Dalam beberapa situs anti Katolik sering dituduhkan bahwa Gereja Katolik adalah anti Kristus. Mereka umumnya tidak tertarik dengan diskusi dogma dan doktrin, namun mereka tertarik dengan begitu banyak isu-isu kontroversial dan konspirasi, yang sering kita jumpai pada karya-karya fiksi. Hal seperti ini bukanlah berita baru, karena serangan terhadap Gereja Katolik terus terjadi. Ada beberapa hal yang pernah dibahas di situs ini, seperti: (silakan klik):
Apakah binatang pertama dalam Why 13= Gereja Katolik?
Apakah Gereja Katolik adalah “the Whore of Babylon”?
Situs anti Katolik ini mungkin mewakili pandangan sebagian saudara- saudari Kristen non- Katolik, yang sebenarnya tidak mengetahui, atau tepatnya salah paham tentang ajaran sesungguhnya dari Gereja Katolik. Pandangan ini menuduh bahwa ada Satanisme dalam Gereja Katolik. Berikut ini adalah tuduhan pada link tersebut (link dihapus):
1. Ada gambar simbol salib terbalik di kursi Paus, seperti terlihat pada kursi Paus Yohanes Paulus II. Dan dengan demikian menuduh Paus sebagai Antikristus.
2. Paus Yohanes Paulus II menggunakan salib yang bengkok/ “Bent Cross“.
3. Klaim Gereja Katolik sebagai “Mother Church” dihubungkan dengan “mother of harlots and abominations of the earth” (Why 17:5), karena ‘mabuk’ darah?
4. Gereja Katolik dituduh bekerjasama dengan Nazi, membunuh jutaan orang Yahudi.
5. Gereja Katolik dituduh terlibat dalam perang/ konflik di Yugoslavia.
6. Gereja Katolik dituduh mengikuti tradisi manusia, yaitu dengan menyembah Maria.
7. Gambar Yesus dalam devosi Kerahiman Ilahi, yang menunjukkan pancaran sinar merah dan putih yang keluar dari Hati Yesus, dikatakan berhubungan dengan lambang segitiga New Age Movement.
Selanjutnya, link itu menyebutkan banyak sekali topik tuduhan terhadap Gereja Katolik, yang juga sudah umum kita dengar. Sebagian besar juga sudah pernah dibahas di situs ini, jadi tidak perlu diulangi lagi di sini.
Berikut ini adalah tanggapan dari kami:
1. Ada gambar simbol salib terbalik di kursi Paus?
Gereja Katolik menggunakan simbol salib terbalik di kursi Paus untuk mengingat bahwa Paus adalah penerus Rasul Petrus, pemimpin Gereja pertama, yang wafat dengan disalibkan terbalik. Menurut kesaksian para Bapa Gereja di abad pertama, Rasul Petrus yang dihukum mati dengan disalibkan, memilih untuk disalib terbalik karena merasa tidak layak untuk mati dengan cara yang sama dengan Kristus. Berikut ini adalah tulisan dari St. Jerome (342-420) berdasarkan penelitiannya terhadap dokumen- dokumen yang mencatat fakta sejarah di Roma:
“Simon Petrus,… saudara Andreas Rasul, dan ia sendiri adalah pemimpin para rasul, setelah menjadi uskup di Antiokhia dan pemberitaan kepada kaum Yahudi yang tersebar… di Pontus, Galatia, Kapadosia, Asia dan Bitinia, di tahun kedua pemerintahan Kaisar Claudius, pergi ke Roma untuk mengusir Simon Magus, dan mendirikan di sana tahta suci selama dua puluh lima tahun sampai tahun terakhir Nero, yaitu ke-empat belas. Oleh Nero ia dipaku di kayu salib dan dimahkotai dengan kemartiran, kepalanya di bawah terarah pada tanah, sedangkan kakinya terangkat tinggi, sebab ia berkeras bahwa ia tidak layak untuk disalibkan dengan cara yang sama dengan Tuhan-nya….Ia dikuburkan di Roma di Vatikan, dekat Via Triumphalis, dan dirayakan dengan penghormatan seluruh dunia.”
Silakan anda memeriksa sendiri di sumber yang netral, misalnya, di Wikipedia tentang bermacam makna Cross ini, dan makna salib terbalik ini juga dicantumkan di sana. Bahwa di abad- abad berikutnya simbol salib terbalik digunakan oleh pengikut Satanisme, itu tidak ada kaitannya dengan Gereja Katolik. Gereja Katolik hanya menggunakan simbol salib terbalik tersebut untuk memperingati kematian Rasul Petrus sebagai martir dan simbol ini digunakan pada kursi Paus, sebagai lambang bahwa kepemimpinan Paus harus mengikuti teladan Rasul Petrus, yang memberikan diri sepenuhnya untuk Tuhan dan Gereja-Nya, sampai rela menyerahkan nyawanya. Jika seseorang memahami makna ini dan mempelajari juga teladan hidup Paus Yohanes Paulus II, maka ia tidak akan pernah mengatakan bahwa Paus Yohanes Paulus II itu Antikristus.
2. Salib bengkok?
Tongkat berbentuk salib tersebut disebut sebagai crozier, yang melambangkan tongkat gembala, yang menggambarkan otoritas pastoral untuk menggembalakan umat Allah. Penggunaan tongkat gembala berasal dari tradisi para Rasul, dan digunakan secara resmi oleh para uskup (dalam bentuk tongkat dengan ornamen) di jaman Paus Celestine I (422-432). Awalnya bentuknya sepertihalnya tongkat biasa, yang bagian atasnya melengkung ke bawah.
Namun Paus Paulus VI mengubah bentuk tongkat ini, dari bentuk yang tradisional tersebut menjadi bentuk salib. Bentuk tongkat salib ini didesain oleh seorang seniman Italia yang bernama Lello Scorcelli. Tongkat salib yang “bengkok” ini kemudian dipergunakan juga oleh para Paus sesudahnya yaitu Yohanes Paulus I, Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI. Tidak ada kaitan salib bengkok ini dengan Satanism. Bentuk ini adalah bentuk yang diambil dari sketsa St. Yohanes Salib yang menggambarkan keadaan salib sedemikian, yang secara puitis menggambarkan betapa beratnya beban dosa yang harus ditanggung oleh Yesus sampai salib-Nya pun bengkok menopangnya!
