Pertanyaan:
terima kasih atas jawaban yang sudah diberikan beberapa waktu lalu.
sekarang mau tanya lagi nih…
darimana asal mula doa Syahadat Para Rasul, Jalan Salib dan Novena baik Novena Bunda Maria dan Hati Kudus Yesus?
apakah dalam iman Katolik (juga iman keada Tuhan ) dibenarkan jika kita percaya pada takdir? kalau boleh minta tolong dijabarkan juga apa sebenarnya takdir itu. itu saja dulu, terma kasih sebelumnya…
sukses selalu dan Berkah Dalem – Christ
Jawaban:
Shalom Christ,
Saya berusaha menjawab pertanyaan anda tentang 4 hal berikut, yaitu mengenai Syahadat Para Rasul, Jalan Salib, Novena dan Takdir.
Syahadat Para Rasul
Syahadat para rasul yang kita kenal sekarang ada dua, yaitu syahadat singkat (disebut syahadat apostolik) dan syahadat yang panjang (disebut syahadat Nisea), yang berasal dari syahadat Konsili Nisea. Teksnya dapat kita lihat dalam Ketekismus Gereja Katolik, sebelum Bagian Kedua, KGK 185.
KGK 194:
Syahadat apostolik, yang dinamakan demikian karena dengan alasan kuat ia dipandang sebagai rangkuman setia dari iman para Rasul. Itulah pengakuan Pembaptisan lama dalam Gereja Roma. Karena itu ia mempunyai otoritas tinggi: “Itulah simbolum yang dijaga Gereja Roma, di mana Petrus, yang pertama di antara para Rasul, mempunyai takhtanya dan ke mana ia membawa ajaran iman para Rasul itu” (Ambrosius, symb. 7).
KGK 195:
Juga apa yang dinamakan Syahadat Nisea-Konstantinopel mempunyai otoritas besar karena ia dihasilkan oleh kedua konsili ekumenis yang pertama (325 dan 381) dan sampai hari ini merupakan milik bersama semua Gereja besar di Timur dan di Barat.
Jalan Salib
Sejarah perkembangan devosi Jalan Salib dapat dibaca di link ini (silakan klik). Devosi Jalan Salib ini memang telah berakar lama dalam Gereja Katolik, yang diawali dengan tradisi para peziarah yang mengunjungi Yerusalem. Sejak abad keempat, jaman Kaisar Konstantin, para peziarah telah mempunyai tradisi berdoa merenungkan sengsara Yesus melalui jalan yang sekarang dikenal dengan Via Dolorosa, walaupun pada masa itu belum disebut demikian. Tradisi menyebutkan bahwa setiap hari setelah wafat-Nya, Bunda Maria mengunjungi rute perjalanan sengsara Puteranya Yesus, dari tempat-Nya dihukum mati sampai ke Golgota. St. Jerome/ Hieronimus juga menyebutkan banyaknya peziarah yang mengunjungi tempat-tempat kudus di Yerusalem pada zamannya. Dari sinilah kita mengetahui bahwa sejak awal telah ada tradisi merenungkan sengsara Kristus yang kita kenal sekarang sebagai Jalan Salib.
Namun secara lebih meluas, tradisi Jalan Salib ini mulai berkembang pesat setelah beberapa tempat di Yerusalem dipercayakan kepada ordo Fransiskan pada tahun 1342. Maka setelah itu dikenal beberapa versi Jalan Salib, seperti yang ditetapkan oleh Alvarest Yang Terberkati (1420), Eustochia, dan Emmerich (1465) dan Ketzel.
Seiring dengan perkembangan waktu, maka kita melihat banyak Bapa Paus yang menganjurkan Doa Jalan Salib, karena ini merupakan cara doa yang paling mudah untuk menghayati kisah sengsara Yesus dan pengorbanan-Nya di kayu salib. Bapa Paus yang menganjurkan Jalan Salib ini adalah Paus Innocent XI (1686), Innocent XII (1694), Benedict XIII (1726), Clementius XII (1731), Benediktus XIV (1742).
