Pertanyaan yang cukup menggelitik adalah mengapa di dalam Trinitas ada tiga pribadi Allah, bukan dua pribadi maupun empat pribadi. Bukanlah Allah maha kuasa, sehingga Dia tidak memerlukan tiga pribadi? Memang tidaklah mudah untuk menangkap pengajaran tentang Tritunggal Maha Kudus. Analogi apapun yang digunakan pasti tidak akan pernah sempurna untuk menggambarkan Trinitas, sama seperti kita tidak dapat menggambarkan Tuhan dengan kata-kata kita. Mari sekaran kita melihat mengapa di dalam Trinitas hanya ada tiga pribadi bukan kurang atau lebih?
I. Mengapa ada tiga pribadi di dalam Trinitas
1) Definisi Trinitas adalah satu Allah dalam tiga pribadi.
Katekismus Gereja Katolik (KGK, 253) mengatakan “Tritunggal adalah satu. Kita tidak mengakui tiga Allah, tetapi satu Allah dalam tiga Pribadi: “Tritunggal yang sehakikat” (Konsili Konstantinopel II 553: DS 421). Pribadi-pribadi ilahi tidak membagi-bagi ke-Allah-an yang satu itu di antara mereka, tetapi masing-masing dari mereka adalah Allah sepenuhnya dan seluruhnya: “Bapa adalah yang sama seperti Putera, Putera yang sama seperti Bapa. Bapa dan Putera adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah menurut kodrat” (Sinode Toledo XI 675: DS 530). “Tiap-tiap dari ketiga Pribadi itu merupakan kenyataan itu, yakni substansi, hakikat, atau kodrat ilahi” (K. Lateran IV 1215: DS 804).”
Perkataan Satu Allah dalam tiga pribadi atau Tritunggal yang sehakikat dapat dijabarkan sebagai berikut. Hakekat (essence) dari Allah adalah satu, namun pribadi (person) di dalam Allah adalah tiga. Hakekat adalah mengacu kepada pertanyaan “what is it” sedangkan pribadi mengacu kepada pertanyaan “who is it“.
2) Pertanyaannya adalah, mengapa pribadi di dalam Trinitias ada tiga. Pertama kita melihat dahulu hakekat dari pribadi (person). Boethius: an individual substance of a rational nature (rationalis naturae individua substantia) mengatakan bahwa “A person therefore is a complete and distinct (subsisting) individual of an intellectual or spiritual nature, an individual endowed with rationality or intellect. An individual is one who is distinct from others but one in himself.” Jadi, sebuah pribadi adalah satu individu yang lengkap dan berbeda dengan yang lain. Individu yang lengkap adalah individu yang mempunyai harkat (dignity), yang mampu untuk melakukan sesuatunya secara bebas, yang mempunyai kemampuan untuk masuk dalam hubungan dengan yang lain, dan dapat memberikan dirinya secara bebas kepada orang lain.
Nah, di dalam suatu relasi, harus ada 1) yang memberi, 2) yang menerima, dan 3) apa yang diterima dan diberi. Yang memberi dan menerima adalah Allah Bapa dan Allah Putera, dimana Allah Bapa dan Allah Putera saling memberi dan menerima kasih, yang adalah Roh Kudus. Dan aktifitas memberi dan menerima ini berlangsung secara abadi (eternal).
b) Kita tidak dapat mengatakan bahwa di dalam Trinitas hanya ada dua pribadi, karena untuk memberi dan menerima harus ada sesuatu yang diberi dan diterima.
c) Kita tidak dapat mengatakan bahwa di dalam Trinitas lebih dari tiga pribadi, karena ketiga hal tersebut (memberi, menerima, dan apa yang diterima dan diberi) telah cukup untuk mencakup seluruh relasi. Atribut-atribut yang lain dapat dimasukkan ke dalam tiga pribadi, dan tidak dapat berdiri sendiri.
d) Jadi di dalam Trinitas hanya ada tiga: 1) yang memberi, 2) yang menerima, dan 3) apa yang diberi dan diterima.
(silakan juga melihat St. Thomas Aquinas, ST, I, q.30, a.2) – silakan klik.
