Pertanyaan:

Gereja Protestan tidak memberikan penghormatan khusus kepada Bunda Maria. Secara pribadi saya setuju dengan ajaran ini karena Tuhan bisa memakai siapa saja untuk dijadikan alatnya walaupun kita tetap harus menghormati semua alatNya. Tuhan juga selama hidupnya didunia tidak memberikan penghormatan khusus kepada Maria (Yoh 2:4, Mat 12:48-50). Sesuai dengan alkitab, hanya satu orang dimana Yesus memberikan pujian yang luar biasa, yaitu Yohanes Pembaptis (Yoh 11:11). Mengenai penampakan Maria ataupun para santo yang tubuhnya masih utuh walaupun sudah mati ratusan tahun yang lalu terus terang tidak membawa dampak yang berarti buat saya pribadi. Semuanya harus diuji dulu karena iblispun bisa melakukan hal yang dahsyat (II Kor 11:14). Apakah anda yakin bahwa yang menampakkan itu Maria? Darimana anda yakin itu Maria, apakah karena dia berkata,” Saya Maria!”. Mungkin saja itu Maria… tetapi jika kemudian Maria yang lebih menonjol dari Tuhan sendiri. Saya berani katakana,” itu dari setan! Sekarang ini menurut saya ada hal yang lebih dahsyat lagi dimana ada beberapa hamba Tuhan mengatakan dia pernah ke sorga bahkan ke neraka. Di neraka itu ngeri lho… makanya anda harus bertobat. Apakah kemudian anda juga akan memberikan penghormatan khusus seperti kepada Maria? Karena ada orang juga yang bertobat karena pemberitaannya. Saya tidak menjumpai di alkitab dimana para rasul dan jemaat bertobat karena penampakan atau karena melihat hal fenomenal tapi karena Jesus sendiri yang datang dalam kehidupan orang tersebut dan melalui pekerjaan Firman Allah dan Roh Kudus. Apakah santo-santo tsb. lebih besar dari Yohanes Pembaptis, lebih besar dari Paulus terus terang saya tidak merasakan hasil pekerjaan dari santo-santo yang masih utuh badannya tsb.
Salam – Samuel.

Jawaban:

Shalom Samuel,

Sebenarnya alasan Gereja Katolik memberikan penghormatan khusus kepada Bunda Maria adalah karena Allah-lah yang pertama-tama menghormatinya secara khusus. Hal ini pernah saya tuliskan di artikel Maria, Bunda Allah (silakan klik). Prinsipnya, Maria bukan hanya sekedar ‘alat’ saja yang sama dengan para nabi atau para pengkhotbah jaman sekarang. Karena harus diakui, ia adalah seorang yang dipilih sejak semula untuk melahirkan Tuhan Yesus. Jadi beberapa alasan Gereja Katolik menghormati Maria secara khusus dapat kita lihat sebagai berikut:

1. Maria adalah Tabut Perjanjian Baru, yang merupakan pemenuhan dan penyempurnaan tabut Perjanjian Lama. Alkitab menyebutkan bahwa tabut Perjanjian Lama yang berisi Kitab Taurat Musa, dua loh batu kesepuluh Perintah Allah, roti manna dan tongkat Harun; sangat dikuduskan Allah. Semua itu diperintahkan Allah untuk diletakkan di tempat yang disebut sebagai tempat Mahakudus dalam kemah/ bait Allah, dan hanya imam agung yang dapat masuk ke tempat tersebut. Jika imam itu masuk ke sana dalam keadaan tidak kudus maka ia akan mati (Im 22:9). Hal ini dijabarkan dengan sangat mendetail dalam Kitab Perjanjian Lama. Kita membaca Kitab Perjanjian Lama, yang menjabarkan betapa Allah begitu sangat spesifik mensyaratkan bagaimana tabut Perjanjian Lama harus dibuat (Kel 25-31), berapa ukurannya, bahannya, seniman yang membuatnya (Kel 31:1-6), dst . Belum lagi pada waktu tabut perjanjian itu hilang dan kemudian diketemukan pada jaman raja Daud, maka ketika orang yang menopang tabut itu secara tak sengaja menyentuh tabut itu, langsung ia dihukum mati oleh Tuhan, sebab orang itu tidak kudus (2 Sam 6:6-7).Nah, sekarang Maria adalah Tabut Perjanjian Baru. Ia mengandung Sabda yang menjadi manusia (Yoh1:14). Kristuslah Sabda kasih Allah yang tidak lagi tertulis di atas batu, melainkan Sabda yang menjadi daging. Ialah Roti hidup (Yoh 6:35) yang melebihi roti manna. Dengan demikian, tidak mungkin Bunda Maria itu sama seperti orang biasa, Ia pasti dikuduskan Allah yang dengan kekudusan yang lebih sempurna dengan tabut Perjanjian Lama yang berisi ‘benda mati’. Maria dikuduskan oleh karunia rahmat Allah, dan memang demikianlah halnya, seperti yang kita ketahui dalam sapaan malaikat Gabriel saat menyampaikan kabar gembira kepada Maria, “Salam, hai engkau yang dikaruniai (Hail, full of grace)…. engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah… Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang Maha Tinggi akan menaugi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah (Luk 1:28, 30, 35).Jadi, jika kita semua mau jujur, seperti apapun orang yang dipakai Tuhan, apakah itu nabi terbesar  atau pengkhotbah manapun yang melakukan mukjizat, atau yang mendapatkan penglihatan ke neraka dan surga sekalipun, tidak ada yang dapat melebihi Maria, yang mengandung Tuhan Yesus, Sang Allah Putera yang menjelma menjadi manusia. Mereka yang menjadi alat Tuhan (entah itu nabi, pengkhotbah, dst) ‘hanya mengandung’ Kristus secara spiritual, namun tidak juga secara jasmani rohani seperti Bunda Maria, sebagai ibu-Nya.

