Pertanyaan:
saya seorang kristiani, saya ingin tanya, mengapa di katolik masih ada patung2 dalam rupa manusia ataupun Allah?padahal kan di alkitab disebutkan “jangan membuat bagimu patung dalam bentuk apapun, apalagi dalam bentuk rupa ALLAH””karena Allah kita adalah Allah yang cemburu”, apalagi berdoa di depan patung dan tradisi mengarak-arak patung, karena Yesus tidak suka itu, karena Yesus ada di dalam hati kita tak perlu lagi dibuat patung.
Lalu mengapa katolik menyembah Maria?yang kita tahu bahwa maria adalah manusia biasa dan juga manusia berdosa sama seperti kita, dan Yesus berkata bahwa hanya pada Dia saja ada kebenaran dan kekekalan, dan jangan menyembah siapapun selain Tuhan.Bukan berarti saya mengejek, saya pun tetap menghormati Maria sebagai Ibu Yesus, tapi ingat hanya dalam Yesus saja kita berdoa.
Lalu mengapa harus ada pengakuan dosa di depan rohaniawan gerjawi?padahal pengakuan dosa merupakan pengakuan yang seharusnya tidak harus di suru, tetapi dengan hati.Karena saya pernah sekolah di sekolah katolik, murid katolik sering ada pengakuan dosa, tetapi setelah kembali dari kapel, mereka berkata-kata kasar lagi, dan mencontek, bahkan mereka mengaku kepada saya bahwa mereka berat dan malu mengakui kesalahan mereka kepada manusia.Hanya pada Yesus sajalah seharusnya kita datang secara pribadi dan hati yang tak terpaksa, karena Ia hanya memaafkan orang yang datang kepadaNya dengan spenuh hati tanpa paksaan.
Terima kasih.Yesus memberkati
NB:tanpa mengurangi rasa hormat, saya harap katolik dan protestan dapat bersatu, tanpa adanya perpecahan.karena kita satu dalam Kristus.
Jawaban:
Shalom Chong,
Ya benar, saya juga setuju dengan Chong, bahwa selayaknya sebagai sesama murid Kristus kita saling mengasihi dan menghormati. Oleh sebab itulah maka kami berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang masuk dengan semangat kasih, untuk menjelaskan apa yang kami ketahui tentang ajaran Gereja Katolik. Harapannya, agar penjelasan kami dapat menanggapi kesalahpahaman yang ada, sehingga tercapai saling pengertian di antara kita.
1) Tentang mengapa ada patung di gereja Katolik.
Pertanyaan ini sudah pernah saya jawab dalam artikel Orang Katolik tidak menyembah patung, silakan klik. Gereja Katolik memang melihat ayat Kel 20: 3-5 sebagai satu kesatuan, yaitu, agar kita tidak mempunyai allah lain di hadapan Allah, dan tidak membuat patung yang menyerupai apapun untuk disembah sebagai allah. Namun Gereja Katolik tidak melarang pembuatan patung/ penggunaan patung untuk ibadah, karena Tuhan sendiri tidak melarangnya. Di Alkitab kita ketahui Allah berfirman kepada Nabi Musa dan menyuruh orang Israel membuat patung malaikat, yaitu dua kerub (‘cherubim’/ angels) yang menjadi bagian dari tabut perjanjian Allah (lih. Kel 25:1, 18-20). Perintah serupa juga diberikan kepada Salomo (lih. Taw 28:18-19). Lalu Allah juga menyuruh Nabi Musa untuk membuat patung ular tembaga untuk menjadi alat yang mendatangkan kesembuhan jasmani bagi umat Israel (lih. Bil 21:8), dan hal ini menjadi gambaran akan salib Tuhan Yesus di PB yang mendatangkan kesembuhan rohani (penebusan dosa) bagi manusia (Yoh 3:14).
Pada PL memang penggambaran Allah dilarang, namun kemudian setelah PB, peraturan tentang ‘penggambaran Tuhan’ ini diubah oleh Allah sendiri. Sebab dalam PB, Allah mengutus Putera-Nya, Yesus, yang adalah gambaran Allah yang hidup. Yesus adalah “gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan.” (Kol 1:15).