Dan bukti yang terkuat, tentu saja dari Wahyu Tuhan sendiri yang diwahyukan-Nya di dalam Alkitab, seperti: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu.“(1 Yoh 5:7). Dan masih begitu banyak kesaksian yang lain. Untuk itu, silakan membaca artikel tentang Trinitas (silakan klik).
II. Mengapa harus ada Trinitas dengan Tiga Pribadi?
Machmud menyatakan bahwa “Allah itu maha tahu dan maha kuasa, sebab itu satu Pribadi Allah saja sanggup melakukan semua pekerjaan dan rencanaNya”. Kita sebenarnya sependapat dalam hal hakekat Allah yang adalah satu. Pengertian Trinitas bukanlah Allah yang tiga dalam hakekat, namun tiga dalam pribadi. Jadi kalau ditanya mengapa harus ada tiga pribadi di dalam Trinitas, maka:
1) Keharusan ini bukan datang dari diri manusia, namun Allah sendiri yang menyatakannya kepada manusia. Trinitas adalah kehidupan pribadi Allah. Dan manusia tidak akan tahu kalau Tuhan sendiri tidak menyatakannya kepada manusia, karena secara kodrat (dengan akal budi manusia), maka manusia tidak akan dapat mencapai pengertian ini. Konsep Trinitas yang dinyatakan di dalam Alkitab, sebenarnya Allah hendak menyatakan siapakah Diri-Nya yang sebenarnya secara lebih pribadi kepada umat manusia? Karena Allah sendiri yang memilih untuk menyatakannnya kepada manusia, maka tentu saja ini sangat penting bagi keselamatan manusia.
2) Kita coba melihat manfaat apa saja dengan mengetahui konsep Trinitas. Hal yang mungkin paling mudah untuk dimengerti adalah dengan sosok Yesus, yaitu pribadi ke-2 di dalam Trinitas. Dengan Allah menyatakan Diri-Nya dalam rupa manusia, maka manusia mendapatkan begitu banyak manfaat untuk menguak misteri Allah, sebagai contoh:
c) Inkarnasi juga membuat manusia untuk menghindari dosa. Manusia dapat mencontoh Kristus, sehingga manusia dapat dengan segala daya upaya menghindari dosa. Kerendahan hati Kristus juga menjadi inspirasi bagi manusia untuk tidak jatuh dalam dosa kesombongan. Dengan Kristus disalibkan, manusia juga menyadari akan akibat dosa yang begitu jahat.
d) Kristus juga menujukkan bahwa Allah adalah Bapa, dimana manusia dapat memanggil Allah dengan sebutan Bapa/Abba. Dan Kristus juga menunjukkan bahwa Dia akan mengirimkan Roh Kudus-Nya, yang terjadi pada peristiwa Pentakosta.
d) Dan masih begitu banyak hal yang lain yang dapat kita petik dari misteri inkarnasi.
Sdr Glenn, Sadaenk dan saudara-saudara yang lain.
Pertanyaan anda sangat baik sekali dan telah dijawab oleh katolisitas dengan tidak kalah baiknya. Saya sangat senang bahkan sangat trima kasih kepada anda karena telah membuat saya menjadi lebih melek tentang Gereja Katolik. Hanya sayang tidak ada komentar lanjutan dari anda setelah pertanyaan anda dijawab oleh tim katolisitas. Apakah berarti anda setuju? Kalo ya, puji Tuhan tinggal gilirannya anda menentukan pilihan.
“memberi, menerima, dan sesuatu yg diserahterimakan” dalam artikel di atas saya kira hanya perumpamaan dengan kata2 yang paling mudah kita mengerti. Namun demikian, aktivitas memberi; menerima; dan adanya sesuatu yang diserahterimakan tentu membutuhkan “TEMPAT” atau “RUANG”. Oleh karenanya, tri-nitas saja tidak cukup. Setidaknya masih diperlukan 1 unsur lagi, yaitu tempat/ ruang diserah-terimakannya sesuatu dari Alah kepada Yesus. Sekali lagi, ini perumpamaan dengan memakai istilah2 yang dekat dengan kita (manusia).
Secara lebih detail, adanya pemberi; penerima; sesuatu yang diserahterimakan; dan tempat terjadinya serah-terima saja juga belum cukup. Masih diperlukan perantara, misalnya berupa kesamaan-paham, supaya sang penerima faham bahwa sesuatu yang diserahkan adalah sesuatu yang memang semestinya diterima oleh si penerima. Dengan demikian, masih diperlukan 1 unsur tambahan dari 4-itas tersebut.
