KB Alamiah: salah satu bukti nyata kita melaksanakan ajaran iman Katolik
Saya pernah berbincang-bincang dengan banyak teman wanita yang telah menikah, dan dari sharing tersebut, cukup banyak yang mengatakan salah satu ajaran Gereja yang paling sulit diterapkan adalah KB Alamiah. Sungguh ini suatu tantangan iman bagi kita semua pasangan yang sudah menikah; justru karena jika kita ingin taat melaksanakan iman Katolik, maka itu melibatkan komitmen dari kedua belah pihak, baik istri maupun suami. Perkawinan bagi pasangan Katolik memang memiliki nilai luhur, karena tak semata-mata menyangkut hubungan kasih antara suami istri secara jasmani, tetapi juga karena melalui hubungan tersebut, terbuka kemungkinan campur tangan Tuhan untuk penciptaan kehidupan manusia yang baru. Justru karena menyangkut kemungkinan hadirnya kehidupan baru yang adalah hak Tuhan inilah, maka pasangan Katolik tidak selayaknya menganggap hubungan suami istri adalah semata-mata demi kesenangan badan. Ada tanggung jawab yang menyertainya, sehingga setiap pasangan harus mengembangkan rasa saling pengertian dan pengendalian diri jika ingin menggunakan hubungan suami istri ini sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan, percaya atau tidak, semua itu harus berawal dari pengenalan akan siklus kesuburan tubuh istri. Selanjutnya, suami dapat membuktikan kasih yang tulus kepada istrinya jika ia dapat menghormati/ menjaga tubuh istrinya seperti ia menjaga tubuhnya sendiri (lih. Ef 5:28-29).
Hai para wanita: Kenalilah siklus kesuburan tubuhmu
Wanita adalah suatu misteri. Ini tidak hanya perkataan puitis yang kosong, karena secara fakta memang demikian. Tidak hanya secara emosional, namun juga secara fisik, dan secara khusus siklus kesuburannya. Banyak wanita yang mungkin sampai usia tua tidak mengenal siklus kesuburan dan ketidaksuburannya, atau tepatnya, tidak tahu secara persis. Apalagi bagi mereka yang siklusnya tak beraturan setiap bulan. Padahal pengetahuan tentang hal ini sangat penting dalam sebuah keluarga, supaya pasangan suami istri tersebut dapat merencanakan keluarganya untuk masa depan. Bagaimanapun juga kita mengetahui bahwa Gereja Katolik menolak penggunaan alat kontrasepsi, karena itu bertentangan dengan makna luhur kasih persatuan suami istri di dalam perkawinan. Selanjutnya tentang ini sudah dibahas di dalam artikel Humanae Vitae itu benar! silakan klik, yang berdasarkan atas makna Sakramen Perkawinan Katolik, silakan klik.
Kita patut bersyukur kepada Tuhan, karena adanya para peneliti Katolik yang mempelajari tentang misteri siklus kesuburan dan ketidaksuburan wanita ini. Berdasarkan Metoda Ovulasi Billings, maka Model Creighton (MCr) memberikan suatu alternatif kepada pasangan untuk menerapkan KB Alamiah yang lebih akurat daripada sistem kalender, yang akurasinya memang relatif kurang baik, terutama jika siklus wanitanya tidak menentu. Hanya ada sedikit ‘pengorbanan’ untuk melakukan metoda ini, yaitu sedikit ‘repot’ di pihak istri, dengan pengamatan yang harus sering dilakukan dengan kertas tisue dan pencatatan akan hasil-hasilnya. Pada awalnya memang ‘repot’, tetapi jika sudah biasa, maka itu sudah menjadi bagian dari diri. Metode ini sangatlah aman dan tidak menimbulkan efek samping, dan di atas semua itu, sejalan dengan prinsip KB Alamiah.
Model Creighton (MCr)
Model Creighton adalah cara yang dapat dilakukan oleh pasangan untuk mengetahui fase natural dari kesuburan dan ketidaksuburan yang terjadi di dalam tubuh wanita. Dengan pemahaman ini maka pasangan suami istri dapat mengetahui bagaimana untuk mencapai kehamilan maupun untuk menghindari kehamilan. Jadi ini sama sekali berbeda sengan alat kontrasepsi, dan juga metoda ini bukan alat kontrasepsi alamiah. Karena kontrasepsi fokusnya adalah penghancuran kemampuan procreation, sedangkan dasar metoda MCr ini adalah penghargaan terhadap keseluruhan pribadi manusia, yang diawali dengan pemahaman siklus yang terjadi di dalam tubuh istri. Jadi di dalam metoda ini, kesuburan dianggap sebagai bagian dari kesehatan, dan bukan sebagai “penyakit” yang harus dihancurkan, seperti dalam konsep kontrasepsi.
Dalam MCr, seorang wanita dan suaminya mempelajari tanda-tanda biologis dari siklus tubuhnya yang menunjukkan tentang kesuburan dan ketidaksuburannya. Dengan mempelajari tanda- tanda ini, dan ketentuan-ketentuannya, maka dapat diperoleh dialog yang lebih baik antara istri dan suami, saling menghormati, pembagian tanggung jawab dan pengendalian diri. Dengan menghormati tubuh pasangan, maka kasih yang diungkapkan antara suami istri dapat bertumbuh menjadi kasih yang tulus, tanpa mementingkan diri sendiri, tanpa menolak berkat kesuburan yang diberikan Tuhan. Kasih semacam ini mengantar jiwa yang terdalam dari seksualitas manusia.
