Pendahuluan:
Sungguh menjadi suatu tantangan tersendiri untuk mengajak keponakan-keponakan yang masih kecil untuk ke tempat perbelanjaan. Bagi anak-anak kecil toko serba ada merupakan tempat yang menyenangkan dan sekaligus menggoda, karena terlalu banyak mainan yang ditawarkan. Terlebih lagi, toko serba ada tersebut tahu cara menata mainan, sehingga dapat menggoda anak-anak, sehingga mengakibatkan mereka merengek untuk dibelikan mainan.
Pernahkan terfikir oleh kita, bahwa Iblis juga sama seperti pemilik toko serba ada yang tahu cara memberikan iming-iming kepada manusia, sehingga manusia dapat tergoda? Sang penggoda tahu kelemahan-kelemahan manusia, sehingga kalau tidak berhati-hati manusia dapat tergoda dengan mudah. Rasul Yohanes menyadari hal ini sehingga dia mengingatkan godaan dari Iblis yang terdiri dari: keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup (1 Yoh 2:16). Dan lebih lanjut, Yesus telah membiarkan Diri-Nya dicobai oleh Iblis, sehingga Yesus dapat menyingkapkan perangkap Iblis dan menunjukkan kepada manusia bagaimana untuk bertahan dari godaan Iblis.
Yesus menyingkapkan strategi iblis dalam mencobai manusia dan memberikan solusi untuk menghadapinya
Kisah tentang Yesus dicobai oleh Iblis di padang gurun diceritakan di Mt 4:1-11; Lk 4:1-13 dan Mk 1:12-13. Mari sekarang kita melihat dan membahas apa yang dituliskan oleh Lk 4:1-13.
1 Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.
2 Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia lapar.
3 Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti.”
4 Jawab Yesus kepadanya: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja.”
5 Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.
6 Kata Iblis kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.
7 Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.”
8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
9 Kemudian ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah,
10 sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau,
11 dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.”
12 Yesus menjawabnya, kata-Nya: “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”
13 Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.
Pernahkan terfikir oleh kita, mengapa Yesus memberikan Diri-Nya dicobai oleh Iblis? Bukankah Yesus adalah Allah? Mengapa Allah membiarkan Diri-Nya dicobai oleh Iblis? Bukankah sebagai Allah, Yesus tahu bahwa Dia pasti menang melawan godaan Iblis? Namun, semua hal ini dilakukan oleh Yesus bukan untuk Diri-Nya sendiri, namun dilakukannya untuk kepentingan manusia, makhluk yang dikasihi-Nya. Yesus membiarkan Diri-Nya dicobai untuk menunjukkan strategi Iblis dalam menggoda manusia dan pada saat yang bersamaan, Yesus menunjukkan jalan bagaimana untuk menghadapi godaan tersebut. Semua yang Yesus lakukan merupakan suatu pelajaran bagi kita manusia, sehingga kita dapat mengikuti apa yang dilakukan-Nya, sehingga kita dapat mencapai keselamatan kekal.
Yesus adalah hukum yang baru
Puasa selama 40 hari yang dilakukan oleh Yesus, mengingatkan kita akan apa yang dilakukan oleh Musa, seperti yang dikatakan di kitab Keluaran: “Dan Musa ada di sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian, yakni Kesepuluh Firman” (Kel 24:28). Dengan demikian, Yesus ingin menunjukkan bahwa Dia adalah hukum yang baru. Hukum yang sebelumnya dituliskan dalam dua loh batu sekarang menjadi daging; yang dulu merupakan hukum Taurat (law), sekarang menjadi rahmat (grace). Sama seperti Musa membawa dua loh batu kepada bangsa Israel dan menyatakan hukum Allah, maka Yesus membawa Diri-Nya sendiri dan menyatakan hukum yang baru dalam kotbah di bukit (lih. Mt 5), yang ditutup dengan suatu tuntutan yang terlihat tidak mungkin, yaitu “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” (Mt 5:48). Dan tuntutan akan kesempurnaan hanya mungkin terjadi dengan rahmat Allah, yang tercurah dari pengorbanan Yesus sendiri di kayu salib.
Baptisan adalah suatu genderang perang terhadap iblis
Kita juga melihat bahwa pencobaan Yesus ini terjadi setelah Yesus dibaptis. Kita tahu bahwa baptisan bukan hanya sekedar simbol, namun merupakan suatu tindakan untuk mati terhadap dosa dan hidup di dalam Kristus (lih. Rm 6:1-6). Dengan Sakramen Baptis, maka kita menjadi anak-anak terang dan bukan lagi menjadi anak-anak gelap; meninggalkan manusia lama dan menjadi manusia baru, yang berarti mengikuti jalan Tuhan dan meninggalkan jalan Iblis. Oleh karena itu, secara tidak langsung, orang-orang yang telah dibaptis telah membunyikan genderang perang terhadap Iblis. Jadi, pencobaan Yesus setelah baptisan, mengajarkan kepada kita semua yang telah dibaptis untuk senantiasa bertumbuh di dalam kehidupan spiritualitas kita, karena kita pasti akan mengalami percobaan-percobaan hidup. Kita tidak dapat lulus dalam ujian tanpa bergantung pada rahmat Allah. Dengan demikian, kita harus mengikuti Kristus dalam menghadapi percobaan. Mari kita menganalisa satu-persatu percobaan yang dialami oleh Yesus.
Pencobaan 1 – Merubah batu menjadi roti vs Firman Allah
Kita tahu bahwa dosa asal membawa “concupiscence” atau kecenderungan berbuat dosa. Dan ini diterangkan oleh rasul Yohanes “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” (1 Yoh 2:16) Agar manusia dapat menghadapi tiga hal ini, maka Yesus menunjukkan bagaimana untuk bertahan dari keinginan daging, mata dan keangkuhan hidup. Dan hal ini terungkap dalam tiga macam percobaan yang dialami oleh Yesus.
Kalau kita menghubungkan dengan 1 Yoh 2:16, maka percobaan pertama ini berhubungan dengan keinginan daging. Yesus mengingatkan kita bahwa manusia yang terdiri dari tubuh dan jiwa, mempunyai kebutuhan jasmani dan rohani. Dan kita harus mengingat bahwa kebutuhan jiwa mempunyai tempat yang lebih tinggi dari kebutuhan jasmani, karena jiwa bersifat selamanya sedangkan badan bersifat sementara. Dengan demikian, Iblis senantiasa mengingatkan kita akan kebutuhan jasmani, dan Yesus mengingatkan bahwa kita harus memperhatikan keadaan jiwa kita dengan bergantung pada Firman yang keluar dari mulut Allah. Dan jika Firman itu telah menjadi daging, maka untuk bertahan dari percobaan kedagingan kita harus bergantung pada Sang Firman, yaitu Yesus sendiri, yang adalah Firman (lih. Yoh 1:1).
Pencobaan 2 – Kerajaan dunia dengan sujud menyembah Iblis vs menyembah Allah
Disinilah Iblis memberikan percobaan keinginan mata atau kekuasaan, uang, kerajaan duniawi, yang pada akhirnya menjadi satu paket dengan sujud menyembah si iblis. Kita mengingat apa yang dikatakan oleh Yesus sendiri “Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Mt 6:24) Dan pada percobaan ini, Yesus menegaskan “Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Mt 4:10) Dan inilah yang menjadi perintah pertama dari 10 perintah Allah, dimana Gereja Katolik mengambil dari Kel. 20:2-5, yang diformulasikan oleh St. Agustinus “Akulah Tuhan, Allahmu: Jangan ada allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit dan di bumi, dan jangan sujud menyembah kepadanya” Dengan demikian, di bagian terakhir ini, Yesus memberikan perintah untuk mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa, hati dan segenap akal budi (lih. Mt 22:37).
Pencobaan 3 – Jatuhkanlah Dirimu ke bawah vs Jangan mencobai Allah:
Pencobaan terakhir yang diberikan oleh Iblis kepada Yesus adalah pencobaan yang paling berbahaya, yang telah menjatuhkan Adam dan Hawa. Inilah pencobaan yang digambarkan oleh rasul Yohanes sebagai “keangkuhan hidup“. Keangkuhan atau kesombongan adalah ibu dari segala dosa. Untuk menangkal pencobaan ini, maka Yesus menjawab dengan “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”” (Mt 4:7). Kesombongan menggoda kita dengan mengatakan bahwa kita dapat melakukan semuanya sendiri, termasuk hidup tanpa Allah. Kesombongan membuat kita salah dalam menilai diri kita sendiri. Kesombongan membuat kita yang sebenarnya tidak dapat hidup tanpa Tuhan, berfikir bahwa kita dapat melakukan semuanya sendiri dan tidak perlu melibatkan Tuhan. Di dalam konteks inilah, kita diingatkan oleh Yesus untuk tidak mencobai Tuhan Allah-Mu, yaitu untuk tidak menganggap diri kita sama seperti Tuhan, yang dapat menentukan segala sesuatu sendiri. Kesombongan menghalangi rahmat Tuhan untuk dapat mengalir secara bebas kepada manusia, sehingga manusia yang pada dasarnya lemah akan semakin tidak berdaya tanpa rahmat Allah. Kesombongan ini hanya dapat ditangani dengan kerendahan hati, kebajikan yang menjadi dasar dari semua kebajikan. Kerendahan hati adalah mengakui bahwa kita bukanlah apa-apa dan Tuhan adalah segalanya. Lebih lanjut tentang kerendahan hati, silakan klik di sini. Bagi umat Katolik, salah satu manifestasi dari kerendahan hati adalah pada saat kita menerima Sakramen Tobat, dimana kita mengakui dosa-dosa kita secara terbuka, dengan penyesalan, dan dengan pertolongan rahmat Tuhan berjanji untuk tidak berbuat dosa lagi.
Penutup
Dari pemaparan di atas, kita melihat bahwa Yesus memang datang untuk membawa manusia kepada keselamatan, karena Yesus adalah Jalan, Kebenaran, dan Hidup (lih. Yoh 14:6). Agar manusia dapat terus berada di jalan Allah, maka Yesus memberikan rahmat yang bersumber pada misteri Paskah. Namun, karena tahu kelemahan manusia dan pencobaan yang akan diberikan oleh Iblis, maka Yesus sendiri memberikan Diri-Nya untuk dicobai, sehingga manusia tahu cara untuk menghadapi cobaan dari Iblis. Tiga kelemahan manusia, seperti yang dituturkan oleh rasul Yohanes, yaitu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup harus dihadapi dengan Firman Allah, fokus akan tujuan akhir – yaitu Kerajaan Allah, serta dengan kebajikan kerendahan hati. Kita juga perlu merenungkan bahwa inilah yang dilakukan oleh kaum religius, dimana keinginan daging dilawan dengan kaul kemurnian, keinginan mata dilawan dengan kaul kemiskinan, dan keangkuhan hidup dilawan dengan kaul ketaatan. Mari, dalam kapasitas dan kondisi kita masing-masing, kita bersama-sama berjuang untuk bertahan melawan godaan Iblis, dan bertumbuh dalam kekudusan, sehingga kita terus mengejar kesempurnaan, sama seperti Bapa adalah sempurna (lih. Mt 5:48).
Salam Pak Stefanus.
Terimakasih atas tulisan yang memperdalam pemahaman terhadap ketiga jenis pencobaan yang menjauhkan kita dari kasih Allah. Tampaklah bahwa Yesus, benar-benar ingin kita mengetahui siasat iblis dan menang atas godaan, sehingga itu ditulis dalam kitab suci, sebagai pelajaran buat kita yang ingin menjadi warga kerajaanNya.
Injil Matius 4:8-10, yaitu ketika Yesus dicoba oleh Iblis sebagai berikut :
“Dan Iblis membawanya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepadaNya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku. ” Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Matius 4:8-10).
——————————————–
Yesus adalah Allah
Saya ambil kalimat ini ““Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”. dalam ayat di atas Allah mana yg diperintahkan oleh Yesus untuk disembah oleh Iblis?
Shalom Mark Wolford,
Tentu saja, pada saat Yesus berkata demikian kepada iblis, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Mat 4:8-10), Yesus mengacu kepada Allah Bapa, yang ada dalam kesatuan dengan-Nya (Yoh 10:30).
Tidak ada masalah jika Kristus menempatkan diri-Nya sebagai orang ketiga dalam percakapan-Nya (dengan kata ganti “Ia/ Dia”). Sebab dalam banyak ayat lainnya, Yesus juga menyebut diri-Nya sebagai Sang Anak Manusia, seolah sebagai orang ketiga (lih. Mat 9:6; 16:13; 17:9,22; Mrk 2:10; 8:31; 9:31; 14:41; Luk 5:24; 6:5; 17:22; 18:31; Yoh 1:51; 5:27; 6:27; 6:53; 8:28; 9:35). Namun jika kita membaca keseluruhan kalimat dan konteksnya, kita mengetahui bahwa istilah “Anak Manusia” itu mengacu kepada diri Yesus sendiri.
Contoh:
Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel” (Mat 19:28).
“Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati” (Mat 20:18)
….sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit.” (Mrk 9:31)
“Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia.” (Yoh 5:27)
“Maka kata Yesus: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku.” (Yoh 8:28)
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Kisah “Yesus dicobai Iblis” hanya terdapat di Injil Lukas, Matius dan Markus. Sedangkan di Yohanes tidak ada…
Saya meyakini Injil Yohanes pengarangnya adalah murid Yesus , salah satu dari keduabelas rasul.
Sedangkan kisah ‘YESUS DICOBAIN ” adalah penglihatan NATANAEL, salah satu murid Yesus. (Lihat injil Yohanes)
YESUS berjanji akan memperlihatkan hal-hal yang lebih besar dari pada itu (apa yang sudah dilihat Natanael).
Penglihatan Natanael, menunjukkan bahwa Yesus tidak menginginkan apapun, kecuali melakukan apa yang sudah di tugaskan kepadanya, untuk menuntun umat manusia kembali kepada-NYA.
[dari katolisitas: Mohon diperjelas, apa yang ingin Anda sampaikan]
Penglihatan Natanael, menunjukkan bahwa Yesus tidak menginginkan apapun, kecuali melakukan apa yang sudah di tugaskan kepadanya, untuk menuntun umat manusia kembali kepada-NYA.
———————————
Artinya ayat yg menceritakan bahwa Yesus dicobai Iblis di gurun adalah ngarang, “Yesus tidak menginginkan apapun, kecuali melakukan apa yang sudah di tugaskan kepadanya, untuk menuntun umat manusia kembali kepada-NYA.” apakah yg dimaksudkan kembali kepada NYA disini, adalah kebali kepada yng mengutusnya..begituhkan maksudnya bro Nikidas?
[dari katolisitas: Yang menjadi masalah adalah Anda hanya membaca ayat-ayat yang membuktikan bahwa Yesus mempunyai kodrat manusia – di mana Gereja Katolik juga mengakui. Namun, membaca Kitab Suci secara keseluruhan juga memberikan kejelasan, bahwa Yesus adalah Allah. Itulah sebabnya Gereja Katolik mengakui bahwa Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Penjelasan ringkas, silakan membaca link ini – silakan klik]
Yesus menyatakan ke-Allahan-Nya juga dengan mengajar dan memberikan hukum dalam nama-Nya sendiri -bukan dengan mengatakan “Beginilah firman Tuhan…. ” (Kel 4:22; 5:1; Yos 24:2; Hak 6:8; 1Sam 10:18, dst) seperti dikatakan oleh para nabi, namun Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu…” (lih. Mat 5-6). Dengan perkataan-Nya, Yesus menyatakan diri-Nya bahwa Ia adalah Tuhan.
———————————————————————–
Alkitab BIS Mat 5:17
(17) “Janganlah menganggap bahwa Aku datang untuk menghapuskan hukum Musa dan ajaran nabi-nabi. Aku datang bukan untuk menghapuskannya, tetapi untuk menunjukkan arti yang sesungguhnya. Bagaiman dengan pernyataan di atas Yesus mengajarkan dan memberi hukuman dalam nama-Nya sendiri??
[Dari Katolisitas: Silakan membaca terlebih dahulu artikel ini, silakan klik].
Dear pengasuh Katolisitas,
Saya mau bertanya, apakah benar bahwa pencobaan Yesus dipadang Pasir adalah Antitype dari perjalanan umat Israel ke tanah perjanjian.
Sebab:
1. Yesus dicobai dipadang gurun,setelah Dia dibaptis air.
Umat Israel mendapat banyak pencobaan, setelah umat Israel dibaptis melalui laut.
2. Yesus dicobai dipadang gurun selama 40 hari, perjalanan umat Israel di padang gurun selama 40 tahun.
Mohon pencerahannya.
Terima kasih.
Dear pengasuh katolisitas,
Ijinkan saya mengeluarkan dorongan yang ada didalam hati saya, dimana saya tidak tahu apakah benar atau tidak, sebab masalah kitab Suci, saya sebenarnya masih kerdil.
Akan tetapi siapa tahu Tuhan mau memakai orang-orang yang masih bodoh.
Mengenai Yesus di cobai oleh iblis dipadang gurun,
Saya rasakan aneh dan tidak masuk diakal.
Sebab: 1. Yesus adalah Tuhan, tidak mungkin dicobai.
2. Iblis tahu benar bahwa Yesus adalah Anak Allah.
3. Iblis bertemu Yesus saja sudah takut dan gemetaran.
Jadi maksud ceritera Yesus dicobai oleh iblis dipadang gurun itu, adalah sebagai peringatan untuk jemaat-Nya yang akan ditinggalkan oleh Yesus.
Bukankah akhirnya iblis mundur dan menunggu waktu yang baik.
Sehingga boleh dikata bahwa pencobaan itu merupakan nubuat yang akan terjadi pada jemaat yang dibangun oleh Yesus nanti.
Menurut saya pencobaan ini, intinya ada 3, dimana pada umumnya manusia tidak akan tahan kalau mengalami pencobaan tsb.
1. Menderita.
Mengenai lapar lalu dihadapkan pada roti, dengan memilih makan roti berarti penderitaannya hilang.
2. Kekayaan/uang.
Manusia pada umumnya tidak akan berani memilih Yesus dan melepaskan uangnya yang banyak.
3. Harga diri/kesombongan.
Banyak orang lebih baik mati, dari pada harga dirinya diinjak-injak.
Yang perlu dipertanyakan ialah:
1. Mengapa Yesus dibawa ke Yerusalem ?
Yesus tinggal 40 hari di padang gurun dan dicobai oleh iblis.
40 hari menunjuk 40 tahun umat Israel dipadang gurun menuju Yerusalem.
perjalanan hidup umat Yesus adalah adalah penggenapan perjalanan umat Israel, menuju ke Yerusalem baru.
2. Mengapa Yesus dibawa ke bait Allah ?
Bait Allah menunjuk gereja yaitu tubuh Kristus.
3. Mengapa dibawa ke bubungan dari gedung tsb.?
Bubungan menunjuk pimpinan gereja, bukan umat biasa.
Demikian sekedar dorongan hati yang ingin saya sampaikan.
Kalau ngawur, ya sorry saja.
Shalom Antony,
Memang iblis tak mungkin menang jika mencobai Allah. Namun dalam Injil kita membaca bahwa iblis mencobai Yesus. Maka sejumlah orang mempertanyakan, mengapa demikian. Memang Kitab Suci tidak secara ekplisit menyebutkan alasannya, maka sejauh ini, yang dapat kita ketahui adalah pandangan dari para ahli tafsir Kitab Suci, atau bahkan pandangan kita sendiri. Sejauh itu tak bertentangan dengan keseluruhan ajaran iman Kristiani, silakan saja berpegang kepada pandangan tersebut:
1. Dari pihak iblis, ia mencobai Yesus, karena ia mengetahui bahwa dalam penjelmaan-Nya sebagai manusia, Yesus adalah juga sungguh manusia, di samping bahwa Ia juga adalah sungguh Allah. Kemanusiaan ini membuat Yesus dapat mengalami segala keterbatasan manusia, dan karena itu iblis mencobai Yesus, mungkin berharap agar Yesus dapat terjatuh, seperti Adam dan Hawa. Namun, kita ketahui akhirnya tidak demikian halnya, Yesus tidak jatuh dalam godaan Iblis.
2. Dari pihak Allah, Ia mengizinkan hal itu terjadi, maka iblis dapat mencobai Yesus. Yesus sendiri sebagai Allah membiarkan diri-Nya dicobai oleh iblis, dan agar kejadian ini dapat dicatat dalam Kitab Suci; dan agar melalui kejadian ini, Yesus dapat mengajarkan kepada kita, bagaimana caranya agar kita dapat mengalahkan godaan iblis, yaitu dengan bersandar kepada firman Tuhan.
