Pendahuluan
Saat saya tinggal di Amerika, saya sering mengagumi pemandangan alamnya. Namun yang paling membekas di hati adalah pemandangan yang begitu berbeda pada pergantian musim. Pada waktu saya masih tinggal di Indonesia, saya masih belum dapat membayangkan seperti apakah kehidupan empat musim. Pergantian musim senantiasa membawa suatu nuansa hati yang berbeda.
Pertama kali saya datang ke Amerika untuk kuliah adalah bulan Juli. Saat itu adalah pertengahan musim panas. Saya menikmati udara yang bersih, langit biru, dan juga cuaca yang hampir sama dengan di Indonesia. Di musim summer inilah, anak-anak sekolah juga mendapatkan libur panjang selama hampir tiga bulan, sehingga mereka dapat bersantai dengan anggota keluarganya. Musim ini, begitu banyak kegiatan outdoor yang dilakukan baik oleh anak-anak sampai yang lanjut usia, seperti: berkebun, menghias taman dengan bermacam bunga, barbeque, santai di taman, main bola, berenang, dll. Namun, di musim panas, temperaturnya kadang begitu menyengat, sampai 35 derajat celsius, yang membuat baju basah karena keringat.
Namun musim panas akan berganti dengan musim gugur di bulan September. Pohon-pohon yang indah, dengan bunga yang berwarna-warni akan pudar. Daun-daun akan rontok satu persatu karena tiupan angin yang kencang dan hawa yang mulai dingin yang kadang dapat mencapai 4 derajat Celsius. Orang-orang mulai membatasi kegiatan luar, dan keluar dengan jaket. Namun ada suatu keindahan tersendiri di musim ini, daun-daun yang berwarna hijau, berubah warna menjadi kuning, oranye, dan kadang merah menyolok, sungguh suatu pemandangan yang begitu indah. Namun, daun-daun yang berwarna-warni pada akhirnya akan gugur semuanya, dan berganti dengan musim dingin.
Musim dingin yang dimulai bulan Desember, menjadi saat-saat yang mungkin paling tidak disukai oleh orang Indonesia, karena temperaturnya di tempat saya tinggal dapat mencapai -25 derajat celsius. Ya, itu bukan salah ketik, namun memang minus 25, yang nota bene jauh lebih dingin daripada masuk ke lemari es. Dan kemudian, salju, yang seperti kapas, akan turun menutupi segalanya. Namun, anak-anak dengan tertawa-tawa akan keluar, dilengkapi dengan jaket, penutup kepala, kaus tangan, sepatu boot, dan bermain dengan salju. Mereka membuat boneka salju, saling melempar salju, atau tiduran di salju dll. Pohon pinus yang masih berwarna hijau akan dihiasi dengan salju-salju, seperti yang kita lihat di hiasan pohon natal.
Namun, setelah tiga bulan hidup dalam temperatur rata-rata -10 derajat celsius, maka musim dingin inipun akan berlalu. Dan di bulan Maret, mulailah masuk musim semi. Inilah musim yang paling saya nantikan, karena tunas-tunas mulai muncul satu persatu. Setiap minggu, terlihat perkembangan tunas yang membesar, sampai akhirnya mulai terlihat bunga-bunga yang berwarna-warni. Pohon yang tidak berdaun, menjadi penuh dengan daun yang hijau.
Selamat datang kehidupan.
Semua ada waktunya
Saat tinggal di Amerika inilah, di negara empat musim, saya menjadi lebih mengerti akan apa yang dikatakan dalam kitab Pengkotbah “Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya” (Pengkotbah 3:1). Dari gambaran di atas, kita melihat bahwa ada waktu musim panas, kemudian berganti dengan musim gugur, musim dingin, musim semi, dan kembali lagi ke musim panas. Semuanya ada waktunya.
Kalau kita merenungkan, bukankah semua ini sama seperti yang terjadi di dalam kehidupan kita? Ada saat dimana kita mengalami musim semi dan panas, saat saat-dimana semuanya terlihat begitu baik, rejeki berlimpah, teman senantiasa ada di dekat kita, tumbuh di dalam komunitas. Namun musim panas berganti menjadi musim gugur, saat-saat ketika usaha kita berguguran satu-persatu dan tertiup angin. Saat dimana apa yang kita perjuangkan terlihat gagal. Dan akhirnya musim gugur berganti menjadi musim dingin, saat-saat yang begitu sulit dalam hidup kita, saat dimana badai menerpa kehidupan kita, mungkin badai perkawinan, tidak lulus dalam ujian akhir, kecelakaan yang dialami, vonis dari dokter akan penyakit yang berbahaya, usaha yang bangkrut, uang yang amblas karena tertipu rekan bisnis, saham-saham yang berjatuhan, anak yang terlahir cacat, dan hal-hal lain yang tidak terduga. Dalam saat-saat sulit seperti ini, apakah yang harus kita lakukan? Apakah kita harus terbenam dalam kesedihan yang berkepanjangan?