3. “Mother Church = mother of harlots and abominations of the earth” (Why 17:5)?
Ini adalah tuduhan yang sungguh keliru. Pandangan sedemikian diperoleh karena pembacaan Kitab Suci yang dilepaskan dari konteksnya, dan lalu di-interpretasikan menurut pengertian pribadi.
Wahyu 17 memang menceritakan secara simbolis tentang seorang wanita (gunḗ, dalam bahasa Yunani) yang disesatkan, namun perikop ini sendiri menyatakan makna simbolis dari wanita tersebut. Pada ayat ke 18, bahwa wanita itu adalah “kota besar yang memerintah atas raja- raja di bumi”, dan ini tidak mengacu kepada Gereja Katolik sebagai Mempelai Kristus, melainkan kepada kota Roma pada saat kitab Wahyu tersebut dituliskan di abad pertama. Kota Roma saat itu memang merupakan tempat pembunuhan besar- besaran jemaat Kristen, terutama pada jaman pemerintahan Kaisar Nero.
Maka, binatang yang berkepala 7 dan bertanduk 10 itu adalah Kerajaan Roma. 1) 7 gunung di Roma 2) 7 raja-raja Romawi, mulai dari Kaisar Agustus, Tiberius, Gaius, Claudius dan Nero(n), dilanjutkan oleh Vespasian dan Titus. Domitian adalah yang ke-8, ialah yang hidup pada jaman Rasul Yohanes menuliskan kitab Wahyu, dan ialah yang dikenal sebagai “Kaisar Nero yang hidup kembali” karena kekejamannya yang menyerupai Nero. Kesepuluh tanduk di sini (seperti yang juga disebutkan dalam Dan 7:7) adalah kerajaan-kerajaan sekutu Roma. Binatang ini juga disebutkan dalam Wahyu 13:1.
Kitab Wahyu dituliskan dengan gaya penyampaiannya yang sarat dengan lambang- lambang sehingga untuk mengartikannya diperlukan pemahaman akan kaitannya dengan dengan ayat- ayat lain dalam Kitab Suci. Dengan cara ini, maka seseorang tidak akan secara tergesa- gesa menyangka bahwa Pelacur besar yang disebut dalam Why 17:5 adalah Gereja Katolik Roma; hanya karena melihat adanya penggunaan warna merah kirmizi dan ungu pada pakaian Paus dan imam- imam Katolik, ataupun menghubungkannya dengan perkataan ‘mabuk’ oleh darah para martir.
Bahwa para kardinal dan para Uskup kadang memakai jubah berwarna merah dan ungu, itu tidak untuk dihubungkan dengan ayat ini. Karena warna merah kirmizi dan ungu dalam liturgi Gereja Katolik itu memiliki arti yang sebenarnya berkaitan dengan ayat- ayat yang lain dalam Kitab Suci. Kita ketahui warna merah kirmizi dan ungu juga menjadi warna- warna yang dipakai pada bait Allah/ kemah suci (lih. Kel 26:1); dan warna- warna yang dipakai oleh para imam suku Lewi (lih. Kel 28:5) pada saat mereka bertugas memimpin jemaat Allah. Warna- warna ini adalah pilihan Allah sendiri bagi imam-Nya dan bagi bait suci-Nya. Para kardinal dan uskup itu adalah para imam yang menjalankan tugasnya sebagai gembala umat Tuhan. Maka kalau Gereja Katolik memakai warna- warna tersebut, itu adalah karena Allah sendiri memilihnya.
Bahwa kemudian warna merah dan ungu tersebut dipilih untuk menjelaskan jubah pakaian wanita dalam Why 17, itu adalah untuk mengkontraskannya dengan jubah putih yang dipakai oleh para martir, yaitu “orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan mereka telah mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.” (Why 7:13-14). Sebab memang oleh darah Kristus, dosa yang merah seperti kirmizi akan menjadi putih seperti salju (Yes 1:18).
Maka dalam menginterpretasikan ayat Kitab Suci memang kita perlu melihat konteksnya secara keseluruhan, agar tidak keliru. Dari konteksnya saja tidak mungkin Gereja Katolik (jika anda mengartikan perempuan itu sebagai Gereja Katolik) menjadi ‘mabuk’ oleh darah para martir. Gereja Katolik berduka atas penganiayaan dan pembunuhan putra-putrinya oleh pihak penguasa kota Roma, dan tidak mungkin menjadi mabuk/ berpesta pora karenanya.
4. Gereja Katolik dituduh bekerjasama dengan Nazi, membunuh jutaan orang Yahudi.
Ini tuduhan yang tidak benar. Silakan anda membaca artikel ini: “The Truth about Pope Pius XII“, silakan klik untuk memahami fakta yang sesungguhnya. Paus Pius XII tidak pernah mendukung Nazi, dan sesungguhnya beliaupun tidak diam saja melihat ketidakadilan yang terjadi sehubungan dengan holocaust orang- orang Yahudi tersebut.
Dalam khotbah- khotbah publik-nya, permohonannya kepada para pemerintah dan diplomasi yang dilakukannya secara rahasia, Paus Pius XII tetap melakukan usaha untuk membangun perdamaian. Dokumen- dokumen menunjukkan surat- suratnya kepada petinggi Jerman yang menentang Hitler, dan kepada komunitas Yahudi. Ia membayar tebusan para tahanan Yahudi dengan tabungannya sendiri. Bahwa ia tidak dapat secara frontal melawan Hitler, itu disebabkan karena posisi Paus yang sulit, sebab sedikit saja pernyataan yang menjurus ke sana, ditanggapi oleh Hitler dengan pembunuhan umat Katolik, terutama para imam dan religius, dan ini tentu tidak diharapkan oleh Bapa Paus sendiri.