Selanjutnya, untuk mengartikan godaan/ pencobaan iblis ini maka kita mengacu kepada ayat-ayat lainnya dalam Kitab Suci. Demikianlah cara yang dianjurkan oleh Gereja untuk mengartikan Kitab Suci, yaitu untuk melihat suatu ayat dengan ayat-ayat lainnya dalam Kitab Suci, agar kita terhindar dari mengartikan Kitab Suci menurut pengertian pribadi yang tidak sepenuhnya sesuai dengan maksud keseluruhan pesan Kitab Suci. Nah ketiga jenis pencobaan iblis itu serupa dengan ketiga jenis godaan dunia, yang disebutkan dalam surat Rasul Yohanes, saat ia mempertentangkan terang dan penyesatan (lih. 1 Yoh 2:10), kuat di dalam firman Tuhan untuk melawan kejahatan (lih. 1 Yoh 2:14) Lalu ayat berikutnya disebutkanlah apakah penyesatan dan kejahatan itu, yaitu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup (lih. 1 Yoh 2:15-16).
Demikianlah, iblis mencobai Yesus juga dalam ketiga hal itu, yaitu: 1). Yesus dicobai untuk mengubah batu menjadi roti (dari rasa lapar, keinginan daging); 2) Yesus dicobai oleh iblis yang menawarkan kepada- Nya seluruh kerajaan dunia asalkan Ia mau menyembah iblis (ini adalah godaan kekuasaan, kekayaan, keinginan mata); 3) Yesus dicobai agar menjatuhkan diri dari bubungan bait Allah supaya para malaikat dapat menatangnya (ini adalah godaan untuk menunjukkan kuasa, ini godaan keangkuhan hidup).
Jika kita sudah dapat menangkap inti dari perikop ini, kita tidak perlu dirisaukan oleh perkataan ataupun simbol- simbol yang sesungguhnya tidak ada hubungannya dan tidak berhubungan dengan makna inti yang ingin disampaikan oleh perikop tersebut.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
ari pihak Allah, Ia mengizinkan hal itu terjadi, maka iblis dapat mencobai Yesus. Yesus sendiri sebagai Allah membiarkan diri-Nya dicobai oleh iblis
————————————
Jadi saat dicobai oleh Iblis, Yesus berperan ganda sebagai Allah dan sebagai manusia apakah begitu maksudnya?
[dari katolisitas: Yesus mempunyai kodrat Allah dan kodrat manusia. Persatuan dua kodrat ini ada dalam satu pribadi, yaitu Pribadi Kristus]
Yesus mempunyai kodrat Allah dan kodrat manusia 2 karakter pribadi, apakah Yesus mengajarkan dalam Alkitabnya???, jika YA mohon dijelaskan kapan Yesus berprilaku dengan kepribadi Allah dan kapan dia berperilaku dengan berkepribadian manusia?. Siapa Allah, tidakkah Allah yg menciptakan langit dan bumi beserta isinya termasuk Iblis? bukankah Allah Maha di atas semua ciptaannya? Mohon penjelasannya!
Shalom Mark Wolford,
Pribadi Yesus tetaplah satu, walaupun mempunyai dua kodrat yaitu kodrat Allah dan kodrat manusia. Kitab Suci menyatakannya dalam banyak ayat yang mengisahkan tentang peristiwa- peristiwa hidup Yesus dan perkataan Yesus sendiri tentang diri-Nya. Ia menyatakan diri-Nya sebagai Anak Manusia (lih. Luk 5:10; 6:5; 6:22; 7:34; 9:22; 9:26; 9:44; 9:58; 11:30; 12:8,10,40, dst), namun dalam banyak tindakan-Nya Ia menyatakan diri-Nya sebagai Allah. Sebagai manusia, Yesus dapat merasakan lapar dan haus, suka cita dan duka cita, serta mengalami penderitaan dan bahkan kematian. Namun sebagai Putera Allah, Ia selalu dalam kesatuan dengan Bapa-Nya, melakukan karya keselamatan umat manusia, baik melalui pengajaran, perbuatan maupun mukjizat dan tanda, yang memuncak pada kebangkitan-Nya dari kematian dan kenaikan-Nya ke Surga.
Sekilas tentang ke-Allahan Yesus, sudah pernah diulas di sini, silakan klik
Silakan juga membaca artikel Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia, klik di sini.
Sedangkan penjelasan Paus Leo Agung tentang kedua kodrat Yesus, klik di sini.
Allah memang adalah Pencipta langit dan bumi (heaven and earth) beserta isinya. Maka langit/ surga di sini termasuk segala isinya, yaitu para malaikat. Allah, Sumber segala Kebaikan, menciptakan segala sesuatunya baik adanya. Menurut prinsip yang diajarkan oleh Kristus sendiri, bahwa dari buahnyalah kita mengenal pohonnya (lih. Mat 7:16), kita ketahui bahwa Allah yang Maha baik tidak akan mungkin menciptakan kejahatan dan dosa. Kejahatan merupakan ketiadaan kebaikan; dosa merupakan ketiadaan kasih. Maka Iblis pada mulanya adalah malaikat yang diciptakan baik adanya, namun yang kemudian atas pilihan mereka sendiri, tidak mau mengasihi Allah. Mereka jatuh dalam dosa menolak Allah, sehingga mereka terpisah dari Allah selamanya. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Ya, Allah Maha di atas semua ciptaan-Nya. Kitab Suci menyatakan bahwa pada akhir zaman, Allah akan meraja di atas segalanya, setelah Kristus mengalahkan semua musuh-Nya (1 Kor 15:24-28). Allah akan menjadikan langit dan bumi yang baru, sebagaimana pernah diulas di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Maka Iblis pada mulanya adalah malaikat yang diciptakan baik adanya, namun yang kemudian atas pilihan mereka sendiri, tidak mau mengasihi Allah. Mereka jatuh dalam dosa menolak Allah, sehingga mereka terpisah dari Allah selamanya. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini
———————-
Iblis adalah malaikat dasarnya?
[dari Katolisitas: Dasarnya adalah Allah menciptakan segala sesuatunya baik adanya. Dan Allah menciptakan segala makhluk, termasuk manusia yang terdiri dari tubuh dan jiwa serta malaikat yang terdiri dari jiwa.]
Shalom Antony,
Ya, dapat dikatakan demikian.
1. Dalam kitab Perjanjian Lama dikisahkan bahwa setelah bangsa Israel menyeberangi Laut Merah, yang menjadi gambaran Baptisan (lih. KGK 1221), bangsa Israel dicobai di padang gurun.
Dalam Perjanjian Baru, Kristus juga dicobai di padang gurun, setelah Ia dibaptis. Demikian pulalah kita, yang telah dibaptis, juga akan mengalami pencobaan/ ujian di dalam hidup.
2. Perjalanan umat Israel di padang gurun adalah selama 40 tahun sebelum masuk ke Tanah Terjanji, sedangkan Yesus berpuasa di padang gurun selama 40 hari, sebelum memulai karya publik-Nya mewartakan Kerajaan Allah, yang memuncak kepada sengsara, wafat, kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya ke Surga (yang disebut sebagai Misteri Paska Kristus). Oleh misteri Paska Kristus inilah kita yang percaya kepada-Nya memperoleh janji keselamatan kekal untuk masuk ke Tanah Terjanji yang sesungguhnya yaitu Kerajaan Surga.
Demikianlah umat Katolik juga mempersiapkan diri dalam mengenangkan Misteri Paska Kristus dengan mengadakan masa pantang dan puasa selama 40 hari.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
yang ditawarkan iblis jelas dunia dan nikmatnya, tentunya karena yesus lak-laki yang ditawarkan adalah kekuasaan harta dan wanita, untuk direngguk sepuas-puasnya spuas hawa nafsu, seks bebas, kawin sejenis, narkoba, hura-hura, pesta, musik. diganti dengan penyembahan iblis.
[Dari Katolisitas: Walau tidak tertulis eksplisit demikian, ketiga jenis godaan tersebut memang dapat dihubungkan dengan tiga keinginan dunia, sebagaimana ditulis dalam 1Yoh 2:16, sebagaimana pernah dibahas di artikel di atas, silakan klik. Melalui kisah pencobaan Iblis ini, Yesus menunjukkan kepada manusia, bagaimana caranya mengalahkan godaan dunia.]
Artikel yg sangat membantu. Trimakasih, dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus.. amin
Salam Damai
Forum ini Sungguh menambah keimananku.. Thanks
Salam Kasih,
Sy sudah membaca artikel ini dan artikel yang terkait serta comment yang menyertai artikel ini. Dan menurut sy sangat baik, dan mudah-mudahan masih ada artikel lain yang mungkin oleh sy belum dibaca sehingga bisa disertakan untuk pencerahan dari beberapa pertanyaan sy berikut:
1. ‘Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.Kata Iblis kepada-Nya: “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki’. Pertanyaan sy, kerajaan dunia yang bagaimanakah yang ditawarkan iblis kepada Yesus, apakah berupa jabatan seperti kaisar? Mungkin saja hal ini adalah tawaran yang menggiurkan menurut iblis bagi Yesus mengingat Yesus datang sebagai Mesias untuk umat manusia. Misal sy menerima tawaran itu, brarti sy sudah dapat memimpin umat dunia ini donk untuk mewujudkan visi sy. Dan visi Yesus memang baik untuk menyelamatkan manusia. Jadi, Yesus tidak akan memilih kedua belas rasul (yang melambangkan keduabelas suku israel) untuk menjala manusia. Nah terus iblis mendapat kerajaan itu darimana? apakah iblis yang membentuk semua itu? secara logika, kita yang menawarkan barang kepada orang lain pastilah karena kita memiliki barang itu. Apakah kerajaan itu masih ada sampai jaman ini? Itu yang masih mengganjal bagi sy,trimakasih sebelumny sy ucapkan, Tuhan memberkati.
Shalom Febri,
Dituliskan di dalam Mat 4:8 “Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya.” (bdk Luk 4:5). Dari dua ayat ini, kita tidak tahu secara persis bagaimana iblis memperlihatkan kerajaan dunia dengan segala kemegahannya. Ada beberapa komentar yang berlainan dari Origen, Theophyl, St. Ambrosius, St. Sirilius, dll. Ada yang mengatakan bahwa iblis memberikan gambaran tentang kerajaan dalam kata-kata, dalam gambaran kerajaan yang nyata, dalam emas dan perak, dll. Namun, perlu dicatat komentar dari St. Sirilius, bahwa gambaran kerajaan yang ditawarkan oleh iblis adalah digambarkan hanya sesaat seperti halnya kerajaan, kekuasaan di dunia ini hanyalah bersifat sementara. Bertolak belakang dengan kerajaan dunia ini, misi Kristus adalah menegakkan Kerajaan Sorga untuk selamanya. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Trimakasih pak stef sudah membantu.
Memang tidak ada gambaran pasti bagaimana iblis memperlihatkan kerajaannya. Gambaran dari sy membca kisah pencobaan ini, bahwa ada kerajaan yang tahtanya oleh iblis dan warganya adalah Manusia ciptaan Tuhan yang telah tergoda tawaran akan keindahan semata yang tujuannya adalah kehancuran.Kalau kita ingat bagaimana manusia pertma jatuh kedalam dosa oleh karena godaan si iblis. Nah dari peristiwa inilah Tuhan mengadakan perjanjian dengan manusia, menghukum iblis yang dalam bentuk ular. Yesus telah membawa misi penyelamatan tersebut, karena begitu besar cintanya.
Salam Kasih.
Dear Febri Hardiman
Bolehkah saya ikut menanggapi? Boleh ya, hehehe.
Mungkin bisa juga ya, Yesus menerima tawaran iblis menguasai super empire dunia kemudian dengan bekal itu lalu menyelamatkan umat manusia seperti yang dianalogikan oleh Mas Febri.
Tapi koq jadi agak aneh ya, kalo Yesus terima tawaran iblis itu, karena itu berarti Yesus jadi pekerja iblis, Yesus jadi takluk dan berada dibawah yurisdiksi iblis. Kemungkinan itu pasti langsung dicoret oleh Yesus karena kontraproduktif.
Kemudian, kalau iya tawaran itu diterima, kemudian oleh Yesus digunakan untuk menyelamatkan dunia, apa iya Iblis diam saja? Mengingat tujuan Iblis justru sebaliknya. Karena tujuannya berbeda, kemungkinan besar tidak akan terjadi kerjasama. Lagipula, dari Kitab Suci saya bisa yakin bahwa Yesus bukan pribadi yang oportunis sehingga sampai tergoda untuk menerima tawaran tersebut.
Kemudian mengenai Iblis mendapatkan kerajaan itu darimana, saya pikir ya dari usaha dia dan seluruh corporatenya menjatuhkan manusia berabad-abad lamanya. Setiap ada orang yang jatuh dalam godaan Iblis, dalam berbagai bentuknya, mereka menjadi warga kerajaaan iblis, entah dengan cara digoda langsung, member get member, atau apapun (kurang lebih itu yang tergambar di kepala saya, mohon koreksi).
Apakah kerajaan itu masih ada sampai sekarang? masih ada dan masih fully operational sampai sekarang, namun perkembangannya sejak dulu, sekarang dan sampai akhir jaman akan terus mendapatkan perlawanan luar biasa dari Yesus dan partner-partnernya (saya pinjam istilahnya Mas Agung, hehehe), yaitu seluruh umat beriman.
Trimakasih (mas/mba) Kris sudah menanggapinya. Artikel ini membantu kita untuk lebih dalam memahami tentang katolik, trimakasih untuk katolisitas. Mudah-mudahan tanggap-menanggapi, korek-mengoreksi, komentar-mengomentari artikel terkait didalamnya bersifat membangun dan memperdalam juga iman kita sebagai katolik.hehe sambil menunggu tanggapan ini, sy jug tetp merenungkan peristiwa pencobaan ini sehingga ada hal baru dalam benak sya.
Iya benar bisa jadi karena alasan kontraproduktif. Meskipun tawaran kerajaan yang begitu ‘wahh’ menjanjikan dari sudut pandangan manusia (mohon koreksi juga, karena Yesus datang sebagai manusia seutuhnya tapi tak bercela) secara tegas ditolak oleh Yesus mengingat tawaran itu dari iblis. Apalagi Yesus tahu itu hanya sesaat. Hal ini juga boleh diperkuat, ketika manusia pertama yang tergoda oleh iblis untuk memakan buah pengetahuan sehingga jatuh kedalam dosa. Mungkin niat iblis menggoda Yesus sama seperti menggoda si adam, yaitu ingin menjatuhkan Sang ‘pewaris’ kerajaan KEKAL. Si adam telah diberi kebebasan oleh Bapa menikmati taman Eden, tapi iblis ingin manusia bukan di tempat itu. Sekarang Yesus tampil sebagai penyelamat Umat yang ingin membangun kerajaan kekal bukan di dunia ini, iblis juga berniat negosiasi untuk merebut itu. Lagi pula memang sudah jelas iblis tidak suka akan hal-hal yang Tuhan inginkan kepada pewaris-Nya.
Boleh dikatakan begitu mba/mas kris, bahwa Yesus bukan pribadi oportunitis. karena secara logis juga pasti ada tanda tanya besar di dalam hati seseorang kita ditawarkan pemberiaan yang berlebihan atau kesempatan yang menggiurkan. Ya seperti, ‘what’s wrong with you? apa ada udang dibalik batu sehingga anda begitu baik memberikan tempat tinggal mewah bagi sy secara percuma?’ begitu dalam hati saya kali ya.hehe
Ya, sy juga berpikir kira-kira begitu. Bahwa kerajaan tersebut didapat dengan usaha licik dari iblis. iblis berhasil membuat manusia jatuh kedalam dosa, dan keberhasilan inilah dijadikan iblis untuk membangun kerajaannya dimana umatnya adalah ciptaan Tuhan yang berhasil tergoda tipu muslihat iblis. Kalau sy renungkan kembali ayat (….), dalam peristiwa ini iblis telah memiliki niat yang sangat berbeda dengan rencana Tuhan, melakukan tawar-menawar dengan manusia dan dalam tawar menawar itu si iblis mengenali kelemahan manusia. Hingga semakin gencarlah iblis menggodai manusia. Tetapi Tuhan tidak tinggal diam, karena dengan misteri-Nya ada rencana penyelamatan.
ya boleh sy terima juga bahwa kerajaan bntukan iblis itu masih ada. tapi, kira-kira gmna gambran kerajaan mereka itu pada saat ini? kalau sy merujuk percakapan antara Yesus dan pilatus, gambaran dalam benak sya Yesus ditanyai beberapa hal oleh pilatus salah satunya menanyakan ‘apakah DIA benar seorang raja?’ nah Yesus mengakhiri itu dngan mengatakan kalau kerajaan-Nya dari dunia ini pasti mereka telah mengadakan perlawanan. Berarti kerajaan yang ada dibawah kekuasaan pilatus boleh kita sebut contoh real kerajaan iblis? Dimana warganya adalah org-org yang menolak Yesus dan teriak ‘salibkan DIA’?
Salam Kasih
Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku, namun kamu tidak mau datang kepada-Ku untuk memperoleh hidup itu. Yoh 5:39-40.
[dari katolisitas: Terus terang kami tidak menangkap apa yang ingin Anda sampaikan dengan mengutip Yoh 5:39-40. Mohon untuk memperjelas]
Saat iblis menawarkan dunia asal tunduk kepadanya jesus menjawab ada tertulis engkau harus menyembah kepada tuhan allahmmu kenapa yesus tidak menegaskan untuk iblis sujud kepadanya dia pribadi yang satu dengan Allah ??
Shalom Martinus Daru,
Secara prinsip Anda ingin membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan hanya dari ayat Mat 4:10 yang menuliskan “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” dan menyimpulkan bahwa Yesus bukan Tuhan karena tidak mengatakan “sembahlah Aku saja”. Argumentasi seperti ini sesungguhnya sangat lemah. Pertama, karena ada begitu banyak ayat di dalam Kitab Suci yang mengindikasikan bahwa Yesus adalah Tuhan. Lihat diskusi ini – silakan klik dan juga artikel ini – silakan klik. Kedua, kita tidak dapat menuntut pembuktian bahwa Yesus adalah Tuhan berdasarkan syarat yang Anda ajukan, karena ada begitu banyak bukti yang lain, yang sesungguhnya menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan, seperti Yesus memberikan hukum dalam namanya sendiri, Yesus mengampuni dosa dalam nama-Nya sendiri, Dia mensejajarkan Diri-Nya dengan Allah Bapa dan Allah Roh Kudus (lih. Mat 28:19-20). Silakan membaca dua link yang saya sebutkan di atas, dan setelah dibaca, maka Anda dapat memberikan argumentasi lebih lanjut.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Maaf saya hanya ingin mengatakan karena kedudukan Allah bapa setara dengan Yesus kenapa tidak langsung berkata kepada iblis untuk menyembah kepada diri YESUS selaku anak Allah . Atau mungkin iblis tidak tahu bahwa Yesus adalah yang menciptakan dia dan kita serta dunia ini
Shalom Martinus Daru,
Kalau kita melihat kata “JIKA” (Mat 4:3,6,9), maka kita dapat menyimpulkan bahwa iblis tidak tahu secara persis apa yang terjadi, tidak tahu secara persis apa yang menjadi rencana Allah, dan oleh karena itu tidak tahu secara persis, apakah Yesus sesungguhnya adalah Anak Allah. Dan Yesus-pun tidak perlu membuktikan bahwa Dia adalah Allah kepada iblis, sama seperti Dia tidak perlu membuktikan bahwa Dia sebenarnya dapat mengubah batu menjadi roti, seperti yang telah dibuktikan oleh Yesus bahwa Dia dapat mengubah air menjadi anggur dan juga dapat menggandakan roti.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom pak stefanus terimakasih jawaban yang anda berikan berarti saya harus PERCAYA itu saja karena logika belum dapat menerima tuhan yang anda dan saya imani dicobai oleh iblis yang jesus ciptakan
[dari katolisitas: Tidak menjadi masalah kalau Anda belum dapat menerimanya. Namun, apakah Anda telah membaca artikel ini – silakan klik]
SALAM saya ingin mengkiritik sedikit bila anda tidak suka boleh di hapus saya mengutip dari tulisan pak stefanus “Secara prinsip Anda ingin membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan hanya dari ayat Mat 4:10 yang menuliskan “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” dan menyimpulkan bahwa Yesus bukan Tuhan karena tidak mengatakan “sembahlah Aku saja”. Argumentasi seperti ini sesungguhnya sangat lemah. Pertama, karena ada begitu banyak ayat di dalam Kitab Suci yang mengindikasikan bahwa Yesus adalah Tuhan.” ternyata seorang katolik taat masih mempergunakan katan mengindikasikan itu salah satu bahwa anda ragu jadi wajar seorang martinus ada keraguan dihatinya terimakasih..,
Shalom Abi,
Terima kasih atas kritikan Anda. Secara prinsip, saya menggunakan kata “mengindikasikan” mengingat bahwa ada banyak saudara non-Kristen yang menginginkan pembuktian bahwa Yesus adalah Tuhan dengan menuntut ayat yang menuliskan secara persis “Akulah Allah Tuhanmu, maka sembahlah Aku saja“. Hal ini pernah didiskusikan di sini – silakan klik. Dan kalau kita melihat arti kata “mengindikasikan”, maka di kamus besar Bahasa Indonesia dituliskan sebagai “memberi tanda; memberi petunjuk; mengisyaratkan“. Point yang ingin saya berikan adalah, walaupun Yesus tidak pernah mengatakan “Akulah Allah Tuhanmu, maka sembahlah Aku saja”, namun ada begitu banyak ayat yang menjadi tanda, menjadi petunjuk dan mengisyaratkan bahwa Yesus adalah Tuhan. Ayat mana saja? Silakan melihat di artikel ini – silakan klik. Semoga dapat memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Terima kasih Page Katolisitas.org, saya berumur 16 Tahun ingin berbagi cerita. Selama ini, saya menjadi Katholik-Roma yang sangat-sangatlah keras dan fanatik, dan kemudian, pada akhirnya, saya menyadari itu semua, bahwa menjadi FANATIK, bukanlah hal yang menyenangkan bagi kita semua, melainkan menaburkan kebencian terhadap ummat beragama juga.