Ke 14 perhentian Jalan Salib yang telah disetujui oleh pihak otoritas Gereja Katolik adalah:
1. Yesus dijatuhi hukuman mati
2. Yesus memikul salib ke gunung Golgotha
3. Yesus jatuh untuk pertama kalinya
4. Yesus berjumpa dengan Bunda Maria, Ibu-Nya
5. Simon dari Kirene membantu memikul salib Yesus
6. Veronika mengusap wajah Yesus
7. Yesus jatuh untuk yang kedua kalinya
8. Yesus menghibur wanita-wanita yang menangis
9. Yesus jatuh untuk ketiga kalinya
10. Pakaian Yesus ditanggalkan
11. Yesus dipaku pada kayu salib
12. Yesus wafat di kayu salib
13. Yesus diturunkan dari kayu salib
14. Yesus dikuburkan.
Novena Hati Kudus Yesus
Novena berasal dari kata Latin, ‘novenus’ artinya sembilan. Tradisi berdoa Novena berasal dari Alkitab. Pada saat kenaikannya ke surga, Yesus berjanji pada murid-muridNya bahwa Ia akan mengutus Roh Kudus-Nya, sehingga mereka akan menjadi saksi-Nya sampai ke ujung bumi (lih. Kis 1:8). Maka murid-muridNya berdoa besama dengan Bunda Maria (lih Kis 1: 14) selama 9 hari berturut-turut sampai pada hari Pentakosta, yaitu pada saat Kristus memenuhi janjinya, yaitu dengan turunnya Roh Kudus atas para rasul (lih Kis 2:1-4).
Mengenai Asal usul Novena Hati Kudus Yesus dapat dibaca di link ini (silakan klik)
Novena ini kita kenal melalui pesan Yesus yang disampaikan melalui St. Margareth Maria Alacoque (1647-1690). Melalui St. Margarreth, Kristus menyatakan keinginan hati kudus-Nya agar devosi ini disebarluaskan, agar para beriman mengetahui akan keajaiban kasih-Nya, dan kerinduan-Nya untuk menbagikan kekayaan kebaikan-Nya. Yesus menginginkan juga agar devosi diadakan bersamaaan kerinduan agar umat lebih sering menerima komuni (frequent communion), komuni pada setiap Jumat pertama dalam setiap bulan, dan berdoa satu jam setiap hari. Penampakan Yesus pada saat Perayaan Corpus Christi (Tubuh Kristus, tahun 1675), mengatakan pada St. Margareth, betapa hati-Nya yang begitu mengasihi manusia ditanggapi bukan dengan ucapan syukur, tetapi malah dengan keacuhan/ tidak ada rasa syukur. St. Margareth kemudian memberitahukan hal ini kepada Fr. de la Colombiere, yang kemudian juga mempersembahkan dirinya kepada Hati Kudus Yesus, Ia menuliskan penampakan dan devosi ini, yang kemudian dicetak di Lyon pada tahun 1684, dua tahun setelah ia meninggal.
Novena Hati Maria yang tak Bernoda
Asal usul devosi kepada hati Bunda Maria yang tak bernoda, dapat dilihat di sini (silakan klik).
Serupa dengan devosi kepada Hati Kudus Yesus, devosi kepada hati Maria yang tak bernoda ini juga sudah berakar sangat lama dlam Gereja. Awalnya adalah dari meditasi jemaat Kristen pertama yang merenungkan ketulusan hati Maria terutama yang ditunjukkan dengan kelapangan hatinya menyertai Yesus sampai di kaki salibNya. Pada saat itulah dipenuhi nubuat nabi Simeon, bahwa “sebuah pedang akan menembus jiwanya” (Luk 2: 35).
St. Leo dan St. Augustinus mengungkapkan bahwa Bunda Maria pertama kali mengandung Yesus di dalam hatinya sebalum mengandung-Nya di dalam rahimnya. Maka Yesus mengatakan memujinya sebagai “dia yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.” (Luk 8: 21).
