Pertanyaan:
Salah satu yang paling jelas adalah tentang Perjamuan Kudus. Saya pernah tanya ke Romo, “kenapa sih, cuma terima Tubuh aja? Darah-Nya tidak?” ada 2 versi jawaban Romo, satunya bilang karena mahal, sebab anggurnya dari Vatikan langsung. satunya lagi karena nanti umat yang paling belakang komuni, liat piala anggurnya udah banyak hosti yang hancur karena dicelup oleh ratusan umat. padahal Yesus jelas2 berpesan:
[MATIUS 26:26-28 Dan ketika mereka sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini.Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.]
Jelas disini, yang Dia curahkan untuk pengampunan dosa adalah Darah-Nya! Kenapa sejak saya Katolik dari kecil, yang saya terima setiap Misa hanya Tubuh-Nya saja? (sampai umur 31 saya baru 2X terima anggur, itupun di Katolik Kharismatik). Jadi menurut saya bukan masalah cara Katolik ataupun cara Protestan yang benar. Yang saya tahu adalah ketika kita makan Roti dan Minum Anggur berarti kita akan senantiasa bersyukur dan diingatkan betapa besarnya pengorbanan Yesus di kayu salib demi keselamatan kita semua.Jadi, ketika kita terima Tubuh dan Darah-NYA berarti kita tinggal di dalam Yesus dan Yesus di dalam kita.
[Yohanes 6:56 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Yohanes 6:54 Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.]
Salam – Anna.
Jawaban:
Shalom Anna,
Saya berusaha menjawab pertanyaan Anna, point C. Perjamuan Kudus, dalam kaitannya di sini adalah mengapa pada waktu Komuni tidak dibagikan anggur melainkan hanya roti saja? Bukankah oleh Darah-Nya kita memperoleh pengampunan dosa?
Pertama-tama, Perjamuan Kudus bagi orang Katolik lebih dikenal sebagai Sakramen Ekaristi/ Misa Kudus. Secara lebih detail tentang Ekaristi, silakan membaca artikel ini: Sudahkah Kita Pahami Ekaristi dan Ekaristi Sumber dan Puncak Kehidupan Kristiani.
Pada kedua artikel di atas dijabarkan tentang makna Ekaristi dan peran Ekaristi dalam kehidupan iman kita sebagai umat beriman.
Nah, sekarang lebih jauh tentang roti dan anggur, dasarnya adalah demikian:
1. Kita mengetahui bahwa Yesus sendiri mengatakan diriNya sebagai Roti hidup yang turun dari surga.
“Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan ini adalah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia (Yoh 6:51). Jadi ayat ini menjadi satu kesatuan dengan ayat ke 53, 54, 56, yang menyebutkan, ‘makan daging-Nya dan minum darahNya’ sebagai syarat kehidupan kekal. Demikian juga pada ayat 57, Yesus berkata, “…barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.” Nah, hal ini sejalan dengan Rom 5:9-10 yang mengatakan, “…kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan… oleh hidup-Nya!”. Jadi penebusan dosa oleh darah Yesus itu sejalan dengan keselamatan yang kita peroleh dari Yesus, sang Roti Hidup, yang memberikan hidup-Nya kepada kita. Maka Tubuh dan Darah Yesus merupakan satu kesatuan. Penumpahan darah-Nya yang terjadi di kayu salib, bukan merupakan ‘pemisahan’ antara Tubuh dan Darah yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan untuk menunjukkan bahwa darah itu adalah darah Perjanjian Baru yang menjadi pemenuhan Perjanjian Lama, di mana segala sesuatu disucikan dengan darah, dan tanpa darah tidak ada pengampunan (Ibr 9: 22).
2. Kristus menetapkankan Ekaristi pada saat Perjamuan Terakhir sebelum sengsara-Nya, dan Ia hadir secara penuh dalam rupa roti ataupun anggur yang telah dikonsekrasikan
Orang Katolik percaya bahwa Kristus menetapkankan Ekaristi pada saat Perjamuan Terakhir sebelum sengsara-Nya, agar para murid-Nya mengenangkan Dia (Luk 22: 19) dan menerima rahmat keselamatan itu sebagai bukti penyertaan-Nya pada Gereja-Nya sampai akhir zaman (lihat Mat 28:20). Nah, maka melalui perayaan Ekaristi, Gereja Katolik tidak hanya ‘mengenang’/ mengingat akan Kristus, tetapi juga merayakan kehadiran-Nya yang sungguh nyata dalam Gereja-Nya.
Oleh kuasa SabdaNya dan Roh KudusNya, kurban Salib dan Kebangkitan Kristus dihadirkan kembali di dalam setiap Misa Kudus, walaupun tidak dengan cara yang sama, yaitu tidak secara literal sebagai Kurban yang mencucurkan darah sebagaimana terjadi dalam penyaliban Kristus 2000 tahun yang lalu (lih. KGK 1373-1381), sebab Kristus telah bangkit mulia. Oleh kuasa Sabda-Nya dalam kosekrasi tersebut, roti diubah menjadi Tubuh Kristus dan anggur menjadi Darah Kristus. Perubahan ini disebut sebagai ‘Transubstansiasi‘. Doktrin ini ditegaskan kembali di Konsili Trente (1545-1563). Artinya, ini tidak berarti bahwa baru pada tahun itu doktrin ini diajarkan; karena doktrin tentang kehadiran Kristus dalam Komuni kudus telah diajarkan sejak Gereja awal. Ajaran dari Bapa Gereja tentang kehadiran Yesus di dalam Ekaristi Kudus, yang berdasarkan Sabda Yesus sendiri (Mat 26:26-28; Mk 14:22-25; Lk 22:15-20), dapat dibaca di artikel ini, silakan klik.