Yang diadakan dalam MCr adalah melakukan observasi/ pengamatan lendir yang dikeluarkan oleh istri. Observasi ini diikuti oleh pengenalan akan artinya, dan pencatatannya, agar dapat dibandingkan dari hari ke hari di dalam satu siklus bulan itu, agar diperoleh pengertian dan disikapi sesuai dengan rencana pasangan suami istri tersebut.
Metoda Observasi MCr secara umum
Agar akurat, metoda Observasi MCr ini harus dilakukan rutin selama berkali- kali dalam setiap hari, untuk menjamin bahwa lendir yang dikeluarkan dapat diamati artinya. Untuk pengamatan diperlukan kertas tissue (toilet paper). Terdapat tiga langkah/ cara dalam setiap kali pengamatan, yaitu:
1. Pengelapan vagina dengan kertas tissue dengan memperhatikan apa yang dirasakan pada saat pengelapan ini.
2. Pengamatan pada apa yang ada di kertas tissue.
3. Jika ada cairan/ lendir yang keluar, maka pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan jari yaitu jempol dan jari penunjuk.
Maka untuk mengingat ketiga step ini, ingatlah kata kuncinya yaitu: SOFT
S: Sensasi (Apa yang dirasakan)
O: Observation (Pengamatan)
F: Finger –
T: Test (Pemeriksaan dengan jari)
Tahap pertama: mengenal sensasi/ apa yang dirasakan adalah penting, sebelum melihat apa yang terlihat di kertas tissue. Tahap kedua: melihat yang ada di tissue adalah untuk melihat apakah ada cairan lendir atau tidak. Jika ada, dilakukan tahap ketiga, yaitu pemeriksaan dengan jari cairan yang ada di permukaan tissue itu. Cairan/ lendir yang ada di kertas tissue itu harus semuanya ditest.
Setiap pengamatan ini dapat dituliskan di kertas, namun pada akhir hari (15 belas menit sebelum tidur malam), yang dicatat di tabel adalah data yang tersubur pada hari itu, untuk dibandingkan dengan hari-hari sebelum dan sesudahnya.
Bagaimana mengamati cairan/ lendir
Ada beberapa ketentuan untuk pengamatan metoda MCr ini yaitu:
1. Gunakan kertas tissue yang dilipat dengan rata.
2. Jangan menggunakan kertas tissue yang koyak/ lecek/ ‘crumpled‘, karena menjadi tidak akurat.
3. Arah pengelapan dari arah depan ke belakang.
4. Pengelapan dari arah muka vagina (labia) sampai ke belakang vagina (perineal body di dekat anus). Keputusan akan sensasi yang dirasakan, adalah sesuai dengan apa yang dirasakan setelah tissue ini selesai mengelap sampai ke bagian belakang (perineal body).
5. Pengelapan ini dilakukan sampai cairan/lendirnya habis.
6. Jangan melakukan pemeriksaan internal.
7. Jangan melakukan pemeriksaan dengan jari langsung di vagina.
8. Jangan mengamati dari apa yang terlihat di permukaan pakaian dalam.
9. Gunakan kertas tissue tanpa aroma, dan gunakan bahan pakaian dalam dari katun.
Kapan mengamati lendir ini?
1. Setiap kali anda ke kamar kecil. Ini harus menjadi bagian dari ‘ritme’ anda. Sebab adakalanya cairan hanya keluar sekali dalam sehari, dan jika tidak sering diperiksa, maka bisa saja ‘terlewat’.
2. Setiap kali sebelum buang air kecil dan sesudah buang air kecil. Karena lendir bisa keluar sebelum atau sesudah buang air kecil.
3. Setiap kali sebelum dan sesudah buang air besar.
4. Setiap sebelum dan sesudah mandi, atau juga setiap sebelum dan sesudah berenang.
5. Setiap sebelum tidur.
6. Sebelum tidur malam hari, sekitar 15 menit sebelum tidur malam. Anda perlu ‘mengejan’/ “bear down“, seperti seandainya anda mau buang air besar, supaya semua lendir (jika anda) dapat keluar dan dapat diamati. Sesudah itu hasilnya dicatat di tabel, untuk dibandingkan dengan seluruh catatan data pengambilan lendir hari itu. Data yang tersubur-lah yang dituliskan di tabel, untuk dibandingkan dengan hari-hari sebelum dan sesudahnya.
7. Setiap bangun di tengah malam untuk buang air kecil.
8. Buatlah keputusan definitif pada setiap pengamatan. Hasilnya anda catat di kertas (namun yang dimasukkan di tabel pada akhir hari hanyalah satu hasil dalam hari itu yang menunjukkan tanda ter-subur).
9. Jangan pernah berhenti mengamati. Sekali berhenti (terlompat satu hari) membuat pengamatan kurang efektif.
10. Jangan pernah merasa ‘sudah paham’ sebelum mengamati, karena siklus anda dapat berubah- ubah, demikian juga tanda yang diamati.
Walaupun kelihatanya begitu sering pengamatan diadakan, tetapi pada kenyataannya menurut observasi, lebih dari 90 % wanita dapat mengadakan pengamatan ini tanpa mengambil waktu lebih lama dari 30 detik.