Pernyataan yang cukup menarik datang dari Albert Einstein, seorang Yahudi, yang mengatakan, “Only the Church stood squarely across the path of Hitler’s campaign for suppressing truth. …The Church alone has had the courage and persistence to stand for intellectual truth and moral freedom.” (dalam Majalah Time, 23 Desember 1942) Dan “Church” yang dimaksud di sini adalah Gereja Katolik. Atau pernyataan The New York Times editorial (25 Desember 1942): “The voice of Pius XII is a lonely voice in the silence and darkness enveloping Europe this Christmas… He is about the only ruler left on the Continent of Europe who dares to raise his voice at all.”
Nazi sendiri tidak pernah menyukai Paus Pius XII. Pada saat beliau terpilih menjadi Paus, majalah Nazi, Berliner Morganpost (3 Maret 1939) menyatakan, “the election of Cardinal Pacelli is not accepted with favor in Germany because he was always opposed to Nazism.” [“Pemilihan Kardinal Pacelli [menjadi Paus] tidak diterima oleh Jerman, karena ia selalu menentang Nazi”].
5. Gereja Katolik dituduh terlibat dalam perang/ konflik di Yugoslavia.
Terus terang, jika bicara soal perang, akan sulit mencari berita yang obyektif, karena masing- masing kubu akan mencari kesalahan kubu lawannya. Dalam hal konflik ini, mungkin ada baiknya kita melihat pernyataan yang dibuat sendiri oleh kubu- kubu yang bertikai, supaya lebih obyektif. Berikut ini adalah pernyataan yang dibuat oleh para pemimpin Islam, Katolik dan Orthodox Serbia di Bosnia, pada bulan November 1992:
“[t]his is not a religious war, and that the characterization of this tragic conflict as a religious war and the misuse of all religious symbols used with the aim to further hatred, must be proscribed and is condemned.” (selengkapnya klik di sini)
Maka selayaknya kita tidak menghubungkan konflik ini dengan konflik agama, tetapi lebih kepada konflik nasionalisme di kalangan rakyat Yugoslavia, menyangkut ideologi dan teritori, walaupun tanpa terhindari, terdapat juga dimensi religius di sana, karena kubu- kubu yang bertikai mempunyai latar belakang etnis dan agama yang berbeda. Namun mengatakan bahwa segala tindakan pihak Kroatia sebagai tindakan Vatikan, itu merupakan tuduhan tidak berdasar.
6. Gereja Katolik dituduh mengikuti tradisi manusia, yaitu dengan menyembah Maria: ini adalah penyembahan berhala.
Jujur, ini adalah tuduhan klise. Sudah panjang sekali hal ini dibahas di situs ini, dan sebaiknya tidak usah diulangi di sini. Adalah sesuatu yang keliru untuk menyamakan Tradisi Suci para Rasul dengan tradisi manusia. Silakan membaca di jawaban ini- silakan klik, pada point 3, tentang makna Tradisi Suci.
Silakan kalau belum puas, anda memberikan argumen yang baru tentang hal ini. Sebab topik- topik ini sudah dibahas panjang lebar di tulisan- tulisan berikut ini (silakan klik):
Tanggapan terhadap tuduhan penyembahan Maria
Apakah berhala itu?
Sekali lagi kesalahpahaman tentang Bunda Maria
Tentang Maria diangkat ke Sorga dan Maria adalah Ratu Sorga
Pertanyaan sdr/i Protestan tentang ajaran Katolik mengenai Bunda MariaPenghormatan terhadap Maria, Santa dan Santo
Tanggapan terhadap 26 point kesalahpahaman Protestan (bagian ke-1)
Tanya jawab tentang keperawanan Maria
Tanya jawab tentang Maria Ratu surga
Apakah Gereja Katolik menyembah berhala
7. Kerahiman Ilahi berhubungan dengan New Age Movement?
Ini adalah salah satu tuduhan yang paling absurd. Gambar Kerahiman Ilahi merupakan ilustrasi yang dibuat oleh seniman berdasarkan penuturan St. Faustina Kowalska, yang diakui sendiri oleh St. Faustina sebagai tidak dapat dibandingkan dengan keadaan aslinya. Lagipula pancaran sinar itu tidak berbentuk segitiga, kalau mau “dipaksakan” ya mungkin seperti huruf V terbalik. Lagipula, ada beberapa versi lukisan Yesus dalam devosi Kerahiman Ilahi ini, tidak semua berkarakter V terbalik ataupun segitiga. Jadi tuduhan ini sendiri menunjukkan bahwa yang menuduh tidak tahu persis tentang devosi Kerahiman Ilahi.
Devosi Kerahiman Ilahi tidak mempunyai kemiripan sama sekali dengan ajaran New Age. Devosi Kerahiman Ilahi berfokus pada Yesus yang Maharahim, sedangkan New Age fokusnya pada semacam energi yang ada pada setiap manusia. Silakan anda membaca di sini, silakan klik, mengenai tanggapan Gereja Katolik tentang New Age Movement.
Akhirnya, semoga banyak pihak dapat melihat, bahwa pandangan yang menghubungkan Satanisme dengan Gereja Katolik sebenarnya didasari atas kesalahpahaman. Argumen yang dipakai dibangun atas interpretasi pribadi, tanpa melihat ayat- ayat lainnya dalam Kitab Suci, maupun fakta sejarah yang terjadi. Link- link yang jelas anti- Katolik ini seharusnya mendorong kita untuk semakin mempelajari iman Katolik, agar dapat mengetahui bagaimana duduk masalahnya. Kita sebagai umat Kristiani tidak selayaknya saling menuduh sesama saudara dalam Kristus dengan tuduhan yang kejam ini. Gereja Katolik menganggap saudara- saudari Kristen non- Katolik sebagai sesama saudara dalam Kristus karena kita dipersatukan dalam Kristus oleh rahmat Pembaptisan (lihat Unitatis Redintegratio 3). Bahwa sekarang Gereja Katolik banyak dituduh macam- macam oleh sesama saudara dalam Kristus ini, jangan menyurutkan semangat kasih kita, malahan harus semakin meningkatkannya. Sebab justru dengan begitu, kita membuktikan sebagai anggota Gereja yang didirikan, dijiwai dan dihidupkan oleh Kristus sendiri; sehingga dapat mengalahkan segala kebencian dengan kasih.
