Sharing pelayanan Pst. Felix Supranto, SS.CC
Pada tanggal 19 Oktober 2016 yang lalu, aku berada di Batam untuk pertemuan tim retret SS.CC. Aku bertemu dengan Bapak dan Ibu Yaya. Mereka menikah pada tahun 2001 tidak lama setelah menerima pembaptisan secara Katolik. Mereka dikaruniai seorang anak yang bernama ABEL CHRISTOPHER PALAR. Abel lahir pada tanggal 30 Agustus 2002. Abel adalah anak berkebutuhan khusus.
Mereka sama sekali tidak pernah bermimpi bisa mempunyai anak berkebutuhan khusus. Mereka sempat kecewa terhadap Tuhan pada saat pertama kali menerima kehadiran Abel: “Tuhan, mengapa Engkau harus menitipkan anak seperti ini kepada kami”. Kekecewaan mereka kepada Tuhan berjalan cukup lama. Akan tetapi, di tengah kekecewaan itu, mereka tidak meninggalkan Tuhan. Mereka tetap pergi ke gereja. Mereka percaya tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhan walaupun tidak tahu berapa lama Abel akan sembuh.
Ketika Abel semakin besar, kesulitannya juga semakin meningkat. Ketika Abel berusia dua tahun, ia belum bisa berbicara sehingga mereka membawanya ke dokter. Dokter menyatakan bahwa Abel perlu mendapatkan terapi. Terapi yang dibutuhkan Abel adalah delapan jam sehari. Terapis hanya mempunyai waktu dua jam sehingga sisanya mereka harus mengajarnya sendiri.
Hari berganti, tahun berlalu. Puji Tuhan kemajuan Abel mulai nampak. Mereka pun semakin bersemangat untuk mengupayakan kesembuhan bagi Abel. Sekarang Abel sudah kelas dua SMP di sekolah Homeschooling. Sekolah ini seperti sekolah biasa dengan murid yang cukup banyak dan berada di dalam kelas. Sekolah ini cocok untuk Abel karena tidak menggunakan buku pelajaran. Mereka menggunakan laptop dengan buku elektronik. Abel lebih komunikatif dengan audio visual daripada dengan buku biasa. Bapak dan Ibu Yaya sangat mensyukuri perkembangan Abel. Saya sendiri merasakan hal itu. Ketika saya berjumpa dengan Abel, Abel langsung menopangkan tangannya ke kepala saya dan berkata: “Tuhan, terimakasih atas kehadiran Pastor.”
Mereka mampu mengolah pengalaman ini sebagai pengalaman iman. Mereka mengatakan: “Dari apa yang telah kami rasakan dengan keberadaan Abel, Allah Bapa ternyata telah menyadarkan kami bahwa dahulu kami sangat mengandalkan dan mengagungkan ilmu pengetahuan kami. Ternyata kemampuan kami tidak berarti apa-apa tanpa campur tangan-Nya. Kami tidak perlu kuatir lagi terhadap masa depan anak kami. Kekuatiran hanya menyebabkan hidup kami tidak nyaman sepanjang hari dan sepanjang tahun. Kami percaya bahwa Tuhan akan membantu kami dalam menyelesaikan masalah kami”. Mukjizat yang sungguh mereka alami adalah mereka bisa melewati masa sulit ini bersama Tuhan: “Kami tidak mungkin bisa melewati lubang jarum dengan kekuatan kami sendiri. Akan tetapi, kami mampu melewati berbagai kesulitan bersama Tuhan Yesus”. Mereka mengatakan bahwa sekarang mereka sangat bahagia.
Kunci kebahagiaan mereka adalah pasrah bongkokan (Berpasrah sepenuhnya kepada Tuhan) karena Tuhan mempunyai rancangan yang indah: “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada padaKu mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” (Yeremia 29 : 11).
Pesan yang dapat kita timba dari kesaksian ini: Ketika kita berjalan ke tempat yang kita inginkan, kita mungkin akan sampai pada jalan buntu yang gelap dan suram yang berakhir pada lubang kehancuran. Pegang tangan Tuhan, Ia akan merengkuh kita dan membawa pada jalan yang terang.
Tuhan Memberkati
Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC