Pertanyaan:

YTH. Tay…

ttg injil Barnabas : bukankan justru Barnabaslah murid terdekat Yesus ? sedangkan mathius dll itu bukan murid Yesus dan tdk sejaman dengan Yesus…dan sebenernya ada penganut kristen yg memakai injil barnabas :

Barnabas ini SUDAH digunakan secara luas terutama di GEREJA ALEXANDRIA DI MEZIR, Dan injil Barnabas ini ikut serta dalam injil-injil lain, yang kemudian dinyatakan dilarang untuk dibaca oleh pihak Gereja. Jadi intinya banyak sekali injil yang dianggap Apokripa oleh gereja salah satunya adalah injil Barnabas. Sekarang mari kita lihat sejarah th 242 ada suatu gerakan yang dikenal dengan mistik Manichea yang dipelopori oleh Mani (mane) yang sebelumnya pernah diramalkan Yesus. Dan mani ini adalah penganut injil Barnabas (buku H.G A Short History of the World). yang menyatakan bahwa Yesus itu bukan Tuhan dan tidak mati disalip.

Dan Akhirnya th 276 M atas perintah raja, Mani dikuliti sampai mati, dipenggal lehernya, mungkin agar tidak bangkit kembali, tubuhnya yang sudah dipotong-potong, kemudian dipajang ditempat umum (baca Michael Baigent Dkk…1983 hal 384-385). berdasarkan sejarah ini maka injil barnabas itu sudah ada sejak abad pertama dan dianut oleh oleh gereja. Dan akhirnya sejak Abad III gereja akhirnya menyingkirkan injil barnabas. Kemudian dikutuk oleh dekrit Gereja Barat th 382. Selanjutnya dikutuk oleh dekrit Innocent I th 465. Kemudian dikutuk lagi pada sidang gereja di Galasius Jelas bahwa injil barnabas ini dianut oleh gereja Alexandria Mezir, dan kalo nggak salah mungkin anda pernah dengar Arius, juga menggunakan injil ini.

Aku mendapati pertanyaan ini dari sahabat muslim, mohon tanggapannya? Terima kasih…
Maximillian Reinhart

Jawaban:

Shalom Maximillian,

1. Tentang Surat Barnabas

a. Siapa Barnabas?

Kitab Suci tidak pernah mengatakan bahwa Barnabas adalah murid terdekat Yesus. Kitab Suci mencatat bahwa murid yang dikasihi Yesus adalah Rasul Yohanes, yang pada saat perjamuan terakhir duduk di dekat Yesus dan bersandar dekat kepada-Nya (Yoh 13:23). Barnabas, yang asalnya bernama Yosef, dikatakan dalam Kitab Suci sebagai rasul (lih. Kis 13:43), seperti halnya Paulus, namun tidak termasuk dalam bilangan kedua belas rasul.

b. Garis besar isi surat Barnabas

Surat Barnabas menceritakan adanya gnosis (perfect wisdom) yaitu pengetahuan yang pasti akan rencana keselamatan. Terdiri dari dua bagian: 1) Bab 1-5: 4 adalah pengajaran/ peringatan, bahwa hari- hari yang jahat telah tiba, dan bahwa akhir dunia dan hari Penghakiman akan datang, dan para beriman yang telah dibebaskan dari hukum seremonial Yahudi, harus mempraktekkan kebajikan dan meninggalkan dosa. 2) Bab 5:5- bab 17 adalah bersifat spekulatif, untuk memberikan kebebasan umat Kristen dalam hal peraturan- peraturab Nabi Musa. Penulis menunjukkan bagaimana hukum Taurat harus dimengerti sebagai simbol kebijakan Kristiani dan institusinya, bagaimana Perjanjian Lama merupakan gambaran/ persiapan bagi kedatangan Kristus, sengsara-Nya dan Gereja-Nya. Sebelum mengambil kesimpulan, penulis mengulangi bagian pertama surat dengan mengutip penjabaran dari dokumen lain (the Didache) yaitu tentang kontras dua hal: jalan terang dan jalan kegelapan (bab 18- 20).