2. Maria adalah ‘murid’ Yesus yang pertama, yang dengan ketaatan dan kesediaannya menjadi ibu Yesus, melaksanakan kehendak Bapa. Mat 12:48-50 yang mengatakan, “Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku? (Who is my mother, and who is my brethern/ brothers?) … Siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-ku perempuan, dialah ibu-Ku,” malah sebenarnya bermaksud memuji Maria sebagai “yang melakukan kehendak Bapa.” Di sini kita ketahui Yesus mempunyai dua maksud, bahwa: Yang pertama, Ia lebih mementingkan hubungan yang bukan sekedar hubungan darah, melainkan hubungan spiritual yang melebihi hubungan darah. Kedua, Ia juga memuji Maria, sebagai ibu-Nya yang mentaati kehendak Bapa; sebab Ia menggunakan kata tunggal “Ibu (mother)”, bukan seperti kata jamak kepada saudara-saudara-Nya (brethern/brothers). Jika posisi Maria tidak istimewa, atau sama dengan semua perempuan lain yang melakukan kehendak Bapa, maka Ia akan mengatakan, “Siapa ibu-ibu-Ku?” (‘My mothers‘)

3. Keistimewaan Maria juga dilihat dari perannya untuk membawa orang lebih dekat kepada Yesus. Pada peristiwa perkawinan di Kana, saat Bunda Maria mengatakan pada Yesus bahwa mereka kehabisan anggur, dan Yesus sepertinya awalnya tidak bermaksud mengadakan mukjizat, namun oleh permohonan Maria, Yesus melakukannya juga (Yoh 2:1-11). Perkataan Yesus kepada Maria pada saat itu diterjemahkan dalam Alkitab bahasa Indonesia sebagai, “Mau apakah engkau daripadaKu, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Sedangkan pada Jerusalem Bible yang diakui oleh semua orang Kristen, kalimat sesungguhnya adalah, “Woman, why have you turn to Me? My hour has not yet come.” Jadi seharusnya bukan ‘ibu’, tetapi ‘perempuan’. Sapaan ini tentu bukan sapaan lazim seorang anak kepada ibunya. Namun, kata ‘perempuan’/ ‘woman’ di sini adalah untuk menunjukkan bahwa Maria adalah seorang ‘perempuan’ yang dijanjikan oleh Allah sejak semula untuk mengandung Yesus yang akan mengalahkan Iblis (Kej 3:15); dan Maria adalah seorang ‘perempuan’ yang dipercayakan Yesus sebelum wafat-Nya di kayu salib kepada murid yang dikasihi-Nya (Yoh 19:26). Maria adalah ‘perempuan’ yang disebutkan di dalam kitab Wahyu (Why 12). Maka jika Yesus adalah Adam yang baru; Maria adalah Hawa yang baru, yang dipercayakan Kristus menjadi ibu para murid yang dikasihi-Nya, yaitu sebagai Bunda Gereja.

4. Gereja Katolik sangat berhati-hati untuk menyatakan penampakan Bunda Maria di suatu tempat itu termasuk yang otentik (sungguh terjadi) atau tidak. Penampakan di Lourdes (1858) misalnya membutuhkan waktu empat tahun baru diakui oleh pihak Gereja setempat (1864), setelah memang terjadi banyak mukjizat di tempat itu. Pada penampakan ini,  Bunda Maria menyatakan dirinya sebagai “Immaculate Conception” (Perawan yang dikandung tidak bernoda), kepada Bernadette Soubirous, seorang gadis desa yang buta huruf. Ini merupakan konfirmasi dari doktrin Maria yang dikandung tidak bernoda, yang dikeluarkan Gereja Katolik oleh Bapa Paus Pius IX pada tahun 1854. Lebih lanjut mengenai makna doktrin ini telah saya tuliskan di artikel Maria dikandung tanpa noda: apa maksudnya? (silakan klik).Penghormatan kepada Maria tidak pernah menjadi lebih utama dari pada penghormatan kepada Yesus. Karena Gereja Katolik selalu melihat Bunda Maria sebagai Bunda yang menghantar kita kepada Yesus. Hal ini sesuai dengan sikap Maria yang selalu mengarahkan kita kepada Yesus Puteranya, “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu.” (Yoh 2:5).Jika Samuel pernah mengunjungi Lourdes, anda akan melihat bahwa ada banyak bukti mukjizat kesembuhan yang sangat luar biasa terjadi di sana, (dokumennya dapat dilihat oleh para turis) yang telah dikonfirmasi oleh pihak dokter sebagai sesuatu ‘mukjizat’ yang tidak dapat dijelaskan secara medis (karena tempat berziarah berdekatan dengan rumah sakit yang dapat menguji kesembuhan tersebut, sehingga bukan rekayasa).  Ini tentunya suatu kenyataan yang cukup menguatkan; bandingkan dengan menjamurnya video kesembuhan para pengkhotbah ternama di u-tube yang ternyata merupakan rekayasa. Sekarang tinggal berpulang kepada penilaian kita, manakah yang dapat kita katakan sebagai buah pekerjaan Tuhan, mana yang bukan. Sebab, memang saya juga setuju bahwa Iblis juga dapat melaksanakan hal yang dashyat (2 Kor 11:14).