Maka, apa yang Anda katakan yaitu bahwa dengan menyambut Tubuh dan Darah Kristus kita tinggal di dalam Kristus dan Kristus di dalam kita, itu benar (lih. Yoh 6:56, Yoh 15:4). Dalam Tubuh Kristus, hadir Kristus dan demikian juga dalam Darah-Nya hadir Kristus, sebab Kristus tidak terbagi seolah-olah hanya ada separuh Kristus pada Tubuh-Nya dan separuh lagi pada Darah-Nya. Rasul Paulus berkata, “Barangsipa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan” (1Kor 11:27). Dengan demikian, menerima Ekaristi hanya dalam satu rupa saja (menerima hosti saja atau meminum cawan Tuhan saja) itu artinya sama saja, sehingga jika dilakukan dengan tidak layak, orang itu berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan, dan bukan hanya terhadap tubuh-Nya saja atau darah-Nya saja, tergantung dari rupa apa yang disambutnya.
3. Tubuh dan darah Kristus merupakan kesatuan
Dengan demikian, roti yang pada saat konsekrasi telah diubah menjadi Tubuh Kristus dan anggur diubah menjadi oleh kuasa Roh Kudus, merupakan satu kesatuan. Tubuh merupakan satu kesatuan dengan darah-Nya; demikian juga darah-Nya menjadi kesatuan dengan TubuhNya. Seperti halnya kita: tubuh kita juga mengadung darah, dan darah kita hanya bisa terbentuk karena kesatuan dengan tubuh, maka hal yang sama terjadi juga pada Kristus. Darah Yesus yang tertumpah untuk pengampunan dosa kita adalah Darah yang terbentuk dari Tubuh-Nya yang mulia, sehingga kita tidak dapat membicarakan darah Yesus tanpa melihat kaitannya dengan Tubuh Kristus. Oleh karena itu, Katekismus Gereja Katolik mengajarkan, bahwa Yesus hadir seutuhnya di dalam roti itu, bahkan sampai di partikel yang terkecil dan di dalam setiap tetes anggur. Pemecahan roti bukan berarti pemecahan Kristus, sebab kehadiran Kristus utuh, tak berubah dan tak berkurang di dalam setiap partikel. Dengan demikian kita dapat menerima Kristus di dalam rupa roti saja, atau anggur saja, atau kedua bersama-sama (lih. KGK 1390). Dalam setiap hal ini, kita menerima Yesus yang utuh di dalam sakramen.
4. Pemberian Komuni dalam bentuk hosti saja sudah cukup, karena hosti yang sudah diubah menjadi Tubuh Kristus sudah merupakan kepenuhan Kristus
Jadi alasan yang diberikan oleh Romo pada Anna waktu itu bahwa anggur itu mahal, atau pencelupan hosti membuat keruh piala anggur dst, merupakan alasan kepraktisan saja. Alasan utamanya sebenarnya adalah: Pemberian Komuni dalam bentuk hosti saja sudah cukup, karena hosti yang sudah diubah menjadi Tubuh Kristus sudah merupakan kepenuhan Kristus: tubuh, darah, jiwa dan ke-Allahan-Nya sudah terkandung di dalam Hosti kudus itu. Hal ini dinyatakan di dalam Katekismus Gereja Katolik, 1413.
Di Amerika, pada Misa hari Minggu umumnya diberikan komuni dalam dua rupa, roti dan anggur; dalam misa harian hanya dalam roti saja. Hal ini tentu tidak menjadi masalah jika kita memahami makna pemberian komuni dalam rupa roti dan anggur seperti yang diuraikan di atas.
Demikian penjelasan dari saya semoga Anna dapat semakin memahami makna Perjamuan Kudus atau Ekaristi menurut ajaran Gereja Katolik. Tuhan memberkati.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati – www.katolisitas.org
kenapa saat misa ekaristi, hanya pastor saja yang meminum darah perjanjian(anggur) sedangkan jemaat hanya mendapat roti ??
[Dari Katolisitas: Karena pada hakekatnya sama saja, menyambut Ekaristi dalam satu rupa, maupun dua rupa, sebab Kristus secara penuh hadir dalam setiap rupa itu. Silakan membaca artikel di atas, silakan klik Adalah layak jika imam yang pada saat mempersembahkan Ekaristi, menjalankan peran in persona Christi, sehingga imam itu melakukan seperti yang dilakukan oleh Kristus dalam perjamuan terakhir. Namun bagi kita yang mengambil bagian dalam perayaan Ekaristi itu, yang terpenting adalah kita menerima Kristus, dan untuk hakekat ini, kita dapat menyambut-Nya baik dalam dua rupa ataupun satu rupa, sebab dalam tiap-tiap rupa itu Kristus hadir sepenuhnya.]