Secara lebih detail lagi… silahkan ditambahkan sendiri :-)
Shalom Betari,
Terima kasih atas komentar Anda. Tempat dan waktu adalah unsur yang diperlukan oleh sesuatu yang bersifat material untuk melakukan aktifitasnya. Namun, sesuatu yang bersifat spiritual dan bersifat kekal tidak memerlukan ruang dan waktu. Karena Allah Tritunggal Maha Kudus adalah murni spiritual dan kekal, maka aktifitas mereka tidaklah memerlukan ruang dan waktu. Dan memang sesungguhnya sebelum terciptanya dunia ini dan mulai adanya waktu yang kita kenal ini, Allah telah ada. Jadi, tidak ada unsur yang lain dalam hubungan Allah Tritunggal Maha Kudus, selain: yang pemberi, yang menerima, dan apa yang diberi dan diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Kenapa kok Tuhan itu trinitas? Kenapa Tri? Bukan Panca ataupun yang lainnya.
[dari katolisitas: silakan melihat jawaban di atas – silakan klik.]
pada tulisan diatas tercantum ” Nah, di dalam suatu relasi, harus ada 1) yang memberi, 2) yang menerima, dan 3) apa yang diterima dan diberi. Yang memberi dan menerima adalah Allah Bapa dan Allah Putera, dimana Allah Bapa dan Allah Putera saling memberi dan menerima kasih, yang adalah Roh Kudus. Dan aktifitas memberi dan menerima ini berlangsung secara abadi (eternal).”
Aktifitas memberi dan menerima menunjukkan adanya sifat kebutuhan yang melekat pada Tuhan. Pertanyaan :
1.Apakah Tuhan membutuhkan kegiatan tersebut?Sedangkan anda meyakini bahwa bahwa Tuhan adalah Maha Esa, Maha Agung, Maha dalam segalanya yang tidak dibatasi oleh apapun – termasuk ruang/tempat, waktu, dll?Kemudian pada hari kiamat apakah ketiga pribadi tersebut tetap kekal?Esa adalah tidak membutuhkan apapun dalam melakukan aktifitas( berdasarkan pernyataan anda bahwa Maha dalam segalanya yang tidak dibatasi oleh apapun…).Dan hakikat Tuhan (bebas ruang dan waktu) yang melekat pada Yesus dapat ternodai dari kehidupan yang Yesus jalani seperti makan,minum,bergerak dan semacamnya.
2.Ketiga Pribadi ini berbeda secara real satu sama lain, yaitu di dalam hal hubungan asalnya: yaitu Allah Bapa yang ‘melahirkan’, Allah Putera yang dilahirkan, Roh Kudus yang dihembuskan.
Kami menarik kesimpulan bahwa konsep tersebut memiliki arti :
Bapa mengawali,lalu ada Putera kemudian Roh Kudus dengan kesimpulan bahwa Putera dan Roh
Kudus tidak dapat dikenai hukum kekal karena ada yang mengawali yaitu Bapa.Putera ada karena Bapa menjelma dengan Roh Kudus sebagai media perantara.Dari sisi lain sebetulnya Bapa dapat langsung menjelma tanpa melibatkan Roh Kudus.Saya tunggu penjelasannya…………….
Mengenai nubuat yang dilakukan Yesus kami kira ada yang lebih hebat dari yang diberitakan karena jika kehebatan menjadi tolok ukur syarat dituhankan adalah Yakub yang lebih pantas menjadi Tuhan.Bukankah demikian?
semoga tuhan memberi petunjuk pada seluruh pengelola situs ini.
salam
Shalom Osamah,
Terima kasih atas tanggapannya. Kalau anda ingin berdiskusi tentang Trinitas, silakan membaca artikel berikut tentang Trinitas terlebih dahulu di sini – silakan klik. Dengan membaca artikel tersebut, mungkin anda akan dapat memperoleh informasi yang lebih tentang Trinitas. Berikut ini adalah jawaban yang dapat berikan terhadap pertanyaan dan pernyataan anda.