5. Demikian halnya dengan para Santa dan Santo (Orang kudus). Mereka memang manusia biasa seperti kita, namun mereka menjalankan hukum kasih sampai ke tahap ‘heroicdegree. Mereka orang yang rela ‘mati’ terhadap diri sendiri, demi kasih kepada Yesus dan sesama. Jika kita membaca riwayat hidup orang kudus, contoh riwayat Fransiskus dari Asisi, Bernadette, Theresia dari Avilla, Bunda Teresa, Padre Pio, dll, kita akan melihat bagaimana mereka adalah orang-orang yang telah meninggalkan segala-galanya untuk mengikuti Yesus, mengikuti ajaran Yesus kepada orang muda yang kaya raya itu (lihat Mrk 10:21). Memang, dibutuhkan kerendahan hati untuk mengakui bahwa kita secara rohani masih sangat jauh jika dibandingkan dengan para kudus itu. Jika kenyataannya ada orang yang tidak terinspirasi oleh hidup mereka, tidak mengaburkan kenyataan bahwa kehidupan iman mereka merupakan kesaksian hidup akan bagaimana seseorang dapat meninggalkan segala sesuatunya untuk Tuhan dan bagaimana Tuhan dapat berkarya di dalam hidup mereka untuk membawa banyak orang kepada keselamatan di dalam Yesus Kristus. Tak jarang dari para kudus itu (contohnya St. Theresia dari Avila, Faustina) juga diberi penglihatan tentang neraka.  jadi penglihatan seperti itu bukan hal yang baru terjadi sekarang ini. Para orang kudus yang masih utuh jasadnya memang tidak lebih besar daripada Yohanes pembaptis, ataupun para rasul, namun mereka sungguh dipilih oleh Tuhan menerima berkat mukjizat ini untuk membuka mata kita akan perbuatan Tuhan yang dinyatakan-Nya kepada para hamba-Nya, bahkan sampai sekarang ini. Bahwa hal ini tidak istimewa bagi sebagian orang, tidak menghapus kenyataan bahwa keutuhan jasad mereka merupakan hal yang istimewa dan tidak terjadi pada semua orang.

6. Maka perbedaan yang mendasar antara Gereja Katolik dan gereja Protestan memang adalah dalam hal pengantaraan (mediation). Keduanya memegang bahwa Kristus adalah pengantara yang esa dan satu-satunya (1 Tim 2:5) namun Gereja Katolik tidak memandang pengantaraan Yesus sebagai sesuatu yang eksklusif, melainkan yang inklusif/ melibatkan juga pengantaraan Maria, para kudus dan bahkan semua umat beriman dengan derajat yang berbeda-beda. (Bukankah kita semua juga dapat dipakai untuk menjadi alat perantaraan sesama untuk datang kepada Yesus?) Perantaraan mereka (para kudus) itu bukan ‘saingan’ pengantaraan Yesus, melainkan mendukung ‘pengantaraan Yesus’ yang esa dan satu-satunya itu. Lebih lanjut mengenai hal ini silakan baca Doa dan devosi (silakan klik). Pandangan ini umumnya tidak merupakan pandangan gereja Protestan.

Demikianlah yang dapat saya tuliskan tentang Maria dan para kudus (Santa/ Santo). Semoga hal di atas dapat menjadi bahan masukan bagi Samuel tentang pandangan Gereja Katolik tentang Maria dan Para Orang Kudus, yang semuanya mendukung karya Penyelamatan Kristus.

22 COMMENTS

  1. Saya seorang Katholik, saya perhatikan beberapa umat Katholik, ada yang terlalu berlebihan dalam berdoa kepada Maria, dimana setiap saat selalu berdoa Maria, misalanya pada Hari Raya Natal, Paskah, berdoa kepada Maria. Bukankah Perayaan tersebut hendaknya kita berdoa kepada Tuhan Yesus? Sebenarnya bagaimana berdoa yang benar dan berdoa yang salah kepada Bunda Maria? Bahan ini akan saya masukkan kedalam renungan lingkungan, mohon masukannya

    [dari katolisitas: Silakan melihat tanya jawab ini – silakan klik, dan klik ini]

  2. Salam Ibu Ingrid yang terkasih dalam Tuhan Yesus

    Saya ingin bertanya. Para orang kudus yang diakui gereja Katolik, dimulai pasca dari kelahiran sampai kebangkitan Kristus. Yesus=Allah. Mengapa pra dari kelahiran sampai kebangkitan Yesus, beberapa orang yang dipilih Allah tidak disebut Santo/Santa? beberapa orang dalam PL juga sangat taat kepada Allah. Seperti Abraham, Musa, Ayub, Yeremia, dll.

