Bagaimanakah kita mengartikan Markus 16:17-18? Pada masa Gereja awal, mukjizat-mukjizat seperti ini umum terjadi. Banyak terjadi catatan-catatan kejadian seperti ini yang direkam dalam sejarah, seperti yang tertulis dalam Kitab Perjanjian Baru (lih. Kis 3:1-11, 28:3-6) dan dalam tulisan-tulisan jemaat Kristen pertama, seperti yang dituliskan oleh St. Irenaeus (abad ke-2, lih. Eusebius, HE 5, 7, 4-6).
Hal- hal dalam Mrk 16:17-18, juga disebutkan dalam kitab Perjanjian Baru, seperti bagaimana para rasul mengusir kuasa jahat (Kis 5:16; 8:7), berkata-kata dalam bahasa Roh (lih. Kis 2:3-, 10:46; 19:6; 1 Kor 14), mengangkat ular (lih. Kis 28: 3-; Luk 10:19), meletakkan tangannya ke atas orang-orang sakit dan menyembuhkan (lih. Kis 28:8). Maka memang perkataan Yesus ini digenapi secara luar biasa pada para jemaat pertama.
Mukjizat memang merupakan sesuatu yang penting dan pantas terjadi di abad- abad awal, untuk menjadi tanda bukti kebenaran agama Kristiani. Mukjizat-mukjizat seperti ini masih terjadi sekarang, walau dari segi frekuensinya tidak lagi sesering pada jemaat pertama. Hal ini pantas (fitting) juga, karena ajaran Kristiani telah dikenal oleh banyak orang dan diterima sebagai kebenaran, dan untuk memberi ruang bagi iman, di mana oleh iman seseorang dapat menerima mukjizat tersebut dari Tuhan. St. Jerome pernah mengajarkan demikian, “Mukjizat-mukjizat itu diperlukan pada saat awal untuk meneguhkan iman orang-orang. Namun pada saat iman seseorang sudah diteguhkan, maka mukjizat-mukjizat tidak diperlukan” (lih. Commentary on Mark, in loc). Pernyataan ini sungguh benar, karena semakin kita dekat dan bersatu dengan Tuhan, kita mempunyai keterbukaan untuk menerima apapun rencana Tuhan dalam hidup kita. Menerima mukjizat kesembuhan jasmani atau tidak, tidak menjadi sesuatu yang utama; atau hal melihat mukjizat terjadi (melihat orang yang mengangkat ular atau minum racun tapi tidak celaka) tidaklah menjadi berpengaruh terhadap iman mereka. Pendeknya, orang yang sungguh beriman tidak lagi mementingkan mukjizat -mukjizat lahiriah, tetapi lebih memusatkan perhatian terhadap hal- hal rohani, sebab ia mengetahui bahwa pada akhirnya segala yang rohani dan surgawi merupakan sesuatu yang lebih penting dan ‘mengatasi’ yang bersifat jasmani. Sebab orang- orang yang menerima mukjizat jasmani suatu saat tidak akan menerimanya lagi, dan akan ada saatnya semua orang akan wafat dan menghadap Allah. Maka yang terpenting pada akhirnya adalah bagaimana mempersiapkan hati jika saat itu tiba: sebab pada akhirnya para beriman akan kembali ke rumah Bapa dengan hanya membawa ketiga hal ini: iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya adalah kasih (1 Kor 13:13). Nubuat akan berakhir, bahasa Roh akan berhenti, pengetahuan akan lenyap, tetapi kasih akan tetap, tidak berkesudahan (lih. 1 Kor 13:8).
Namun demikian, bukan berarti bahwa Gereja sekarang tidak disertai Allah dengan mukjizat-mukjizat. Allah tetap bekerja melalui para orang kudusnya di sepanjang sejarah manusia. Di dalam sejarah Gereja Katolik, tak terhitung mukjizat-mukjizat yang terjadi melalui perantaraan orang-orang kudusnya. Beberapa mukjizat yang tercatat dalam sejarah adalah mukjizat kesembuhan, mukjizat mengatasi kodrat (ketika berdoa dapat terangkat dari bumi, ketika wafat jenazahnya masih utuh, seperti contohnya dapat dilihat di sini, silakan klik), ‘bilocation’ (dapat hadir di dua tempat pada saat yang bersamaan), mukjizat menerima stigmata luka- luka Yesus, mukjizat membangkitkan orang mati dst. Mukjizat ini juga terus terjadi sampai saat ini di tempat-tempat ziarah tempat penampakan Bunda Maria, seperti yang terjadi di Lourdes, Perancis.