1. Anda mengatakan “Apakah Tuhan membutuhkan kegiatan tersebut?Sedangkan anda meyakini bahwa bahwa Tuhan adalah Maha Esa, Maha Agung, Maha dalam segalanya yang tidak dibatasi oleh apapun – termasuk ruang/tempat, waktu, dll?Kemudian pada hari kiamat apakah ketiga pribadi tersebut tetap kekal?Esa adalah tidak membutuhkan apapun dalam melakukan aktifitas( berdasarkan pernyataan anda bahwa Maha dalam segalanya yang tidak dibatasi oleh apapun…).Dan hakikat Tuhan (bebas ruang dan waktu) yang melekat pada Yesus dapat ternodai dari kehidupan yang Yesus jalani seperti makan,minum,bergerak dan semacamnya.“
a. Kalau anda bertanya, apakah Tuhan membutuhkan kegiatan saling mengasihi, maka jawabannya adalah kegiatan tersebut merupakan konsekuensi logis dari kodrat Allah, yang adalah maha kasih. Dalam artikel tentang Trinitas, dijelaskan argumentasi dari definisi kasih sebagai berikut:
Seperti telah disebutkan di atas, kasih tidak mungkin berdiri sendiri, namun melibatkan dua belah pihak. Sebagai contoh, kasih suami istri, melibatkan kedua belah pihak, maka disebut sebagai “saling” mengasihi. Kalau Tuhan adalah kasih yang paling sempurna, maka tidak mungkin Tuhan tidak melibatkan pihak lain yang dapat menjadi saluran kasih-Nya dan juga dapat membalas kasih-Nya dengan derajat yang sama. Jadi Tuhan itu harus satu, namun bukan Tuhan betul- betul sendirian. Jika tidak demikian, maka Tuhan tidak mungkin dapat menyalurkan dan menerima kasih yang sejati.
Orang mungkin berargumentasi bahwa Tuhan bisa saja satu dan sendirian dan Dia dapat menyalurkan kasih-Nya dan menerima balasan kasih dari manusia. Namun, secara logis, hal ini tidaklah mungkin, karena Tuhan Sang Kasih Ilahi tidak mungkin tergantung pada manusia yang kasihnya tidak sempurna, dan kasih manusia tidak berarti jika dibandingkan dengan kasih Tuhan. Dengan demikian, sangatlah masuk di akal, jika Tuhan mempunyai “kehidupan batin,” di mana Dia dapat memberikan kasih sempurna dan juga menerima kembali kasih yang sempurna. Jadi, dalam kehidupan batin Allah inilah Yesus Kristus berada sebagai Allah Putera, yang dapat memberikan derajat kasih yang sama dengan Allah Bapa. Hubungan antara Allah Bapa dan Allah Putera adalah hubungan kasih yang kekal, sempurna, dan tak terbatas. Kasih ini membuahkan Roh Kudus.[18] Dengan hubungan kasih yang sempurna tesebut kita mengenal Allah yang pada hakekatnya adalah KASIH. Kesempurnaan kasih Allah ini ditunjukkan dengan kerelaan Yesus untuk menyerahkan nyawa-Nya demi kasih-Nya kepada Allah Bapa dan kepada kita. Yesus memberikan Diri-Nya sendiri demi keselamatan kita,[19] agar kita dapat mengambil bagian dalam kehidupan-Nya oleh kuasa Roh-Nya yaitu Roh Kudus.
b. Bahwa Tuhan itu esa dan maha dalam segalanya, umat Kristen juga percaya akan hal ini. Dan hal ini telah kami tuliskan dalam artikel “Bagaimana membuktikan bahwa Tuhan itu ada” di sini – silakan klik.
c. Yang sering dipermasalahkan oleh umat Muslim adalah, mengapa umat Kristen percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, dan dengan menjadi manusia, maka Tuhan mengkontradiksi diri-Nya. Namun, kalau kita melihat prinsip non-contradiction – yang mengatakan “sesuatu tidak dapat menjadi atau tidak menjadi pada saat yang sama dan dengan cara yang sama” – maka dengan Tuhan mengambil kodrat manusia, maka tidaklah bertentangan, karena dengan Yesus menjadi manusia tidaklah membuat Dia berhenti menjadi Tuhan. Kalau Tuhan berhenti menjadi Tuhan, barulah bertentangan, karena Tuhan yang kekal, tidak mungkin berhenti menjadi Tuhan.