Surat Barnabas ini mempunyai karakter allegoris/ simbolis yang kuat, yang menurut para ahli kitab suci bahkan berlebihan sehingga cenderung menganggap PL sebagai semata- mata simbolis dan menolak arti literal PL dengan mengatakan bangsa Yahudi tidak pernah mempunyai perjanjian dengan Tuhan, dan bahwa sunat adalah pekerjaan Iblis, sehingga secara umum menentang tradisi Yahudi (lih. bab 7:3,11; 9:7, 10:10; bab 14).

Meskipun demikian, sebenarnya surat Barnabas ini tidak dituliskan untuk maksud polemik. Sebab cara penyampaiannya tentang Perjanjian Lama juga tidak dapat disamakan dengan interpretasi kaum Basilides dan Marcion yang menyalahgunakan tulisan ini. Surat Barnabas ini hanya merupakan semacam peringatan seorang pengajar agar umat tidak kembali ke ajaran seremonial Yahudi.

c. Sifat umum surat Barnabas

Penulis menjabarkan kesalahan- kesalahan kaum Yahudi, secara khusus adalah kaum Ebionit (lih. bab 4:4,6; 5:5, 12:10, 14:1). Namun demikian ia tidak menyerang mereka, melainkan hanya menuliskan pendapatnya tentang Yudaism dan hukum-hukumnya. Penulis tidak menuliskannya kepada umat Kristen secara umum, tetapi kepada jemaat setempat yang daripadanya ia sendiri merasa terpisah (lih. bab 1:2,4; 21:7,9).

Dalam sudut pandang literatur, Surat Barnabas ini tidak menunjukkan penulisan yang baik, sebab dituliskan dengan gaya yang melelahkan (tedious), kurang menggunakan ekspresi, kurang dalam hal kejelasan, dan terdapat banyak ketidakcocokan. Namun dari segi dogmatik, yang terpenting adalah surat Barnabas ini menyebutkan/ mengutip Injil Matius sebagai Kitab Suci (bab 4:14).

Dalam hal Kristologi, surat ini mengembangkan doktrin soteriologi dan justifikasi yang diajarkan Rasul Paulus. Maka keliru jika disebutkan bahwa ia menganggap Kristus sebagai hanya roh/ jiwa saja di dalam gambaran Tuhan. Walau surat ini tidak menyatakan secara eksplisit bahwa Kristus sehakekat dengan Bapa, namun surat ini mengakui adanya keilahian Kristus yang sudah ada sebelum Penciptaan dunia. [Dan dengan demikian mengakui bahwa Kristus adalah Sang Sabda yang sudah ada bersama- sama dengan Bapa sebelum Penciptaan dunia].

d. Kapan dituliskan

Injil Barnabas (atau lebih tepat disebut sebagai surat/ homili Barnabas) telah dikenal pada sekitar abad ke 2 di Gereja Alexandria, karena diperkirakan memang dituliskan oleh seseorang dari jemaat Alexandria. Tidak ada tulisan lain dari para Bapa Gereja abad- abad awal yang mengkonfirmasi bahwa surat tersebut benar- benar dituliskan oleh Barnabas, sehingga siapa pengarang surat ini dan kepada siapa surat ini dituliskan secara khusus tidak diketahui dengan pasti.

Penggambaran tentang kontroversi ajaran Yahudi di sini dijabarkan sebagai sesuatu yang telah lampau di jemaat. Bab 16:3-5, menyebutkan adanya perintah rekonstruksi bait Allah di Yerusalem. Perintah ini diberikan oleh Kaisar Hadrian tahun 130, untuk menghormati Yupiter, untuk membangun kembali bait Allah yang telah dihancurkan oleh Kaisar Titus. Kaisar Hadrian juga melarang praktek sunat oleh orang Yahudi, seperti yang telah disebutkan secara implisit di surat ini, bab 9:4. Maka surat Barnabas ini diperkirakan dituliskan sekitar tahun 130-131 jadi jauh sesudah Injil sinoptik (Matius (38-45), Markus, Lukas (64-67).