Devosi terhadap hati Maria pertama dikenal secara luas, disebarkan oleh St. Anselm Lucca di abad ke- 11. Selanjutnya devosi ini diteruskan oleh banyak para orang kudus, di antaranya: St. Bernard, St Bridget, St Mechtildes, St. Gertrude, St. Francis de Sales, karena Bunda Maria menjadi teladan yang sempurna bagi kekudusan umat beriman. Pada tahun 1805 Paus Pius VII memberikan izin agar devosi kepada hati Bunda Maria yang tak bernoda dapat dilakukan bersama-sama dengan devosi kepada Hati Kudus Yesus.
Takdir
Gereja Katolik tidak mengajarkan adanya takdir (yang artinya bahwa segala sesuatunya telah ditentukan Allah). Walaupun Allah yang Maha Tahu telah mengetahui segala sesuatunya dari sejak awal mula dunia, Ia tidak memaksakan atau mengatur segala sesuatu, sehingga manusia hidup hanya sebagai ‘boneka’. Manusia diberi kehendak bebas yang dapat menentukan/ memutuskan segala sesuatu. Namun karena Allah yang menciptakan kita mengenal kita lebih daripada kita mengenal diri kita sendiri, maka Ia dapat membaca pikiran kita dalam segala sesuatu; sehingga Ia tahu apa yang akan kita putuskan. Tetapi, dalam proses pengambilan keputusan itu, Allah tidak ‘memaksa’ atau mengatur kita seperti paham orang yang percaya pada takdir.
Sama seperti jika kita sungguh mengenal seseorang, maka kita dapat ‘membaca’/ mengetahui keputusan yang akan diambil orang itu dalam keadaan tertentu. Demikian pula Allah, Ia mengetahui akan apa yang akan kita putuskan, namun Ia tidak menentukannya buat kita, sebab ia menghargai pilihan kehendak bebas kita.
Lebih lanjut mengenai hal ini, silakan baca artikel ini: Apakah Berdoa itu Percuma, bagian -2 (silakan klik)
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati – https://katolisitas.org
Salam dalam Kasih Kristus,
Yh Katolisitas,
Mohon pencerahan tentang jalan salib. Setahu saya jalan salib dilakukan pada masa prapaskah dengan tujuan mengenang sengsara Tuhan Kita Yesus Kristus sejak penangkapan sampai dengan wafat di kayu salib. Kami ingin tahu apakah doa jalan salib juga bisa kita doakan setiap waktu? (bukan dalam masa prapaskah? ) Hampir di setiap tempat ziarah Gua Maria yang saya tahu pasti dilengkapi dengan 14 perhentian jalan salib. Apakah setiap kita ziarah ke Gua Maria sebaiknya melakukan jalan salib? walau bukan masa prapaskah? Bolehkah kita doa jalan salib pada masa bulan Maria (Mei/Oktober)? atau cukup rosario saja? terima kasih atas pencerahannya.
Berkat Tuhan
Victor
Shalom Victor,
Jalan Salib adalah devosi yang sungguh baik dijalankan. Karena bersifat devosi, maka tidak ada tata cara yang baku. Namun, karena devosi jalan salib adalah untuk mengenangkan peristiwa sengsara dan wafat Kristus, maka masa yang tepat untuk menjalankan devosi ini adalah masa prapaskah sebagai persiapan untuk Jumat Agung. Karena kita tahu bahwa Kristus wafat pada hari Jumat, maka sungguh sangat baik, kalau seseorang dapat menjalankan devosi jalan salib pada hari Jumat sepanjang tahun. Kita juga mengingat bahwa Gereja juga menginginkan umat-Nya untuk perpantang pada hari Jumat sepanjang tahun untuk mengenang wafat Kristus. Namun, tidak ada salahnya kalau ada yang mau menjalankan devosi ini di hari-hari lain. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Mbak Ingrid Yth,
Saya juga mau tanya soal NOVENA, persis seperti yang ditanyakan Mbak Retno, namun sedikit berbeda. Penjelasan Mbak Inggris sedikit membuat saya puas. Sebelum saya bertanya, saya ingin sharing pengalaman soal NOVENA ini.
