pertanyaan:
Iman Protestan, adalah bahwa setelah seseorang “menerima Tuhan Yesus di dalam hati”, seseorang langsung dijamin masuk surga. Walaupun nantinya berbuat dosa lagi. Alkitab mengatakan bahwa oleh percaya (iman) kepada Tuhan Yesus yang sudah berkorban untuk menghapus dosa dunia, kita diselamatkan (Kis 4:12, Rom 5:8-10,18, Rom 8:10, 1 Kor 15:2-3) dan bukan oleh perbuatan (Rom 4 ) seperti hal nya agama-agama lain. Apakah orang bisa masuk ke sorga jika belum sempat melakukan perbuatan baik hanya percaya kepada Kristus? Bisa… lihat di Luk 23:40-43 dimana seorang penjahat yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus percaya kepadaNya. Penjahat tsb. masuk sorga walaupun ia tetap menerima hukuman sebagai penjahata. Inilah mengapa keselamatan kita adalah “anugrah” dan bukan karena perbuatan kita. Tapi perhatikan bahwa tidak semua mendapatkan anugrah tsb. sb penjahat yang satunya lagi tidak mendapat anugrah tsb. Sekali lagi saya tekankan, bukan iman Protestan atau iman Katholik yang menyelamatkan tetapi iman kepada Tuhan Yesus lah yang menyelamatkan. Dan apakah kemudian kita bisa hidup seenak nya saja setelah mendapatkan anugrah keselamatan itu? Tentu tidak.. Kita harus kerjakan keselamatan itu (Fil 2:12). Mengerjakan keselamatan berarti ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk inilah iman harus disertai dengan perbuatan. Apakah rasul-rasul berbuat baik karena untuk mendapatkan keselamatan? TIDAK… mereka sudah diselamatkan dan mereka mengerjakan keselamatan tsb dengan semaksimal mungkin untuk kemuliaan Allah.
Salam – Samuel.
Jawaban:
Shalom Samuel,
Berikut ini adalah jawaban saya untuk point F.
I. Dokrin sekali selamat tetap selamat adalah tidak Alkitabiah.
- Samuel mengatakan di point F “Iman Protestan, adalah bahwa setelah seseorang “menerima Tuhan Yesus di dalam hati”, seseorang langsung dijamin masuk surga. Walaupun nantinya berbuat dosa lagi.”Bandingkan dengan perkataan Samuel di point B “Walaupun kita ada dalam suatu gereja yang sangat kudus tetapi kita sendiri tidak mau taat, dengar-dengaran terhadap Firman Tuhan, keselamatan yang sudah kita peroleh juga akan hilang“.
Pernyataaan samuel di point B dan F adalah saling bertentangan. Jadi manakah pernyataan yang benar? - Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa seseorang diselamatkan karena hasil perbuatannya. Keselamatan adalah suatu anugerah dari Tuhan, yang mengalir karena penebusan Kristus. Saya telah menjawab hal ini secara panjang lebar di jawaban ini (silakan klik). Gereja katolik mengajarkan bahwa keselamatan adalah suatu yang telah (past), sedang (present), dan akan datang (future):
- Telah diselamatkan (Rom 8:24; Ef 2:5,8; 2 Tim 1:9; Tit 3:5).
- Sedang dalam proses (1 Kor 1:18; 2 Kor 2:15; Fil. 2:12; 1 Pet 1:9).
- Akan diselamatkan (Mt 10:22, 24:13; Mk 13:13; Mk 16:16; Kis 15:11; Rm 5:9-10; Rm 13:11; 1 Kor 3:15; 2 Tim. 2:11-12; Ibr. 9:28).
- saya ingin bertanya kepada Samuel hal berikut ini:
- Kalau kita berkata bahwa semua yang tidak mengenal Kristus masuk neraka, coba terangkan hal berikut ini: Bagaimana kita begitu yakin bahwa seseorang setelah kedatangan Kristus, yang tinggal di pedalaman Irian Jaya, Kalimantan, dan sampai akhir hayatnya orang tersebut masih tidak mengenal Kristus, pasti masuk neraka. Pertanyaannya, dimanakan keadilan Tuhan? Bukan kesalahan mereka bahwa mereka tidak mengenal Kristus. Kalau saja orang tersebut mendengar tentang Kristus, ada sebagian dari mereka juga akan percaya.