Penulis surat ini kemungkinan adalah seseorang dari jemaat Alexandrian, yang menempatkan dirinya berseberangan dengan tradisi Yahudi, meskipun ia sendiri tidak selalu memahami ritus dari Nabi Musa (lih. Bab 7). Sampai abad ke-empat, surat ini dikenal hanya oleh Gereja di Alexandria. Dari tulisan Bapa Gereja Klemens dari Alexandria dan Origen, diketahui bahwa sekitar tahun 200, bahkan di Alexandria, surat Barnabas ini tidak dianggap sebagai tulisan yang diilhami oleh Roh Kudus.

e. Kesimpulan

Sebagai umat Katolik, kita hanya berpegang dari apa yang telah ditetapkan dari Magisterium tentang kanon Kitab Suci. Magisterium melalui Paus Damasus I (382) dan konsili- konsili berikutnya menentukan hanya ada empat Injil (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) dan inilah yang dipegang oleh Gereja Katolik. Sepanjang pengetahuan saya Surat Barnabas ini tidak dikutuk oleh Paus Damasus/ Sinoda Roma. Surat itu hanya tidak diakui sebagai tulisan yang diinspirasikan oleh Roh Kudus, sehingga tidak dimasukkan dalam kanon Kitab Suci.

2. Tentang Mani

Mani adalah seorang Persia yang mendirikan agama yang dikenal sebagai Manichæism pada abad ke 3, yang merupakan campuran antara dualisme Zoroastrian, cerita rakyat Babilonia dan etika Buddism, dengan penambahan elemen- elemen Kristiani. Prinsip ajarannya adalah adanya dua prinsip utama yaitu kebaikan dan kejahatan, seperti yang kemudian diajarkan kembali oleh ajaran sesat Albigensian di abad ke 12, seperti yang pernah dituliskan di sini, silakan klik.

Mani mensejajarkan dirinya dengan Buddha, Zoroaster dan Yesus dan menyebut diri sebagai “Rasul dari Tuhan yang benar”. Prinsip ajarannya adalah ajaran gnostik, yang mengajarkan keselamatan dengan pengetahuan, yaitu kosmogoni. Manichaeanism mengaku sebagai aliran Kristen, namun ajarannya tidak sesuai dengan ajaran Kristus: Mani mengaku sebagai Roh Kudus, dan ia menolak Kisah Para Rasul. Ia menolak semua kitab Perjanjian Lama, namun menerima sebagian dari ayat- ayat Perjanjian Baru, untuk disesuaikan dengan ajarannya. Baginya Yesus hanya sebuah partikel ilahi (aeon) Terang, dan Mani menolak bahwa Yesus telah benar- benar lahir dalam sejarah manusia. Jadi yang dipercaya oleh Mani, adalah Yesus hanya sepertinya bayangan, yang kelihatannya hidup, menderita dan wafat, tetapi semua itu tidak sungguh- sungguh terjadi dan dialami Yesus. Ini adalah sesuatu ajaran yang sangat bertentangan dengan inti iman Kristiani!

Mani bekerja di bawah Raja Persia Shapur I (242) kemudian Hormizd I, namun penerusnya Bahram I mulai menganiaya Mani dan para pengikutnya. Ia (Raja Bahram I) akhirnya memenjarakan Mani, dan Mani wafat di penjara pada tahun 276 dan 277. Memang kenyataannya, ajaran Manichaeism ini banyak berkembang di Alexandria, kemungkinan karena adanya sekilas kemiripan dengan surat Barnabas tersebut (penolakan ajaran Yahudi, dan pertentangan antara terang dan kegelapan); walaupun kalau sudah diperhatikan detailnya, sesungguhnya tidak berhubungan. Karena pada saat surat Barnabas itu dituliskan, ajaran gnostik campuran ala Mani itu belum anda. Dan secara prinsip, sebenarnya terdapat perbedaan yang besar, terutama karena surat Barnabas tetap mengajarkan ke- Allahan Yesus, sedangkan Manichaeism tidak. Mani-lah yang mengajarkan prinsip Kristologi Docetism tentang Yesus yang tidak sungguh- sungguh disalibkan, seperti yang kemudian diyakini oleh umat Islam.

St. Agustinus pernah mengikuti aliran Manichaeism selama beberapa tahun dan mendalaminya (373-383- sebelum bertobat menjadi Katolik), sampai akhirnya ia menemukan sendiri bahwa aliran ini sungguh- sungguh sesat. Akhirnya, St. Agustinus malah menjadi seorang yang menentang Manichaeism dan menuliskan banyak artikel untuk membuktikan bahwa ajaran Mani (yang mengklaim mengajarkan pengetahuan sempurna untuk keselamatan) adalah ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Kristus, dan bahkan bertentangan dengan akal sehat.