Om stef dan tante inggrid, mau nanya dong, adakah penjelasan spesifik tentang wahyu 17:5
Revelation 17:4-5 KJV
And the woman was arrayed in purple and scarlet colour, and decked with gold and precious stones and pearls, having a golden cup in her hand full of abominations and filthiness of her fornication: And upon her forehead was a name written, MYSTERY, BABYLON THE GREAT, THE MOTHER OF HARLOTS AND ABOMINATIONS OF THE EARTH.
Shalom Pencari Tuhan,
Silakan untuk terlebih dahulu membaca artikel-artikel berikut ini, karena apa yang Anda tanyakan sudah pernah dibahas di artikel-artikel tersebut:
Apakah Gereja Katolik adalah “The Whore of Babylon”?
Satanisme di Gereja Katolik?
Kalau Anda masih mempunyai pertanyaan- pertanyaan lain, silakan mencari terlebih dahulu dengan fasilitas pencarian di atas home-page Katolisitas. Silakan ketik kata kunci/ topik yang ingin Anda ketahui lalu tekan enter. Semoga Anda dapat menemukan artikel yang berhubungan dengan pertanyaan Anda. Baru kalau Anda tidak menemukannya, atau Anda mempunyai argumen yang belum pernah dibahas di situs ini, silakan ditanyakan dan kami akan mengusahakan untuk menjawabnya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom katolisitas, saya mengerti jika tuduhan kepada gambar devosi keramihan ilahi memang absurd dan terlalu memaksa. Tapi bagaimana dengan simbol-simbol yang saya temukan di video ini [dari Katolisitas: kami edit] khususnya simbol satu mata di tengah piramida di gereja katolik di vatikan? Terus terang hal ini cukup mengagetkan saya karena simbol ini benar-benar tidak asing lagi dan sangat banyak (hampir selalu) ditemukan dalam klip musik ataupun film yang berbau satanisme. Tentang illuminati dan satanisme saya memang sudah tertarik untuk mengkajinya semenjak saya masih SMP, dan saya tidak bisa menyangkal lagi kalau illuminati benar-benar ada dengan apa yang saya dapat selama ini.
Simbol2 tersebut selama ini belum pernah saya lihat di gereja2 dan buku2 katolik di indonesia dan untuk yang pertama kali saya temukan dalam video diatas. Yesus memang sudah menjamin bahwa kuasa maut tidak akan berkuasa atas gereja katolik dan belum pernah saya temukan ajaran katolik yang menentang Tuhan, tapi bagaimana bisa sampai ada simbol satanisme dalam struktur bangunan gereja katolik?
Kepada katolisitas saya mohon pencerahannya. terima kasih
[Dari Katolisitas: Kami sudah pernah membahas tentang makna lambang-lambang yang ada di video itu, di artikel ini, silakan klik. Silakan membaca terlebih dahulu di artikel tersebut. Dalam ikonografi masa Medieval (abad 5-15) dan Renaissance (abad 14-17), gambar mata dalam segitiga yang terdapat dalam gedung gereja adalah simbol yang melambangkan Allah Trinitas, Sang Penyelenggara yang Maha Tahu (the Eye of Providence). Maka tidak benar bahwa gedung-gedung gereja Katolik menempatkan lambang-lambang yang bertentangan dengan ajaran iman Kristiani.]
KEBENARAN ADA DI BANYAK TEMPAT, TETAPI SELURUH KEBENARAN ADA DIDALAM GEREJA KATOLIK, DAN HANYA UMAT KATOLIK SEJATI YANG DAPAT MELIHAT SELURUH KEBENARAN ITU.
[Dari Katolisitas: Untuk lain kali silakan menggunakan huruf biasa dan dan tidak menggunakan huruf besar semua, mengingat dalam bahasa internet itu sama dengan berteriak. Mari menyampaikan pandangan dengan santun.]
” Shalom..
untuk semua,Belajarlah rendah, bicara apa adanya dan sejujurnya karena percuma kita berselisih diantara pengikut Yesus”
Salam Kasih dalam Kristus
Trima kasi kpd tim Katolisitas yg m’beri penjelasan scr detail d artikel ini,shingga smakin m’uatkan iman kita semua
Sy mohon bntuan untuk mnjwb ptanyaan yg d lontar kan oleh spupu sy agar dia dpt m’erti
Spupu sy seorang katolik berusia 12 taun,d skolah nya tmn nya berkata kpd dia klo org katolik berdoa salam maria 3x itu guna mnyembah iblis,dan mmanggil nya…….
Penjelasn bgmn yg hrus d berikan kpd spupu sy tsb,agar dia dpt m’erti klo apa yg d katakan tmn nya salah,dan bagaimana dia hrus mnjelaskan kpn kawan nya bahwa pnyataan nya tsb ngawur…..
Trima Kasi,mohon bimbingan nya
Berkah Dalem
[Dari Katolisitas: Silakan membaca artikel ini, silakan klik, untuk mengetahui bahwa doa Salam Maria adalah doa yang sungguh Alkitabiah, sehingga tidak mungkin dapat diartikan sebagai doa memanggil iblis. Selanjutnya mari kita doakan kawan dari saudara Anda itu, semoga Tuhan berkenan melembutkan hatinya agar dapat terbuka untuk mendengarkan penjelasan Anda]
Sdr. Reuben…Benar penjelasan admin Katolisitas.
Pendeta yang anda kenal Steven Tong dalam kotbahnya menjelaskan bahwa Petrus mati disalibkan terbalik karena dia merasa tidak layak mati disalibkan sama dengan Yesus yang agung itu, karena ia merasa tidak sejajar dan tidak sama dengan Yesus dan inilah yang dinamakan Kristen sejati. Demikian kotbah pendeta itu.
Jadi bagaimana menurut anda ???? Apakah menurut anda Petrus adalah satanik ????
