Pertanyaan:
tolong bantu saya mengklarifikasi atau mengerti maksud pesan ini, pesan yang tertulis berikut merupakan kiriman saudara seiman beda gereja
(FWD MESSAGE)
After Nearly 500 Years Pope Admits Luther was Right: Salvation is by Faith Alone
by Jeff Fountain (Protestant leader within the International Prayer Movement ), Christian Today Australia/Internati onal Prayer Council
ROME ITALY – Luther would have been amazed at the efforts of the Vatican today to put the Bible back into the heart of the Roman Catholic Church. In October last, bishops from around the world were called to Rome for a three-week synod to discuss how to promote prayerful reading, understanding and proclamation of God’s Word. Pope Benedict XVI himself kicked off the synod with a round-the-clock Bible reading marathon lasting a whole week, by reading the opening verses of Genesis. Twelve hundred readers took part, including Orthodox and Evangelical leaders.
Last week, briefly passing through Rome, my wife and I stood in an empty Saint Peter’s Square, where the chairs were still laid out for the 20,000 who had attended the pope’s weekly public audience on the Wednesday before. On our return to Holland, we read in the newspaper what the faithful had been told that day. The headline read: Pope quotes Luther: Sola Fide. Luther, the pope had told his audience, had been right to insist in sola fide, that a believer was justified by faith alone!
Disagreement over this doctrine had been at the heart of the Reformation in the 16th century, splitting Christianity in western Europe. Yet, said the pope, it was indeed biblical to say, as did Luther, that it was the faith of a Christian, not his works, that saved him. Such faith however could not be separated from love for God and for neighbour, he qualified. Paul wrote about this balance in his letters, especially the letter to the Philippians, he added.
The pope defined faith as ‘identification with Christ expressed in love for God and neighbour’. Such love fulfilled the law. Being justified meant simply being with Christ and in Christ. Christ alone was sufficient. Living by faith had radical consequences for the Apostle Paul after his conversion on the road to Damascus, explained the pope. Prior to that, his life had been regulated by all sorts of Jewish rules and commandments. Paul’s new lifestyle, based on faith in Christ alone, surfaced in his various letters, especially his letter to the Romans.
Luther had correctly translated Paul’s words as ‘justified by faith alone’, the well-known sola fide, Benedict affirmed, as reported in the newspaper. Some have blamed the widespread lack of biblical knowledge among Italians, on the Catholic Church due to its monopoly on the teaching of the Bible. The Italian newspaper, La Stampa, responded to a recent survey showing that only 14% of Italians questioned were able to answer questions about the Bible correctly, with the headline: ‘In the beginning was the Word – but the Italians don’t read it’.
Only one in four Italians had read a passage from the Bible in the past year, the survey revealed, compared to three out of four in the USA. Few even knew whether or not the Gospels were part of the Bible. Philosophy graduates confused Paul with Moses and thought that Jesus wrote Genesis, according to the survey. This despite the encouragement of the Second Vatican Council (1962-65) for the faithful to rediscover Scripture as the primary source of spiritual life.
So now Benedict is personally leading the way to encourage Catholics to engage with Scripture. The theme of the synod was The Word of God in the Life and Mission of the Church. The pope told the gathered bishops that true reality was to be found in the Word of God. Many had put their trust in money as the true reality, observed the pope, but this was evaporating in the current global financial crisis.
The Bible Society of the UK has been assisting the Vatican to promote the reading of Scripture through the Lectio Divina Project. This new resource for Catholics provides notes and prayers to go with weekly lectionary readings of the Sunday Mass. I flew to Switzerland last week for an interconfessional gathering of Together for Europe. Talk of the synod there prompted someone to quote Cardinal Kaspers’ recent statement: ‘The Word divided us; the Word must unite us’.
We began to dream about how Christians in Europe could celebrate the 500th anniversary of the Reformation in 2017 – less than nine years away – as a prophetic statement by Catholics and Protestants together that the Word that once divided us is now uniting us again. That would be a giant step toward the fulfilment of Luther’s original dream of a Bible-centered Church!
(THE END OF THE MESSAGE)
Pesan ini benar atau tidak? Jika benar, bukankah agak kontradiktif dengan yang selama ini diajarkan Gereja Katholik?