Kesembuhan ini juga tak terjadi secara supernatural, tetapi juga melalui pengobatan dan perawatan. Melalui karya kerasulan Gereja Katolik, banyak orang mengalami kesembuhan melalui rumah-rumah sakit Katolik (tahun 1992 sekitar 5, 478 rumah sakit Katolik dengan merawat 4.5 milyar pasien di seluruh dunia), juga panti asuhan dan panti jompo.
Hal ini membuktikan nubuat Yesus sendiri, “Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu…” (Yoh 14:12).
Maka bagi umat Katolik, yang terpenting adalah mengimani Tuhan Yesus dan menjalani kehidupan ini bersama-Nya dan di dalam Dia. Selanjutnya masalah perwujudan mukjizat dalam kehidupan manusia tidaklah menjadi faktor utama di dalam iman. Sebab kita tidak perlu melihat mukjizat dahulu baru kemudian percaya. Sebaliknya, kita sudah percaya, dan kita serahkan kepada Tuhan perihal mukjizat tersebut, jika dipandangnya berguna bagi iman kita, Ia dapat memberikannya. Namun jika tidak, tidaklah menjadi masalah, sebab Tuhanlah yang dengan kebijaksanaan-Nya memahami yang terbaik bagi setiap umat-Nya.
Sebab, “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.” (Ibr 11:1) Oleh sebab itu memang kita dikatakan sungguh beriman jika kita tetap dapat mengimani Tuhan walaupun tidak melihat Dia dan mukjizat-mukjizat-Nya. Bagi umat Katolik, mukjizat yang begitu besar namun juga begitu sederhana terjadi di dalam setiap perayaan Ekaristi, di mana Tuhan Yesus hadir mengambil rupa roti dan anggur. Di dalam Ekaristi inilah rahmat Tuhan mengalir di dalam Tubuh Gereja-Nya, untuk menumbuhkan ketiga kebajikan ilahi di hati umat-Nya, yang diperhitungkan di akhir nanti, yaitu: iman, pengharapan dan kasih. Jika ketiga hal ini sudah diberikan di dalam hati umat beriman, adalah kebijaksanaan Yesus yang menentukan apakah Ia akan memberikan mukjizat yang lain, jika dipandang-Nya berguna bagi pertumbuhan rohani umat-Nya. Itulah sebabnya, sampai sekarang mukjizat kesembuhan melalui Ekaristi juga masih terjadi, baik atas perantaraan para pendoa seperti Sr. Briedge McKenna, Romo Yohanes Indrakusuma O Carm, ataupun melalui doa- doa pribadi tiap- tiap orang beriman; namun yang terpenting, adalah bagaimana kehidupan rohani umat beriman setelah menerima mukjizat tersebut.
Salam dan damai sejahtera bagi pengasuh dan pembaca situs ini, Saya adalah orang yg tidak mempunyai kelebihan dalam, (dan tidak berharap dpt memiliki), hal2 yg supra-natural (baca: termasuk membuat mukjizat) namun senang juga jika melihat ada orang yg memiliki kelebihan tersebut dan menggunakannya untuk kebaikan di dalam nama Tuhan Jesus. Pernah ditayangkan di televisi, ada banyak umat sekte Kristen tertentu (tidak jelas sekte apa itu) di Amerika Serikat (kebetulan mereka berdiam di daerah selatan-barat daya yg terkenal banyak ular berbisa), yg terlatih memegang ular berbisa dan kebal atas racunnya. Menurut narator tv, mereka sengaja melakukan hal itu untuk ‘menggenapi’ Mark.… Read more »
Shalom Herman,
Karunia Roh Kudus diberikan kepada umat pilihan-Nya untuk membantu mereka dalam melakukan misi dan pelayanannya. Namun, tayangan yang memperlihatkan orang-orang yang bermain dengan ular untuk menggenapi Mrk 16:18, tidak memberikan efek apapun kepada misi evangelisasi. Jadi, kita mohon karunia Roh Kudus, terutama adalah tujuh karunia Roh Kudus yang disebutkan dalam Yesaya 11, sehingga kita dapat bertumbuh dalam kekudusan dan secara berani dan bijaksana melakukan karya-karya misi evangelisasi, sehingga lebih banyak lagi orang-orang yang mengenal dan mengasihi Kristus.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
salam RD Yohannes, Bapak Stefanus Tay & Ibu Inggrid
saya sangat tertarik dengan kata “dilatih” dari pernyataan Bapak Hermanwib terkait dengan karunia Roh Kudus.