Maka, jika di gereja Katolik ada patung-patung, itu bukan karena orang Katolik menyembah patung. Patung itu hanya merupakan gambaran saja, alat bantu bagi umat untuk memusatkan hati dan pikiran kepada Tuhan Yesus yang digambarkannya. Atau jika itu patung Maria atau orang kudus, agar umat dapat menyadari bahwa umat berada dalam persekutuan seluruh umat beriman, termasuk mereka yang sudah mendahului kita di surga.
Atau, jika ada upacara arak-arakan patung, itu bukan ditujukan untuk menyembah patungnya sebagai allah. Sebab jika demikian, maka kita menyembah berhala, dan sungguh benar, Tuhan pasti tidak senang (Ini jelas kita lihat misalnya pada kisah Kel 32). Tetapi arak-arakan di dalam Gereja Katolik itu hanya merupakan ungkapan kasih dan doa penyembahan kepada Allah yang dilakukan bersama-sama dan dinyatakan secara publik. Ini sama seperti pada waktu Perjanjian Lama, di mana orang Israel mengarak tabut perjanjian, dan bahkan Raja Daud menari-nari dalam pujian kepada Tuhan mengiringi tabut perjanjian itu (lih. 2 Sam 6; 1 Taw 13:8). Tentu bentuk ibadah yang semacam ini bukan menyembah berhala, karena definisi berhala adalah “mempunyai allah lain di hadapan Allah” (Kel 20:3), atau menempatkan benda ciptaan sebagai tuhan. Sedangkan dalam kasus Daud dan ibadah umat Katolik, itu tidak demikian. Tidak ada yang lain yang disembah di sana kecuali Tuhan saja. Penghormatan umat kepada orang kudus, juga sebenarnya terarah kepada Tuhan yang telah menciptakan mereka; sebagai ucapan syukur atas kebaikan-Nya menciptakan orang-orang yang dapat kita jadikan teladan untuk hidup kudus dalam kasih.
Maka kesimpulannya menurut Gereja Katolik adalah: Allah tidak melarang pembuatan patung, asalkan tidak untuk disembah, dan apalagi malah membantu orang untuk lebih dekat kepada Allah. Sejarah dan fakta sendiri mengatakan kita membutuhkan gambar dan patung untuk membawa seseorang mengenal Allah, dan ini terbukti dengan digunakannya gambar-gambar (boneka/ patung) untuk menjelaskan kepada anak-anak tentang Allah misalnya di sekolah minggu/ bina iman. Jika Allah melarang sama sekali orang untuk membuat patung, tentu seharusnya Ia sendiri tidak menyuruh umat-Nya membuat patung, dan dari Alkitab, kita melihat tidak demikian halnya. Maka yang terpenting adalah jangan membuat patung untuk disembah sebagai allah.
2) Tentang mengapa orang Katolik ‘menyembah’ Maria.
Ini adalah pernyataan yang sangat keliru. Orang Katolik tidak menyembah Maria, melainkan hanya menghormatinya sebagai ibu rohani kita seturut teladan Yesus yang telah terlebih dahulu menghormatinya. Silakan membaca artikel ini, silakan klik, dan artikel ini, silakan klik, untuk mengetahui dasar-dasar Gereja Katolik menghormati Bunda Maria sebagai ibu Tuhan Yesus dan ibu Gereja.
Sama seperti umat Kristen lainnya, umat Katolik juga berdoa kepada Allah Bapa, melalui Kristus dan oleh Roh Kudus. Orang Katolik tidak pernah berdoa dalam nama Maria. Tidak ada doa yang seperti itu. Namun kita dapat memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita, sama seperti kita memohon saudara-saudari kita seiman untuk mendoakan kita. Ini dimungkinkan karena kita percaya akan adanya persekutuan para orang kudus, dan persekutuan ini tidak terputus oleh kematian, sebab kematian tidak bisa memisahkan kita dari kasih Kristus (Rom 8:38-39). Doa penghormatan kepada Bunda Maria dan memohon agar ia mendoakan umat beriman diucapkan dalam doa ‘Salam Maria’.
Umat Katolik menghormati Bunda Maria secara khusus karena perannya yang istimewa dalam rencana keselamatan Allah, yaitu sebagai ibu Yesus, Putera Allah sendiri. Karena perannya yang sangat istimewa itu, Gereja Katolik mengajarkan bahwa Bunda Maria dibebaskan dari dosa sejak dalam kandungan dan selama hidupnya tidak berdosa, karena kepenuhan rahmat Allah di dalam dirinya, dan rahmat ini diberikan oleh Kristus. Silakan klik di sini, untuk mengetahui dasar pengajaran Gereja Katolik dalam hal ini.
