I. Jadilah penggarap kebun anggur yang baik

Bacaan pada minggu ke-27 masa biasa mengambil bacaan dari Yes 5:1-7, tentang nyanyian kebun anggur; Mzm 80:9,12-16,19-20; Fil 4:6-9; dan Mat 21:33-43 tentang penggarap-penggarap kebun anggur (Bdk Luk 20:9-18; Mrk 12:1-12). Minggu ini, Kristus ingin mengingatkan kita akan tuntutan untuk para penggarap dan para pekerja kebun anggur agar dapat menggarap kebun anggur dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain, Kristus mengingatkan seluruh umat beriman, baik di tingkat hirarki maupun awam, untuk benar-benar menghasilkan buah-buah yang limpah, dan dapat menjadi alat Tuhan sehingga orang-orang lain juga dapat menghasilkan buah yang limpah, yaitu semua yang benar, mulia, adil, suci, manis, sedap didengar, kebajikan dan patut dipuji (lih. Fil 4:8), atau dalam satu kata adalah ‘kekudusan’.

II. Ayat Matius 21:33-43:

33.  “Dengarkanlah suatu perumpamaan yang lain. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.
34.  Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya.
35.  Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu.
36.  Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka.
37.  Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani.
38.  Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita.
39.  Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya.
40.  Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?”
41.  Kata mereka kepada-Nya: “Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.”
42.  Kata Yesus kepada mereka: “Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.
43.  Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.

III. Telaah dan interpretasi ayat Matius 21:33-43

1. Latar belakang dari perikop

Kalimat pertama Injil Matius bab 21, adalah sebagai berikut: “Ketika Yesus dan murid-murid-Nya telah dekat Yerusalem dan tiba di Betfage yang terletak di Bukit Zaitun…” Bab 21 menandai pemberitaan Kerajaan Allah di Yerusalem, yang berarti semakin dekat dengan penderitaan Kristus. Pemberitaan ini dimulai dengan Yesus dielu-elukan ketika masuk ke Yerusalem (ay.1-11). Setelah itu, Yesus mulai menunjukkan kuasa dan otoritas-Nya, dengan membersihkan Bait Allah, yang disebut oleh Yesus sebagai rumah Bapa (ay. 12-17). Kemudian, kita melihat adanya perikop tentang Yesus mengutuk pohon ara (ay.18-22), yang menunjukkan kuasa Yesus akan segala sesuatu, dan pada saat yang bersamaan Yesus menunjukkan tentang kaum Yahudi – terutama kaum Farisi – yang walaupun telah mengenal Firman Allah, namun tidak menghasilkan buah yang baik. Pertentangan Yesus dengan kaum Farisi tidak terhindarkan, yang dimulai dengan imam-imam kepala yang mempertanyakan kuasa dan otoritas Yesus (ay.23-27).

Yesus kemudian memperjelas kritikannya terhadap imam-imam kepala dan kaum Farisi, dengan memberikan beberapa perumpamaan. Pertama, Yesus memberikan perumpamaan tentang dua orang anak, yang menceritakan bahwa anak pertama tidak menjalankan perintah Bapanya, yang kemudian dikontraskan dengan anak ke-dua – yang walaupun awalnya tidak mau, namun akhirnya menjalankan perintah Bapa (ay.28-32). Dalam perikop ini, anak pertama menggambarkan bangsa Yahudi dan anak kedua menggambarkan bangsa-bangsa non-Yahudi – yang melalui Kristus juga menjadi anak-anak Allah. Kedua, setelah mengkritik bangsa Yahudi secara umum, kemudian Yesus memberikan kritikan yang pedas bagi para pemimpin bangsa Yahudi. Karena Yesus memberikan perikop tentang penggarap-penggarap kebun anggur (ay.33-46), yang menunjukkan secara lebih jelas tentang dosa dari imam-imam kepala dan kaum Farisi, maka mereka menjadi marah dan berusaha menangkap Yesus (ay.46)

Mari kita mengupas perumpamaan dari Mat 21:33-43 dengan lebih mendalam, yang secara prinsip dapat dibagi menjadi:

Ayat 33: Latar belakang perikop: Tentang penggarap kebun anggur
Ayat 34-36: Hamba-hamba utusan-Ku telah dibunuh
Ayat 37-39: Kuutus Putera-Ku, namun Dia juga dibunuh
Ayat 40-41: Tuan tanah menghukum para penggarap kebun anggur yang jahat
Ayat 42-43: Batu yang akan dibuang menjadi batu penjuru dan menjadi keselamatan bagi seluruh bangsa.

