Pertanyaan:

Salam Romo dan pengelola situs ini,

Saya baru mengalami perdebatan dengan org karismatik Protestan. Emank saya sempat sangat kesel atas sikapnya yang tidak mau menerima tapi menghardik saya. Saya tau kalo saya hny membuang waktu dan tenaga, tapi saya tidak bisa nerima kalo bunda maria dihina.

Saya meminta sodara seiman untuk membantu saya, seandainya saya diserang lagi. ini pertanyaan dari dia.
1. kenapa kita harus berdoa di dpn bunda maria? berarti kita menyembah berhala.
2. di roma ada gereja yg dibangun oleh kekuatan iblis, kata dia.
3. kenapa kita katolik boleh memakan makanan yg telah disembah kepada nenek moyang?
4. kenapa saya tidak mewartakan kabar katolik buat agama lain, napa harus ke dia?
5. kenapa alkitab katolik itu tidak sama dgn kristen? Dengan nada melecehkan alkitab Katolik.

ini jawaban saya:
1. katolik tidak menyembah ke bunda maria, tapi hanya menghormati. Dan di reply oleh temen aku, maria uda di surga, jd tidak usah doa melalui dia. katanya kita bisa doa lsg ke yesus atau minta pendeta doa ke yesus. Emank di sini, aku menyerang balik dia, kalo dia menyembah salib jg di gerejanya, sebab semua gereja kristen psti ada salib. Aku bertanya balik, apakah kamu meyembah salib, bknkah salib itu dari kayu? Dia tidak menjawab pertanyaan aku ini.

2. ttg gereja ini, saya tidak ada ide. dan aku balasin, apakah kamu uda meliat? dan katanya dia kalo dia punya bukti (hanya berdasarkan buku).

3. aku tidak menjawab ini secara jelas, tapi aku merefer ke persembahan makanan di waktu misa.

4. saya menjawab kalo aku tidak suka meliat org memaksakan agama ke org lain dan merasa agamanya plg bener dan pasti masuk surga, serta merasa agama lain itu masuk neraka. Dan dia berkata kalo dia sangat yakin akan hal ini serta mengatakan sungguh kasihan meliat saya tersesat ke dlm sini (agama Katolik).

5. taukah kamu alkitab itu pertama kali dibuat oleh katolik, dan hny Martin Luther yg mengganti kitab kalian, jd kitab protestan. Dan juga saya menyuruh dia membaca kitab Mat 16:16-18, dia ngotot kalo malas dan biilang aku sombong. dia suruh aku terus membaca, dan pasti ketemu kalo katolik kita itu bobrok. Jujur saja, saya sungguh kesel and malas ngomong ama dia. Tapi kalo gereja katolik dijelekin oleh karismatik dia, aku tidak bisa terima.

6. Serta bolehkah tolong dijelasin soal EENS? Bagaimana EENS di masa ini? Sebab ada yg bilng Vatican mengoreksi ttg pemahaman EENS, karena byk yg mengakibatkan orang jd salah arah dan bertindak seperti Karismatik Protestan (bukan saya mo menjelekkan karismatik protestan, tapi saya sudah cukup dengan tindak tanduk mereka). Thank you. felix

Jawaban:

Shalom Felix,
Pertama-tama, jika kita bertukar pikiran dengan teman kita yang Protestan, kita harus mengingat bahwa sebenarnya kita saudara dan saudari seiman dalam Kristus. Sebenarnya kita memiliki banyak persamaan di dalam Kristus.

Sekarang tentang pertanyaan anda:
1. Kenapa kita harus berdoa di depan Bunda Maria? Berarti kita menyembah berhala.
Jawab:  Gereja Katolik tidak mengharuskan umatnya berdoa di depan patung Bunda Maria. Jika umat Katolik berdoa di depan patung Bunda Maria, itu tidak berarti berdoa kepada patung itu, sebab kita berdoa menghormati Bunda Maria, yang digambarkan dengan patung itu, dan bukannya patung itu sendiri. Ini sangat berbeda dengan kisah-kisah Perjanjian Lama, di mana orang menyembah berhala dengan menyembah patung lembu tuangan, di mana mereka menganggap patung itulah tuhan mereka. Selanjutnya tentang penjelasan bahwa kita tidak menyembah patung, silakan baca artikel ini (silakan klik) dan tentang bagaimana pengertian memohon doa dari Bunda Maria silahkan klik di sini.

2. Di Roma ada gereja yg dibangun oleh kekuatan iblis, kata dia.
Silakan tanyakan apa sumbernya, sampai ia mengatakan demikian.

3. Kenapa kita katolik boleh memakan makanan yg telah disembah kepada nenek moyang?
Mengenai hal ini pernah dibahas dengan panjang lebar di tanya jawab (termasuk 8 komentar di bawahnya), link ini-silakan klik. Persembahan di Misa Kudus (yaitu hosti dan anggur) itu tidak sama dengan makanan sembahyangan di kuil. Karena hosti dan anggur dalam Misa Kudus akan diubah pada saat konsekrasi sehingga menjadi Tubuh dan Darah Kristus, sehingga meskipun wujudnya tetap hosti dan anggur, namun hakekatnya sudah bukan hosti dan anggur. Sedangkan makanan sembahyangan yang lain, itu tetap berupa makanan.

4. Kenapa saya tidak mewartakan kabar katolik buat agama lain, kenapa harus ke dia?
Hal ini memang perlu menjadi permenungan, sebab memang evangelisasi harus dikabarkan, baik kepada mereka yang sudah mengenal Kristus, agar lebih mengenal Dia, namun terutama juga kepada mereka yang belum mengenal Kristus, agar mereka mengenal Dia.

5. Kenapa alkitab Katolik itu tidak sama dgn kristen? Dengan nada melecehkan alkitab Katolik.
Alkitab yang dipakai oleh saudara-saudari kita yang beragama Kristen sebenarnya berasal dari Gereja Katolik. Sebab pada tahun 393 melalui Konsili Hippo, dan tahun 397 melalui Konsili Carthage, Gereja Katolik menentukan Kanon Kitab Suci. Selengkapnya, silakan melihat ke artikel ini (silakan klik). Bahwa pada akhirnya Alkitab Kristen Protestan berbeda dengan Alkitab Katolik, itu disebabkan karena pada abad ke 15, para pendiri gereja Protestan (dipelopori oleh Martin Luther) tidak mengikutsertakan beberapa kitab (yang disebut sebagai Deuterokanonika).

6. Penjelasan mengenai EENS (Extram Ecclesiam nula salus/ Tidak ada keselamatan di luar Gereja Katolik).
Untuk mengenai EENS, silakan lihat di sini, silakan klik. Jika ada yang belum jelas, silakan bertanya di sana. Dan untuk menjawab pertanyaan, kalau begitu, siapa yang dapat diselamatkan, silakan klik di sini.

Felix, memang menyedihkan, jika kita melihat kenyataan bahwa banyak orang yang mengaku menjadi pengikut Kristus, namun pemarah, atau berbicara kasar dan menuduh, dan tak mau mendengarkan. Ini malah seharusnya menjadikan kita lebih waspada agar jangan kita juga bersikap demikian.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati – www.katolisitas.org

40 COMMENTS

  1. shalom,
    saya ingin meminta bimbingan dari romo/pengelola situs ini tentang pergumulan yang sedang saya hadapi.
    saya seorang katolik menikah dengan seorang beragama kristen pantekosta. Pada waktu berencana menikah, kami sudah sepakat untuk tetap memegang keyakinan masing-masing, dan saya tidak mau dibaptis selam. Dengan catatan, saya akan tetap mendampingi suami ke kebaktian gerejanya. Tapi saya juga harus diberi kebebasan yang seluas-luasnya untuk tetap berbakti di gereja katolik

