Kekejaman aborsi

Perseteruan Uskup Tobin dan Patrick Kennedy

Baru-baru ini, media Amerika dan mungkin juga media di beberapa negara lain heboh memuat kasus Patrick Kennedy yang mengatakan bahwa dirinya dilarang oleh uskup dari Rhode Island, Uskup Tobin, agar tidak menerima komuni. Hal ini disebabkan karena Patrick Kennedy sebagai figur publik yang beragama Katolik membuat skandal dengan tidak menerapkan apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik – dalam hal ini adalah sikap pro-life atau keberpihakan kepada kehidupan. Patrick Kennedy, seorang politikus dari partai demokrat, dalam karirnya secara konsisten menggunakan hak suaranya melawan pro-life. Dalam berita terakhir, dia tidak mendukung perubahan yang diajukan oleh Bart Stupak dan Joe Pitts (Stupak-Pitts amendment), yang melarang penggunaan dana federal untuk aborsi dalam program kesehatan.

Uskup Tobin dari keuskupan Providence, di Rhode Island – USA, memberikan surat pribadi kepada Patrick Kennedy pada tanggal 21 Februari 2007. Uskup Tobin menyatakan kejelasan pengajaran Gereja yang senantiasa berpihak kepada kehidupan (pro-life), dan di lain pihak mengetahui bahwa Patrick Kennedy senantiasa bertentangan dengan Gereja dalam isu ini. Maka Uskup Tobin dengan hormat meminta agar Patrick Kennedy tidak menerima Komuni Kudus, bukan seperti yang dinyatakan oleh Patrick Kennedy “Sang uskup memerintahkan saya untuk tidak menerima komuni dan meminta para prodiakon untuk tak memberikan komuni kepada saya“. Perbedaan dari dua pernyataan tersebut adalah dalam hal penerapan hukum Gereja, yang saya akan bahas di bagian akhir artikel ini. Lebih lanjut, dalam suratnya, Bishop Tobin menuliskan alasannya dengan mengutip pengajaran Gereja dari USCCB (United States Conference of Catholic Bishops / Konferensi para Uskup Katolik Amerika), yang mengatakan “Jika seorang umat Katolik di dalam kehidupan pribadi maupun profesinya dengan sadar dan dengan tegar menolak pengajaran Gereja yang pasti dalam hal moral, maka dia secara serius mengurangi persatuannya dengan Gereja. Penerimaan Komuni Kudus dalam situasi tersebut tidaklah sejalan dengan natur dari perayaan Ekaristi, sehingga dia harus menghindarinya.” (Happy Are Those Who Are Called to His Supper, December, 2006).

Surat yang dikirimkan oleh Uskup Tobin pada tanggal 21 Februari 2007 sebenarnya bersifat pribadi, surat dari seorang gembala kepada umatnya. Dan hal ini juga dimengerti oleh Patrick Kennedy, yang membalasnya seminggu kemudian. Namun demikian, dua setengah tahun kemudian, Patrick Kennedy kemudian memberikan keterangan secara publik tentang hal ini, dimana dia mengatakan bahwa dirinya dilarang oleh Bishop Tobin untuk menerima komuni karena pandangannya dan keputusan politiknya. Uskup Tobin menyatakan kekecewaannya bahwa masalah dan korespondensi pribadi menjadi publik, namun di satu sisi dia juga mempertegas posisinya bahwa dia akan mempertahankan ajaran Gereja Katolik dari penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh siapapun.

Pada tanggal 29 Oktober 2009, Patrick Kennedy membuat pernyataan “Fakta bahwa saya tidak setuju dengan hirarki dalam beberapa isu tidaklah membuat saya menjadi lebih rendah dari umat Katolik yang lain (make me any less of a Catholic).” Oleh karena itu, pernyataan Patrick Kennedy bukanlah seperti yang dituliskan oleh yahoo.co.id (silakan klik) yang menuliskan “Saya sangat menghormati Gereja Katolik berikut kepemimpinannya seperti warga Rhode Island pada umumnya, tapi ketika saya tak sepaham dengan hirarki gereja dalam sejumlah isu, bukan lantas membuat saya menjadi bukan seorang Katolik lagi.”