Nah karena Paus adalah penerus Petrus yang telah diberikuasa oleh Yesus, tidak ada salahnya melambangkan sikap sama dgn Petrus.
Anda bener2 sudah terkooptasi oleh konspirasi yang tidak jelas kebenarannya.
Salam buat katolisitas.
LAMBANG IBLIS DALAM KATHOLIK
TOLONG ANDA PERHATIKAN SIMBOL SALIB TERBALIK DI BELAKANG PAUS.
“Salib ini tidak patah, tapi terbalik.. Hal ini menunjukkan penolakan Yesus Kristus dan penghinaan bagi Injil keselamatan terbalik adalah simbol khas dari nilai-nilai yang berlawanan dikejar oleh setan. Orang-orang yang kadang-kadang dikorbankan untuk Setan di Black Sabbath adalah disalibkan terbalik sesuai dengan tradisi ini. ”
Coba anda bandingkan dengan lambang salib milik kelompok gereja setan ANTON LAVEY di bawah ini. PERSIS BUKAN?
“… Bahkan sekarang telah bangkit banyak antikristus …”-1 Yohanes 2:18.
Sangat mudah untuk menemukan situs-situs setan dan toko gaib di mana Anda dapat membeli semua jenis item dengan salib terbalik. The “Upside Down Cross” melambangkan ejekan dan penolakan terhadap Yesus.
Dan tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun menyamar sebagai malaikat terang
2 Korintus 11:14.
Salib Bengkok” adalah penggambaran penghujatan tentang Yesus Kristus, satu-satunya Anak Tuhan yang mati untuk menyediakan keselamatan bagi mereka yang percaya kepadaNy. Tongkat digunakan oleh Paus pada banyak kesempatan. Konsekuensi gaib tidak dapat diabaikan.
Foto di atas sangat menjijikkan.! Perhatikan bagaimana Katolik menggambarkan Yesus Kristus sebagai banci pengecut kecil dibandingkan dengan ratu maria.
Pemberitahuan juga sekitar kepala Maria, menandakan dewa.
[dari katolisitas: Tuduhan-tuduhan yang Anda berikan ke Gereja Katolik telah dijawab di link di atas – silakan klik. Mari kita berfokus pada diskusi dogma dan doktrin daripada berdiskusi tentang teori konspirasi yang tidak jelas kebenarannya.]
Shalom Reuben,
tanpa mengetahui arti di balik semua yang terlihat, akan mudah sekali membuat kesimpulan-kesimpulan yang konyol. Yesus terlihat menghadiri perjamuan makan di rumah orang berdosa, apakah itu berarti Yesus sebenarnya aktor intelektual di balik perbuatan orang berdosa itu?
Contoh kesimpulan konyol lainnya, seorang Katolik yang tahu bahwa St Petrus disalib terbalik lalu kemudian menulis di website gereja setan ANTON LAVEY demikian: “Ternyata selama ini kita dalam persekutuan yang sama karena salib St Petrus martir Kristen juga ada di sini.”
Paus yang sekarang (Benediktus XVI) adalah orang Jerman dan di masa mudanya, beliau pernah ada dalam keanggotaan “Hitler Youth”. Mungkin ini bahan baru bagi Anda untuk menuduh bahwa Gereja Katolik mendukung NAZI.
Sebelum seseorang menggunakan apa yang ia baca, dengar dan lihat untuk menyerang orang/organisasi/institusi/gereja/Gereja Katolik, lebih baik ia meneliti selengkap-lengkapnya, mengujinya, mengetahui keterangan dari SEMUA PIHAK supaya tuduhan itu tidak perlu berbalik mempermalukan orang itu sendiri. Kalau Anda setuju, Anda bisa mulai dari sini mengenai hubungan Benediktus XVI dan Hitler Youth:
“Following his 14th birthday in 1941, Ratzinger was conscripted into the Hitler Youth—as membership was required by law for all 14-year-old German boys after December 1939—but was an unenthusiastic member who refused to attend meetings, according to his brother.” sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Benedict_xvi
Shalom
Dalam beberapa bulan ini saya lebih sering mencari berbagai informasi tentang Illuminati ini, dan bbrp hri ini ada beberapa artikel yang mengganjal hati saya. Yang ingin saya diskusikan adalah mengenai beberapa hal yang menuduh bahwa gereja Katolik sudah disusupi oleh Illuminati. Beberapa sumbernya antara lain mengenai ‘twisted cross’ yang dipegang oleh Paus Yohanes Paulus II dan Paus Bennedict ( yang sekarang ).
Twisted cross ini dijelaskan sebagai simbol anti Christ dan ketika Paus mengangkatnya, para umat Katolik tanpa sadar telah menyembah setan.
Demikian juga mengenai topi dan atribut yang dipakai Paus kita.
Silahkan klik link : http://www.cuttingedge.org/news/n2029.cfm
Bagaimanakah tanggapan anda?
[dari katolisitas: Silakan melihat tanya jawab ini – silakan klik]
Dear Katolisitas,
Salut atas penjelasannya.
Menurut saya sudah sangat jelas bahwa dalam Gereja Katolik lah kepenuhan itu terjadi. Kalau anda semua sempat berpikir dan menganalogika.. Sebuah peristiwa 2000 tahun lalu lamanya, masih terjaga dan terpelihara hingga saat ini, dan diteruskan estafet melalui Bapa Paus dan pelayan-pelayannya, apakah itu bukan sebuah karunia yang luar biasa. Bukan hal yang mudah untuk bisa mempertahankan hal tersebut. Banyak peradaban yang hilang dan luntur ditelan jaman begitu saja. Namun karunia dan kepenuhan Gereja melalui tradisi sucinya hadir hingga saat ini, 2011 tahun setelah Tuhan sendiri Wafat dikayu salib.
Untuk Pak Stef dan Bu Inggrid, proficiat dan maju terus katolisitas.
Berkah dalem,
~widi~
Terima kasih, bu Ingrid atas penjelasannya…
Memang sangat menyedihkan kalau membaca/menonton/melihat/mengalami sendiri orang ‘mengarang’ bebas secara langsung di depan kita tentang Gereja Katolik seolah mereka sangat mengerti tentang hal itu.