Tujuan penerapan pengamatan MCr
Di bawah ini adalah beberapa hal yang menunjukkan pengamatan cairan yang keluar dari vagina istri. Sekilas memang terlihat rumit dan panjang; namun sebenarnya sederhana saja maksudnya. Yaitu pengamatan dilakukan untuk mengetahui saat-saat subur dan tidak subur dari siklus seorang istri. Pengamatan setiap hari dimulai saat hari pertama menstruasi sampai menstruasi selesai, diikuti oleh hari-hari berikutnya sampai pada menstruasi berikutnya.
Pada umumnya siklus seorang wanita terdiri dari:
1. Masa Menstruasi:
– Hari pertama menstruasi dikatakan sebagai hari #1.
– Masa menstruasi dapat berkisar antara 4-6 hari. Cairan yang keluar dapat dimulai dari banyak/ heavy flow (H) sampai dengan sedikit/ very light flow (VL).
– Masa heavy flow (H) dan medium flow (M) dianggap termasuk masa subur.
2. Masa Kering setelah menstruasi:
– Umumnya hanya berkisar 2-3 hari.
3. Masa Lendir/ Masa Subur
– Diawali dengan lendir keruh dan lengket, namun kemudian berangsur menjadi jernih dan ;entur, lalu menjadi berair atau encer.
– Tipe Lendir Puncak adalah jenis lendir yang mempunyai SALAH SATU dari ciri-ciri ini: jernih, lentur dan lubrikatif:
– Jernih artinya transparan/ tembus pandang.
– Lentur artinya dapat dilenturkan di jari sampai mencapai 1 inci/ 2,5 cm atau lebih.
– Lubrikatif artinya perasaan basah pada vagina, yang dirasakan pada saat pengelapan, sehingga harus dilap lebih dari sekali.
– Hari terakhir dikeluarkannya lendir tipe puncak ini dianggap sebagai Hari Puncak (Peak Day).
– Selama tiga hari setelah Hari Puncak terhitung sebagai hari-hari subur.
4. Masa Kering
– Masa hari ke-4 setelah hari Puncak sampai menstruasi berikutnya.
Catatan:
Pasangan yang mengusahakan kehamilan dianjurkan untuk melakukan hubungan suami istri pada saat hari-hari subur, terutama hari keluarnya lendir tipe Puncak, yaitu pada Hari Puncak dan selama tiga hari sesudahnya. Sedangkan pasangan yang berusaha mencegah kehamilan dianjurkan untuk berpantang hubungan suami istri pada hari- hari subur, yaitu pada masa menstruasi (H dan M), dan pada masa lendir. Karena masa kering setelah menstruasi juga dapat berubah-ubah [disebabkan karena menyusui, stress, capai/ lelah, sehabis keguguran, dst] maka bagi pasangan yang sungguh ingin mencegah kehamilan, maka hubungan suami istri pada masa tersebut juga sebaiknya dihindari.
Penjelasan Pengamatan MCr
Berikut ini adalah sistem pengamatan yang didasari atas cairan yang keluar dari vagina:
1. Keterangan pada saat menstruasi:
H= Heavy flow/ banyak
M= Medium/ sedang
L= Light flow/ sedikit
VL= Very light flow/ sangat sedikit, berupa flek
B= Brown or black bleeding/ coklat atau darah kehitaman
Catatan:
Untuk pasangan yang menghindari kehamilan:
– Saat H dan M adalah saat subur, maka jangan melakukan hubungan seksual.
– Pada saat L dan VL, (sedikit atau sangat sedikit cairan menstruasi yang keluar) hubungan seksual dapat dilakukan asalkan pada saat itu keadaan benar- benar kering/ tidak ada lendir yang keluar. Harap diamati, karena lendir dapat bercampur dengan darah coklat, dan jika ini yang terjadi, maka kondisi dapat dikatakan subur, dan jika dilakukan hubungan, maka dapat mengakibatkan kehamilan.
2. Keterangan untuk mengidentifikasikan Masa Kering dan Masa Lendir:
Berikut ini adalah kodenya, namun untuk keterangan selanjutnya, lihat sub- judul: Beberapa definisi kunci:
– Masa Kering:
0= Kering/Dry
2= Lembab/ Damp (di tissue), tanpa lubrikasi
2W= Basah/ Wet (di tissue), tanpa lubrikasi
4= Mengkilat/ Shiny (di tissue, tapi tidak lentur), tanpa lubrikasi
– Masa Lendir Subur
6= Lengket/Sticky (lendir dapat lentur sampai 0,5 cm atau 1/4″)
8= Agak lentur/ Tacky (lendir dapat lentur dari 0,5 cm s/d 2 cm atau 1/2″ s/d 3/4″)
10= Lentur/ Stretchy (lendir dapat lentur dari 2,5 cm atau lebih)
– Masa Lendir Sangat Subur
10 DL= Lembab/ Damp (di tissue), dengan lubrikasi
10 SL= Mengkilat/ Shiny (di tissue), dengan lubrikasi
10 WL= Basah/ Wet (di tissue), dengan lubrikasi
Catatan:
Masa Kering/Dry:
– Pada saat dilap, tidak ada lendir. Kertas tissuenya kering, tidak ada yang bisa diperiksa dengan jari di permukaan tissue. Tissue mudah koyak.
– Seandainya-pun setelah dilap, di permukaan tissue terdapat daerah yang lembab, dengan sedikit daerah di tengah yang mengkilat, namun tidak ada lendir yang dapat diambil dari tissue untuk diamati.
Masa Lendir Subur:
– Ketika dilap, keluar cairan/ lendir, yang dapat diambil dengan jari tangan.
– Kelenturan berkisar antara 0,5 cm sampai 2,5 cm.
