Sharing pelayanan oleh Pst Felix Supranto, SS.CC
Enam ratus duapuluh dua umat, pada tanggal 12 September 2015, memenuhi Aula Sekolah Santa Maria, Jakarta Pusat. Mereka mengikuti seminar Kerahiman Ilahi dan ingin mengalami kesembuhan melalui Adorasi. Seminar dan adorasi ini dikoordinir oleh PDPKK Santo Lukas (Para Medis) Jakarta.
Pada akhir homili, aku mengajak umat berdoa untuk memohon kesembuhan dan pemulihan dari Tuhan. Permohonan ini disampaikan kepada Tuhan dengan menyanyikan lagu “Hadirat-Mu Membawa Kesembuhan”. Lagu ini membawa hati umat ke dalam hadirat Tuhan. Umat mengangkat tangan sambil meneteskan air mata. Mereka dipenuhi dengan kerinduan akan jamahan Tuhan.
Kerinduan akan jamahan-Nya ini semakin terasa dalam adorasi. Adorasi ini dimulai dengan sebuah lagu, yaitu “Yesus, Andalanku”. Umat memegang lilin-lilin kecil yang bernyala. Cahaya lilin dalam kegelapan itu mengandung sebuah pengharapan yang tersembunyi dalam ruang jiwa. “Tuhan Yesus, Sang Terang, akan menghalau kegelapan dan kepahitan hidup,” merupakan doa jeritan hati.
Aku menumpangkan tanganku di kepala seorang ibu. Aku terkejut, ternyata kepalanya di bagian belakang berlubang. Lubang di kepalanya itu tidak nampak karena tertutup dengan rambutnya yang panjang. Ibu itu menceriterakan kejadian yang menimpa dirinya enam tahun silam. Ia mengalami kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas itu hampir merenggut nyawanya. Ia menjalani operasi otak. Lubang kepala itu merupakan bekas dari operasi. Setelah menjalani operasi otak, keadaannya menjadi lemah. Ingatannya sangat berkurang. Ia tidak bisa bekerja lagi, padahal ia adalah lulusan universitas dan posisinya lumayan. Ia sering linglung. Keadaannya itu membuat keluarganya terasa jauh darinya. Ia memandangku dengan bisikan kata-kata, yang aku tidak tahu dari mana asalnya, tetapi jelas sangat bermakna baginya: “Cahaya lilin ini telah menerangi mata hatiku tentang jalan kehidupan. Setelah mengalami kecelakaan yang fatal, aku tahu bagaimana harus menjalani kehidupanku. Hidup ini bagaikan membawa kendaraan ke sebuah tempat. Dalam menjalani kehidupan ini, aku harus menyediakan P3K, yaitu Pertolongan Pertama Pada Kehidupan. Isi dari P3K tersebut adalah 1) Tusuk gigi, jangan mengorek-ngorek keburukan sesama, tetapi koreklah kebaikan orang lain yang mungkin terselip atau tak terlihat; 2) Penghapus, hapuslah segala kesalahan orang yang membuat sakit hati; 3) Pensil, tuliskan segala kebaikan dan anugerah Tuhan di dalam hati sehingga hidup ini penuh syukur ‘Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu’ (1 Tesalonika 5:18); Kebaikan Tuhan yang paling aku rasakan adalah Ia masih memperkenankan aku hidup. 4) Plester, ijinkanlah Tuhan membalut luka-luka kita agar kita sembuh ‘Sebab Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu, demikianlah firman TUHAN,’ (Yeremia 30:17); 5) Gelang karet, kita harus fleksibal. Artinya, jangan putus asa ketika keinginan kita tidak terwujud karena Tuhan memiliki rencana indah bagi kita ‘Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya,” (Pengkotbah 3:11); 6) Permen karet, setia dan tulus dalam mengikuti Tuhan (nempel terus pada Tuhan); 7) Permen, senantiasa tersenyum manis kepada setiap orang. Senyuman manis kita membuat kita dicintai banyak orang. Jadi, obat sebagai bekal dalam perjalanan menuju kehidupan kekal adalah melihat kebaikan sesama, mengampuni sesama, bersyukur atas berkat Tuhan, mengijinkan Tuhan menyembuhkan hati, percaya akan rencana indah Tuhan dalam hidup kita, setia kepada Tuhan, dan senantiasa bersukacita. Karena itu, aku telah disembuhkan Tuhan dari rasa benci terhadap orang-orang yang melukaiku. Hatiku kini terasa tentram”.
Kesimpulan sebagai pesan: Senantiasa lakukan kebaikan, maka kebaikan akan menjadi bagian dalam hidup kita. Kebaikan hati yang tulus adalah tidak terperangah dengan pujian dan tak terjungkal dengan cercaan. Lakukan kebaikan dalam kondisi apa pun juga karena kebahagiaan pasti ditemukan di dalamnya. Tuhan telah melengkapi anak-anak-Nya dengan perbuatan baik: “Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2Tim 3:17).
Tuhan memberkati