Demikianlah yang dapat saya tuliskan sekilas tentang Surat Barnabas dan Mani. Semoga berguna.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org

8 COMMENTS

  1. asalamualaika.wr.wb
    dalam hal ini sebenarnya inti permasalahan adalah sebuah paradigma yang harus direnungi oleh baik umat isla maupun nasrani bawha keimanan itu timbul dari hati masing2 manusia.percaya atau tidaknya surat barnabas kita serahkan pada iman dalam hati kita,tapi sebagai seorang hamba tuhan kita diwajibkan untuk berfikir tentang ajaran_ajaran dalam alqur’an maupun alkitab bahwa ajaran tersebut rasional ataupun irasional.dalam hal ini saya menyerahkan lagi kepada penulis tentang kebenaran surah barnabas, karena dalam agama saya telah disebutkan dalkam surah al-kafirun yang artinya BAGIKU AGAMAKU ,AGAMAKU DAN BAGIMU AGAMAMU, terimakasih.
    wasalamualaika.wr.wb

    [dari katolisitas: Kami tidak pernah memaksakan iman kami kepada orang lain. Yang kami coba lakukan adalah memaparkan bahwa apa yang kami yakini tidaklah bertentangan dengan akal budi. Kami percaya bahwa iman dan akal budi adalah berasal dari Tuhan, sehingga tidak bertentangan satu sama lain.]

  2. Tolong dijelaskan Claim umat muslim tentang keberadaaan Rasul setelah Yesus yang mengacu ke surat barbas, [dari katolisitas: link kami hapus]

    [dari katolisitas: link kami hapus]

    Kita akan temukan nama Muhammad ini didalam Injil yang sudah diapokratipkan oleh para pemimpin-pemimpin Gereja dahulu, dilarang dan dibuang sebab katanya memuat ajaran-ajaran yang palsu dan membahayakan iman orang-orang Kristen.

    Terlepas membahayakan ataukah tidak, palsu atau benar, marilah kita membawanya dalam persoalan ini, kita buka sekarang Injil Barnabas pasal 72, bunyinya:

    Yesus berkata: “Jangan bergoncang imanmu, dan jangan kamu takut, karena bukan aku yang menjadikan kamu. tetapi Allah yang menjadikan kamu, memelihara kamu, adapun tentang ketentuanku, maka sesungguhnya aku datang untuk menyediakan jalan bagi rasul Allah yang akan datang membawa kelepasan bagi dunia. Tetapi awas-awaslah, kamu ditipu oleh orang, karena akan datang beberapa banyak nabi-nabi dusta. Mereka mengambil perkataanku dan menajisi perkataanku.”

    Maka kata Andreas: “Hai guru, sebutkanlah bagi kami sesuatu tanda supaya kami kenal dia.”

    Maka jawab Yesus:
    “Sesungguhnya dia tidak datang pada masa kamu ini, tetapi berbilang tahun dibelakang kamu, yaitu diwaktu dirusakkan orang akan Injilku dan hampir tak terdapat lagi 30 orang mukmin. Diwaktu itulah Allah merahmati dunia ini. Maka diutuslah rasulnya yang tetap awan putih diatasnya mengenal akan dia, salah satu utusan Allah dan dialah yang mensahirkan dirinya kepada dunia dan ia akan datang dengan kekuatan yang besar untuk mengalahkan orang-orang jahat dan berhala dunia ini.

    Sesungguhnya Aku menyukai yang demikian ini, karena dengan perantaraannya akan diterangkan dan dimuliakan orang Allah dan dia menyatakan kebenaranku dan dia akan menghukum orang-orang yang mengatakan bahwasanya aku lebih besar dari manusia biasa. Dengan sesungguhnya Aku berkata bahwa bulan akan memberikan dia tidur waktu masih kanak-kanak dan manakala ia sudah besar, awaslah dunia ini jangan membuangkannya, karena dia akan membinasakan penyembah-penyembah berhala.”