Jika tidak maupun si penulis pesan salah menangkap maksud Paus, harap memberi tahu semua saudara Katholik agar jangan mudah percaya atau tidak salah mengerti. Terima kasih. Tuhan memberkati. Agatha
Jawaban:
Shalom Agatha,
Sebenarnya apa yang dikatakan oleh Paus Benediktus XVI dalam khotbah umum tgl 19 Nov 2008, tentang “Be Just Means Simply to Be With Christ and in Christ” itu bukan hal baru yang bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik selama ini. (Khotbah itu selengkapnya ada di link ini, silakan klik). Memang di khotbah itu disinggung pengertian ‘Sola Fide’ (Faith alone) yang lebih sering kita dengar sebagai prinsip pengajaran gereja Protestan, namun kali ini Bapa Paus menjelaskan istilah tersebut dalam pandangan Gereja Katolik:
- Sola Fide itu benar, jika ‘faith’/ iman yang dimaksud di sini tidak dipisahkan dengan hukum kasih (charity/ holiness), yaitu kasih kepada Tuhan dan sesama. Paus mengatakan demikian,”That is why Luther’s expression “sola fide” is true if faith is not opposed to charity, to love. Faith is to look at Christ, to entrust oneself to Christ, to be united to Christ, to be conformed to Christ, to his life. And the form, the life of Christ, is love; hence, to believe is to be conformed to Christ and to enter into his love. That is why, in the Letter to the Galatians, St. Paul develops above all his doctrine on justification; he speaks of faith that operates through charity (cf. Galatians 5:14).
- Maka dalam hal ini benar jika dikatakan bahwa oleh iman saja kita diselamatkan, asal kita juga percaya bahwa iman itu tidak terlepas dari perbuatan kasih seperti yang dituliskan oleh Rasul Paulus dalam suratnya kepada umat di Filipi, dan Galatia. Hal inilah yang diajarkan oleh Bapa Paus. Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman dan perbuatan kasih adalah satu kesatuan, karena kasih berasal dari iman kita kepada Kristus. Bapa Paus mengatakan:”Paul knows that in the double love of God and neighbor the whole law is fulfilled. Thus the whole law is observed in communion with Christ, in faith that creates charity. We are just when we enter into communion with Christ, who is love. “
- Dengan menekankan bahwa iman tidak dapat dipisahkan dari perbuatan, Bapa Paus merujuk pada Bacaan Injil pada hari raya Kristus Raja yang menceritakan Pengadilan Terakhir, dalam Mat 25, yang mendasari pengajaran Gereja Katolik bahwa perbuatan kasihlah yang terpenting yang menghantar kita pada keselamatan, “….sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. ” (Mat 25:40). Bapa Paus berkata,”We are just when we enter into communion with Christ, who is love. We will see the same in next Sunday’s Gospel for the solemnity of Christ the King. It is the Gospel of the judge whose sole criterion is love. What I ask is only this: Did you visit me when I was sick? When I was in prison? Did you feed me when I was hungry, clothe me when I was naked? So justice is decided in charity. Thus, at the end of this Gospel, we can say: love alone, charity alone. However, there is no contradiction between this Gospel and St. Paul. It is the same vision, the one according to which communion with Christ, faith in Christ, creates charity. And charity is the realization of communion with Christ. Thus, being united to him we are just, and in no other way.”Maka di sini kita ketahui bahwa kita dimampukan berbuat kasih seperti yang tertulis dalam Mat 25, jika kita beriman di dalam Kristus, ada dalam persekutuan dengan Kristus. Perbuatan kasih merupakan akibat nyata persatuan kita dengan Kristus. Dalam artian inilah kita dapat berkata, bahwa kita dibenarkan oleh iman saja, atau tepatnya, ‘hanya oleh iman yang hidup’ kita diselamatkan, yaitu iman yang disertai dengan kasih. Jadi ini tidak bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik selama ini yang mengatakan bahwa tanpa perbuatan kasih, iman adalah mati (Yak 2:17). Dan bahwa manusia dibenarkan oleh perbuatan kasih, bukan hanya karena iman (Yak 2:24).