    1. Persoalan pertama muncul ketika kami sudah bersiap untuk menikah. Bagian konseling dari gereja pantekosta menyatakan bahwa untuk bisa diberkati digereja mereka, saya harus dibaptis selam.Waktu mendengar itu, saya hanya bisa meneteskan air mata, karena hati nurani saya merasa berat sekali untuk meninggalkan gereja katolik. Saya sempat bertengkar dengan suami saya, karena kata-katanya yang mengatakan bahwa baptis selam itu hanyalah formalitas supaya kami bisa menikah digereja suami. Dan asih toh agamanya sama, hanya aliran yang berbeda. Dan saya hanya mengatakan, sebegitu dangkalkah pengertiannya tentang makna baptisan? Dan kalo dia bisa bilang agama itu sama, kenapa saya harus dibaptis lagi? Saya sampai menemui beberapa pastor dan menangis didepan mereka, minta perlindungan. Dan mereka akhirnya memberikan bimbingan dan yang cukup menenangkan, tapi sekaligus cukup tegas, bahwa saya tetap harus diberkati juga digereja katolik (walaupun tanpa perayaan ekaristi), supaya saya tidak kehilangan hak-hak saya sebagai umat katolik. Dan sejak hari itu, saya berdoa novena 3x salam maria, mohon petunjuk bunda Maria. Dan seolah-olah seperti mujizat, semua jalan dibukakan dengan begitu mudahnya. Pihak gereja suami saya akhirnya memberikan dispensasi untuk menikah dalam kondisi saya tidak dibaptis selam. Dan sesuai perintah gereja katolik, saya juga bisa mengajak suami saya untuk diberkati digereja katolik, walaupun tanpa perayaan ekaristi, hanya bertempat disekretariat paroki gereja dan saya dalam keadaan sakit (karena depresi berat), tapi sukacita saya luar biasa, karena saya tetap memiliki hak dan kewajiban saya dalam gereja katolik. Semua berjalan dengan baik dan begitu indah, berkat Tuhan, dengan perantaraan bunda Maria.
    2. sampai 1 tahun pernikahan, kami belum dikaruniai anak. Kami pernah menemui dokter dan sepakat untuk inseminasi. Saat dokter mulai menyatakan kalo ada kemungkinan saya hamil, saya mendengar kalau ada KRK yang dibawakan Romo Johannes. Dan hati saya sangat tergerak untuk ikut (padahal tidak biasanya saya begini). Waktu ijin ke suami, dia tidak mengijinkan dengan alasan takut saya capek (karena pikirnya KRK akan lompat2 dan berdiri agak lama). Saya mengajukan solusi, saya akan tetap duduk, yang penting saya didoakan romo Johannes. Dia marah, sampai menyumpahi saya. Saya hanya bisa menangis. Tapi seolah jalan terbuka untuk saya, saya memang tidak jadi ikut KRK (atas anjuran pastor demi keutuhan rumah tangga saya), tapi saya mendapat kesempatan didoakan secara khusus oleh romo Johannes, berdua saja (kesempatan yang kalopun saya ikut KRK belum tentu bisa saya dapatkan). Meskipun kehamilan akhirnya tidak terjadi (dan itu bisa dipahami, karena saya depresi berat saat itu), tapi saya tetap merasakan sukacita.
    3. kami sdh menikah selama 2 tahun dan belum dikaruniai anak. Bulan lalu, datang seorang pendeta dari gereja bethel indonesia kerumah (kebetulan dia adalah kenalan dari mertua saya, sering mendoakan kami apabila ada anggota keluarga yang berulang tahun ). Dia memberikan kesaksian, dalam perjalanan ke rumah kami, dia tiba2 teringat suami saya, dan bertanya dalam hati apakah saya sudah hamil. dan tiba2 (menurut dia), dia mendengar suara Tuhan yang bilang kalo saya&suami harus sepakat. lalu dia bertanya balik, sepakat dalam hal apa? bukankah kami sudah pernah didoakan oleh dia dan telah sepakat meminta kepada Tuhan untuk dikaruniai seorang anak? lalu Tuhan (menurut dia)bicara lagi kalo saya&suami harus sepakat dalam hal 1 Tuhan, 1 iman, 1 baptisan. Sampai dirumah kami, dia bertanya kepada saya apakah saya sudah dibaptis. Saya menjawab, sudah. Dan dia bertanya apakah saya sudah dibaptis selam. saya bilang lagi, saya sudah dibaptis secara katolik, dan bagi saya baptisan itu berlaku sekali untuk seumur hidup. Lalu dia memberikan ayat2 alkitab sanggahan atas baptisan katolik. Katanya baptisan katolik tidak alkitabiah, krn bukan diselamkan(dalam injil Yesus dibaptis oleh Yohanes dengan cara diselamkan), dan dibaptis sejak bayi(Yesus hanya diserahkan pada waktu bayi, nanti dibaptis saat dewasa). Dia menyarankan saya untuk berpikir, dan kalo ada pertanyaan2, silahkan hubungi dia untuk sharing. Bahkan dia secara tersirat menyatakan, bahwa karena saya tidak dibaptis secara selam, menghalangi berkat kami untuk memiliki anak. Yang aneh bin ajaib, pendeta itu mengatakan, walaupun saya dibaptis selam, saya tetap bisa berbakti digereja katolik, yang penting saya sudah dibaptis selam (sesuai yang “katanya” dinubuatkan Tuhan kepadanya) Karena hal ini saya bertengkar dengan suami saya karena saya tetap tidak mau dibaptis selam, saya tetap bersikukuh tidak mau dibaptis krn sangat bertentangan dengan hati nurani saya. Saya hanya menyatakan, soal dibaptis dengan dipercik,/diselamkan, bukanlah sesuatu yang esensial, yang penting maknya adalah bahwa saya dibaptis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus. Lalu suami bilang, yah, kalo memang dibaptis dalam nama itu, kenapa saya harus berdoa kepada santo, santa, dan Maria? Saya bilang, kalo memang dia memiliki pertanyaan/sanggahan terhadap apa yang saya yakini, saya akan ajak dia menemui romo untuk mendapatkan penjelasan yg sebenar-benarnya, krn saya bukan orang yang tepat untuk diajak debat soal ini, dan debat dengan saya hanya akan menimbulkan pertentangan lebih panjang lagi. Tapi saya tahu, apa yang saya imani. Suami saya menyumpahi saya lagi, katanya, biarkan saja apa yang mau terjadi kalau Tuhan mengutuk rumah tangga kami karena saya tidak mau dibaptis selam. Saya tidak bisa tidur semalaman, saya berdoa mohon petunjuk. Dan saya juga konseling dengan pastor sehubungan sanggahan2 yang mereka berikan soal baptisan, dan membaca rubric katolisitas.org. Saya jadi agak tenang krn sudah mendapatkan penjelasan yang cukup baik dari rubrik ini. Namun sejak pendeta itu datang, hidup saya penuh ketakutan. hati saya tidak tenteram. Saya merasa sepertinya kebebasan beragama saya dibatasi. Mau berdoa saja saya takut dilihat suami. Ijin ke gereja saja saya takut sama suami dan mertua saya. Dan saya takut kalo sewaktu2 pendeta itu datang lagi, dan akan membujuk saya lagi. Benar saja. Pendeta itu datang lagi dan bertanya apakah saya sdh siap dibaptis, krn katanya akan ada acara pembaptisan selam digerejanya pada hari kenaikan Tuhan ke surga. Saya hanya menjawab, hal ini tidak bisa dipaksakan. dan dia membenarkan bahwa itu harus keluar dari hati (dia bisa bilang begitu, tapi kok memaksa saya untuk dibaptis selam sesegera mungkin? Padahal jarak waktu antara pertama kali dia datang kerumah pertama kali dan kedua hanya berjarak 2minggu?). terus terang, hati saya sampai saat ini tidak tenang. Saya tidak mau,hal ini menyebabkan rumah tangga saya berantakan, padahal ini sudah disepakati sebelum kita menikah. Sampai saat ini, hidup saya masih penuh ketakutan, dan tidak tentram. Walaupun saya siap dengan kemungkinan terburuk, tapi saya tidak mau berpisah, karena saya diberkati secara katolik, dimana tidak ada perceraian. Apakah saya ini pembawa sial? Hanya karena saya seorang katolik, menghalangi berkat saya untuk memiliki anak? Saya sempat berpikir untuk mengadukan hal ke Negara, karena Negara saja menjamin kebebasan untuk memiliki agama dan beribadah menurut agama dan kepercayaan masing2. tapi kenapa saya hidup di Indonesia, tapi merasa hak saya ini tidak dilindungi?
    4. sekarang ada persoalan baru lagi. Digereja suami saya, dibagikan formulir pendataan jemaat. Disitu ada kolom-kolom yang harus diisi, dan salah satunya kolom apa sudah dibaptis atau belum. Saya dilematis soal ini, karena dua hal. Pertama, untuk suami, tidak masalah, karena dia adalah jemaat digerejanya. Tapi kalau saya mengisi formulir ini, nanti gereja mereka akan merasa punya hak untuk mengatur saya, dan saya memiliki kewajiban terhadap gereja suami saya, padahal saya kenyataannya hanya sebagai pendamping suami, tapi bukan jemaat gerejanya. Kedua, kalaupun saya mengisi formulir itu atas dasar solider, dikolom baptisan apa yang mestinya saya tulis? Kalau saya tulis sudah dibaptis, orang-orang yang tau saya dibaptis secara katolik akan mengatakan saya berbohong, karena kenyataannya saya belum dibaptis selam (padahal itulah yang mereka maksud). Tapi kalau saya tulis belum dibaptis, ini akan jadi batu sandungan lagi buat saya karena hal pertama diatas, dimana dengan menulis formulir itu saya telah menyatakan diri sebagai jemaat mereka, dan mereka memiliki hak untuk mengatur saya (termasuk soal baptisan)

    maaf kalau saya menulisnya sangat panjang. Saya hanya ingin sharing dengan saudara-saudara seiman, dan meminta bimbingan dari romo pengelola situs ini atas apa yang saya alami. Dan saya meminta dukungan doa dari romo dan saudara-saudara seiman untuk tetap menguatkan dan meneguhkan iman saya. Karena perjalanan saya masih panjang, pergumulan saya masih banyak, dan saya betul-betul tidak ingin meninggalkan gereja katolik. Saya tidak bisa meninggalkan bunda Maria, sakramen yang telah saya terima, ekaristi, dll. buat saya, gereja katolik memiliki kekayaan yang tidak akan bisa saya dapatkan ditempat lain.

    • Shalom Agnes,

      Pertama-tama mohon maaf atas keterlambatan jawaban kami.

      Sejujurnya, membaca permasalahan Anda ini, saya sungguh sangat prihatin. Namun demikian, oleh karena sudah menjadi keputusan Anda untuk menikah dengan seorang yang Kristen non- Katolik, maka memang perbedaan-perbadaan macam ini dapat terjadi, dan harus dihadapi dengan hati yang lapang. Berikut ini adalah tanggapan saya atas pernyataan dan pertanyaan Anda:

      1. Adalah sesuatu yang patut disyukuri, bahwa Anda telah menikah secara Katolik, sehingga perkawinan Anda sah secara kanonik, dan Anda tetap dapat menerima Ekaristi dan sakramen-sakramen lainnya.

      2. Syukurlah juga bahwa Anda memperoleh kesempatan untuk didoakan oleh Rm. Yohanes, dan Anda memperoleh suka cita karenanya. Semoga sukacita ini tetap tinggal di hati Anda sampai saat ini. Setidaknya Anda dapat mengenang pengalaman suka cita di dalam Tuhan ini, sebagai penghiburan dalam pergumulan Anda sehari-hari.

      3. Gereja Katolik, berdasarkan Kitab Suci, hanya mengakui adanya satu baptisan (lih. Ef 4:5). Oleh karena itu, tidaklah benar, jika Anda harus dibaptis ulang. Kitab Suci tidak secara eksplisit menyatakan bahwa Yesus diselamkan oleh Yohanes pada saat dibaptis. Yang disebutkan di sana adalah “keluar dari air” (Mat 3:16; Mrk 1:9), namun tidak disebutkan bahwa Yesus diselam/ ditenggelamkan. Untuk dibaptis di sungai Yordan memang seseorang harus turun ke air, namun hal seberapa dalam ia masuk ke dalam air, tidak disebutkan. Oleh karena itu, tidak dapat langsung disimpulkan bahwa semua yang dibaptis harus ditenggelamkan/ diselamkan. Gambar-gambar Pembaptisan di abad-abad awal tidak semua mengacu kepada Baptis dengan cara diselamkan, tetapi ada juga yang dituangkan air, demikian pula pengajaran para Bapa Gereja. Mungkin inilah kesempatan bagi Anda untuk mendalami ajaran iman Anda, khususnya tentang Baptisan, agar Anda sendiri memahami makna Baptisan, dan apa ajaran Gereja sehubungan dengan Baptisan. Biar bagaimanapun, yang harus diterapkan adalah esensinya, dan bukan kepada caranya secara spesifik. Sebab jika mau spesifik/ harus sama dengan Baptisan Yesus oleh Yohanes, maka baptisan yang sah hanya yang dilakukan di Sungai Yordan. Namun demikian pertanyaan akan berkembang lebih lanjut, di bagian mana di Sungai Yordan, sebab sungai Yordan cukup panjang, dan tidak dapat diketahui dengan pasti, di manakah dulu Yesus dibaptis. Maka lebih masuk akal dan benar, jika yang dijadikan patokan adalah esensinya, dan bukan detail caranya.

      Tentang Baptis selam, sudah pernah dibahas di sini:

      Baptisan Gereja Katolik tidak sah karena tidak dibaptis selam?
      Baptis selam, Baptis anak, dan baptis ulang

      Anda benar bahwa baptisan yang sah adalah dengan forma Baptisan: dalam nama Bapa Putera dan Roh Kudus, dan dengan materia: air. Maka Baptisan Anda adalah sah, dan Anda tak perlu dibaptis ulang. Kepada para orang kudus dan Bunda Maria, kita umat Katolik hanya meminta dukungan doa (agar mereka mendoakan kita) namun penyembahan kita tetaplah ditujukan kepada Allah saja.