Masa Lendir Sangat Subur:
– Ketika dilap, keluar cairan/ lendir, yang dapat diambil dengan jari tangan.
– Kelenturan sekitar 2,5 cm atau lebih.
– Keadaan lembab/ basah dengan lubrikasi adalah Lendir puncak (Peak-type mucus)
3. Keterangan untuk mengidentifikasikan warna:
B= Brown/ Black/ Bleeding = coklat/ kehitaman
C= Cloudy (white)= warna putih, tidak tembus pandang.
C/K= Cloudy/ Clear= sebagian putih, sebagian jernih/ tembus pandang
G= Gummy= lendir yang kental seperti lem
P= Pasty= putih seperti pasta gigi, tapi tidak lentur.
K= Clear= Tembus pandang
Y= Yellow =kuning/ kuning pucat
R= Red= darah segar
L= Lubricative= perasaan “basah” pada vagina
Catatan: Pada saat pemeriksaan, terutama untuk menentukan sifatnya jernih/ tembus pandang atau tidak, maka lendir itu harus dilihat oleh mata (sedapat mungkin sejajar dengan pandangan ke arah lampu/ sumber terang), agar menjadi lebih jelas.
4. Keterangan untuk mengidentifikasikan tanda kesuburan
Jangan lupa untuk mencatat berapa banyak anda melihat tanda yang paling menunjukkan kesuburan di sepanjang hari itu:
x1= terlihat hanya sekali
x2= terlihat dua kali
x3= terlihat tiga kali
AD= All day/ sepanjang hari (4 kali atau lebih)
Frekuensi ini dicatat di akhir hari, (15 menit sebelum tidur) untuk dibandingkan dengan hari sebelumnya dan sesudahnya.
Beberapa definisi kunci
1. Lendir tipe puncak kesuburan/ Peak Type Mucus
Jernih, lentur atau lubrikatif. SALAH SATU saja dari tipe ini atau kombinasi dari dua ciri-ciri ini sudah termasuk lendir tipe subur.
2. Lendir tipe tidak subur/ Non- Peak Type Mucus:
Tidak jernih, tidak lentur, atau tidak lubrikatif. KETIGA ciri-ciri ini harus ada bersamaan, baru lendir dapat dikatagorikan sebagai tidak subur.
3. Hari Puncak (the Peak Day):
Hari terakhir di mana lendir menunjukkan ciri-ciri jernih, lentur atau lubrikatif.
Hari Puncak ini baru bisa ditentukan pada satu hari atau dua hari sesudah hari Puncak ini terjadi. Faktor penting yang terjadi untuk mengidentifikasikan Hari Puncak ini adalah adanya perubahan dramatik/ tiba-tiba dari pola lendir yang terjadi pada hari sesudahnya. Perubahan ini terjadi karena pengaruh perubahan hormon di tubuh anda.
Maka Hari Puncak tidak ditentukan oleh banyaknya lendir. Hari Puncak adalah hari terakhir dari lendir yang bersifat salah satu dari ini: jernih, lentur atau lubrikatif, atau kombinasinya. Pada tabel Hari Puncak ini ditandai dengan huruf “P.”
4. Hari sebelum Hari Puncak (the Pre -Peak Day):
Fase dari hari pertama menstruasi sampai kepada Hari Puncak.
5. Hari setelah Hari Puncak (the Post -Peak Day):
Fase siklus dari hari setelah Hari Puncak sampai hari terakhir sebelum permulaan menstruasi berikutnya.
6. Akhir Hari (end of the day):
Pada saat akhir di mana anda akan tidur (15 menit sebelum tidur)
7. Kontak genital:
Kontak fisik antara organ genital suami dan istri. Termasuk di sini hubungan yang penuh (complete) ataupun yang tidak (incomplete), kontak yang dekat antara organ genital tanpa hubungan seksual, eyakulasi di daerah organ genital istri, ataupun persentuhan dengan tangan pada organ genital. Semua kontak genital harus dihindari jika pasangan bermaksud menghindari kehamilan.
8. Hubungan seksual:
Kontak/ hubungan dari keseluruhan pribadi suami dan istri, melebihi dari sekedar kontak genital. Hubungan seksual melibatkan komunikasi seksual antara suami istri, mencakup fisik, emosi, pikiran, rohani, dan terbuka bagi kemungkinan kelahiran.
Pencatatan dalam tabel
Tabel akan dibagi menjadi 35 lajur, untuk mewakili 35 hari dalam siklus. Silakan melihat tabel berikut ini:
Silakan anda membubuhkan stiker/ tanda ataupun mewarnai kolom pada tabel dan menyertakan kode-kode identifikasi pada akhir/ malam hari (setiap hari), termasuk pada hari menstruasi. Silakan mencatat hasil setiap kali pengamatan, namun hanya memindahkan ke tabel (pada malam hari) tanda yang PALING menunjukkan kesuburan.
Perubahan sifat lendir ini lama-lama dapat menunjukkan pola tertentu.
Stiker/ simbol warna yang dipergunakan:
Stiker warna merah= untuk hari-hari anda mengeluarkan darah
Stiker warna hijau= untuk hari- hari kering
Stiker putih dengan gambar bayi= untuk hari-hari lendir dikeluarkan
Stiker hijau muda dengan gambar bayi= untuk hari- hari kering yang masih termasuk dalam ketiga hari subur setelah Hari Puncak (dalam hitungan 1,2,3 hari)
P= Hari Puncak (Peak Day) diletakkan pada stiker putih dengan gambar bayi.