2. Ayat 33: Latar belakang perikop: Tentang penggarap kebun anggur

Anggur dan kebun anggur adalah dua hal yang begitu umum dijumpai di dalam bangsa Israel. Bahkan sejak awal, Tuhan menjanjikan tanah yang berlimpah dengan begitu banyak hal termasuk berlimpah dengan anggur (lih. Ul 6:11, 8:8). Begitu berharganya anggur, sehingga ketika 12 perwakilan bangsa Israel yang mengintai tanah Kanaan, maka mereka memotong dahan anggur beserta dengan anggurnya sebagai bukti akan kekayaan tanah Kanaan (lih. Bil 13:23). Anggur dan kebun anggur juga sering digunakan dalam pengajaran-pengajaran, baik dalam Perjanjian Lama (PL) maupun Perjanjian Baru. Di dalam kitab Yesaya kita melihat di bab 5, nyanyian tentang kebun anggur, yang sungguh berhubungan dengan perikop yang menjadi bahasan kita.

Di Matius 23:33 dikatakan ‘”…Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain.” Adalah hal yang umum bagi pemilik kebun anggur untuk melindungi kebun anggurnya dari serangan binatang liar, seperti rubah, babi hutan, dll (lih. Kid 2:1; Mzm 80:13) dengan mendirikan tembok batu maupun memagarinya dengan pagar duri (lih. Yes 5:5) Kemudian pemilik kebun anggur akan mendirikan menara jaga untuk mengintai dan menjaga agar kebun anggurnya aman. Kemudian, untuk membuat air anggur, maka dibuatlah lobang untuk memeras anggur.

Itu semua adalah fasilitas yang harus ada di dalam kebun anggur. Namun, itu semua tidaklah cukup, karena diperlukan pekerja kebun anggur untuk mencangkul tanah dan membuang batu-batu (lih. Yes 5:2), mencabut tanaman liar merantingi pohon anggur, sehingga kebun anggur dapat menghasilkan buah yang baik. Pemilik kebun anggur dapat mempekerjakan sendiri pekerja-pekerja upahan (lih. Mat 20:1-16) atau dengan menyewakan kebun anggur dan kemudian para penggarap kebun anggur dapat membayar dengan hasil panenan (Mat 21:33-43).

Tuan tanah dalam perikop ini adalah Tuhan sendiri, yang membuka kebun anggur, yaitu umat Israel. (lih. Yes 5:7) Kita juga mengingat perkataan Yesus, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.” (Yoh 15:1) Sejak awal, Tuhan telah memilih umat Israel sebagai umat pilihan, seperti kebun anggur yang dijaga dengan tembok, melengkapi dengan seluruh perlengkapan – menara jaga, pemeras anggur – sehingga perkebunan anggur itu dapat berjalan dengan baik. Dengan kata lain, Tuhan telah melakukan bagian-Nya dengan sebaik-baiknya. Dan kemudian, Tuhan menitipkan umat Israel (kebun anggur) kepada para pemimpin-pemimpin agama, para imam, ahli taurat, yang diumpamakan dengan para penggarap. Dengan kata lain, para ahli taurat, kaum Farisi dipercaya oleh Tuhan untuk menggembalakan umat Israel, sehingga mereka dapat hidup sesuai dengan Firman Tuhan atau dapat menghasilkan buah yang limpah.