- Kalau kita berkata bahwa semua yang tidak mengenal Kristus masuk neraka, coba terangkan hal berikut ini: Bagaimana kita begitu yakin bahwa orang-orang seperti Mahatma Gandhi masuk neraka? Apakah dasarnya? Atau ada yang lebih ekstrim lagi mengatakan bahwa Bunda Teresa yang terberkati dari Kalkuta masuk neraka, karena beliau tidak maju di dalam “altar call” dan menerima Yesus di depan umum seperti yang terjadi di altar call.
- Kalau kita berkata bahwa semua yang telah menerima Kristus pasti masuk surga, coba terangkan hal berikut ini:Orang-orang Kristen atau Katolik yang hidupnya bergelimang dengan dosa sampai akhir hayatnya. Bagaimana seseorang dengan yakin mengatakan “sekali selamat pasti selamat.”
II. Penjahat yang bertobat sebagai bukti akan keselamatan karena percaya kepada Kristus.
saya pernah menjawab pertanyaan tentang hal ini disini (silakan klik). Ada beberapa hal yang saya ingin tekankan.
- Penjahat yang bertobat, seperti yang diceritakan di Luk 23:40-43, tidak secara langsung masuk surga. “Firdaus” disini adalah “Limbo of the just“, suatu tempat dimana orang-orang yang tidak masuk neraka sebelum kedatangan Kristus, dan mereka juga belum dapat masuk surga, karena pintu surga belum terbuka. Pintu surga terbuka karena penebusan Kristus. Jadi, setelah kedatangan Kristus, bagi orang-orang yang berada di limbo of the just, mereka dapat masuk Surga atau masuk ke Api Penyucian.
- Samuel memberikan perbandingan antara penjahat yang bertobat dan penjahat yang tidak bertobat. Saya ingin menanyakan, apakah yang membuat penjahat yang satu bertobat dan yang lain tidak? Apakah rahmat Tuhan berbeda untuk dua penjahat tersebut? Apakah rahmat Tuhan untuk penjahat yang tidak bertobat kurang, sehingga tidak mengantar kepada pertobatan? Atau apakah Tuhan sendiri yang memilih mana yang akan diselamatkan? Kalau memang Tuhan sendiri yang memilih mana yang diselamatkan, apakah kriterianya, dan bukankah hal tersebut menjadikan kita bertanya-tanya kenapa Tuhan memilih yang satu bukan yan lain?
- Saya tahu tentang konsep “common grace” dan “particular grace“, dimana banyak gereja Protestan beranggapan bahwa particular grace, yang menyelamatkan hanya diberikan untuk orang-orang terpilih, sedangkan common grace tidaklah menyelamatkan. Namun hal ini berarti Tuhan telah menentukan sebagian orang masuk surga dan sebagian masuk neraka. Dan inilah yang disebut “double predestination“. Double predestination bertentangan dengan Tuhan yang Maha Adil.Gereja Katolik mengenal “predestination“, dimana Tuhan pada awal dunia ini telah menginginkan semua orang untuk bersatu dengan Tuhan (Ef 1:4). Namun dosa dan keinginan bebas, membuat orang dapat berkata “ya” atau “tidak” terhadap panggilan Tuhan.
- Gereja Katolik percaya bahwa Tuhan memberikan rahmat yang cukup bagi semua orang, sehingga semua orang kalau menjawab rahmat Tuhan dengan baik akan dapat masuk Surga. Jadi, dengan kehendak bebas, setiap orang mempunyai kemampuan untuk menjawab “ya” atau “tidak” terhadap panggilan Tuhan. Dalam kasus dua pencuri yang disalibkan bersama dengan Yesus, pencuri yang bertobat memberikan tanggapan yang baik, sedangkan yang tidak bertobat tidak memberikan jawaban ya terhadap rahmat Tuhan.Kesalahan siapakah bahwa penjahat yang satu tidak memperolah pertobatan? Jawabannya adalah kesalahan penjahat itu sendiri, karena Tuhan telah memberikan rahmat yang cukup bagi penjahat tersebut. Kalau begitu kenapa penjahat yang satu bertobat? Karena Tuhan memberikan rahmat yang cukup dan penjahat ini menjawab rahmat Tuhan dengan baik.Hal ini juga sama ketika kita “menerima Yesus dalam hati” (meminjam istilah Samuel), seseorang harus secara sadar menjawab panggilan Tuhan. Orang tersebut punya pilihan menerima atau menolak. Kalau orang tersebut tidak mempunyai pilihan, maka orang tersebut tidak lagi mempunyai keinginan bebas.