Apa yang harus kita lakukan ketika badai menerpa kehidupan?
Yang pertama harus kita lakukan adalah merendahkan diri di hadapan Tuhan, dalam doa dan sakramen-sakramen, terutama Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat. Kita ingin meniru para murid yang diterpa badai, untuk datang lebih dekat kepada Yesus (Luk 8:22-25). Apapun yang terjadi dalam kehidupan, janganlah pernah terlepas dari Yesus, karena Yesus adalah pegangan satu-satunya yang dapat menyelamatkan. Mohonlah ampun kepada Yesus, kalau kesulitan yang dialami adalah akibat dari kesalahan atau dosa yang kita lakukan. Dan bergegaslah untuk pergi ke Sakramen Pengampunan Dosa untuk mendapatkan pengampunan dan kekuatan. Kalau badai tersebut datang bukan karena dosa kita, maka kita perlu terus merendahkan diri di hadapan Yesus dan terus berpegang kepada-Nya.
Hal yang lain adalah, setiap kesulitan, penderitaan, badai, hanyalah bersifat sementara, sama seperti musim gugur dan musim dingin hanya bersifat sementara. Namun kuncinya adalah, kita harus menghadapinya bersama dengan Yesus. Sama seperti taufan yang menerpa perahu para murid, maka Yesus sendiri yang akan meredakan taufan yang dashyat menjadi tenang. Dan bersama dengan Yesus yang sama, kita juga mempunyai pengharapan yang sama, bahwa Dia akan membantu kita melewati badai kehidupan kita. Kesulitan yang kita alami bukanlah akhir dari segalanya, karena ada saatnya kesulitan akan berubah menjadi kebahagiaan, sama seperti musim dingin berganti menjadi musim semi.
Kesadaran bahwa semuanya bersifat sementara dapat membuat kita menghadapi segalanya dengan lebih positif. Namun, lebih lagi kalau kita mempunyai kebijaksanaan untuk melihat lebih jauh lagi, bahwa semua yang ada di dunia ini adalah bersifat sementara. Bagi orang Kristen, dunia ini bukanlah rumah kediaman kita yang tetap, namun merupakan kediaman sementara, dimana kita semua menuju kepada kediaman rumah kita yang abadi, di rumah Bapa di surga. Rasul Paulus mengatakan bahwa jika kemah kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga buat kita, suatu tempat kediaman yang kekal (2 Kor 5:1-4). Itulah sebabnya mazmur mengatakan “ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Maz 90:12). Dengan berfokus pada tujuan akhir, maka kita tidak akan kehilangan arah.
Dengan berfokus pada tujuan akhir yang tak terlihat dengan mata biasa, namun dengan kacamata iman, maka kita akan mempunyai pengharapan yang teguh. Pengharapan inilah yang akan membantu kita untuk terus berjalan menghadapi kesulitan dengan kepala yang tegak. Inilah pengharapan sejati yang tidak gampang hilang dengan tiupan badai, maupun goncangan besar sekalipun.
Ingatlah bahwa semua ada waktunya ……
Marilah kita berdoa.
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus,
Yesus, sadarkanlah aku, bahwa semua yang di dunia ini bersifat sementara. Ajarilah aku untuk menjalani kehidupan dengan iman dan pengharapan yang teguh. Saat kegembiraan datang, jangan biarkan aku lupa diri, namun ingatkanlah aku bahwa semua berkat dan suka cita adalah pemberianMu. Saat kesusahan datang, biarlah aku menghadapinya dengan kekuatan yang berasal dariMu, dan ingatkan aku bahwa Engkau mengizinkan itu terjadi agar aku dapat belajar lebih bertumbuh di dalam iman dan agar aku beroleh hati yang bijaksana: yaitu untuk semakin menyadari bahwa Engkaulah yang terutama dalam hidupku. Ingatkanlah aku ya Tuhan, bahwa kesusahan dan penderitaan yang aku alami dapat membawaku ke dalam Kerajaan Surga, asalkan aku menghadapinya bersama Engkau. Dalam nama Yesus, aku naikkan doa ini. Amin.
Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus.
sudah banyak renungan sejenis ini yg aq dengar/baca,tp slalu saja aq tdk mngerti rncana Tuhan padaku..
mungkin benar Tuhan mmberi ujian spy qt lbh kuat tp qt kdg mrasa tdk adil atau sgt lemah untuk brtahan…
mohon dukungan doanya utk pergumulan hidup saya trutama untuk studi saya yg kdg buat saya terombang-ambing dlm usaha dan doa…
Shalom Hasudungan, Terima kasih atas sharingnya. Memang pada waktu kita sedang berada di dalam badai kehidupan, maka kita dapat mengalami keraguan. Namun, pengharapan di dalam Kristus tidak pernah mengecewakan. Kita tahu bahwa semua penderitaan di dunia ini bersifat sementara. Mungkin penderitaan tersebut tidak dapat di atasi di dunia ini, namun akan tiba waktunya bagi orang-orang yang senantiasa berharap kepada Kristus, akan mengalami kebahagiaan abadi selamanya di Sorga. Rasul Paulus mengatakan "17 Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama… Read more »
[quote] setiap kesulitan, penderitaan, badai, hanyalah bersifat sementara, sama seperti musim gugur dan musim dingin hanya bersifat sementara. Namun kuncinya adalah, kita harus menghadapinya bersama dengan Yesus. Sama seperti taufan yang menerpa perahu para murid, maka Yesus sendiri yang akan meredakan taufan yang dashyat menjadi tenang. iDan bersama dengan Yesus yang sama, kita juga mempunyai pengharapan yang sama, bahwa Dia akan membantu kita melewati badai kehidupan kita. [unquote] mohon diperjelas jika semua adalah sementara – artinya itu akan lewat entah dihadapi bersama dengan Yesus ataupun tidak atau apakah kebersamaan dengan Yesus akan mempercepat [quote] meredakan taufan yang dashyat menjadi tenang.[unquote]… Read more »
Shalom Skywalker, Terima kasih atas tanggapannya. Memang benar apa yang dikatakan oleh Skywalker, bahwa semua yang ada di dunia ini bersifat sementara dan pasti akan berlalu. Namun inti dari permasalahannya adalah "Apakah tujuannya dan cara untuk mencapai tujuan tersebut"? Kalau mau dicermati, semua orang mempunyai permasalahan masing-masing, dan cara penyelesaian adalah tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Kalau tujuan seseorang adalah untuk bersatu dengan Tuhan, maka dia akan memakai cara untuk mencapai tujuan ini. Sebagai orang Kristen, maka cara yang dipakai untuk menghadapi percobaan dan tetap maju untuk mencapai tujuan akhir adalah memikul salib bersama Kristus. Mungkin masalah yang dihadapi… Read more »
pak Stef atau Ibu ingrid, mau tanya saja , saya sering diberi mimpi, yang jika mimpi nitu terus teringat , biasanyanya itu terjadi tidak hanya yang berhubungan dengan saya saja, tetapi juga orang lain,
sementara saya pernah baca di alkitab bahwa kita tidak boleh perrcaya mimpi2, kadang kala saya jadi bingung juga
Shalom Katrin, Di dalam Alkitab memang terdapat banyak contoh tentang mimpi, baik yang berasal dari Tuhan, ataupun yang bukan dari Tuhan: A. Mimpi yang dari Tuhan Memang adakalanya Allah berbicara lewat mimpi, seperti pada Bil 12:6, Ayb 33:14, demikian pula pada mimpi Yakub (Kej 28:12, 31:10), Salomo (1Rj 3:5-15), Daniel (Dan 7:1), Yusuf (Mat 1:20; 3:13), St. Paulus (Kis 23:11; 27:23). Melihat contoh ini, memang dapat saja Allah yang Maha Kuasa dan mengatasi segalanya, memakai mimpi untuk berkomunikasi dengan manusia. Namun, perlu disadari bahwa mimpi yang tertulis dalam Alkitab dialami tanpa dicari/ diharapkan oleh pemimpinya. Seringkali malah tidak diharapkan, seperti… Read more »