3) Tentang mengapa dalam Sakramen Pengakuan Dosa/ Tobat.
Sebenarnya orang Katolik mengaku dosanya di hadapan imam karena demikianlah yang sesungguhnya yang menjadi kehendak Yesus bagi kita untuk mengaku dosa. Benar bahwa Yesus tidak memaksa bahwa kita untuk harus mengaku dosa, maka memang tidak seharusnya seseorang terpaksa mengaku dosa. Namun, jika seseorang sungguh mengasihi Yesus, maka akan ada dorongan di dalam hati-Nya untuk mengaku dosa, karena mengetahui bahwa dosa-lah yang memisahkannya dengan Kristus. Pertobatan yang tulus semacam ini akan mengubah seseorang menjadi lebih baik dan lebih kudus. Jika seseorang sungguh-sungguh menghayati makna sakramen Pengakuan Dosa dan melakukannya secara teratur, maka akan ada banyak yang diperolehnya untuk pertumbuhan imannya. Silakan klik di sini untuk membaca dasar-dasar Kitab Suci dan pengajaran para Bapa Gereja yang mendasari ajaran Gereja Katolik tentang sakramen Pengakuan Dosa, dan mengapa kita perlu mengaku dosa di hadapan imam.
Pengalaman anda semasa kecil waktu di sekolah, di mana anak-anak seolah diwajibkan mengaku dosa, bukan menjadi patokan ideal untuk melihat manfaat Sakramen Pengakuan dosa. Ada kemungkinan, anak-anak pada saat itu belum terlalu memahami dan menghayati sakramen tersebut, sehingga tidak mempunyai sikap batin yang benar dalam menerima sakramen Tobat tersebut. Namun kita dapat melihat manfaat Sakramen Tobat tadi pada orang-orang yang melakukannya dengan sikap batin yang baik. Ini dapat secara jelas dilihat dalam diri para orang kudus, seperti Ibu Teresa dari Kalkuta, Padre Pio, Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI. Mereka mengaku dosa dalam sakramen Tobat (di hadapan imam) minimal satu minggu sekali. Dan lihatlah bagaimana kudusnya hidup mereka, dan bagaimana bukti iman dan perbuatan kasih mereka melimpah dalam karya pelayanan mereka!
Demikianlah yang dapat saya tuliskan untuk masukan bagi anda. Saya tidak memaksakan pandangan saya, namun hanya menyampaikan apa yang saya ketahui tentang ajaran Gereja Katolik mengenai hal yang anda tanyakan. Ya, marilah kita selalu mengingat, walaupun kita mungkin berbeda, namun kita mempunyai lebih banyak persamaan karena kita sama-sama percaya dan mengimani Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org
Dear Katolisitas, Setiap orang katolik pasti memiliki benda-benda rohani, seperti rosario, salib, Kitab Suci, patung, dll. Dan seperti biasanya benda-benda rohani itu diberkati sebelum digunakan. Namun tetap harus diakui bahwa benda-benda rohani itu tidaklah abadi. Suatu saat pasti akan rusak, entah karena termakan usia ataupun karena kelalaian manusia (misalnya, patung tersenggol dan patah/retak; atau rosario yang putus). Sebagai benda yang rusak, tentulah tidak akan dipakai lagi. Akan tetapi memperlakukannya sebagai sampah pun tak tega; tapi membiarkannya menumpuk di rumah juga terasa tak elok. Nah, bagaimana sikap kita? Apa yang dapat saya lakukan terhadap benda-benda rohani yang sudah rusak? Mungkin katolisitas… Read more »
Shalom Brian, Izinkan saya meringkas jawaban dari Fr. Saunders di link Catholic culture, klik di sini. Prinsip dasarnya adalah, jika benda-benda rohani yang sudah diberkati ini rusak, maka cara yang layak untuk membuangnya adalah dengan dibakar atau dikuburkan. Sebab menurut Kitab Hukum Kanonik, benda-benda religius yang telah diberkati ini adalah untuk didedikasikan bagi penghormatan kepada Tuhan, sehingga harus diperlakukan dengan hormat dan tidak digunakan untuk kepentingan profan lainnya yang tidak layak (lih. KHK, Kan. 1171). Di sekitar tahun 1800-an, Kongregasi Suci untuk Ritus dan Tahta suci (sekarang dikenal dengan nama Kongregasi Suci untuk Sakramen dan Penyembahan ilahi) dan Kongregasi Suci… Read more »
Terima kasih banyak atas infonya. Saya minta izin untuk mengkopi jawaban Ibu untuk saya sebarkan melalui berita paroki saya.