Salam,
sangat membantu.
tapi izinkan saya bertanya mengapa Tuhan Yesus memisahkan Tubuh dan Darah-Nya jika memang Tubuh dan Darah-Nya adalah kesatuan ?(ingat kata-kata-Nya:
“inilah Tubuh-Ku yang diserahkan….”
“inilah Darah-Ku, Darah Perjanjian….”)
Terima kasih,
Salam,
Dominicus Savio IM
Shalom Dominicus,
Kurban Yesus merupakan penggenapan dari segala kurban dalam Perjanjian Lama. Kurban Tubuh dan Darah Kristus dalam rupa roti dan anggur merupakan penggenapan kurban imam agung Melkisedek (Kej 14:18, lih. KGK 1333). Selain itu dalam Perjanjian Lama, kita ketahui bahwa perjanjian antara Allah dan manusia selalu ditandai oleh darah, entah melalui sunat, ataupun melalui kurban anak domba/ lembu, sebagaimana juga diperingati dalam kurban Paska Yahudi, saat darah anak domba yang dibubuhkan di ambang pintu menjadi tanda yang membebaskan bangsa Israel dari tulah kesepuluh, sehingga mereka dapat bebas dari penjajahan Mesir (lih. Kel 12). Maka Darah Kristus merupakan darah yang memeteraikan Perjanjian Baru, antara Allah dan manusia. Darah Kristus ini adalah tanda bahwa Kristus telah menyerahkan nyawa-Nya (lih. Kej 9:5; Yoh 15:13) untuk kita. Oleh darah Kristus inilah kita memiliki kehidupan ilahi, dimeteraikan menjadi milik Allah, dan diangkat menjadi anak-anak Allah.
Katekismus Gereja Katolik mengajarkan demikian:
KGK 1334 Di dalam Perjanjian Lama roti dan anggur dipersembahkan di antara buah-buah sulung, sebagai tanda terima kasih kepada Pencipta. Tetapi dalam hubungan dengan keluaran dari Mesir ia memiliki lagi satu arti baru… Roti yang tak beragi, yang umat Israel makan dalam perayaan Paska setiap tahun, mengingatkan pada ketergesahan keluaran dari Mesir yang membebaskan; kenangan akan manna di padang gurun selalu mengingatkan Israel bahwa ia hidup dari roti Sabda Allah (Bdk. Ul 8:3). Dan roti sehari-hari adalah buah tanah terjanji, satu jaminan bahwa Allah tetap setia kepada janji-janji-Nya. “Piala pengucapan syukur” (1 Kor 10:16) pada akhir perjamuan Paska Yahudi menambahkan arti eskatologis pada kegembiraan pesta anggur: penantian mesianis akan pembangunan kembali Yerusalem. Yesus telah menciptakan Ekaristi-Nya dengan memberikan satu arti baru dan definitif kepada pemberkatan roti dan anggur.
Demikianlah maka walaupun Tubuh dan Darah-Nya memang tak terpisahkan, namun dalam Perjamuan Terakhir keduanya ditandai secara terpisah, untuk menunjukkan bahwa Perjanjian Baru ini dimeteraikan secara sempurna oleh Darah Kristus, Sang Anak Domba Allah, yang menyempurnakan seluruh kurban sepanjang sejarah Perjanjian Lama.
Salam kasih dalam Kristus Yesus,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom tim,
Saya punya pertanyaan sebagai berikut.
a.Siapakah yang menghasilkan roti altar?
b.Mengapa roti altar harus bentuknya bundar/bulat seperti syiling? Apakah
bentuknya sama seperti yang diberikan oleh Tuhan Yesus pada Misa Pertama kepada para rasulNYA?
c.Mengapa harus diguna roti tak beragi sebagai roti altar? apakah ada maksud yang tersirat daripada penggunaan roti dari jenis yang tak beragi? Mengapa umat Ortodoks menggunakan roti yang beragi?
d. Haruskah WINE digunakan dalam Misa? Tidak bolehkah diguna jus anggur yang rasanya lebih manis berbanding WINE yang keras ?
Sekian terima kasih
For the Glory of God
Linda M
Salam Linda,
jawaban saya berikan dengan huruf miring di bawah pertanyaan Anda
a. Siapakah yang menghasilkan roti altar?
Pembuat roti untuk perayaan Ekaristi adalah orang / komunitas yang disetujui oleh pimpinan gereja setempat (biasanya mendapat ijin dari uskup)
b. Mengapa roti altar harus bentuknya bundar/bulat seperti syiling? Apakah bentuknya sama seperti yang diberikan oleh Tuhan Yesus pada Misa Pertama kepada para rasulNYA?