    Membaca akan surat Barnabas itu, maka tak dapat dipungkiri bergetarnya hati kita betapa Nabi yang dijanjikan itu, begitu tepat digenapi kejadiannya. Tanda awan putih diatasnya itulah yang terbaca oleh pendeta buhaira kala itu.

    Saya rasa tidaklah perlu lagi bagi kita memberikan komentar ataupun keterangan-keterangan yang lebih luas, sebab sudah cukup jelas betapa Yesus sendiri bersaksi bahwa Nabi Muhammad Adalah Utusan Allah.

    “Wa ashadu anna Muhammadar rasulullah.”

    Terimakasih atas jawabannya

    • Shalom Sanny,
      Tentang Injil Barnabas, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
      Injil itu baru dituliskan pada abad ke-16, sehingga tidak dapat dikatakan sebagai Injil yang otentik. Jadi keliru kalau dikatakan bahwa umat Kirstiani meng-apokrif-kan Injil tersebut. Injil tersebut tidak berasal dari para rasul (penulisnya juga bukan rasul Barnabas), sehingga tidak dapat mewakili pengajaran otentik dari Tuhan Yesus.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

    • saudara/i Sanny yang dikasihi Tuhan

      Seperti yang saya lihat saudara/i telah menjalankan tugas dengan baik sebagai umat Islam, namun rupanya anda tidak melakukan hal yang sama bila sampai ke ranah sejarah. FYI, injil Barnabas saja dianggap sampah oleh ahli sejarah ateis karena ketidakakuratannya. Apakah ateis lebih mengetahui kebenaran dari pada umat beragama yg mengaku dipimpin oleh Kebenaran? Bisakah anda memberikan usul yang masuk akal perlu kami apakan kitab palsu itu, suatu usul yang lebih baik dari pada “Roma locuta est, causa finita est” [dari katolisitas: artinya adalah “Rome has spoken, the case is closed.”], atau “Anjing menggonggong, kafilah berlalu”? Demi objektivitas diri anda dan kredibilitas anda, marilah kita melihat sejarah dan menilai manakah yang benar, bukan mempercayai apa yang ingin kita percayai.

      terima kasih
      Tuhan Yesus dalam kepenuhan KasihNya menyertai perjalanan anda mencari Kebenaran

  3. Aku berterima kasih atas pencerahan ini, sehingga menambah pengetahuan aku untuk bisa lebih rendah hati dalam memberikan penjelasan kepada sahabat muslim.
    Banyak yang kita ketahui secara pasti, bahwa kaum muda sekarang ini jauh lebih kritis daripada aku yang tergolong keluaran lama (alias sudah tua), dengan merebaknya internet; demikianlah banyak merebak tulisan yang menyudutkan dan menyerang iman Kristiani (demikian sebaliknya).

    Aku tergelitik untuk meluruskan pandangan yang keliru, namun apa yang kudapat bahwa ternyata mereka sering mencaci dan mengolok-olok Tuhan… Sedih sekali aku…

    Jauh yang lebih menyedihkan adalah indoktrinasi yang berlebihan sehingga menimbulkan pertanyaan dalam hati netter Kristen, apakah Yesus sungguh Allah sungguh Manusia?

    Untuk meluruskan indoktrinasi yang keliru tersebut (sesuai iman Katolik aku yang menyatakan KELIRU DAN SALAH), maka aku berupaya dalam doa; menulis yang tidak keliru sesuai KHK dan KGK tentunya juga dengan bimbingan Katolisitas dan situs lainnya yang kompeten (ekaristi.org).
    Tujuannya jelas selain memuliakan nama-Nya kiranya aku dapat memberikan sedikit (sekali lagi sedikit) penjelasan kepada sebagian netter Kristen yang “tergoda” kemudian bertindak “gegabah” (secara diam-diam tanpa diketahui orang tua) mengganti agama yang di dalamnya ada Keselamatan.
    Rata-rata mereka putuskan dan mengakui sendiri dari internet bahwa mereka sudah menganut agama Tauhid. Anak SMU dan anak kuliah yang rata-rata berada dalam kondisi ini.