      Jika suami Anda menyumpahi Anda karena Anda tak mau dibaptis ulang, janganlah Anda membalas menyumpahi. Mohonlah kepada Roh Kudus agar Anda dapat memiliki damai sejahtera dan pengendalian diri, agar tidak terbawa oleh situasi yang memojokkan Anda ini. Nampaknya harus diterima terlebih dahulu dengan legawa, bahwa ini adalah konsekuensi dari pilihan Anda untuk menikah dengan seseorang yang non-Katolik. Ini adalah persoalan intern rumah tangga Anda, dan lebih baik Anda selesaikan sendiri atas dasar kasih, tanpa perlu melibatkan aparat Negara. Betapapun sulit keadaan yang Anda hadapi, percayalah bahwa jika Anda menghadapi situasi yang sulit ini bersama Yesus, Anda akan dapat memperoleh jalan keluarnya. Allah yang telah membantu Anda memberikan jalan keluar dalam situasi-situasi yang sulit di waktu-waktu yang lalu, adalah Allah yang sama, yang akan juga membantu Anda memberikan jalan keluar dalam situasi yang sedang Anda hadapi sekarang.

      Anda tidak membawa kutuk, dan Anda bukan pembawa sial. Janganlah Anda termakan oleh pikiran-pikiran negatif semacam ini. Segala kutuk telah dipatahkan oleh Kristus dalam Pembaptisan Anda, dan Anda telah menerima Roh Kudus dan kehidupan baru bersama Kristus, sebagai anak angkat Allah. Hadapilah keseharian hidup dengan kekuatan yang dari Tuhan. Jika Anda belum memperoleh keturunan, terimalah dengan hati lapang, sambil terus berpengharapan akan campur tangan Tuhan. Mohonlah agar Roh Kudus memberikan buah-buah Roh kepada Anda, kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan pengendalian diri (Gal 5:22-23); agar hubungan kasih antara Anda dan suami Anda dapat bertumbuh. Semoga dengan dalam kesiapan hati dan kasih yang sedemikian, dan jika seturut dengan rencana Tuhan, maka kerinduan Anda untuk memperoleh keturunan dapat dikabulkan oleh Tuhan.

      4. Tentang formulir Baptis di gereja suami Anda.

      Silakan ditanyakan terlebih dahulu, apakah merupakan suatu keharusan bagi Anda untuk mengisinya? Sebab Anda toh bukan jemaat di gereja itu, dan terutama jika Anda tak berniat untuk bergabung dalam jemaat itu, maka sepertinya tidak menjadi keharusan bagi Anda untuk mengisi formulir itu. Seandainya pun Anda diharuskan mengisi, karena status Anda sebagai istri dari seorang jemaat di sana, maka Anda dapat mengisi bahwa Anda telah dibaptis, sebab memang demikian halnya. Jika nanti ada pertanyaan, ya silakan dijawab menurut ajaran iman Katolik, yaitu bahwa Baptisan Anda sudah sah.

      Agnes, sungguh situasi Anda tidak mudah, dan mungkin ini adalah salib yang harus Anda pikul dengan hati lapang, dengan kekuatan yang berasal dari Tuhan. Timbalah selalu kekuatan dari Kristus sendiri dalam Ekaristi kudus, sedapat mungkin lebih dari seminggu sekali. Jika memungkinkan Anda dapat mengusahakan untuk menerima Kristus dalam Ekaristi setiap hari, dan silakan terus membawa pergumulan Anda ini dalam doa-doa pribadi Anda.

      Teriring doa dari kami di Katolisitas.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  2. Alkitab kami memang disusun oleh konsili Hippo dan Kartago, gereja Katolik, tapi itu sebelum GK menetapkan ajaran2 seperti perpetual virginity of Mary, the mass, celibacy, penggunaan relics dan rosary, transubstantion dsb.

    • Shalom Calvin,

      Apakah Anda bermaksud mengatakan bahwa penetapan Kitab Suci dari Gereja Katolik adalah benar dan pengajaran-pengajaran yang lain adalah salah? Mungkin yang perlu dipikirkan dari sikap ini adalah, apakah yang menjamin bahwa Gereja Katolik benar dalam menetapkan buku-buku mana yang menjadi bagian dari Kitab Suci, yang menjadi pegangan kebenaran satu-satunya bagi umat Kristen non-Katolik? Kalau Gereja Katolik benar dalam menetapkan Kitab Suci, maka mengapa pengajaran yang lain Anda tidak percayai? Silakan menggunakan fasilitas pencarian di pojok kanan atas dengan memasukkan kata kunci yang Anda sebutkan.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  3. “Akulah jalan, kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yoh 14:6). Berdasarkan sabda Yesus tersebut, saya mohon bantuan team katolisitas ini untuk menjelaskan :
    1. Apakah orang yang tidak percaya kepada Yesus akan masuk surga ?
    2. Apakah tokoh-tokoh suci dalam KSPL akan masuk surga juga, atau
    3. Bagaimana tafsiran ayat tersebut di atas ?

    terima kasih banyak, semoga Tuhan memberkati kita semua.

    • Shalom Beslam,

      Terima kasih atas pertanyaannya. Yesus mengatakan di Yoh 14:6 “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Ini berarti tidak ada keselamatan di luar Yesus, karena memang Yesuslah yang memberikan Diri-Nya untuk keselamatan seluruh umat manusia. Namun, pertanyaannya, bagaimana dengan keselamatan orang-orang yang tidak mengenal Kristus dan juga tidak mengenal Gereja Katolik sebagai Sakramen Keselamatan. Hal ini tidak bisa dijelaskan hanya sekilas, mengingat kompleksitas dari topik ini. Untuk itu, silakan membaca beberapa tanya jawab sehubungan dengan hal ini: klik ini.

      Tokoh-tokoh yang dibenarkan oleh Tuhan dalam PL akan diselamatkan. Bahkan kita melihat bahwa Abraham disebut sebagai bapa umat beriman (lih. Rom 4:16). Di dalam PL, mereka belum mendapat kepenuhan wahyu, sehingga mereka tidak dapat dihakimi terhadap apa yang tidak mereka ketahui. Namun, keselamatan mereka juga karena Kristus dan Gereja-Nya, karena Kristus telah mengorbankan nyawa-Nya untuk keselamatan seluruh umat manusia dan Kristus telah mengikat keselamatan pada Gereja-Nya. Walaupun pengorbanan Kristus di dalam waktu, namun karena Kristus adalah Tuhan, maka pengorbanan-Nya melampaui waktu, termasuk masa lalu, pada saat itu dan masa depan. Semoga dapat memperjelas.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

      • Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus janganlah mudah menapsirkan ayat-ayat yang tertulis dalam kitab Yohanes, karena ayat-ayat tersebut tidak seperti kita baca novel atau buku cerita fiktif. dan saya mohon Tuan S Tay baca kembali kitab Injil yang ditulis oleh St. Markus 9 : 38-41 ( 38. Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.”
        39. Tetapi kata Yesus: “Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorang pun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.
        40. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.
        41. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya.” )dan Injil Lukas 9: 49-50 ( 49. Yohanes berkata: “Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” 50. Yesus berkata kepadanya: “Jangan kamu cegah, sebab barangsiapa tidak melawan kamu, ia ada di pihak kamu.” ) Dari ayat-ayat tersebut jelas bahwa diluar Yesus Ada Keselamatan, Karena YESUS adalah ALLAH dan ALLAH adalah YESUS, jangan dipungkiri itu kalau kita benar-benar adalah orang yang mengimani Yesus sebagai Allah adalah jalan kebenaran dan hidup.

        [dari katolisitas: Kalau memang Anda tidak setuju, Anda bebas memberikan argumentasi dengan baik. Bagaimana Anda menginterpretasikan Yoh 14:6? Dan bagaimana Anda menginterpretasikan Mat 12:22 dalam hubungannya dengan Luk 9:50?]

        • Yth, Tuan S Tay.
          Yoh. 14:6 menguatkan saya kalau Yesus adalah Allah yang menjelma sebagai manusia, karna kata “Aku” disitu untuk meyakinkan kepada yang percaya bahwa Allah bisa merubah “KeAllahannya” menjadi manusia dan dapat berbuat lebih dari apa yang dinginkan-Nya. Jadi kesimpulannya apabila orang yang bukan pengikut Yesus tetapi dengan iman selalu menyebut nama Allah dalam perbuatan baik dan benar, maka orang itu sudah mendapat haknya untuk layak hidup kekal.
          Kalau anda bertanya (bagaimana Anda menginterpretasikan Mat 12:22 dalam hubungannya dengan Luk 9:50? )kepada saya, itu sama artinya bahwa anda sudah merasa lebih “Pandito”. Padahal inti permasalahannya adalah “Apakah diluar Gereja/Yesus ada Keselamatan?” saya menjawab Ya! ada. Perlu anda ketahui bahwa saya berasal dari keluarga katolik yang nota bene adalah dari ayah seorang pahlawan nasional yang punya andil untuk memerdekakan bangsa dan negara ini, Kekatolikkan ayah saya hancur akibat ulah dari seorang pastor yang katanya adalah “GEMBALA” umat dan akhirnya ayah saya berpaling menjadi orang yang tidak percaya dengan agama manapun tetapi ayah saya beriman kepada Allah Yang Maha Kuasa, sampai akhir hayatnyapun masih selalu berbuat baik demi memberikan contoh kepada anak-anaknya.
          CAMKAN ayat ini
          Yoh.10:16 Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

          • Shalom Dionisius,

            Terima kasih atas tanggapan Anda. Saya tahu bahwa pengunjung katolisitas mempunyai pengalaman iman masing-masing serta datang dari latar belakang yang berbeda-beda. Namun, dalam diskusi tentang iman, apalagi sesama umat Katolik, maka dasar iman kita bukan dari pengalaman kita masing-masing, bukan juga dari oknum-oknum yang mungkin kurang dapat memberikan contoh yang baik. Kita mencoba melihat bahwa kebenaran iman adalah berdasarkan apa yang sesungguhnya diwahyukan oleh Allah, yang dimanifestasikan dalam: Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Tentang hal ini, Anda dapat melihat penjelasannya di sini – silakan klik. Cobalah untuk menggali topik ini secara lebih mendalam terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam diskusi yang lain.

            Kalau diskusi tentang topik di atas selesai, maka Anda dapat menginjak kepada diskusi yang lain, seperti misalnya: Apakah tidak ada keselamatan di luar Gereja Katolik atau EENS. Anda dapat melihat beberapa link ini: silakan klik, klik ini, dan beberapa artikel EENS dapat juga dilihat di arsip ini – silakan klik. Melihat kompleksitas dari topik ini, cobalah melakukannya satu persatu dengan sabar dan dengan pemikiran yang mendalam. Keterangan tentang Yoh 10:16 tentang domba-domba yang lain, dapat Anda lihat di sini – silakan klik. Mohon untuk membaca terlebih dahulu beberapa link yang saya berikan, dan setelah itu Anda dapat berdiskusi kembali secara mendalam. Cobalah juga untuk berdiskusi dengan fokus pada topik diskusi. Semoga dapat dimengerti.

            Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
            stef – katolisitas.org

            PS: Terus terang, saya juga tidak tahu mengapa Anda terus menyapa saya dengan sebutan “Tuan”, walaupun dari dulu saya telah mencoba untuk menyatakan bahwa sebutan seperti ini justru terkesan tidak baik dalam diskusi. Namun, kalau dalam kehidupan nyata, Anda menyapa semua teman pria Anda dengan sebutan “Tuan”, maka saya dapat memakluminya kalau Anda terus menyapa saya dengan sebutan “Tuan”.

          • Pagi Bung Dionisius,
            Mungkin harus kita sadari terlebih dahulu, bahwa kita harus berterima kasih dgn katolisitas yg memberikan katekese dan jawaban atas semua pertanyaan kita, untuk semua nada pertanyaan, mereka selalu berkata “semua baik adanya”.
            Jawaban yg diberikan dari katolisitas adalah jawaban dengan harapan anda mau merenungkan kembali hal hal tsb. Akan menjadi sulit sekali, mencari pembenaran apa yg sudah anda yakini sebagai kebenaran yang paling benar, sementara disisi lain ada keraguan dan ada suatu keinginan untuk mendapatkan konfirmasi dari sisi ajaran katholik bahwa yang anda yakini tsb adalah sudah benar.
            Jika kita cukup jeli melihat Yoh. 10:16, di akhir kalimat tidak ada kata “lagi”, jadi benar benar hanya satu gembala, domba itu harus dituntun untuk menjadi satu kawanan … dengan satu gembala.

            Melangkah kedepan dengan diganduli beban masa lalu tentulah sangat sangat berat. Jika anda mempunyai waktu luang, mungkin bisa bergabung di kelompok persekutuan doa yg ada di paroki anda, sekadar mendengarkan sharing sesama akan pengalaman hidup mereka, atau ikut retret penyembuhan (luka batin), SHDR (seminar Hidup Baru Dalam Roh Kudus), untuk dapat melangkah kedepan dengan lebih ringan. Menggenggam dengan erat sesuatu yang cocok dengan keinginan kita, sementara menendang dengan keras semua yg tidak cocok dengan keinginan kita, semakin menyuburkan “keakuan kita”. Terkadang kita harus rehat sejenak, untuk mengatakan cukup terhadap masa lalu, bibit kedamaian dalam hati menanti untuk anda sirami, untuk menebarkan kasih kesesama ….. maafkan saya bukan hendak mengajari anda, tapi itu juga menjadi pertempuran saya, menendang dengan keras kesegala arah yg tidak cocok dengan saya …… lama akhirnya tersadar …. karunia keselamatan yg diberikan kepada kita, hanya membutuhkan tanggapan dari kita, semua kebebasanku haruslah terikat dan dikembalikan ke Empu nya kebebasan …. Sang Juru Selamat, Yesus Kristus……

  4. Shalom, Salam dalam damai kasih Kristus.
    Saya sangat prihatin dan sedih, banyak menjumpai kenyataan kita sering terlibat saling menonjolkan perbedaan-perbedaan dengan saudara-saudara kita umat kristen(protestan) dan menjurus pada bentuk-bentuk saling tuding dan saling tuduh.Padahal esensinya kita adalah saudara seiman dalam Tuhan Yesus.

    Agama saya di KTP adalah katolik,tetapi saya berkeyakinan bahwa iman bukanlah persoalan legalitas atau hukum-hukum gereja atau agama tertentu.Bagi saya menjadi murid Tuhan Yesus bukanlah persoalan memeluk agama tertentu.Tuhan Yesus tidak membawa ajaran agama tertentu.Keselamatan adalah anugerah dari Tuhan Yesus bukan karena kita berbuat baik dan memeluk agama tertentu.Menurut saya anugerah keselamatan memerlukan respon yang bertanggung jawab dari kita untuk selalu hidup sesuai dengan hidup yang telah diteladankan oleh Tuhan Yesus agar kita layak & berkenan disebut anak-anakNya dan beroleh tempat di kerajaanNya kelak.

    Pertanyaan saya:
    Ayah saya (bukan katolik) kerap mempersoalkan agama katolik yang menurut dia mengizinkan orang untuk mendoakan orang yang sudah mati.Ada ajaran katolik yang mendoakan orang yang sudah mati selama 3 hari supaya jiwanya diterima Allah Bapa.Menurut ayah saya ini sesat karena orang mati sudah bukan lagi urusan orang yang masih hidup di dunia.Bagaimana menjelaskan hal-hal seperti ini?

    Saya berusaha menjelaskan bahwa hal itu tidak tepat karena tidak berhubungan dengan ajaran iman katolik.Saya sendiri tidak mengimani hal tersebut.Hal itu bukanlah esensi dari keseluruhan ajaran iman katolik.Bagi saya meneladani hidup Tuhan Yesuslah segala-galanya bagi kita dan bagaimana cara kita hidup di dunia serta kerinduan kita akan kerajaan surgalah yang harusnya menjadi fokus hidup kita.Itulah nantinya yang akan menentukan tempat/posisi kita kelak di kekekalan.

    terimakasih atas jawaban yg diberikan.

    • Shalom YB Teguh,

      Terima kasih atas tanggapan dan pertanyaannya. Saya ingin menegaskan bahwa situs ini adalah situs yang memaparkan pengajaran Gereja Katolik, yang tentu saja mempunyai warna dan pengajaran Gereja Katolik. Pembahasan tentang perbedaan-perbedaan yang ada adalah karena pertanyaan-pertanyaan yang masuk, yang sering diajukan oleh saudara/i kita dari Kristen non-Katolik. Kalau kita mengatakan bahwa semua agama sama karena alasan toleransi, maka sebenarnya kita telah menutupi kebenaran, karena memang ada sisi persamaan, namun juga ada sisi perbedaan. Menjadi tugas kita sebagai umat Katolik untuk dapat mempertanggungjawabkan iman kita dengan hormat dan lemah lembut (lih. 1Pet 3:15). Dan sudah seharusnya umat Katolik mempercayai bahwa kebenaran penuh ada di dalam Gereja Katolik, karena Kristus sendiri yang mendirikan Gereja Katolik (lih. Mt 16:16-19). Silakan juga membaca artikel ini – silakan klik dan lihat tanya jawab ini – silakan klik. Untuk menjadi murid Kristus, maka kita harus menjalankan semua perintah Kristus (lih Mt 28:19-20), dan perintah-Nya adalah termasuk masuk di dalam Gereja yang Dia dirikan, yaitu Gereja Katolik.

      Tentang mendoakan orang yang sudah meninggal, anda dapat membaca artikel tentang Api Penyucian di sini – silakan klik dan diskusi tentang persekutuan orang kudus di sini – silakan klik. Bahwa kita dapat mendoakan orang yang meninggal adalah benar, karena kita dapat mendoakan orang-orang yang masih berada di Api Penyucian. Kalau dikatakan bahwa kita harus mendoakan orang mati selama 3 hari agar jiwanya dapat masuk Sorga adalah salah, karena waktu kita di dunia ini dan waktu di Api Penyucian tidaklah sama. Dan Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan seperti itu. Intinya, Gereja Katolik melihat bahwa orang-orang yang hidup di dalam Kristus, baik di Sorga, di Api Penyucian, di dunia, semuanya terikat dalam satu Tubuh Kristus yang diikat oleh kasih Kristus, sehingga tidak ada penderitaan dan juga kematian yang dapat memisahkan kita dari kasih Kristus. (lih. Rom 8:38). Kalau kita tahu bahwa ada anggota yang masih menderita di Api Penyucian, maka sudah seharusnya kita membantu mereka dengan doa-doa kita. Doa-doa kepada mereka adalah manifestasi dari kasih kepada sesama atas dasar kasih kita kepada Tuhan. Bukankah Gal 6:2 mengatakan “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.“?

      Jadi, kalau mau meneladani Kristus, maka kita harus menjalankan semua perintah-Nya, termasuk masuk menjadi anggota Tubuh Mistik Kristus, yaitu Gereja Katolik, bertumbuh dalam sakramen-sakramen dan menjalankan semua ajaran dari Gereja Katolik, karena Kristus sendiri yang menjanjikan untuk melindungi Gereja-Nya sampai akhir zaman (lih. Mt 16:16-19). Semoga dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  5. Saya ingin mensharingkan hal – hal baru bagi teman – teman kita Katolik !!

    saudaraku, jangan pernah menilai kebenaran suatu agama dari mukjizat ataupun kesalahan yang terjadi.
    1.Banyak orang bilang kepada saya kalau gereja katolik melakukan kesalahan di masa lalu ( berarti gereja tersebut sesat ).

    JAWABAN : biasanya saya jawab, kalau begitu yang paling sesat itu YESUS kalau kamu bertanya seperti itu. kenapa ? karena YESUS salah pilih murid, banyak murid – muridnya yang melakukan KESALAHAN ( Yudas = menjual YESUS, Petrus = Menyangkal YESUS, PAULUS = membunuh umat kristen ), kenapa tidak memilih murid yang sempurna tanpa dosa, cacat dan menjadi contoh bagi umat – umat lainnya ?. jadi yang salah itu bukan gereja ataupun YESUSnya, tapi sisi kemanusiaan mereka yang salah. Sama seperti gereja katolik, yang salah itu bukan teologinya tapi orang – orang di dalam gereja yang memang tidak sempurna, terutama dalam pelaksanaannya. karena banyak orang masih melihat “orang”, bukan YESUS. jadi kalau di paroki anda ada romo yang tidak sengaja berbuat korupsi, apakah anda masih di gereja KATOLIK atau sudah mencari agama yang lain, atau bahkan uskup kita main wanita, apakah kita masih percaya gereja katolik atau sudah meninggalkan iman kita ? mana yang kita lihat ? romo / uskup kita atau kebenaran KRISTUS yang terletak pada khotbah romo / uskup kita yang berbuat dosa. bagiku itulah IMAN YANG DEWASA.

    2.Ada teman saya yang pindah ke kristen karena melihat Philip Mantofa sekali angkat tangan resting 3 baris dari depan ( alias sakti ) dan Benny hinn sekali angkat tangan orang sebanyak 3 lapangan sepak bola langsung resting semua ( padahal benny hinn itu katolik mistik tapi dia ngga tahu ), jadi kalau orang itu sakti berarti orang itu benar sesuai di gereja yang tepat daripada romo – romo katolik yang mlempem.