1.Benarkah karunia Roh Kudus dapat “dilatih” ????
2.Benarkah karunia Roh Kudus hanya diberikan untuk orang2 tertentu ???
3.Benarkah Orang bisa mendengar “SUARA TUHAN DARI SORGA” ???
mohon pencerahan
terimakasih & salam
rusli
Salam Rusli,
Kita tidak bisa melatih karunia Roh Kudus. Yang bisa kita lakukan ialah melatih diri sendiri agar peka pada bimbingan Roh Kudus melalui:
1. Pertimbangan hati nurani
2. Perenungan nasehat orang lain
3. Perenungan pembacaan Kitab Suci dan dokumen ajaran Gereja serta tulisan para penulis rohani.
4. Pembicaraan atau pembahasan hal tertentu bersama orang-orang lain.
Jika kita dianugerahi rahmat dari karunia Roh Kudus, maka kita bisa melatih diri, mendisiplinkan diri dengan berdoa dan olah rohani serta meningkatkan kemampuan melayani sesuai karunia itu, dengan tujuan untuk pembangunan Umat Allah.
Salam
RD. Yohanes Dwi Harsanto
Saya sedih. Ada berita bahwa di West Virginia seorang pendeta meninggal karena ritual gigitan ular.
Berita ini jadi bahan olok-olok orang atheist terhadap iman kita.
Bagaimana ya kita menanggapinya?
Tks.
Salam,
Seandy
http://news.yahoo.com/serpent-handling-west-virginia-pastor-dies-snake-bite-173406645–abc-news-topstories.html
Shalom Yohanes, Pertama, yang perlu disikapi adalah untuk semakin menyadari bahwa tidak semua hal di dalam Kitab Suci harus diartikan secara literal. Dengan kata lain, tidak perlu kita melakukan dengan sengaja untuk bermain-main dengan ular berbisa berdasarkan Mrk 16:18. Kalau kita melihat dalam Kitab Suci, para rasul tidak pernah bermain-main dengan ular dengan sengaja. Rasul Paulus memang pernah digigit ular berbisa dan tidak mati (lih. Kis 28:1-6), namun dia tidak pernah secara sengaja bermain-main dengan ular. Masih ada begitu banyak cara untuk membuktikan iman kita, di mana yang terbaik adalah dalam perbuatan kasih. Kedua, kita tidak perlu kecil hati dengan… Read more »
Selamat Paskah kepada tim Katolisitas Salam kasih dalam Kristus Berbicara ttg mukjizat mmg menarik,namun mmg pd inti nya adl apa yg Tuhan mau dr peristiwa mukjizat itu dn bagaimana kita sbg org b’iman menanggapi nya,klo mnrt sy slama kita cm mmandang nya sbg hal yg wah scr duniawi(tidak membawa pertumbuhan dan kebaikan iman)maka itu merupakan peristiwa biasa yg kosong,sy spendapat dng bu inggrid ttg tulisan st.Jerome d atas. Bagi setiap orang beriman yg semakin dekat dengan Tuhan,akan lebih peka merasakan setiap peristiwa(baik besar maupun kecil)yakin mukjizat Tuhan slalu datang pd nya.Amin Sy jg mau menanyakan 1.Bolehkah kita memilih p’akuan dosa… Read more »
Shalom Michael, 1. Anda boleh memilih bapa rohani/ bapa Pengakuan, artinya Anda berhak untuk memilih kepada siapa Anda secara rutin akan mengaku dosa, misalnya sebulan sekali. Alangkah baiknya jika ia adalah Romo yang sama, sehingga Romo tersebut dapat membantu Anda untuk mengenali kelemahan Anda, supaya ia dapat membantu Anda untuk bertumbuh secara rohani. 2. Mengapa manusia menjalani hidup? Katekismus Gereja Katolik mengajarkan demikian: KGK 293 ….. “Dunia diciptakan demi kemuliaan Allah” (Konsili Vatikan I: DS 3025). Sebagaimana St. Bonaventura jelaskan, Tuhan menciptakan segala sesuatu “bukan untuk menambah kemuliaan-Nya melainkan untuk mewartakan dan menyampaikan kemuliaan-Nya” (sent. 2,1,2,2, 1). KGK 294 … Read more »
Katolisitas, Saya ingin bertanya:
Dalam injil Markus 16:18
mereka akan memegang ular, dan sekalipun
mereka minum racun maut, mereka tidak
akan mendapat celaka; mereka akan
meletakkan tangannya atas orang sakit,
dan orang itu akan sembuh.”