1,2,3 (stiker hijau muda dengan gambar bayi)= ditempatkan pada tiga hari (1,2,3) setelah hari puncak
I= intercourse/ hubungan seksual suami istri
Contoh- contoh kode pengamatan dan artinya:
0 AD= Kering, sepanjang hari (All day)
2 AD= Lembab, tanpa lubrikasi, sepanjang hari
10 KL AD= Lentur, jernih, lubrikatif, sepanjang hari
6 C x1= lengket, keruh/ cloudy, terlihat hanya sekali sehari
8 GY x2= lentur, kental, kuning, terlihat 2 kali sehari
Instruksi dasar yang harus dilakukan
1. Selalu lakukan pengamatan dengan rutin, dengan mematuhi cara-cara yang disampaikan 100 %.
Kemampuan untuk menentukan masa subur dan masa tidak subur tergantung dari kesetiaan melakukan pengamatan.
2. Isilah tabel pada AKHIR HARI, SETIAP HARI, dan tuliskanlah/ cantumkan tanda yang PALING menunjukkan kesuburan (the most fertile sign) pada hari itu. Sebelum menuliskan pada tabel di akhir hari, istri harus mengejan/’bear down’/ ‘push’, seperti seolah mau ke buang air besar, dan lakukan ini 3 kali, supaya semua cairan/ lendir dapat keluar dan diamati. ‘Bear down’ ini juga sebaiknya dilakukan setiap kali selesai berhubungan seksual, agar esok harinya tidak ada cairan yang mengacaukan pengamatan lendir istri yang sesungguhnya.
3. Silakan meletakkan tabel di tempat yang diketahui baik oleh istri maupun suami. Yang perlu ditulis di tabel pada akhir hari adalah tanda yang paling subur, sedangkan hasil tiap-tiap pengamatan, tidak perlu dimasukkan dalam tabel.
4. Jika ingin cepat menguasai metoda ini, maka pada bulan pertama pengamatan (selama 1 siklus), jangan melakukan kontak genital ataupun berhubungan seksual, sehingga pengamatan lendir tidak dikacaukan dengan cairan air mani (seminal fluid).
5. Ingatlah RUMUS ini: Jika pengamatan menunjukkan adanya lendir/ mucus, maka hari itu terhitung subur. Jika hubungan seksual dilakukan pada masa ini, maka kemungkinan besar terjadi kehamilan. (Mucus —> prospective baby!)
Hari-hari subur
Keterangan berikut perlu diperhatikan pada pasangan yang menggunakan Metoda Creighton untuk mengusahakan kehamilan. Maka hubungan suami istri dilakukan pada masa subur.
1. Hari- hari menstruasi
Hari- hari menstruasi dikatakan sebagai hari subur, terutama pada hari H dan M. Seorang wanita dapat mengalami ovulasi dini dalam masa reproduksinya. Jika ini terjadi maka lendir dapat keluar pada hari-hari akhir menstruasi, dan ovulasi terjadi segera sesudahnya. Maka hari-hari menstruasi adakalanya merupakan masa subur. Alasan kedua, adakalanya seorang wanita mengalami perdarahan pada saat ovulasi, sehingga jika ini yang terjadi, hari tersebut dikatakan sebagai hari subur.
2. Dari permulaan keluarnya lendir sampai tiga hari setelah Hari Puncak.
Kesuburan terjadi pada permulaan keluarnya lendir dan terus berlangsung sampai mencapai hari Puncak, dan tiga hari sesudah hari Puncak. (Hari tidak subur baru dimulai pada AKHIR hari ke-empat setelah Hari Puncak).
3. Satu atau dua hari dari lendir tipe tidak subur/ Non- peak mucus, sebelum Hari Puncak.
Metoda ini merupakan metoda yang sifatnya memperkirakan waktu kesuburan sesuai dengan pengamatan siklus pada bulan itu, jadi tidak tergantung dari bulan sebelumnya. Jika satu atau dua hari terdapat lendir yang tidak subur (non-peak) dapat berarti itu merupakan permulaan dari masa kesuburan yang akan terus meningkat sampai Hari Puncak.
4. Pada Hari Puncak, dan ketiga hari berikutnya.
Ketika lendir yang dihasilkan bertipe Puncak (jernih, lentur atau lubrikatif), maka dihitung sampai tiga hari berikutnya, dikatakan bahwa itu adalah masa subur.
5. Jika dialami perdarahan yang tidak umum (bukan masa menstruasi), ini terhitung subur, sampai tiga hari berikutnya.
Perdarahan yang terjadi tidak dalam masa menstruasi dihitung sebagai masa subur Puncak, dan tambahan selama tiga hari dihitung mulai pada hari terakhir perdarahan tersebut. Alasannya, karena adakalanya perdarahan ini adalah tanda ovulasi.
Hari-hari tidak subur
Keterangan berikut perlu diperhatikan pada pasangan yang menggunakan Metoda Creighton untuk mencegah kehamilan. Maka hubungan suami istri dilakukan pada masa tidak subur.
1. Hari-hari kering, sebelum Hari Puncak (pre- Peak).
Namun hari-hari kering ini adalah selalu berdasarkan pengamatan di akhir hari (15 menit sebelum tidur malam). Penting bagi istri untuk mengadakan pengamatan sepanjang hari, untuk mempunyai keyakinan akan kondisi tidak subur/ infertile-nya pada akhir hari. Pada masa- masa awal pasangan mempelajari metoda ini, maka dianjurkan agar tidak melakukan hubungan seksual setiap hari pada masa pre- Peak, sampai keduanya mempunyai keyakinan untuk mengidentifikasikan lendir istri.