Pernyataan dari Patrick Kennedy inipun ditanggapi oleh Uskup Tobin dengan mengatakan “Meskipun saya tidak akan menggunakan kata-kata spesifik tersebut (less of a Catholic), ketika seseorang menolak pengajaran Gereja, terutama akan masalah-masalah yang berat, permasalahan hidup dan mati seperti aborsi, akan mengurangi kesatuan mereka dalam kehidupan menggereja, persatuan mereka dengan Gereja.” Lebih lanjut, Uskup Tobin memberikan beberapa hal mendasar sehingga seseorang dapat dikatakan menjadi seorang Katolik, seperti: seorang Katolik percaya dan menerima pengajaran dari Gereja – terutama dalam pengajaran yang bersifat iman dan moral, harus menjadi bagian dari paroki, mengikuti Misa Kudus pada hari Minggu, menerima Sakramen secara teratur, seorang Katolik juga harus memberikan dukungan secara pribadi, publik, spiritual dan materi kepada Gereja. Dan Uskup Tobin mempertanyakan apakah Patrick Kennedy telah melakukan hal-hal tersebut di atas.

Secara spesifik, Uskup Tobin menegaskan bahwa penolakan Patrick Kennedy akan pengajaran Gereja dalam hal aborsi bukan hanya sekedar masalah ketidaksempurnaan manusia belaka. Namun, apa yang dilakukan oleh Patrick Kennedy adalah suatu tindakan yang dilakukan secara sadar dan dengan ketegaran hati, yang dapat dikonfirmasi dari apa yang dilakukan oleh Patrick Kennedy dalam beberapa kejadian di dalam kehidupan politiknya. Dengan demikian, apa yang dilakukannya sebagai figur publik, memberikan skandal dan tidak dapat diterima oleh Gereja, dan bahkan mengurangi persatuannya dengan Gereja. Maka sekarang pertanyaannya adalah: Apakah dengan ini uskup Tobin berhak untuk menghimbau Patrick Kennedy untuk tidak menerima komuni? Apakah dengan demikian Gereja terlalu campur tangan terhadap urusan publik?

Apakah yang sebenarnya yang diperjuangkan oleh Gereja

Kalau saja kita dapat mengerti apa sebenarnya yang diperjuangkan oleh Gereja Katolik, maka kita akan dapat mengerti mengapa Gereja, dan juga beberapa uskup membuat keputusan yang terlihat begitu kuat dan seolah-olah tidak mempunyai toleransi. Dalam kasus di atas, Patrick Kennedy yang adalah seorang Katolik tidak menjalankan apa yang diajarkan oleh Gereja, terutama dalam isu yang begitu mendasar, yaitu keberpihakan kepada kehidupan (pro-life). Dalam beberapa voting, Patrick Kennedy memilih untuk berpihak kepada peraturan yang merekomendasikan aborsi. Dia menolak untuk mendukung Stupak-Pitts amendment, yang ingin melarang menggunakan dana federal untuk aborsi dalam program kesehatan.

Gereja melihat hal ini sebagai suatu serangan terhadap kehidupan dan kemanusiaan itu sendiri, dan juga terhadap pesan Kristus. Keberpihakan kepada aborsi bukan hanya penyerangan kepada ajaran Gereja, namun penyerangan kepada kemanusiaan secara keseluruhan. Kita tahu, bahwa mungkin semua negara mempunyai peraturan untuk menghukum warganya, yang dengan sengaja membunuh manusia. Oleh karena itu, kita mengerti bahwa “janganlah membunuh” adalah perintah Tuhan yang telah dimateraikan di dalam hati manusia, sebagai hukum moral, yang berlaku dimanapun, tidak peduli dari suku mana maupun dari negara manapun.

Sungguh sesuatu yang tidak masuk akal, bahwa seseorang tega untuk membunuh sesamanya dalam keadaan tidak ada ancaman apapun, tidak dalam kondisi perang, dan terlebih lagi, yang melakukan adalah ibu bapanya sendiri. Tidak ada manusia yang mempunyai hati nurani yang baik dan tahu secara persis apa yang terjadi dalam aborsi, dapat membenarkan aborsi yang dilakukan secara sadar, dengan tujuan untuk membunuh bayi yang ada di dalam kandungan. Menurut AGI (Alan Guttmacher Institute (silakan klik), pada tahun 2003, aborsi di seluruh dunia ada sekitar 41,6 juta, di Amerika 1,5 juta, di Indonesia mungkin sekitar 2 juta. Dengan demikian, dalam 1 detik ada sekitar 1,32 bayi yang dibunuh, atau dalam 1 menit ada sekitar 80 bayi yang terbunuh di seluruh dunia. Dan hal ini terus berlangsung sampai saat ini, termasuk pada waktu anda menyelesaikan membaca artikel ini, maka ada sekitar 1,600 anak terbunuh, jika anda membaca artikel ini sekitar 20 menit.