    JAWABAN : biasanya saya menjawab bukannya orang muslim juga buanyak mukjizat – mukjizatnya, orang budha juga memiliki banyak mukjizat, berarti agama mereka juga benar dong ? Romo mungkin tidak memiliki mukjizat yang luar biasa ( walaupun kalau di total seluruh romo di dunia saya yakin mereka banyak yang punya kuasa mukjizat ), tapi 1 hal yang 100% BENAR dan PASTI, romo memiliki kuasa untuk merubah roti dan anggur menjadi tubuh kristus. silakan cari di google tentang mukjizat ekaristi, bahkan ada yang roti benar – benar menjadi darah dan daging secara literal. dan kuasa – kuasa lain dalam sakramen.

    MENURUT SAYA : suatu gereja yang benar dibuktikan dari segi teologinya, bukan yang lain.

    KEGIATAN SAYA : mari saudaraku katolik, kita berlomba – lomba membawa orang dari agama lain ke katolik sebagai satu – satunya gereja yang BENAR bahkan AGAMA yang BENAR.

    CARA SAYA EVANGELISASI =
    1.biasanya saya berdoa terlebih dahulu dan terkadang orang yang saya doakan itu bisa tanya – tanya tentang katolik, baru disini saya mengajarkan teologi katolik tanpa menanya balik atau menyerang agama mereka, jadi mereka dengan hati terbuka menerima kebenaran iman katolik, kalau kita menyerang iman mereka, mereka akan membangun “benteng” dalam hatinya untuk melawan balik. ( tapi selalu doakan, karena yang bisa membuka hati mereka hanya TUHAN, bukan khotbah manusia ).
    2.jadilah orang katolik yang militan, sangat disayangkan di tempat saya bekerja (sekolah kristen) banyak orang katolik yang kalau disuruh berdoa tidak ada yang bikin tanda salib, kalaupun bikin itupun juga tanpa diucapkan ( INGAT, BARANG SIAPA YANG MENYANGKAL AKU ,MEREKA AKAN AKU SANGKAL DI DEPAN BAPAKU DI SURGA )
    3.berperilakulah yang baik sebagai orang katolik, jangan jadi batu sandungan.
    4.perkenalkan website ini kepada orang – orang katolik dan banyak – banyaklah menyumbang ( heheeh yang terahkir ini bercanda, tapi memang patut disumbang karena website ini merupakan kerasulan sangat penting bagi orang – orang katolik ).
    5.banyaklah baca – baca buku tentang teologi iman katolik kalau sewaktu – waktu ada orang yang ingin tanya tentang iman katolik dan anda bisa menjawab dengan RENDAH HATI, bukan malah kebingungan ( ingat di misa kita diutus )
    6.hindarilah perdebatan, karena hanya akan membawa kebencian dan sakit hati, kalaupun anda menang bicara itu bukan anda yang menang, tapi iblis yang menang karena berhasil memecah belah dan menggagalkan rencana untuk membawa orang tersebut ke katolik.
    7.banyaklah berdoa.

    mohon tanggapan saudara saudari di katolisitas

    • Shalom Budi,

      Terima kasih atas sharingnya dalam membagikan iman Katolik kita kepada agama lain.

      1) Untuk dapat sampai kepada pengertian yang disampaikan oleh Budi tentang Gereja, seseorang harus tahu tentang hakikat dari Gereja, sebagai Tubuh Mistik Kristus, sebagai sarana (means) dan sebagai tujuan (end). Untuk itu, silakan melihat artikel ini (silakan klik). Meskipun Gereja itu kudus, namun Gereja juga terdiri dari para kudus dan pendosa. Oleh karena itu, para kudus akan membangun Gereja dan para pendosa akan menjadi batu sandungan. (lih. KGK, 867) Namun, seperti yang dikatakan oleh Budi, iman dewasa tidak akan berhenti pada individu-individu, namun terus berjuang untuk bertumbuh dalam kebenaran, yang berarti berusaha semakin mengerti akan apa yang sebenarnya diajarkan oleh Gereja Katolik.

      2) Mukjijat akan berakhir, kesembuhan akan berakhir, karena seseorang yang disembuhkan secara fisik akan sakit lagi dan meninggal. Yang terpenting adalah pertobatan yang benar, bertumbuh dalam kekudusan, dan kerendahan hati. Kalau mau mencari kesembuhan fisik, di Gereja Katolik juga banyak terjadi, namun bukan ini yang ditonjolkan. PS: Saya tidak tahu maksud dari perkataan bahwa Benny Hihn adalah katolik mistik. Memang di salah satu website dibahas tentang hal ini. Namun, yang jelas, Benny Hihn bukanlah seorang Katolik, dan ajarannya banyak yang bertentangan dengan Gereja Katolik.

      3) Akhirnya, memang kita perlu memperdalam dan mengasihi iman Katolik, sehingga kita dapat mempertanggungjawabkannya bila ada yang bertanya kepada kita. Namun kita harus membagikannya dengan penuh kasih dan hormat, sehingga mereka dapat terbuka terhadap kebenaran. Kita tidak perlu menggunakan kata-kata yang kasar, karena hanya membuat diskusi tidak produktif. Namun di satu sisi, kita tidak boleh mengorbankan kebenaran, sehingga orang tidak dapat melihat kebenaran dari ajaran Gereja Katolik. Dalam hal ini, kasih dan kebenaran harus senantiasa berjalan berdampingan. Akhirnya doa memegang peranan sangat penting, karena memang hanya Roh Kudus saja yang mampu membuka dan merubah hati seseorang. Saya juga sangat senang, kalau website ini dapat berguna sebagai salah satu sumber untuk memperdalam iman Katolik. Mohon doa dari Budi dan para pembaca katolisitas, agar kami dapat terus berkarya melalui website ini.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

  6. hmm.. saya seorang kristen protestan yg sedang belajar mengenal Tuhan yg benar seperti apa.

    Saya mau tanya apa benar orang katolik boleh melakukan ritual “sembayangan” (menyembanyangi roh leluhur dan memberi sesajian)??

    thnx atas infonya

    • Shalom Agun,
      Gereja Katolik memang mengajurkan agar kita mendoakan jiwa- jiwa kerabat kita atau orang-orang lain yang sudah meninggal. Dasar ajaran ini adalah Persekutuan orang kudus yang tak terputus oleh maut, seperti yang pernah dituliskan di sini, silakan klik; dan ajaran mengenai Api Penyucian, silakan klik.

      Namun Gereja Katolik mengajarkan bahwa cara terbaik untuk mendoakan jiwa-jiwa orang-orang yang telah meninggal itu adalah dengan mengajukan ujud Misa Kudus, dan bukan dengan cara memberi sesajian. Dengan mengajukan ujud Misa, maka umat Katolik mempersatukan ujud doa tersebut dengan korban Tuhan Yesus sendiri, sehingga berkenan kepada Allah Bapa. Umumnya, Gereja Katolik menganjurkan umatnya untuk mendoakan jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal ini pada bulan November, terutama dari tanggal 1 sampai 8 November. Bulan November ini memang dikhususkan oleh Gereja Katolik untuk mengenang dan menghormati anggota-anggota Gereja yang telah lebih dahulu dipanggil pulang ke rumah Bapa di Surga. Di samping ujud Misa Kudus, maka umat Katolik dapat membawa ujud-ujud doa tersebut di dalam doa-doa pribadi, baik di rumah, di rumah duka/ di dekat peti jenazah, ataupun di makam.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  7. Dear Bro Felix,

    dulu sy juga sering “berdebat” dengan saudara kita Protestan mengenai hal-hal diatas. Tapi lama-lama, cape juga jadi dari pengalaman pribadi ada 2 hal yg akhirnya saya lakukan:

    1. Ikut KEP di paroki
    2. Utk saudara2 Protestan yang banyak nanya “kenapa Gereja Katolik ini..itu..” dan “katanya sih Gereja Katolik itu..ini..”, saya cuma bilang mereka, nah kalau anda rindu untuk mengetahui semua itu, kenapa juga tidak bergabung ke Katolik sekalian biar nanti puas dibimbing & dijawab oleh gereja. Kok gitu aja repot.

    Shalom
    Thomas

    • Shalom Thomas,
      Terima kasih atas tanggapannya. Memang berdebat dapat menguras tenaga dan pikiran. Namun, kita terus memohon kepada Tuhan agar kita diberi kekuatan untuk dapat mempertanggungjawabkan iman Katolik kita dengan baik dan bijaksana. Dan melalui dialog, maka kita akan dapat bertumbuh dan semakin mengerti dan mengasihi iman Katolik kita. Yang terpenting, dalam dialog adalah kita telah melakukan bagian kita, yaitu menyampaikan kebenaran dengan hormat dan lemah lembut (1 Pet 3:15). Perkara merubah hati, hanya Tuhan saja yang dapat melakukannya. Oleh karena itu, doa menjadi bagian yang penting untuk mendukung dialog yang baik. Mari, kita bersama-sama terus berusaha dengan segala kekuatan kita untuk belajar dan mengasihi iman Katolik.

      Salam kasih dalam Kristus Kristus,
      stef – http://www.katolisitas.org

  8. Salam Kristus kepada romo pengelola situs..
    Saya ingin bertanya :
    Pada Tahun pertengahan 2007, dalam kesulitan ekonomi dan masa-masa pengangguran saya mencari pekerjaan.. Tiba-tiba saya diajak oleh sebuah headhunter yang me-rekrut saya untuk bekerja pada sebuah organisasi international ministry dan hanya terikat kontrak beberapa bulan / kurang lebih 1 taun..
    Awalnya saya tertarik ikut dan bekerja pada organisasi tersebut karena atas dasar salary yang diberikan…
    Motif awal terbentuknya organisasi ini, saya melihat adanya unsur kuat dari denominasi gereja – gereja non katolik… sedangkan saya katolik..