Nah, memang dalam khotbahnya Bapa Paus tidak membahas apa yang menjadi perbedaan pengertian Gereja Katolik dengan pengertian “Sola Fide” menurut Luther. Bapa Paus hanya menekankan kesatuan antara iman dan kasih, dan bahwa keduanya tak terpisahkan dan tak dapat dipertentangkan, dan keduanya mengantar kita pada keselamatan kekal. Namun, ada baiknya jika kita melihat perbedaan pengertian Luther dan Gereja Katolik dalam istilah “Sola Fide” yang berkaitan dengan pengertian “justification”/ diselamatkan/ dibenarkan oleh Allah, agar kita dapat memahami lebih lanjut ajaran Gereja Katolik dalam hal ini:
- Konsep keselamatan menurut Luther adalah meskipun kita berdosa berat, kita tetap “diselimuti oleh jubah keselamatan Kristus”, sehingga dibenarkan Tuhan. Jadi dalam hal ini pengertian “Sola Fide/ Faith alone” menurut Luther adalah benar-benar iman saja, tidak termasuk perbuatan baik, atau perbuatan baik tidak dianggap sebagai kesatuan dengan iman. Maka “Justification” menurut Luther adalah kita dibenarkan karena kita diselubungi Kristus, sehingga Allah tidak melihat dosa kita, tetapi melihat Kristus yang menyelubungi kita. Jadi di sini tidak ada perubahan kondisi sebelum atau sesudah dibenarkan oleh Tuhan: kita tetap berdosa. Biarpun berdosa, tetapi dibenarkan. Sekali dibenarkan, tetap dibenarkan, dan diselamatkan, atau “once saved, always saved“. Meskipun sehabis menerima Kristus sebagai Juru Selamat, kita jatuh di dalam dosa, maka kita tak perlu kuatir dan bertobat, sebab asalkan kita tetap percaya pada Kristus, kita pasti tetap diselamatkan oleh Tuhan. Dalam suratnya kepada Melancthon tanggal August 1, 1521, (translated by Erika Bullmann Flores for Project Wittenberg); online at http://www.iclnet.org/pub/resources/text/wittenberg/luther/letsinsbe.txt , lihat nomor 13, Luther mengatakan, “…Be a sinner, and let your sins be strong, but let your trust in Christ be stronger…. No sin can separate us from Him, even if we were to kill or commit adultery thousands of times each day…”Pernyataan ini tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik yang mensyaratkan iman dan pertobatan, hidup dalam Kristus, dan melaksanakan kasih, baru manusia dapat diselamatkan.
- Gereja Katolik mengatakan bahwa Justification harus melibatkan pertobatan yang mengubah kita menjadi sepenuhnya baru. Artinya kita harus meninggalkan manusia lama dan segala dosa-dosa kita, untuk hidup sebagai manusia baru yang hidup dalam persekutuan dengan Kristus (lihat Ef 4:17). Manusia baru di dalam Kristus ini adalah manusia yang berbuat kasih, karena Allah adalah Kasih (1 Yoh 4:8), dan Kristus adalah perwujudan kasih Allah yang sempurna, sehingga hidup dalam Kristus = hidup dalam kasih. Dengan demikian kita dibenarkan, karena rahmat Tuhan sungguh- sungguh mengubah kita menjadi kudus. Efek inilah yang sesungguhnya kita peroleh setelah Pembaptisan kita. Kita bukan hanya diselubungi, tetapi sungguh-sungguh diubah menjadi kudus oleh Tuhan sendiri, dan selanjutnya sesudah pembaptisan, kita harus terus berjuang untuk hidup kudus, memenuhi hukum kasih, agar kita dapat diselamatkan. Maka konsekuensinya, jika setelah dibaptis kita kembali hidup dalam dosa, maka kita tidak dapat diselamatkan. Dengan demikian, Gereja Katolik tidak mengajarkan bahwa kita boleh berdosa terus. Sebab dosa bertentangan dengan hukum kasih dan dosa-lah yang memisahkan kita dari Allah. Maka iman, menurut Gereja Katolik, tidak pernah dipertentangkan dengan hukum kasih, melainkan harus menjadi kesatuan. Jika kita tidak mengasihi, sesungguhnya kita tidak beriman, dan karenanya kita tidak dapat diselamatkan. Namun jika kita mengasihi Allah dan sesama, atas dasar iman kita kepada Kristus, maka kita diselamatkan.