Aborsi adalah sungguh berdosa dan sungguh jahat, dan mungkin dapat dikatakan sebagai dosa yang sungguh berat. Artikel tentang hal ini dapat dibaca di sini (silakan klik). Matius 25 menceritakan bagaimana dalam penghakiman terakhir, Tuhan akan memperhitungkan apa yang kita perbuat, sehingga Dia mengatakan “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.” (Mat 25:44). Dan siapakah orang yang hina, dalam pengertian orang-orang yang tertinggal dan tidak dapat menyuarakan penderitaannya, kecuali bayi-bayi yang dimusnahkan dengan cara aborsi? Begitu banyak orang mengorek sejarah tentang pembunuhan masal di masa lalu, seperti kekejaman tentara Nazi yang membunuh hampir 6 juta orang Yahudi. Namun, ada pembunuhan masal yang terbesar dalam sejarah umat manusia, yang terjadi di depan mata kita, pada saat ini, yaitu melalui aborsi, yang membunuh sekitar 41 juta janin setiap tahunnya.

Meluruskan fakta tentang aborsi

Ada begitu banyak orang yang tidak menyadari akan apa sebenarnya yang terjadi di dalam aborsi. Ada yang mengatakan bahwa aborsi di bulan-bulan pertama adalah tidak apa-apa, karena janin masih belum terbentuk. Ada yang mengatakan bahwa yang digugurkan bukanlah manusia. Berikut ini saya ingin menunjukkan gambar-gambar janin yang mengalami aborsi dalam usia yang berbeda-beda, yang saya ambil dari site CBR (silakan klik). Semoga dengan gambar-gambar ini, maka kita semua menyadari bahwa aborsi adalah suatu pembunuhan, pembunuhan yang begitu keji, karena dilakukan kepada janin, yang tidak dapat mempertahankan diri mereka, yang tidak dapat menjerit walaupun merasakan kesakitan yang luar biasa. Keterangan: Silakan klik pada gambar untuk memperbesar gambar.

Masa 7 minggu (hampir 2 bulan)

07_weeks-01 07_weeks-02 07_weeks-03 07w02

 

Masa 8 minggu (2 bulan)

08_weeks-01 08_weeks-06 08_weeks-07 08_weeks-03 08_weeks-10
08_weeks-11 08_weeks-12 08w01 08_weeks-08

Masa 9 Minggu (setelah 2 bulan)

09_weeks-01 09_weeks-02 09_weeks-03 09w01 09w03
09w05 09w07

Masa 10 Minggu(2 1/2 bulan)

10_weeks-05 10_weeks-04 10_weeks-01 10_weeks-07 10_weeks-06
10_weeks-08 10_weeks-09 10_weeks-10 10w03 10_weeks-12
10_weeks-13 10_weeks-14 10w02 10_weeks-11 10w05
10w06 10w08 10w09 10w11 10w12

Masa 11 Minggu(3 bulan)

11_weeks-02 11w01 11_weeks-03 11_weeks-04

Masa 22-24 Minggu (5-6 bulan)

22_weeks-01 22_weeks-02 22_weeks-03 24_weeks-01

Saya meminta maaf kalau sampai gambar-gambar tersebut menimbulkan kengerian di dalam hati pembaca. Namun, saya tidak mempunyai pilihan untuk menunjukkan secara gamblang, bahwa dosa aborsi memang begitu mengerikan dan jahat, kecuali dengan menunjukkan gambar-gambar bayi-bayi yang tidak berdosa yang dibunuh tanpa dapat melawan dan menjerit. Gambar-gambar tersebut menunjukkan bahwa mereka adalah manusia, sama seperti kita, kecuali anggota tubuhnya masih belum terbentuk secara lengkap di usia dini, atau anggota tubuhnya masih kecil. Mereka sama seperti kita yang dapat mengalami sakit, hanya mereka tidak dapat berteriak untuk mengungkapkan kesakitan atas kesadisan yang mereka terima. Dan kesadisan yang begitu menjijikan dan mengerikan ini berlangsung lebih cepat dari perputaran jarum detik di jam tangan kita, dan masih terus berlangsung pada saat ini.

