Pertanyaan:
Shalom Alex,
yang tentang Lukas ini sebetulnya merupakan perdebatan antara saya dengan teman saya (namanya di situs ini adalah B) sekitar 6-8 minggu yang lalu.
sedangkan yang Yohanes saya mendapatkan setelah membaca website katolisitas ini.
_____________________________________________________________________
ini dari si B
_____________________________________________________________________
Jadi, balik lagi bahwa ajaran Kristus yang diajarkan secara lisan (dikotbahkan) adalah dasar2 logis, yang berdasarkan kata2 Yesus dan yang Yesus lakukan.
Apa aja yang Yesus lakukan? Bukankah ada yang ga tertulis di alkitab?
Awal dari kitab Lukas pasal 1 itu meyakinkan kita.
1:1. Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,
1:2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.
1:3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,
1:4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.
Ayat 1 mengatakan, bahwa ada BANYAK kitab2 lain yang berasal dari orang2 berusaha untuk membukukannya. Orang Kristen, tidak memungkiri adanya kitab2 lain yang ditemukan yang juga memuat nama Yesus. Tapi tentunya kita ga mempercayai semuanya adalah dari Tuhan. Kita mempertimbangkan dari segala sisi.
Ayat 2 mengatakan, bahwa berita2 itu disampaikan kepada kita secara tertulis dan lisan dari saksi mata dan pelayan Tuhan. Jadi, di sini terjadi pembicaraan dan ajaran2 yang turun temurun dari saksi mata Yesus, kepada orang lain, orang tua kepada anak2nya. Sekarang, anakku akan aku ajari tentang Yesus, dan anakku ngajari anak’e tentang Yesus, yang akhirnya diambil kesimpulan sebagai tradisi.
Ayat 3 ini yang menarik. Teofilus, seorang raja, yang membiayai perjalanan Lukas untuk “menyelidiki”. Perhatikan kata “menyelidiki” = παρακολουθέω,v {par-ak-ol-oo-theh’-o}, yang artinya mengikuti dari awal, mengikuti kemanapun dia pergi (mengikuti jejak perjalanannya) untuk mendapatkan suatu pemahaman, meng’investigasi.
Lukas ini seperti detektif. Dia interview saksi2 mata, murid2 Yesus, dan semua2nya, ditulis dalam buku kecil (notebook), kemudian ditulis secara kronologis, dari awal sampai akhir. Lukas ini mengusut apa yang Yesus lakukan, katakan, ajarannya. Dari lahir, sampai naik ke Sorga. Jadi.. Lukas ini detektif, kayak di film X-Files ato detektif di film Saw. haha.. :D
Ayat 4 mengatakan supaya kita tau bahwa segala sesuatu yang diajarkan (oleh pengkotbah2 ato orang tua) itu sungguh benar, bukan bohong, ato sesat.
Dari sini kita bisa lihat, bahwa ajaran2 yang diteruskan secara lisan (yang disebut tradisi turun temurun / adat istiadat), itu adalah ajaran2 yang diajarkan oleh Yesus. Ajaran2 oleh Yesus ini telah diselidiki dan diusut, serta dibukukan oleh Lukas, yang didanai oleh Kaisar Teofilus, dengan teratur rapih dan benar.
Paham sampe sini, Lex? diputer2 sebagaimanapun, semuanya berbalik dari alkitab. Yang diajarkan turun temurun oleh nenek moyang tentang Yesus (lisan ato tertulis), semuanya dah diselidiki oleh Lukas.
___________________________________________________________________________
dari si B selesai
___________________________________________________________________________
sedangkan di Yohanes (ini dari website ini)
20:30 Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini,
20:31 tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya
dan
21:25 Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu
____________________________________________________________________________
apakah Lukas benar-benar menulis semua yang Yesus ajarakan? jika ya, kenapa Yohanes berkata sebaliknya?
Alexander
Jawaban:
Shalom Alexander,
Jika anda membaca benar- benar ayat yang dipakai sebagai acuan oleh teman anda yaitu Luk 1:1-4 tersebut, maka anda akan mengetahui bahwa yang dibukukan/ yang ditulis untuk dijadikan buku oleh Lukas adalah segala tulisan maupun hasil “wawancara”nya dengan saksi mata dan pelayan Firman, dan bukan semua ajaran langsung dari Tuhan Yesus.
1:1. Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,
1:2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.
1:3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,
1:4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.
Dari perikop ini, kita ketahui bahwa Lukas menulis kitab Injilnya dari saksi mata dan pelayan Firman, dan tidak langsung dari Yesus sendiri. Pernyataan ini cocok dengan pernyataan Rasul Paulus, yang menyebutkan keberadaan Lukas secara eksplisit dalam Kol 4:14, Film 1: 24, 2 Tim 4:7-11, yang menyertai Rasul Paulus pada saat ia mengabarkan tentang Kabar Gembira kepada bangsa- bangsa. Maka kesimpulan yang mengatakan bahwa semua ajaran Yesus (termasuk yang lisan) semua sudah diselidiki dan dibukukan oleh Lukas, itu tidak benar, karena kita ketahui bahwa ada peristiwa- peristiwa dalam hidup Yesus dan pengajaran-Nya yang tidak direkam dalam Injil Lukas, tetapi terekam dalam Injil yang lain. Kesimpulan bahwa Lukas telah merekam semua ajaran Yesus tersebut merupakan pernyataan yang dibuat berdasarkan asumsi setelah membaca Luk 1:1-4, yang tidak secara langsung dan eksplisit tertulis di sana. Sebab Lukas sendiri tidak menyatakan bahwa kitab yang ditulisnya merangkum semua ajaran Yesus Kristus. Yang dikatakannya adalah ia menyelidiki peristiwa-peristiwa hidup Yesus berdasarkan keterangan yang diperolehnya dari para saksi mata dan pelayan Firman, dan menyusun kisah tersebut secara teratur dalam sebuah buku. Secara obyektif, ini tidak berarti bahwa Lukas sudah membukukan semua ajaran Yesus. Lagipula jika ini ayat-ayat Luk 1:1-4 ini digunakan sebagai dasar logika berpikir, maka kesimpulannya bukan Sola Scriptura, tetapi Sola Lukas, sebab logika tersebut seolah menyatakan bahwa Lukas sudah menuliskan semua ajaran Kristus Sang Sabda Allah. Kita tahu tidak demikian halnya.