Tetapi didalam Nama-Nya, Yesus Kristus Tuhan kita, melalui kuasa Allah Bapa disurga, saya menjadi lega ketika melihat situs ini. Sekali lagi, terima kasih.
Danke (German Language it mean’s “Thank You”).
Thanks Father, Lord Jesus.
[dari katolisitas: Menjadi tugas kita untuk meyakini bahwa kepenuhan kebenaran ada di dalam Gereja Katolik dan Kristus adalah satu-satunya penyelamat umat manusia. Namun, tentu saja kebenaran harus dikomunikasikan dengan bijaksana. Untuk itu, kita mohon karunia Roh Kudus, yaitu karunia kebijaksanaan.]
Shalowm Monk Malone,
puji Tuhan anda sdh memiliki pemahaman “fanatik” di usia 16 th, puji Tuhan juga karena saat ini banyak informasi yg dpt kita gali melalui fasilitas internet, khususnya mengenai Iman Katholik.
Saat sy seusia anda (20an th lalu), sy sekolah di sekolah non-katholik, kerap mendengar/dikatakan bahwa orang Katholik fanatik, tp sy tdk mengerti & tdk merasa fanatik, bertanya ke ortu paling diminta, “Biarkan saja”, tambah gak nyambung/ngerti jadinya.
Walaupun sekarang jaman sdh berubah, jaman tablet, ungkapan fanatik masih melekat pd orang Katholik, tentu saja, krn Katholik tdk berubah, msh Katholik yg sama & sy jg tetap tdk merasa fanatik, kr sy msh bersama Gereja Katholik. Mungkin saja orang Katholik tampak fanatik dr luar sana, tp tdk perlu sy keluar tdk membuktikannya, kr saya “aman” di sini.
Tetap semangat, belajar & bertumbuh, demi Kemuliaan Allah.
syalom katolisitas
saya tertarik dengan ucapan bunda Maria pada kitab Injil Lukas 1:38, yang mengatakan ” …..jadilah padaku menurut perkataanmu itu.
Begitu juga dengan Doa Yesus di taman Getsemani, yang ada di kitab Injil
Mat 26:39 ; ….jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini berlalu ….. seperti yang Engkau kehendaki.
Apakah kata-kata orang suci yang berkenan di hadapan Tuhan, selalu sejalan dengan pikiran Tuhan ? Jika memang demikian adanya, maka iblis akan mengatakan sebaliknya, ” Lakukan saja apa yang kamu inginkan”.
Kadang-kadang keinginan kita tidak 100% sesuai dengan keinginan Tuhan.
Kadang-kadang hanya 20% persen saja keinginan Tuhan dan selebihnya keinginan kita sendiri.
Apakah ada cara yang sederhana agar keinginan Tuhan menjadi lebih besar dari keinginan kita sendiri.
Terimakasih sebelum dan sesudahnya.
Salam dalam Yesus Kristus.
Shalom Pardohar,
Secara prinsip, semakin kita dekat dengan Tuhan, maka kita akan semakin tahu apa yang diinginkan oleh Tuhan. Bayangkan, kalau kita telah menikah cukup lama dengan istri atau suami kita, maka kita akan tahu apa yang diinginkan oleh pasangan kita, apa yang membuat pasangan kita tidak senang, apa yang membuat pasangan kita berbahagia, apa yang dapat menyinggung perasaannya, dll. Semakin kita mengenal pasangan kita dan ingin membahagiakannya, maka kita akan melakukan apa yang membuat dia bahagia.
Prinsip ini juga berlaku dalam hubungan kita dengan Tuhan. Kalau kita menyadari bahwa Tuhan tahu secara persis apa yang terbaik buat kita, maka sesungguhnya, kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh agar kehendak Tuhan terjadi dalam kehidupan kita. Itulah sebabnya, Bunda Maria dan orang-orang kudus senantiasa menempatkan kehendak Tuhan di atas kehendak mereka sendiri, dan senantiasa mengatakan “Terjadilah kepadaku menurut kehendak-MU”.
Bagaimana kita tahu apakah sesuatu menjadi kehendak Tuhan atau kehendak kita sendiri? Pertama, menjadi kehendak Tuhan kalau apa yang dilakukan adalah sesuai dengan perintah Tuhan dan bukanlah sebuah dosa. Dengan kata lain, kalau ada pilihan baik dan jahat, maka kita harus memilih yang baik. Kedua, yang agak sulit adalah memilih di antara baik dan baik. Dalam kasus seperti ini, kita mencoba memilih sesuatu yang baik yang lebih dapat memberikan kemuliaan yang lebih besar bagi nama Tuhan. Dan sering pilihan seperti ini mensyaratkan pengorbanan dari pihak kita. Ini adalah merupakan “discernment process“, yang harus terus dibawa dalam doa dan alangkah baiknya kalau kita mempunyai pembimbing rohani. Pada akhirnya, keputusan tersebut harus memberikan kita kedamaian yang sejati. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Syalom bpk. Stef
Terimakasih banyak atas jawaban yang bapak berikan atas pertanyaan saya,
dan saya tetap mengikuti setiap perkembangan informasi dalam situs ini.
Saya yakin situs ini akan banyak menolong banyak orang untuk menerima panggilan Tuhan untuk melaksanakan Amanat Agung Tuhan dalam hidupnya.
Salam Kasih dalam Kristus Tuhan
Pardohar
Shalom..
Yth bpk Stef
“…jangan mencobai Tuhan Allah mu” demikian sedikit kutipan ayat dari Alkitab(saya tdk begitu ingat di ayat mana).
Apa maksud dari ayat tersebut?
Apakah ada sikap, tindakan keseharian kita yang sengaja dan/atau tidak sengaja terkadang malah mencobai Tuhan Allah?
Mohon masukannya, terimakasih
Shalom.
Shalom Palar,
“…. jangan mencobai Tuhan Allah-mu…” dikatakan oleh Tuhan Yesus ketika Ia menjawab tawaran iblis untuk menjatuhkan diri dari bubungan bait Allah yang tinggi (Luk 4:12). Sebab menurut hukum alam/ hukum kodrat, yang berasal dari Allah, sesuatu yang dijatuhkan dari tempat tinggi akan jatuh ke bawah (prinsip gravitasi bumi), maka untuk mengharapkan sebaliknya, apalagi hanya untuk ‘pertunjukan’ (show off) itu adalah tindakan ‘mencobai Allah’.
Dengan prinsip ini, kita diingatkan agar jangan ‘mencobai Allah’ dengan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum kodrat yang dari Allah, namun mengharapkan yang sebaliknya yang terjadi. Seperti misalnya memohon pekerjaan kepada Tuhan, namun tanpa kita sendiri mencari dan melamar pekerjaan. Atau meminta jodoh kepada Tuhan, tapi tanpa mau bergaul/ bersahabat dengan orang lain.
Semoga kita diberi hikmat kebijaksanaan agar bertindak tidak menentang hukum kodrat yang juga berasal dari Allah; dan dalam segala permohonan kita kepada-Nya juga mau melakukan bagian yang harus kita lakukan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Ibu Inggrid
Mohon pencerahannya lagi Ibu(smga berkenan), maklum bu saya awam Alkitab dan tidak punya sumber referensi dalam menelaah Alkitab.
Membaca perikop Kel 17: 1-7(Di Masa dan Meriba) di ayat terakhir dikatakan bahwa bangsa Israel telah mencobai Tuhan, padahal sungut-sungut bangsa Israel saat itu sangatlah beralasan dmna bangsa Israel saat itu sangat membutuhkan air untuk minum dan sesuai geografis wilayah(padang gurun) tidak mungkin ada air sehingga mereka bertengkar dengan Musa.
Secara fsikologis(istilah sekarang) kondisi mereka saat itu adalah kumpulan orang-orang yg sepenuhnya tunduk akan ajakan pemimpinnya Musa, artinya bukanlah orang-orang yg bebas bekerja mencari penuhan kebutuhan hidupnya.
Kenapa kemudian apa yg mereka sungut-sungutkan dikatakan telah mencobai Tuhan?
Nah…, kalau dilihat dari kehidupan saat ini, apabila seseorang mengalami persoalan hidup lalu kemudian orang tersebut lari(katakanlah ingin menghindar dari persoalan yg dialaminya), hingga kadang terucap perkataan, sudahlah.., terserah.., pokoknya saya tak mau tau. Kita(orang) yg ingin membantu pun kehabisan akal jadinya.
Mohon pencerahannya, terimaksih.
Salam
Palar
Shalom Palar,
Untuk memahami makna perikop Kel 17:1-7, kita harus melihat konteksnnya yang kita ketahui dari perikop-perikop sebelumnya. Perikop-perikop sebelumnya menjabarkan bagaimana Allah telah membebaskan mereka (bangsa Israel) dari penjajahan Mesir. Oleh pertolongan Tuhan, bangsa Israel saat itu sudah menjadi bangsa yang merdeka, tidak diperbudak oleh bangsa lain. Hanya selanjutnya, mereka harus bersusah-susah sedikit/ menjalani ujian untuk mencapai Tanah Terjanji (Kanaan) yang subur, yaitu dengan melintasi padang gurun. Namun mereka tidak mensyukuri pertolongan Tuhan ini, seolah tidak percaya akan janji Tuhan. Mereka bersungut-sungut dan bahkan menginginkan keadaan mereka semula saat masih berada dalam penjajahan Mesir (lih. Kel 16:2). Di sini terlihat betapa bangsa Israel lebih mengutamakan kesenangan jasmani (keinginan perut mereka) daripada kehendak Tuhan. Ini seumpama orang yang memilih untuk tetap berbuat dosa, sebab umumnya dosa memberikan kenikmatan jasmani, daripada mengikuti kehendak Tuhan yang menuntun kepada kemerdekaan terhadap dorongan berbuat dosa, agar memperoleh kebahagiaan sejati di dalam Tuhan.
Bahwa di padang gurun memang panas dan wajar bahwa orang-orang Israel tersebut kehausan, namun sesungguhnya mereka dapat mengutarakan kebutuhan mereka ini tidak dengan bersungut-sungut dan marah. Apalagi dengan menuduh Tuhan ataupun Musa sebagai Nabi-Nya, akan membunuh mereka dengan kehausan di padang gurun (lih. Kel 17:3). Padahal tuduhan ini tidak beralasan, sebab kalau benar Allah bertujuan membinasakan mereka, Ia tak perlu membebaskan mereka dari tangan bangsa Mesir. Di sinilah letak bagaimana bangsa Israel mencobai Tuhan, yaitu mereka tidak percaya akan kasih Tuhan kepada mereka, tapi malah menuduh Tuhan berlaku jahat kepada mereka. Ini serupa dengan pemikiran Adam dan Hawa yang juga tak percaya akan kasih dan kebaikan Tuhan, saat mereka berpikir (atas tipu daya Iblis) bahwa alasan mereka tidak diizinkan makan buah pohon pengetahuan adalah supaya Ia tidak tersaingi (lih. Kej 3:5).
Maka ‘bersungut-sungut’ dalam hal ini mempunyai arti yang lebih dalam dari sekedar perbuatan mengeluh. Ada akar yang dalam dari perbuatan bersungut-sungut ini, yaitu ketidakpercayaan akan Tuhan yang Maha Pengasih, dan yang mampu menolong dan memelihara mereka sampai kepada Tanah Terjanji. Demikian pula dengan kita dalam kehidupan ini, terutama pada saat kita mengalami ujian ataupun persoalan hidup. Betapapun beratnya persoalan kita, kita diajar oleh Tuhan untuk tidak lekas bersungut-sungut, apalagi meragukan kasih dan pertolongan Tuhan. Kita memang harus melakukan bagian kita, tetapi kita harus tetap menaruh kepercayaan dan pengharapan akan pertolongan Tuhan. Maka kata “terserah Tuhan” selayaknya tidak dimaknai sebagai keputusasaan ataupun alasan menghindar/ melarikan diri dari keadaan, tetapi sebagai penyerahan diri yang total kepada penyelenggaraan Tuhan, yang pasti menghendaki kita selamat sampai ke Tanah Terjanji. Demikianlah kita perlu belajar dari Bunda Maria, yang mengatakan, “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu” (lih. Luk 1:38), sementara mengizinkan Tuhan untuk berkarya melalui kita dan di dalam diri kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
terima kasih, amin.
dear katolisitas,
yang membuat saya bertanya tanya adalah:
1. bagaimana kira kira iblis membawa Yesus? (Yesus tetap berjalan, atau Yesus semacam diangkat)
2. Mengapa Yesus dengan mudah dibawa oleh iblis? (bukankah Ia Tuhan. Dan sebagai manusia, bukankah Yesus juga punya kehendak bebas untuk menolak ajakan iblis)
3. Apakah karena terlalu lapar dan lelah, Yesus menjadi “setengah sadar” sehingga tidak sadar sepenuhnya dibawa iblis?
4. ataukah iblis ini punya kemampuan menghipnotis Yesus (jika ya, lalu di mana keAllahan Yesus sehingga bisa dihipnotis)?
mohon tanggapan. terima kasih
[dari katolisitas: Kita tidak tahu bagaimana Iblis membawa Yesus, namun maksud dari ayat ini adalah Yesus membiarkan hal itu terjadi, sama seperti Yesus membiarkan para penyiksa mencambuki dan memaku tangan dan kaki-Nya.]
Ataukah pada saat itu Yesus sedang “menanggalkan” keAllahanNya?
jadi pada saat itu ia adalah manusia yang sangat lemah (karena berpuasa 40 hari).
Lalu apakah tujuan atau motif Yesus berpuasa?
terima kasih
[dari katolisitas: Silakan membaca lagi artikel di atas, karena di artikel tersebut telah disebutkan alasannya.]
saya rasa pencobaan Yesus juga bisa di alami oleh manusia, yang kadang egois, individual dalam hidup. manusia zaman sekarang yang selalu sibuk dengan usaha pencarian harta benda yang besar, bahkan malangnya kadang untuk mendapat kekuasaan orang lain dikorbankan. kita belajar dari figur Yesus yang berani menolak harta, kekuasaan dan prestise diriNya demi tanggung jawab yang diberikan Bapak kepada-Nya. semoga kita semua mampu memaknai semua kekuasaan, harta benda di dunia ini sebagai titipan TUhan bagi kita.
Saya acc dng pandangan Frater ; masalah no 1 manusia jelas adalah godaan setan tsb ; keinginan akan Kekuasaan , Kekayaan dan Kehormatan; hal ini bisa di baca dari buku latihan rohani st Ignatius ; inilah keutamaan dari Spiritualitas Jesus Kristus sendiri ( Menjadi anak 2 Kerajaan Allah harus menolak kesuksesan dunia dan memilih Salib ); hal yang sama dari manusia Agung Budha & Lao Tse. Paulus pun menulis di Korintus 2;6 : Keinginanmu akan kekayaan akan membuat kamu kehilangan Iman karena cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan ; Yakobus pun menyimpulkan bahwa bila kita sebagai mempelai Tuhan memikirkan si Mamon ( duit) maka kita tak ubahnya PELACUR . Dan godaan inilah yang membawa manusia dan dunia kedalam kehancuran ; melihat situasi manusia dan dunia sekarang ini saya merasa setan banyak berjaya. Mgr. I.Suharyo mengatakan , umat sekarang lebih memuja Tri Tunggal Yang Maha Tidak Kudus.
Pax Christi,
Perkenalkan, saya adalah salah satu asisten dosen Mata Kuliah Agama Katolik di Institut Pertanian Bogor. Saya kebetulan dipercaya memegang peranan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah asuhan RD Y. Driyanto (Romo Dri, pr). Hanya saja, karena beliau sibuk bukan main. Jadi, saya harus berusaha sendiri mencari acuan yang dapat saya jadikan pegangan kuat, diantaranya. Adalah rahasia umum bahwa di Institut ini banyak sekali hujatan dan serangan-serangan yang ditujukan ke Agama Katolik. Hanya saja, karena mereka (anda pasti tahu agama yang saya maksud. jadi, tidak perlu saya tuliskan di sini) tidak mampu membedakan protestan dengan katolik, saya juga jadi bingung harus memulai darimana untuk menjawab setiap pertanyaan-pertanyan mereka. Saya juga mohon doa agar tim kami mampu menjaga kawanan domba (mahasiswa katolik) di IPB dengan baik dan benar. Sebab, dari pihak protestan sering terjadi penyeberangan agama ke agama mayoritas di IPB. Untung saja katolik sangat jarang terjadi, beberapa berhasil kami rebut kembali. Saya sangat senang bisa menemukan website ini. Saya ingin mengucapkan terimakasih sebab saya semakin banyak referensi atau acuan yang bisa saya pakai dalam kegiatan saya dan tim asisten di IPB.
Saya mempunyai beberapa pertanyaan bodoh terkait artikel ini yang sebenarnya adalah pertanyaan-pertanyaan mahasiswa yang belum mampu saya jawab secara memuaskan, mohon penjelasan :
1. Tolong jelaskan lebih banyak mengenai iblis, setan, dan makhluk halus lainnya dari sudut pandang katolik. berhubung begitu banyak pengalaman pribadi mahasiswa dengan makluk halus itu di kampus ini. Secara pribadi, karena belum pernah bertemu, ya tidak percaya karena setahu saya, Iblis itu adalah sesuatu yang menjauhkan kita dari Allah bukan sesuatu yang menghisap darah, makan daging manusia, menakut-nakuti atau semacamnya. Mohon diberi petunjuk mengenai cara menjelaskan hal ini. Karena setiap angkatan mahasiswa pasti menanyakan hal yang sama sepanjang tahun akibat hidup di kampus yang banyak hutan dan gedung-gedung yang tidak terpakai ini. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih.
2. Mengapa Roh Kudus membawa Yesus ke Padang Gurun? Apa maksud Roh Kudus membawa Yesus ke Padang Gurun? Sepintas terlihat seperti skenario, bahwa setelah dibaptis ya dibawa ke Padang Gurun. Haruskah ke Padang Gurun? Mengapa tidak ke Padang-Padang yang lain? Mohon bantuan untuk menjelaskan ini.
Saya juga mempunyai satu pertanyaan lagi, boleh minta alamat-alamat website yang serupa dengan website anda ini yang dapat dipercaya kekatolikannya?
Demikian komentar-komentar saya, mohon sudi menanggapi. Atas tanggapan yang akan diberikan, saya secara pribadi dan tim asisten secara umum, mengucapkan banyak-banyak terimakasih.
Deus Benedicit Nos!
Shalom Raymundus,
1. Mengenai mahluk halus, jin atau tuyul, sudah pernah ditulis di jawaban ini, silakan klik.
Sedangkan untuk pengertian eksorsisme (pengusiran roh jahat), silakan klik di sini. Doa yang sederhana namun berkuasa, untuk memohon perlindungan dari pengaruh roh jahat adalah doa rosario dan litani para kudus.
2. Perihal mengapa Yesus membiarkan Diri-Nya dicobai oleh Iblis di padang gurun, sudah pernah dibahas di artikel di atas, silakan klik. Silakan anda membaca kembali artikel tersebut.