Salam!
[Dari Katolisitas: silakan, jika memang dianggap membantu.]
Dear Katolisitas, Empat hari yang lalu saya membaca riwayat hidup Santo Alfonsus Toribio dalam buku “Orang Kudus Sepanjang Tahun” terbitan Obor (hlm 142-144). Ada beberapa hal dari kisah itu yang agak membingungkan saya. Karena itu saya mau tanya ke katolisitas.org. 1. Santo Alfonsus Toribio adalah uskup. Awalnya dia awam, namun bisa langsung diangkat menjadi uskup. Padahal, untuk menjadi uskup orang itu harus jadi imam dulu. Nah, sejak kapan pengangkatan uskup dalam Gereja Katolik itu baru dimulai dari imam? 2. Ada juga imam-imam yang mempunyai banyak istri (hlm 143). Kalau sekarang imam punyai istri 1 saja, pasti sudah keluar. Nah, sejak… Read more »
Shalom Brian, 1. Menurut keterangan New Advent Encyclopedia, St. Alfonsus Toribio (1538-1606) memang awalnya adalah seorang ahli/ profesor hukum di Universitas Salamanca. Oleh karena latar belakang pendidikannya dan kebajikannya, maka ia ditunjuk menjadi inkuisitor agung di Spanyol oleh Raja Filipus II, dan akhirnya diangkat menjadi Uskup Agung di Peru. Namun sebelum diangkat menjadi Uskup Agung, ia menerima tahbisan suci tahun 1578 dan dua tahun kemudian dia diangkat menjadi uskup. Maka nampaknya tidak benar bahwa St. Alfonsus dalam keadaannya sebagai awam, langsung dapat diangkat menjadi Uskup agung, sebab sebelumnya ia menerima tahbisan suci sebagai imam dan dua tahun kemudian menjadi Uskup,… Read more »
Terima kasih atas informasinya. Buku yang saya baca adalah karya Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders, CICM. Judul bukunya: Orang Kudus Sepanjang Tahun (cetakan IX). Penerbitnya: Jakarta, Obor. Mungkin benar apa yang Ibu Ingrid katakan bahwa saya harus membaca kembali konteks kalimat tersebut. Atau memang saya yang bodoh. Apalagi sumber yang Ibu tawarkan berbahasa Inggris. Bahasa Indonesia saja saya sudah salah membaca konteksnya, apalagi bahasa asing. Mungkin ada baiknya saya kutip kalimatnya sehingga Ibu Ingrid bisa menjelaskan konteks kalimatnya kepada saya. “Kisah tentang pengangkatannya sebagai Uskup Agung kota Lima, Peru, sungguh menarik. Kehidupan imamatnya tidak menarik hatinya selama ia giat dalam dinas… Read more »
Shalom Brian, Agaknya sumber penerjemahan dari buku itu, yang mungkin kurang lengkap menjabarkan kisah perjalanan rohani St. Alfonsus. Sebab memang tadinya ia adalah seorang awam, seorang ahli/ profesor hukum di Universitas Salamanca. Namun karena pendidikannya dan kebajikannya, maka ia ditunjuk menjadi inkuisitor agung di Spanyol oleh Raja Filipus II. Kemungkinan pada saat itu keahliannya dalam bidang teologi dan hukum Gereja telah dapat diterima oleh Uskup [hal ini tidak secara eksplisit dikisahkan di dalam biografi St. Alfonsus], sehingga ia dapat ditahbiskan sebagai imam di tahun 1578, sebelum akhirnya diangkat menjadi Uskup Agung di Peru di tahun 1580. Sedangkan tentang imam-imam yang… Read more »
Terima kasih atas masukannya. Jadi semakin jelas.