Memang ‘mudah’ mengarang cerita bebas dari pemahaman yang tidak mendalam (atau memang tidak mau memahami)…
Kadang orang sebenarnya, cuma ingin mengarang cerita sesuai keinginan mereka dan membolak balikan cerita. Kalau memang tujuannya menjelek2an Gereja Katolik, ya, cerita apapun sangat mudah dikarang…Apapun bisa dihubung2kan…
Terus terang, saya baru tahu, Gereja Katolik (pernah) dibilang satanisme. Karena bagi saya simpel aja, gereja katolik tidak pernah mengajarkan kebencian. Bahkan, syahadat kita pun mengakui Bapa dan Anak dan Roh Kudus (intinya, sudah lengkap, lah, pernyataan iman kita seperti apa)…Jadi, bagaimana bisa dibilang satanisme?
Tuduhan satanisme itu berat sekali…Istilahnya, kita mungkin sering melihat orang beragama tapi kelakuannya, kok, ‘seperti tidak kenal Tuhan saja’ atau ‘seperti setan (dingin, kejam)’?…lha, gimana orang yang benar2 satanisme????…
Shalom Dini,
Ya, sangat memprihatinkan, jika ada sesama umat Kristen, yang menuduh umat Katolik sebagai pengikut satanisme. Ini adalah tuduhan yang tidak berdasar. Namun tidak ada gunanya kita membalas. Kita mendoakan mereka saja, sebab kemungkinan mereka tidak tahu bahwa tuduhan itu menyedihkan Tuhan Yesus sendiri, yang sudah berjanji tidak akan menyerahkan Gereja-Nya ke gerbang maut/ kuasa Setan (lih. Mat 16:18); dan akan menyertai Gereja-Nya sampai akhir jaman (lih. Mat 28:19-20).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Ingrid Listiati- katolisitas.org
Syalom para pengasuh,
Saya sangat terinspirasi dengan adanya wbsite ini sehingga semoga iman saya semakin diteguhkan. Saya tidak tahu yang akan saya tanyakan berikut mausk kategori apa, tapi karena ada kaitannya dengan satanisme jadi saya post-kan saja.
Baru-baru ini saya kedatangan anggota keluarga dari Ambon. Beliau adalah lulusan sebuah seminari dan saat ini mengajar di sebuah SMA di Ambon. Namun karena kondisi kesehatannya menurun sejak beberapa bulan lalu, jadi berdasarkan rekomendasi para dokter di rumah sakit di Ambon diminta untuk berobat ke Surabaya. Setelah di Surabaya pun, tidak ada satu dokter baik dari RS Swasta yang cukup terkenal sampai RSUD yang terbesar yang dapat mengatakan beliau sakit apa. Berat badan beliau turun drastis karena makanan tidak bisa masuk. Di area ulu hati sakit menusuk dan perut bagian bawah terasa penuh dan kaku, yang mana sakitnya merata terputar.
Sehingga akhirnya beralih ke alternatif. Beliau pergi ke seorang ahli alternatif yang beragama Katolik juga untuk disembuhkan. Dari pertemuan tersebut, disimpulkan bahwa beliau terkena santet sehingga memerlukan tindakan bedah untuk mengeluarkan santet-nya tersebut. Tindakan operasi tersebut seperti tindakan operasi pada umumnya, yaitu dengan membelah perut beliau untuk mengeluarkan kawat berkarat sepanjang sekitar 30cm dan setelah kawat tersebut keluar dari perut hanya cukup dilap saja dan lukanya sudah tertutup tanpa bekas sama-sekali (video pada saat pembedahan ada pada kami). Untuk itu beliau juga tidak dipungut biaya sepeserpun. Namun karena permintaan selanjutnya jika beliau ingin betul-betul sembuh harus menebus dengan uang sebesar 5 juta, maka beliau agak keberatan.
Yang ingin kami tanyakan, bagaimana seharusnya beliau dan keluarga kami sebagai seorang katolik menyikapi hal tersebut. Di satu sisi beliau tidak percaya namun di sisi lain mengapa santet bisa masuk ke badan beliau? Namun di sisi lain, beliau sendiri mengalaminya!
Bahkan video tersebut dikirim ke rekan-rekannya di gereja di Ambon dan bahkan beberapa
pastor, sampai mereka bikin misa khusus untuk kesembuhan beliau.
Semoga berkat Tuhan senantiasa menyertai seluruh pengasuh dan terima kasih sebanyak-banyaknya untuk bantuannya.
Syalom,
Metty Ch.
Shalom Metty Chorcella,
Terima kasih atas pertanyannya dan dukungannya terhadap website ini. Kalau menurut saya pribadi, adalah lebih bijaksana untuk menyikapi hal ini dengan pengobatan biasa, yaitu dengan melalui standar prosedur, seperti rontgen sehingga dapat terlihat apakah memang ada sesuatu di dalam perutnya. Dan kalau memang ada, maka dapat dilakukan tindakan operasi seperti biasa. Dan kalau memang benar-benar terjadi santet, anda dapat menghubungi exorcist yang telah ditentukan di keuskupan, sehingga mereka dapat membantu. Sejalan dengan tindakan medis, maka lakukan juga tindakan yang bersifat spiritual, seperti menerima sakramen Ekaristi sesering mungkin, dukungan doa dari beberapa kelompok doa. Yang paling penting adalah si pasien harus terus berakar dalam doa pribadi dan Ekaristi Kudus. Anda juga dapat mengajukan ujud doa di pojok doa katolisitas di sini – silakan klik, sehingga Romo Kris dan tim dapat mendoakan. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
di keuskupan agung jakarta, siapa saja pastor yang diberi mandat melakukan exorcis? saya rasa penting umat tahu.
Salam Sebastian,
Untuk mengetahui siapa imam-imam KAJ yang diserahi tugas sebagai eksorsis, silahkan bertanya ke Keuskupan Agung Jakarta, di Kompleks Katedral Jakarta. Pertanyaan ini bukan demi jawaban saja, namun mesti karena ada kasus nyata.