Demikianlah yang dapat saya tuliskan sehubungan dengan pengajaran Bapa Paus yang berkaitan dengan ‘Sola Fide’ menurut Gereja Katolik. Marilah kita juga jangan terlalu memusatkan perhatian pada perbedaan antara Gereja Katolik dan Protestan namun lebih melihat apa yang mempersatukan kita sebagai pengikut Kristus. Iman kepada Kristus memang harus kita pandang sebagai hal yang sangat penting, supaya jangan sampai kita berpendapat, “asal hidup baik dan mengasihi, maka kita tak perlu beriman, sebab jika kita hidup baik, pasti masuk surga”. Anggapan ini keliru, karena sesungguhnya kita tidak dapat sungguh-sungguh mengasihi (kasih yang tidak mementingkan diri sendiri dan kasih yang rela berkorban) tanpa iman. Dalam hal ini Gereja Katolik setuju dengan Luther, bahwa imanlah yang menyelamatkan kita. Dengan catatan: Ya, memang karena iman kita kepada Yesus-lah kita diselamatkan, namun iman ini harus selalu disertai kasih, sebab jika tidak, iman kita adalah iman yang mati. Maka agar dapat diselamatkan/ dibenarkan Allah, kita harus beriman dan mengasihi, hidup dalam persekutuan/ komuni dengan Yesus Kristus. Ini adalah pengajaran Gereja Katolik dari dulu sampai sekarang yang tidak berubah. Dan karena itulah Perjamuan Ekaristi/ Komuni Kudus menjadi sangat penting dalam kehidupan rohani kita, karena melalui Ekaristi, kita bersatu dengan Kristus, sehingga kita dikuatkan dalam iman, dan kita dimampukan untuk berbuat kasih dan bertumbuh dalam kekudusan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati – www.katolisitas.org
Shalom Pak Stef dan Bu Ingrid. Pak, Bu, saya masih bingung tentang teologi keselamatan katolik. Awalnya saya sudah pernah membaca tentang masalah sola fide, sola scriputura, dan sola gratia yang dikumandangkan oleh Marthin Luther di buku Scott Hanh yang judulnya Rome sweet home. Saya setuju kalau ketiga hal ini bukanlah hal yang utama dalam iman Katolik, tetapi yang menjadi pilar utama yaitu Tradisi, Alkitab, dan Magisterium gereja. Tapi saya menemukan suatu hal yang belum pernah saya ketahui sebelumnya mengenai pandangan Protestan khususnya Reformed tentang sola fide dan sola gratia. Mereka percaya bahwa keselamatan mereka hanya karena iman kepada Yesus Kristus… Read more »
Shalom Karen, Nampaknya Anda perlu memahami pengertian yang benar, menurut Gereja Katolik tentang keselamatan. Gereja Katolik juga mengajarkan keselamatan yang diperoleh karena kasih karunia, dan oleh iman (lih. Ef 2:8-9), namun iman ini berkerja oleh kasih (Gal 6:5), dan karena itu, perbuatan kasih tidak dapat dipisahkan dari iman, agar iman itu dapat menyelamatkan. Silakan membaca lebih lanjut dalam uraian penjelasan Paus Benediktus XVI tentang Sola Fide, silakan klik. Maka tidak benar anggapan jika Gereja Katolik mengajarkan bahwa keselamatan diperoleh lewat perbuatan baik tanpa iman. Sebab Gereja Katolik tidak mengajarkan demikian. Nah, yang membedakan antara ajaran Gereja Katolik dengan pandangan Protestan… Read more »
Salam kasih,
Dear kakak pembimbing saya mau bertanya. Saat saya merenungkan Yoh5:24 dan Yoh5:29, saya melihat kesinambungan antara iman dan perbuatan baik. Apakah iman dan perbuatan baik itu terpisah atau tidak dalam konteks apa yang dibutuhkan manusia untuk selamat? Terima kasih mohon bimbingannya