Untuk dapat menghasilkan buah yang limpah, diperlukan kerja keras dari penggarap-penggarap ini, termasuk mencangkul agar tanah menjadi gembur, mencabut tanaman liar, meranting atau membuang ranting-ranting yang mati dan tak berguna. Semuanya ini harus dijalankan secara konsisten, sehingga pada saatnya, kebun anggur akan menghasilkan tanaman yang limpah. Panenan anggur ini kemudian diletakkan di tempat pemeras anggur, diinjak-injak, sehingga sarinya keluar dan mengalir ke satu tempat penampungan untuk kemudian di tempatkan di tempat penyimpanan anggur sehingga dapat menghasilkan anggur yang berkualitas. Dari proses ini, kita melihat bahwa untuk sampai menghasilkan anggur yang berkualitas, diperlukan proses yang begitu banyak. Hal yang sama terjadi dalam kehidupan umat beriman, yang perlu dimurnikan – kadang melalui kejadian-kejadian yang sering menyakitkan, melalui penderitaan, dll – sehingga dapat menghasilkan buah yang limpah dan terus dimurnikan sampai menghasilkan anggur yang berkualitas.

3. Ayat 34-36: Hamba-hamba utusanKu telah dibunuh

Diceritakan dalam perikop tersebut bahwa setelah tiba saatnya musim petik, maka tuan tanah tersebut mengutus hambanya untuk mendapatkan bagian yang menjadi haknya. (ay.35) Siapakah hamba dari tuan tanah ini? Kalau tuan tanah adalah Tuhan sendiri, maka hamba-hamba yang diutus adalah para nabi di dalam Perjanjian Lama, seperti: Yesaya, Yeremiah, Yehezkiel, dll. Namun, bagaimana para penggarap atau ahli-ahli taurat atau kaum Farisi memperlakukan para nabi ini? Dikatakan bahwa para nabi ini dipukul, dibunuh, dilempari dengan batu. Mereka dibunuh karena mereka menyatakan kebenaran dan bahkan dengan teguran yang keras, seperti yang diperintahkan oleh Tuhan. Nabi Yesaya yang menegur dengan keras akan dosa-dosa bangsa Israel, menurut tradisi akhirnya dibunuh dengan digergaji atas perintah raja Manaseh. (lih. Ibr 11:37) Nabi Yeremiah dibunuh dengan dilempari batu. Nabi Yehezkiel, Nabi Mikah, Nabi Amos, Nabi Zakharia juga mempunyai nasib yang sama, yaitu dibunuh dan menjadi martir di dalam Perjanjian Lama. Yohanes Pembaptis juga mengalami nasib yang sama, yaitu dibunuh dengan dipenggal kepalanya. Dalam konteks inilah, Yesus memberikan ayat 35-36 “35 Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu. 36 Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi merekapun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka.” (Bdk Ibr 11:36-38)

4. Ayat 37-39: Kuutus Putera-Ku, namun Dia juga dibunuh

Kemudian setelah para nabi Tuhan banyak yang dibunuh, dalam kepenuhan waktu akhirnya Tuhan mengutus Anak-Nya sendiri, yaitu Kristus. Namun apa yang dilakukan oleh kaum Farisi dan tetua-tetua? Mereka melihat bahwa Yesus telah melakukan begitu banyak mukjizat yang menjadi satu tanda bahwa Dia dipandang sebagai nabi. Namun, apa yang dilakukan oleh Yesus adalah lebih dari sekedar nabi, Dia mengatakan bahwa Dia adalah Putera Allah (lih. Yoh 10:36), yang mampu membuat banyak mukjizat, yang mampu membangkitkan orang mati (lih. Mat 9:18-25; Luk 7:11-15; Yoh 11:1-44), dan bahkan mampu mengampuni dosa (lih. Mrk 2:10; Mrk 2:5; Luk 7:48). Menyadari akan hal ini, kaum Farisi bukannya bertobat, namun mereka mengeraskan hati dan memperlakukan Yesus dengan kejam, seperti perlakuan mereka terhadap nabi-nabi di dalam Perjanjian Lama. Dengan tipu muslihat, mereka menangkap Yesus, membawa-Nya keluar dari benteng (dalam perikop digambarkan sebagai ke luar kebun anggur – ay.39), dan kemudian membunuh-Nya dengan menyalibkan-Nya.