Roti bundar kelihatan lebih indah dan anggun. Bentuk roti yang dipakai Yesus dalam Perjamuan Malam Terakhir bersama para Rasul tidak tepat sama dengan bentuk roti bundar yang kita pakai sekarang ini. Besar kemungkinan roti itu agak lebih tebal karena dibakar dengan cara tradisional tanpa menggunakan alat pembakar roti modern yang kita pakai sekarang ini. Maka bentuknya juga tidak sangat licin dan bundar, tetapi agak mirip roti bakar tradisional yang permukaannya tidak rata
c. Mengapa harus diguna roti tak beragi sebagai roti altar? apakah ada maksud yang tersirat daripada penggunaan roti dari jenis yang tak beragi?
Gereja Katolik mengikuti dan mempertahankan tradisi orang Yahudi yang juga diikuti Yesus pada Malam Perjamuan Terakhir, yaitu menggunakan roti tak beragi pada perjamuan Paskah tahunan. Latar belakangnya adalah perayaan Pesta Roti Tak Beragi (Imamat 23) yang dibuat juga oleh orang Israel ketika menjadi kaum sedenter karena mulai menetap dan mengolah tanah pertanian untuk hidup. Upacara Pesta Roti Tak Beragi itu dibuat pada musim semi bulan pertama, berlangsung selama satu pekan, dari Sabat ke Sabat atau dari hari pertama sampai hari ke delapan (perhitungan yang melampaui kurun historis, karena angka 7 itu angka kurun historis, dan angka 8 adalah angka yang melewati kurun historis atau angka simbol keabadian . Sejalan dengan makna keabadian, digunakan roti tak beragi dalam perjamuan makan karena roti itu bertahan lama tidak cepat rusak / kapang / berjamur. Arti ini cocok dengan roti tak beragi yang menjadi Tubuh Kristus yaitu makanan sorgawi untuk hidup kekal.
Mengapa umat Ortodoks menggunakan roti yang beragi?
Sebaliknya umat Orthodox menggunakan roti beragi untuk lebih menghayati makna Tubuh Kristus sebagai makanan sehari-hari yang memberi hidup. Roti beragi dibuat untuk makan sehari, tak dapat tahan untuk hari berikutnya
d. Haruskah WINE digunakan dalam Misa? Tidak bolehkah diguna jus anggur yang rasanya lebih manis berbanding WINE yang keras ?
Demikian pula anggur bertahan lebih lama daripada jus anggur. Maka anggur yang menjadi Darah Kristus adalah minuman untuk hidup kekal.
Semoga bermanfaat. Salam dan Gbu.
P.Bernardus Boli Ujan, SVD.
Saya tahun lalu mengikuti pendalaman iman tentang Ekaristi.
Bahwa Roti dan Anggur berubah menjadi tubuh dan darah Kristus setelah konsekrasi, dan umat dapat menerimaNYA dari hosti yang di”konsekrasi”
Pada setiap misa saya tidak melihat hosti di altar tetapi sudah tersimpan di tabernakel, yang kemudian dibagikan waktu komuni
Tetapi pada Ekaristi di lingkungan, pastur selalu membawa hosti untuk dikonsekrasikan sebelum dibagi waktu komuni
Kenapa pada Ekaristi di gereja, hosti tidak diletakkan di meja altar untuk dikonsekrasi? Yang disimpan di tabernakel dan dibagikan waktu komuni apa sudah dikonsekrasi?
Terimakasih atas pencerahannya kepada saya
Frans Sudarto
Salam Frans Sudarto,
Kelebihan Sakramen Mahakudus atau yang diperuntukkan untuk orang sakit dan yang di penjara, disimpan di tabernakel. Pada saat Misa, dikonsakrir hosti dan anggur yang belum dikonsakrir. Pada saat komuni, dibagikan hosti yang sudah dikonsakrir di altar dan yang tadinya disimpan di tabernakel.
Misa di lingkungan tak ada kelebihan hosti. Jika ada, dibawa pastor untuk disimpan di tabernakel Gereja. Fungsi tabernakel ialah tempat menyimpan Sakramen Mahakudus, Tubuh Kristus sendiri, yang ialah kesempurnaan dari tabernakel Perjanjian Lama dulu yaitu tempat menyimpan tanda perjanjian Allah dan umat-Nya yaitu dua loh batu, tongkat harun dan roti manna.
Salam
Yohanes Dwi Harsanto Pr
Terimakasih Romo atas jawabannya, saya ingin memberi informasi bahwa setiap saya mengikuti Ekaristi di gereja, pada waktu konsekrasi tidak ada hosti yang ditempatkan di altar, tetapi pada waktu komini diambil “hosti” (sakramane Mahakudus) dari tabernakel. Inilah yang menjadi pertanyaan saya, kenapa “hosti” tidak diambil terlebih dulu dan diletakkan di altar untuk dikonsekrasi. Pada waktu konsekrasi yang ada di altar hanyalah hosti dan anggur yang selanjutnya diterima oleh imam yang mepersembahkan Ekaristi
Terimakasih atas pencerahan selanjutnya
Salam
Frans Sudarto
Salam Frans Sudarto,
Hal itu terjadi karena jumlah hosti yag sudah dikonsakrir ( Sakramen Mahakudus) yang disimpan di tabernakel dari misa-misa sebelum-sebelumya masih mencukupi untuk umat yang hadir. Kanon 939 menyatakan: “Hosti yang sudah dikonsekrasi sejumlah yang mencukupi untuk kebutuhan umat beriman hendaknya disimpan dalam piksis atau sibori” (piksis dan sibori ini kemudian disimpan dalam tabernakel) “dan seringkali diperbarui setelah yang lama habis disantap dengan semestinya”.