III. Bukan iman Katolik atau Protestan, namun Iman kepada Yesus yang menyelamatkan.
- Tentu saja dengan menjadi Katolik, seseorang tidak dapat secara otomatis diselamatkan. Gereja Katolik mengajarkan bahwa keselamatan adalah sesuatu yang lampau, sekarang, dan akan datang, sehingga menyebabkan anggota Gereja Katolik untuk berjuang terus sampai saatnya dipanggil oleh Tuhan.Lihat juga jawaban bagaimana kaitan antara memilih agama dengan keselamatan di point A (silakan klik).
- Namun kalau Samuel mengatakan bahwa sekali selamat tetap selamat, maka pertanyaannya adalah “Apakah seseorang yang telah menerima Kristus di dalam hati (meminjam istilah Samuel), dapat kehilangan keselamatannya karena dosa yang dibuatnya?“Kalau Samuel menjawab bahwa keselamatan tidak mungkin hilang, mengapa rasul Paulus mengatakan “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Kor 9:27), dan “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir.” (Fil 2:12).Kalau memang rasul Paulus mengajarkan bahwa sekali selamat pasti selamat, kenapa rasul Paulus mengatakan “jangan aku sendiri ditolak” dan “kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar.”
- Mengapa rasul-rasul berbuat baik? Lebih tepatnya adalah berbuat kasih. Mereka berbuat kasih karena itulah yang diajarkan oleh Kristus (Yoh 13:34; 1 Yoh 3:23; 1 Yoh 4:7, 11-12). Dan mereka tahu bahwa dengan berbuat kasih yang berdasarkan iman dan pengharapan kepada Kristus, maka mereka juga akan mendapatkan keselamatan dan juga tentu saja kasih mereka adalah merupakan suatu jawaban atas kasih Tuhan (1 Yoh 4:11). Jadi perbuatan kasih tidak dapat terlepas dari konsep keselamatan, namun juga tidak terlepas dari motivasi untuk memuliakan Tuhan. Dan bagi orang yang mengenal Allah, perbuatan kasih kepada sesama adalah berlandaskan kasih kepada Tuhan. Dan inilah yang disebut kasih yang mempunyai sifat supernatural, yang kita terima pada saat kita dibaptis.
Mari kita bersama-sama percaya bahwa Tuhan memberikan rahmat yang cukup bagi semua orang untuk bersatu dengan Tuhan, karena Tuhan adalah Maha Adil.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan
stef – www.katolisitas.org
Saya mau menanggapi artikel sekali selamat tetap selamat pengasuh mengatakan “Kalau kita berkata bahwa semua yang tidak mengenal Kristus masuk neraka, coba terangkan hal berikut ini: Bagaimana kita begitu yakin bahwa seseorang setelah kedatangan Kristus, yang tinggal di pedalaman Irian Jaya, Kalimantan, dan sampai akhir hayatnya orang tersebut masih tidak mengenal Kristus, pasti masuk neraka. Pertanyaannya, dimanakan keadilan Tuhan? Bukan kesalahan mereka bahwa mereka tidak mengenal Kristus. Kalau saja orang tersebut mendengar tentang Kristus, ada sebagian dari mereka juga akan percaya.” Sudah jelas orang yg tidak mengenal Kristus tdk akan selamat, orang2 yg ada di pedalaman yg blm mengenal Kristus itu sdh menjadi tanggung jawab kita semua mau datang dan melayani kesana, dan tdk usah memikirkan apa yg akan terjadi dengan orang pedalaman yg tdk mendapat kesempatan mendengar tentang Kristus dan tdk usah memikirkan apa yg akan Kristus lakukan DIA maha ADIL thd mereka, Tuhan Yesus adil kok kita tak usah mempertanyakan lagi yg perlu di pikirkan adalah diri sendir apakah kita sudah bekerja utk keselamatan kita?