saya mau tanya, saya membeli sebuah patung salib yang ada corpus Yesus, tangan kanan Yesus menunjukkan angka 5, sedangkan tangan kiri menunjukkan angka 2
apa maksud dari patung tersebut?
terima kasih
[dari katolisitas: Kami tidak tahu kalau ada makna simbolisme dari tangan Yesus di patung salib, kecuali adalah untuk ekspresi dari si pemahat. Kalau mau dihubungkan sih bisa-bisa saja, seperti: 5 adalah mewakili lima luka Yesus, dan 2 mewakili Yesus yang sungguh Allah dan sungguh manusia. Namun, apakah tangan-tangan tersebut dimaksudkan untuk menyatakan suatu simbol, kami tidak tahu.]
ok, terima kasih atas jawabannya :)
Shalom, Jadi,simbol adalah sebuah kata,objek,barang atau benda,tindakan,peristiwa yang mewakili,menggambarkan,mengisyaratkan,menandakan atau menyampaikan sesuatu yang lebih besar,lebih tinggi,lebih luhur daripada objek yang melambangkannya…. Beberapa contoh simbol : Kata- haleluya,shalom Objek- yerusalem,sion,pohon anggur barang- salib,patung bunda maria/yesus,rosario,jubah pendeta,minyak urapan,roti dan anggur perjamuan. Tindakan – menutup mata dan melipat tangan,mengangkat tangan untuk memberkati,berlutut,pelayanan sakramen peristiwa – Natal dan paskah Dewasa ini ada kecendrungan dalam masyarakat untuk mengagung-agungkan simbol keagamaan dengan berbagai tujuan. Seorang yang mengenakan simbol keagamaan tertentu melambangkan tingginya kualitas imannya. Akibatnya,orang itu lebih melihat simbol tersebut dan melupakan apa yang disimbolkannya. Simbol itu dianggap sebagai keniscayaan bahkan menjadi berhala. Sikap ini sangat… Read more »
Shalom Andry, Gereja Katolik tidak menggunakan simbol jika tidak ada kaitannya dengan iman dan untuk membangun iman. Maka simbolisme dalam Gereja Katolik bukan untuk menunjukkan kualitas seseorang ataupun untuk menjamin keselamatan seseorang, seperti yang dituliskan dalam kutipan di atas. Saya bersyukur anda telah memahami mengapa Gereja Katolik memperbolehkan digunakannya patung atau lukisan sebagai alat bantu untuk mengajar umat, atau berdoa/ beribadah. Lalu mengenai simbol lainnya misalnya tanda salib, itu juga sudah berakar lama dalam tradisi Gereja Katolik, dan kita melihatnya dari tulisan para Bapa Gereja sejak abad awal. Gereja Protestan menolak membuat tanda salib, karena mereka hanya berpegang pada prinsip… Read more »
Terima kasih bu Inggrid atas penjelasannya…
Mudah2an ini bisa menjadi pegangan saya terus terutama dalam menghayati makana simbol-simbol yang ada dalam gereja…
mohon maaf, diskusi yg menarik sekali dan kalo boleh saya ingin menyampaikan pendapat saya, kalo salah silahkan dikoreksi. bahwa penyembahan kepada Tuhan melalui objek patung banyak ditemui dalam semua agama budhaya seperti Hindu atau Budha. Bahwa Hindu membuat patung kresna yg kemudian dipuja dan disembah pada hakekatnya menyembah Kresna yg dipercaya sebagai reinkarnasi Sang Hyang Widhi. bagaimana rupa sang hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa)?? maka orang Hindu tidak ada yg tahu. Maka tentu saja membuat patung Yesus dengan tujuan menyembah Yesus yg dipercaya sebagai reinkarnasi Allah adalah sama dengan ajaran agama lain. bagaimana rupa Allah?? maka tidak ada satupun… Read more »
Shalom Hamba Tuhan, 1. Dalam Kitab Keluaran, Allah melalui Nabi Musa memerintahkan kepada umat-Nya, untuk hanya menyembah Tuhan saja, dan tidak membuat patung untuk disembah sebagai allah (lihat Kel 20:3-5). Maka perintah inipun tetap dipegang oleh Gereja Katolik, bahwa kami memang tidak menyembah patung/ gambar apapun sebagai allah. Perlu kita ketahui bahwa pada saat Musa menerima perintah Allah tersebut, Allah belum mewahyukan diri-Nya di dalam Kristus Putera-Nya yang menjelma menjadi manusia. Maka memang pada saat itu penggambaran Allah dalam rupa apa saja merupakan hal yang dilarang oleh Allah. Namun pada saat Allah sendiri mengutus Yesus Kristus, untuk menjadi gambaran Allah… Read more »