Shalom Arliando, Benar, bahwa ada kesinambungan, atau tepatnya, ada kesatuan antara iman dan perbuatan baik, agar dapat menghantar kepada keselamatan. Gereja Katolik mengajarkan bahwa iman dan perbuatan baik tidak terpisahkan, dan keduanya diperlukan agar seseorang dapat diselamatkan. Maka keselamatan diperoleh pertama-tama oleh kasih karunia/ rahmat Allah oleh iman (Ef 2:8), dan iman yang dimaksud di sini adalah iman yang bekerja oleh kasih (lih. Gal 5:6). Dengan iman yang bekerja oleh kasih inilah seseorang dibenarkan dan diselamatkan oleh Allah: KGK 1794 Hati nurani yang baik dan murni diterangi oleh iman yang benar, karena cinta kasih Kristen timbul sekaligus “dari hati yang… Read more »
Ini satu pertanyaan salah atau benar atau terserah anda bila saya mengatakan “jati diriku tertinggi adalah allah” Dasar pemikiran saya adalah Keluaran (“…mari kita ciptakan manusia serupa dengan …”). Dalam injil (saya tidak hafal ayatnya) ” Bapa ada dalam aku (Kristus) , aku ada dalam Bapa, aku ada pada engkau” Kemudian “Kau selalu bersama Aku, semua milikKu, milikmu juga” Kemudian sebelum naik ke sorga Yesus berkata “Aku akan menyertai engkau sampai akhir jaman.
Minta bantuan penjelasannya.
[dari katolisitas: Kalau Anda ingin membuktikan bahwa Kristus adalah TUhan, maka silakan melihat artikel ini – silakan klik]
Buat para “sola fideer” yang punya pacar/kekasih/suami/istri/anak,
Bisakah saudara semua mengatakan “aku percaya dan mencintaimu kekasihku/istriku/anakku/suamiku…” dan saudara tidak berbuat sesuatu apapun yang dapat menunjukkan kepercayaan dan cinta saudara itu?
Jika saudara lakukan itu (hanya percaya dan mencintai) namun tidak berbuat apa apa, pastilah cepat atau lambat orang yang anda cintai itu akan mengatakan, “cintamu adalah cinta yang mati….!!!!!!”
semudah itulah untuk meyakini bahwa hanya dengan iman dan perbuatan kita dapat diselamatkan oleh Kristus. Iman saja, no way….
Mengenai Paus B16, bila membaca secara keseluruhan, tentu orang akan tahu maksudnya. Bagaimanapun, dia berkata bahwa sola fide, tida bertentangan dengan karya amal, jadi tetap harus melakukan kasih, yang perlu untuk keselamatan. ini bertentangan dengan konsep protestan yang mengajarkan prinsip imputansi.
Paus mengajarkan sola fide+kasih, dll, dan dengan ini menyatakan bahwa sola, bukan lagi sola lagi, dan ini sangat alkitabiah, karena memang iman yang sempurnapun, belum tentu memiliki kasih (1Kor13:2b).
salam
mengenai tulisan Luther, sepertinya klo lihat bahasa inggrisnya, yang dimaksudkan adalah perbuatan jahat sebelum beriman. Luther tidak mengatakan bahwa setelah dia beriman, masih bisa berbuat seperti itu.
salam.
Shalom Snyder, Surat Luther kepada Melancthon yang berjudul ‘Let Your Sins be Strong‘ (Biarlah kuat Dosamu), klik di sini, sebenarnya membicarakan sekurang-kurangnya 3 hal, yaitu: 1) Pandangannya tentang selibat para imam; 2) Pandangannya tentang kedua elemen dalam Perjamuan Kudus; 3) Pandangannya tentang belas kasihan Tuhan yang mengatasi segala dosa, dan karena itu, “jadilah pendosa”. 1. Pandangan Luther tentang selibat para imam (paragraf no.1-7) Tentang hal ini, Luther mengambil dasar ayat 1 Tim 4:1- namun interpretasinya berbeda dengan yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Gereja Katolik mendasarkan ajarannya dengan memperhatikan keseluruhan ayat dalam Kitab Suci yang jelas mengajarkan tentang hidup selibat untuk… Read more »
Setuju dengan Bu Ingrid. Yesus pun berkali – kali mengatakan dengan jelas, “Janganlah berbuat dosa LAGI!”