Padang gurun di sini hendaknya tidak dilihat terpisah dari fakta bahwa di sana Yesus mengalami pencobaan oleh Iblis. Dengan membiarkan Diri-Nya dicobai oleh Iblis dan mengalahkannya, maka Yesus memberikan teladan kepada kita orang beriman yang sudah dibaptis, untuk menolak godaan/ cobaan Iblis, dengan berpegang teguh pada Sabda Tuhan. Mengenai makna padang gurun di Kitab Suci, silakan klik di link ini.
3. Mengenai situs- situs Katolik yang baik misalnya Catholic Answers, EWTN, New Advent.
Selanjutnya, jika masih ada topik lain yang ingin ditanyakan, silakan menggunakan fasilitas pencarian di ujung kanan halaman Katolisitas (silakan ketik kata kuncinya), atau ke bagian arsip.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
aku semakin yakin hanya ALLAHlah yg pantas di sembah…..thanks buat informasinya….dan kita semua di ajarkan yesus agar kita menyembah ALLAH………
shalom semua terima kasih infonya doakan saya supaya dapat lulus UAS(Ujian Akhir Sekolah)y terima kasih
[dari katolisitas: silakan mengisi ujud doa di pojok doa di sini – silakan klik]
Dear All,
Salam kenal…..,
” Mengapa Yesus dicobai oleh Iblis di padang gurun?”
Sebuah tema renungan yang pas dalam masa pra paskah sekarang ini….
Intinya dan bahan renungan sih oke-oke aja….
Hanya saja Bung Stefanus Tay, masih sangat tekstual dalam membahasnya, maaf.
===
Pernahkan terfikir oleh kita, mengapa Yesus memberikan Diri-Nya dicobai oleh Iblis? Bukankah Yesus adalah Allah? Mengapa Allah membiarkan Diri-Nya dicobai oleh Iblis? Bukankah sebagai Allah, Yesus tahu bahwa Dia pasti menang melawan godaan Iblis?
===
Kalau ini disampaikan di forum terbatas… ga masalah… Namun ini adalah forum umuml… yang semua orang dengan persepsi yang bermacam-macam.
Ke”allah”an Yesus yang disampaikan seperti kita menyampaikan pada seorang “anak kecil” dengan fantasinya…
Tidak salah….
Namun dalam kehidupan spiritual seseorang, bukan logika tekstual yang berjalan, namun jiwa, dalam kesadaran akan alam pikir dan rasa…
Apa yang ditulis oleh Mateus, Lukas, maupun Markus….adalah sikap apresiasi mereka terhadap Yesus… Mereka menulis bukan pada saat Yesus masih hidup dalam badanNya… Mereka menulis ketika Yesus selesai berkarya di dunia … sekarang pun karya Yesus masih tetap berjalan sebagai Roh Kudus….
forum ini pernah membahas Trinitas…
dari tanggapan: Ingrid Listiati (penulis)
===
Sedangkan pada Allah Trinitas, Pikiran, Pengetahuan dan Keinginan bersumber pada Satu hakekatNya sebagai Allah; dan segala perbuatan-Nya adalah merupakan cerminan dari ketiga Pribadi yang berperan bersama-sama.
===
Soul Mind Body…. adalah kehidupan…., paling tidak Trinitas adalah harmonisasi menuju keselarasan dengan Alam Semesta… bisa lebih tergantung bagaimana persepsi manusianya.
Tentang puasa Yesus…., ini adalah kehendak Yesus….!
siapa Iblis itu?….. iblis itu adalah “Mind” Yesus sendiri…sisi manusia Yesus yang muncul….bahwa manusia terdiri dari darah dan daging (Body) yang harus dijaga dengan makan dan minum…. yang akan berkecukupan dengan kemakmuran derajad manusia ini godaan dasar bagi pemahaman berpuasa.
“Mind” Yesus pula… bahwa kesatuan dirinya dengan Bapa dapat pula menjadikanNya sakti mandra guna, otomatis akan di”takut”i semua isi dunia….? Yang terjadi adalah kerendahan hati Yesus….Bahkan samapi mati di kayu salib! Di puncak kesadaran Yesus…. adalah mematahkan argumentasi “Mind” adalah kesadaran akan Alam Semesta, Allah Bapa…. Lalu diajakanNya doa Bapa Kami…..
Renungkan kembali doa Bapa Kami…
ada 3 bagian penting dalam doa Bapa Kami…. Tentang Allah Bapa… Alam Semesta mewakili Bapa termasuk kita… Harapan output / hasil dari hubungan kita dengan Bapa.
“Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan
Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat…”
Inilah kerja Trinitas….
Dan bagaimana memahami siapa Yesus…
Simple…
ga ruwet….
Ga perlu dijelaskan panjang lebar sebelum ada pertanyaan…. pertanyaan muncul karena adanya perbedaan persepsi….
Selebihnya Fine-fine aja…..
Shalom Sahabat,
1) Terima kasih atas tanggapan dan masukannya tentang artikel “Mengapa Yesus dicobai oleh Iblis di padang gurun“. Dikatakan bahwa pembahasan dalam artikel tersebut masih “sangat tekstual“. Mungkin di sini saya ingin menegaskan bahwa tidak ada yang salah dengan pembahasan secara tekstual, walaupun saya juga mencoba memberikan arti spiritual dalam pembahasan di artikel tersebut. Silakan melihat KGK, 115-117 tentang arti harafiah dan arti spiritual dalam mengartikan ayat-ayat di dalam Alkitab. Arti spiritual ini dibagi menjadi tiga: alegori, moral, dan anagogi. Kita juga harus mengikuti apa yang dikatakan oleh St. Thomas Aquinas bahwa tiap arti [Kitab Suci] berakar di dalam arti harafiah (St. Thomas Aquinas, Summa Theologiae, I, I, 10 ad 1). Dengan demikian, kita harus menerima bahwa apa yang disebutkan di dalam text tersebut adalah benar. Kalau text-text tersebut terlihat saling bertentangan, maka kita dapat melihat konteks dan juga dapat melihat arti spiritualnya.
Kita mengenal adanya empat cara untuk menginterpretasikan Kitab Suci dalam Gereja Katolik, seperti yang disebutkan di dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK, 118), yang mengatakan “Huruf [dari kata letter/ literal] mengajarkan kejadian; apa yang harus kau percaya, alegori; moral, apa yang harus kau lakukan; ke mana kau harus berjalan, anagogi.” Dan ke-empat cara ini dapat diterangkan sebagai berikut: (silakan lihat artikel tentang ini – silakan klik)
1. Arti literal/ harafiah.
Arti harafiah adalah arti yang berdasarkan atas penuturan teks yang ada secara tepat. Mengikuti ajaran St. Thomas Aquinas, kita harus berpegang bahwa, “Tiap arti [Kitab Suci] berakar di dalam arti harafiah”.[4] Jadi dalam membaca Kitab suci, kita harus mengerti akan arti kata-kata yang dimaksud secara harafiah yang ingin disampaikan oleh pengarangnya, baru kemudian kita melihat apakah ada maksud rohani yang lain. Arti rohani ini timbul berdasarkan arti harafiah.
2. Arti alegoris
Arti alegoris adalah arti yang lebih mendalam yang diperoleh dari suatu kejadian, jika kita menghubungkan peristiwa tersebut dengan Kristus. Contohnya:
a) Penyeberangan bangsa Israel melintasi Laut Merah adalah tanda kemenangan yang diperoleh umat beriman melalui Pembaptisan (lih.Kel14:13-31; 1Kor 10:2).
b) Kurban anak domba Paska di Perjanjian Lama merupakan tanda kurban Yesus Sang Anak Domba Allah pada Perjanjian Baru (Kel 12: 21-28; 1 Kor 5:7)).
c) Abraham yang rela mengurbankan anaknya Ishak adalah gambaran dari Allah Bapa yang rela mengurbankan Yesus Kristus Putera-Nya (Kej 22: 16; Rom 8:32).
d) Tabut Perjanjian Lama adalah gambaran dari Bunda Maria, Sang Tabut Perjanjian Baru. Karena pada tabut Perjanjian Lama tersimpan dua loh batu kesepuluh perintah Allah (Kel 25:16) dan roti manna (Kel 25:30); sedangkan pada rahim Maria Sang Tabut Perjanjian Baru tersimpan Sang Sabda yang menjadi manusia (Yoh 1:14), Sang Roti Hidup (Yoh 6:35).
3. Arti moral
Arti moral adalah arti yang mengacu kepada hal-hal yang baik yang ingin disampaikan melalui kejadian-kejadian di dalam Alkitab. Hal-hal itu ditulis sebagai “contoh bagi kita …sebagai peringatan” (1 Kor 10:11).
a) Ajaran Yesus agar kita duduk di tempat yang paling rendah jika diundang ke pesta (Luk 14:10), maksudnya adalah agar kita berusaha menjadi rendah hati.
b) Peringatan Yesus yang mengatakan bahwa ukuran yang kita pakai akan diukurkan kepada kita (Mrk 4: 24) maksudnya agar kita tidak lekas menghakimi orang lain.
c) Melalui mukjizat Yesus menyembuhkan dua orang buta, yang berteriak-teriak, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah kami!” (Mat 20: 29-34) Yesus mengajarkan agar kita tidak lekas menyerah dalam doa permohonan kita.
4. Arti anagogis
Arti anagogis adalah arti yang menunjuk kepada surga sebagai ‘tanah air abadi’. Contohnya adalah:
a) Gereja di dunia ini melambangkan Yerusalem surgawi (lih. Why 21:1-22:5).
b) Surga adalah tempat di mana Allah akan menghapuskan setiap titik air mata (Why 7:17).
Dengan pemikiran di atas, maka saya menerima secara textual, bahwa Yesus memang benar-benar dicobai oleh Iblis. Namun, di satu sisi saya menerima bahwa Yesus adalah sungguh Tuhan. Pertanyaannya, mengapa Yesus yang sungguh Tuhan membiarkan diri-Nya dicobai oleh Iblis? Dan itulah yang saya coba paparkan pada artikel di atas.
2) Anda mengatakan “Namun dalam kehidupan spiritual seseorang, bukan logika tekstual yang berjalan, namun jiwa, dalam kesadaran akan alam pikir dan rasa…
Apa yang ditulis oleh Mateus, Lukas, maupun Markus….adalah sikap apresiasi mereka terhadap Yesus… Mereka menulis bukan pada saat Yesus masih hidup dalam badanNya… Mereka menulis ketika Yesus selesai berkarya di dunia … sekarang pun karya Yesus masih tetap berjalan sebagai Roh Kudus….“
a) Di satu sisi ada benarnya, namun kalau kita mengamati, “jiwa, dalam kesadaran akan alam pikir dan rasa” – seperti yang anda sebutkan memang penting dalam kehidupan spiritual. Saya tidak terlalu jelas apakah definisi dari “logika tekstual” yang coba anda paparkan di sini. Namun, kalau kita melihat, kehidupan spiritual kita juga tergantung dari apa yang kita ketahui (operasi intellect) dan kita percayai (operasi will). Dan kedua hal ini – akal (intellect) dan budi (will), saling bekerja sama, sehingga kita dapat mencapai kebenaran.
b) Apa yang ditulis oleh Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, memang ditulis setelah Yesus meninggal. Dan apa yang mereka tulis bukanlah hanya sekedar sikap apresiasi mereka terhadap Yesus, seperti yang anda paparkan. Lebih daripada itu, apa yang ditulis di dalam Perjanjian Lama (yang ditulis 27 abad yang lalu) dan di dalam Perjanjian Baru (20 abad yang lalu) adalah merupakan Wahyu Ilahi, dimana Roh Kudus sendiri memberikan inspirasi kepada para penulis Alkitab.
c) Tentang artikel Trinitas yang telah kami tuliskan berdua di sini (silakan klik), maka memang diambil perumpamaan tentang Trinitas dari St. Augustinus, yang melihat kesatuan antara pikiran, pengetahuan dan keinginan. Namun kalau anda mencoba untuk menerapkan hal ini pada peristiwa Yesus dicobai di padang gurun, maka akan dapat terjadi penyimpangan dari arti yang sebenarnya. Dan penyimpangan ini dapat dibuktikan dari pemaparan anda sebagai berikut:
3) Anda mengatakan “Tentang puasa Yesus…., ini adalah kehendak Yesus….!
siapa Iblis itu?….. iblis itu adalah “Mind” Yesus sendiri…sisi manusia Yesus yang muncul….bahwa manusia terdiri dari darah dan daging (Body) yang harus dijaga dengan makan dan minum…. yang akan berkecukupan dengan kemakmuran derajad manusia ini godaan dasar bagi pemahaman berpuasa.
“Mind” Yesus pula… bahwa kesatuan dirinya dengan Bapa dapat pula menjadikanNya sakti mandra guna, otomatis akan di”takut”i semua isi dunia….?
a) Tentang puasa memang adalah kehendak Yesus, dan tidak ada yang tidak setuju tentang ini, karena Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia mempunyai kehendak bebas untuk melakukan segala sesuatu. Pertanyaannya adalah apakah anda melihat bahwa peristiwa puasa dan percobaan Yesus di padang gurun merupakan suatu kejadian yang nyata atau tidak? Dan apakah dasarnya dari kesimpulan tersebut?
b) Yang menjadi masalah dalam interpretasi yang anda berikan adalah ketika anda menuliskan “Iblis itu adalah “Mind” Yesus sendiri.” Darimanakah anda mendapatkan pengertian bahwa Iblis adalah merupakan pikiran Yesus? Untuk mengatakan bahwa Iblis adalah merupakan pikiran Yesus adalah sungguh bertentangan dengan kodrat Yesus yang tidak berdosa, karena Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia, di mana kodrat tersebut tidak terpisahkan dalam hypostatic union. Apakah mungkin dalam satu pribadi (Yesus), yang adalah Tuhan dapat mempunyai Iblis di dalam pikiran-Nya? Kalau kita melihat Mt 4:1 dan perkataan Iblis mengggunakan kata “Diabolos“, yang sering digunakan untuk menjelaskan raja dari setan atau Lucifer (Mt 4:1; Why 12:9; Why 20:2), maka menjadi sangat bertentangan bahwa di dalam pikiran Yesus ada Lucifer. Kalau kita melihat arti Diabolos secara umum, yang berarti roh jahat, si penuduh (accuser), maka akan menjadi tidak mungkin bahwa dii dalam pikiran Yesus ada roh jahat. Dengan demikian, interpretasi bahwa Iblis adalah mind (pikiran) Yesus sendiri sungguh keliru.
c) Sedangkan pengertian yang lain, bahwa Yesus mempunyai kodrat sebagai manusia yang mempunyai tubuh, yang memang membutuhkan makan dan minum memang benar. Kalimat ini “yang akan berkecukupan dengan kemakmuran derajad manusia ini godaan dasar bagi pemahaman berpuasa.” tidaklah terlalu jelas. Kalau maksudnya adalah karena Yesus mempunyai kodrat manusia, yang mempunyai daging, sehingga memungkin Dia dicobai, maka hal ini ada benarnya, namun tidaklah benar seluruhnya. Sisi benarnya adalah karena Yesus mempunyai tubuh, maka diperlukan hal-hal yang menunjang kebutuhan tubuh, seperti makan dan minum. Namun tidak berarti bahwa orang yang tidak mempunyai tubuh tidak dapat digoda. Kita melihat para malaikat, yang tidak mempunyai tubuh, juga dapat tergoda, sehingga sebagian dari mereka menjadi malaikat jahat (fallen angels).
d) Kalau anda mengatakan “Mind” Yesus pula… bahwa kesatuan dirinya dengan Bapa dapat pula menjadikanNya sakti mandra guna, otomatis akan di”takut”i semua isi dunia….?“, maka mungkin ada baiknya anda mencoba menjabarkan apakah definisi dari “mind” dan apakah persatuan antara Yesus dengan Bapa adalah hanya merupakan persatuan mind? Ada berapa akal budi di dalam diri Yesus, ada berapa intellect and will di dalam diri Yesus?
e) Anda kemudian mengatakan “Yang terjadi adalah kerendahan hati Yesus….Bahkan samapi mati di kayu salib! Di puncak kesadaran Yesus…. adalah mematahkan argumentasi “Mind” adalah kesadaran akan Alam Semesta, Allah Bapa…. Lalu diajakanNya doa Bapa Kami…..“
Memang benar bahwa Yesus merendahkan diri-Nya sehabis-habisnya dan taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib (lih. Fil 2:8). Kemudian kalimat “Di puncak kesadaran Yesus…. adalah mematahkan argumentasi “Mind” adalah kesadaran akan Alam Semesta, Allah Bapa….” tidaklah terlalu jelas maksudnya. Perkataan “di puncak kesadaran Yesus” perlu dijabarkan lebih lanjut, karena seolah-olah mempunyai konotasi bahwa sebelumnya Yesus tidak menyadari segala sesuatu secara penuh, sehingga suatu saat mencapai suatu puncak. Pertanyaannya, sejak kapan Yesus menyadari secara penuh akan Diri-Nya sendiri dan akan misi-Nya? Apakah yang dimaksud dengan argumentasi mind dalam kalimat anda di atas? Dan apakah hubungannya dengan kesadaran akan alam semesta yang anda juga tuliskan? Apakah definisi alam semesta dalam hal ini? Apakah hubungan antara Yesus dengan alam semesta?
4) Anda mengatakan “Renungkan kembali doa Bapa Kami…
ada 3 bagian penting dalam doa Bapa Kami…. Tentang Allah Bapa… Alam Semesta mewakili Bapa termasuk kita… Harapan output / hasil dari hubungan kita dengan Bapa. “Dan janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat…”“
a) Dalam hal ini, sungguh saya tidak mengerti bagaimana anda sampai pada kesimpulan bahwa alam semesta mewakili Bapa. Dan apakah maksud dari perkataan “Harapan output / hasil dari hubungan kita dengan Bapa“? Pembahasan doa Bapa Kami dapat dilihat di sini (silakan klik).
b) Dan kalau dikatakan dalam kesimpulan anda “Inilah kerja Trinitas….“, maka sungguh tidak dapat dimengerti. Di bagian manakah dari tulisan anda yang memaparkan kerja Trinitas?
c) Dan kalau pada kesimpulan anda mengatakan “Dan bagaimana memahami siapa Yesus…
Simple… ga ruwet…“, maka perlu dijabarkan lebih lanjut. Pengertian anda yang mengatakan bahwa pikiran (mind) Yesus adalah Iblis, justru mengaburkan hakekat Yesus yang sungguh Allah dan sungguh manusia. Ini berarti anda membuat hakekat Yesus menjadi sangat ruwet, karena mencampurkan sesuatu yang kudus (God) dengan sesuatu yang tidak kudus (Iblis). Bagaimana keduanya dapat tercampur dalam diri Yesus, Pribadi kedua dalam Trinitas?
Semoga uraian di atas dapat menjawab keberatan anda. Dalam diskusi ini, terlihat jelas anda mencoba menonjolkan mind, alam semesta, sampai pada tingkat alam semesta dapat mewakili Allah Bapa, yang secara sekilas hal ini bertentangan dengan iman Katolik. Kalau anda mau, kita dapat berdiskusi tentang apakah alam semesta benar-benar dapat mewakili Allah Bapa atau tentang mind dan Yesus secara lebih mendalam. Sekali lagi, terima kasih atas masukan yang anda berikan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Dear Mr Stefanus Tay,
Pemahaman Anda masih “kuno”, maaf…… Tekstualitas yang dimaksud, secara harafiah anda ‘tetapkan’ sebagai dogma dan doktrin. Mungkin Anda terlalu berlebihan dengan pemahaman transendental… “who is God…? Tektualitas Anda sendiri sebenarnya telah ‘menyingkat’ pemahaman tentang trinitas…. jadi sangat kecil…
Pertama, siapa yang menyebut Yesus itu Allah? yang jelas bukan Yesus sendiri… ini apresiasi (bisa dikatakan berlebihan) para penulis Injil. Dia menyebut diriNya “Putra”…
Yesus menyebutNya sebagai “BAPA”… ini kesadaran diriNya akan “the Oneness” … sebenarnya ini juga konsep Plato dalam pemahamannya saat menelaah “paganisme”….
Kedua, Bapa yang dimaksud Yesus tidak secara literal as a father…or physically as a father… Father atau Bapa yang dimaksud adalah Universe….Ketika ada kesadaran akan eksistensi dirinya dalam alam semesta dan segala mukjijat “mampu” Dia buktikan…. adalah kesadaran diri Yesus…
Ketiga, Anda terlihat meng-IMAN-i teks… Bukan atas dasar apa Karya Yesus …. bersama Bapa…. Anda merasionalkan IMAN… Anda tidak akan menemukan Makna Doa Bapa Kami yang sebenarnya….