Apa yang dilakukan oleh Gereja?

Setelah kita mengetahui tentang fakta-fakta kejahatan aborsi, yang sebenarnya adalah pembunuhan masal terbesar di sepanjang sejarah manusia, maka apakah kita dapat membiarkan seorang Katolik, seperti Patrick Kennedy, yang mendukung menggunakan uang rakyat untuk membiayai asuransi kesehatan, termasuk membiayai aborsi? Apakah salah kalau Uskup Tobin menyatakan bahwa sebagai seorang Katolik, maka Patrick Kennedy tidak hidup dengan prinsip-prinsip kristiani? Dan karena Patrick Kennedy mendukung aborsi, bukan hanya sekali, namun berkali-kali, sehingga menjadikannya melakukan dosa berat. Dan kalau orang yang berdosa berat tidak dapat menerima komuni, maka apakah salahnya uskup Tobin mengatakan bahwa dia tidak layak untuk menerima Komuni Kudus? Bukankah hal ini untuk kebaikan Patrick Kennedy sendiri, karena rasul Paulus mengatakan “Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.” (1 Kor 11:27) Sebenarnya, kalau kasih adalah menginginkan yang baik untuk orang yang dikasihinya, dan kalau kebaikan yang tertinggi adalah bersatu dengan Tuhan di dalam Kerajaan Sorga, dan dengan perbuatan Patrick Kennedy yang membahayakan kehidupan kekalnya sendiri, maka dengan peringatannya, uskup Tobin telah berbuat kasih kepada Patrick Kennedy.

Sebagai seorang uskup, seorang gembala, maka sudah seharusnya dia memperingatkan umatnya untuk dapat terus bersatu dengan Kristus dan Gereja-Nya. Kalau Uskup Tobin memperingatkan umatnya, yang kebetulan adalah seorang politikus, bukanlah berarti bahwa Gereja ingin mengatur keputusan-keputusan publik. Tidak ada yang memaksa seseorang untuk masuk dalam Gereja Katolik. Kalau orang tersebut masuk dalam Gereja Katolik, maka dia mempunyai hak-hak dan juga kewajiban-kewajiban. Sama seperti seseorang yang dengan bebas memutuskan untuk masuk ke suatu sekolah, maka dia mendapatkan hak-haknya sebagai seorang murid, namun dia harus juga memenuhi kewajibannya sebagai murid, seperti: belajar dengan baik, menghormati guru, membayar uang sekolah, dll. Kalau murid tersebut tidak dapat menjalankan kewajibannya, maka pihak sekolah berhak menegur murid tersebut, entah dengan memberikan skors atau bahkan dikeluarkan dari sekolah tersebut.

Dalam kasus Patrick Kennedy, uskup Tobin kemungkinan hanya memberikan peringatan kepada Patrick Kennedy agar secara sadar tidak menerima Komuni Kudus, seperti yang dinyatakan dalam Kitab Hukum Kanonik (KHK, 916), yang menyatakan “Yang sadar berdosa berat, tanpa terlebih dahulu menerima sakramen pengakuan, jangan merayakan Misa atau menerima Tubuh Tuhan, kecuali ada alasan berat serta tiada kesempatan mengaku; dalam hal demikian hendaknya ia ingat bahwa ia wajib membuat tobat sempurna, yang mengandung niat untuk mengaku sesegera mungkin.” Dan kemungkinan status ini di kemudian hari dapat berkembang dengan memberikan skors, yaitu dengan menggunakan KHK, 915 yang menyatakan “Jangan diizinkan menerima komuni suci mereka yang terkena ekskomunikasi dan interdik, sesudah hukuman itu dijatuhkan atau dinyatakan, serta orang lain yang berkeras hati membandel dalam dosa berat yang nyata.

Walaupun orang yang terkena KHK, 916 maupun KHK, 915, adalah tetap menjadi umat Katolik, namun orang yang terkena sangsi tersebut seharusnya tahu, bahwa dia sedang berada dalam dosa berat. Dan peraturan ini memberikan peringatan kepada orang tersebut, sehingga orang tersebut dapat kembali ke pangkuan Gereja. Dan pada akhirnya, seorang uskup dapat juga memberikan sangsi berupa ekskomunikasi, jika tindakan-tindakan yang lain tidak dapat mengembalikan seseorang ke pangkuan Gereja. Tindakan ekskomunikasi inipun sebenarnya bernaksud baik, yaitu agar yang terkena sangsi dapat merenungkan perbuatannya, dan agar dapat ia bertobat. Selanjutnya tentang arti ekskomunikasi, silakan klik di sini.