Salam
Y Dwi Harsanto Pr
Luar biasa … saya bangga atas tanggapan dan jawaban tim katolisitas yang sangat jelas, jujur, sopan dan tuntas. Dengan sedih saya ikuti pertanyaan kritis yg lebih bersifat tuduhan pihak luar terhadap gereja katolik yang sebetulnya berakar pada pemahamanya sendiri yg keliru tentang ajaran gereja katolik.. Yang parah adalah bahwa pemahaman keliru ybs itu sendiri diclaim oleh ybs sebagai ajaran gereja katolik. Saya doakan semoga Roh Tuhan dapat menggerakkan hati pihak luar gereja katolik, agar tidak berburuk sangka terhadap gereja katolik, dan dapat menerima kenyataan bahwa gereja katolik adalah gereja rasuli yang diwariskan Yesus untuk dunia. Dan sebagai umat manusia kita hanya dapat memilih utk berpartisipasi dalam gereja katolik atau tidak ! Tetapi yang jelas kita tidak punya mandat dari Yesus untuk mendirikan gereja diluar gereja rasuli.Bahwa kenyataan sampai saat ini ada 48.000 denominasi gereja patutlah membuat kita prihatin, karena pastilah ada yang salah. Namun semuanya sedang berproses menuju OMEGA : satu, kudus, katolik dan apostolik dimana Yesus adalah Kepala dan omega.
dear semua…
Sebenarnya saya sudah lama berpikir tentang topik ini. Tapi berhubung sdr Tristan dari Protestan mengungkapkan hal ini , mari kita lihat sebenarnya apakah Protestan sendiri alkitabiah?
1. Tentang salib terbalik,
ini dipercaya Protestan sebagai lambang anti Kristus. Tapi manakah dalam alkitab yang mengajarkan bahwa anti Kristus dilambangkan dengan salib terbalik?. Tradisi Suci mengajarkan bahwa Petrus disalibkan terbalik dan menjadi simbol kenangan kita akan Petrus yang tersalib dengan terbalik karena tidak layak disamakan dengan Tuhan Yesus. dan sebagian besar aliran besar Protestan awal mempercayai hal ini. Mengapakah kemudian orang Protestan mengikuti kepercayaan para anti Kristus tersebut yang mengatakan bahwa anti Kristus dilambangkan dengan salib terbalik,. Sebenarnya mereka (Protestan yang demikian ) mengimani ajaran anti Kristus itu sendiri. Mengherankan bukan?
2 Pohon Natal
Tradisi awal Natal menghadirkan kandang Natal dengan diorama gambaran utuh kelahiran Tuhan sesuai dengan Injil . Dari mana pula muncul menghias pohon Natal? yang sama sekali tidak ada kaitan dengan kelahiran Tuhan. Orang Protestan pertama kali menghadirkan pohon Natal ini.Kalau tidak salah Martin Luther memperkenalkan tradisi menghias pohon ini.
3. Kitab Suci.
Protestan lebih suka mengikuti kanon Yahudi yang notabene mereka menolak Kristus, sehingga muncullah penghapusan kitab kitab Deuterokanonika dalam kitab perjanjian Lama karena kanon Yahudi menolak buku buku ini. Protestan pun ikut serta. Bagaimana kita mengikuti pengkanonan kitab suci oleh orang orang yang tidak mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
4. Perayaan Liturgi gereja
Protestan mengadirkan perayaan perayaan sekular dalam ibadah2 mereka seperti: hari ibu, hari bapak, hari keluarga,minggu musik, hari lansia, dll. Justru perayaan perayaan hari penting menjadi tersingkir seperti hari peringatan kematian santo dan santa, Hari peringatan peristiwa tertentu dalam kehidupan Tuhan Yesus, dll. Coba kita renungkan dan kita bandingkan mana yang lebih alkitabiah…..????
kok dlem liturgi , sering rasul , maria disebut2 , Yesus na minim bgt. dan klo nyebut Tuhan g jelas
Shalom Jovetic,
Jika anda pernah mengikuti perayaan Ekaristi dan mengikutinya dengan sungguh- sungguh, anda akan mengetahui bahwa pernyataan anda itu sungguh keliru. Liturgi dalam Gereja Katolik hanya berpusat pada Kristus. Dalam perayaan Ekaristi, Kristus hadir dalam Liturgi Sabda (pembacaan Firman Tuhan), liturgi Ekaristi, terutama Kristus hadir secara istimewa dalam rupa roti dan anggur dalam Komuni kudus), dalam diri imam-Nya, dalam diri jemaat-Nya (sebagai Tubuh Mistik Kristus). Misa Kudus itu adalah merupakan doa Yesus dan doa Gereja dalam persekutuan dengan Kristus kepada Allah Bapa, sehingga fokusnya adalah Kristus dalam persekutuan dengan Allah Bapa dan Roh Kudus. Pembagian adanya dua liturgi dalam Misa Kudus, itu mengikuti teladan Kristus, saat menampakkan diri ke Emaus (lih Luk 24: 13-35), yang menyatakan diriNya pertama- tama di dalam Firman-Nya (liturgi Sabda) dan kemudian pada saat pemecahan roti (liturgi Ekaristi).
Jika Bunda Maria dan para rasul disebut di dalam Misa Kudus, itu bukan yang utama. Jadi tidak mungkin Penyebutan nama Yesus itu “minim banget” seperti kata anda. Silakan anda menghadiri Misa Kudus, dan perhatikanlah perkataan doa yang ada di dalamnya, dan semoga anda dapat menemukan bahwa fokus utama dalam perayaan liturgi, terutama Ekaristi, adalah Kristus.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
salam sejahtera…
Rasul adalah orang yang berjasa, kami orang katolik tidak menyembah tapi menghormati, Maria adalah perawan suci, kalau tidak ada maria maka penyelamatan tidak terjadi, karena Dialah pilihan Allah, dia bukan disembah tapi dihormati perannya dalam karya penyelamatan dan sebagai pengantara doa, Yesus adalah pusat dari segala iman Katolik dan diluar Yesus tidak ada keselamatan karena Yesus adalah jalan utama, jelas bahwa disebut dalam Nama Bapa, anak dan Roh kudus itu sangat Alkitabiah, mungkin anda kurang mengikuti misa itu, coba sekali-kali anda konsentrasi betul saat misa
Salam dalam Kristus
Berkah Dalem…
Saya sangat setuju dengan Bu Inggrid (Katolisitas) bahwa ini semua harus menjadikan iman kita kuat bahwa kita berdiri dan tinggal dalam iman gereja kudus, katolik, dan apostolik.