“coba terangkan hal berikut ini:Orang-orang Kristen atau Katolik yang hidupnya bergelimang dengan dosa sampai akhir hayatnya. Bagaimana seseorang dengan yakin mengatakan “sekali selamat pasti selamat.” Saya cuman bisa bilang orang kristen atau katolik yg sdh mengenal Tuhan tetapi hidupnya masi bergemilang dengan dosa ini orang2 yg bodoh karena doktrin sekali selamat pasti selamat ada aturannya.
“Tuhan sendiri yang memilih mana yang akan diselamatkan? Kalau memang Tuhan sendiri yang memilih mana yang diselamatkan, apakah kriterianya, dan bukankah hal tersebut menjadikan kita bertanya-tanya kenapa Tuhan memilih yang satu bukan yan lain?” Bukankah sangat jelas dan nyata apa yg tertulis di dalam alkitab Tuhan hanya memilih orang2 yang mengasihiNya, dan orang yg di luar Kristus tentu tdk akan dipilihNya bagaimana orang2 yg tdk mengenal Kristus akan mengasihi Dia mereka tdk mengenal siapa Yesus, sedangkan orang yg sudah mendapat janjiNya bisa tdk di pilih Tuhan.
Dan kita tdk usah memikirkan kriteria semua sdh tertulis di dalam alkitab kriteria supaya dipilih Tuhan.
Namun kalau Samuel mengatakan bahwa sekali selamat tetap selamat, maka pertanyaannya adalah “Apakah seseorang yang telah menerima Kristus di dalam hati (meminjam istilah Samuel), dapat kehilangan keselamatannya karena dosa yang dibuatnya?“Kalau Samuel menjawab bahwa keselamatan tidak mungkin hilang, mengapa rasul Paulus mengatakan “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Kor 9:27), dan “Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir.” (Fil 2:12).
Kalau memang rasul Paulus mengajarkan bahwa sekali selamat pasti selamat, kenapa rasul Paulus mengatakan “jangan aku sendiri ditolak” dan “kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar.” Saya mau membagikan sesuatu ketika sy buka di situs you tube seorang pastor hebat di afrika punya byk jemaat, byk melakukan pengajaran dan kesaksian dan mujizat di bawa oleh malaikat utk melihat surga dan neraka, semua diperlihatkan dan sampai kebagian pastor itu malaikat menunjukan kemana pastor itu pergi ketika dia mati lalu malaikat menunjukan neraka buat dia, pastor itu bertanya mengapa saya masuk neraka? Malaikat menjawab apa yg dilakukan di dunia utk pelayanan baik tp ada dosa yg blm di bereskan yaitu pastor ini blm memaafkan istrinya. Dari kesaksian ini saya mendapatkan bahwa doktrine sekali selamat tetap selamat benar adanya tetapi tdk menjadikan hidup saya gampangan, ketika saya menerima Yesus menjadi juruselamat saya diperbaharui dosa saya sdh di bersihkan dan saya menjadi manusia baru dalam arti tdk ada dosa lagi yg belum di bereskan, sama sperti rasul paulus dan saya bekerja dan menjaga utk keselamata masing2 ketika saya menjadi pengajar hebat tetapi saya mas menyimpan dosa yg saya sendiri susah utk mengampuni maka saya tdk akan masuk sorga.
Shalom Riswan,
Terima kasih atas tanggapan Anda. Saya ingin mengajak Anda untuk merenungkan bagaimana nasib orang-orang yang di pedalaman sebelum para misionaris datang ke daerah mereka, sehingga dengan demikian bukan karena kesalahan mereka sendiri bahwa mereka tidak mengenal Kristus. Dengan mencoba memikirkan hal ini, maka kita juga perlahan-lahan mengamati dan menganalisa ajaran yang kita percayai. Yang kita diskusikan adalah doktrinnya dan bukan orang-orangnya, sehingga kita tidak perlu menganalisa kebodohan orang-orang yang tetap bergelimang dosa karena mereka percaya dogma sekali selamat tetap selamat. Setiap ajaran akan mempunyai implikasi terhadap kehidupan umat beriman. Jadi, kita berdiskusi tentang doktrinnya dan bukan orangnya.