2. Anda mengatakan “Ketiga Pribadi ini berbeda secara real satu sama lain, yaitu di dalam hal hubungan asalnya: yaitu Allah Bapa yang ‘melahirkan’, Allah Putera yang dilahirkan, Roh Kudus yang dihembuskan.
Kami menarik kesimpulan bahwa konsep tersebut memiliki arti :
Bapa mengawali,lalu ada Putera kemudian Roh Kudus dengan kesimpulan bahwa Putera dan Roh Kudus tidak dapat dikenai hukum kekal karena ada yang mengawali yaitu Bapa.Putera ada karena Bapa menjelma dengan Roh Kudus sebagai media perantara.Dari sisi lain sebetulnya Bapa dapat langsung menjelma tanpa melibatkan Roh Kudus.Saya tunggu penjelasannya…………….“
a. Yang menjadi masalah dari pernyataan anda “Bapa mengawali,lalu ada Putera kemudian Roh Kudus dengan kesimpulan bahwa Putera dan Roh Kudus tidak dapat dikenai hukum kekal karena ada yang mengawali yaitu Bapa” adalah anda menganggap bahwa operasi generation dan procession dilakukan di dalam waktu. Namun, umat Kristen percaya bahwa proses generation (dari Allah Putera) dan procession (dari Allah Roh Kudus) dilakukan tidak dalam waktu dan adalah kekal. Kekekalan dari proses ini karena berhubungan dengan kodrat Allah yang memang adalah kekal. Kegiatan sesuatu yang bersifat materi (seperti manusia) senantiasa dibatasi oleh waktu. Namun, kegiatan sesuatu yang bersifat spiritual dilakukan di luar waktu dan tempat. Kita dapat melihat dari contoh yang sederhana bahwa manusia (yang mempunyai jiwa spiritual) dapat mengingat kembali kebahagiaan yang dialaminya di setiap waktu dan di segala tempat.
b. Umat Kristen mempercayai adanya ketiga pribadi ini bukan berdasarkan pemikiran sendiri, namun berdasarkan wahyu Allah yang tertulis di dalam Alkitab. Tanpa wahyu Allah, maka tidak mungkin manusia dapat mengetahui kehidupan pribadi Allah (dalam Trinitas). Dengan demikian, pernyataan “keharusan” yang anda ungkapkan adalah tidak tepat, karena tidak ada yang dapat mengharuskan Allah. Umat Kristen hanya menerima wahyu Allah ini dan kemudian mencoba memaparkannya bahwa Allah Trinitas tidaklah bertentangan dengan akal budi, sehingga digunakan argument of fittingness, seperti yang coba kami paparkan di artikel tentang Trinitas di sini – silakan klik.
Akhirnya anda menyimpulkan “Mengenai nubuat yang dilakukan Yesus kami kira ada yang lebih hebat dari yang diberitakan karena jika kehebatan menjadi tolok ukur syarat dituhankan adalah Yakub yang lebih pantas menjadi Tuhan.Bukankah demikian?
semoga tuhan memberi petunjuk pada seluruh pengelola situs ini.“
a. Umat Kristen tidak mempercayai Kristus sebagai Tuhan karena hanya kehebatan-Nya dalam bernubuat. Umat Kristen mempercayai Kristus sebagai Tuhan, karena Dia telah membuktikan Diri-Nya sebagai Tuhan dalam berbagai kesempatan dengan cara yang berbeda-beda, yang dipaparkan dalam salah satu artikel tentang Kristologi di sini – silakan klik.
1) Pertama-tama, ketika berusia 12 tahun dan Ia diketemukan di Bait Allah, Yesus mengatakan bahwa bait Allah adalah Rumah Bapa-Nya (lih. Luk 2:49). Dengan demikian, Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Putera Allah.
2) Pernyataan ini ditegaskan kembali oleh Allah Bapa pada saat Pembaptisan Yesus, saat terdengar suara dari langit, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nya Aku berkenan.”(Luk 3:22).
3) Yesus adalah Tuhan yang mengatasi para malaikat. Setelah Dia mengatasi cobaan Iblis di padang gurun, para malaikat- pun datang melayani Dia (lih. Mat 3:11).