Anda memagankan TRINITAS hanya sebatas DOGMA dan DOKTRIN…. bukan dalam kesadaran Anda sendiri… hanya melalui rasionalitas Anda…
Anda benar-benar secara literal memahami Yesus sebagai fisik Allah….sangat konyol…. Yesus ya manusia, fisiknya manusia… tingkat KesadaranNya yang membuat diriNya disebut sebagai Allah….
Anda sebagai sarjana teologi harus bisa menjelaskan kepada Umat,
alasan yang sebenarnya sangat Rasional….
Anda membenturkan keAllahan dengan rasionalitas namun outputnya tidak rasional….Karena apa..?
Dogmatis….hanya menelan dogma mentah mentah tanpa memahami juntrungnya….
Jadi Mind dari Yesus adalah Rasional…. karena Dia benar-benar manusia…. sekali lagi… tingkat kesadaran….dengan bahasa saya “SOUL”…Nya yang sangat tinggi sehingga menyebut Dia (ALLAH) sebagai Bapa….
Hindarkan perkataan “DOSA”…. ini sangat absurd…. yang menentukan dosa dan tidak adalah manusia sendiri yang mengaku telah mendapat perintah Allah… Persepsi dosa adalah hasil dari proses SEBAB dan AKIBAT…. Kalau Anda memahami Sebab dan Akibat .. baru bisa mengatakan ini dosa atau tidak….
Dalam kehidupan ada mata rantai SOUL, BODY, MIND…. Soul bekerja dalam ranah kesadaran…. “hati nurani”, Body bekerja dlam ranah karya dan perbuatan… Mind bekerja dalam ranah pengolah in put dan out put….input nya dikelola dalam Soul….Outpunya dikelola dalam Body….
PIKIRAN dan PERBUATAN…. yang positif … adalah kesadaran… semakin tinggi nilai positifnya semakin tinggi kesadarannya…. Ini terjadi pada Yesus…..
Hati-hati menjelaskan misteri Trinitas yang sebenarnya sangat simple…. tapi karena penjelasannya panjang lebar jadi absurd… tidak bagi Anda tapi bagi yang lain….yang tingkat pendidikannya tidak setinggi Anda….
Temukan makna doa Bapa Kami dengan sejujur-jujurnya dalam kehidupan Anda….Di situlah makna kesadaran tertinggi Yesus…. sejujur-jujurnya… gunakan hati nurani…. tidak usah pakai logika…..
“Who is God?”…..
God is ‘you’…..(not… You are God). [edit – diralat tanggal 12/3/2010: seharusnya: God is ‘you’…..(no… You are not God)]
When the light comes through the emptiness….. you find nothing…. But when you see something, you see God….You never found where the light comes from… Unless you find your self…
…..I am not me but I am who I am… Find your self… really you!
Have Positive Days…
(pasti Anda melihat saya sebagai segelintir orang dari paham ‘new age’….
no problem…
but I am not.)
Shalom Sahabat,
Terima kasih atas tanggapannya. Berikut ini adalah jawaban yang dapat saya berikan:
1) Anda mengatakan “Pemahaman Anda masih “kuno”, maaf…… Tekstualitas yang dimaksud, secara harafiah anda ‘tetapkan’ sebagai dogma dan doktrin.” Anda tidak perlu meminta maaf bahwa pandangan saya adalah kuno, karena saya sendiri tidak merasa tersinggung. Bagi saya, hal ini bukanlah masalah kuno atau modern, namun mana yang benar. Sesuatu yang modern namun salah tidak dapat kita jadikan pegangan, sebaliknya sesuatu yang benar dan kuno, tetap dapat kita jadikan pegangan. Pertanyaan saya adalah: bagaimana anda memahami Alkitab? Bagaimana cara anda menafsirkan Alkitab? Apakah parameter yang anda gunakan sehingga dapat menentukan bahwa sesuatu adalah benar dan yang lain adalah salah?
a) Kalau anda beranggapan bahwa tekstual yang dimaksud tidak dapat dipegang sebagai dogma dan doktrin, maka pertanyaan saya: apakah definisi dari dogma dan doktrin? Dan darimanakah dogma dan doktrin? Apakah ada hubungan antara dogma dan doktrin dengan Alkitab? Bagaimana kita dapat menarik suatu kebenaran dari Alkitab yang kemudian dapat kita terima sebagai dogma dan doktrin? Apakah salahnya bagi seorang Katolik, yang percaya bahwa Alkitab adalah Wahyu Allah, dan memudian memegang kebenaran di dalam teks Alkitab sebagai suatu dogma dan doktrin? Kalau anda beragama Katolik, apakah anda menerima dogma dan doktrin yang ditetapkan oleh Gereja Katolik? (kalau anda bukan umat Katolik, anda tidak perlu menjawab pertanyaan terakhir).
b) Kalau dikatakan “Mungkin Anda terlalu berlebihan dengan pemahaman transendental… “who is God…?“, maka pertanyaan saya adalah: di bagian manakah pemahaman saya yang berlebihan tentang Tuhan? Menurut anda sendiri siapakah Tuhan? Apakah Dia adalah Sesuatu, atau Pribadi yang mempunyai akal budi? Sedangkan definisi transendental juga bervariasi. Jadi apakah yang dimaksud dengan transendental di sini?
c) Anda mengatakan “Tektualitas Anda sendiri sebenarnya telah ‘menyingkat’ pemahaman tentang trinitas…. jadi sangat kecil…” Tekstual manakah yang anda katakan menyingkat pemahaman tentang Trinitas, sehingga menyebabkannya menjadi sangat kecil? Apakah tulisan saya, atau ayat-ayat di dalam Alkitab atau sebagian ayat-ayat? Menurut anda, dari manakah seseorang dapat memahami Trinitas? Dan dengan dasar tersebut, bagaimana anda memahami Trinitas?
2). Siapakah yang menyebut Yesus adalah Allah? Silakan membaca beberapa artikel Kristologi yang telah kami tuliskan di sini untuk membuktikan Yesus adalah Tuhan:
Saksi Yehuwa bukanlah saksi Kristus
Yesus, sungguh Allah sungguh manusia
Trinitas: Satu Tuhan dalam Tiga Pribadi
Yesus, Tuhan yang Dinubuatkan Para Nabi
Kristus yang kita imani = Yesus menurut sejarah
Inkarnasi adalah Immanuel, Allah yang Beserta Kita
Mengapa Orang Kristen Percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan?
a) Silakan melihat pembuktian bahwa Yesus adalah Allah dari “motive of credibility“
Motif 1 – Nubuat
Motif pertama adalah nubuat atau diberitakan sebelumnya. Kedatangan Tuhan sudah dinubuatkan beribu-ribu tahun sebelum Yesus datang, dengan melalui persiapan yang panjang.[6] Adalah sangat logis, kalau kedatangan Yesus untuk misi keselamatan seluruh umat manusia dipersiapkan dengan matang, dengan tanda-tanda, sehingga orang tidak sampai salah mengerti. Kita bisa mengambil contoh: Kalau beberapa orang dalam tingkatan direktur pabrik mobil Toyota mengatakan bahwa 20 tahun lagi – semua produk mobil Toyota tidak akan menggunakan bensin, namun menggunakan tenaga surya, juga dapat bergerak dengan kecepatan 200 km/jam, ditambah dengan kemampuan yang lain – maka kita akan percaya, karena yang mengatakan adalah para pembuat mobil tersebut.
Kita dapat menerapkan prinsip ini pada hal persiapan Yesus datang ke dunia ini, yang sudah diberitakan beribu-ribu tahun sebelumnya. Bahkan Nabi Yesaya yang menulis kitab Yesaya sekitar 700 tahun sebelum kedatangan Yesus Kristus, dapat secara persis menggambarkan tentang Kristus yang menderita (Lih. Yes 53). Yesaya dapat menggambarkan secara persis apa yang akan dialami oleh Kristus, karena dia mendapatkan pengetahuan dari Tuhan sendiri. Dan bahwa di dalam sejarah, semua itu terpenuhi dalam diri Yesus, maka ini menjadi bukti akan kebenaran bahwa yang dinubuatkan adalah benar, yaitu Yesus sungguh- sungguh datang dari Tuhan dan Yesus adalah Tuhan.
Hal yang lain adalah Tuhan ingin memberitahu manusia tentang Mesias jauh hari sebelumnya, sehingga pada saatnya tiba, manusia akan dapat mengenali Mesias yang dijanjikan. Dan inilah yang membedakan antara Yesus dengan tokoh-tokoh dalam agama yang lain. Tokoh-tokoh dalam agama lain tidak pernah diberitakan sebelumnya, sebaliknya Yesus diberitakan secara konsisten dalam rangkaian waktu lebih dari 1500 tahun.
Motif 2 – Mukjizat
Motif ke-2 adalah mukjizat. Kita bisa melihat di dalam Alkitab, bahwa Yesus melakukan banyak sekali mukjizat, yang membuktikan bahwa Dia adalah Putera Allah, yang juga menjadi konfirmasi akan kebenaran semua pengajaran-Nya. Kita bisa menemukan bahwa Yesus menyembuhkan orang buta (Mat 9:27-31), orang bisu (Mat 9:32-35), orang tuli (Mk 7:31-37), orang lumpuh (Mat 9:1-8), bahkan membangkitkan orang mati (Yoh 11:1-46).
Yesus juga mengatakan bahwa “ …. tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” (Yoh 10:37-38).
Di atas semua itu, mukjizat terpenting adalah kebangkitan Kristus (Mat 28:1-10; Mar 16:1-20; Luk 24:1-53; Yoh 20:1-29, 21:1-19; Kis 1:3; 1 Kor 15:17; 1 Kor 15:5-8). Mungkin ada banyak orang yang dapat melakukan mukjizat dan menyembuhkan penyakit-penyakit. Namun orang tersebut pada akhirnya meninggal dan tidak dapat bangkit dengan kekuatan sendiri. Namun Yesus menunjukkan bahwa Ia mempunyai kuasa di atas segalanya, termasuk kematian. Hanya Tuhan yang dapat melakukan hal ini.
Motif 3 – Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus
Keberadaan Gereja Katolik, Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus sendiri menjadi bukti akan janji-Nya sebagai Allah untuk melidungi Gereja-Nya sampai akhir jaman (lih. Mat 16:18) di bawah kepemimpinan rasul Petrus dan juga penerusnya, yaitu para paus. Sudah begitu banyak percobaan yang dialami oleh Gereja Katolik, baik dari dalam Gereja maupun dari luar Gereja. Namun sesuai dengan janji Kristus, Gereja Katolik tetap bertahan dengan mengajarkan kebenaran yang penuh, ditandai dengan sifat: satu, kudus, katolik, dan apostolik. (lihat artikel: Gereja Tonggak Kebenaran dan Tanda Kasih Tuhan – Bagian 1 – silakan klik).
b) Lihat juga dari artikel tersebut tentang bukti-bukti dari Alkitab serta bukti-bukti dari jemaat perdana.
c) Setelah anda membaca beberapa artikel tersebut, maka kita dapat mendiskusikan kalimat yang and berikan “Pertama, siapa yang menyebut Yesus itu Allah? yang jelas bukan Yesus sendiri… ini apresiasi (bisa dikatakan berlebihan) para penulis Injil. Dia menyebut diriNya “Putra”…” Yesus memang menyebut Diri-Nya adalah Anak Allah. Kita dapat berdiskusi secara terpisah tentang Anak Allah adalah Allah sendiri. Anak Allah yang sama juga mengampuni dosa dalam nama-Nya sendiri (Luk5:24; 7:48). Siapakah yang dapat mengampuni dosa kecuali Tuhan? Bukti-bukti lainnya dapat anda baca di beberapa link di atas. Dengan demikian, untuk mengatakan bahwa Yesus bukan Allah, maka anda harus mencoba untuk memberikan argumentasi yang baik.
2) Anda mengatakan “Yesus menyebutNya sebagai “BAPA”… ini kesadaran diriNya akan “the Oneness” … sebenarnya ini juga konsep Plato dalam pemahamannya saat menelaah “paganisme”….” Yesus menyebut Allah Bapa sebagai Bapa, dan pada saat yang bersamaan – melalui kesempatan yang berbeda-beda, Yesus membuktikan bahwa Diri-Nya adalah Tuhan. Itulah sebabnya, kita melihat adanya hubungan dua pribadi di dalam Trinitas. Dan hubungan ini adalah tak terpisahkan, karena mereka terikat dalam satu hakekat yang sama, yaitu satu Tuhan. Apakah yang anda maksudkan dengan “the Oneness” di sini? Apanya yang menjadi satu?
a) Anda melanjutkan dengan “Kedua, Bapa yang dimaksud Yesus tidak secara literal as a father…or physically as a father… Father atau Bapa yang dimaksud adalah Universe….Ketika ada kesadaran akan eksistensi dirinya dalam alam semesta dan segala mukjijat “mampu” Dia buktikan…. adalah kesadaran diri Yesus…“
Menurut anda sendiri, kalau Bapa adalah Universe, maka apakah definisi dari universe yang anda maksudkan? Kalau Bapa adalah Tuhan, apakah universe adalah Tuhan? Bagaimana anda yakin bahwa pengertian bahwa Bapa adalah universe adalah benar? Apakah dasarnya? Apakah yang dimaksud dengan kesadaran diri Yesus? Apakah Yesus menyadari bahwa Dia adalah Tuhan atau manusia biasa?
b) Anda mengatakan “Ketiga, Anda terlihat meng-IMAN-i teks… Bukan atas dasar apa Karya Yesus …. bersama Bapa…. Anda merasionalkan IMAN… Anda tidak akan menemukan Makna Doa Bapa Kami yang sebenarnya….“
Apakah definisi iman menurut anda? Bagaimanakah seseorang dapat beriman? Kalau anda mengatakan bahwa saya mengimani text dan text yang dimaksudkan adalah Kitab Suci, tentu saja benar, karena saya meyakini bahwa Kitab Suci adalah Wahyu Ilahi. Dan tentu saja termasuk karya Yesus, yang telah dituliskan di dalam Alkitab. Apakah iman yang berdasar akan karya Yesus bersama Bapa, seperti yang anda sebutkan? Apakah maksud dari merasionalisasikan iman? Tentang makna doa Bapa Kami anda sedang berdiskusi dengan Ingrid, jadi tidak saya bahas di sini.
c) Anda mengatakan “Anda memagankan TRINITAS hanya sebatas DOGMA dan DOKTRIN…. bukan dalam kesadaran Anda sendiri… hanya melalui rasionalitas Anda…” Saya ingin mendengar dari anda, apakah yang dimaksud dengan memagankan Trinitas hanya sebatas dogma dan doktrin. Bagaimanakah menurut anda memahami Trinitas dalam kesadaran diri? Dan apakah definisi dari kesadaran? Apakah memahami misteri iman melalui rasional adalah salah? Apakah hubungan antara iman dan rasio menurut anda?
3) Anda mengatakan “Anda benar-benar secara literal memahami Yesus sebagai fisik Allah….sangat konyol…. Yesus ya manusia, fisiknya manusia… tingkat KesadaranNya yang membuat diriNya disebut sebagai Allah….“
a) Secara literal saya memahami bahwa Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Sebagai manusia, Dia mempunyai kodrat sebagai manusia, yang mempunyai tubuh dan jiwa. Sedangkan sebagai Allah, Yesus mempunyai kodrat sebagai Allah, yang maha tahu, maha kuasa, dll. Namun, kedua kodrat ini terikat dalam kesatuan yang tak terpisahkan (hypostatic union) dalam satu pribadi, yaitu Yesus Kristus, yang telah masuk dalam sejarah manusia. Di sinilah memang kita melihat inkarnasi, di mana Yesus – yang adalah Allah – mengambil kodrat manusia. Untuk itu, kita harus mengerti perbedaan antara pribadi (person) dan kodrat (nature). Yesus adalah sebuah pribadi (satu pribadi dari Trinitas), yang mempunyai dua kodrat, yaitu kodrat manusia dan kodrat Allah. Pada saat Yesus membuat mukjijat, mengampuni dosa, maka yang melakukan adalah pribadi (person) dan bukan kodrat-Nya. Dengan demikian, sudah selayaknya, kita mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan. Silakan juga menjelaskan pernyataan anda sebelumnya “Iblis itu adalah “Mind” Yesus sendiri.” (silakan klik) dan pada saat yang bersamaan anda mengatakan “ tingkat KesadaranNya yang membuat diriNya disebut sebagai Allah….” Bagaimana anda menjelaskan dua pernyataan tersebut?
b) Lebih lanjut anda mengatakan “Anda sebagai sarjana teologi harus bisa menjelaskan kepada Umat, alasan yang sebenarnya sangat Rasional….
Anda membenturkan keAllahan dengan rasionalitas namun outputnya tidak rasional….Karena apa..? Dogmatis….hanya menelan dogma mentah mentah tanpa memahami juntrungnya….“
Terima kasih untuk mengingatkan saya agar saya dapat menjelaskan Inkarnasi, Allah, Trinitas dan misteri iman dengan baik kepada umat. Bagi saya, semuanya ini hanyalah mungkin kalau saya menjelaskan semuanya dengan dasar apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik, yang mendasarkan pengajarannya pada Kristus. Justru dengan memahami dogma dan doktrin secara benar, maka kita dapat masuk ke dalam misteri Allah lebih dalam. Dan dogma dan doktrin ini saling berkaitan dan harus dipahami sehingga tidak seperti yang anda tuduhkan, yaitu menelan dogma mentah-mentah tanpa memahami juntrungnya. Tanpa dasar ini, maka penjelasan saya hanyalah merupakan penjelasan tanpa dasar dan hanyalah merupakan rekaan pribadi, yang kebenarannya dipertanyakan. Pada akhirnya, kita semua harus mendasarkan kebenaran yang kita pegang berdasarkan sesuatu yang kita pegang sebagai suatu kebenaran. Sebagai contoh, anda mengatakan bahwa Bapa adalah universe, ini berarti anda telah memegang suatu kebenaran akan definisi Bapa dan Universe dan kaitan antara keduanya. Pertanyaan saya, adalah darimanakah anda tahu bahwa dasar kebenaran yang menjadi dasar dari kebenaran yang lain adalah benar? Bagaimana anda dapat menilai bahwa dasar kebenaran tersebut layak menjadi dasar bagi pendapat dan pemikiran anda dan pijakan kebenaran?
c) Anda mengatakan “Jadi Mind dari Yesus adalah Rasional…. karena Dia benar-benar manusia…. sekali lagi… tingkat kesadaran….dengan bahasa saya “SOUL”…Nya yang sangat tinggi sehingga menyebut Dia (ALLAH) sebagai Bapa….“
Adalah benar mengatakan bahwa Yesus adalah sungguh manusia, sehingga Dia juga mempunyai akal budi. Namun untuk mengatakan bahwa hanya “soul” Yesus saja yang tinggi sehingga dapat membuat Yesus adalah Bapa, perlu dipertanyakan. Apakah definisi dari soul? dan apakah maksudnya tingkat kesadaran di sini? Apakah Yesus menyadari bahwa Dia Allah? Darimanakah kesadaran akan ke-Allahan-Nya? Ketinggian seperti apakah tingkat soul dari Yesus (dan kalau Yesus bukan Allah – secara pribadi/ person), sehingga Dia dapat menyebut Allah dengan Bapa? Apakah menurut anda Yesus adalah Allah? atau hanya bagian dari Yesus saja yang disebut Allah?