Oooooooh begitu yang pandangan/saran marthin luther… sangat disayangkan. menurut saya dia sudah keblinger/tersesat terlalu jauh. menurut saya dia itu hanya suka mencari pembenaran/rasionalisasi dari apa yang ia akan lakukan. contohnya, dia sudah tidak kuat selibat dan ingin menikah, makanya ia mengecam selibat (mendeskriditkan Katolik). nah supaya dia bisa kawin dan dapat berbuat seenaknya, dia juga menyarankan jadilah pendosa…. Tidaklah mengherankan jika buah buahnya adalah perpecahan (18.000 denominasi) karena ajarannya sangat aneh..nyleneh..menyimpang jauh dari ajaran Yesus Kristus [dari katolisitas: Kita tidak tahu secara persis apakah dia keluar dari Gereja Katolik karena ingin menikah dan tidak mau hidup selibat. Sedangkan tentang pengertian… Read more »
Shalom, Jika direnungkan, berani sekali pak Marthin Luther bicara spt itu. Dalam Mat. 7:21-23 Tuhan Jesus kan sudah memperingatkan dgn keras orang2 yg sok suci, yg merasa pasti punya kavling di surga krn sudah bernubuat, mengusir setan, membuat mujizat! Nah, peringatan macam apalagi yg akan dikemukakan Tuhan bagi orang yg bangga dan tutup mata dgn “jubah” dosanya krn merasa sudah dijamin akan diselamatkan karena “cuma bermodalkan” percaya saja. [Dari Katolisitas: Mari kita jangan menghakimi Luther. Sebab kita juga tidak tahu apakah sesaat sebelum wafatnya ia masih berkeras memegang pandangannya ini. Jika sesaat sebelum wafatnya ia mengakui bahwa pemahamannya keliru, maka… Read more »
Dear katolisitas,
Banyak terima kasih.
Sedikit tambahan dari saya, dalam kalimat yang berbeda, iman memiliki 2 dimensi/sisi/aspek (yang tidak bisa dipisahkan,seperti halnya 2 sisi mata uang) yaitu: keyakinan iman (iman itu sendiri) dan ungkapan iman (perbuatan).
Jadi, mereka yang suka dengan “iman saja” adalah ibarat orang yang mau menghilangkan salah satu sisi dari 1 keping mata uang. ini adalah kemustahilan dan tidaklah masuk akal. dan mereka itu juga suka aneh aneh. contohnya, sudah jelas/eksplisit dinyatakan dalam KS bahwa “iman tanpa perbuatan adalah mati”, tapi masih aja mendewakan iman saja. ……[edit]
Selamat malam katolisitas dan sidang pembaca yg budiman, Terima kasih telah menunjukkan referensi di atas. Secara selintas saya baca Deklarasi Bersama tsb dan juga inti dari Doctrine of Justification (saya kutip) yaitu: 1. The SOURCE of our Justification is by His GRACE. 2. The GROUND of our Justification is by His BLOOD. 3. The MEANS of our Justification is by FAITH IN HIM. 4. The EVIDENCE of our Justification is by our WORKS. Rupanya butir no. 4 ini yg sering “terlewatkan” oleh kita, para pengikut Kristus. Padahal, seperti yg dikemukakan pak J.Sumarno (a/d Yak. 2:14-26), iman tanpa perbuatan adlh iman… Read more »
Shalom m. herman-wib, Saya mohon maaf, sebab saya tidak dapat menemukan secara eksplisit ke-empat butir tersebut dirumuskan sebagaimana yang Anda tulis, dalam deklarasi bersama antara Lutheran dan Gereja Katolik dalam Doctrine of Justification yang link-nya saya sebutkan dalam jawaban kepada Sdr. Yusup Sumarno. Jika Anda menemukannya di dalam dokumen tersebut atau di dokumen yang lain, dapatkah Anda menyebutkan persisnya di mana, dan bagaimana kalimatnya? Sebab hal sumber dari justifikasi memang adalah kasih karunia Allah (the source of our justification is God’s grace), namun caranya adalah dengan kita mengimani-Nya, yang dinyatakan melalui Baptisan, dan kemudian iman tersebut dihidupi dalam kasih. Nah… Read more »
Shalom bu Ingrid yg t’kasih.. Menanggapi p’jelasan bu ini sya amat t’tarik. Nmun sya ad 1 soaln. Sbnarnya ni dr saudara sya yg non katolik ktika kmi b’bncang ttg soal “sola fide” ini suatu ktika dlu. Bliau m’jelas’n pd sya bhwa umat katolik sering slah anggap ttg pngertian “sola fide” ni. Bg mreka “salvation comes by faith alone; but the faith is not alone”… Dgn kata lain, iman itu scara sndiri mmpu m’buka jlan kpd p’buatan kasih & hdup kdus mnurut khendakNya. Ertinya apbila kta m’pnyai iman, kita akn scara x lngsung b’usaha utk m’capai khidupan dlm Kristus. Yg x… Read more »