Yang ideal ialah Pedoman Umum Misale Romawi (PUMR) no 85: “sangat dianjurkan agar umat, sebagaimana diwajibkan untuk imam sendiri, menyambut Tubuh Tuhan dari hosti-hosti yang dikuduskan dalam misa yang sedang dirayakan”.
Maka sebaiknya simpanan hosti yang dalam tabernakel hendaknya jangan banyak karena sifatnya menyimpan kelebihan hosti Sakramen Mahakudus yang tidak habis disantap saat misa. Sebaiknya mengkonsakrir hosti-hosti baru sesuai jumlah umat yang hadir, agar menampakkan dimensi partisipasi (ambil bagian) umat daalam kurban Kristus yang sedang dirayakan.
Salam
Yohanes Dwi Harsanto Pr
Shalom katolisitas, saya mau bertanya kenapa di setiap gereja Katolik sekarang tidak lagi menerima anggur tapi kita cuma menerima hosti saja? Apakah di gereja Katolik di luar negri juga cuma menerima hosti saja? Terima kasih untuk jawabannya
[Dari Katolisitas: Silakan membaca artikel di atas, silakan klik; dan jawaban di sini, silakan klik]
Terima kasih atas artikel ini..
Artikel ini menjawab seorang mantan prodiakon yang menyebrang ke denominasi protestan, ketika saya menunggui saudara saya (kristen non-Katolik) yang sakit di rumah sakit dan minta didoakan oleh pendeta dan pembantu pendeta (yang adalah mantan prodiakon tersebut).
Dia menyatakan bahwa darah Kristus yang dapat menyelamatkan hanya diminum oleh pastor dan tidak dibagikan kepada umat. Dia mengatakan bahwa pastor tersebut hanya ingin selamat sendiri karena pastor tersebut butuh keselematan nya sendiri. Dengan kesaksian tersebut dia mengajak orang-orang Katolik untuk pindah ke denominasi yang ia pilih.
Semoga prodiakon tersebut bertobat.
Shalom constantine7
Jawabannya sederhana. Dalam tubuh pasti ada darah, tanpa darah namanya adalah daging(lebih ekstrim lagi disebut bangkai). Yang dibagikan Pastor lewat Ekaristi adalah tubuh Kristus bukan daging-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan
Palar
Shalom !!
Didalam tubuh manusia yang hidup ada darah yang cair yang mengalir, dan darah cair mengalir di dalam tubuh yang hidup ! Apabila darah tertumpah dari tubuh tidak lama kemudian pasti darah tersebut mengental dan tidak mengalir lagi.
Jadi apabila kita percaya bahwa hosti dan anggur yang sudah dikonsekrasikan berubah menjadi Tubuh dan Darah Tuhan Yesus (transubtansiasi), maka kita seharusnya percaya pula bahwa dalam Hosti (Tubuh Kristus) tersebut ada darah yang cair yang mengalir, demikian pula Anggur (Darah Kristus) yang cair tersebut mengalir dalam Tubuh Kristus.
Maka bila saat misa menerima hanya Hosti atau Anggur, kita sudah menerima Keduanya dan memperoleh rahmat Kehidupan dari Keduanya.
Saat saat pelajaran sebelum baptis, yang paling saya ingat sampai saat ini adalah cerita tentang seorang imam yang tidak percaya akan transubtansiasi ini (lupa lokasinya dimana), sehingga saat dia selesai mengucapkan doa konsekrasi, dia menusuk Hosti tersebut dengan jarum. Yang terjadi adalah dari Hosti tersebut keluar darah yang mengalir terus-menerus yang membasahi jubah imam dan altar serta menimbulkan kehebohan dan ketakutan dalam misa tersebut. Imam tersebut meninggal dalam ketakutan dengan posisi berdiri dan Darah tersebut berhenti mengalir dari Hosti, setelah disantap oleh seorang anak gadis yang dengan beraninya maju kedepan altar dan juga meninggal dengan senyum bahagia dalam posisi berdiri pula.
Semoga berguna
Pada saat persembahan, Imam menuangkan anggur lebih dahulu ke dalam piala , kemudian diikuti penuangan setetes dua tetes air putih .
Pertanyaan:
1.Mengapa urutannya harus anggur dulu , baru air putih yang dituang. Kalau air dulu lantas anggur , efeknya apa?
2.Mengapa air dituang hanya setetes dua tetes?
Salam Herman Jay,
Bahan sakramen ekaristi ialah hosti dan anggur, bukan hosti dan air. Karena itu anggur – lah yang dituang ke dalam piala, bukan air. Anggur yang sudah tertampung tenang dalam piala itu, kemudian diberi sedikit air, karena memang sudah tsejak zaman Yesus, dalam perjamuan syukur, anggur yang sudah tertuang dalam piala selalu dicampur sedikit air. Ketika beralih menjadi liturgi ekaristi, tradisi ini diteruskan dengan disertai doa yang diucapkan imam / diakon tertahbis, dengan suara lembut: “Sebagaimana dilambangkan oleh percampuran air dan anggur ini, semoga kami boleh mengambil bagian dalam keallahan Kristus yang telah berkenan menjadi manusia seperti kami”. (Konferensi Waligereja Indonesia: “Tata Perayaan Ekaristi Buku Imam”, Kanisius, 2005, hlm 38).