    Terima kasih, jayalah selalu Katolisitas

    • Shalom Andriyanto,
      Sebenarnya, para patriarkh dan para nabi di Perjanjian Lama juga adalah para orang kudus, sepertihalnya Santa/ Santo setelah jaman Kristus. Para Bapa Gereja dan Gereja juga menyebut mereka sebagai orang kudus. Ibrani 11 juga menyebutkan tentang para patriarkh dan nabi sebagai orang- orang kudus dan bapa dalam hal iman. Hal inilah yang diajarkan dalam pengajaran Gereja tentang persekutuan orang- orang kudus, yaitu bahwa kita tergabung dalam persekutuan orang beiman sepanjang segala abad, yaitu mulia dari para patriarkh, nabi dan Santa/santo.

      Bahwa kenyataannya di Indonesia nama- nama baptis tidak memakai nama- nama para patriarkh dan nabi OT, itu kemungkinan karena ada unsur ‘selera’. Sebab di negara- negara lain, nama- nama OT cukup umum dipakai sebagai nama Baptis, seperti Daniel, Nathan, Rebecca, Rachel, Jacob, Sarah, David, Joel, Samuel, Adam, Eve, Hannah, dst.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  3. mungkin penggalan doa ini dapat merangkum semua yang di tanyakan di atas: (doa ini waktu penyembahan kepada Sakramen Maha Kudus pada tiap Jumat pertama):
    “…..Terpujilah ALLAH dalam para malaikatNya dan semua Orang Kudus…..”

    Semua Orang Kudus (termasuk Orang Kudus utama,Maria) pasti membawa kita lebih dekat kepada ALLAH(ini yang kita imani dan diajarkan oleh Gereja Katolik,saya rasa orang Katolik paham hal tsb) bukan menjadikan mereka (orang kudus) menyaingi ALLAH(ini yang disalahmengertikan dan disalahpahami oleh orang2 Protestan), sesuai dengan tulisan Orang Kudus (Santo) Paulus: “Aku harus semakin kecil dan ALLAH semakin besar…”

    Gampang saja menilai sesuatu dari ALLAH atau bukan….lihat pohon dari buahnya….Lihat pesan dan dampak yang ditimbulkan dari penampakan2 itu, Kalau itu membawa pertobatan jiwa2 kepada Tuhan , apakah kita dengan lancang tetap mengatakan “Itu pasti dari Iblis”? Mohon dipertimbangkan kata kata kita sebelum kita menghakimi ALLAH. menghakimi manusia saja kita segan, apalagi hal kudus yang datang dari ALLAH?

  4. Bu Inggrid, Saya seorang Katholik dan sudah beberapa kali saya membawa teman saya yang protestan menjadi Katholik, Namun saya saya pernah mendapat jawaban seperti dibawah ini, saya menganalogikan Maria sebagai berikut :

    Jika seorang anak menginginkan dibelikan mainan kepada bapaknya, maka dengan sendirinya dia akan memohon kepada bapaknya secara langsung, namun sang anak juga memohon kepada ibunya agar ibunya menyampaikan pesannya kepada sang bapak, dengan demikian kemungkinan akan di kabulkannya akan berlipat.

    Kemudian saya cantumkan dari kitab suci tentang pernikahan di kana, pada saat itu Bunda Maria memohon kepada Yesus untuk merubah air menjadi anggur, Tapi kemudian Yesus berkata ” Mau apa kamu dari pada Ku ibu ? ” waktu Ku belum tiba untuk mengadakan mujizat, Namun karena Bunda Maria yang memohon maka Yesus mengabulkan permohonannya juga.

    Nah pada saat saya melampirkan ayat ttg penikahan di kana, teman saya yg protestan menjawab demikian : apa kamu pernah terpikir bahwa keinginan itu terkabul bukan karena Bunda Maria nya ( Maria sebagai ibunda Yesus ) melainkan karena memang ada seseorang yang memohon, jadi bisa saja pada saat itu yg memohon bukan Bunda Maria melainkan orang lain, tetapi tetap di kabulkan oleh Yesus.

    Bagaimana menurut bu Inggrid jawaban yang seharusnya saya berikan kepada teman saya yang protestan itu ?