5. Ayat 40:41: Tuan tanah menghukum para penggarap kebun anggur yang jahat

Karena kekejaman para penggarap yang membunuh hamba-hamba serta anak dari tuan tanah itu, maka tuan tanah tersebut membinasakan penggarap-penggarap yang jahat dan kemudian menyerahkan tanah garapan itu kepada orang lain. (ay. 40-41) Kebinasaan penggarap-penggarap yang jahat ini akhirnya terjadi pada kehancuran Yerusalem tahun 70 oleh tentara Romawi di bawah kepemimpinan Titus dan Tiberius Julius Alexander. Josephus, sejarahwan berkebangsaan Yahudi melaporkan kejadian yang begitu mengenaskan ini, yaitu terbunuhnya 1,1 juta orang Yahudi dan yang tidak terbunuh, sekitar 97 ribu ditangkap dan dijadikan budak. Bukan hanya makhluk hidup yang dirusak dan dibunuh, bahkan tembok-tembok juga diruntuhkan, sehingga memberikan pemandangan yang begitu mengerikan dan mencekam. ((Josephus, The Wars of the Jews, VI.9.3)) Empat puluh tahun sebelum kehancuran Yerusalem, Yesus sendiri telah menangisi Yerusalem dan memprediksi kehancuran Yerusalem secara akurat. (lih.Mat 24:1-28; Luk 19:41-44)

Dalam konteks kita umat beriman, maka kita dapat juga melihat bahwa kalau kebun anggur adalah Gereja, maka sudah seharusnya para pastor, para uskup dan Paus untuk senantiasa menjadi penggarap-penggarap kebun anggur yang bijaksana, yang senantiasa meniru teladan Kristus. Inilah sebabnya, dalam setiap Sakramen Ekaristi, kita senantiasa mendoakan semua klerus agar dapat memimpin umat Allah dengan baik. Sebagai umat beriman yang telah dibaptis, maka kitapun dipanggil untuk juga menjadi pekerja kebun anggur. Dalam kapasitas kita masing-masing, sebagian dari kita harus mencangkul tanah, sebagian merantingi, sebagian mencabut tanaman liar, sebagian membuat anggur, sampai pada akhirnya dihasilkan kualitas anggur yang baik, manis dan harum semerbak.

6. Ayat 42-43: Batu yang akan dibuang menjadi batu penjuru dan menjadi keselamatan bagi seluruh bangsa.

Kemudian, di ayat 42, Yesus mengutip Mzm 118:22-23, yang menuliskan “22 Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. 23 Hal itu terjadi dari pihak TUHAN, suatu perbuatan ajaib di mata kita.” Batu penjuru adalah Kristus, yang telah dibuang dan dibunuh oleh bangsa Yahudi. (lih. Ef 2:20) Namun dengan kematian Kristus, maka rahmat Kristus mengalir bukan hanya kepada bangsa-bangsa Yahudi namun juga kepada bangsa-bangsa lain non-Yahudi. Sama seperti batu penjuru mengikat dua dinding, maka Kristus telah mengikat keselamatan bangsa Yahudi dan keselamatan bangsa-bangsa lain.

Setelah misteri Paskah, maka keselamatan juga ditawarkan oleh Kristus kepada seluruh bangsa. Tanda sunat yang sebelumnya menjadi tanda perjanjian, kini berubah menjadi baptisan – yang bersumber dari misteri Paskah Kristus.