4) Anda mengatakan “Hindarkan perkataan “DOSA”…. ini sangat absurd…. yang menentukan dosa dan tidak adalah manusia sendiri yang mengaku telah mendapat perintah Allah… Persepsi dosa adalah hasil dari proses SEBAB dan AKIBAT…. Kalau Anda memahami Sebab dan Akibat .. baru bisa mengatakan ini dosa atau tidak….“
a) Menurut anda, dosa ditentukan oleh manusia sendiri yang mengaku telah mendapatkan perintah Allah. Kalau memang demikian, bagaimanakah kita menjelaskan adanya perasaan bersalah pada waktu seseorang melakukan kesalahan? Bagaimana kita menjelaskan adanya sistem korban yang dilakukan oleh natural religion maupun agama yang mendasarkan pada wahyu Allah? Bagaimana kita dapat menjelaskan dari jaman dulu sampai saat ini, terlihat adanya nilai-nilai moral, seperti: jangan melakukan kepada orang lain sesuatu yang orang lain tidak ingin lakukan kepadamu? membalas budi? berbakti kepada orang tua? dan nilai-nilai moral yang lain. Dari manakah semua nilai-nilai moral ini, yang terlihat tidak terbatas pada satu bangsa maupun suku, namun ada pada setiap bangsa dan suku dan agama? Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita akan dapat melihat bahwa Tuhan sendirilah yang telah memberikan nilai-nilai moral dan telah ditorehkan di hati manusia, sehingga setiap orang mempunyai kemampuan untuk mengenal dan mengetahui Sang Pencipta. Dan pada saat seseorang melawan nilai-nilai moral ini, hati nuraninya berontak, yang juga disebut dosa. Dengan demikian, dosa bukanlah sesuatu yang absurd, bahkan sesuatu yang nyata dan tidak dapat dipungkiri keberadaannya.
b) Saya telah mencoba menjabarkan dosa dalam hubungannya dengan Sang Pencipta dan manusia, di mana Sang Pencipta telah memberikan kodrat kepada manusia untuk mengetahui nilai-nilai moral. Silakan anda menjabarkan dosa dari sisi sebab-akibat. Kalau sebab-akibat yang anda tuturkan bersumber pada Sang Pencipta, maka sebenarnya tidaklah terlalu berbeda dengan apa yang saya paparkan.
5) Anda mengatakan “Dalam kehidupan ada mata rantai SOUL, BODY, MIND…. Soul bekerja dalam ranah kesadaran…. “hati nurani”, Body bekerja dlam ranah karya dan perbuatan… Mind bekerja dalam ranah pengolah in put dan out put….input nya dikelola dalam Soul….Outpunya dikelola dalam Body…. PIKIRAN dan PERBUATAN…. yang positif … adalah kesadaran… semakin tinggi nilai positifnya semakin tinggi kesadarannya…. Ini terjadi pada Yesus…..“
Saya tidak akan memberikan tanggapan terhadap pernyataan ini, sebelum anda sendiri memberikan definisi: apakah soul, body, mind, kesadaran? Apakah setiap soul, body, mind, kesadaran dari setiap manusia adalah unique? Apakah maksud bahwa pikiran dan perbuatan yang positif adalah kesadaran? Bagaimana anda mengukur nilai positif dari setiap pikiran dan perbuatan? Apakah setiap manusia harus mengukur dengan parameter yang sama? Kalau sama, siapakah yang menentukan parameter ini? Kalau tidak, apakah terjadi kesadaran yang bersifat relatif karena tidak ada parameter yang sama?
6) Anda mengatakan “Hati-hati menjelaskan misteri Trinitas yang sebenarnya sangat simple…. tapi karena penjelasannya panjang lebar jadi absurd… tidak bagi Anda tapi bagi yang lain….yang tingkat pendidikannya tidak setinggi Anda….” Terima kasih untuk mengingatkan saya agar tidak menjelaskan Trinitas dengan sederhana. Namun, di satu sisi terlalu menyederhanakan Trinitas dapat membuat penjelasan tidak menyentuh pokok pembahasan, bahkan dapat menyimpang dari esensi dari Trinitas. Sebagai contoh, saya ingin bertanya: Apakah Trinitas menurut anda? bagaimana anda menjelaskan Trinitas secara mudah? Berikan contoh bahwa pengertian yang anda berikan bukanlah merupakan pengertian pribadi. Silakan memberikan bukti dari Alkitab atau jemaat perdana yang mendukung definisi anda. Saya telah mencoba menjabarkan Trinitas di artikel ini (silakan klik). Anda dapat memberikan tanggapan tentang Trinitas di artikel tersebut.
7) Anda mengatakan “Temukan makna doa Bapa Kami dengan sejujur-jujurnya dalam kehidupan Anda….Di situlah makna kesadaran tertinggi Yesus…. sejujur-jujurnya… gunakan hati nurani…. tidak usah pakai logika…..” Silakan melanjutkan diskusi doa Bapa Kami dengan Ingrid di sini (silakan klik), di mana anda sedang membahasnya bersama Ingrid. Pertanyaan saya adalah: apakah maksud dari pernyataan gunakan hati nurani dan tidak usah pakai logika? Apakah hati nurani bertentangan dengan logika atau tepatnya akal budi?
8) Anda mengatakan ““Who is God?”…..
God is ‘you’…..(not… You are God). [edit – diralat tanggal 12/3/2010: seharusnya: God is ‘you’…..(no… You are not God)] When the light comes through the emptiness….. you find nothing…. But when you see something, you see God….You never found where the light comes from… Unless you find your self… …..I am not me but I am who I am… Find your self… really you!“
Silakan menjelaskan lebih jauh tentang maksud dari God is you, but you are not God. Apakah maksudnya partikel dari Tuhan ada di dalam diri manusia? Kalau demikian, silakan memberikan definisi “you” dan “God”, serta relasi antara keduanya. Dan silakan menjelaskan kalimat “When the light comes through the emptiness….. you find nothing…. ” Supaya saya tidak menebak apa yang hendak anda sampaikan silakan mendefinisikan kata “something“, sehingga kalau orang melihat “something” dia melihat Tuhan. Mengapa seseorang dapat menemukan dirinya? Dan apakah definisi dari diri manusia menurut anda? Dan apakah kaitannya dengan “light” dan “God“? Apakah light ini adalah seseorang, energi atau apa?
9) Anda mengatkan “(pasti Anda melihat saya sebagai segelintir orang dari paham ‘new age’…. no problem… but I am not.)” Jadi, apakah paham anda? Silakan memberi tahu secara terbuka, sama seperti anda tahu bahwa saya beragama Katolik. Namun, kalau anda tidak memberi tahu juga tidak apa-apa, karena yang kita diskusikan adalah pendapat anda.
Dari sini, saya melihat bahwa terlalu banyak tuduhan yang diberikan tanpa memberikan bukti-bukti dan definisi-definisi yang jelas. Dan untuk dapat berdiskusi dengan baik, alangkah baiknya jika membatasi fokus diskusi pada satu hal, sehingga diskusi tidak melebar kemana-mana. Silakan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya beri warna merah, sehingga kita semua dapat melihat definisi dari begitu banyak hal yang ingin anda sampaikan, serta kaitannya satu sama lain. Tanpa definisi-definisi yang jelas, maka diskusi kita tidak akan mempunyai titik temu. Saya juga ingin membatasi diskusi ini satu kali putaran lagi, di mana anda dapat memberikan tanggapan dan kemudian saya akan menanggapinya lagi. Setelah itu, diskusi ini saya tutup. Hal ini harus saya lakukan, mengingat begitu banyak pertanyaan yang masuk. Silakan memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang saya beri warna merah. Silakan memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang saya beri warna merah. Besar harapan saya bahwa diskusi ini juga dapat membawa manfaat bagi kita berdua dan juga bagi para pembaca katolisitas.org yang lain.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Dear Stef,
“Memahami Surat Yakobus yang tidak panjang (hanya 5 bab) sebenarnya akan menjawab keseluruhan pertanyaan balik Anda, kepada saya. Paling tidak itulah sudut pandang saya”
Secara literal jelas kok… Yakobus menjelaskan bagaimana kita semestinya bersikap dalam keimanan.Nah Adapun saya mengembangkan pemikiran Yakobus, itu karena perjalanan ‘mistis’ yang saya alami. Dengan logika saja tidak cukup dan menghasilkan rasionalitas yang tidak rasional.
Dalam dogma dan doktrin, Trinitas, sakramen, litani… adalah misteri iman bukan wilayah logika, iman adalah pengelolaan jiwa, “soul”.
Banyak pernyataan dari Anda yang hanya mengandalkan teks di depan, sedangkan bagaimana mengelola jiwa justru hanya bumbu pemanis.
===
…karena Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia, di mana kodrat tersebut tidak terpisahkan dalam hypostatic union. Apakah mungkin dalam satu pribadi (Yesus), yang adalah Tuhan dapat mempunyai Iblis di dalam pikiran-Nya? Kalau kita melihat Mt 4:1 dan perkataan Iblis mengggunakan kata “Diabolos“, yang sering digunakan untuk menjelaskan raja dari setan atau Lucifer (Mt 4:1; Why 12:9; Why 20:2), maka menjadi sangat bertentangan bahwa di dalam pikiran Yesus ada Lucifer. Kalau kita melihat arti Diabolos secara umum, yang berarti roh jahat, si penuduh (accuser), maka akan menjadi tidak mungkin bahwa dii dalam pikiran Yesus ada roh jahat. Dengan demikian, interpretasi bahwa Iblis adalah mind (pikiran) Yesus sendiri sungguh keliru.
===
Hal yang dialami Yesus (Mt 4:1; Why 12:9; Why 20:2)dialami juga oleh semua orang yang menyelami “jiwa”, terutama saat meditasi, Anda melakukan meditasi? Kalau Anda benar-benar bergaul dengan ‘jiwa’ Anda, maka Anda akan merasakan apa yang Yesus rasakan juga.Kita akan bertemu dengan konflik “mind’ dan “soul”… yang menentukan kemenangan adalah Anda sendiri.
Ketakutan, kekawatiran,kebencian, akan berseteru dengan ketenangan, kenyaman,dan Kasih. Walaupun medan konflik itu adalah di dalam “mind” kita.
Apa Anda hanya menempatkan ‘iman’ di wilayah Logika?
Ketakutan, kekawatiran,kebencian ada karena ‘mind’ maju kedepan ada pertimbangan untung rugi, nyaman dan tidak.
Saat ‘soul’/ jiwa menentukan sikap
Mat 4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”
Karena Iman kita akan Allah Bapa, Iman akan Kasih Nya. Percaya akan KasaiNya yang memenangkan ‘konflik’ dan menenangkan ‘mind’ supaya lebih rasional mendengarkan ‘jiwa’.
Saya berharap Anda bisa menerjemahkan Ketakutan, kekawatiran dan kebencian dalam Mat 4:3-9 sebagai pengalaman mistis.
Mat 4:3-9 Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.”Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,dan berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.”
Mat 4:7 Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” – sebagai kata kunci syarat lolos ‘ujian’.
Kita sering melihat ada gambar Yesus dengan Hati Yesus yang Maha Kudus,
Disitulah pemaknaan SOUL dilambangkan…
Have Positive days!.
Shalom Sahabat,
Terima kasih atas jawaban-jawabannya. Saya telah mencoba untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada anda, dengan harapan bahwa diskusi ini dapat terarah dengan baik. Namun, saya melihat anda tidak memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah saya ajukan. Kita tidak dapat melanjutkan dengan diskusi seperti ini, karena diskusi tidak akan berjalan dengan baik tanpa masing-masing pihak menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pihak yang lain. Berikut ini adalah beberapa hal yang saya ingin kemukakan:
1) Dengan cara penafsiran anda terhadap Alkitab, yang mengesampingkan text, maka akan sulit sekali untuk menemukan pijakan kebenaran. Dan belum lagi, sebagai umat Katolik (karena anda bergama Katolik) yang seharusnya juga memegang ajaran Gereja sebagai salah satu pilar kebenaran, kita juga harus mempercayai dogma sebagai suatu kebenaran. Untuk menentukan sendiri mana yang harus dipercaya dan mana yang tidak menurut parameter kita sendiri – entah dengan analisa tekstual, kehidupan spiritual, mistik, dll – membuat kita sendiri menjadi satu-satunya sumber kebenaran. Dengan demikian, tidak ada parameter yang pasti tentang kebenaran tersebut, kecuali interpretasi kita sendiri.
2) Kehidupan spiritual – juga dalam taraf mistik – tidaklah bertentangan dengan dogma maupun doktrin. Ini telah ditujukkan oleh begitu banyak santa-santo. St. Teresa Avilla menuliskan penjabaran doa Bapa Kami – yang secara teologis dapat dipertanggungjawabkan: St. Thomas Aquinas menuliskan Summa Theology – yang menggabungkan filosofi, teologi, dan kehidupan spiritualnya – memberikan sumbangan yang besar terhadap Gereja, lihat juga St. Ignatius Loyola yang menuliskan spiritual exercise, dan masih banyak santa-santo yang lain yang menuliskan pengalaman mistiknya dan sejalan dengan dogma, seperti: St. Yohanes Salib, St. Teresia kanak-kanak Yesus, dll. Yang ingin saya coba tunjukkan adalah tidak ada pertentangan antara dogma dan pengalaman spiritual. Dengan demikian, seseorang yang mencoba mempelajari dogma Gereja bukan berarti mengesampingkan pengalaman spiritual, bahkan terlihat bahwa dogma membantu seseorang untuk benar-benar mengalami pengalaman spiritual yang otentik. Kita melihat bagaimana peran spiritual director dari santa-santo. Santa Teresa Avilla – yang mempunyai pengalaman mistik luar biasa dan menuliskan puri batin (interior castel) – malah menganjurkan agar spiritual director yang dipilih haruslah seorang teolog yang baik dan seorang yang kudus.
Demikianlah apa yang dapat saya sampaikan. Untuk mengatakan soul, body, mind, universe, mistik, dogma, doktrin, tekstual, dll, tanpa memberikan definisi yang jelas dan kaitan antara hal-hal yang disebutkan tidak akan membangun diskusi yang baik. Mohon maaf, diskusi ini terpaksa saya tutup, sampai anda memberikan jawaban satu-persatu akan pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan (dalam warna merah). Semoga dapat dimengerti.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
PS: Kalau mau membalas pesan, mohon untuk menekan tombol “REPLY“.
Dear Stef,
Terima kasih atas penjelasan yang melegakan, bukan karena ada kesamaan sudut pandang terhadap tafsir Alkitab yang kita lakukan.
Jujur, saya setuju dan sangat menghargai ‘pekerjaan Anda’. Bukan lagi permasalahan persepsi terhadap ajaran, saya hanya memberikan ‘feed back’, bahwa memahami isi Alkitab tidaklah cukup hanya sebatas teks. Teks memang penting sebagai penentu arah keimanan kita. Tapi apa artinya teks kalau hanya dibahas hanya sekedar teks… Harus ada kejujuran, kejujuran yang rasional ada dalam pengalaman spiritual masing-masing, yang bisa tidak sama satu dengan yang lain, namun tetap, arahnya sudah ditentukan melalui ‘teks’.
Sebenarnya saya mengajak siapapun juga, apapun yang menjadi keyakinan atas keimanannya untuk mengaktualkan dan kehidupan jasmani dan rohaninya, melalui perjalanan spiritual, salah satunya. Saya tidak tahu dengan cara apa nantinya, harapan saya pembahasan tentang Alkitab hendaknya diperdalam lagi dengan bagaimana kita merefleksikan dalam kehidupan kita, baik kehidupan jiwa maupun raga.
Maaf apabila saya menyampaikannya dengan sikap yang tidak sopan, bahkan arogan. Ini saya gunakan hanya untuk memancing kejujuran saya, Anda, dan pembaca. Supaya Dogma, Doktrin, dan Ajaran Gereja tidak ‘tabu’, bahwa ada kejujuran dalam hati nurani kita untuk ” tidak menerima dogma dan doktrin secara bulat”, dan bukan sekedar ‘hapalan’ yang akan memberikan jawaban klise, ya yang itu-itu saja. Ada kalanya sikap demikian justru membuat orang beralih keyakinannya.
Kenapa para martir, santo dan santa dianggap sebagai orang suci oleh gereja, salah satunya karena pengalaman spiritualnya, kejujurannya dalam menghayati dogma dan doktin, tidak sekedar meng’iya’kannya. Oleh sebab itu tradisi gereja mencantumkan nama mereka sebagai ‘pelindung’nya. Semangat dan Spritualitas nya. Banyak saudara-saudara kita yang tidak tahu siapa sebenarnya nama babtisnya.
Tulisan berjudul “Apakah Sola Scriptura/ “Kitab Suci saja” cukup?” ,
Dua jempol saya buat Anda
Have positive days…
Shalom Sahabat,
Terima kasih atas tanggapannya dan keterbukaannya. Dalam Gereja Katolik, memang kita tidak hanya melihat teks Alkitab sebatas teks saja, karena teks tersebut adalah kebenaran yang dapat kita terapkan dalam kehidupan setiap orang. Namun untuk mengesampingkan teks dan menganggap teks Alkitab bukanlah suatu kebenaran, membuat kita tidak mempunyai titik acuan akan kebenaran yang harus kita percayai. Untuk itu, kita dapat terjebak untuk memberikan definisi dari setiap hal, karena tidak mempunyai pijakan kebenaran yang kokoh, yang tak mungkin goyah. Dan yang paling parah adalah dengan membuat diri kita sendiri menjadi suatu acuan kebenaran. Namun, kita melihat dalam sejarah, manusia sering membuat kesalahan. Kebenaran berhubungan dengan keselamatan manusia. Dan karena hal ini begitu penting, maka Tuhan sendirilah yang menyatakan kebenaran ini kepada manusia, sehingga manusia dapat mengikuti kebenaran dan memperoleh keselamatan. Iman Katolik adalah bersumber pada Wahyu Allah yang kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan dan tentu saja pasti lebih benar dari pendapat kita masing-masing. Dan karena Allah tidak mungkin berbohong, maka Wahyu Allah juga tidak akan salah.
Kalau kita mengamati ada begitu banyak pengalaman spiritual dari masing-masing pribadi. Bagaimanakah seseorang menentukan mana pengalaman spiritual yang otentik dan mana yang tidak. Seseorang yang mengalami pengalaman spiritual bahwa Allah adalah energi dan bukan pribadi, sedangkan orang lain dapat mengalami pengalaman spiritual bahwa Allah adalah pribadi dan bukan energi yang tidak diketahui. Baik seseorang yang mempercayai Alkitab sebagai Wahyu Allah maupun yang tidak mempercayainya, kalau mau menganalisa kebenaran dari pengalaman rohani tersebut, harus mendasarkannya pada satu asumsi yang kebenarannya tidak dapat disangkal. Dan bagi umat Katolik, pilar kebenaran adalah dari Alkitab, Tradisi dan Magisterium Gereja. Ketiganya tidak mungkin bertentangan, karena ketiganya bersumber pada Tuhan.
Ajakan untuk mengaktualisasikan perjalanan iman melalui kehidupan spiritual adalah baik, karena memang tidak ada pertentangan dengan apa yang dipercayai dengan apa yang dialami. Dogma dan doktrin tidaklah terpisah dari kehidupan spiritual seseorang, bahkan dogma dan dokrin membantu seseorang bertumbuh dalam kekudusan. Memang ada umat Katolik yang menerima dogma dan doktrin tanpa tahu alasannya, sehingga tidak dapat mempertanggungjawabkan apa yang dipercayainya. Dan hal ini tentu saja perlu diperbaiki. Saya dapat mengumpamakan seperti seseorang yang tahu peraturan mengemudi, namun tidak tahu alasan dari peraturan-peraturan tersebut. Orang tersebut mungkin dapat selamat sampai ke tempat tujuan, namun mudah goyah. Namun, kalau orang tersebut tahu alasan logis di balik peraturan tersebut, yang juga didukung oleh pengalamannya dalam mengemudi, maka orang tersebut dapat mengemudi dengan lebih baik dan sampai ke tempat tujuan dengan penuh keyakinan. Demikian juga menjadi tantangan bagi kita semua, umat Katolik untuk dapat melihat alasan di balik semua dogma dan doktrin Gereja Katolik, sehingga kita semua dapat mempertanggungjawabkan iman kita dengan baik. (lih. 1 Pet 3:15).
Memang para santa-santo adalah orang-orang yang suci, karena kehidupan spiritualnya. Mengetahui dogma dan doktrin tanpa dapat masuk dalam kehidupan spiritual dan kehidupan sehari-hari tidaklah cukup. Kalau hal ini dijalankan, maka terjadi pemisahan antara iman dan kehidupan nyata. Namun, iman Kristiani bukanlah seperti ini, karena apa yang kita percayai harus kita jalankan. Sebaliknya kita dapat mempercayai, kalau kita tahu apa yang kita percayai. Dan memang untuk menjalankan apa yang kita percayai adalah merupakan perjuangan seumur hidup. Seorang umat Katolik yang tidak menjalankan perintah Kristus dapat menjadi batu sandungan bagi umat dari agama lain. Pada akhirnya kesaksian hidup yang baik – dengan hidup kudus – adalah cara yang paling efektif untuk menyebarkan pesan Kristus.