Waktu saya di Papua, kebiasaan novena persis seperti yang Mbak jelaskan, yaitu berturut-turut dengan dasarnya: melatih untuk setia dan tekun. Kebiasaan waktu itu NOVENA digabungkan dengan perayaan ekaristi dan dilaksanakan pada waktu yang sama, yaitu jam 17.30. Jadi selama 9 hari itu doa dan misa novenanya dilakukan pada jam 17.30. Hari sabtu sore biasanya misa hari minggu, dan novenanya digabungkan dengan misa tersebut karena waktunya sama. Hanya bacaan liturginya diambil dari bacaan hari minggu. Pada hari minggu pun diadakan misa khusus untuk novena pada jam 17.30. Di paroki itu misa hari minggu hanya dua kali, yaitu sabtu sore dan minggu pagi.
Di tempat saya yang baru sekarang, jauh berbeda dengan yang saya alami di Papua. Singkatnya, waktu novenanya suka-suka. Misalnya, sudah disepakati misa dan doa novenanya dilakukan jam 17.00. Untuk hari biasa tak masalah, namun ketika jatuh pada hari minggu, baru muncul masalah, karena novenanya digabung dengan misa hari minggu dan waktunya menjadi pagi: 08.00. Terhadap kasus ini saya juga menemukan hal yang aneh berkaitan dengan liturginya. Yang hari sabtu liturginya adalah liturgi hari minggu, sedangkan novenanya mungkin hari keempat, misalnya. Tapi pada hari minggu pagi liturginya pun adalah liturgi hari minggu, dan novenanya hari kelima. Saya merasa aneh, karena bukankah dengan menggunakan liturgi yang sama berarti kita berada dalam satu hari yang sama, hanya doa novenanya berbeda.
Itulah sharing pengalaman saya. Saya menilai bahwa di tempat saya sekarang ini tidak ada kesetiaan dan ketekunan dalam novena. Dari sharing ini ada beberapa pertanyaan saya:
1. Bagaimana jika novena kita terputus-putus? Apakah kita mengulangi lagi dari awal atau menambah hari sebagai gantinya?
2. Bagaimana jika novenanya tidak pada waktu yang tetap? Apakah berarti kita gagal?
3. Apakah boleh kita berdoa novena dua hari dalam kesatuan hari yang sama? Misalnya seperti kasus hari sabtu dan minggu.
Demikianlah pertanyaan saya. Atas perhatian dan jawabannya, saya mengucapkan limpah terima kasih. GBU!!!
[dari katolisitas: Pertanyaan ini pernah dijawab di sini – silakan klik]
Bagaimana cerita kisah Jalan Salib Kristus.
Apakah anda punya gambar ceritanya lengkap yang terdiri dari 14 pemberhentian.
Kalau ada bisa tidak saya minta gambarnya.
[dari Katolisitas: di situs Program Katekese dapat Anda temukan pembahasan kisah Jalan Salib, klik di sini. Sejarah dan asal mula Jalan Salib, klik di sini. Renungan dan doa dalam Jalan Salib dapat Anda simak di situs Ekaristi, klik di sini, dan gambar empat belas perhentian Jalan Salib dapat ditemukan di sini.]
Mau tanya, mengapa ada 14 Jalan Salib? Bukan 3, 7, 9, 11, 21 atau yg lainnya? Mengapa awal Prapaskah diawali pada Rabu Abu? bukan Senin, Selasa, Minggu atau Kamis? Iman Katolik tidak hanya dari KS tapi juga dari Tradisi. Dosakah kita jika tradisi para rasul atau Bapa gereja tidak kita lakukan? Saya ingin di paroki saya ada kursus tentang Iman Katolik, bagaimana caranya?
Shalom Christyanto,
Sekilas tentang Jalan Salib, silakan klik di sini, pada point B. Adanya 14 perhentian itu karena merupakan peninggalan tradisi yang sudah diterapkan secara turun temurun.