    Motif tersebut bukanlah alasan pribadi atopun sepihak perasaan saya saja… Dari struktur organisasi tersebut, pucuk pimpinannya adalah para pendeta terkemuka.. bahkan sangat terkenal, yang sering terlihat dalam acara-acara rohani non katolik di TV.. dasar inilah saya mengetahu bahwa organisasi ini akan kecendrungan ke protestan / kristen non katolik.. tetapi saya super cuek.. karena bagi saya toh saya bekerja sebagai karyawan, bukan ingin pindah iman dari katolik menjadi kristen protestan / kristen non katolik…

    Saya sudah dibaptis dari umur 10 taun.. tepatnya tahun 88… saya pun sudah memperoleh sakramen Krisma oleh uskup kardinal Julius.. jadi, karena dasar salary, saya terima saja tawaran bekerja di organisasi tersebut…

    berjalannya waktu… setelah saya bekerja di organisasi itu.. tapi kok makin lama, makin menjadi-jadi.. alias kok saya makin lama saya merasakan saya semakin dipaksa secara halus untuk pindah iman saya dari iman katolik menjadi iman kristen non katolik..

    hal ini bisa dilihat dari berbagai ajakan halus dan ajakan kasar sekalipun kepada saya :
    1. Saya dipaksa untuk dibaptis selam secara kristen non katolik…
    Saya sudah sampaikan secara langsung, bahwa saya ini katolik, sudah dibaptis sejak taun 88 [ umur 10 tahun ], dan saya sudah memperoleh krisma.. tapi malah pembaptisan saya di anggap tidak sah oleh mereka… dan diberikan beberapa argument dari kitab suci.. maklum aja romo, saya tidak berani untuk membaca kitab suci tanpa ada pendampingan dari romo / pastur setempat, takut salah presepsi.. Jadi pengertian saya tentang baptis, sedikit informasinya..
    karena itu saya diam saja.. dan tetap menolaknya.. saya dengan tegas menolaknya dan tetap memegang teguh pembaptisan secara katolik..
    2. Sesuai kebiasaan di organisasi kristen non katolik.. setiap kali sebelum bekerja, kita semua diwajibkan untuk ikut sharing selama 30 menit… renungan bersama, dan saling tukar-menukar pengalaman iman… bahkan pengalaman iman tersebut dikaitkan dengan bacaan kitab suci yang dibacakan..
    awalnya menarik pengalaman sharing iman mereka… tetapi kok saya merasakan makin lama, pengalaman sharing / kesaksian mereka lebih condong kepada kehebatan pribadi mereka bukan kehebatan kekuatan kasih Kristus.. bahkan yang lebih parahnya sangat-sangat jarang di dalam doa mereka melibatkan bimbingan kepada maria..
    Setiap kali saya diminta memberikan doa penutup acara sharing, saya selalu mengaitkan dengan doa salam maria.. tetapi mereka malah tersenyum-senyum dan tertawa kecil seakan mentertawakan doa salam maria.. ok lah saya tidak gubris itu…
    Tetapi, karena keseringan saya menutup sharing tersebut dengan doa salam maria.. mereka kristen non katolik berani bertanya kepada saya, kenapa harus berdoa kepada maria.. untuk apa… toh ujungnya Kristus..
    Karena saya pernah aktif di Legio Maria, dan pernah menjabat wakil ketua presidium legio.. maka saya memberitahu kepada mereka kristen non katolik bahwa saya katolik, pernah aktif di legio maria.. dan saya punya devosi pribadi untuk selalu berdoa memohon bimbingan, bantuan dari bunda maria menyempurnakan doa saya kepada Kristus… Tapi mereka menganggap sebagai suatu kesia-siaan belaka… saya diam saja dalam hati saya… saya simpan semua perkara itu dalam hati saya..
    3. Setelah melihat kuatnya iman saya katolik di mata kristen non katolik… padahal saya juga sangat lemah dalam iman katolik.. mereka mulai berani bercerita pribadi pada saya..
    Ada 1 pendeta yang berkata “win.. saya juga dulunya katolik.. aktif juga seperti kamu… bahkan menjabat ketua wilayah.. tetapi setelah saya kawin dengan seseorang, saya menemukan bahwa sesungguhnya katolik hanyalah ajaran dan teologi saja, sebenarnya iman kepada Kristus yang intinya.. jadi saya pindah ke kristen non katolik”
    saat itu saya hanya berkata pada orang tersebut, bahwa saya tetap memegang teguh iman katolik.. salah sendiri kalo pindah dari iman katolik.. karena buat saya pribadi iman katolik adalah iman yang sangat-sangat kaya dengan pandangan dan kesatuan magisterium paus..
    4. Karena mereka kristen non katolik, semakin hari melihat saya tetap tidak mau berpindah iman dari katolik, meskipun di-iming-imingkan akan ada posisi karir yang lebih baik jika saya pindah iman katolik ke iman kristen non katolik.. mereka mulai bersikap kasar kepada saya, dengan mencap saya sebagai katolik aliran keras… bahkan saya dipanggil oleh HRD, untuk mengubah saya dan mau menuruti kemauan mereka..
    HRD mereka berkata pada saya “Win… saya juga katolik… aktif juga… tapi saya sih memilih demi masa depan.. turuti saja kemauan mereka, ibarat masuk rumah, klo ada aturan dari pemilik rumah, yah kamu ikutin aja… di belakang itu, terserah kepada kamu.. saya pun HRD, nuruti kemauan mereka, tapi di belakang mereka, saya sering ke gereja katolik.. baptis selam yah ikutin aja.. toh kita tetap katolik, biar aja kita bertopeng di depan mereka biar mereka suka dan diterima..”

    Pertanyaan saya kepada romo pengelola situs :
    1. Apakah tindakan saya tetap memegang teguh prinsip iman katolik saya sudah benar?

    2. Haruskah kita demi suatu pekerjaan, demi mengais rejeki, saya harus bertopeng iman alias berkedok dan menuruti kemauan mereka, sedangkan dalam hati saya, saya tetap percaya kepada iman katolik?

    3. Saya menghormati sikap saling menghargai di antara beragam agama.. tetapi dalam kasus saya, saya merasa semakin ditekan, dicap katolik aliran keras, bahkan di cap pembelot oleh mereka karena tidak menuruti kemauan mereka.. saya pun menunjukkan sikap menghormati kepada mereka, dengan ikut serta kebaktian mereka, walo saya tidak memakan hosti yang bukan resmi dari gereja katolik / ekaristi.. demi menghormati kebaktian mereka ketika kebaktian kudus, mereka membagikan hosti yang bukan dari ekaristi katolik, semua mata memandang saya ketika melihat saya mengambil hosti dan anggur.. yang hasilnya ketika mereka lengah memandang saya, saya buang hostinya, saya minum anggurnya karena haus… hi10x..
    pertanyaan saya yg ketiga : Apakah tindakan saya dicap katolik aliran keras benar adanya? padahal mereka tidak tau saya terpaksa ikut kebaktian mereka demi menghormati sikap mereka… bahkan saya pernah mencoba untuk menolak ajakan mereka untuk kebaktian kudus mereka, tetapi mereka memaksa, yah sudah saya ikut karena atas dasar menghormati saja…

    Mohon dijawab dan diberi tanggapan yah romo…
    meskipun pekerjaan ini dan kontrak kerja ini telah berakhir.. namun ini sangat berbekas di pikiran saya.. saya tetap berteman baik kepada mereka semua hingga sekarang.. dan akhirnya mereka juga tetap mengakui iman katolik saya…

    Terima kasih banyak sebelumnya romo…

    • Herwin Yth

      Pendapat saya, anda sudah di jalur yang benar: sekali Katolik selamanya Katolik. Sejarah membuktikan bahwa Yesus Kristus hadir dalam Gereja Katolik yang memiliki ciri hierarki dari para rasul dan sakramen- sakaramen-Nya. Komunio itu membentuk Gereja yang mengimani Yesus Kristus sedangkan mereka adalah komunitas orang yang percaya pada Kristus karena itu tercatat banyak denominasi Gereja yang berkembang pesat karena setiap orang dalam kumpulannya bisa menjadi komunitas yang mereka sebut sebagai “gereja” tapi bukan dalam arti Gereja sebenarnya. Meskipun demikian bisa jadi kehadiran anda mengganggu mereka karena anda teguh; tapi jangan mencela mereka. Tindakan memaksa orang untuk pindah agama bertentangan dengan UUD 1945 dan HAM. Karena itu tidak diperkenankan. Tidak perlu bertopeng, tetap asli apa adanya itulah yang disabdakan Yesus: Siapa yang tidak menerima Aku dia tidak menerima Bapa yang mengutus Aku. Maka meski mengais rezeki dengan mereka tetaplah teguh dalam iman Katolik. Saya anjurkan anda untuk mencari pekerjaan yang bisa membuat anda nyaman daripada tiap hari harus diteror atau paksa pindah agama. Kecemasan ini juga muncul sekarang di universitas- universitas tertentu…… dimana mahasiswa dipaksa untuk ikut ibadat dan wajib bagi mereka yang mendapat beasiswa. Banyak mahasiswa Katolik yang “menyebrang” juga karena bujukan dll. Sangat memprihatinkan. Ikut kebaktian boleh tapi tidak ambil bagian dalam perjamuan mereka.

      Semoga Tuhan memberkati anda selalu.

      salam
      Rm Wanta

      Tambahan dari Stefanus Tay.
      Seperti yang dikatakan oleh Romo Wanta, anda jangan mengikuti perjamuan mereka. Hal ini ditegaskan dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK, 1400) “Persekutuan-persekutuan Gereja yang muncul dari Reformasi, yang terpisah dari Gereja Katolik, “terutama karena tidak memiliki Sakramen Tahbisan, sudah kehilangan hakikat misteri Ekaristi yang otentik dan sepenuhnya” (UR 22). Karena alasan ini, maka bagi Gereja Katolik tidak mungkin ada interkomuni Ekaristi dengan persekutuan-persekutuan ini. “Kendati begitu, bila dalam Perjamuan Kudus mereka mengenangkan wafat dan kebangkitan Tuhan, mereka mengimani, bahwa kehidupan terdapat dalam persekutuan dengan Kristus, dan mereka mendambakan kedatangan-Nya kembali dalam kemuliaan” (UR 22).”

      • Puji Tuhan…Thanks berat pada Rm Wanta…
        Menjadi katolik merupakan suatu kekayaan rohani bagi saya..
        rosario, sakramen, ekaristi, liturgi penciuman salib, banyak deh tradisi katolik yang sungguh-sungguh menyelami iman saya akan Kristus…

        Terlebih magisterium, suatu panduan dan pedoman yang jelas bagi perkembangan iman Kristus..
        Saya patut mengacungkan jempol, website ini sangat membantu memperkaya iman katolik saya..

        Saya jadi merasa, seperti ikut serta dalam penderitaan para martir yang berjuang mempertahankan iman katolik… he10x..

        Sekali Thanks Rm Wanta.. Smoga Kristus memberkati romo juga..
        “Sekali Katolik, Selamanya Katolik”

      • Dear Stef,

        Abis mau gimana lagi… saya sudah berusaha untuk tidak hadir tetapi setiap kali meeting dan pelaporan kerja, selalu diikuti dengan perjamuan kudus.. klo saya enggak hadir, saya tidak bisa memberikan laporan kerja.. pintu tertutup dan saya tidak boleh masuk hanya untuk pelaporan kerja..
        Secara nurani saya, saya menghormati ekaristi, dan saya sangat percaya ekaristi adalah pesan dari Yesus sendiri..
        Saya sudah konsultasi dengan romo paroki tempat tinggal saya, romo paroki menyarankan hal yang sama seperti Rm Wanta dan Stef.. saya pun diberikan saran yang baik, klo cuma hadir mengikuti doang tanpa mengambil hosti dan anggur yg bukan ekaristi.. it’s ok…

        Saya pun mencoba menjalankan anjuran romo paroki saya untuk saling menghormat.. saya mengikuti perjamuan mereka, tapi saya tidak mengambil hosti dan anggur mereka.. tapi reaksinya jadi agak parah.. parahnya adalah : ketika hosti dan anggur tersebut diedarkan, setiap orang mengambilnya.. ketika berada di hadapan saya, saya bilang “no..thanks..” eh orang yang membagi hosti dan anggur ini enggak pindah2x dari hadapan saya… nah loh.. gimana ni.. uda mana semua mata audience menengok & memperhatikan saya lagi… kikuk saya… dengan keterpaksaan tingkat tinggi, saya ambil hosti & anggur-nya.. ketika mereka lengah, hosti & anggurnya saya masukin ke kantong… terkadang hostinya doang saya masukin kantong.. anggurnya diminum karena enak..