Shalom John, Sejujurnya, apa yang dikatakan oleh saudara Anda tentang sola fide itu, memang menyerupai apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Sebab memang Gereja Katolik tidak pernah memisahkan iman dari perbuatan kasih, jika iman itu mau disebut sebagai iman yang menyelamatkan. Yang memisahkan iman dan perbuatan kasih adalah mereka yang secara ekstrim mengartikan sola fide, yaitu asalkan punya iman, maka tak peduli apapun perbuatan kita, pasti Tuhan menyelamatkan, seperti yang dituliskan oleh Martin Luther kepada muridnya Melancthon, sebagaimana telah diuraikan di jawaban ini, silakan klik, lihat point.3. Nah, syukurlah, nampaknya sekarang banyak umat Kristen non-Katolik, tidak lagi berpandangan seperti itu.… Read more »
Syaloom
Jadi apakah tepat untuk bilang perbuatan kasih seharusnya adalah dampak dari iman yang diberikan kepada kita?
Saya berpikir seperti itu karena harusnya ” karena kita diselamatkan maka kita berbuat bukan kita berbuat agar kita diselamatkan”
Kalau iman adalah salah satu syarat untuk selamat dan perbuatan kasih adalah salah satu syarat juga. Bukannya menjadi seperti “kita berbuat untuk diselamatkan”
Terima Kasih
Shalom Leonard, Terima kasih atas pertanyaannya tentang kasih dan iman. Pada tahap awal, silakan membaca defini dan hubungan antara iman, kasih dan pengharapan di tanya jawab ini – silakan klik. Tentu saja agar kita dapat mengasihi dengan benar, maka kita harus mengetahui kebenaran iman dengan benar. Yang berarti kasih mensyaratkan pengetahuan iman. Namun, di satu sisi, kasih juga mengarahkan iman dan juga pengharapan. Silakan membaca link yang saya berikan terlebih dahulu. Pertanyaan anda tentang keselamatan akan lebih dapat diurai dengan baik kalau anda dapat melihat bahwa keselamatan bukanlah satu kali kejadian, namun merupakan sesuatu yang lewat, sekarang dan masa datang.… Read more »
Syalom Katolisitas, ini adalah percakapan saya dengan saudara paulus : Paulus : # Very nice article. Cuma ada satu yg sy krg setuju di bagian akhir. Iman kristen adalah Manusia diselamatkan hanya oleh Iman, bukan kebaikan/amal. Satu sen pun kebaikan/amal kita tidak ada pengaruhnya. Karna keselamatan yg kita peroleh dengan cuma2 itu February 7 at 3:20pm · LikeUnlike # Paulus Borang Very nice article. Cuma ada satu yg sy krg setuju di bagian akhir. Iman kristen adalah Manusia diselamatkan hanya oleh Iman, bukan kebaikan/amal. Satu sen pun kebaikan/amal kita tidak ada pengaruhnya. Karna keselamatan yg kita peroleh dengan cuma2 itu,… Read more »
Shalom Budi, Nampaknya, prinsip utama yang harus dipegang di sini adalah: iman yang menyelamatkan itu adalah iman yang menjadi kesatuan dengan perbuatan kasih/ perbuatan baik. Jadi di sini keduanya tidak dapat dipisahkan. Kasih dan perbuatan kasih/ perbuatan baik juga merupakan satu kesatuan, sebab orang baru dapat dikatakan sebagai ‘mengasihi’, jika ia menyatakannya dalam perbuatannya. Jika mulai ditanyakan: manakah yang lebih di atas, iman atau perbuatan kasih, maka seolah- olah keduanya dipisahkan, atau yang lebih tinggi dianggap sebagai satu- satunya syarat keselamatan dan dengan demikian mengabaikan/ menomorduakan yang lain. Inilah yang tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik- yang sebenarnya juga tidak… Read more »
Syalom Bu Ingrid,
Terima kasih atas penjelasannya. Memang sedari awal saya sudah MENEKANKAN bahwa perbuatan kasih tidak bisa dilepaskan dari iman. Namun pembicaraannya lama – lama mengarah ke pemisahan antara Iman & Perbuatan.