Semoga Bapa semakin mengasihi putra-putri-Nya dan semakin memampukan kita mengasihi mereka yang menganiaya dan menghakimi kita terus-menerus.
yang berdosa,
yohanes yp
Trima kasih Ibu Ingrid atas penjelasannya, semoga sebagai umat Katolik, iman kita dikuatkan sehingga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan/tuduhan dari orang lain dengan penuh kasih serta memperoleh bimbingan dari Roh Kudus
Shalom Bpk Steve dan Ibu Inggrid, jumpa lagi. Saya mau share info tentang katolik nih, coba akses alamat ini:
[dari Katolisitas: kami edit, agar tidak memancing perselisihan lebih lanjut]
ternyata Vatican seperti itu? Benar tidak mohon tanggapannya, jika tidak seperti yang ditulis dalam situs ini apa bukti yang bisa saudara2 katolisitas berikan?
Salam
Tristan
[Dari Katolisitas: pertanyaan ini sudah dijawab di sini, silakan klik]
Shalom Bu Ingrid Listiati.
Terus terang saya tidak mengerti tentang sejarah pembantaian orang Yahudi oleh Nazi (Jerman).
Setelah membaca pertanyaan dan jawaban diatas, timbul pertanyaan :
– Apakah Hitler dan orang Jerman itu beragama?
– Kalau iya, apa agamanya? Katolikkah?
– kalau tidak (komunis misalnya), bukankah di Jerman mayoritas orang Kristen Protestan (Martin Luther kan orang Jerman) kenapa mereka tidak membela orang Yahudi lalu menyalahkan Gereja Katolik yang bekerjasama dengan Nazi? Kok Gereja Katolik yang salah? Gereja Katolik yang mana? yang di Roma atau di Jerman?
Mohon penjelasannya. Thanks. GBU.
Shalom Simon,
Adolf Hitler (1889-1945) adalah seorang politikus Jerman yang lahir di Austria. Setelah Perang Dunia pertama, ia bergabung dengan NAZI dan menjadi ketuanya tahun 1921. Keadaan resesi setelah PD I tersebut mendorongnya untuk membangkitkan nasionalisme Jerman (bangsa Aria), dan menolak kapitalisme, komunisme, dan bangsa Yahudi yang umumnya pada waktu itu menempati kelas yang relatif lebih baik daripada kebanyakan orang Jerman. Namun yang menjadi target pembunuhan sistematik bukan hanya orang Yahudi, tetapi juga penduduk Roma, Polandia, penduduk Soviet, narapidana perang Soviet, para orang cacat, homoseksual, [dan semua yang lain yang dianggap sebagai warga kelas dua/ kaum lemah], orang- orang yang menentang kebijakan politiknya, termasuk di sini adalah para rohaniwan dan rohaniwati Katolik, yang kuburnya/ fotonya dapat dilihat di kamp- kamp pengungsian dan penganiayaan NAZI, yang masih dilestarikan sampai saat ini, salah satunya yang terkenal adalah di Mauthausen Memorial di Austria, ataupun Auschwitz di Polandia, tempat di mana St. Maximillian Kolbe (1894-1941), seorang imam Fransiskan dibunuh untuk menggantikan nyawa seorang narapidana yang lain.
Jika kita membaca riwayat hidup Hitler, maka tidak dikatakan persis agama yang dianutnya selain dikatakan bahwa ia pernah bersekolah di sekolah Katolik. Terlepas dari apakah ia Katolik atau tidak, jelas apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ajaran iman Katolik. Gereja Katolik tidak pernah mendukung perbuatannya menindas dan membunuh banyak orang yang konon mencapai 17 juta orang (termasuk 6 juta orang Yahudi). Paus Pius XII juga menentang tindakan Hitler ini, walaupun ia tidak dapat secara terbuka melawannya, karena berakibat semakin banyaknya para imam/ pastor Katolik yang dibunuh, setiap kali Paus secara terbuka menyampaikan keberatannya. Silakan jika anda tertarik dengan topik ini, untuk membaca lebih lanjut tentang The Truth about Pope Pius XII, di sini, silakan klik.
Maka tidak benar jika dikatakan bahwa Gereja Katolik mendukung NAZI, baik Gereja Katolik yang di Roma maupun di Jerman. Silakan, jika ada kesempatan, anda datang sendiri ke Kamp pengungsian tersebut, dan temukan di sana sejumlah besar nama para pastor/ imam Katolik dan juga banyak sekali orang Katolik yang dibunuh di sana; yang menjadi saksi bahwa tidak mungkin Gereja Katolik membunuhi sendiri anggotanya, [jika dituduhkan bahwa Gereja Katolik mendukung NAZI]. Ini adalah tuduhan yang sangat ‘absurd’ dan tidak sesuai dengan faktanya.
Jadi sebaiknya kita melihat peristiwa pembantaian dan pembunuhan sistematik oleh NAZI ini sebagai kejadian yang bermotif politik dan tidak ada kaitannya dengan agama. Tidak ada agama yang membenarkan tindakan Hitler, maka tidak usah berspekulasi apakah Hitler mendapat dukungan dari pemimpin agama, karena menurut pengetahuan saya, tidak ada bukti yang kuat yang menyatakan hal itu. Kekejaman NAZI merupakan ‘aib’ bagi negara yang terkait, sehingga banyak orang sebangsanya memilih untuk menghindari topik bahasan tersebut. Namun hal itu tercatat di dalam sejarah untuk menjadi pelajaran bagi semua orang, agar tindakan serupa tidak terjadi lagi terhadap bangsa manapun di dunia.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Comments are closed.