Kesimpulan

Dari beberapa fakta dan penjelasan di atas, maka kita dapat menyimpulkan bahwa aborsi bukan hanya dosa melawan Tuhan dan Gereja, namun juga melawan kemanusiaan. Orang yang mempunyai hati nurani yang benar, tidak perduli dari agama manapun, tidak akan membiarkan dirinya melakukan aborsi maupun terlibat dan bekerja sama dalam bentuk apapun untuk mendukung aborsi, karena alasan yang sangat sederhana – bahwa aborsi adalah pembunuhan kepada sesama manusia, bahkan pembunuhan yang paling menjijikan dan mengerikan.

Oleh karena itu, apa yang dilakukan oleh uskup Tobin, yang meminta Patrick Kennedy agar tidak menerima Komuni Kudus adalah perbuatan kasih, sehingga Patrick Kennedy dapat memeriksa batinnya dan menyadari bahwa apa yang dilakukannya adalah berdosa. Dengan demikian, Patrick Kennedy tidak membuat skandal terhadap umat Katolik yang lain, sehingga mereka juga dapat menyadari akan konsekuensi dari dosa berat dan juga pentingnya Sakramen Ekaristi dalam pertumbuhan spiritual umat Katolik.

Semoga saja, akan semakin banyak uskup-uskup lain yang berani dengan tegas menegur para politikus dan figur publik yang tidak bertindak sebagaimana layaknya umat Katolik yang baik. Dan semoga para tokoh politik maupun tokoh masyarakat tersebut dapat menyadari bahwa mereka tidak dapat memisahkan iman dari perbuatannya. Ya, iman memang harus dinyatakan dengan perbuatan, dan baru dengan demikian kita dapat dikatakan mempunyai iman yang hidup (Yak 2: 17, 26).

0 0 votes
Article Rating
19/12/2018
29 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
Caecilia
Caecilia
10 years ago

Shalom pak Stef dan ibu Inggrid,
Saya ingin bertanya yang mungkin masih berhubungan dengan penolakan nyawa tak berdosa, bukan karena aborsi tapi setelah lahir didunia diserahkan ke panti asuhan, yang secara tidak langsung mungkin untuk menutupi keaiban keluarga (kasarnya dibuang), atau karena tidak sanggup untuk membesarkannya. Apa dosanya sama seperti melakukan aborsi? Dan sangsi apa sebenarnya yang harus di hadapi si orang tua, dan adakah pengampunan dosa atas perbuatan ini? Terima kasih team katolisitas

Ingrid Listiati
Reply to  Caecilia
10 years ago

Shalom Caecilia, Sejujurnya, orang tua yang normal, tidak akan sampai hati ‘membuang’ anaknya. Maka, jika sampai ada orang tua yang menyerahkan anaknya sendiri kepada panti asuhan, tentulah karena ada keadaan yang terpaksa. Entah karena benar-benar tak bisa membiayainya atau membesarkannya, atau karena ada keadaan yang lain, seperti trauma dari pihak ibu, yang melahirkan karena menjadi korban perkosaan, dst. Dalam keadaan ini, pihak orang tua menyadari keterbatasan dan ketidakmampuannya membesarkan dan mendidik anaknya sendiri sehingga meminta pertolongan Gereja (yang diwakili oleh komunitas yang mengelola panti asuhan) untuk membantu mereka. Namun tentu, dengan menyerahkan anaknya ke panti asuhan, tidak berarti bahwa tugas… Read more »

Caecilia
Caecilia
Reply to  Ingrid Listiati
10 years ago

Shalom ibu Ingrid

Terima kasih atas penjelasannya dan pencerahannya, saya jadi semakin tahu.

natasha
natasha
11 years ago

halo,
kalo boleh tanya artikelnya ditulis tahun berapa?
saya mahasiswi lagi studi di jerman, kalau boleh, saya mau mengutip beberapa kalimat dari artikel ini untuk tugas sekolah.
saya pasti akan memberi credit pada penulisnya, dan tidak hanya sekedar mengopi (plagiat)

terima kasih!