Oya ada yang ingin saya tanyakan :
Kenapa disebut Rabu ABU ? Kok tidak KAMIS ABU, JUMAT PUTIH dan sebagainya ?
Terima kasih atas pencerahannya. ( email pribadi saya kapan hari sudah ibu terima ? )
Tuhan YESUS memberkati & Bunda Maria selalu menuntun anda pada putraNYA
Shalom Budi, Rabu Abu adalah hari pertama Masa Prapaska, yang menandai bahwa kita memasuki masa tobat 40 hari sebelum Paska. Angka “40” selalu mempunyai makna rohani sebagai lamanya persiapan. Misalnya, Musa berpuasa 40 hari lamanya sebelum menerima Sepuluh Perintah Allah (lih. Kel 34:28), demikian pula Nabi Elia (lih. 1 raj 19:8). Tuhan Yesus sendiri juga berpuasa selama 40 hari 40 malam di padang gurun sebelum memulai pewartaan-Nya (lih. Mat 4:2). 1. Mengapa hari Rabu? Nah, Gereja Katolik menerapkan puasa ini selama 6 hari dalam seminggu (hari Minggu tidak dihitung), maka masa Puasa berlangsung selama 6 minggu ditambah 4 hari. Dengan… Read more »
kak ingrid, saya mau tanya tentang bagaimana pandangan katolik mengenai keselamatan diluar kepercayaan/iman kita kepada Yesus. misalnya bagi umat2 non kristen ( baik katolik atau protestan) jika kita diselamat kan oleh iman saja. terima kasih.
Shalom Sang JMV, Jika anda membaca kembali tulisan ulasan di atas, anda akan mengetahui bahwa Gereja Katolik tidak mengajarkan Sola Fide dengan pengertian yang sama dengan Sola Fide yang diajarkan oleh para pengajar Kristen non- Katolik. Sebab Sola Fide/ “iman saja” yang diajarkan oleh Gereja Katolik di sini adalah iman akan Kristus dalam kesatuan dengan perbuatan kasih dan rahmat Allah yang diterima melalui sakramen- sakramen, terutama Pembaptisan dan Ekaristi. [Sedangkan Sola Fide menurut saudara- saudari kita yang non- Katolik adalah iman saja, tanpa perbuatan, dan tanpa sakramen] Gereja Katolik tetap mengajarkan bahwa jika seseorang diselamatkan, itu adalah karena jasa Kristus,… Read more »
tolong bantu saya mengklarifikasi atau mengerti maksud pesan ini, pesan yang tertulis berikut merupakan kiriman saudara seiman beda gereja (FWD MESSAGE) After Nearly 500 Years Pope Admits Luther was Right: Salvation is by Faith Alone by Jeff Fountain (Protestant leader within the International Prayer Movement ), Christian Today Australia/Internati onal Prayer Council ROME ITALY – Luther would have been amazed at the efforts of the Vatican today to put the Bible back into the heart of the Roman Catholic Church. In October last, bishops from around the world were called to Rome for a three-week synod to discuss how to… Read more »