mohon dikoreksi kalau salah…. secara umum saya melihat ajaran Protestan menolak segala sesuatu yang sifatnya lahiriah… seolah-olah iman itu terpisah dari kehidupan real sehari2(iman menjadi suatu dunia lain tersendiri yang indah…).contohnya: Perjamuan Tuhan ditolak mereka dengan tidak mengakui Roti dan Anggur adalah Tubuh dan Darah Tuhan yang berarti Tuhan sendiri, tidak perlu pengakuan dosa dengan romo , sakramen2 tanda kehadiran Tuhan yang nyata di tengah2 umatnya apalagi…sudah pasti ditolak…dan lain sebagainya….dengan berbagai2 alasan yang dianggap tidak bisa diterima dengan nalar dan akal budi mereka dalam menerjemahkan Alkitab. Pendapat saya: Tidak ingatkah kita , ALLAH sendiri menjelma menjadi manusia(=inkarnasi)? dalam bentuk… Read more »
Shalom Johanes, Walaupun kelihatannya ajaran Protestan menolak segala sesuatu yang lahiriah atau berhubungan dengan "matter"/ materia, saya rasa kita tidak bisa langsung mencap bahwa bagi mereka iman terpisah dari kehidupan sehari- hari. Bahwa mereka mengartikan Perjamuan Kudus berbeda dengan umat Katolik, itu memang benar. Sebab mereka yang mengikuti ajaran Martin Luther tidak mempercayai doktrin "Transubtansiasi" yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Ia tidak percaya bahwa hakekat roti dan anggur itu diubah menjadi Tubuh dan Darah Kristus, melainkan itu tetap roti dan anggur namun Yesus ‘masuk’ ke dalamnya. Jadi memang terdapat penghayatan yang berbeda dalam hal Perjamuan Kudus itu, yang selanjutnya dapat… Read more »
Shalom ! Pernyataan pak Stef : Terima kasih atas tanggapannya bahwa kita seharusnya mengaku dosa kepada Yesus secara langsung. Umat Katolik bukannya dilarang untuk mengaku dosa secara langsung kepada Yesus. Bahkan pada waktu kita berdosa, maka seharusnya umat Katolik harus berdoa dan memohon ampun kepada Yesus. Pernyataan pak Stef : Kalau memang benar kita “harus” mengakukan dosa secara langsung kepada Yesus tanpa melalui Sakramen Tobat, mengapa Yesus mengatakan “Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” Siapakah “kamu” yang dimaksud dalam ayat tersebut di atas? Pertanyaan : 1. Satu sisi… Read more »
Shalom Anton, Terima kasih atas tanggapannya tentang pengakuan dosa. Saya ingin memperjelas pernyataan yang saya telah saya berikan sebelumnnya. 1) Saya mengatakan "Umat Katolik bukannya dilarang untuk mengaku dosa secara langsung kepada Yesus. Bahkan pada waktu kita berdosa, maka seharusnya umat Katolik harus berdoa dan memohon ampun kepada Yesus." Namun, kalau kita mengutip kalimat dari seseorang, kita harus melihat konteksnya dalam satu paragraf dan juga argumentasi secara keseluruhan. Mari kita melihat pernyataan yang telah saya tulis sebelumnya, dalam satu paragraf "Umat Katolik bukannya dilarang untuk mengaku dosa secara langsung kepada Yesus. Bahkan pada waktu kita berdosa, maka seharusnya umat Katolik… Read more »
saya seorang kristiani, saya ingin tanya, mengapa di katolik masih ada patung2 dalam rupa manusia ataupun Allah?padahal kan di alkitab disebutkan “jangan membuat bagimu patung dalam bentuk apapun, apalagi dalam bentuk rupa ALLAH””karena Allah kita adalah Allah yang cemburu”, apalagi berdoa di depan patung dan tradisi mengarak-arak patung, karena Yesus tidak suka itu, karena Yesus ada di dalam hati kita tak perlu lagi dibuat patung. Lalu mengapa katolik menyembah Maria?yang kita tahu bahwa maria adalah manusia biasa dan juga manusia berdosa sama seperti kita, dan Yesus berkata bahwa hanya pada Dia saja ada kebenaran dan kekekalan, dan jangan menyembah siapapun… Read more »
