menentang Allah, mengambil dasar argumennya dari ajaran Gereja Katolik bahwa imam Katolik (termasuk juga Paus) dapat mengampuni dosa atas wewenang yang diberikan oleh Kristus. Pandangan ini umumnya mempertentangkan ajaran Gereja Katolik dengan kutipan ayat Kitab Suci yaitu dari perkataan orang-orang Farisi dalam Luk 5:21, “Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: “Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?” Maka berdasarkan ayat ini dikatakan bahwa Paus [dan imam] menghujat Allah karena dapat mengampuni dosa.

Tanggapan kami:
Terus terang argumen ini justru tidak kuat, karena walaupun pandangan ini mengutip Kitab Suci, tetapi yang dikutip adalah perkataan orang Farisi, dan bukan perkataan Yesus sendiri. Sedangkan Gereja Katolik mendasarkan pengajarannya atas perkataan Yesus sendiri, ketika menampakkan diri di tengah para murid-Nya setelah kebangkitannya, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu.” Dan sesudah berkata demikian, Ia mengembusi mereka dan berkata: “Terimalah Roh Kudus. Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” (Yoh 20:21-23)

Karena pesan perutusan itu tetap berlaku sampai sekarang, artinya pesan Yesus kepada para Rasul itu kini diemban oleh para penerus Rasul, yaitu para imam. Maka kuasa mengampuni dosa yang diberikan kepada para Rasul itu diberikan juga kepada para imam, dan inilah cara pengampunan dosa yang dikehendaki oleh Tuhan Yesus sendiri. Maka, walaupun memang benar bahwa yang dapat mengampuni dosa adalah Allah, namun adalah juga benar bahwa Yesus yang adalah Allah memberikan kuasa untuk mengampuni dosa kepada para murid-Nya dan para penerus mereka. Selanjutnya tentang pembahasan apakah Sakramen Pengakuan Dosa bertentangan dengan Kitab Suci?  sudah pernah diulas di sini, silakan klik.

b. Paus menentang Allah karena memegang tempat Allah?

Selanjutnya, pandangan yang mengatakan bahwa Paus menentang Allah, menyebutkan alasannya, yaitu karena Paus  Leo XIII dalam surat ensikliknya, Praeclara Gratulationis Publicae (The Reunion of Christendom), 20 Juni 1894 mengatakan, “We hold upon this earth the place of God Almighty.

Tanggapan kami:
Untuk memahami makna pernyataan ini, mari membaca keseluruhan paragraf dalam surat ensiklik itu, agar kita dapat mengetahui konteksnya:

But since We hold upon this earth the place of God Almighty, Who will have all men to be saved and to come to the knowledge of the Truth, and now that Our advanced age and the bitterness of anxious cares urge Us on towards the end common to every mortal, We feel drawn to follow the example of Our Redeemer and Master, Jesus Christ, Who, when about to return to Heaven, implored of God, His Father, in earnest Prayer, that His Disciples and followers should be of one mind and of one heart: I pray … that they all may be one, as Thou Father in Me, and I in Thee: that they also may be one in Us.  And as this Divine Prayer and Supplication does not include only the souls who then believed in Jesus Christ, but also every one of those who were henceforth to believe in Him, this Prayer holds out to Us no indifferent reason for confidently expressing Our hopes, and for making all possible endeavors in order that the men of every race and clime should be called and moved to embrace the Unity of Divine Faith.

terjemahannya:

“Tetapi karena Kami [Paus] di dunia ini menjaga (memegang) tempat/ menampilkan teladan Tuhan yang Maha Besar, Yang menghendaki semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan Kebenaran, dan kini bahwa umur Kami yang telah lanjut dan kepahitan kekhawatiran mendesak Kami di penghujung akhir yang umum terjadi pada setiap manusia yang fana, Kami terdorong untuk mengikuti teladan Penebus dan Tuan kami, Yesus Kristus, Yang, ketika hampir kembali ke Surga, memohon kepada Allah Bapa-Nya, di dalam doa yang khusuk, bahwa para Murid dan pengikut-Nya menjadi sepikir dan sehati: Aku berdoa … supaya mereka semua menjadi satu, sebagaimana Engkau Bapa, ada di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau: bahwa mereka juga menjadi satu di dalam Kita. Dan sebagaimana doa dan permohonan ilahi ini tidak hanya melibatkan jiwa-jiwa yang percaya kepada Yesus Kristus pada saat itu saja, tetapi kepada setiap orang dari mereka yang menjadi percaya kepada-Nya, doa ini tetap menjadi bagi kami alasan yang pasti untuk menyatakan pengharapan Kami dengan penuh percaya diri, dan untuk membuat semua upaya- upaya yang mungkin agar orang- orang di setiap suku bangsa dan iklim dapat dipanggil dan digerakkan untuk memeluk kesatuan Iman yang ilahi.”

Di sini Paus tidak mengatakan bahwa ia adalah Allah. Paus hanya mengatakan ia memegang tempat/ menampilkan teladan Tuhan, sebagaimana dicontohkan Tuhan Yesus yang berdoa kepada Allah Bapa agar para murid dan pengikut-Nya menjadi satu. Maka klaim Paus ini bukanlah klaim penghujatan akan Allah, melainkan merupakan pernyataan tugas yang diembannya sebagai wakil Kristus untuk mengikuti teladan Kristus.

Selanjutnya klaim dari Catholic National tahun 1895 yang marak dikutip di situs- situs anti-Katolik, “The Pope is not only the representative of Jesus Christ, but he is Jesus Christ, Himself, hidden under the veil of flesh” tidak dapat diverifikasi kebenarannya, karena tentang apakah Catholic National itu -apakah majalah atau buku- tidak dapat diketahui; dan oleh karena itu tidak dapat dijadikan patokan, sebab pernyataan itu bukan pernyataan resmi Gereja Katolik. Tentang ini sudah pernah ditanggapi di jawaban ini, point 2, silakan klik.

c. Paus menentang Allah karena mengubah ‘waktu dan hukum’?

Selanjutnya, alasan lain yang disebutkan adalah Paus menentang Allah karena mengubah waktu dan hukum, yaitu dengan mengganti hari Sabat dan mengubah [pengurutan] kesepuluh perintah Allah.

Ini adalah anggapan yang keliru. Karena patokan penentuan hari Tuhan oleh Gereja itu adalah hari kebangkitan Kristus sendiri, dan hal inilah yang telah diterapkan oleh para rasul dan jemaat sejak kebangkitan Yesus, yang terjadi di hari pertama Minggu [bukan pada hari ketujuh yaitu pada hari Sabtu]. Jadi yang menentukan perubahan ini, yang bermakna penggenapan makna hari Sabat adalah Kristus sendiri. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.

Lalu tentang apakah Gereja Katolik mengubah sepuluh perintah Allah? Tentu saja tidak. Perlu diketahui bahwa di dalam Kitab Suci sendiri tidak disebutkan penomoran kesepuluh perintah Allah itu. Pengelompokan/ penomoran itu dilakukan oleh para Bapa Gereja yaitu oleh Origen dan St. Agustinus. Pengelompokan kesepuluh perintah Allah menurut gereja-gereja Timur dan Protestan mengikuti Origen, sedangkan menurut Gereja Katolik dan Lutheran mengikuti St. Agustinus. Selanjutnya tentang topik ini, silakan klik di sini.

 

 

0 0 votes
Article Rating
19/12/2018
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x