Mari kita bersama-sama berjuang untuk semakin mempercayai kebenaran yang telah ditawarkan kepada kita lewat Kristus dan Gereja-Nya, sehingga kita hidup dalam kebenaran dan bukan dalam kontradiksi. Pada akhirnya, masing-masing dari kita akan mempertanggungjawabkan apa yang kita percayai dan perbuat di hadapan Kristus sendiri. Semoga, pada waktunya, kita semua dapat diterima oleh Kristus di dalam Kerajaan Sorga. Kita saling mendoakan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
syalom sahabat, juga tim katolisitas,
saya tidak tahu apa yang dimaksud spiritualitas… Bagi saya iblis bukan menggambarkan “konflik “mind’ dan “soul” nya Yesus…. Tetapi justru harapan orang-orang yang tertarik untuk mengikut Yesus…
1. Dengan mengikut Yesus saya akan sejahtera, Yesus akan membuat hidup kita bahagia… lihat, batu pun akan diubah menjadi roti untuk kita…
2. Yesus adalah mesias, anak Allah, putra daud, dia akan menaklukan semua kerajaan di dunia.. minimal kerajaan romawi yang sedang menjajah kita akan takluk padanya…. Kita akan merdeka!
3. Tidak, Yesus tidak akan celaka, bukankah ia Anak Allah? Pasti Allah akan selalu menolongnya dalam keadaan apapun untuk mewujudkan kerajaannya…
Bagi saya, kisah pencobaan di padang gurun dapat diartikan sebagai berikut
1. Suatu ketika, ada seorang kristen hidupnya kurang beruntung secara ekonomi, dengan segala usaha dan doa ia meminta agar kehidupanya bisa lebih baik. Selang beberapa waktu, akhirnya dia pindah agama….. katanya “ buat apa saya jadi kristen kalau hidup saya tetap menderita? Buat apa saya percaya kepada Yesus, jika Ia tidak mau membantu saya?”
Saya kira pertanyaan ini juga ada pada masyarakat israel kala itu. Apakah yang akan saya peroleh jika ikut Yesus? Saya orang miskin, pengemis buta, dapatkan Yesus (yang katanya Anak Allah) meberikan roti untuk saya supaya saya selalu kenyang?
Lalu bagaimanakah sikap Yesus sebagai Anak Allah? Apakah Ia akan memberikan Roti kepada rakyat Israel waktu itu? Dalam arti, Yesus yang adalah Anak Allah (sebagai Raja, anak Daud yang kerajaannya tak berkesudahan) seharusnya bisa memperbaiki kehidupan ekonomi rakyat israel. Bukankah raja harus bisa memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya?
—– (Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.” 4:4 Tetapi Yesus menjawab: “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. “)—
Ayat ini mengingatkan bahwa hidup bersama Yesus bukanlah soal materi, Yesus tentu dapat mengubah batu menjadi roti (rasanya sama mudahnya dengan mengubah air menjadi anggur, ). Lalu apakah dengan kuasanya itu Yesus dapat semaunya menggunakan? Apakah hanya karena Ia(Yesus) lapar, lalu dengan kuasa Allah, Yesus hendak mengubah batu menjadi roti?
Sebenarnya pertanyaan pokok adalah : Apa sih yang akan kita peroleh dengan mengikut Yesus?
Entah kenapa jika membaca kisah pencobaan Yesus di padang gurun, saya jadi teringat oleh ayat lainnya:
Mat 6:25″Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Yoh 14:6 Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Yoh 6:58 “Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.
Mat 6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
2.Suatu hari ada seorang dari non-katolik dengan bangganya menceritakan bahwa agamanya adalah agama yang paling benar. Kebenaran itu selain dibuktikan dengan kemegahan dan jumlah pengikut agamanya itu, juga karena segala peraturan dalam agama nya yang paling masuk akal untuk diterapkan, kitab sucinya meberikan solusi dalam segala bidang mulai dari teologi hingga sains….. pokonya berlaku dunia akhirat….
Agama katolik gagal memperbaiki kehidupan umatnya, lihat, begitu banyak negara yang mayoritas katolik/kristen justru menjadi negara sekuler…. Alkitab gagal dalam memberikan peraturan hidup… lihat, sepanjang sejarah tidak pernah ada yang mencoba membuat hukum negara sesuai dengan Alkitab….
Sepertinya harapan mengenai akan munculnya sosok pemimpin yang akan membawa ajaran yang dapat memberikan kemegahan, kemuliaan, kejayaan, kemenangan, kebahagiaan,…dunia akhirat, juga ada pada umat israel saat Kedatangan Yesus yang digosipkan sebagai Mesias, Anak Allah, Anak Daud, Raja Israel, nabi…. Namun harapan itu kandas seketika saat Yesus ternyata tak berkutik saat didera, disiksa malah malah mati di kayu salib…
Apa yang menjadi harapan umat israel waktu itu, juga bagi orang katolik yang memiliki pertanyaan haruskah agama katolik mampu menguasai dunia seperti agama lain menguasai dunia?, menurut saya tertuang dalam ayat ini :
Mat 4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, 4:9 dan berkata kepada-Nya: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” 4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti! ”
Dan terjawab dari ayat yang lain :
Yoh 18:36 Jawab Yesus: “Kerajaan-Ku bukan dari dunia ini ; jika Kerajaan-Ku dari dunia ini, pasti hamba-hamba-Ku telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi Kerajaan-Ku bukan dari sini.
1Yoh 2:16 Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
3. Suatu saat ada umat katolik yang kritis imannya hingga akhirnya pindah agama. Penyebabnya adalah karena ia sering menerima pertanyaan seperti : jika Yesus adalah Allah, mengapa ia mati di kayu salib? Jika yesus adalah Allah mengapa ia tidak mampu menolong dirinya sendiri? Padahal, tidak perlu menjadi Allah, nabi yang hanya manusia pasti akan ditolong oleh Allah…. Lihat luth yang selamat dari kehancuran kotanya….lihat Musa yang selamat dari tentara firaun….lihat yunus yang selamat dari perut ikan… lihat daud yang selamat dari ancaman saul… mengapa Yesus tidak selamat dari penghianatan muridnya? Masihkah percaya Yesus mampu memberikan keselamatan, yang bahkan dirinya sendiri tidak dapat ia selamatkan?
Mat 27:42 “Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia Raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu dan kami akan percaya kepada-Nya.
Luk 23:39 Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami! ”
Mat 27:40 mereka berkata: “Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!”
Pertanyaan seperti ini tertuang dalam kisah pencobaan yesus :
Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, 4:6 lalu berkata kepada-Nya: “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu. ” 4:7 Yesus berkata kepadanya: “Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”
Jika ada umat katolik yang berfikiran sama, maka satu-satunya jawaban adalah :
Mrk 8:33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
(saya tidak tahu (juga tidak perduli)apakah penafsiran seperti ini benar atau tidak. Saya tidak mengerti tentang spiritualitas, atau logika tekstual… bagi saya alkitab ditulis untuk menyampaikan sesuatu yang tidak perlu lewat meditasi untuk mengetahuinya… toh, orang-orang sederhana yang menjadi pendengar Yesus bukanlah orang-orang yang sering bermeditasi…
terima kasih)
Pro Sahabat.
Saya tertarik pada diskusi anda dengan Stef, itu bagus sekali apa bila anda dapat memenuhi permintaan Stef dengan menjawab pertanyaannya. Jangan diskusi ini hanya diputus sampai di situ saja. Saya ingin mengerti lebih mendalam tentang pendapat anda. Kalo anda keberatan dalam diskusi ini tolong tunjukkan situs yang anda miliki supaya saya dapat membaca pendapat-pendapat anda. Salam damai.
salam kenal, maaf anda sudah sesat mengatakan bahwa iblis itu adalah pikiran Yesus sendiri, yang jelas adalah segala tulisan yang terdapat dalam Alkitab itu adalah Firman Allah dan perkataan iblis itu adalah benar-benar iblis, namun diizinkan Tuhan supaya kita mengerti bahwa iblis itu ada, tetapi tetep bahwa iblis itu takut dan gentar akan nama Yesus sampai kapanpun.
apakah itu dosa asal
Shalom Lucius Dalius,
Tentang dosa asal, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid & Stef- http://www.katolisitas.org
Salam damai sejahtera
Dear Pengasuh Katolisitas
KUATIR adalah suatu perasaan tidak enak dan meyiksa (seperti gelisah) karena suatu ancaman yang diperkirakan.
Beda antara takut dan kuatir, keduanya hampir sama, hanya pada takut, ancaman itu lebih nyata, sedangkan pada kuatir, ancaman itu lebih di dalam angan2.
Dahulu orang kuatir lebih sedikit dan 90% sebabnya itu masih dalam angan2, 10% saja memang ada dasarnya dalam kenyataan dan hanya 1-2% yang betul2 terjadi seperti yang dikawatirkan.
Sekarang jumlah orang yang kuatir jauh lebih banyak, juga orang yang takut dan polanya sudah berubah, mungkin terbalik.
Bukankah Tuhan Yesus sudah mengatakan di dalam injil Matius sbb :
Mat 6 : 27 : Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?
Tetapi kenyataannya manusia masih dipenuhi dengan banyak kekuatiran dalam dirinya
KEBUTUHAN MANUSIA
Mat 6 : 25 Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Manusia terdiri dari manusia bathiniah dan lahiriah.
Tuhan tahu segala kebutuhannnya, baik lahiriah maupun bathiniah.
Dia tahu sebelum kita datang atau minta kepada-Nya
Mat 6 : 8 Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya
Hidup orang beriman itu dipelihara oleh Allah.
Mengapa ? Prinsipnya :
1. sesudah lahir baru kita menjadi anak Allah
(Yoh 1 : 12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya)
2. Allah = Bapa. Bapa itu selalu menyediakan segala keperluan anak2Nya
(2Kor 12 : 14b Karena bukan anak-anak yang harus mengumpulkan harta untuk orang tuanya, melainkan orang tualah untuk anak-anaknya).
Kalau Bapa dunia begitu terbeban untuk memelihara anak-anaknya, apalagi Allah, Bapa Sorgawi.
Dia mau dan Dia sanggup memelihara kita, jangan ragu2, jangan kuatir
BAGAIMANA HAL INI TERJADI ?
I. PERCAYALAH KEPADA FIRMAN TUHAN
Jangan ragu2. Bapa Sorgawi sudah berjanji akan memelihara kita .
Percayalah dan kita akan menerimanya.
Tandanya orang yang percaya, yang punya iman ialah :
a. Dapat bersyukur
(Fil 4 : 6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur).
Beritahukan pada Tuhan, berdoa, minta dan bersyukur.
Jadi orang yang mempunyai iman itu bisa bersyukur, sebab yakin Tuhan akan memelihara.
Orang yang tidak yakin, tidak dapat bersyukur.
b. Bebas, tidak menjadi beban pikiran
(1Pet 5 : 7 Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu).
Kalau kekuatiran itu sudah kira serahkan pada Tuhan, kita bebas tandanya : tidak lagi kepikiran (terbeban berat dalam pikiran).
Tetapi orang yang belum menyerahkan segala kekuatiranya pada Tuhan, akan tetap merasa beban berat ini. Kalau kita tidak mau mempercayakan problem kita pada Tuhan, Tuhan juga tidak mau menanggungNya, kita harus menanggung sendiri.
Serahkan, lepaskan.
Percayalah kepada Allah.
Biasanya kita tidak tahu bagaimana caranya Tuhan menolong.
Tetapi kita yakin Tuhan dapat menolong kita.
Orang yang terus menerus ter-pikir2 (kepikiran) itu belum percaya.
Kalau sudah percaya, maka ada tanda lega dan bebas dalam pikiran serta ucapan syukur yang kalau belum percaya, baca Firman Tuhan dan berdoa sampai yakin
(Rom 10 ; 17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.– 2Kor 3 : 16 Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya)
SEBAB-SEBAB KEKUATIRAN
Itu sebagian ada dalam angan2 fantasi, (lamunan) dan sebagian ada dalam dunia nyata.
Kita harus belajar bisa membedakan antara sebab2 (ancaman) dari dalam angan2 atau pikiran saja atau yang betul2 nyata.
Memang ini kadang2 sangat sulit, sebab berita yang betul dan isu2 atau provokasi sulit dibedakan, sebab memang pikiran manusia itu terbatas, kecuali minta tolong Tuhan.
Kalau ancaman itu betul, fakta yang nyata (seperti banyak peristiwa2 yang betul2 terjadi), tentu kita harus mengambil tindakan, dengan pimpinan Tuhan (itu tidak salah, bukan hanya tinggal diam saja, cari pimpinan Tuhan), tetapi jangan mengambil tindakan dengan kuatir atau panik, sebab tindakan orang yang panik biasanya tidak tepat atau ngawur dan ini bisa membawa celaka yang lebih besar.
Orang yang tidak panik atau kuatir, pikirannya bisa bekerja lebih baik, meskipun dengan demikian tetap kemampuan kita terbatas, pasti yang terbaik ialah berjalan dengan Tuhan.
Sebab2 kekuatiran itu bisa terjadi dalam segala segi hidup, misalnya dalam hal uang, keamanan, kesehatan, rumahtangga ,pekerjaan, sekolah, godaan dari dunia, dosa, dsbnya.
Manusia mengatasi kekuatirannya dengan ber-macam2 cara, juga tergantung ancaman yang dihadapinya.
Misalnya : orang2 yang terancam keamanannya mereka lari, ada yang melawan dan berkelahi, ada yang minta bantuan orang lain, yang diancam karena uang mungkin bisa ganti rugi dll; hampir semua ini cara2 yang mengerikan dan berbahaya, sebab itu orang takut dan kuatir.
Orang2 yang menghadapi ancaman dengan Tuhan, itu perlu :
1. Tinggal di dalam Tuhan terus menerus
2. Berjalan menurut pimpinan Tuhan, misalnya Kis 8 :1, sebagian pergi, sebagian tinggal, tetapi jangan bertindak sendiri, melainkan terus menerus dengan Tuhan, terus menerus dipimpin Roh
TIDAK BISA HIDUP DENGAN KUATIR.
Kuatir itu lebih jahat dari kanker ganas.
Penderita kanker masih bisa hidup ber-tahun2, tetapi Firman Tuhan mengatakan : “penderita kuatir” tidak bisa melanjutkan hidupnya barang sedikitpun.
Kuatir ini betul2 ganas.
Orang yang kuatir, kalau masih hidup, ia hidup dengan sia2.
Sebab itu jangan sampai kuatir, dalam segala segi hidup dan situasi kondisi, percayalah kepada Tuhan.
Sebab orang yang kuatir itu besar celakanya.
Mengapa Tuhan mengatakan bahwa kuatir itu begitu besar dan dahsyat ?
Firman Tuhan tidak pernah salah, sebab itu kita perlu meneliti baik2 apa saja :
AKIBAT DARI KUATIR yaitu :
A. Makan dalam, digerogoti.
Orang yang kuatir, kesehatannya bisa dimakan habis oleh kuatir.
Bisa cepat tua, sakit maag, jantung, tekanan darah, kulit gatal, psychosomatic disease, tidak bisa tidur,dsbnya.
Selain itu sekolah juga terganggu, pekerjaan bisa keliru dan rugi besar, rumah bisa kacau, terus digerogoti oleh kuatir dan ini bisa menular, istimewa kepada orang beriman yang tidak mempunyai iman dan pengertian Firman Tuhan
B. Reaksi ber-lebih2 dan sia2
Seharusnya seorang bereaksi “2” tetapi karena kuatir, ia bereaksi “10”, itu berarti “8” adalah reaksi yang ber-lebih2 dan sia2 sebab sebetulnya tidak berguna.
Orang yang kuatir, apalagi panik pasti bereaksi ber-lebih2 yang sia2 bahkan membahayakan dirinya sendiri, pikirannya kacau tidak lagi bisa berpikir sehat, ini betul2 penyakit yang ganas dan akut.
IMAN BANTUT
Orang yang kuatir itu tidak mempunyai iman, tidak percaya akan Firman Tuhan dan janjiNya.
Sebab tidak ada iman, maka ia tidak mendapat apa2 dari Tuhan Yak 1 : 6-7, makin celaka, sebab bantuan Tuhan itu bukan saja lumayan, tetapi justru yang terutama dan yang menentukan mati-hidup, bisa survive atau tidak, itu tergantung dari Tuhan dan kalau tidak ada iman, jangan harap pertolongan Tuhan, itu berarti celaka .
Nasibya seperti orang dunia, malang sekedar kemampuannya dan yang sekarang sudah rusak karena kuatir.
FANTASI JAHAT SUBUR
Oleh sebab kuatir, maka segala macam reaksi muncul dalam pikiran sebab
1. Pikiran itu tersembunyi dan bebas; disini orang bisa berbuat segala dan manusia cenderung bereaksi daging yang jahat Yoh 3 : 19 Maz 78 : 39, fantasi2 yang jahat muncul semua tanpa batas.
(misalnya : dalam kenyataan seorang tidak bisa bertindak seenaknya, tetapi dalam fantasi pikirannya, ia bisa berbuat segala tanpa batas).
Kalau daging tidak dibatasi, bisa jadi seperti iblis.
Sebab itu tidak heran dalam pikiran timbul segala fantasi jahat dengan subur, dan ini sudah dosa dihadapan Tuhan, jahat, keji, meskipun baru dalam pikiran saja Ams 23 : 7 KJV
2. Pencobaan dalam alam nyata itu tidak akan lebih dari kekuatan orang itu dan iblis tidak berani bertindak lebih dari yang diizinkan 1Kor 10 : 13; Ayub 1 : 10 & 12.
Tetapi dalam dunia angan2 iblis bisa bergerak bebas asal orang itu mau .
Iblis bisa membawa orang itu dalam “andaikata2” yang sangat jahat dan keji (yang tidak mungkin dalam alam nyata) sehingga orang itu jatuh dalam reaksi2 yang jahat2.
Sebab itu dalam angan2nya, karena kuatir ia bisa menjadi pembunuh yang sadis, bisa berbuat macam2 kekejian yang dahsyat, tidak terbatas, reaksi yang ber-lebih2, maka seluruh pikirannya menjadi kacau dan rusak.
3. Perbuatan yang jahat dan aneh2.
Sebagian dari pikiran yang jahat itu menjadi matang dan lahir dalam perbuatan Yak 1 : 15. memang dunia nyata dan angan2 sangat berbeda, hampir semua fantasi jahat dalam angan2 tidak bisa diterapkan.
Tetapi meskipun hanya sedikit hal2 jahat yang bisa dibuatnya, dibelakangnya, didalam pikirannya ada sumbernya yaitu dunia kejahatan yang besar dan dahsyat.
4. Akibat dari semua ini rohani orang itu tidak bisa tumbuh, bahkan rusak, suatu kerugian yang terbesar sebab efeknya sampai kekal.
Sebab itu Firman Tuhan berkata tidak bisa melanjutkan hidup sedikitpun karena kuatir, hidup menjadi sia2 bahkan bantut, lumpuh dan rusak.
Ini hidup yang tiada iman dan digerogoti kuatir, reaksinya ber-lebih2 sehingga merusak diri sendiri dan pikirannya hancur oleh fantasi jahat yang tidak terbatas.
Jangan biarkan kuatir dalam hati, hidup menjadi sia2, pelayanan lumpuh dan Gereja menjadi mati, iblis meraja lela “hanya: karena kuatir”.
MENGATASI KUATIR
A. Pemeliharaan Tuhan
Ingat, yang bisa dipelihara Tuhan, yang bisa mengalami janji2 Tuhan adalah orang yang tinggal di dalam Tuhan (Yoh 15 : 5 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa)
sehingga “hidup” yang heran dari pokok itu terus mengalir kedalam carang2nya.
Di dalam Kristus kita tidak perlu kuatir, sebab :
1. Kita dipelihara dengan sangat teliti oleh Tuhan Mat 10 : 30. bagi orang yang bisa percaya, tidak ada alasan untuk kuatir dan seperti imannya, itu akan jadi baginya Mat 8 : 13
2. Di dalam Tuhan kita tidak perlu kuatir, sebab ada janji yang begitu jelas Rom 8 : 31 1Yoh 4 : 4. Lebih2 di akhir zaman kalau kita termasuk golongan yang diangkat 1Kor 15 : 51 [Dari Katolisitas: Jika “pengangkatan di akhir jaman” diartikan sebagai pengangkatan yang terpisah dari kedatangan Kristus yang kedua, itu tidak sesuai dengan ajaran Gereja Katolik. Ajaran Gereja Katolik tentang akhir jaman dapat dibaca di sini:
Akhir Jaman menurut Gereja Katolik, bagian -1, silakan klik
Akhir Jaman menurut Gereja Katolik, bagian -2, silakan klik,
Rapture (Pengangkatan) menurut Gereja Katolik, silakan klik]
3. Dalam segala kesukaran dan bahaya, Tuhan tetap membedakan orang yang sungguh2 dan yang main2 Yer 15 ; 2 Maz 92 : 7.
Juga mati ditentukan Tuhan, bukan situasi kondisi Sam 2 : 6.