    Terima kasih atas waktunya

    • Shalom Caesandra,
      Jika kita dengan teliti membaca dan merenungkan perikop mukjizat di perkawinan di Kana itu, maka kita tahu bahwa di dalam teks itu tidak disebutkan bahwa ada orang lain (selain dari Bunda Maria) yang meminta kepada Yesus untuk berbuat sesuatu menanggapi keadaan kekurangan anggur. Bunda Maria sendiri tidak secara eksplisit meminta kepada Yesus untuk mengubah air menjadi anggur. Yang dilakukan Bunda Maria adalah mengatakan kepada Yesus, “Mereka kehabisan anggur.” (Yoh 2:3). Bunda Maria menyerahkan kepada Yesus akan apa yang akan diperbuat Yesus dalam menanggapi masalah itu, sebab ia percaya Yesus akan berbuat sesuatu untuk menolong pasangan tersebut agar terhindar dari malu karena kehabisan anggur pada pesta perkawinan mereka.

      Maka interpretasi yang disampaikan oleh teman anda itu sebenarnya ‘lari’ dari teks, yang artinya merupakan asumsi yang tidak berdasarkan teks. Seandainyapun ada yang meminta kepada Yesus, tidak mengubah fakta, bahwa yang pertama kali memohon kepada Yesus adalah Maria, dan karena Maria adalah ibu-Nya, pasti pengaruhnya kepada Yesus lebih besar daripada pengaruh siapapun. Sebab, justru pesan yang mau disampaikan adalah, meskipun waktunya belum tiba bagi Yesus untuk melakukan mukjizat, namun atas permohonan Maria ibu-Nya maka Yesus melakukannya juga. Atas permohonan Bunda Maria-lah, maka Yesus membuat mukjizat-Nya yang pertama, yaitu mengubah air menjadi anggur.

      Sebenarnya makna perikop ini (Yoh 2:1-11) sangat dalam. Banyak sekali istilah yang kelihatannya sepele pada perikop itu, namun melambangkan/ mengacu kepada arti yang sangat indah. Semoga suatu saat nanti kami dapat mengulasnya. Namun sementara ini, saya pikir jawaban di atas cukup untuk menjawab pertanyaan anda.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

      • Salam Kasih,
        semakin mengikuti pengajaran katolik semakin saya di bukakan, thanks Jesus
        ibu inggrid bilang:
        Maka perbedaan yang mendasar antara Gereja Katolik dan gereja Protestan memang adalah dalam hal pengantaraan (mediation). Keduanya memegang bahwa Kristus adalah pengantara yang esa dan satu-satunya (1 Tim 2:5) namun Gereja Katolik tidak memandang pengantaraan Yesus sebagai sesuatu yang eksklusif, ( melainkan yang inklusif/ melibatkan juga pengantaraan Maria, para kudus dan bahkan semua umat beriman dengan derajat yang berbeda-beda) (Bukankah kita semua juga dapat dipakai untuk menjadi alat perantaraan sesama untuk datang kepada Yesus?) Perantaraan mereka (para kudus) itu bukan ’saingan’ pengantaraan Yesus, melainkan mendukung ‘pengantaraan Yesus’ yang esa dan satu-satunya itu. Lebih lanjut mengenai hal ini silakan baca Doa dan devosi (silakan klik). Pandangan ini umumnya tidak merupakan pandangan gereja Protestan.

        Saya membaca ulang2 pernyataan ini dan menimbulkan perrtanyaan dan saya tanya Tuhan apa yg salah dari pernyataan ini, Tuhan kasih ayat yg begitu simple YOH 14:6 saya yakin ibu inggrid dan para simpatisan katolisitas tau dan mengerti apa arti ayat itu tp pernyataan diatas dan yoh 14:6 ini saling bertolak belakan ” tidak seorang pun datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku” dan sangat disayangkan ayat ini tidak menambahkan kata2 tidak seorang pun dapat datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku dan ibuku maria dan para orang2 kudus coba di kaji ulang lagi pernyataan di atas karena terlihat jelas pembengkokan kebenaran Firman Tuhan by the way bukankah hubungan antara Allah dan anak2Nya adalah hubungan pribadi tanpa perantaraan manusia? tolong cek lagi dan baca lagi ayat yang di pakai ngak susah kok kalau minta kebenarannya ama Tuhan bukan kepada kepintaran sendiri GB

        • Shalom Adri A,

          Terima kasih atas tanggapannya tentang persekutuan para kudus.

          1. Saya telah memberikan jawaban di sini – silakan klik, dimana saya menuliskan:

          a. Gereja Katolik percaya bahwa mereka yang telah meninggal dunia, tetap hidup, karena mereka tetap hidup di dalam Kristus. Surat kepada jemaat di Roma menegaskan “38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, 39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Rm 8:38-39). Bukankah ayat di atas mengatakan bahwa maut maupun hidup tidak dapat memisahkan kita dari kasih Allah? Oleh karena itu, Gereja Katolik percaya bahwa ikatan kasih ini – para kudus di Sorga dan manusia di bumi dan di Api Penyucian – adalah kekal, karena diikat oleh kasih Kristus. Di bagian mana dari ayat tersebut yang membatasi bahwa ayat tersebut hanya diaplikasikan untuk orang-orang yang hidup di dunia ini?