4) Pada saat Yesus memulai pengajaranNya, terutama dalam Khotbah di Bukit (Delapan Sabda Bahagia), Ia berbicara di dalam nama-Nya sendiri, untuk menyatakan otoritas yang dimiliki-Nya (Mat 5:1-dst). Ini membuktikan bahwa Ia lebih tinggi dari Musa dan para nabi[6], sebab Musa berbicara dalam nama Tuhan (lih. Kel 19:7) ketika Ia memberikan hukum Sepuluh Perintah Allah; tetapi Yesus memberikan hukum dalam nama-Nya sendiri, “Aku berkata kepadamu….” Hal ini tertera sedikitnya 12 kali di dalam pengajaran Yesus di Mat 5 dan 6, dan dengan demikian Ia menegaskan DiriNya sebagai Pemberi Hukum Ilahi (the Divine Legislator) itu sendiri, yaitu Allah. Demikian pula dengan perkataan “Amen, amen…”, pada awal ajaranNya, Yesus menegaskan segala yang akan diucapkan-Nya sebagai perintah; bukan seperti orang biasa yang mengatakan ‘amen’ diakhir doanya sebagai tanda ‘setuju’.
5) Jadi dengan demikian Yesus menyatakan bahwa Ia adalah Taurat Allah yang hidup, suatu peran yang sangat tinggi dan ilahi, sehingga menjadi batu sandungan bagi orang-orang Yahudi untuk mempercayai Yesus sebagai Sang Mesias. Hal ini dipegang oleh banyak orang Yahudi yang diceriterakan dengan begitu indah dalam buku Jesus of Nazareth, yaitu dalam percakapan imajiner seorang Rabi Yahudi dengan Rabi Neusner,[7] mengenai bagaimana mencapai kesempurnaan hidup. Kesempurnaan inilah yang dimaksudkan oleh Yesus ketika Ia berbicara dengan orang muda yang kaya, “Jika engkau mau sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan bagikanlah kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku” (Mat 19:21). “Aku” di sini hanya mungkin berarti Tuhan sendiri.
6) Yesus menyatakan DiriNya sebagai Seorang yang dinantikan oleh para Nabi sepanjang abad (lih. Mat 13:17). Ia juga berkata,“…supaya kamu menanggung akibat penumpahan darah orang yang tidak bersalah mulai dari Habel, … sampai Zakharia… semuanya ini akan ditanggungkan pada angkatan ini!” (Mat 23:34-36). Secara tidak langsung Ia mengatakan bahwa darah-Nya yang akan tertumpah dalam beberapa hari berikutnya merupakan rangkuman dari penumpahan darah orang yang tidak bersalah sepanjang segala abad.
7) Yesus sebagai Tuhan juga terlihat dengan jelas dari segala mukjizat yang dilakukan dalam nama-Nya sendiri, yang menunjukkan bahwa kebesaran-Nya mengatasi segala sesuatu. Yesus menghentikan badai (Mat 8: 26; Mrk 4:39-41) menyembuhkan penyakit (Mat 8:1-16, 9:18-38, 14:36, 15: 29-31), memperbanyak roti untuk ribuan orang (Mat 14: 13-20; Mrk 6:30-44; Luk 9: 10-17; Yoh 6:1-13), mengusir setan (Mat 8:28-34), mengampuni dosa (Luk5:24; 7:48), dan membangkitkan orang mati (Luk 7:14; Yoh 11:39-44). Di atas semuanya itu, mukjizat-Nya yang terbesar adalah: Kebangkitan-Nya sendiri dari mati (Mat 28:9-10; Luk 24:5-7,34,36; Mrk 16:9; Yoh 20:11-29; 21:1-19).
8) Pada saat Ia menyembuhkan orang yang lumpuh, Yesus menyatakan bahwa Ia memiliki kuasa untuk mengampuni dosa (Mat 9:2-8; Luk5:24), sehingga dengan demikian Ia menyatakan DiriNya sebagai Tuhan sebab hanya Tuhan yang dapat mengampuni dosa.
9) Pada beberapa kesempatan, Yesus menyembuhkan para orang sakit pada hari Sabat, yang menimbulkan kedengkian orang-orang Yahudi. Namun dengan demikian, Yesus bermaksud untuk menyatakan bahwa Ia adalah lebih tinggi daripada hari Sabat (lih. Mat 12:8; Mrk 3:1-6).