Jadi jelas, makna liturginya ialah permohonan, agar kita diizinkan mengambil bagian dalam keallahan Kristus, karena Kristus telah telah menjadi manusia seperti kita. Sedangkan kemungkinan maksud alamiahnya ialah untuk sedikit mengurangi kadar keasaman atau kekerasan anggur yang terfermentasi tersebut. Namun maksud alamiah ini sebenarnya kurang penting karena toh faktanya, anggur yang dipakai hanyalah jumlah sangat sedikit (setengah sloki atau sepertiga sloki atau bahkan seperempat sloki). Pasti tak akan menjadi terlalu asam dan keras di lambung imam, karena jumlah yang sangat sedikit itu. Maka sebenarnya makna liturginya-lah yang lebih ditampilkan, yaitu permohonan agar persatuan Yang Ilahi dan insani terjadi sungguh-sungguh dalam perayaan ekaristi seperti dilambangkan oleh percampuran setengah atau sepertiga atau serempat sloki anggur dan setetes dua tetes air tersebut.
Salam
Rm Yohanes Dwi Harsanto Pr
Terima kasih atas jawabannya, namun belum memuaskan karena Romo masih menggunakan kata “kemungkinan”, artinya kurang yakin juga. Hanya jawaban yang bersifat dugaan. Kami masih penasaran karena belum mendapat jawaban yang mantap. Mungkin ada Romo lain yang lebih senior dapat membantu memberi jawaban yang lebih lengkap? Terima kasih.
Shalom Herman Jay,
Sambil menunggu jawaban Romo Boli, ijinkan saya menambahkan di sini ajaran dari Katekismus Gereja Katolik, tentang mengapa digunakan anggur dan air yang kemudian diubah menjadi Darah dan Air yang mengalir dari Tubuh Kristus:
KGK 766 Tetapi Gereja muncul terutama karena penyerahan diri Kristus secara menyeluruh untuk keselamatan kita, yang didahului dalam penciptaan Ekaristi dan direalisasikan pada kayu salib. “Permulaan dan pertumbuhan itulah yang ditandakan dengan darah dan air, yang mengalir dari lambung Yesus yang terluka di kayu salib” (LG 3). “Sebab dari lambung Kristus yang berada di salib, muncullah Sakramen seluruh Gereja yang mengagumkan” (SC 5). Seperti Hawa dibentuk dari rusuk Adam yang sedang tidur, demikian Gereja dilahirkan dari hati tertembus Kristus yang mati di salib Bdk. santo Ambrosius, Luc.II, 85-89.
KGK 1225 Di dalam Paska-Nya Kristus telah membuka sumber-sumber Pembaptisan untuk semua manusia. Ia berbicara mengenai kesengsaraan-Nya, yang akan Ia alami di Yerusalem, sebagai satu “pembaptisan”, yang dengannya Ia harus “dibaptiskan” (Mrk 10:38, Bdk. Luk 12:50). Darah dan air, yang mengalir dari lambung Yesus yang tertikam (Bdk. Yoh 19:34), merupakan gambaran asli Pembaptisan dan Ekaristi, Sakramen kehidupan baru (Bdk. 1 Yoh 5:6-8). Dengan demikian kita dimungkinkan untuk “dilahirkan dalam air dan Roh”, supaya masuk ke dalam Kerajaan Allah (Yoh 3:5):
“Lihatlah, di mana engkau dibaptis, dari mana Pembaptisan datang, kalau bukan dari salib Kristus, dari kematian Kristus. Di dalamnya terletak seluruh misteri: Ia telah menderita untuk engkau. Di dalam Dia engkau telah ditebus, di dalam Dia engkau telah diselamatkan (Ambrosius, sacr. 2,6).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Salam Herman Jay,
Hal ini berasal dari kebiasaan meminum anggur di wilayah sekitar Laut Tengah yang juga dibuat pada masa Yesus. Hal ini masih dilakukan sampai sekarang misalnya oleh orang Italia yang biasanya minum anggur pada waktu makan siang dan makan malam. Ketika orang minum anggur, biasanya dituang sedikit air ke dalamnya supaya anggur itu terasa lebih enak dan tidak terlalu keras, kalau tidak dicampur dengan sedikit air maka anggur itu akan cepat memabukkan. Kebiasaan ini tetap dipakai dalam perayaan Ekaristi, dan diberi arti liturgis: sedikit air sebagai kemanusiaan kita yang kecil tak berarti disatukan dengan lebih banyak anggur sebagai keilahian Tuhan yang agung-mulia. Dengan demikian tindakan simbolis ini menyatakan kesatuan kita manusia dalam keilahian Yesus Kristus sebagaimana terungkap dalam kata-kata yang diucapkan imam dalam hati ketika menuang air ke dalam anggur: SEBAGAIMANA DILAMBANGKAN OLEH PERCAMPURAN AIR DAN ANGGUR INI, SEMOGA KAMI BOLEH MENGAMBIL BAGIAN DALAM KEALLAHAN KRISTUS, YANG TELAH BERKENAN MENJADI MANUSIA SEPERTI KAMI.