    Aku mohon sekali doa para netter Katolik di sini untuk berdoa kepada Bunda Suci meminta pertolongan dia, agar mau meminta pada Yesus, kuatkan dan bukalah hati aku untuk memberikan lewat sarana internet ini Kabar Keselamatan bagi banyak orang.
    Terima kasih sekali…
    Damai Kristus beserta kita…

  4. Shalom bu Ingrid,

    Mungkin bisa dijelaskan antara surat Barnabas dg Injil Barnabas. Sama atau beda? Sejauh saya tau, sering rancu antara keduanya. Mungkin yang dimaksud Injil Barnabas oleh teman dari sdr Max adalah yg ini:

    http://id.wikipedia.org/wiki/Injil_Barnabas

    http://media.isnet.org/antar/Barnabas/Bab1.html

    Injil Barnabas ini memang sering dipakai untuk menyerang keyakinan Kristen. Tetapi kadang2 mereka sendiri juga tidak paham antara surat Barnabas dg Injil Barnabas.

    Thanks.

    • Shalom Ryan09,

      1. Gereja Katolik tidak mengakui ‘injil’ Barnabas

      Gereja Katolik tidak mengakui adanya ‘injil’ Barnabas, karena tidak otentik. Kitab ini baru dituliskan berabad- abad kemudian setelah jaman Kristus dan para rasul. Manuskrip kitab tersebut ditemukan pada abad ke 16 (dalam bahasa Italia dan Spanyol). Penyebutan tentang ‘injil’ Barnabas pertama kali disebutkan dalam manuskrip Morisco (orang Moor) tahun 1634, oleh Ibrahim al Taybili, 1718 oleh John Toland, dan 1734 oleh George Sale. Ajaran yang terkandung di dalam kitab ini bertentangan dengan ajaran Kristus dan para rasul, dan lebih sesuai dengan interpretasi muslim tentang Kristianitas.

      2. Ajaran ‘injil’ Barnabas yang bertentangan dengan ajaran Kristus dan para rasul

      Kitab ‘injil’ Barnabas ini menolak Yesus sebagai Allah Putera, dan dengan sendirinya menolak ajaran Allah Trinitas. Dengan demikian, kitab ini menolak inti ajaran keselamatan seperti yang diwahyukan oleh Allah sendiri, yang telah dimulai pre-figurasinya dalam Perjanjian Lama, sekitar 2000 tahun sebelum masehi, dan yang digenapi di dalam penjelmaan Kristus menjadi manusia dalam Perjanjian Baru. Tidak mungkin keseluruhan wahyu Allah, dengan segala nubuatan para nabi di PL yang mengacu kepada Kristus sebagai Mesias, dibatalkan dengan sebuah kitab yang baru ditulis di abad ke- 16, oleh pengarang yang tidak dikenal, yang hanya memakai nama Barnabas. Barnabas sendiri tidak termasuk dalam bilangan ke- dua belas rasul Kristus. Selanjutnya bukti- bukti menunjukkan bahwa tulisan tersebut tidak berasal dari jaman para rasul melainkan berabad- abad sesudahnya.

      Kitab ‘injil’ Barnabas ini juga menolak puncak rencana keselamatan Allah, yaitu melalui penjelmaan Kristus Allah Putera sebagai manusia, penderitaan, wafat dan kebangkitan- Nya untuk menyelamatkan manusia. ‘Injil’ ini menyatakan bahwa yang disalibkan bukan Yesus, melainkan Yudas Iskariot, sedangkan Yesus sendiri diangkat ke surga. Pandangan seperti ini adalah pandangan Islam, dan bukan ajaran Kristus sendiri seperti yang disampaikan oleh ke-empat Injil (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes).

      Selanjutnya, kitab ini juga keliru dalam menyamakan Roh Kudus (paráklētos Yunani), dengan ‘periklutos‘ (artinya yang terhormat) yang dapat diterjemahkan dalam bahasa Arab "Ahmad", sehingga akhirnya mengacu kepada Muhammad. Padahal dalam kitab Injil Yohanes, Kisah Para Rasul dan surat- surat Rasul Paulus, Roh Kudus tidak untuk diartikan sebagai manusia, melainkan Pribadi Allah sendiri yang dicurahkan kepada para Rasul dan umat beriman; untuk mendatangkan pertobatan dan mencurahkan rahmat pengudusan Allah dan karunia- karunia-Nya.

      3. Maka Surat Barnabas yang pernah dikenal dan dibacakan di Gereja Alexandria di abad ke 2, itu sama sekali tidak sama dengan ‘injil’ Barnabas.