Kalau Anda mengatakan bahwa Tuhan hanya memilih orang-orang yang mengasihi-Nya, maka bagaimana Anda melihat orang-orang yang jahat dan kemudian bertobat? Bukankah tadinya mereka tidak mengasihi Tuhan dan kemudian Tuhan sendiri mencurahkan rahmat-Nya kepada orang tersebut yang juga bekerja sama dengan rahmat Allah?
Menurut saya, kalau Anda memang mempercayai sola scriptura, maka sebaiknya Anda mendasarkan apa yang Anda percayai dari Kitab Suci dan bukan dari kesaksian-kesaksian pribadi, yang sesungguhnya sulit untuk dibuktikan kebenarannya, sehingga tidak dapat dijadikan dasar untuk satu ajaran. Akhirnya, memang Tuhan tahu secara persis jumlah dan siapa yang diselamatkan, namun kita tidak tahu siapa saja yang diselamatkan secara persis. Jadi, mari kita menjalankan tugas sebagai umat Allah dan tidak perlu menjadi hakim atas diri kita sendiri dan mengklaim sekali selamat pasti selamat. Artikel tentang hal ini ada di sini – silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
saya mau tanya nich bu ingrid
mengenai dua penjahat yang di salibkan bersama Yesus, apa dia masuk surga atau masuk di api pensucian? karena Yesus sendiri menjanjikan akan bersama-sama dengan Dia.
berarti kesimpulannya orang berdosapun saat dia mati bisa masuk surga.
Shalom Yulius Yudi,
Terima kasih atas pertanyaan anda. Tentang penjahat yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus, maka kita dapat mengatakan bahwa penjahat yang bertobat masuk ke Limbo of the just atau bosom of Abraham, atau pangkuan Abraham dan belum masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Hal ini disebabkan karena pintu Sorga belum terbuka sampai Kristus sendiri naik ke Sorga. Dan kita harus mengingat bahwa penjahat yang bertobat dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga bersama-sama dengan para kudus, karena dia bertobat dan menjawab rahmat yang diberikan oleh Allah kepadanya. Jadi, penjahat tersebut telah memberikan kesaksian tentang Kristus dengan mengatakan “40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? 41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah.” 42 Lalu ia berkata: “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.” (Lk 23:40-42). Dari perkataan ini, kita dapat melihat bahwa penjahat tersebut mengakui bahwa dirinya berdosa dan layak dihukum, dia bertobat, dan dia menggantungkan harapannya kepada Kristus – yang diakuinya sebagai Raja atau Tuhan. Untuk orang-orang yang disalibkan, pengakuan dengan kata-kata yang cukup panjang ini adalah suatu perbuatan yang begitu berat, karena setiap tarikan nafas dari orang yang disalibkan mendatangkan kesakitan yang begitu berat. Dengan demikian, iman orang ini kepada Yesus Tuhan juga dimanifestasikan dalam perbuatannya. Silakan melihat keterangan lebih lanjut di sini – silakan klik. Semoga jawaban singkat ini dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Ave Maria P’Stef
terima kasih atas penjelasannyan pak,.
Shalom,
saya baru membuka situs ini dan ketika saya cari tentang tanya jawab yg saya inginkan, saya belum menemukannya, jadi saya ingin bertanya (maaf jika sudah pernah ada) :
1. Pastor adalah manusia normal, tetapi pastor tidak menikah. Jadi apa yang dilakukan ketika seorang pastor tertarik kepada seorang wanita dan ingin berhubungan dengan wanita tersebut, atau dalam arti ketika membayangkan hal2 seputar sex ?
