Iman bukanlah keterasingan atau suatu penipuan, melainkan jalan keindahan dan kebenaran yang ditandai oleh Yesus guna mempersiapkan mata kita untuk menatap tanpa kacamata pada “wajah mengagumkan Allah”, dalam tempat tinggal yang tetap yang disiapkan untuk masing-masing dari kita. Ini adalah undangan untuk tidak membiarkan diri kita dicekam oleh rasa takut dan untuk menjalani kehidupan sebagai persiapan untuk melihat dengan lebih baik, mendengar dengan lebih baik dan lebih mengasihi, sebagaimana yang Paus Fransiskus katakan dalam homilinya pada Misa yang dirayakan pada Jumat pagi, 26 April [2013], di kapel Domus Sanctae Marthae.
Yang berkonselebrasi bersama Paus adalah Uskup Giorgio Corbellini, Presiden Kantor Perburuhan dari Takhta Apostolik dan Komisi Disiplin Kuria Romawi, dan Rm. Sergio Pellini, SDB, Direktur Tipografia Vaticana Editrice L’Osservatore Romano. Di antara yang hadir adalah Dewan Pengawas dan Audit dari Vatican Press, sekelompok perwira dari Korps Gendarmes dan staf dari Kantor Perburuhan Vatikan dan dari L’Osservatore Romano.
Paus Fransiskus melandaskan homilinya pada perikop Injil St Yohanes (14:1-6). “Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepadaKu. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, akankah Aku mengatakan kepadamu bahwa Aku pergi untuk menyediakan sebuah tempat bagimu? Dan apabila Aku telah pergi dan telah menyediakan sebuah tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu kepada Diri-Ku…”.
Kata-kata Yesus, Paus berkomentar, sangat indah. Pada saat akan pergi meninggalkan, Yesus berbicara kepada murid-murid-Nya dari hati-Nya. Dia tahu mereka sedih, karena mereka menyadari bahwa segala sesuatu tidak berjalan dengan baik. Jadi sekarang Yesus mendorong mereka, memancing keceriaan mereka, meyakinkan mereka dan membentangkan di hadapan mereka sebuah cakrawala harapan. “Jangan biarkan hatimu menjadi susah”. Dan Dia mulai berbicara kepada mereka sebagai teman.
“Aku akan mempersiapkan sebuah tempat bagimu”. “Persiapan apa ini ?”, Paus Fransiskus bertanya pada dirinya sendiri. “Bagaimana hal itu dilakukan? Seperti apa rupanya tempat ini? Apa artinya menyiapkan tempat? Menyewa sebuah ruangan di surga?” Mempersiapkan sebuah tempat berarti mempersiapkan “kapasitas kita untuk menikmati, untuk melihat, untuk mendengar dan untuk memahami keindahan dari apa yang menanti kita, dari negeri itu yang mana untuknya kita terikat”.
Mengakhiri homilinya Paus memohon “agar Tuhan memberikan kita harapan yang kuat ini dan juga keberanian untuk menyambut negeri itu dari kejauhan”. Dan terakhir, “semoga Ia memberikan kita kerendahan hati untuk membiarkan diri kita dipersiapkan”, yakni, untuk membiarkan Tuhan menyiapkan tempat tinggal yang tetap itu dalam hati kita, dalam pandangan kita dan dalam pendengaran kita.
(AR)
Paus Fransiskus,
Domus Sanctae Marthae, 26 April 2013
Diterjemahkan dari : www.news.va
Tuhan itu ajaib
Amen
Comments are closed.