Saya ingin menanggapi Chong mengenai mengapa harus ada pengakuan dosa dihadapan rohaniawan? menurut saya hal tersebut adalah sesuatu yang sangat membantu bagi jemaat. Kadang sulit sekali bagi kita untuk mengaku dihadapan Tuhan. Kadang, kita mengaku kepada Tuhan namun hanya setengah hati, karena kita tidak berhadapan muka dengan Tuhan. Coba kita renungkan, saat kita berhadapan dengan rohaniawan, kita tidak akan berani berbuat hal yang buruk, mengaku dosa juga sulit. Namun saat sendirian tidak ada orang yang melihat dan sadar bahwa Tuhan melihat kita, kita justru melakukan dosa. Justru yang terjadi adalah sebaliknya kan? Terkadang melalui sikap kita, kita lebih menghormati Tuhan… Read more »
Shalom Danny dan Chong, Terima kasih atas masukannya tentang mengapa orang harus mengaku dosa kepada seorang pastor. Yang dikemukakan oleh Danny ada benarnya, karena pengakuan dosa kepada seorang pastor lebih memacu kita untuk dapat menghindari dosa yang sama dan pada saat yang bersamaan kita mendapatkan nasehat yang berguna bagi kehidupan spiritual kita. Namun, yang lebih penting dari alasan yang telah disebutkan di atas mengapa Sakramen Tobat menjadi salah satu dari tujuh sakramen di dalam Gereja katolik adalah: 1) Tuhan sendiri yang memerintahkannya, 2) Dan perintah ini dapat terlihat di dalam Alkitab, tradisi Gereja – seperti terlihat dari pendapat para Bapa… Read more »
Yesus berkata : Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Mat 11 ; 28) Yesus berkata : Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh 14 ; 6) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus (I Tim 2 : 5) Yesus sudah begitu baik membuka diriNya untuk kita orang berdosa untuk langsung datang kepadaNya. Hanya Yesus satu-satunya yang telah menebus kita orang berdosa dengan penderitaanNya di kayu salib. Jangan datang kepada… Read more »
Shalom Anton, Semua ayat yang anda tuliskan sungguh juga merupakan pegangan bagi umat Katolik. Memang sungguh Tuhan Yesus adalah jalan, kebenaran dan hidup yang menghantar kita kepada Bapa (Yoh 14:6), dan bahwa Pengantaraan Yesus adalah Pengantaraan yang esa (1 Tim 2:5). Namun dalam hal Pengantaraan yang esa ini, terdapat perbedaan interpretasi, antara gereja Protestan dan Gereja Katolik. Gereja Protestan mengajarkan Pengantaraan Yesus yang eksklusif (Yesus saja), sedangkan Gereja Katolik mengajarkan bahwa Pengantaraan ini melibatkan anggota Tubuh-Nya yang lain, walaupun pengantaraan anggota-anggota Tubuh ini hanya bisa terjadi karena Pengantaraan Kristus sebagai Kepala-Nya. Mungkin ada baiknya anda membaca tanya jawab di sini,… Read more »
Shalom Anton, Terima kasih atas tanggapannya bahwa kita seharusnya mengaku dosa kepada Yesus secara langsung. Umat Katolik bukannya dilarang untuk mengaku dosa secara langsung kepada Yesus. Bahkan pada waktu kita berdosa, maka seharusnya umat Katolik harus berdoa dan memohon ampun kepada Yesus. Namun, Yesus sendiri yang memberikan Sakramen Pengampunan Dosa kepada umat-Nya, sehingga umat-Nya dapat bertumbuh di dalam kekudusan. Oleh karena itu, pertobatan pribadi yang dialaminya harus dimanifestasikan dalam Sakramen Tobat. Saya menyetujui semua ayat-ayat yang Anton sebutkan (Mt 11:28; Yoh 14:6; 1 Tim 2:5). Namun ada beberapa ayat yang lain, yang Anton juga pasti tahu, seperti: "21. Maka kata… Read more »