2. Semua manusia berdosa. Bunda Maria adalah manusia, jadi dia juga berdosa. Kenapa gereja katolik malah menghormati dan sangat memuja Bunda Maria? Bunda Maria suci ketika mengandung Yesus, tapi setelah itu tidak karena dia berhubungan dengan Yosep dan membuahkan saudara Yesus yakni Yakobus dan Yohanes.
3. Gereja katolik setengah2, tidak tegas dalam hal sembahyang. Artinya gereja katolik membolehkan umatnya untuk sembahyang kepada orang tua baik itu dengan hio ataupun tidak. Jadi gereja katolik itu tidak sesuai dengan Kristus? Apakah plin plan dalam segala hal karena sangat memegang tradisi?
4. Katolik membaptis dengan cara disiram dengan air yang hanya sedikit, intinya tidak dibaptis selam. Apakah dengan begitu setelah dibaptis, langit tidak terbuka? Karena menurut Ajaran kristen protestan, seseorang harus mengalami baptis selam sehingga langit baru terbuka dan kita diterima oleh Bapa disurga.
Saya mendapat beberapa jawaban dari teman2, tapi saya ingin mengetahui jawaban sebenarnya dari pastor/romo. Pertanyaan tersebut dilontarkan oleh seorang pendeta kepada saya beberapa hari yang lalu. Dia mengatakan dia tidak membenci katolik, tapi mengatakan bahwa di katolik banyak ajaran yg salah. Kebenaran itu hanya ada di kristen selain katolik. Dan saya orang awam yang sangat pelupa meskipun umur belum 30tahun :) dan tidak mengingat ayat2 kitab suci sama sekali. Saya juga bukan orang yang bisa berdebat atau menjawab pertanyaan2 seputar katolik meskipun saya tau jawabannya (mungkin itu suatu kelemahan yg harus saya perbaiki terus), jadi saya bingung ketika ditanya seperti itu, karena jujur saja itu seperti menyerang iman saya.
Terimakasih banyak.
Shalom Fransiska,
Terima kasih atas beberapa pertanyaannya. Berikut ini adalah jawaban untuk pertanyaan Fransiska:
1) Pastor memang manusia biasa dan tidak terlepas dari banyak godaan, termasuk juga godaan dalam masalah seksual. Seseorang yang masuk seminari dan ingin menjadi pastor, telah tahu bahwa seumur hidupnya dia tidak harus menjaga kemurnian, sama seperti seorang suami yang tahu bahwa pada waktu dia memasuki jenjang perkawinan, dia harus setia pada pasangannya. Dan ini adalah pilihan bebas yang dibuatnya untuk menyerahkan dirinya kepada Tuhan dengan cara yang istimewa. Pertanyaannya, bagaimana kalau seorang romo membayangkan hal-hal yang berbau seks? Pertanyaan ini sama seperti bagaimana kalau suami membayangkan hal-hal yang berbau seks, namun bukan terhadap istri sendiri? Keduanya harus melawan godaan ini dengan aktifitas yang lain, namun yang lebih utama adalah dengan berdoa, mohon kekuatan dari Tuhan. Silakan juga membaca artikel tentang Sakramen Imamat (silakan klik).