Sekilas tentang Rabu Abu, silakan klik di sini.
Tradisi Suci dan Kitab Suci memang tidak terpisahkan dan keduanya, bersama dengan Magisterium menjadi tiga pilar Gereja. Maka silakan Anda definisikan ajaran Tradisi Suci apa yang tidak dilakukan? Sebab ada perbedaan antara Tradisi suci dan tradisi (dengan huruf kecil). Ajaran Tradisi Suci sifatnya mengikat umat beriman (harus diimani, kalau tidak diimani, maka seseorang tidak dapat mengatakan beriman Katolik) sehingga tradisi (dengan huruf kecil) tidak mengikat umat beriman.
Silakan membaca pengertian tentang Tradisi Suci di sini, silakan klik.
Tentang kursus/ pengajaran tentang Iman Katolik di paroki Anda, silakan Anda diskusikan dengan pastor paroki Anda, atau seksi katekese di paroki Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Berkah Dalem…
Bisa tolong bantu saya untuk menjabarkan arti Credo?
dan memberikan penjelasan tentang doa syahadat singkat..
terima kasih sebelumnya…
Tuhan Memberkati^^
[dari katolisitas: Maaf, kami tidak dapat menjabarkan penjelasan singkat tentang doa syahadat singkat, karena yang anda tanyakan adalah merupakan pembahasan bab II dari Katekismus Gereja Katolik yang sebenarnya cukup panjang. Kalau anda mau penjelasan singkat, anda dapat membaca kompendium Katekismus Gereja Katolik bagian II, no: 33-217]
Dear Katolisitas,
Disaat saya mendaraskan Syahadat Para Rasul, saya berusaha untuk menghayati Syahadat tersebut setiap kalimat yang saya ucapkan. Untuk hal tersebut perlu pemahaman yang benar supaya penghayatan bisa matap. Saya mohon pencerahan untuk memahami makna yang terkandung dalam kalimat dibawah ini.
DARI SITU IA AKAN DATANG MENGADILI ORANG HIDUP DAN MATI
Terima kasih dan berkah dalem,
Bonaventura Hasta Prayitna
Shalom Bonaventura Hasta,
Tentang Yesus yang akan datang mengadili orang hidup dan mati, dijelaskan dalam Katekismus Gereja Katolik, sebagai berikut:
KGK 678 Seperti para nabi (Bdk. Ul 7:10. Yl 3-4; Mal 3:19) dan Yohanes Pembaptis (Bdk. Mat 3:7-12), Yesus pun mengumumkan pengadilan pada hari terakhir dalam khotbah-Nya. Di sana akan disingkapkan tingkah laku (Bdk. Mrk 12:38-40) dan isi hati yang paling rahasia dari setiap orang (Bdk. Luk 12:1-3; Yoh 3:20-21; Rm 2:16; 1Kor 4:5). Lalu ketidak-percayaan orang berdosa, yang telah menolak rahmat yang ditawarkan Allah, akan diadili (Bdk. Mat 11:20-24; 12:41-42). Sikap terhadap sesama akan menunjukkan, apakah orang menerima atau menolak rahmat dan cinta Allah (Bdk. Mat 5:22; 7:1-5). Yesus akan mengatakan: "Segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku" (Mat 25:40).
KGK 679 Kristus adalah Tuhan kehidupan abadi. Sebagai Penebus dunia, Kristus mempunyai hak penuh untuk mengadili pekerjaan dan hati manusia secara definitif. Ia telah "mendapatkan" hak ini oleh kematian-Nya di salib. Karena itu, Bapa "menyerahkan seluruh pengadilan kepada putera-Nya" ((Yoh 5:22) Bdk. Yoh 5:27; Mat 25:31; Kis 10:41; 17:31; 2 Tim 4:1). Akan tetapi, Putera tidak datang untuk mengadili, tetapi untuk menyelamatkan (Bdk. Yoh 3:17) dan untuk memberikan kehidupan yang ada pada-Nya (Bdk. Yoh 5:26). Barang siapa menolak rahmat dalam kehidupan ini, telah mengadili dirinya sendiri (Bdk. Yoh 3:18; 12:48): Setiap orang menerima ganjaran atau menderita kerugian sesuai dengan perbuatannya (Bdk. 1 Kor 3:12-15); ia malahan dapat mengadili dirinya sendiri untuk keabadian, kalau ia tidak mau tahu (Bdk. Mat 12:32; Ibr 6:4-6; 10:26-31) tentang cinta.