[dari katolisitas: Artikel tersebut ditulis tanggal 2 Desember 2009]

Netta
Netta
12 years ago

Dear Pak Stef dan Bu Ingrid, Saya adalah seorang anak yang pernah hampir menjadi korban aborsi oleh orang tua saya. Hal ini saya ketahui dari tante saya (kakak perempuan mama) dan menurut terawang batin dari Rm FX Suherman, Pr. yang memang memiliki karunia ilahi. Jujur saya shock sekali, krn memang sebelumnya saya sudah merasakan hal ini. Bahwa dulu ketika saya masih dalam kandungan mama, papa menginginkan anak laki-laki tetapi ternyata yg dikandung mama adalah perempuan yaitu saya. Saya bisa mengerti pergulatan batin mama saat itu, mgkn beliau terjepit oleh situasi dan serba salah krn tidak ingin ditinggalkan oleh papa krn… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Netta
12 years ago

Shalom Netta, Memang tidak mudah bagi seorang anak untuk mengampuni dan melupakan peristiwa yang hampir menjadikannya sebagai korban aborsi atas kehendak orang tuanya sendiri. Dalam hal ini memang Anda tidak dapat mengandalkan kemampuan Anda sendiri, namun Anda membutuhkan rahmat Tuhan agar Anda dapat/ dimampukan oleh Allah untuk mengampuni kedua orang tua Anda. Walaupun kedua orang tua Anda telah meninggal dunia, tetap Anda perlu memberi pengampunan kepada mereka, sebab sesungguhnya Andalah yang memperoleh ‘keuntungan’ jika Anda melakukan hal ini, sebab Anda dapat memperoleh kelegaan dan tidak lagi terikat oleh luka batin/ kepahitan hidup yang menjadikan Anda pribadi yang pemurung. Kenyataan bahwa… Read more »

Netta
Netta
Reply to  Ingrid Listiati
12 years ago

Shalom Bu Ingrid,

Terima kasih atas kesediaan ibu untuk membalas cerita saya.
saya berencana mau ikut retret luka batin nanti tanggal 15 Des, tapi apa retret itu akan berpengaruh buat saya? Dalem hati kecil saya, saya merasa ga yakin saya bisa sembuh… Bu Ingrid, saya mengalami penolakan selama bertahun2 sepanjang hidup saya..

Ingrid Listiati
Reply to  Netta
12 years ago

Shalom Netta, Menurut hemat saya, sikap yang paling baik sebelum mengikuti retret luka batin adalah menantikan dengan penuh harap akan pertolongan Tuhan. Mungkin batin Anda sudah demikian sakit, namun Anda harus tetap yakin bahwa Tuhan lebih besar daripada luka-luka di batin Anda. Sebab, “Tiada yang mustahil bagi Tuhan” (lih. Yer 32:17, Luk 1:37). Maka jika saya boleh menyarankan, silakan Anda berdoa sejak sekarang, memohon agar Tuhan memberikan karunia iman, pengharapan dan kasih, agar Anda dapat mengalami kasih Tuhan di dalam retret itu yang dapat mengubah seluruh hidup Anda. Tuhan Yesus sudah menyembuhkan banyak orang, sejak dulu sampai sekarang, maka janganlah… Read more »

christian
christian
Reply to  Ingrid Listiati
12 years ago

Shalom Netta, sy hendak share tentang retret luka batin yg pernah sy ikuti di Pertapaan Putri2 Karmel Tumpang, Malang 14thn yg lalu (saat saya msh mahasiswa). pada awal saya ikut, jujur saya katakan ngak tahu apa itu retret luka batin, tujuan maupun manfaatnya, hanya ingin tahu saja. yang saya tahu pasti hanya pada saat saya berdoa Rosario setiap, saya meyadari ternyata di hati saya ada ganjalan besar yang terus bergejolak terpendam jauh dilubuk hati sy, yg sy ngak tahu sebabnya. setiap selesai berdoa rosario, sy selalu merenung untuk menemukan jawaban apa yg sy rasakan pada saat berdoa itu.. pada saat… Read more »