10) Yesus juga menyatakan Diri-Nya lebih tinggi dari nabi Yunus, Raja Salomo dan Bait Allah (lih. Mt 12:41-42; 12:6). Ini hanya dapat berarti bahwa Yesus adalah Allah, kepada siapa hari Sabat diadakan, dan untuk siapa Bait Allah dibangun.
11) Yesus menyatakan Diri-Nya sebagai Tuhan, dengan berkata “Aku adalah… (I am)” yang mengacu pada perkataan Allah kepada nabi Musa pada semak yang berapi, “Aku adalah Aku, I am who I am” (lih. Kel 3:14):
a) Pada Injil Yohanes, Yesus mengatakan “Aku adalah….” sebanyak tujuh kali: Yesus menyatakan Dirinya sebagai Roti Hidup yang turun dari Surga (Yoh 6:35), Terang Dunia (Yoh 8:12), Pintu yang melaluinya orang diselamatkan (Yoh 10:9), Gembala yang Baik yang menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya (Yoh 10:10), Kebangkitan dan Hidup (Yoh 11:25), Jalan, Kebenaran, dan Hidup (Yoh 14:6), Pokok Anggur yang benar (Yoh 15:1).
b) Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber air hidup yang akan menjadi mata air di dalam diri manusia, yang terus memancar sampai ke hidup yang kekal (Yoh 4:14). Dengan demikian Yesus menyatakan diri-Nya sebagai sumber rahmat; hal ini tidak mungkin jika Yesus bukan Tuhan, sebab manusia biasa tidak mungkin dapat menyatakan diri sebagai sumber rahmat bagi semua orang.
c) Yesus menyatakan, “Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh 14:6); dan dengan demikian Ia menempatkan diri sebagai Pengantara yang mutlak bagi seseorang untuk sampai kepada Allah Bapa.
d) Ia menyatakan bahwa “… kamu akan mati dalam dosamu… jika kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia” (Yoh 8:24) yang datang dari Bapa di surga (lih. Yoh 21-29).
e) Yesus mengatakan, “Aku ini (It is I)…”, pada saat Ia berjalan di atas air (Yoh 6:20) dan meredakan badai.
f) Ketika Yesus diadili di hadapan orang Farisi, dan mereka mempertanyakan apakah Ia adalah Mesias Putera Allah, Yesus mengatakan, “Kamu sendiri mengatakan, bahwa Akulah Anak Allah.”[8] h) Mungkin yang paling jelas adalah pada saat Yesus menyatakan keberadaan DiriNya sebelum Abraham, “…sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” (Yoh 8:58)
12) Dengan demikian, Yesus menyatakan DiriNya sudah ada sebelum segala sesuatunya dijadikan. Dan ini hanya mungkin jika Yesus sungguh-sungguh Tuhan. Mengenai keberadaan Yesus sejak awal mula dunia dinyatakan oleh Yesus sendiri di dalam doa-Nya sebelum sengsara-Nya, “Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada.” (Yoh 17:5)
13) Dengan keberadaan Yesus yang mengatasi segala sesuatu, dan atas semua manusia, maka Ia mensyaratkan kesetiaan agar diberikan kepadaNya dari semua orang. “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari Aku, ia tidak layak bagi-Ku” (Mat 10:37). Ia kemudian berkata bahwa apa yang kita lakukan terhadap saudara kita yang paling hina, itu kita lakukan terhadap Dia (lih. 25:40). Ini hanya dapat terjadi kalau Yesus adalah Tuhan yang mengatasi semua orang, sehingga Dia dapat hadir di dalam diri setiap orang, dan Ia layak dihormati di atas semua orang, bahkan di atas orang tua kita sendiri.
14) Yesus menghendaki kita percaya kepada-Nya seperti kita percaya kepada Allah (lih. Yoh 14:1), dan Ia menjanjikan tempat di surga bagi kita yang percaya. Dengan demikian Ia menyatakan diriNya sebagai yang setara dengan Allah Bapa, “Siapa yang melihat Aku, melihat Bapa, (Yoh 14:9), Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa (Yoh 10:38). Tidak ada seorangpun yang mengenal Anak selain Bapa, dan mengenal Bapa selain Anak (lih. Mat 11:27). Yesus juga menyatakan DiriNya di dalam kesatuan dengan Allah Bapa saat mendoakan para muridNya dan semua orang percaya, ”… agar mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau…” (Yoh 17:21). Ini hanya mungkin jika Ia sungguh-sungguh Tuhan. Pernyataan Yesus ini berbeda dengan para pemimpin agama lain, seperti Muhammad dan Buddha, sebab mereka tidak pernah menyatakan diri mereka sendiri sebagai Tuhan.