Apakah maksud dari ayat ini? Apakah dengan iman & percaya jika saya minum racun maka saya tidak akan celaka?mohon penjelasanya?
[dari katolisitas: Silakan melihat tanya jawab di atas – silakan klik]
Salam damai,
Saya ingin bertanya, apakah Markus 16:17 (versi Indonesia Katolik-terjemahan baru) :
=============
“Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka”
=============
(link : http://ekaristi.org/bible/index.php)
——————
khususnya pada bagian ” mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka” lebih spesifik kata2 : ” bahasa-bahasa yang baru ” HANYA dan PASTI berarti ” bahasa Roh “??
JIka merujuk pada tafsir resmi Gereja Katolik apakah juga berarti “bahasa Roh”?
Terima kasih atas perhatiaan dan kesediaan untuk menjawab
Deo Gratias ^_^
Shalom Johanus Adwijan, Menurut keterangan cross index dari The Jerusalem Bible, (1966), “bahasa-bahasa baru” yang disebutkan di ayat Mrk 16:17 berkaitan dengan Kis 2:4, “Maka penuhlah mereka [para rasul] dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” Sedangkan ayat Kis 2:4 juga berhubungan dengan ayat Kis 10:45-46, yaitu yang mengatakan, “Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh dan memuliakan Allah…” Dengan demikian ‘bahasa-bahasa… Read more »
Salam damai sejahtera Dear pengasuh katolisitas Di dalam Injil Markus ada tertulis demikian : Markus 16 : 17 – 18 = Maka segala tanda ini akan menyertai orang yang percaya itu : bahwa atas namaKu mereka itu akan MEMBUANGKAN SETAN dan mereka itu akan BER-KATA2 DENGAN BAHASA ROH – mereka itu akan MENGANGKAT ULAR, maka jikalau mereka itu MINUM BARANG YANG MEMBAWA MATI, TIADALAH HAL ITU AKAN MEMBERI BAHAYA kepada mereka itu; Maka mereka itu akan MELETAKKAN TANGANNYA KE ATAS ORANG SAKIT, lalu orang itupun akan SEMBUH. Tetapi pada kenyataannya tidak pada setiap orang beriman ada 5 (LIMA) tanda ini,… Read more »
Salam damai sejahtera Dear Ingrid Ada sedikit hal yang saya rasa kurang pas dengan yang anda sampaikan sbb : “Mukjizat-mukjizat itu diperlukan pada saat awal untuk meneguhkan iman orang-orang. Namun pada saat iman seseorang sudah diteguhkan, maka mukjizat-mukjizat tidak diperlukan” (lih. Commentary on Mark, in loc) Berikut saya ingin sharingkan pada pembaca katolisitas tentang : MUJIZAT MUJIZAT DALAM HIDUP ORANG BERIMAN Apakah orang beriman itu selalu hidup dalam mujizat atau sudahkah masa mujizat itu berlalu ? Kedua hal ini adalah extrim. EXTRIM KOSONG Orang2 golongan ini berpendapat bahwa kita tidak boleh mengharapkan mujizat sebab : • Yusak menghentikan matahari dan… Read more »
Shalom Machmud, Yang anda kutip itu adalah pengajaran St. Jerome, yang mengatakan, “Mukjizat-mukjizat itu diperlukan pada saat awal untuk meneguhkan iman orang-orang. Namun pada saat iman seseorang sudah diteguhkan, maka mukjizat-mukjizat tidak diperlukan” (lih. St. Jerome, Commentary on Mark, in loc). Tentu maksud St. Jerome mengatakan demikian untuk membandingkannya dengan keadaan di jaman jemaat awal, di mana oleh kuasa Tuhan Yesus, para rasul menyembuhkan semua orang yang sakit yang dibawa ke hadapan mereka (lih. Kis 5:12-16), dalam hal ini tidak disebutkan apakah orang banyak itu beriman kepada Yesus atau tidak sebelum menerima kesembuhan. Yang jelas dikatakan adalah dengan para rasul… Read more »