Salam dan doa. Gbu.
Pst. B.Boli, SVD.
Shallom, Terima kasih atas jawaban dari saudari Ingrid Listiati. Saya sudah mengerti lewat penjelasaan dari saudari ingrid. Mohon maaf karena saya diminta mengerti tentang satu kesatuan Tubuh dan Darah, Tapi yang saya tanya mengapa tidak diberikan anggur ( Darah ). Bagaimana saya dapat mengerti kalau sebab tidak diberikan anggur, saya tidak tahu. Setelah saya tahu baru saya mengerti. Sekali lagi terima kasih atas jawabnya.
Shallom, Kalau begitu para imam juga makan Roti ( Hosti ) saja, tidak perlu minum anggur ( Darah ), karena dengan makan Roti ( Hosti ) sudah menjadi satu kesatuan dengan Darah-Nya. Kalau bisa setiap komuni diberikan roti dan anggur mengapa tidak diberikan..? Sebagai umat kita mendengar ” makanlah ” dan ” minumlah “. Kalau kita hanya makan roti ( Tubuh ) saja karena sudah menjadi satu kesatuan dengan anggur ( Darah ) maka kata ” minumlah ” dihapuskan saja dan di ganti dengan ” Terimalah dan makanlah inilah tubuh-KU yang telah menjadi satu dengan darah-KU yang dikurbankan bagimu dan demi pengampunan dosa. Apakah kalau memberi dengan anggur ( Darah ) akan menimbulkan masalah yang besar sehingah tidak diberikan, saya rasa tidak. Kalau bisa beri dengan anggur maka berilah supaya tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan di umat katolik. Terima kasih atas jawabannya. Shallom.
Shalom Yefta,
Pada saat perayaan Ekaristi, imam yang mempersembahkannya bertindak ‘in persona Christi‘, artinya Kristus bertindak di dalam diri imam itu. Dengan demikian, mereka melakukan seperti yang dilakukan Kristus, yang disebutkan di dalam Injil, yaitu mengurbankan Tubuh dan Darah-Nya, dalam rupa roti dan anggur. Memang, secara obyektif, pemberian Ekaristi dalam dua rupa tentu lebih jelas menggambarkan apa yang terjadi pada Perjamuan Terakhir itu. Namun demikian, jika karena satu dan lain hal, Ekaristi tidak dapat diberikan dalam dua rupa, maka Ekaristi dalam satu rupa-pun tidak mengurangi makna kehadiran Kristus; atas dasar pengertian bahwa Tubuh Yesus tidak terpisahkan dari Darah-Nya.
Di beberapa negara di dunia (terutama di Eropa dan Amerika), pemberian Ekaristi umumnya dilakukan dengan dua rupa (dalam rupa roti dan anggur). Namun di Indonesia, hal itu tidak dilakukan, atas dasar pertimbangan dari pihak keuskupan. Mari kita menghargai keputusan para Uskup di Indonesia, yang pasti telah mempertimbangkan hal itu, mengingat Gereja Katolik tidak hanya berada di kota- kota besar, tetapi juga di kota- kota kecil dan pelosok tanah air, di mana pengadaan minuman anggur (wine) dengan persyaratan tertentu dan dalam jumlah yang besar sesuai dengan jumlah umat, menjadi tidak mudah. Kondisi di negara kita berbeda dengan di negara Eropa atau Amerika, dimana produksi minuman wine merupakan produksi setempat, sehingga tidak dibutuhkan impor ataupun masalah transportasi.
Dengan segala pertimbangan tersebut, dan apalagi pemberian Komuni dalam satu rupa juga tidak mengurangi maknanya, sesuai dengan yang disebutkan dalam Katekismus 1413, maka Gereja Katolik di Indonesia umumnya membagikan Komuni dalam satu rupa (dalam rupa hosti). Mari kita dengan lapang hati menerima keputusan para pemimpin Gereja, yang pasti juga telah mempertimbangkan segala sesuatunya dengan bijaksana.
Demikian, semoga penjelasan di atas dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Saya membaca KWI akan memproduksi anggur misa saya baca dlm majalah HIDUP tahun lalu, nomernya lupa. Semoga setelah punya pabrik anggur misa, kita di Indonesia bisa lebih sering menerima keduanya baik Tubuh maupun Darah Kristus pula.
[dari katolisitas: Dari pengalaman tinggal di Amerika, yang juga memberikan darah Kristus, biasanya mereka juga tidak memberikan banyak darah Kristus untuk umat. Jadi, lebih banyak yang tidak kebagian. Memang secara praktis, kalau kelebihan jadi lebih sulit menyimpan-Nya atau meminum-Nya.]