Maka di sini, untuk mengetahui fakta yang sebenarnya, kita mengacu kepada pernyataan Rasul Yohanes, yang adalah Rasul yang hidup bersama dengan Yesus, bersama- sama dengan ke 11 murid lainnya, sepanjang waktu Yesus memberitakan Kerajaan Allah. Rasul Yohanes dengan eksplisit mengatakan, “Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu- per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.” (Yoh 21:25). Agaknya kita harus menerima dahulu secara prinsip bahwa Tuhan Yesus tidak bisa dibatasi oleh tulisan- tulisan di buku, dan karenanya semua ajaran-Nya tidak dapat dengan sempurna dibukukan.
Tradisi Gereja Katolik, yang setia kepada Tradisi dari para rasul, menunjukkan bahwa Injil pertama dituliskan oleh Matius, berdasarkan kesaksian Bapa Gereja, yaitu St. Irenaeus (180), yang menjadi murid St. Polykarpus yang adalah murid Rasul Yohanes. Dalam bukunya Against the Heresies, buku III, bab 1, 1, St. Irenaeus menulis asal usul Injil yang berasal dari para rasul (berikut ini saya terjemahkan): “Kita belajar tentang rencana keselamatan tidak dari siapapun kecuali dari mereka yang olehnya Injil diturunkan kepada kita, yang mereka umumkan pada suatu saat kepada publik, dan yang selanjutnya, oleh kehendak Tuhan, diturunkan kepada kita di dalam Kitab Suci, untuk menjadi dasar dan tonggak iman kita…. Sebab, setelah Tuhan kita bangkit dari mati [para rasul] dikaruniai kuasa dari atas ketika Roh Kudus turun [atas mereka], dan mereka dipenuhi oleh segala [karunia-Nya], dan mempunyai pengetahuan yang sempurna: mereka pergi ke seluruh dunia, mengabarkan/ mengajarkan tentang kabar gembira dari Allah kepada kita, dan mengabarkan damai dari surga kepada umat manusia… Matius juga menuliskan Injil di antara umat Yahudi di dalam bahasa mereka, sedangkan Petrus dan Paulus mengajarkan Injil dan mendirikan Gereja di Roma…. Markus, murid dan penerjemah dari Petrus juga meneruskan kepada kita secara tertulis tentang apa yang biasanya dikhotbahkan oleh Petrus. Dan Lukas, pembantu Paulus, juga meneruskan kepada kita Injil yang biasanya dikhotbahkan oleh Paulus. Selanjutnya, Yohanes, rasul Tuhan kita …juga menuliskan Injil ketika tinggal di Efesus, Asia kecil.”
Urutan ini, Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, juga disebutkan dalam dokumen Konsili Vatikan II, tentang Wahyu Ilahi, Dei Verbum, 18 [mengutip St. Irenaeus, Against Heretics, III, 11, 8: PG 7, 885 Sagnard Edition, p.194].
Maka, Tradisi Gereja Katolik, yang setia kepada Tradisi dari para rasul, menunjukkan bahwa Injil pertama dituliskan oleh Matius, berdasarkan kesaksian Bapa Gereja, terutama St. Irenaeus (180), yang menjadi murid St. Polykarpus yang adalah murid Rasul Yohanes. Dari sini saja kita ketahui bahwa kita memerlukan kesaksian/ ajaran para Bapa Gereja [yang kita kenal sebagai Tradisi Suci], untuk menentukan keotentikan Injil, yaitu Injil apa saja yang benar-benar otentik diilhami oleh Allah, mengingat pada saat itu beredar bermacam kitab injil, yang isinya bahkan tidak sesuai dengan ajaran Kristus. Jadi di sini terlihat pentingnya peran Tradisi Suci, yaitu pengajaran lisan dari Kristus dan para rasul yang dipercayakan kepada para Bapa Gereja, yang kemudian dituliskan dan diturunkan dengan setia oleh Magisterium Gereja Katolik, dan ajaran lisan ini sama pentingnya dengan ajaran yang tertulis dalam Kitab Suci.
Selanjutnya tentang topik ini, silakan anda membaca jawaban Stef berikut ini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- www.katolisitas.org
[Dari Admin Katolisitas: pertanyaan ini kami ringkas karena selengkapnya sudah dicantumkan dan dijawab di atas, silakan klik]
yang tentang Lukas ini sebetulnya merupakan perdebatan antara saya dengan teman saya (namanya di situs ini adalah B) sekitar 6-8 minggu yang lalu……
Terima Kasih atas jawabannya Bu Inggrid…. saya memang masih harus banyak belajar. Iya, benar jika Luk 1:1-4 ini digunakan sebagai dasar logika berpikir, maka kesimpulannya bukan Sola Scriptura, tetapi Sola Lukas. Konyol sih… logika kita ternyata malah memukul dirinya sendiri. Semakin menunjukkan bahwa interpretasi dan asumsi pribadi bisa sangat menyebabkan perpecahan.
Comments are closed.