      Bahkan ditinjau dari isinyapun tidak berhubungan, sebab Surat Barnabas mengakui ke- Allahan Yesus, dan bahkan menekankan kasih karunia oleh Kristus yang mengatasi hukum Taurat, sehingga menolak hukum sunat. Sedangkan ‘injil’ Barnabas yang ditulis atas dasar pemahaman Islam, tidak demikian.

      4. Terdapat banyak kejanggalan dalam ‘injil’ Barnabas ini, contohnya:

      a. Meskipun ditulis dalam bahasa Italia, kitab ini dituliskan dengan gaya Arab/ Islam, sekali- kali dengan kata- kata bahasa Turki, dan tata bahasa Turki, dengan dialek Tuska dan Venezia, seperti yang umum digunakan di kota universitas Bologna (Italia).

      b. Di pinggiran halaman terdapat catatan- catatan dalam bahasa Arab.

      c. Penjilidan kitab berasal dari Turki, walaupun kertasnya berasal dari Italia.

      d. Terdapat kesalahan- kesalahan ejaan, seperti tidak perlunya huruf ‘h’ ketika suatu kata berawal dengan huruf hidup (contoh "hanno", padahal harusnya cukup "anno")

      e. Spasi yang ada di bagian bawah setiap lembarnya mengindikasikan spasi yang dimaksudkan untuk pencetakan.

      f. Banyak frasa yang digunakan dalam ‘injil’ Barnabas tersebut mempunyai kemiripan dengan frasa yang digunakan oleh Dante Alighieri, seorang pujangga ternama Italia di abad Pertengahan (1265-1321); sehingga dapat disimpulkan pengarang ‘injil’ ini meminjam/ meniru karya Dante.

      g. Terdapat kemiripan tekstual ‘injil’ Barnabas ini dengan bahasa setempat tentang ke- empat Injil (terutama bahasa Italia abad Pertengahan) sehingga dapat diperkirakan bahwa kitab ini aslinya dituliskan dalam bahasa Italia. Ini membuktikan ketidak-otentikan kitab ini, sebab bahasa Italia sendiri baru eksis sekitar abad ke- 13 sebagai bahasa tulisan, sehingga tidak mungkin ditulis oleh ‘Barnabas’ murid Yesus di abad pertama)

      5. Anakronisme dan ketidaksesuaian sejarah ‘injil Barnabas’

      Berikut ini adalah ketidak-sesuaian lainnya yang disebut Anakronisme dan ketidaksesuaian sejarah, yang menunjukkan ketidak-otentikan tulisan ini (selengkapnya silakan membaca di sumber yang netral di Wikipedia tentang ‘injil’ Barnabas ini, silakan klik). Berikut ini contoh- contohnya:

      a. Yesus dikatakan dilahirkan di jaman Pontius Pilatus, yang baru naik tahta setelah tahun 26. Ini keliru, karena Yesus lahir pada jaman Kaisar Agustus (Luk 2:1)

      b. Penulis kitab ini kelihatannya tidak menyadari bahwa kata ‘Kristus’ dan ‘Mesias’ adalah terjemahan dari kata yang sama yaitu ‘Christos’, yaitu yang menjabarkan Yesus sebagai Yesus Kristus. Maka tidak mungkin Yesus yang disebut Kristus itu mengatakan, "Saya bukan Mesias", [karena sama saja ia mengatakan bahwa saya bukan Kristus, yang adalah namanya sendiri]. (bab 42)

      c. Ada referensi tahun yubelium yang dirayakan setiap seratus tahun sekali (bab 82), bukannya lima puluh tahun sekali seperti yang dituliskan dalam kitab Imamat 25. Anakronisme ini kemungkinan berhubungan dengan Tahun Suci pada tahun 1300 yang ditentukan oleh Paus Boniface VIII, yang menentukan untuk memperingati tahun Yubelium setiap seratus tahun sekali.

      d. Adam dan Hawa dikatakan memakan buah apel (bab 40), padahal seharusnya adalah buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (Kej 2:17). Kemungkinan kata apel diperoleh dari terjemahan dari bahasa Ibrani ke bahasa Latin, di mana ‘apel’ dan ‘jahat’ sama- sama dikatakan sebagai ‘malum‘.