        Tapi semua sudah berlalu.. kontrak kerjanya sudah selesai, dan iman katolik saya tidak tersiksa lagi..

        • Shalom Herwin,

          Memang menjadi suatu kendala besar tatkala pekerjaan memaksa untuk beribadah sesuai dengan cara mereka yang bertentangan dengan iman Katolik yang kita percayai. Pada kondisi seperti itu, kita mohon belas kasihan Tuhan, agar kita mendapatkan pekerjaan yang baru. Bersyukurlah bahwa konflik batin ini telah berlalu, sehingga Herwin dapat lebih berfokus untuk bertumbuh dalam iman Katolik.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – http://www.katolisitas.org

          • Shalom Herwin. Saya secara pribadi salut dan kagum atas keteguhan iman Anda. Selamat dan terima kasih telah ikut meneguhkan iman saya dan pembaca lainnya. Saya pernah pula mengalami situasi yang mirip seperti itu tapi tak seberat Herwin. Waktu itu saya katakan: “Kalau mau memaksa, saya bisa lapor yang berwajib, karena agama ialah soal pilihan hidup, dan diatur dalam UUD 1945, juga ada pasal dalam KUHP, yaitu kalian melakukan tindakan yang tidak menyenangkan”. Habis saya mengatakan hal itu, mereka mundur. Waktu itu saya memang belum tahu ajaran Katolik secara lebih lengkap, karena belum baca-baca http://www.katolisitas.org hehe… Tapi jawaban seperti itu saya kira cukup kena pada kesadaran mereka, yaitu kaum protestan dan sekte-sektenya yang memang diajari mempertobatkan orang Katolik dari “kesesatan” katoliknya. Salam saya: Isa Inigo

        • Wah… untuk Herwin,

          salut buat perjuangannya, nah,.. karena skrg sudah selesai kontrak kerjanya, saya ikut doakan supaya dapet kerjaan baru yg lebih bagus ya..

      • romo wanta, kalau soal di universitas-universitas tertentu dimana mahasiswa dipaksa untuk ikut ibadat, saya rasa itu sudah seharusnya (gak heran lah) jika universitas itu universitas kristen (protestan).

        seperti sewaktu saya SMP di St. Agnes dan SMAK St. Louis I, semua pelajar, tidak peduli agama apapun, hari mengikuti misa tiap awal bulan.

        jadi kalo lembaganya kristen trs ada kewajiban ikut kebaktian y biasa lah. kan kita di katolik jg begitu. justru dari sana kita bisa saling mengenal antar agama.

        • Shalom Alexander,
          Jika maksudnya adalah untuk mengenal antar agama, tentu tidak apa- apa. Yang menjadi permasalahan, adalah, jika kemudian terjadi semacam pemaksaan agar seseorang memeluk agama yang berhubungan dengan sekolah/ universitas tersebut. Gereja Katolik sangat menghargai kemerdekaan dan kehendak bebas setiap orang, dan oleh sebab itu kita sebagai umat Katolik tidak boleh memaksa seseorang untuk menjadi Katolik. Namun juga sebaliknya, alangkah baiknya jika sebagai umat Katolik kita memprioritaskan sekolah- sekolah/ universitas-universitas Katolik pada saat hendak memilih institusi pendidikan baik bagi kita sendiri atau anak-anak kita. Sebab dengan demikian kita dapat mengusahakan pertumbuhan iman Katolik kita di tengah-tengah lingkungan yang Katolik.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  9. Halo semua, mau urun rembug aja.

    Untuk pertanyaan kenapa kita tidak mewartakan Katolik buat agama lain, saya sependapat dengan Felix. Mewartakan dalam arti memberi informasi oke-oke saja (menjawab jika ditanya, menjelaskan jika diminta) tapi jika berarti memaksakan agama kita ke orang lain, bahkan yang belum beragama (karena menurut saya mereka juga punya keyakinan mereka sendiri=> Tuhan tidak ada/Tuhan ada tapi no need for organized religion), menurut saya tidak etis dan hanya mengundang kebencian. Saat ini stereotip orang Katolik adalah moderat dan tidak agresif seperti kebanyakan denominasi Kristen, dan itu yang membuat saya sedikit banyak jatuh cinta dengan agama ini.

    Dalam hal pewartaan, saya lebih cenderung untuk mewartakan lewat perilaku sehari-hari. Jika kita sebagai umat Katolik berperilaku baik, itu akan membuat orang-orang menghargai dan menghormati kita. Citra Katolik terangkat, syukur-syukur ada yang tertarik mempelajari lebih dalam tentang Katolik. Janganlah kita meciptakan konflik, tapi sebarkanlah dengan kasih. oke?

    • Shalom Lia,
      Ya, sebaiknya kita memang mewartakan iman Katolik lewat perilaku sehari-hari. Namun ini juga tidak menutup kemungkinan, jika kita merasa momen-nya tepat, untuk mewartakan Kristus lewat perkataan. Ini dapat dilakukan dimulai dengan ungkapan dan tanggapan sederhana, ataupun saat anda menulis pesan, baik melalui surat, e-mail maupun sms. Diperlukan ‘prudence’/ kebijaksanaan untuk memutuskan cara kita mewartakan Kristus maupun kapan saatnya. Yang jelas memang jangan sampai kita memaksa, ataupun ‘menjelekkan’ pihak-pihak lain, sebab ini malah mengakibatkan hal-hal yang negatif pada orang yang mendengarnya.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  10. Saudari Inggrid,

    Shaloom,

    Pertama2 saya ingin minta maaf, saya berasal dari kalangan protestan tapi saya tidak suka menggunakan “kekerasan”, atau kasar.

    Saudariku dalam Kristus, pertama2 kita perlu meluruskan, bahwa keterpisahan antara Katolik dan Protestan lebih didasari pada keyakinan. Martin Luther bergerak karena pada masa lampau (mohon maaf) gereja Katolik melakukan banyak kesalahan. Kami dari pihak protestan mengakui apa yang difirmankan Tuhan. Untuk masalah “tradisi” selagi itu tidak bertentangan dengan Firman Tuhan maka tidak salah. Tapi jika “tradisi” sudah menggantikan Firman Tuhan maka kami tidak bisa menerimanya.

    Mengenai pertanyaan anda, saya akan menjawab beberapa :
    1. kenapa kita harus berdoa di dpn bunda maria? berarti kita menyembah berhala.
    Jawaban Saya :
    Saudariku, kami juga menghargai Maria, meneladani sikap hidupnya, tapi menurut Alkitab dikatakan
    bahwa Pengantara kita hanya satu yakni Yesus Kristus, so kami tidak berdoa kepada Maria, kami mene
    ladani hidupnya, menghargai beliau.
    2. di roma ada gereja yg dibangun oleh kekuatan iblis, kata dia.
    Jawaban saya :
    Secara langsung saya tidak tahu, saya tau dari buku juga, namun bukan hanya di Roma (jikapun ada),
    gereja setan pun ada di indonesia bukan? aliran2 sesat bermunculan dimana2 (Saksi Yehowah, Mormon
    dll)
    3. kenapa kita katolik boleh memakan makanan yg telah disembah kepada nenek moyang?
    Jawaban saya :
    Jujur saya tidak tahu jika benar umat katolik dibolehkan, tapi dalam alkitab dikatakan tentang makanan :
    Yesus berkata bukan apa yang masuk ke dalam tubuh yang menajiskan seseorang, hal ini berarti kese
    lamatan kekal seseorang tidak bergantung dari makanan, namun jika kita tahu bahwa suatu makanan
    tertentu telah dipersembahkan kepada nenek moyang melalui upacara tertentu yang dasarnya bukan
    dari alkitab, maka artinya dengan sadar kita turut serta dalam penyembahan berhala.
    4. kenapa saya tidak mewartakan kabar katolik buat agama lain, napa harus ke dia?
    Saya tidak akan menjawab pertanyaan ini.
    5. kenapa alkitab katolik itu tidak sama dgn kristen? Dengan nada melecehkan alkitab Katolik.
    Jawaban saya :
    Perbedaan kita hanya kami tidak mengakui kitab Deuterokanonika dalam perjanjian lama (Tobith, Yudith
    dll) karena dalam umat Yahudi pun kitab itu tidak diakui sebagai Firman Tuhan, tapi lebih kepada sejarah.

    Begitulah yang dapat saya sampaikan, perbedaan memang ada di antara kita namun saya tidak menyukai pertikaian, karena Yesus tidak menghendaki demikian. Satu hal yang saya pegang : AGAMA tidak dapat menyelamatkan seseorang, hanya iman di dalam Yesus Kristus yang menyelamatkan, Tuhan Yesus memberkati saudariku.

    • Shalom Andi,

      Terima kasih atas kunjungannya ke katolisitas. Kami tidak pernah menuduh bahwa saudara dari protestan berkata kasar, karena kami tahu bahwa kalaupun ada, itu hanyalah kasus. Dan kejadian yang sama juga terjadi pada umat yang beragama Katolik. Kita bersama-sama – yang telah mengenal dan diubah oleh Kristus – berjuang untuk hidup dalam kekudusan. Saya ingin juga meluruskan, bahwa kami menerima pertanyaan dari salah satu pengunjung katolisitas.org, dimana dia berdiskusi dengan teman protestan tentang beberapa hal. Jadi, pertanyaan-pertanyaan di atas diajukan oleh teman protestannya.

      Andi mengatakan bahwa keterpisahan antara Katolik dan Protestan lebih didasari oleh keyakinan. Hal ini memang ada benarnya, walaupun perpisahan ini tidak terlepas dari karakter dari Martin Luther dan juga politik pada saat itu. Untuk lengkapnya, silakan membaca site ini (silakan klik). Ada perbedaan antara Martin Luther dan para Santa-Santo. Perbedaannya, pada saat terjadi perbedaan pendapat, para Santa dan Santo tidak keluar dari Gereja Katolik, namun memperbaiki dan membangun Gereja dari dalam, sehingga tidak terjadi perpecahan. Gereja Katolik memang pernah melakukan kesalahan, yang dilakukan oleh putera dan puteri Gereja. Namun, kesalahan ini bukanlah pada dogma dan doktrin, namun pada pelaksanaannya. Kalau Andi tidak sependapat dengan hal ini, silakan menyebutkan dogma dan doktrin dari Gereja Katolik yang bertentangan dengan Kitab Suci, sehingga kita dapat mendiskusikannya.