Salam Santosa Wijaya,
KWI (Konferensi Waligereja Indonesia) atau Konferensi para uskup se Indonesia tidak pernah menyatakan akan membuat pabrik anggur misa. Namun para uskup mengetahui bahwa sedang ada upaya dari beberapa pihak untuk menjajagi kemungkinan-kemungkinan untuk membuat swasembada anggur misa tersebut. Tentu saja usaha atas inisiatif beberapa umat, imam dan uskup tersebut baik adanya. Demikian meluruskan informasi. Beritanya ada di (silahkan klik):
http://www.hidupkatolik.com/2011/06/10/mengusahakan-swasembada-anggur-misa
Salam
Yohanes Dwi Harsanto Pr
Salam, dalam kasih Tuhan kita Yesus Kristus. Saya mau tanya, pada doa syukur agung tertulis ” Terimalah dan makanlah! inilah tubuh-KU yang dikurbankan bagimu. Serta ” Terimalah dan minumlah! inilah piala darah-KU, darah perjanjian baru dan kekal yang ditumpahkan bagimu dan bagi semua orang. dst
pertanyaan saya mengapa disaat komuni umat hanya di berikan tubuh ( Hosti ) sedangkan darah ( anggur ), tidak diberikan. saya bertanya-tanya kepada beberapa orang katanya anggurnya mahal jadi tidak di berikan. Apakah benar cuma karena anggurnya mahal ? terima kasih
Yefta
[Dari Katolisitas: Mohon membaca terlebih dahulu artikel di atas, silakan klik, sebab nampaknya sudah terjawab di sana]
Quote : Di Amerika, pada Misa hari Minggu umumnya diberikan komuni dalam dua rupa, roti dan anggur; dalam misa harian hanya dalam roti saja. Hal ini tentu tidak menjadi masalah jika kita memahami makna pemberian komuni dalam rupa roti dan anggur seperti yang diuraikan di atas.
Di banyak negara Eropa, malah sebaliknya misa harian dalam dua rupa sedangkan pada Misa Minggu hanya roti saja. Kalau saya melihat karena umat hari Minggu sangat banyak sedangkan yang ikut misa harian sedikit.
Di Australia, hampir semua paroki memberikan komuni dalam dua rupa baik itu Misa harian maupun Misa Minggu. Saya hanya pernah sekali menemukan 1 paroki yang hanya memberikan dalam rupa roti.
Alasan finansial dan kepraktisan mungkin juga mempengaruhi ini. Tetapi saya harap hal ini tentunya tidak membuat kira ragu apakah komuni dalam rupa roti saja sudah cukup. Karena saya pernah menghadiri Ekaristi di mana hostinya habis sehingga saya hanya mendapatkan anggur(Darah Kristus) saja. Tapi saya meyakini hal demikian pun sama saja dengan komuni yang hanya roti saja.
Salam,
Edwin
syalom Romo,
saya adalah seorang mahasiswa yang sekarang lagi menulis tugas akhir dan tugas akhir saya ini mengenai Perjamuan Kudus jadi saya mau tanya tentang Makna Perjamuan Kudus,bagaimana Romo memahami atau memakanainya dan pada kenyataan sekarang ini saya melihat bahwa kebanyakan jemaat tidak begitu memaknai arti perjamuan kudus! di mana mereka hanya menganggap itu sebagai suatu sarana untuk mendapat keselamatan saja dan untuk memaknainya sangat kurang. salam nelly
Shalom Nelly,
Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengajaran Gereja Katolik tentang Perjamuan Kudus/ Ekaristi, silakan anda membaca rangkaian artikel berikut ini:
1. Sudahkah kita pahami pengertian Ekaristi? silakan klik
2. Sejarah yang mendasari pengertian Ekaristi, silakan klik
3. Ekaristi Sumber dan Puncak Spiritualitas Kristiani, silakan klik
4. Cara Mempersiapkan diri menyambut Ekaristi, silakan klik
Silakan membaca artikel-artikel di atas, beserta dengan tanya jawab di bawahnya, dan jika masih ada pertanyaan, silakan bertanya lagi di bawah artikel tersebut. Ekaristi bagi seorang Katolik memang sangat dalam artinya, sebab dengan menyambut Ekaristi maka ia menyambut Kristus sendiri dalam kesatuan dengan semua anggota Gereja yang didirikan-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
shalom romo…saya mahasiswa jurusan agama katolik namun saya kurang begitu mengetahui segi-segi tiap sejarah katolik sepenuhnya. saya mau minta penjelasan tentang gambaran katekese pada abad IX-XV tu seperti apa romo? hal-hal pokok apa saja yang terjadi saat abad-abad tersebut dan yang masih relevan saat zaman sekarang ini? sekian saja romo…saya tunggu balasan romo ke email saya,,terima kasih… salam agustina
Tahun 1054-1517 zaman perang salib hingga renaisance di Perancis. Katekese reformasi ajaran kristiani dan tumbuhnya kehidupan ordo seperti Carthusian, terjadinya kebangkitan spiritual di Eropa sampai terjadinya perang salib.
Bacaah dalam buku sejarah Gereja Katolik cari di Kanisius atau Gramedia, Obor, dan baca buku The Story of Christianity
salam
Rm Wanta
Comments are closed.