          Mt 22:32 mengatakan “Akulah Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup.” Dari sini kita tahu bahwa Allah kita adalah Allah orang hidup bukan orang mati. Oleh karena itu, walaupun mereka telah tidak berada di dunia ini, orang-orang yang dibenarkan oleh Kristus adalah orang-orang yang hidup, bahkan lebih hidup dari kita yang masih berada di dunia ini, karena kasih mereka lebih sempurna dibandingkan dengan kasih umat Allah di dunia ini.

          b. Bagaimanakah anda menafsirkan ayat-ayat ini?

          Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.” (Why 5:8)

          3 Maka datanglah seorang malaikat lain, dan ia pergi berdiri dekat mezbah dengan sebuah pedupaan emas. Dan kepadanya diberikan banyak kemenyan untuk dipersembahkannya bersama-sama dengan doa semua orang kudus di atas mezbah emas di hadapan takhta itu. 4 Maka naiklah asap kemenyan bersama-sama dengan doa orang-orang kudus itu dari tangan malaikat itu ke hadapan Allah.” (Why 8:3-4)

          Siapakah kedua puluh empat tua-tua itu? Apakah yang dimaksud doa orang-orang kudus di ayat tersebut?

          c. Menurut Adri , apakah yang dilakukan oleh Yesus di Sorga dan apakah yang dilakukan oleh orang-orang kudus di Sorga? Apakah Yesus dan orang-orang kudus di Sorga dalam cara tertentu dapat tetap berhubungan dengan umat Allah di dunia? Apakah orang-orang kudus di Sorga dapat mengingat penderitaan manusia yang masih mengembara di dunia dan apakah alasannya?

          Silakan memberikan tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan yang saya beri warna merah. Anda dapat juga membaca pembahasan secara panjang lebar di sini – silakan klik. Namun, kalau anda tidak mau membaca link yang saya berikan, silakan untuk melanjutkannya di sini. Semoga kita dapat membahas pengajaran persekutuan para kudus secara lebih mendalam.

          Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
          stef – katolisitas.org

  5. shalom ..
    setelah saya membaca tulisan diatas ,
    saya ingiin bertanyaa , apa dengan rosario , jika sedang ada yang kerasukan kita berdoa rosario , maka kita dapat menolongnya walaupun dengan cara begitu saja ?

    • Shalom Floren,
      Yang dianjurkan Gereja adalah, untuk mendoakan orang-orang yang sungguh-sungguh kerasukan (yang sampai mengeluarkan manifestasi di luar batas kekuatan manusia) maka orang itu dibawa kepada Uskup atau imam yang sudah ditugaskan oleh Uskup untuk menangani eksorsisme di wilayah keuskupan itu. Namun jika orang yang dimaksud adalah orang yang terkena pengaruh kuasa jahat, maka sebagai sesama umat beriman, kita dapat mendoakannya dengan memohon kepada Yesus dan kepada para orang kudus untuk mendoakan kita bagi orang yang sedang kita doakan. Di sinilah peran Bunda Maria, yang dapat turut mendoakan kita, sebab ia adalah seorang pertama yang dipenuhi dengan Roh Kudus (Luk 1:35), sehingga kuasa doanya sebagai orang yang telah dibenarkan oleh Tuhan adalah sangat besar (Yak 5:16). Maka jika didoakan dengan disposisi hati yang benar, dengan penghayatan iman dan penyerahan diri yang total kepada Tuhan, seperti iman Bunda Maria, maka doa rosario akan menjadi sangat besar kuasanya untuk mengalahkan kuasa jahat. Namun perlu diketahui, yang mengusir kuasa jahat itu tetap saja Tuhan Yesus. Ia hanya mengizinkan kita memperoleh pengabulan doa tersebut di dalam persekutuan dengan para orang kudus, dalam hal ini Bunda Maria.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  6. Maria adalah Bunda penuh kasih. Saya sudah mendapat pertolongan dari Bundaku itu. Dulu ketika saya menangis karena kesengsaraan hidup di Jakarta ini saya merasakan Bunda Maria menyentuh belakang saya setelah saya berdoa novena, putus asa dan mau mati saja waktu itu. Sekarang pun Bunda Maria tetap menyayangi saya walaupun saya jarang berdoa rosario,, tetapi setiap doa saya selalu sertakan namanya. Bunda penuh kasih dan penyayang. Jadi bagi sesama saudara seiman yang belum mengimani Bunda Maria, percayalah sebentar lagi Bunda Maria akan menghampirimu dan menepuk bahumu dengan penuh kasih dan kelembutan. Bunda Maria, doakanlah kami semua, amin.

    Salam Damai

    Konradus Pedhu
    Anak Petani Miskin

    • Shalom Konradus,
      Saya turut mengucap syukur atas pertolongan Tuhan yang anda terima melalui Bunda Maria. Bunda Maria memang adalah ibu yang menyertai kita semua para murid Kristus, dengan doa-doanya. Semoga suatu saat nanti semua orang dapat mengakui dan mengalami kasih Allah yang besar ini, yang melibatkan juga semua orang kudus-Nya untuk membawa kita semua untuk mengenal dan mengasihi Dia.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

      • Dear Mba Ingrid,
        Terima kasih banyak untuk jawabannya. Semoga ulasan-ulasan dan artikelnya semakin mantap dan bermanfaat bagi seluruh umat manusia, karena saya percaya bahwa Tuhan Yesus hadir di dunia dan mati di kayu salib bukan untuk menebus dosa orang Kristen tetapi dosa umat manusia. Dan sejatinya Tuhan Yesus adalah satu untuk semua agama. Saya meyakini itu. Salam damai Tuhan.