2) Semua manusia berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Rm 3:23). Namun hal ini tidak berarti bahwa Tuhan tidak dapat memberikan perkecualiaan kepada Bunda Maria untuk diberikan rahmat sehingga dapat terlahir tanpa noda, sama seperti Tuhan hanya memberikan perkecualiaan dan memilih Bunda Maria sebagai Bunda Kristus. Setiap manusia diberi rahmat oleh Allah sesuai dengan misi yang harus diembannya. Semakin berat misi yang harus diembannya, maka rahmat yang diberikan harus semakin besar. Adalah tugas yang lebih besar daripada menjadi bunda Tuhan – tentu saja setelah tugas penebusan yang dilakukan oleh Kristus sendiri? Untuk keterangan lebih lanjut, silakan untuk membaca artikel tentang “Bunda Maria perawan, mungkinkah” – silakan klik. Bahkan kalau dilihat para pendiri beberapa denominasi percaya bahwa Bunda Maria adalah perawan, baik sebelum maupun setelah Yesus lahir. Pertanyaannya, mengapa ada banyak saudara/i dari hampir semua denominasi percaya bahwa Bunda Maria tidak perawan. Berikut ini adalah apa yang dikatakan oleh para pendiri beberapa denominasi:
1. Martin Luther (1483-1546): “Sudah menjadi iman kita bahwa Maria adalah Ibu Tuhan dan tetap perawan…. Kristus, kita percaya, lahir dari rahim yang tetap sempurna (‘a womb left perfectly intact’)”[13]
2. John Calvin (1509-1564): “Ada orang-orang yang ingin mengartikan dari perikop Mat 1:25 bahwa Perawan Maria mempunyai anak-anak selain dari Kristus, Putera Allah, dan bahwa Yusuf berhubungan dengannya kemudian, tetapi, betapa bodohnya pemikiran seperti ini! Sebab penulis Injil tidak bermaksud merekam apa yang terjadi sesudahnya; ia hanya mau menyampaikan dengan jelas hal ketaatan Yusuf dan untuk menyatakan bahwa Yusuf telah diyakinkan bahwa Tuhanlah yang mengirimkan malaikatNya kepada Maria. Yusuf tidak pernah berhubungan dengan Maria …(He had therefore never dwelt with her nor had he shared her company)… Dan selanjutnya Tuhan kita Yesus Kristus dikatakan sebagai yang sulung. Hal ini bukan berarti bahwa ada anak yang kedua dan ketiga, tetapi karena penulis Injil ingin menyampaikan hak-hak yang lebih tinggi (precedence). Alkitab menyebutkan hal ’sulung’ (firstborn), baik ada atau tidaknya anak yang kedua.”[14]
John Calvin bahkan mengecam Helvidius, yang mengatakan bahwa Maria mempunyai banyak anak.[15]
3. Ulrich Zwingli (1484-1531): “Saya yakin dan percaya bahwa Maria, sesuai dengan perkataan Injil, sebagai Perawan murni melahirkan Putera Allah dan pada saat melahirkan dan sesudahnya selalu tetap murni dan tetap perawan (’forever remained a pure, intact Virgin’).”[16]
4. John Wesley (1703-1791)menulis: “Saya percaya bahwa Dia (Tuhan Yesus) telah menjadi manusia, menyatukan kemanusiaan dengan keilahian dalam satu Pribadi; dikandung oleh satu kuasa Roh-Kudus, dilahirkan oleh Perawan Maria yang terberkati, yang setelah melahirkan-Nya tetap murni dan tetap perawan tak bernoda.”[17]
3) Tentang sembayangan, orang menilai bahwa Gereja Katolik tidak tegas dalam hal ini. Kami pernah membahas topik ini di sini (silakan klik) dan juga ini (silakan klik). Gereja Katolik mengambil apakah yang menjadi prinsip dari tindakan ini, sehingga dari situ, seseorang dapat menentukan langkah secara bijaksana tanpa mengkontradiksi apa yang dipercayai. Semoga setelah membaca dua link tersebut, Fransiska dapat melihat alasan di balik tindakan ini.
4) Tentang Baptis selam, sebagian orang berkeberatan karena Gereja Katolik tidak membaptis dengan cara diselam. Kembali, dalam setiap hal, kita harus menangkap mana yang “essential” dan mana yang “accidental“. Karena kalau kita tidak menangkap kedua hal tersebut, saya dapat berargumentasi bahwa baptisan harus dilakukan di Sungai Yordan, sehingga langit terbuka. Sebenarnya dari sini, orang tersebut juga setuju secara esensi bahwa yang terpenting dalam hal ini bukan tempatnya, namun materinya, yaitu air. Namun perbedaannya adalah teman Fransisca tetap melihat bahwa cara selam adalah bagian dari esensi Sakramen Baptis, sedangkan Gereja Katolik mengajarkan bahwa selam adalah bukan sesuatu yang menjadi esensi dari Sakramen Baptis. Untuk jawaban secara lebih detail, silakan melihat di sini (silakan klik).