      Andi mengatakan “Untuk masalah “tradisi” selagi itu tidak bertentangan dengan Firman Tuhan maka tidak salah. Tapi jika “tradisi” sudah menggantikan Firman Tuhan maka kami tidak bisa menerimanya.” Mungkin perlu diperjelas lagi, tradisi yang mana yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Dan yang menjadi masalah dari pernyataan tersebut adalah bagaimana kita tahu bahwa suatu tradisi bertentangan dengan Firman Tuhan? Siapa yang menentukan bahwa suatu tradisi bertentangan dengan Firman Tuhan?

      Dan tentang beberapa pertanyaan yang telah dicoba dijawab oleh Andi, silakan Andi melihat beberapa link yang telah diberikan oleh Ingrid. Kalau setelah membaca link-link tersebut masih ada keberatan, silakan untuk bertanya atau menanggapinya lagi.

      Pada akhirnya memang dua kenyataan terbentang di hadapan kita (Protestan dan Katolik), yaitu ada banyak hal yang menyatukan, namun sayangnya memang ada hal-hal yang berbeda. Namun, ini tantangan bagi kita semua untuk benar-benar mengasihi Kristus. Kita tidak dapat mengasihi Kristus kalau kita tidak mengasihi Tubuh-Nya, yaitu Gereja-Nya. Saya telah mencoba menuliskan artikel bahwa Gereja Katolik adalah Tubuh Mistik Kristus, yang didirikan oleh Kristus sendiri (silakan klik). Oleh karena itu, kalau kita mau benar-benar mengasihi Kristus dan menjalankan semua perintah-Nya, maka perintah ini juga termasuk untuk masuk dalam Gereja yang didirikan oleh Kristus sendiri. Pertanyaan tentang apakah agama dapat menyelamatkan, silakan untuk melihat diskusi disini (silakan klik). Pertanyataan Andi “hanya iman di dalam Yesus Kristus yang menyelamatkan” terlihat benar. Namun pertanyaannya adalah iman di dalam Yesus yang seperti apa yang menyelamatkan? Bagaimanakah tandanya seseorang dapat dikatakan mempunyai iman kepada Yesus secara benar? Apakah semua orang Kristen mempunyai iman yang sama akan Yesus? Dan kalau memang sama, mengapa terjadi begitu banyak gereja-gereja?

      Semoga pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat juga menjadi pemikiran kita bersama.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

    • Mengenai makanan sembahyangan, kita lihat secara logika kesehatan. Pertama, sy tidak peduli dengan anggapan menyembah berhala atau semacamnya. Makanan tersebut dikepuli asap hio selama berjam-jam, dimakan atau tidak, menurut sy, makanan itu sudah tercemar bahan kimia dan tidak sehat untuk dimakan. Sy sendiri pada dasarnya sangat tidak tertarik untuk membuat ritual sembahyangan untuk menghormati leluhur (walau sy Chinese) karena bagi sy, sayang banget ya makanan enak diberikan pada arwah, sementara kita ga tau apa benar leluhur kita yang menikmati makanan itu atau mungkin malah arwah lain…juga begitu banyak orang kelaparan. Sudah berbau asap hio, akan kah dimakan? Dibuang pun sayang sementara jika diberikan ke orang lain, apakah tega memberi makanan yg tidak higienis? Kedua, menyelenggarakan sembahyangan memerlukan dana yg tidak sedikit. Kita harus beli uang kertas, hio, aneka makanan, aneka minuman, dsb…padahal begitu banyak orang tidak mampu yg membutuhkan bantuan untuk pengobatan, kenapa membuang uang untuk beli uang kertas yg akhirnya dibakar (hell money)? Memangnya di alam sana ada shopping mall?

      Mengenai perbedaan alkitab: kenapa meributkan hal itu…sementara yg penting adalah firman Tuhan…alkitab bukan sekedar buat dibaca dan tidaklah hebat jika mampu membaca ratusan halaman dari alkitab itu tapi yang penting adalah penerapan Firman dalam kehidupan kita.

      Sangat sulit untuk bisa bertahan dalam iman Katolik yg sejati…bukan hanya sekedar ke gereja, rajin ziarah, rajin baca alkitab, melainkan bagaimana kita bisa semakin menyuburkan iman kita tersebut, mewujudkan nya dalam perilaku…menjadi cahaya bagi orang lain…membuat hidup kita berdampak positif untuk sesama…Beriman saja tidak cukup… IMAN TANPA PERBUATAN ADALAH MATI…..

  11. Syallom…

    menanggapi saudara felix….
    Agama sifatnya sangat pribadi… bagi saya pegangan utama saya adalah HUKUM CINTA KASIH, itulah inti yang ada didalam seluruh alkitab INJIL… jika saya bingung menafsirkan, ya saya coba ambil benang merahnya dgn HUKUM CINTA KASIH tsb.

    Matius 7 :1-5 ; HAL MENGHAKIMI juga jadi pegangan saya supaya saya lebih bijak.
    Terima kasih, Tuhan Yesus memberkati.
    GBU.

    • Shalom Georgius dan Felix,
      Memang benar bahwa agama sifatnya pribadi, namun jangan lupa, agama juga mempunyai dimensi sosial/ publik. Dan justru karena dimensi yang sosial/ publiknya inilah maka disebut sebagai agama. Sebab dalam agama, semua umat yang tergabung di dalamnya bersama-sama menyatakan imannya, dan memiliki cara pengungkapan iman secara publik juga. Jadi dalam hal ini agama bukan melulu hubungan antara “saya” dengan Tuhan, tetapi juga “kami” dengan Tuhan. Hal dimensi kebersamaan inilah yang juga ditekankan oleh Yesus, sehingga pada saat Ia mengajarkan kita berdoa, yang diajarkan pertama kali adalah untuk memanggil Allah Bapa sebagai “Bapa kami” bukan “Bapaku”. Melalui Doa Bapa kami ini, kita diingatkan bahwa 1) kita dapat memanggil Bapa hanya karena Kristus yang mengangkat kita menjadi saudara-saudara-Nya; 2) kita memanggil Bapa yang sama bagi semua umat yang lain.

      Maka di sinilah, benarlah apa yang dikatakan oleh Georgius tentang hukum Cinta kasih; bahwa karena kita memanggil Allah Bapa sebagai “Bapa kami”, kita harus selalu dapat mengasihi sesama sebagai saudara dan saudari dalam Tuhan, sebab kita semua mempunyai Allah Bapa yang sama. Dengan hukum kasih inilah kita mempunyai belas kasihan kepada sesama, terutama mereka yang miskin, sakit, dan tersisihkan, dan juga kebijaksanaan untuk tidak menghakimi orang lain.
      Ingatlah akan pesan Rasul Paulus untuk mengingat bahwa kita semua adalah anggota keluarga besar Allah,
      “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah, yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.” (Ef 2:19-20)

      Jadi dengan semangat kekeluargaan inilah seharusnya kita mewartakan kebenaran iman kita, sebab semangat kasih inilah yang menandai kita semua sebagai murid Kristus dan sebagai anggota keluarga Allah.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  12. Shalom..
    Sebelumnya saya ingin minta maaf mewakili org karismatik Protestan dgn sikap kami yg sudah menghakimi & kasar. Percayalah tidak smua org karismatik Protestan seperti itu. Kami tetap mengasihi saudara seiman kami dr gereja Katolik. :)
    Jujur pertanyaan kmu jg jd pertanyaan saya utk org2 Katolik & saya sudah mendapat jawabannya di sini.
    Perbedaan hanya terdapat dlm doktrin & liturgi. Saya berharap itu tidak membuat perbedaan dlm iman & kepercayaan kita kpd yesus Kristus.

    Tuhan Yesus memberkati.. :)

  13. Sdr Felix. Tak usah nada berkecik hati. Aku pernah mengalami kasus yang sama seperti anda. Kalau kita layani capai, karena mereka begitu banyak denominasi. Tapi kita harus cerdik bagai ular dan tulus bagai merpati. Mereka ini hanya mengandaklkan “sola scriptura”, sola fide, dan sola gratia”. Jadi kalau tidak tertulis di dalam Kitab Suci mereka tak akan percaya. Sementara orang Katolik memiliki 3 pilar sumber firman yakni Kitab Suci, Tradisi Suci dan magisterium”. Tradisi Suci dan magisterium mereka tak akan yakin karena ini dianggap buatan manusia. Saya pernah tanya kepda romo tentang hal ini, romo malah bilang capai menanggapi mereka. Selain begitu banyak denominasi, tetapi romo itu bilang sejak 2000 tahun lebih Gereja Katolik terus digoyang, tetapi tetapm eksis hingga hari ini karena Yesus akan menyertai Gereja-Nya hingga akhir jaman.

  14. Salam Romo dan pengelola situs ini,
    Saya baru mengalami perdebatan dengan org karismatik Protestan. ……
    Saya meminta sodara seiman untuk membantu saya, seandainya saya diserang lagi.
    ini pertanyaan dari dia.
    1. napa kita harus berdoa di dpn bunda maria? berarti kita menyembah berhala.
    2. di roma ada gereja yg dibangun oleh kekuatan iblis, kata dia.
    3. napa kita katolik boleh memakan makanan yg telah disembah kepada nenek moyang?
    4. napa saya tidak mewartakan kabar katolik buat agama lain, napa harus ke dia?
    5. napa alkitab katolik itu tidak sama dgn kristen? Dengan nada melecehkan alkitab Katolik.
    Thank you. felix
    [Dari Admin: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas]

    • saudara – saudaraku, mohon maaf ikut ” urun rembuk ” disini. janganlah kita bersilang pendapat masalah suatu keyakinan . apalagi membandingkan keyakinan kita dengan keyakinan orang lain. lebih pas kalau kita mempermasalahkan bagaimana kita hidup. Dasar ajaran Katolik & Protestan sama yaitu KASIH. Marilah kita merenung sejenak, apakah ucapan dan tindakan kita sudah sesuai dengan ajaran kristen ? Apakah ucapan dan tindakan kita menyinggung perasaan orang lain. Dalam hal beragama, seseorang harus bersikap fanatik, tetapi fanatisme tidak digunakan untuk menyerang orang lain. Marilah kita berdiskusi dengan penuh kedewasaan, agar damai sejahtera senantiasa melingkupi hidup kita, amin.
      [dari katolisitas: saya hapus alamat e-mailnya]

      • Atas penjelasan Sdr. Andi, telah ditanggapi dg apik oleh Sdr. Stef. Namun tanggapan Sdr. Stef juga memerlukan tanggapan lebih lanjut dari Sdr. Andi. Dengan demikian kita menjadi tahu, apakah diamnya Sdr. Andi ini adalah karena menjadi mengerti atau tetap tidak mengerti dan mengajukan argument lebih lanjut.

        Sayang sekali belum ada tanggapan berikutnya dari Sdr. Andi.

        Syalom

Comments are closed.