[Minggu Paska: Kis 10:34-43; Mzm 118:1-23; Kol 3:1-4; Yoh 20:1-9]
“Pada hari ini, Tuhan bertindak!
Mari kita rayakan dengan gembira!”
Bersama pemazmur, kita mengumandangkan kidung ini. Hari ini kita merayakan Hari Raya Paskah. Tuhan Yesus telah bangkit dari mati. Betapa menakjubkan peristiwa ini yang menjadi puncak dari penghayatan iman kita! Sebab Kristus telah rela menanggung derita di kayu salib demi menebus dosa-dosa umat manusia—termasuk dosa-dosa Anda dan saya—namun kurban salib-Nya tidak hanya berakhir dengan kematian, tetapi pada kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Surga. Ini berarti bahwa Kristus telah mengalahkan kuasa dosa dan maut, yang telah membelenggu kita. Maka jika kita menyatukan diri dengan wafat-Nya, kitapun akan dibangkitkan oleh-Nya, untuk meninggalkan dosa-dosa kita, dan hidup dalam pimpinan-Nya.
Kristus telah bangkit, sebagaimana disampaikan oleh bacaan-bacaan Kitab Suci hari ini. Orang-orang yang tidak percaya mempertanyakannya karena tak ada saksi mata yang melihat saat persisnya Tuhan Yesus bangkit. Namun sejujurnya, lebih tidak masuk akal lagi kalau kita mempercayai hal yang sebaliknya. Sebab tidak mungkin, tubuh Yesus dicuri orang, mengingat kuburnya ditutup rapat oleh batu besar dan dijaga ketat oleh pasukan prajurit suruhan Pilatus. Klaim bahwa para murid-Nya mencuri jenazah Yesus pada saat para penjaga sedang tidur (lih. Mat 28:13) juga terdengar aneh dan janggal. Sebab kalau benar-benar tidur pulas, maka orang tidak bisa tahu apa yang terjadi. Sedangkan kalau para penjaga terbangun, sudah pasti mereka bisa meringkus para pencuri. Lagipula sulit untuk membayangkan bahwa para murid itu punya nyali untuk berhadapan dengan para penjaga itu, mengingat sejak saat penyaliban, hampir semua murid tunggang langgang meninggalkan Yesus. Hanya Rasul Yohanes dan Bunda Maria yang berdiri di kaku salib-Nya. Kalaupun ada yang berani mencuri tubuh Yesus dari makam, mengapa orang itu tidak kemudian langsung menunjukkan bukti tersebut untuk menentang Petrus yang berkhotbah tentang kebangkitan Yesus? (Kis 2:22-32) Sedangkan kita tahu bahwa para murid Yesus tidak berbohong tentang hal ini, karena tidak ada untungnya bagi mereka. Nyatanya, mereka bahkan sampai menyerahkan nyawa mereka untuk menyatakan kebenaran ini, yaitu bahwa Tuhan Yesus telah menderita, wafat dan bangkit, untuk menebus dosa-dosa manusia. Untuk itulah, hampir semua rasul Yesus, wafat sebagai martir. Tak ada orang yang waras yang mau mati untuk sebuah kebohongan. Namun adalah suatu bentuk ketaatan dan kasih, yang memampukan para rasul melakukannya, sebab Kristus Sang Guru, telah terlebih dahulu melakukannya untuk mereka. Sungguh, apapun argumen yang menentang fakta kebangkitan Kristus, akan sangat sulit dijelaskan. Ini menunjukkan bahwa argumen itu sendiri yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Bagi kita yang sudah percaya akan kebangkitan Yesus, perayaan Paskah menjadi perayaan iman, sekaligus harapan dan kasih kita kepada Tuhan. Iman kita akan kebangkitan Kristus diteguhkan, demikian juga harapan kita akan kebangkitan kita sendiri dan kehidupan kekal, yang dijanjikan oleh Yesus. Paskah juga mengobarkan kasih di dalam hati kita, karena melaluinya kita merayakan kemenangan cinta kasih Tuhan yang mengalahkan maut. Kemenangan kasih Tuhan ini menyemangati kita untuk mengasihi orang-orang di sekitar kita, termasuk mereka yang “sulit” untuk dikasihi karena telah menyakiti hati kita. Kemenangan Tuhan Yesus ini juga mendorong kita untuk mengalahkan kebiasaan-kebiasaan buruk kita yang dapat menyeret kita jatuh ke dalam dosa. Kemenangan Kristus ini mengingatkan kita bahwa pada akhirnya kebaikan akan mengalahkan kejahatan. Bahwa tak percuma kita berbuat baik, sebab semuanya itu akan mendatangkan buahnya pada waktunya. Mari kita memikirkan perkara yang di atas, di Surga mulia, di mana Kristus berada… Agar jika Ia menyatakan diri kelak, kitapun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan (lih. Kol 3: 2-4).
Semua ini meneguhkan iman kita sebagai para murid Kristus di zaman ini. Di tengah dunia yang mempunyai beragam pandangan yang belum tentu sesuai dengan iman kita, kita tetap teguh berdiri menjadi saksi-Nya. Sebab Tuhan Yesus sungguh telah bangkit! Ia adalah kekuatan kita, dan Ia telah menjadi keselamatan kita. Mazmur di Malam Paskah tetaplah tepat untuk kita kumandangkan senantiasa:
“Aku wartakan, karya agung-Mu, Tuhan,
karya agung-Mu, karya keselamatan…
sebab Tuhan Allah itu kekuatan dan mazmurku,
Ia telah menjadi keselamatanku!”