2. Hari ke-empat setelah Hari Puncak, dan selalu pada akhir hari.
Masa ketidaksuburan dimulai pada hari ke-empat setelah Hari Puncak, dan selalu pada akhir hari (15 menit sebelum tidur malam).
3. Hari-hari kering, sesudah Hari Puncak + 3.
Masa tidak subur juga terdapat pada hari-hari kering sesudah hari Puncak dan tiga hari berikutnya, sampai menstruasi berikutnya.
4. Hari- hari kering pada hari-hari akhir menstruasi, pada saat darah yang keluar sedikit dan sangat sedikit- dan kondisi ini dilihat pada akhir hari.
Pada saat sang istri dapat mengidentifikasikan dengan yakin hari-hari kering/ tidak adanya lendir pada hari- hari akhir menstruasi, baru ini dapat dikatakan sebagai hari-hari kering. Namun ada kalanya meskipun pada hari-hari menstruasi, lendir yang transparan dan lentur dapat keluar, dan jika ini yang terjadi artinya hari tersebut terhitung subur. Hanya jika dapat dipastikan hari tersebut termasuk hari-hari kering, maka pasangan dapat melakukan hubungan suami istri, pada akhir hari, jika pasangan bermaksud menghindari kehamilan. Untuk menjamin akurasi, instruksi ini hanya berlaku setelah istri telah melewati setidaknya 3 kali siklus dan telah dapat merekam sistem pengamatan lendir ini dengan yakin dan akurat.
5. Ketika anda ragu-ragu, pertimbangkan hari itu sebagai hari Puncak dan hitung tiga hari setelah hari tersebut.
Misalkan saja pasangan ragu-ragu akan sistem ini, atau pengamatan terlewati, atau terjadi perubahan yang drastis yang menimbulkan kebingungan; maka dalam kondisi ini, pada akhir hari, catatlah sebagai hari Puncak, dan hitunglah tiga hari sesudahnya (setelah hari Puncak) sebagai masa subur, dan baru sesudahnya dapat dikatakan sebagai masa tidak subur.
Contoh- contoh (lihat tabel Figure B-1)
Berikut ini adalah penjelasan siklus A, B, D dan E, yang ada pada Figure B-1.
A. Umumnya, wanita mengalami siklus seperti pada pola A, yaitu:
Menstruasi:
Hari #1 dan #2 : banyak/heavy flow/ H;
Hari #3 dan #4: medium/ M;
Hari #5: light/ L, 0 AD= dry All day (kering sepanjang hari)
Pre peak dan Peak Day/ Hari Puncak + 3
Hari #6: 2 x1, artinya lembab tapi tanpa lubrikasi, terlihat satu kali dalam sehari;
Hari #7,8,9: 0 AD=dry all day/ kering sepanjang hari
Hari #10 mulai keluar lendir sampai hari #17; di mana hari #14 adalah (hari Puncak), diikuti hitungan 1,2,3. Catatan, hari Puncak baru diketahui pada hari #15, di mana terjadi perubahan kelenturan lendir dan warnanya menjadi keruh. Dengan adanya perubahan drastis ini, maka diketahui bahwa hari terakhir masa subur adalah hari kemarinnya, yaitu hari #14, dan ditambahkan hitungan 1,2,3, baru pada hitungan hari ke-4 yaitu hari #18, pada akhir hari, dapat dikatakan hari tidak subur.
Post Peak:
Hari #18 – 28: 0 AD=hari-hari kering sepanjang hari.
B. Namun ada kemungkinan terjadi variasi, seperti:
Menstruasi:
Hari #1: banyak/heavy flow/ H;
Hari #2 dan 3: medium/ M;
Hari #4: sedikit/light/ L 0 AD= dry All day (kering sepanjang hari),
Hari #5: sedikit sekali/ very light/VL / , 2 x1= lembab tanpa lubrikasi, sekali dalam sehari.
Pre-peak dan Peak (Hari Puncak) + 3:
Hari #6 dan #7: 0 AD= kering sepanjang hari.
Hari #8: 6 C, x1= lendir lengket (kelenturan s/d 0,5 cm) warna putih tidak tembus pandang, terlihat satu kali dalam pengamatan hari itu. Karena keluar lendir, maka diberi tanda/ sticker bayi.
Hari #9: 6 C, x2= lendir lengket (kelenturan s/d 0,5 cm) warna putih tidak tembus pandang, terlihat dua kali dalam pengamatan hari itu.
Hari #10-12: 0 AD= kering sepanjang hari.
Hari #13: 8 C, x1= lendir agak lentur (kelenturan s/d 2 cm) warna putih tidak tembus pandang, terlihat satu kali dalam pengamatan hari itu.
Hari #14: 0 AD= kering sepanjang hari.
Hari #15-23: hari keluarnya lendir, bermula dari lendir yang lengket, berangsur lentur dan transparan/ jernih, pada hari #20. Pada hari #21 kelenturan lendir menurun dan warna menjadi tidak jernih lagi. Sehingga diketahui hari Puncak adalah hari ke #20. Lalu di tambah hitungan hari 1,2,3. Walaupun pada hari #23, pengamatan menunjukkan kering sepanjang hari, tetapi karena masih masuk hitungan ketiga sesudah hari Puncak, maka hari #23 masih terhitung subur.
Hari #24-33: 0 AD= kering sepanjang hari. Masa tidak subur.