Salah seorang teman bertanya kepada saya, apakah seorang wanita Katolik yang sudah menikah dengan pemberkatan boleh meminjamkan rahimnya untuk mengandung janin adiknya yang juga seorang wanita Katolik yang sudah menikah dengan pemberkatan, karena adiknya itu menderita kelainan rahim yang membuatnya tidak bisa mengandung sekalipun dirinya tetap subur/fertile (karena sel telur tetap dihasilkan dari indung telurnya yang sehat). Saya menjawabnya secara logika, gereja tentunya melarang pemanfaatan organ tubuh di luar kodrat penciptaan manusia seperti rahim yang tentunya dimaksudkan untuk tujuan prokreasi bagi diri sang pemilik rahim. Tetapi saya tidak yakin apakah ada ajaran gereja Katolik yang melarang perbuatan ini. Karena itu,… Read more »
Shalom Andry, Berikut ini adalah pernyataan dari Vatikan bahwa praktek surrogate motherhood yaitu ‘pemijaman rahim’ merupakan perbuatan yang tidak sesuai dengan ajaran moral Gereja Katolik. Selengkapnya, silakan di klik di link ini (The Vatican on Birth Science Text of Vatican’s Doctrinal Statement on Human Reproduction; Part II: Interventions upon Human Procreation, lihat hal. 2, no. 3), dikatakan demikian: Is ”surrogate” * motherhood morally licit? No, ….. for it is contrary to the unity of marriage and to the dignity of the procreation of the human person. Surrogate motherhood represents an objective failure to meet the obligations of maternal love, of… Read more »
Terima kasih banyak untuk artikel ini. Jujur saja, saya baru mengenal website katolik ini hari ini tanggal 1 Dec 2008. Tanpa sengaja saya membaca sebuah artikel tentang Thank Jesus I am Home dari kiriman seorang teman hari ini dan saya melihat ada website katolik ini dan saya baru mengunjunginya hari ini.
Thanks Guys for all your info yang sangat bermanfaat untuk saya. Paling tidak mulai hari ini saya tidak hanya mengunjungi detik hot or kompas tapi saya juga akam mampir ke website katolik ini.
suatu waktu kelak lahir anak manusia dari kloning, katakanlah ‘manusia dolly’, apakah sudah kita renungkan?, apakah ini suatu mukjizat?, jadi, siapakah dia gerangan?
Shalom Elfizon, Terimakasih atas pertanyaannya. Memang "human cloning" adalah suatu hal yang begitu kontroversial. Gereja Katolik secara tegas menolak adanya human cloning ini, dengan alasan manusia bukanlah suatu barang yang dapat diperjualbelikan, namun mempunyai harkat yang begitu tinggi, sebagai mahluk yang menjadi gambaran Allah. 1) Dalam human cloning, maka diperlukan begitu banyak sel telur manusia atau "human eggs/ oocytes". Dengan human cloning maka wanita hanya dipandang sebagai tempat penyimpanan sel telur. Namun harkat wanita adalah lebih dari itu. 2) Saya sendiri tidak dapat membayangkan apa yang terjadi kalau ternyata para ilmuwan ada yang benar-benar meneruskan riset ini. Kalau ditelusuri, human… Read more »
Sulitnya jika ‘sesuatu’ sudah terlambat disadari entah itu hal baik bagi diri sendiri atau hal tidak baik bagi orang lain. kembali kita pada pilihan kosekwensi. walau pintu pertobatan masih dibuka tetapi sisa – sisa dari ‘sesuatu’ yang terlambat membuat kita menerima kenyataan hidup.
sisanya tinggal merenungkan: Andai segala sesuatu belum terlambat atau menerima keadaan sekarang dan menjalani hari esok yang lebih baik.
salam
Shalom Ali, Terimakasih atas sharingnya. Dalam hidup ini, ada banyak kesalahan yang mungkin telah kita lakukan yang membawa penyesalan. Namun justru dari kesalahan-kesalahan tersebut kita belajar kehidupan dan terutama bagaimana untuk lebih mengasihi Tuhan dan sesama kita. Sebagai orang Katolik kita percaya bahwa tidak ada kesalahan yang terlalu besar untuk diampuni oleh Tuhan, karena kasih Tuhan jauh lebih besar daripada dosa kita. Setelah kita melalukan kesalahan, kita dihadapkan untuk mencontoh Petrus atau Yudas Iskariot. Petrus menyangkal Yesus tiga kali, namun mendapat pengampunan dari Yesus dan menjadi Paus yang pertama, yang menyebarkan kabar gembira tanpa takut. Di satu sisi yang lain,… Read more »