Sebab itu orang yang berjalan dengan Tuhan tidak perlu kuatir sebab Allah sangat memelihara kita di tengah2 segala macam ancaman dan problem
HIDUP BEBAS KUATIR
Elisa melihat tentara Syam yang begitu banyak mengepung, hanya untuk menangkap satu orang yaitu dirinya sendiri 2 Raj 6 : 16.
Tetapi Elisa hidup bebas kuatir dengan sejahtera dan penuh sukacita.
Sebab ia tinggal di dalam Tuhan, itu berarti jauh lebih kuat dari semua musuh.
Sementara itu hambanya ketakutan amat sangat.
Kita bisa hidup bebas kuatir, meskipun ada banyak problem dan ancaman, serahkan semuanya kepada Tuhan, Dia sanggup memelihara kita seperti Elia, Elisa, Daud dll, 1 Pet 5 : 7
Bagaimana kalau seorang tetap kuatir dan takut menghadapi problem2nya ?
Ia harus :
1. Periksa diri apakah dia ada di dalam Kristus atau tidak 2 Kor 13 : 5.
Kalau seorang bercela (ada dosa),hubungannya dengan Tuhan terganggu Yes 59 : 2,sehingga Rohkudus tidak bisa bekerja dengan leluasa.
Kalau ia bertobat sungguh2 dihadapan Tuhan Ibr 4 : 13, maka ia akan kembali di pihak Tuhan Ibr 4 : 13, maka ia kembali dipihak Tuhan dan Rohkudus bisa bebas bekerja Yak 4 : 7-8
2. Berdoa terus dalam Roh, itu menguatkan iman kita 1 Kor 14 ; 4, menambah kuasa Allah Kis 1 : 8 Luk 24 : 49. Peganglah baik2 ayat2 Firman Tuhan yang menjanjikan pemeliharaan Tuhan, lalu terus berdoa dalam Roh 2Kor 3 : 6, maka Rohkudus akan menghidupkan ayat2 itu sehingga timbul iman dalam hati kita Rom 10 : 17 sehingga kita bebas dari kuatir dan bisa bertindak dengan iman mengambil kemenangan2 yang sudah dijanjikan Tuhan.
Seorang yang sungguh mendengar Firman Tuhan tentang janji2 Allah maka kekuatiran dalam hatinya (misalnya sudah sampai “90%”) akan turun mungkin sampai “40%”.
Juga oleh doa dalam Roh, kita mendapatkan keyakinan, meskipun kadang2 belum mengerti bagaimana sehingga iman menjadi kuat dan hati sejahtera Yoh 20 : 29.
Dengan demikian rasa kuatir yang dahsyat bisa hilang atau sangat berkurang sehingga tinggal sedikit, kita buang dengan iman maka lenyaplah kekuatiran itu .
3. Pelayanan dari tubuh Kristus.
Kita perlu saling mendoakan, doa bersama, sharing, menasehati dan menguatkan Kol 3 : 16 1Kor 14 : 12 bahkan dengan karunia2 Roh 1 Kor 12 : 7.
Sebab itu dalam gereja kita perlu ada interaaksi antara anggota, sebab kita adalah anggota2, seorang dari yang lain Rom 12 : 5 Ef 4 : 25.
Interaksi ini sangat berfaedah dan harus dibangunkan dan dipelihara .
BERTINDAK MENGHADAPI ANCAMAN / PROBLEM
Jangan bertindak dengan kuatir atau panik, tetapi dengan hidup bersama Tuhan.
Ini hidup yang bebas kuatir sehingga tidak bereaksi ber-lebih2 tidak digerogoti kuatir, tidak ada fantasi dan bisa bertindak dengan iman dalam pimpinan Roh.
Dengan sejahtera bisa mendengar suara Tuhan untuk mengatur segala langkah dalam hidup dan pelayanan kita untuk menghadapi ancaman2/problem2 itu dalam rangka menyambut kedatangan Tuhan. Kalau kita taat akan pimpinan Tuhan dengan betul, maka kita akan berhasil dan menang 100%.
Kita tidak akan dirusakkan oleh kuatir atau dikalahkan oleh segala problem dan ancaman.
Sekalipun ada ancaman2 riel, seperti yang sekarang banyak terjadi, kita tidak perlu kuatir, takut atau panik, tetapi dengan sejahtera bertanya dan bertindak seperti Elia, Elisa, Musa, Daud, Daniel dstnya
Semua ini dengan sejahtera dan bebas kuatir menghadapi problem atau ancamannya.
Juga perempuan Sunami 2Raj 4 : 21-22 yang kematian anak tunggal yang kekasih, tidak menangis atau panik, tetapi mengambil tindakan yang tepat dan akhirnya berhasil, sebab ia tahu dengan tepat bahwa putranya itu dari Tuhan dan Tuhan sanggup menjamin dengan sempurna.
Perempuan yang penuh iman ini bisa tabah, tenang, sejahtera dan mengambil langkah yang tepat dan sungguh2 berhasil.
Juga Daud setiap kali berperang, berjalan dengan sejahtera dan tahu jalan yang betul.
Daniel tahu bahwa maut menunggu tetapi sebab percaya kepada Tuhan, ia tinggal sejahtera, tetap dalam jalan yang benar, meskipun tidak ada tindakan apa2 yang disuruhkan Tuhan kepadanya
SIKAP YANG BETUL DALAM SEGALA PROBLEM DAN ANCAMAN
1. Tinggal di dalam Tuhan 2 Kor 13 : 5
2. Percaya akan janji2 Tuhan sehingga hidup sejahtera dan bebas kuatir
3. Jelas dan tepat mendengar suara Roh sehingga selalu hidup dipimpin Roh, berjalan dengan Allah
4. Bertindak dengan iman melakukan apa yang Tuhan suruh untuk menghadapi ancaman yang nyata dan problem2 yang Tuhan izinkan datang kepada kita.
Dengan demikian kita akan mengubahkan setiap ancaman, problem kesukaran menjadi kebaikan dan melihat kemuliaan Allah yang heran itu
Jika kita masih ada perasaan kuatir di dalam menghadapi kehidupan ini, cobalah renungkan apa yang dikatakan Tuhan dibawah ini.
Mat 6:25. “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
Mat 6 : 26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
Mat 6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
Mat 6 : 29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.
TENGOKLAH BURUNG DIUDARA (Mat 6 : 26)
Di-mana2 diseluruh dunia ada banyak burung.
Hampir2 tidak ada tempat tanpa burung.
Burung2 ini tidak mempunyai sawah, deposito,toko, pabrik dsbnya tetapi semua terpelihara dengan nyaman dan setiap pagi mereka ramai berbakti me-muji2 Tuhan.
Padahal burung2 ini jauh lebih rendah dari manusia. Mengapa ?
Sebab sesudah mati mereka lenyap, tetapi manusia tidak, sebab manusia mempunyai roh yang kekal !
Kalau untuk burung2 yang fana dan sementara itu Tuhan memelihara dengan baik, apalagi untuk anak2Nya yang kekasih dan kekal, Tuhan pasti memelihara.
Jangan ragu2, percayalah akan Tuhan.
Bertindaklah, bekerjalah dengan iman. Kita pasti terpelihara.
Bersukacita dan bersyukurlah ! Jangan kuatir apa pun yang akan terjadi dengan hidup ini.
LEBIH DARI BURUNG
Tuhan tetap memelihara kita dengan teliti sekali sampai setiap rambut dihitung oleh Tuhan.
Mengapa manusia kuatir dan kacau hidupnya ?
Sebab tamak, tidak mau berpada, matanya kabur kena uang sehingga seringkali salah langkah, tidak melihat jalan yang betul !
LUT melihat Sodom dan meninggalkan Kanaan (hidup beribadat kepada Allah).
Sebab harta, ia menjadi duniawi, akhirnya dicoret keluar dari hadapan Allah.
Tetapi Ibrahim yang setia di Kanaan, ia mendapat lebih banyak dari Lut, menikmatinya dan tumbuh dalam rohani sampai ukuran yang mulia.
Ingat kita ini lebih daripada burung.
Sebab itu Tuhan akan memelihara kita lebih baik, sebab manusia mempunyai roh yang kekal.
Tetapi kita juga harus hidup lebih daripada burung, yaitu memakai lebih banyak dari hidup kita untuk pemeliharaan rohani yang kekal, bukan hanya untuk perkara2 yang fana.
Orang yang hanya hidup untuk perkara2 yang fana itu sia-sia.
PERHATIKAN BUNGA BAKUNG
Bunga bakung tidak pernah bekerja atau memintal benang, tetapi ia terhiasi lebih indah dari Sulaiman.
Mengapa Sulaiman yang dipakai sebagai ukuran ?
Bahkan disini dipakai ukuran Sulaiman “plus” (= lebih dari Sulaiman)
Sebab Sulaiman ini mengalami puncak kejayaan orang Israel, tidak kekurangan apapun, bahkan hidupnya sangat berkelimpahan.
Banyak orang ingin mengalami seperti Sulaiman. Tuhan tahu.
Mengertikah saudara, bahwa Tuhan menyediakan dan memberi lebih banyak kepada bunga bakung / rumput ini daripada kepada Sulaiman ? (Sulaiman Plus)
Betapa heran Tuhan melengkapi bunga bakung dan rumput yang cepat layu dan esoknya dibakar itu.
Kalau bunga bakung saja ia memakai “ ukuran Sulaiman” (bahkan lebih) apalagi untuk anak2Nya
IA MEMELIHARA KAMU
Allah berjanji akan memakai ukuran yang lebih dari ukuran Sulaiman !
Dan juga lebih dari ukuran bunga bakung.
Luar biasa ! Kenyataannya …………?
Tuhan tahu segala tanda tanya didalam pikiran kita yang tidak bisa mengerti pikiran Allah ! Jangan Kuatir !
Tuhan tahu segala keperluan kita dan berapa yang paling baik untuk kita, supaya jasmani dan rohani berjalan dengan seimbang dan terbaik, sehingga rohani tumbuh dengan subur dan jadi mulia untuk kekal di Sorga yang abadi.
Tetapi biasanya manusia tidak bisa melihat keseimbangan ini.
Perbandingan rohani dan jasmani ini sangat penting !
Tuhan sangat memperhatikan besarnya perbandingan ini bagi setiap anak2Nya dan memberi berkat jasmani dan rohani sesuai dengan keadaan masing2 anakNya
Untuk bisa mengerti, kita buat contoh :
Misalnya “Si A” yang paling baik ialah 10 : 10 = 1
Ini berarti ada keseimbangan antara keduanya kebutuhan rohani 10 dan kebutuhan jasmani 10 (10 ; 10 = 1)
Tetapi kalau rohaninya hanya 2 sebenarnya berkat jasmani juga sebaiknya 2, sehingga nilainya tetap satu. Kalau rohani2 diberi berkat jasmani 100, nilai orang ini hanya 1/50
Bunga bakung itu tidak punya roh, sesudah mati lenyap tidak bisa berdosa tetapi selama hidup yang singkat itu mereka me-muji2 Tuhan (Maz 150 : 6 – 65 : 13 – 68 : 34 – Yes 44 : 23), sebab itu nilai rohaninya tinggi
Sebab itu Tuhan bebas mencurahkan berkatnya jasmani pada bunga bakung ini.
Dengan ukuran”Sulaiman plus” pun keseimbangannya masih diatas 1.
Sebab itu untuk bunga bakung ini Allah dapat melimpahkan kepadanya perkara2 jasmani lebih dari Sulaiman (ukuran sulaiman plus) setiap saat, bahkan sejak dari permulaan.
Tetapi pada manusia tidak dapat demikian, sebab kelebihan harta atau perkara2 jasmani (yang tidak dapat ditanggung) itu dapat merusakkan hidup rohaninya, seperti Sulaiman !
Ini diakui Sulaiman sendiri .
Amsal 30 : 8b Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
Biasanya kekuatiran orang zaman sekarang ialah takut tidak mendapat kelebihan yang kita anggap mutlak perlu.
Kalau mutlak perlu Allah pasti berikan.
Dia bapa yang baik, pasti mengerti dan menyediakan segala kebutuhan anak2Nya.
Tetapi biasanya yang dituntut manusia, baik jasmani / rohani, itu selalu lebih daripada yang diperlukan, bahkan kelimpahan yang se-banyak2nya (kalau bisa punya seluruh dunia).
Dengan kata lain se-olah2 orang2 berani memiliki seisi dunia meskipun keadaan rohaninya kering, tetapi Tuhan tahu bahwa ini celaka baginya.
Kita mempunyai Allah yang besar, bukan Allah yang kecil.
Ia maha besar, maha kuasa, tak ada yang mustahil, tetapi jangan tamak.
Orang yang tamak, hanya bisa melihat uang dan hal2 yang fana, tetapi tidak dapat mengerti kebijaksanaan Allah yang tahu berapa perbandingan rohani / jasmani yang terbaik untuk masing2.
Ingat kita lebih daripada bunga bakung.
Jangan kuatir akan segala kebutuhan perkara2 jasmani.
Bapa Surgawi tidak lupa pada setiap anaknya.
Percayalah akan janji2 Tuhan dan berpada, pasti Tuhan pelihara dan memberikan segala kebutuhan kita ! Kalau kurang, bertindaklah dengan iman, pasti Tuhan mencukupi.
Jangan ragu2, jangan kuatir, tetapi jangan tamak.
Bapa surgawi itu sangat besar yang sudah siap dengan ukuran Sulaiman plus kalau kita sudah siap menerima !
Jangan lupa beda keberkatan dan keinginan, Tuhan janji mencukupi segala kebutuhan kita (Mat 6 : 11 our daily bread = makanan kami yang secukupnya).
Tetapi keinginan itu ada jadwal waktunya.
Kita boleh bekerja untuk mendapat untung atau gaji yang lebih banyak, itu masih wajar asalkan tidak mengorbankan kesucian, ibadat, pelayanan dan rumah tangga kita.
KUATIR TIDAK DAPAT HIDUP TERUS
Yakub penuh dengan kekuatiran dan kesedihan.
Rachel dan Yusuf hilang, sebab itu ia sedih, ditambah lagi dengan kekuatiran akan kehilangan yang lainnya lagi, sebab itu hidupnya menjadi sangat berat.
Secara rohani hidup semacam ini se-olah2 cacat, sebab bebannya terlalu berat,maka ia tidak dapat berbuat apa2 lagi.
Gairahnya lenyap, segala sukacita, senyum,sejahtera, ucapan syukur dan pujian hilang dari hidupnya, kemampuannya lumpuh sehingga Allah tidak dapat berbuat apa2 dengan “orang cacat” ini !.
Hidupnya menjadi bantut dan Allah tidak dapat berbuat apa2 yang berarti dalam hidupnya sebab kuatir !
Luk 8 : 14a TL
Seringkali banyak dari perkara2 yang dikuatirkan itu tidak beralasan.
Tetapi kalau kekuatiran itu dibiarkan terus, lama2 ia yakin dan itu akan sungguh2 terjadi.
Ayub 3 : 25 Karena yang kutakutkan, itulah yang menimpa aku, dan yang kucemaskan, itulah yang mendatangi aku.
Ayub 3 : 26 Aku tidak mendapat ketenangan dan ketenteraman; aku tidak mendapat istirahat, tetapi kegelisahanlah yang timbul.
Jangan menanggung beban kekuatiran hari2 yang akan datang baik secara jasmani maupun rohani
Mat 6 : 34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari
Jangan mau menanggung beban kuatir dari hari2 yang akan datang.
Kita cukup menanggung fakta2 hari ini.
Bagaimana caranya ?
Dengan iman , tolaklah kekuatiran esok hari.
Percayalah, yakinlah, bahwa tentang besok, pasti Tuhan tolong !
Tuhan tidak pernah meninggalkan anak2Nya
Yes 49 : 15 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau
Tuhan sanggup menolong sekalipun jalan buntu !
Percayalah, tak ada yang mustahil bagi Allah dan bagi orang yang bisa percaya (Mar 9 : 23)
Memang obatnya kuatir itulah percaya pada Tuhan.
Orang2 yang percaya akan bersukacita seperti Daud.
Maz 23 : 6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
Daud percaya bahwa kemurahan dan kebajikan Tuhan akan mengikutinya terus menerus sepanjang umur hidupnya.
Ini belum terjadi, tetapi Daud percaya ini akan terjadi.
Sebab bisa percaya maka ia amat senang dan bersukacita selalu : Orang yang percaya dapat menikmati lebih dahulu kesukaan yang akan datang.
KESIMPULAN
Jangan kuatir kita lebih dari burung.
Untuk burung yang fana Tuhan memelihara begitu indah, apalagi kita yang kekal.
Tetapi jangan lupa memelihara rohani kita.
Dia berjanji memelihara dengan teliti sampai rambut dihitung.
Jangan kuatir, hari2 esok supaya jangan terbeban ber-lebih2 dan hidup jadi cacat dan tidak berarti, rohani jadi bantut dan rusak.
Tetapi percayalah akan janji2 Tuhan, kita lebih dari burung.
Nikmatilah lebih dahulu pertolongan Tuhan untuk hari2 yang akan datang !
Percayalah dan bekerjalah dengan iman.
Jangan kuatir, kita lebih dari bakung dan rumput yang elok yang besok dibakar habis.
Kalau untuk bakung Tuhan memakai “ukuran Sulaiman plus”, apalagi untuk kita yang lebih dari bakung. Tuhan sanggup memberi tanpa batas, tetapi jangan tamak.
Jangan cinta uang atau barang2 yang fana.
Bagi orang tamak, uang itu seperti racun.
Makin banyak makin lekas matinya dalam jerat mammon.
Ingat semua itu fana.
Carilah kerajaan Surga lebih dahulu, maka semuanya akan dilimpahkan kepada kita.
Jangan kuatir
Mac : 12.February.2010
Setelah Yesus dibaptis,Yesus pergi ke gurun untuk berpuasa(retret) selama 40 hari dan 40 malam.
pertanyaan saya adalah Apakah tujuanNya beretret di padang gersang dengan begitu lama sedangkan Dia tahu tempat itu akan menyeksa diriNya. Pada hari terakhir (hari Ke 40) Yesus berpuasa Dia dicoba oleh iblis sebanyak tiga kali dan pada percobaan yang ketiga Yesus menjawab “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.”Pertanyaan saya pada penyataan ini adalah Apakah yang dilakukan oleh Yesus selama 40hari dan 40malam selain daripada menahan lapar dan haus? Jika sekiranya Yesus Berdoa,apakah kemungkinan doa Yesus itu? Di manakah Firman Allah itu yang membolehkan manusia hidup? Mungkinkah Yesus ada menerima Firman Allah semasa di padang gurun itu?
Demikian pertanyaan saya, untuk jawaban yang diberikan saya ucapkan terima kasih
[dari katolisitas: semoga artikel di atas dapat menjawab pertanyaan yang diajukan – silakan klik]
Salam Kasih Dalam Kristus.
Mohon kami minta informasi, bagaimana pandangan Gereja katolik tentang ibnlis ?.
1. Ada berapa macam jenis iblis itu?.
2. Apakah Iblis atau Jin itu ada yang beriman kepada Tuhan ?.
Terima kasih atas informasinya.
Salam
dari Yulius Santoso
Shalom Yulius Santoso,
Pertanyaan serupa, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Kita mengenal bahwa pemimpin iblis adalah Lucifer, yang sering disebut di dalam Kitab Suci sebagai Iblis/ Setan (dengan huruf besar). Lucifer dulunya adalah seorang malaikat, namun yang akhirnya melawan/ berontak terhadap Tuhan. Selanjutnya malaikat- malaikat lain yang mengikuti jejak Lucifer, kita kenal juga sebagai “fallen angels” atau demons.
Dan tentang jin, silakan klik di sini. Iblis/ demons ini mengenali Kristus sebagai Putera Allah (lih. Mat 8:29; Mrk 5:7; Luk 8:28), namun mereka tidak mau tunduk menyembah-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- wwwkatolisitas.org
jawaban yg gk masuk akal,, bagaimana mungkin malaikat yg banyak keistimewaan membelot dengan TUHAN???? DIMANA JALAN CERITANYA ADA MALAIKAT YG MEMBELOT ITU???, bukannya malaikat dan iblis diciptakan berbeda zat????
[dari katolisitas: Bagaimana menurut anda siapakah malaikat dan iblis? Dan siapakah yang menciptakan mereka?]
malaikat melawan Allah itu karena ia ingin menjadi seperti Allah itu sendiri,ia ingin menjadi Tuhan,karena Lucifer merasa kekuatannya sudah besar.Maka Allah melemparkan Lucifer dari surga!!
Comments are closed.