        Konradus Pedhu
        Anak Petani Miskin

  7. Shalom Ibu Inggrid…
    Kalo denger ttg Maria , kuping ini rasanya penasaran…gimana gitu…dari berbagai bacaan, tulisan ini dll tidak membuat saya tersentuh utk berdevosi krn menurut saya itu mengurangi imanku bg Yesus .
    heran ya…pdhal ajaran katolik itu menekankan pd devosi kpd Maria.
    Simak aja bu , saya dpt temen hidup stelah dari Gua Maria , dpt istri namanya Maria , ke gereja katolik namanya Gereja Bunda Maria.
    Saya pernah diajak doa senakel, ngulang2 Salam Maria, Bapa Kami, Kemuliaan, Pengakuan Iman smp ngelantur dimarain sama istri , saya jawab : ndak kuat cape deh ngomongnya ulang2 terus…
    Saya percaya kok bu, suatu saat mungkin saya paham ttg Maria menurut ajaran katolik

    • Shalom Budi,
      Tak apa, saya percaya Tuhan mempunyai waktunya tersendiri bagi anda untuk semakin memahami iman Katolik. Asalkan anda mempunyai keterbukaan hati untuk mendengarkan dan merenungkannya, maka saya percaya Roh Kudus akan menyatakannya kepada anda.
      Banyak orang Katolik yang berdevosi kepada Bunda Maria, namun tidak menjadikan mereka ‘kurang iman’ terhadap Yesus, malah sebaliknya malah menjadikan mereka semakin dekat dan semakin mau mengambil bagian dalam karya Penyelamatan Yesus, dengan melihat teladan Bunda Maria. Sama seperti sahabat yang sudah begitu dekat, maka suka duka dirasakan bersama, maka jika kita adalah murid dan sahabat Yesus, sudah sepantasnya kita terbeban untuk membawa banyak orang kepada keselamatan kekal. Dan jika ini yang menjadi keinginan kita, maka mau tidak mau kita melihat kepada Bunda Maria yang memang telah lebih dahulu melakukan peran tersebut sepanjang hidupnya. Oleh ketaatannya, ia berkata “YA” pada kabar malaikat, dan Tuhan Yesus menjelma menjadi manusia di dalam rahimnya. Ia melahirkan Yesus, dan membesarkan-Nya, menyertai-Nya dengan kasih seorang ibu. Ia taat mendampingi Yesus sampai di kaki salib-Nya, pada saat murid-murid Yesus yang lain meninggalkan Dia. Ia menyaksikan Yesus Puteranya disiksa sampai mati dengan kepasrahan yang penuh kepada Allah Bapa, bahwa Tuhan akan menjadikan segala sesuatunya indah pada waktunya. Bunda Maria menyertai para murid Yesus dalam menantikan kedatangan Roh Kudus, sampai akhirnya para murid sendiri memperoleh kekuatan yang dari Tuhan untuk melanjutkan misi Kristus untuk menyelamatkan manusia.
      Jika dalam banyak hal di dunia, kita tak urung belajar dari seseorang yang lebih ahli/ berpengalaman dalam sesuatu yang ingin kita pelajari; maka tak salah-lah jika kita bersikap demikian dalam hal rohani. Malah ini adalah sikap kerendahan hati, yang sangat disukai oleh Allah. Untuk maksud inilah kita belajar dari Bunda Maria, seorang yang paling dekat dengan Tuhan Yesus selama hidup-Nya di dunia. Ibu yang sangat dikasih-Nya sampai akhir hayat-Nya, sehingga sebelum meninggal-Nya dipasrahkan kepada murid yang paling dikasihi-Nya yaitu Yohanes (Yoh 19:25-26). Karena kasihnya kepada Yesus, Yohanes menerima Maria di dalam rumahnya, dan menganggap Maria sebagai ibunya, seperti yang dipesankan oleh Yesus sebelum wafat-Nya. Maka bagi saya, alasan saya mengasihi Bunda Maria dan menghormatinya sebagai ibu saya, terutama adalah karena saya mengasihi Tuhan Yesus dan ingin melaksanakan apa yang menjadi kehendak-Nya.