IV. Apakah kita telah menjadi penggarap kebun anggur yang baik?

Dari bacaan dan telaah dari Mat 21:33-43 kita seharusnya merefleksikannya dalam kehidupan kita, apakah kita yang telah dipanggil oleh Kristus untuk menjadi pekerja kebun anggur-Nya telah benar-benar menjalankan bagian kita? Kristus telah mendirikan Gereja Katolik, seperti kebun anggur, dan memperlengkapinya dengan kebenaran dokrin dan juga sakramen, seperti tembok yang dipasang mengelilingi kebun anggur untuk melindungi umat Allah. Kristus juga telah mendirikan menara jaga, yaitu Magisterium Gereja, sehingga tidak ada yang tersesat, karena mengetahui kebenaran secara pasti. Sekarang tinggal kembali kepada para penggarap atau pekerja kebun anggur untuk dapat melakukan pekerjaannya secara konsisten dan terus-menerus, sehingga pada waktunya, anggur yang murni, manis dan semerbak dapat dihasilkan.
Apa lagi yang kita tunggu? Ayo, mari bekerja bersama menggarap kebun anggur Tuhan!

2 COMMENTS

  1. Apa yang saya baca di Sunday Connection Loyola Press, yg dimaksud dgn penggarap kebun anggur itu adalah para imam dan pimpinan agama. Dgn demikian perikop ini lebih ditujukan kepada para pemimpin gereja, yang menghasilkan anggur asam [= umat yg tidak bermutu ]. Lihat saja umat di Eropa yg meninggalkan gereja krn para pemimpin agama tidak pernah merawat umatnya, selama berabad-abad. Ini terulang lagi di Brasilia, di mana para uskupnya hanya mengeluh tanpa berbuat yg bermakna bagi umatnya. Ini juga akan terjadi di indonesia jika para uskupnya masih saja berbuat yg sama sekali tidak cukup bagi umatnya, yg pada umumnya merasa telah cukup sekali dgn hanya mempersembahkan Missa, tanpa pernah mengajar apa arti Missa. Mbok mencoba situs ini membuat polling ttg apa saja dlm kehidupan Katolik, shg para pemimpin gereja itu dpt mengetahui kadar katolisitas umatnya di daerahnya masing2

    • Shalom Agustinus Purnama,

      Terima kasih atas tanggapannya. Kalau kita melihat perumpamaan kebun anggur (lih. Mat 21:33-43), maka arti spiritual dari perikop tersebut tentu saja dapat bermacam-macam. Kita dapat melihat melihatnya sebagai teguran untuk para pemimpin Yahudi, termasuk kaum Farisi, Saduki, ahli-ahli Taurat, yang tidak dapat membimbing umat Israel di jalan Tuhan, seperti yang juga telah dipertegas dalam Yes 5:1-7. Teguran ini juga untuk pemimpin-pemimpin Gereja, seperti yang juga pernah dituliskan oleh St. Agustinus. Namun, tentu saja kita harus menyadari, walaupun ada hal-hal yang memprihatinkan di dalam Gereja, kita juga melihat ada hal-hal positif yang terjadi di dalam Gereja, termasuk kerinduan umat untuk lebih mengerti pengajaran Gereja Katolik. Yang terpenting adalah kita jangan melupakan janji Kristus yang akan melindungi Gereja-Nya sampai akhir zaman. (lih. Mat 16:18) Di satu sisi, penggarap kebun anggur ini juga dapat ditujukan kepada kita semua, yang telah menerima Sakramen Baptis, karena dengan Sakramen Baptis, kita juga menerima tugas sebagai nabi, imam dan raja. Dengan kata lain, selain kita prihatin, kita juga harus menjalankan bagian kita untuk turut serta dalam membangun Gereja Katolik yang kita kasihi, sehingga Kristus akan semakin memancarkan kemuliaan lewat Tubuh Mistik Kristus, yaitu Gereja Katolik. Mari, dalam kapasitas kita masing-masing, kita melakukan karya kerasulan agar kita juga turut serta dalam menggarap kebun anggur, walaupun hanya melakukan pekerjaan kecil, seperti: menggemburkan tanah, mencabut rumput liar, membersihkan lahan, dll. Kita lakukan semuanya itu dengan sukacita.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

Comments are closed.