Netta
Netta
Reply to  christian
12 years ago

Shalom Christian,

Terima kasih atas sharing saudara. Sungguh amat membuka hati dan pikiran saya. Semoga dengan retret tgl 15 des nanti dapat mengubah hidup saya menjadi jauh lebih baik :) Saya akan berusaha untuk tidak putus harapan, saya yakin Tuhan Yesus mampu menyembuhkan dan membebaskan saya dari segala luka yang saya alami sejak masih dalam kandungan. Terima kasih :)

Netta
Netta
Reply to  Ingrid Listiati
12 years ago

Shalom Bu Ingrid,

Terima kasih atas tanggapan ibu sekali lagi. Iya saya sedang mencoba agar tidak patah semangat, saya ingin selekasnya bisa dibebaskan dari luka batin saya. Terima kasih atas dukungan dan doa dari tim katolisitas :)

[Dari Katolisitas: Sama-sama, Netta. Teriring doa dari kami di Katolisitas.]

jane
jane
13 years ago

shalom, saya ingin kongsikan salah satu situasi yang dialami oleh teman akrab saya. Teman saya ini adalah seorang ibu tunggal dan mempunyai seorang anak perempuan yang kondisi mentalnya tidak normal yang terkadang boleh memberontak dan mengamuk hanya dengan sedikit teguran. Doktor juga mengatakan dia mengalami sakit mental dan pernah dimasukkan di rumah sakit orang gila beberapa bulan. sepanjang pengetahuan saya, boleh dikatakan teman saya ini, mempunyai cabaran dan rintangan di dalam perjalanan hidupnya dari zaman kanak-kanak lagi, sehinggalah sekarang ini. Tetapi berkat doa dan percaya yang tidak berbelah bagi pada Tuhan kita Yesus Kristus, yang telah berjanji untuk menyertai kita… Read more »

fenky
Reply to  jane
13 years ago

Puji Tuhan untuk keputusan teman Anda!

Salam untuk Faustina yang menjadi perpanjangan tangan Allah untuk menunjukkan adanya KASIH di dunia ini.

precociousprodigy
precociousprodigy
13 years ago

bagaimana dengan bayi yg di aborsi waktu masih di dalam perut ibunya? apakah yg bisa dia lakukan? lahir aja belum bagaimana dia bisa mengenal Tuhan bahkan mungkin dia belum tahu ada surga dan neraka. apakah bayi tsb punya kehendak bebas? kalau iya, dimana kebebasannya?

trims.

Kenneth
Kenneth
14 years ago

Shalom,

Pada saat Obama terpilih, Uskup-uskup di US berkata bahwa umat Katolik yang tahu dan dengan sengaja memilih Obama sebagai Presiden tidak boleh menerima komuni sebelum mengaku dosa.

Apakah ini berarti mereka (pemilih) juga terkena hukuman ekskomunikasi otomatis yang setara dengan orang yang melakukan aborsi secara langsung?

Terima kasih

[dari katolisitas: silakan melihat jawaban Romo Wanta di sini – silakan klik]

Ponsianus Oloan Aritonang
Ponsianus Oloan Aritonang
14 years ago

Kehidupan yang sudah dimulai dari awal, seluruh Hidup kita jiwa dan raga, itu milik Tuhan. Tidak ada seorangpun yang berhak memutuskan/ memberhentikannya kecuali Tuhan, seperti halnya pernikahan “apa yang sudah dipersatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan manusia”….Apalagi hal Nyawa……..

perempuan hina
perempuan hina
14 years ago

shalom..
sebenarny saya sungguh malu mengakui dan menanyakan hal ini.
tp hal ini selalu mengganjal dhati saya.
saya pernah melakukan aborsi,, setelah aborsi saya melakukan sakramen tobat.

pastor bilang dosa saya telah diampuni. tp saya sungguh sangsi, apakah benar Tuhan Yesus mw mengampuni dosa saya yg begitu berat (membunuh)??
bagaimana nasib saya nanti dpenghakiman terakhir??

saya sangat takut..tp saya tidak berdaya, saya tidak punya kekuatan apa2 untuk menolak aborsi tersebut.
Ya Tuhan ampunilah saya perempuan hina dan berdosa ini