KGK 682 Kalau Ia datang pada akhir zaman untuk mengadili orang hidup dan orang mati, Kristus yang dimuliakan akan menyingkapkan isi hati yang terdalam dan akan membalas setiap manusia sesuai dengan perbuatannya, tergantung pada, apakah ia menerima rahmat Tuhan atau menolaknya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
shalom pengasuh katolisitas…
saya ingin tanya tentang takdir:
bagaimanakah dengan kelahiran dan kematian? apakah kedua hal itu juga bukan takdir? bukankah lahir dan mati kita tidak bisa memilih (bukan kehendak kita)?
terimakasih…
[Dari Katolisitas: Pertanyaan serupa sudah pernah dijawab di sini, silakan klik]
Syaloom para pengasuh katolisitas yang budiman,
Dalam masa prapaskah kita selalu mengikuti jalan salib pada setiap hari jumat. Ada pertanyaan yang muncul dalam pikiran saya
1. Apa dasar gereja memecah adegan penyaliban menjadi 14 perhentian
2. Mjulai kapan ibadat jalan salib mulai dipopulerkan gereja
3. Ketika jalan salib kemudian berubah menjadi Tablo / Drama Penyaliban apakah masih diperkenankan secara hukum gereja?
terimakasih atas penjelasannya. Tuhan Yesus Memberkati
iwan – balikpapan
Shalom Iwan,
1&2. Silakan anda membaca tentang Jalan Salib, sekilas di sini, silakan klik. Lihat point B.
Dari informasi yang kami peroleh, tidak diketahui alasannya mengapa kisah sengsara dibagi menjadi 14. Nampaknya itu hanya karena tradisi Gereja saja yang turun temurun diteruskan.
3. Tentang Tablo kisah sengsara Yesus:
Berikut ini jawaban Romo Wanta:
Tablo untuk mengungkapkan peristiwa penyaliban Yesus diperkenankan menyertai kisah sengsara dan jalan salib Tuhan. Asalkan tidak membuat kabur maknanya dan keheningan Jumat Agung tetap dipertahankan. Kisah sengsara tidak ada hubungannya dengan hukum Gereja. Drama kisah sengsara ada kaitannya dengan Liturgi ungkapan iman dalam seni dan musik liturgi Gereja.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Di paroki kami, tablo (drama) kesengsaraan Kristus dilaksanakan Jumat Agung pagi, jam 08.30 – 11.00 digabungkan dengan Devosi Jalan Salib. Sedangkan Ibadat Jumat agung mengenangkan sengsara dan kematian Kristus dilaksanakan jam 15.00 sampai selesai. Ibadat Jumat agung menurut pastor paroki berdasar aturan liturgi, tak boleh digantikan dengan tablo dan drama-drama. Salam: Isa Inigo
Salam Isa Inigo yth,
Tablo pada pagi hari Jumat Agung sebagai bentuk dari renungan jalan salib bisa dilakukan, dan sangat baik asal disiapkan dan dilaksanakan dengan penuh penghayatan, dan umat yang mengikutinya tidak memandangnnya sebagai tontonan tetapi sebagai kesempatan merenung dan berdoa. Pada saat perayaan kenangan sengsara dan kematian Yesus Kristus (sore hari jam 3), pemakluman kisah sengsara tidak boleh diganti dengan tablo.
Salam dan doa. Gbu.