D. Contoh Ovulasi dini
Menstruasi:
Hari #1: L= sedikit/ light/ 0AD= kering sepanjang hari.
Hari #2: M= sedang/ medium
Hari #3: H= banyak/ heavy
Hari #4: L, 8 C x1= sedikit/ light, terdapat lendir yang agak lentur (s/d 2cm), warnanya putih tidak transparan, terlihat sekali dalam sehari.
Pre-Peak sampai Peak/ Puncak + 3:
Hari #5: menstruasi sudah tidak ada lagi, 8 C x2: terdapat lendir yang agak lentur (s/d 2cm), warnanya putih tidak transparan, terlihat 2 kali sehari.
Hari #6: 10 C x1= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), tidak transparan, terlihat sekali sehari.
Hari #7: 10 K x2= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), transparan, terlihat dua kali sehari.
Hari #8: 10 KL AD= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), transparan, lubrikatif, sepanjang hari.
Hari #9: 10 C x1= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), tidak transparan, terlihat sekali sehari.
Hari #10: 6 C, x1= lendir lengket (kelenturan s/d 0,5 cm) tidak tembus pandang, terlihat satu kali dalam pengamatan hari itu. Karena terdapat perubahan mendadak akan kelenturan dan warna, maka diketahui bahwa hari kemarinnya yaitu hari 9 adalah Hari Puncak.
Hari #11: 8 C x2= terdapat lendir yang agak lentur (s/d 2 cm), tidak transparan, terlihat dua kali dalam sehari.
Hari #12: 0AD= hari kering sepanjang hari, tetapi ini masih terhitung SUBUR, karena masih dalam hitungan ke tiga setelah hari Puncak.
Post-Peak:
Hari #13-22: 0 AD Hari- hari kering sepanjang hari. Masa tidak subur.
E. Contoh dua kali Ovulasi.
Menstruasi:
Hari #1: L= sedikit/ light, 0AD= kering sepanjang hari.
Hari #2: H= banyak/ heavy
Hari #3: M= sedang/ medium
Hari #4: L= sedikit/ light, 2 x2= lembab tanpa lubrikasi, terlihat 2 kali dalam sehari.
Pre-Peak sampai Peak/ Puncak + 3 (Masa Puncak yang pertama):
Hari #5 dan #6: 0 AD= kering sepanjang hari.
Hari #7: 10 C x1= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), tidak transparan, terlihat sekali sehari.
Hari #8,9, 10: 0 AD= kering sepanjang hari. Pada hari ketujuh terjadi perubahan drastis, karena hari itu kering/ tidak ada lendir, maka dapat dikatakan hari ke #7 adalah hari Puncak (yang pertama) dan ketiga hari sesudahnya yaitu hari #7,8,9, termasuk hari subur, walaupun pada hari-hari itu tidak ada lendir.
Pre-Peak sampai Peak/ Puncak + 3 (Masa Puncak yang kedua):
Hari #11-13: 0 AD= kering sepanjang hari.
Hari #14: 8 C x1= terdapat lendir yang agak lentur (s/d 2cm), tidak transparan, terlihat sekali dalam sehari.
Hari #15: 8 K x2= terdapat lendir yang agak lentur (s/d 2cm), jernih/ transparan, terlihat dua kali dalam sehari.
Hari #16: 10 KL x2= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), transparan, lubrikatif, dua kali sehari.
Hari #17: 10 C x1= terdapat lendir yang lentur (kelenturan lebih dari 2,5 cm), tidak transparan, terlihat sekali sehari. Karena terjadi perubahan warna dari transparan/ jernih, ke warna keruh, maka diketahui bahwa hari kemarinnya yaitu hari #16 adalah hari Puncak (kedua). Jika ada dua kali hari Puncak, maka ovulasi terjadi pada hari Puncak yang kedua.
Hari #18, 19, 20= termasuk hitungan tiga hari setelah ovulasi, maka terhitung sebagai hari SUBUR. Maka walaupun pada hari #20, pengamatan menunjukkan 0 AD/ kering sepanjang hari, namun karena masih termasuk di hari ketiga setelah hari Puncak, maka jika ingin menghindari kehamilan, maka pada hari ini sekalipun sudah “kering”, tetapi tetap tidak dapat diadakan hubungan seksual.
Hari #21- 29= 0 AD= kering sepanjang hari. Masa tidak subur.
Bagaimana mengisi hari-hari subur, jika pasangan ingin menghindari kehamilan
Banyak orang menganggap bahwa dorongan untuk berhubungan seksual merupakan sesuatu yang tidak dapat dikendalikan, dan ini sungguh keliru. Kita sebagai umat Kristiani dipanggil untuk belajar mengendalikan diri kita dalam banyak hal, termasuk juga dalam mengendalikan dorongan seksual. Memang jika maksud pasangan adalah untuk menghindari kehamilan, maka yang dilakukan adalah tidak melakukan kontak genital pada masa-masa subur. Namun demikian, tidak berarti bahwa komunikasi yang non-seksual itu diabaikan. Malah sebaliknya, harus diusahakan komunikasi tersebut. Jenis komunikasi yang demikian malah dapat meningkatkan rasa saling percaya, saling pengertian dan saling menghormati, yang dapat memperdalam hubungan kasih suami istri.