      Semoga Tuhan Yesus sendiri menyatakan kepada anda apa yang menjadi kehendak-Nya perihal menghormati ibu-Nya ini. Saya percaya kepada kita semua, ya, termasuk anda dan saya, Yesus berkata, “Ibu, inilah anakmu!” Dan kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah Ibumu!” (Yoh 19: 25-26).
      Semoga kitapun dapat melakukan seperti yang dilakukan oleh Rasul Yohanes, yaitu menerima Maria di dalam rumah hati kita, dan membiarkannya membawa kita lebih dekat lagi kepada Tuhan Yesus.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

    • Mas Budi, tidak perlu kwatir suatu saat pasti Mas Budi juga akan tertarik untuk berdevosi kepada Bunda Maria, sebab saya pun dahulunya paling benci dengan yang namanya agama Katolik, karena di agama Katolik ada pengampunan dosa sedangkan di agama saya sebelumnya tidak ada, yang ada adalah hukum sebab akibat, tapi ternyata saya mendapatkan isteri seorang Katolik dan sampai dengan saat ini saya sudah mengarungi hidup berkeluarga selama hampir 25 tahun dan perjalanan Iman saya sehingga menjadi Katolik sungguh amat susah dan lama yaitu mulai belajar agama dari tahun 1985 dan di baptis sebagai seorang Katolik pada tahun 1993 di Paroki Kathederal Padang. GBU.

  8. Ibu Ingrid dan Pak Stef,

    Dalam doa di lingkungan, terutama doa rosario, seringkali umat memasang patung bunda Maria di atas meja (altar) bersama dengan salib dan lilin. Pertanyaan saya: bolehkah kita menempatkan patung di situ? Secara pribadi saya mempunyai pengertian bahwa di atas altar hanya boleh ada salib dan lilin, sedangkan patung tidak boleh. Jika memang terpaksa memasang patung bunda Maria sebaiknya tidak di atas altar, cari meja lain untuk meletakkan patung tersebut. Benarkah pendapat saya ini. kalau benar, apakah ada aturan gereja mengenai hal ini?

    Terima kasih dan saya menantikan jawabannya. GBU.

    Salam,
    Aris

    • Shalom Aris,
      1. Pertama- tama saya ingin bertanya, apakah doa rosario itu diadakan di gereja? Sebab jika itu di gedung Gereja, setahu saya memang benar, Patung Bunda Maria tidak boleh diletakkan di atas meja altar. Karena altar itu hanya untuk digunakan sebagai meja persembahan Ekaristi dalam liturgi Ekaristi.
      Namun jika itu dilakukan di rumah- rumah umat, dan yang digunakan adalah meja biasa, maka tidak apa -apa jika patung itu diletakkan bersama- sama dengan salib dan lilin. Sebab meja itu meja biasa, dan tidak sama artinya dengan meja altar di Gereja yang digunakan untuk mempersembahkan Ekaristi kudus dalam liturgi.

      2. Ketentuan yang berkaitan dengan hal ini misalnya tertera dalam dokumen Konsili Vatikan II, tentang Liturgi Suci, Sacrosanctum Concilium, 125:
      “Kebiasaan menempatkan gambar-gambar atau patung-patung kudus dalam gereja untuk dihormati oleh kaum beriman hendaknya dilestarikan. Tetapi jumlahnya jangan berlebih-lebihan, dan hendaknya disusun dengan laras, supaya jangan terasa janggal oleh Umat kristiani…”

      Maka penghormatan kepada patung dan gambar Bunda Maria itu boleh diadakan, namun penempatan Patung Bunda Maria sebaiknya tidak diletakkan di altar yang merupakan tempat diadakannya kurban Kristus dalam Ekaristi Kudus.

      Mari kita memberikan penghormatan kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria dengan semestinya.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati, www-katolisitas.org

  9. shalom…

    terima kasih…..

    oya saya mau nanya lagi, wajib ada rantai rosari ketika membaca rosari?

    salam kasih..

    • Shalom Monica,
      Saya menyarankan anda membeli semacam rantai kecil (bisa berupa cincin atau gelang) yang mempunyai sepuluh butir rosario yang dapat anda pakai sepanjang hari. Dengan demikian, anda dapat berdoa rosario kapan saja dengan menggunakan untaian rosario anda. Memang tidak ada peraturan baku bahwa jika berdoa rosario harus memakai rantai rosario, tetapi tentu itulah cara yang paling umum untuk mendoakan rosario. Dengan demikian, keseluruhan tubuh dan hati kita berdoa rosario: Hati kita merenungkan peristiwa-peristiwa kehidupan Yesus, mulut kita mengucapkannya (atau bisa juga dalam hati), dan tangan kita memegang butir-butir rosario itu yang melambangkan bunga-bunga doa yang harum di hadapan Tuhan.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

  10. shalom…..

    saya mahu tanya, boleh tidak doa rosari itu di bahagi kepada dua…contohnya..berdoa 3 peristiwa pada sebelah pagi dan 2 sebelah malam?

    atau seharusnya mendoakan penuh dalam satu-satu masa?

    • Shalom Monica,
      Idealnya, memang doa Rosario didoakan sekaligus sampai selesai. Namun jika anda tidak dapat melakukannya, dapat saja anda membaginya menjadi dua bagian, asalkan anda tetap merenungkan peristiwa-peristiwa Yesus dalam doa rosario tersebut. Ini saya rasa lebih baik daripada tidak berdoa rosario sama sekali.
      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org

Comments are closed.