Ingrid Listiati
Reply to  perempuan hina
14 years ago

Shalom Perempuan Hina, Saya percaya, nama anda sesungguhnya bukan Perempuan Hina, dan Tuhan Yesus yang mengetahui nama anda yang sesungguhnya, telah mengetahui juga bahwa anda sesungguhnya telah sungguh bertobat. Memang kita semua tidak bisa lagi membalikkan kejadian yang sudah lewat, dan memang jika bisa, tentu kita akan memilih untuk tidak melakukan dosa /kesalahan yang telah kita lakukan. Dosa aborsi, menurut Kitab Hukum Kanonik (KHK), kan. 1398, memang secara langsung/ dengan sendirinya (latae sententia) membuat seseorang yang melakukannya terkena sangsi ekskomunikasi, sehingga hanya dapat menerima pengampunan dari Bapa Uskup atau para imam tertentu yang telah mendapat delegasi dari Bapa Uskup untuk… Read more »

Dela
Dela
Reply to  Ingrid Listiati
13 years ago

Shalom, trimakasih Bu Inggrid atas dukungan bagi sudara kita tersebut. Saya sungguh terharu bahwa ibu mau ikut menguatkan dia agar dia tidak kehilangan harapan. Saya juga ikut berdoa bersama Ibu dan saudari kita agar TUHAN berkenan menunjukkan Kasih nya yang tak terbatas bagi mereka yang sungguh2 menyesali dosa aborsi.

Salam Kasih

Hendro
Hendro
14 years ago

Shalom, ada dalam artikel diatas : “pada tahun 2003, aborsi di seluruh dunia ada sekitar 41,6 juta, di Amerika 1,5 juta, di Indonesia mungkin sekitar 2 juta. Dengan demikian, dalam 1 detik ada sekitar 1,32 bayi yang dibunuh, atau dalam 1 menit ada sekitar 80 bayi yang terbunuh di seluruh dunia. Dan hal ini terus berlangsung sampai saat ini, termasuk pada waktu anda menyelesaikan membaca artikel ini, maka ada sekitar 1,600 anak terbunuh, jika anda membaca artikel ini sekitar 20 menit.” sangat memprihatikan dan sangat ngeri. mohon penjelasannya: * apakah data tersebut cukup valid. [ bukan tidak percaya, tapi apa… Read more »

Hendro
Hendro
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

shalom.
terima kasih atas penjelasannya.
aborsi yang terjadi menunjukan kekurangpekaan hati ya.
sangat menyedihkan dan mengenaskan.
membuat prihatin dan sungguh kejam perbuatan aborsi itu.
apakah kita layak berdoa: ” ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat”

teriring doa & salam
hendro

Lukas Cung
Lukas Cung
14 years ago

Shalom para Pengasuh Katolisitas, Saya terkejut sekali membaca berita di http://www.yahoo.co.id pada Senin, 23 November 2009, yang berjudul “Dukung Aborsi, Kennedy Dihukum Gereja”, yang ditulis oleh Pipiet Tri Noorastuti. Berikut saya kutip isi beritanya: VIVAnews – Seorang senator di negara bagian Rhode Island, Patrick Kennedy, dilarang menerima sakramen komuni. Hukuman itu dijatuhkan Uskup Thomas Tobin setelah Patrick mendukung hak aborsi bagi warga di negara bagian Amerika Serikat itu. “Sang uskup memerintahkan saya untuk tak menerima komuni dan meminta para prodiakon untuk tak memberikan komuni kepada saya,” kata Kennedy, seperti dikutip dari laman Associated Press, Minggu, 22 November 2009. Sebagai tokoh… Read more »

Lukas Cung
Lukas Cung
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

Shalom Pak Stef dan Bu Ingrid, Terima kasih banyak atas penjelasannya tentang aborsi, sanksi dan cara mendapatkan pengampunan atas tindakan aborsi. Setelah melihat gambar-gambar itu Pak Stef, hati saya langsung menjerit, “Itu sungguh-sungguh bayi manusia!” Dan datanya sungguh mengagetkan! Setelah membaca penjelasan Bu Ingrid pada December 8, 2009 at 12:05 pm, saya baru tahu kalau sanksinya ialah ekskomunikasi, dan pengampunan atas dosa aborsi hanya didapat dalam Sakramen Pengakuan Dosa, yang diberikan oleh Bapa Uskup dan imam yang mendapatkan delegasi dari Bapa Uskup. Topik ini akan saya copy-kan kepada kenalan-kenalan saya, agar semakin banyak orang yang tahu dan mengerti tentang aborsi,… Read more »

Lukas Cung
Lukas Cung
Reply to  Stefanus Tay
14 years ago

Terima kasih, Pak Stef!

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
29
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x