Rm B.Boli.
sy ingin melihat doa syhadat para rasul
Shalom Endawang,
Aku percaya akan Allah,
Bapa yang Mahakuasa,
pencipta langit dan Bumi
Dan akan Yesus Kristus,
PutraNya yang tunggal, Tuhan kita
Yang dikandung dari Roh Kudus,
dilahirkan oleh Perawan Maria.
Yang menderita sengsara
dalam pemerintahan Ponsius Pilatus,
disalibkan wafat dan dimakamkan,
Yang turun ketempat penantian,
pada hari ketiga bangkit
dari antara orang mati
Yang naik kesurga,
duduk di sebelah kanan
Allah Bapa yang Mahakuasa.
Dari situ Ia kan datang
mengadili orang hidup dan mati.
Aku percaya akan Roh Kudus,
Gereja Katolik yang Kudus,
persekutuan para kudus
Pengampunan dosa,
Kebangkitan badan,
Kehidupan kekal.
Amin.
Sumber : Puji Syukur no 1
Nihil Obstat : Dr. A.M Sutrisnaatmaka, M.S.F
Imprimatur : BI Pujaraharja
terimakasih
tampaknya tidak ada yang perlu dipertanyakan semuanya sudah sangat jelas
tuhan memberkati
terima kasih atas jawaban yang sudah diberikan beberapa waktu lalu.
sekarang mau tanya lagi nih…
darimana asal mula doa Syahadat Para Rasul, Jalan Salib dan Novena baik Novena Bunda Maria dan Hati Kudus Yesus?
apakah dalam iman Katolik (juga iman keada Tuhan ) dibenarkan jika kita percaya pada takdir? kalau boleh minta tolong dijabarkan juga apa sebenarnya takdir itu. itu saja dulu, terma kasih sebelumnya…
sukses selalu dan Berkah Dalem
[dari katolisitas: telah dijawab – silakan klik]
Saya mau bertanya sehubungan dan NOVENA…apakah NOVENA itu harus dilakukan setiap hari selama 9 hari berturut turut tanpa putus atau yang penting di lakukan selam 9 x.karena setahu saya ada novena yg dilakukan mingguan bahkan bulanan.Terima kasih .Tuhan Yesus memberkati
Shalom Retno,
Memang, terdapat banyak jenis Novena, ada yang dilakukan 9 hari berturut-turut, misalnya Novena menjelang Pentakosta, dan Novena menjelang hari raya Kerahiman Ilahi (yang jatuh pada Minggi setelah Minggu Paskah). Namun ada juga yang dilakukan bulanan, misalnya Novena devosi kepada Hati Kudus Yesus yaitu mengukuti misa Jumat pertama dalam setiap bulan, selama 9 kali berturut-turut. Sebenarnya maksud dari Novena adalah untuk melatih kita untuk setia berdoa, dan melatih ketekunan. Karena dapat terjadi di antara ke 9 kali waktu itu ada saja halangan yang datang, entah dari diri sendiri, atau dari luar diri kita.
Novena sendiri (9 kali) tersebut memang adalah tradisi yang kita peroleh dari Para Rasul sewaktu mereka menantikan kedatangan Roh Kudus. Maka novena dimaksudkan agar kitapun belajar dari para rasul untuk tekun berdoa. Jika karena satu dan lain hal kita tak bisa menggenapi 9 kali, bukan berarti segala usaha percuma. Tuhan mengetahui maksud dan kedalaman hati setiap orang. Kita dapat memulainya lagi dari awal, tidak jadi masalah, sebab sebenarnya angka 9 tadi bukan angka patokan. Sebab datang ke Misa Jumat pertama, misalnya, dapat tetap dilakukan walaupun sudah lewat 9 kali. Atau doa rosario dapat dilakukan setiap hari, bukan hanya 9 hari, dst.
Jika kita melakukan hal ini, tanpa kita sadari sesungguhnya maksud Novena itu diadakan, yaitu untuk ketekunan dalam berdoa, itu malah sudah semakin terbentuk dalam kerohanian kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Comments are closed.