Sering saudara/i kita dari denominasi yang lain mengatakan bahwa Gereja Katolik mengajarkan ajaran yang salah yang tidak sesuai dengan Kitab Suci. Dan seringkali ini hanyalah kesalahan persepsi karena mereka tidak mendapatkan penjelasan yang baik tentang apa yang sebenarnya dipercayai oleh Gereja Katolik. Untuk itu, saya menyarankan Fransiska membaca artikel “Mengapa kita memilih Gereja Katolik” (silakan klik). Dan kemudian semua tanya-jawab dapat dilihat di arsip tanya jawab (silakan klik).
Pada saat Fransiska berdiskusi dengan teman dari Protestan, jangan malu untuk berkata “Saya tidak tahu dan nanti saya akan mencarinya dan memberikan jawaban.” Jawaban seperti ini lebih baik daripada memberikan jawaban yang salah. Kemudian tetaplah untuk menyampaikan argumentasi dengan baik dan penuh kasih, tanpa mengaburkan kebenaran. Untuk itu, mintalah inspirasi dari Roh Kudus. Dan kemudian bawalah teman protestan Fransisca dalam doa. Semoga jawaban singkat ini dapat membantu Fransiska untuk memberikan keterangan tentang apa yang sebenarnya dipercayai oleh Gereja Katolik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Keterangan tambahan: saya bukan seorang Romo, namun seorang awam yang telah menikah dengan Ingrid.
Shalom,
Saya sangat menghargai saudara-saudara kita dari protestant yang mengimani Tuhan Yesus kristus, karena memang hanya melalui Yesus kita dapat pergi kepada Bapa di surga, hanya saja saya khawatir dengan gaya saudara-saudaraku ini yang dapat menjadi begitu sombong dan menjadi pangkal kejatuhan kedalam dosa, sehingga pada akhirnya Yesus sendiri yang akan mengatakan enyah lah engkau dari padaKu, Aku tidak mengenal engkau, karena ketika aku lapar engkau tidak memberikan aku makan dan….., jadi sebaiknya marilah kita mengimani Yesus dengan kasih yang sungguh-sungguh sehingga kita dapat hidup dalam kekudusan, dan terus menerus berusaha hidup dalam rahmat Tuhan untuk menjadi kudus.
Perlu menjadi catatan bahwa Mahatma Gandhi tidak menjadi Kristen tetapi hidupnya lebih Kristiani dan dari pada kebanyakan orang yang mengaku dirinya kristen.
Jadi mengimani Yesus Kristus harus diikuti dengan kesadaran iman tersebut sehingga tercermin dalam perbuatan kita.
Dan banyak orang yang sungguh-sungguh melakukan perbuatan kasih seperti yang dikehendaki oleh Kristus sendiri walaupun secara tertulis mereka tidak ter-proclaim sebagai orang “Kristen” karena pemahaman tentang kekristenan mereka kurang atau justru karena kesombongan orang yang mengaku kristen yang membuat mereka justru menjauhinya, yang menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Tuhan memberkati.
Shalom,
Mariano
Shalom Mariano,
Ya, iman kita kepada Kristus memang tidak dapat dipisahkan dengan perbuatan kita sebagai orang beriman. Kita diselamatkan karena kasih karunia Allah, oleh iman yang bekerja melalui kasih. Maka sebenarnya, firman Tuhan yang mengingatkan kita untuk terus berbuat kasih kepada sesama,terutama kepada yang terkecil dan terlemah (lih. Mat 25:40) adalah suatu pengajaran buat semua murid Kristus, baik Protestan maupun Katolik.
Jika kita melihat orang yang beragama non-Kristen namun hidupnya lebih baik dari kebanyakan orang Kristen, seharusnya kita harus semakin termotivasi untuk hidup lebih baik. Sebagai murid Kristus kita memang harus belajar untuk rendah hati dan tidak berpuas diri, atau menganggap bahwa kita sudah ‘cukup baik’. Kita harus terus berusaha untuk hidup lebih baik, lebih kudus dari sebelumnya, dan ini merupakan perjuangan seumur hidup. Semoga oleh kesaksian hidup kita, orang-orang yang belum mengenal Kristus dapat tertarik untuk mengenal Kristus, dan bukan malah menjauhi-Nya karena kita sebagai para pengikut-Nya tidak dapat hidup sesuai dengan perintah-perintah-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Comments are closed.