Jadi pada masa-masa tersebut, gunakanlah kesempatan untuk pertama-tama, berdoa bersama sebagai suami istri (lih. 1 Kor 7:5), dan dengan demikian pasangan suami istri dapat mengalami bahwa kasih suami istri bersumber pada kasih Allah, dan harus diwujudkan sesuai dengan kehendak Allah. Kedua, nyatakanlah perhatian dan kasih dengan kata-kata sederhana seperti, “Aku sayang kamu” ataupun dengan sentuhan-sentuhan lain, pelukan, ciuman yang tidak menjurus kepada kontak genital. Ketiga, gunakanlah waktu untuk membaca atau untuk mendiskusikan hal-hal bersama, misal tentang masa depan, anak-anak, dst. Ke-empat, gunakan waktu untuk melakukan hal tertentu bersama-sama, misalnya merapikan/ membersihkan rumah bersama-sama, pergi mengunjungi teman/ saudara, memasak bersama, atau berekreasi ke luar rumah dll. Kelima, gunakan waktu untuk bicara dari hati ke hati, agar pasangan dapat semakin memahami satu sama lain. Tumbuhkan pula suasana humor, agar dalam suasana apapun selalu ada suka cita di antara suami dan istri.
Kesimpulan
KB Alamiah Metoda Creighton merupakan cara KB alamiah yang tanpa efek samping (no side effects). Memang penerapan metoda ini memerlukan usaha yang sungguh-sungguh dan kerja sama dari kedua belah pihak, baik suami maupun istri, namun jika diterapkan dapat meningkatkan komunikasi antara suami dan istri. Diperlukan usaha bersama untuk membuat tabel dan mengisinya. Diperlukan ketekunan dari pihak istri untuk mengamati tanda-tanda biologis dari tubuhnya, dan dianjurkan agar para suami-lah yang mencatatkan data yang paling subur di akhir hari, pada setiap hari. Juga diperlukan kesungguhan dan komitmen dari pihak suami untuk mendukung hasil pengamatan itu. Jika maksud yang diinginkan adalah menghindari kehamilan, maka ini akan melibatkan pengendalian diri dari kedua belah pihak. Jika yang diinginkan adalah kehamilan, maka dapat diketahui saat-saat yang menunjukkan kemungkinan yang lebih besar untuk tercapainya maksud tersebut. Terlepas dari apapun maksudnya, metoda Creighton hanyalah sekedar cara yang dapat dicoba, karena menurut pengalaman dari pasangan-pasangan yang menerapkannya dengan setia, maka tingkat akurasinya sungguh sangat baik. Kabar baiknya adalah, dengan menerapkan metoda ini, hubungan suami istri menjadi lebih dekat, tidak hanya menekankan ke arah jasmani saja, karena penerapan metoda ini mendorong suami dan istri untuk dengan kreatif mengembangkan hubungan mereka ke berbagai dimensi lainnya, yaitu rohani, psikologis, intelektual, komunikasi dan emosi. Pada akhirnya, kebahagiaan perkawinan tidak semata- mata tergantung pada hubungan seksual suami istri. Ada banyak hal lain yang dapat mempersatukan suami dan istri, dan setiap pasangan suami istri selayaknya dapat menemukan sendiri hal- hal yang mempersatukan mereka. Maka jika Gereja Katolik menganjurkan KB Alamiah, itu juga didasari atas maksud ini, yaitu agar perkawinan tertuju pada kesejahteraan suami istri, dan dengan demikian suami dan istri dapat membentuk keluarga yang bahagia dalam membesarkan dan mendidik anak-anak yang Tuhan percayakan kepada mereka.
Dear pengasuh, Pengalaman istri saya, pada waktu menyusui anak pertama, menstruasi belum terjadi s.d akhir bulan ke-7. Hal ini, jika terjadi lagi, tentu sangat mengganggu kehidupan seksualitas kami. Adapun keterangan tambahan kondisi istri waktu itu adalah: 1) Setelah lahir scr caesar April 2011, si anak tidak bisa langsung disusui, karena harus diberi selang nafas dan selang susu, lalu difototerapi. Sehingga seminggu si anak tidak menerima kombinasi ASI (yang dipompa) dan susu formula. 2) Setelah kembali ke rumah, bayi disusui ASI dan juga formula soya, karena jumlah ASI sangat tdk mencukupi. 3) Setelah 3 bulan, istri kembali bekerja, sehingga ASI dipompa… Read more »
Shalom C. Sembiring, Umumnya bagi kondisi ibu yang menyusui, yang terjadi adalah: 1. Jika ibu menyusui secara penuh (100% ASI, tanpa tambahan susu formula atau lainnya), tiga bulan setelah melahirkan adalah masa infertil/ tidak subur. 2. Namun demikian, ketika bayi mulai makan dari sumber lain selain ASI, maka siklus kesuburan ibu akan mulai ada kembali. Bahkan ketika sang ibu tidak mengalami menstruasi, siklus kesuburan telah mulai kembali. Maka ini adalah periode yang perlu diamati, dan cara mengamatinya adalah hanya dari situasi lendir. Sang ibu itu harus memperhatikan sifat-sifat lendirnya dengan seksama. Kalau ia tidak segera menginginkan kehamilan berikutnya, maka ia… Read more »
Salam Katolisitas
Buat Tim Katolisitas yang baik, bisakah saya mengcopy bahan tentang KB alami Metoda Creighton ini
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih
syalom
Richard Tarigan
[Dari Katolisitas: Silakan saja. Hanya, jika Anda membagikan bahan ini kepada orang lain, mohon mencantumkan di bawahnya, dicopy dari situs https://www.katolisitas.org. Terima kasih.]