      e. Kitab tersebut mengatakan bahwa anggur disimpan di dalam gentong/ drum kayu (bab 152). Gentong kayu adalah ciri khas penyimpanan anggur di Gaul dan Italia Utara, dan tidak umum digunakan dalam kerajaan Roma, sampai tahun 300; sedangkan penyimpanan anggur di abad pertama di Palestina adalah di dalam kantong kulit (wineskin) dan tempayan (jar, ‘amphorae‘). Pohon English Oak/ Pedunculate (quercus robur) tidak tumbuh di Palestina, dan kayu jenis lainnya tidak cukup padat untuk digunakan sebagai gentong anggur.

      f. Ketika ‘injil’ Barnabas mengutip Perjanjian Lama, maka yang dikutip lebih sesuai dengan bacaan- bacaan yang ada di kitab Latin Vulgate, daripada yang ada di Kitab Septuagint ataupun Teks Masoretik Ibrani. Padahal terjemahan Latin Vulgate yang adalah hasil karya St. Jerome dimulai tahun 382, bertahun- tahun setelah kematian Barnabas.

      g. Bab 54 mengatakan: "Sebab ia akan mendapatkan nilai tukar dari emas adalah enam puluh minuti." Dalam Perjanjian Baru, satu- satunya koin emas, namanya aureus yang nilainya sama dengan 3,200 koin tembaga, yang disebut ‘lepton’ (diterjemahkan dalam bahasa Latin, minuti), sedangkan koin perak Roma mempunyai nilai tukar 128 lepton. Maka nilai tukar 1:60 yang ditulis dalam ‘injil’ Barnabas, adalah interpretasi dari jaman abad pertengahan dari perikop Injil (Mrk 12:42), yang berasal dari pengertian standar di abad pertengahan bahwa minuti berarti seperenampuluh.

      6. Kesimpulan

      Sebagai umat Kristiani, selayaknya kita berpegang pada Kitab Suci yang kanonnya ditentukan oleh Magisterium Gereja Katolik, yang menerima kuasa infalibilitas dari Kristus untuk "mengikat dan melepaskan" (Mat 16:18-19, 18:18); dalam hal ini untuk menentukan kitab- kitab mana yang otentik dan isinya ‘mengikat’ bagi umat beriman, dan mana yang tidak. Sejak dari abad pertama, Rasul Paulus mengingatkan jemaat agar tidak mengikuti injil yang lain daripada yang telah mereka terima dari para rasul (lih. 2 Kor 11:4 dan Gal 1:6). Injil yang lain ini adalah injil gnostik dan docetisme, yang berkembang menjadi ‘injil’ Barnabas di abad ke- 16.   Kita harus mengingat bahwa Kitab Suci diberikan kepada Gereja, dan Gerejalah yang berhak menentukan kanonnya dan interpretasi kitab- kitab tersebut secara otentik. Ini semakin menunjukkan betapa Kitab Suci tidak dapat dilepaskan dari Tradisi Suci para rasul yang diteruskan oleh Magisterium Gereja Katolik; ketiganya adalah pilar Gereja, yang menjamin bahwa Sabda Tuhan diterima dan dilestarikan dengan murni dari awal mula sampai sekarang.

      Demikian yang dapat saya tuliskan tentang ‘injil’ Barnabas, dan sekilas perbedaannya dengan Surat Barnabas.

      Mari kita memohon kepada Roh Kudus agar membimbing kita untuk mengetahui kebenaran Firman Tuhan, dan agar kita diberi kebijaksanaan untuk membedakan manakah tulisan yang diinspirasikan oleh-Nya dan mana yang tidak.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  5. YTH. Tay…

    ttg injil Barnabas : bukankan justru Barnabaslah murid terdekat Yesus ? sedangkan mathius dll itu bukan murid Yesus dan tdk sejaman dengan Yesus…dan sebenernya ada penganut kristen yg memakai injil barnabas :

    Barnabas ini SUDAH digunakan secara luas terutama di GEREJA ALEXANDRIA DI MEZIR, …..

    [Dari Katolisitas: Pertanyaan selengkapnya dan jawabannya sudah tertera di atas, silakan klik]

Comments are closed.