15) Ketika Yesus menampakkan diri kepada para murid setelah kebangkitan-Nya, Thomas, Rasul yang awalnya tidak percaya menyaksikan sendiri bahwa Yesus sungguh hidup dan ia berkata, “Ya Tuhanku dan Allahku”. Mendengar hal ini, Yesus tidak menyanggahnya (ini menunjukkan bahwa Ia sungguh Allah), melainkan Ia menegaskan pernyataan ini dengan seruanNya agar kita percaya kepadaNya meskipun kita tidak melihat Dia (Yoh 20: 28-29).
16) Yesus menyatakan Diri sebagai Tuhan, dengan menyatakan diriNya sebagai Anak Manusia, yang akan menghakimi semua manusia pada akhir jaman (lih. Mat 24:30-31), sebab segala kuasa di Surga dan di dunia telah diberikan kepada-Nya, seperti yang dikatakanNya sebelum Ia naik ke surga, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus…” (Mat 28:18). Dengan demikian, Yesus menyatakan diriNya sebagai Pribadi Kedua di dalam Allah Tritunggal Maha Kudus, dan dengan kuasaNya sebagai Allah ini maka ia akan menghakimi semua manusia di akhir dunia nanti, seperti yang dinubuatkan oleh nabi Daniel (Dan 7:13-14). Yesus tidak mungkin membuat pernyataan sedemikian, jika Ia bukan sungguh-sungguh Tuhan.
b. Kemudian, umat Kristen mempercayai bahwa Yesus adalah Tuhan, dengan alasan dari motive of credibility, yang dipaparkan di artikel mengapa orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah Tuhan di sini – silakan klik.
Motif 1 – Nubuat
Motif pertama adalah nubuat atau diberitakan sebelumnya. Kedatangan Tuhan sudah dinubuatkan beribu-ribu tahun sebelum Yesus datang, dengan melalui persiapan yang panjang.[6] Adalah sangat logis, kalau kedatangan Yesus untuk misi keselamatan seluruh umat manusia dipersiapkan dengan matang, dengan tanda-tanda, sehingga orang tidak sampai salah mengerti. Kita bisa mengambil contoh: Kalau beberapa orang dalam tingkatan direktur pabrik mobil Toyota mengatakan bahwa 20 tahun lagi – semua produk mobil Toyota tidak akan menggunakan bensin, namun menggunakan tenaga surya, juga dapat bergerak dengan kecepatan 200 km/jam, ditambah dengan kemampuan yang lain – maka kita akan percaya, karena yang mengatakan adalah para pembuat mobil tersebut.
Kita dapat menerapkan prinsip ini pada hal persiapan Yesus datang ke dunia ini, yang sudah diberitakan beribu-ribu tahun sebelumnya. Bahkan Nabi Yesaya yang menulis kitab Yesaya sekitar 700 tahun sebelum kedatangan Yesus Kristus, dapat secara persis menggambarkan tentang Kristus yang menderita (Lih. Yes 53). Yesaya dapat menggambarkan secara persis apa yang akan dialami oleh Kristus, karena dia mendapatkan pengetahuan dari Tuhan sendiri. Dan bahwa di dalam sejarah, semua itu terpenuhi dalam diri Yesus, maka ini menjadi bukti akan kebenaran bahwa yang dinubuatkan adalah benar, yaitu Yesus sungguh- sungguh datang dari Tuhan dan Yesus adalah Tuhan.
Hal yang lain adalah Tuhan ingin memberitahu manusia tentang Mesias jauh hari sebelumnya, sehingga pada saatnya tiba, manusia akan dapat mengenali Mesias yang dijanjikan. Dan inilah yang membedakan antara Yesus dengan tokoh-tokoh dalam agama yang lain. Tokoh-tokoh dalam agama lain tidak pernah diberitakan sebelumnya, sebaliknya Yesus diberitakan secara konsisten dalam rangkaian waktu lebih dari 1500 tahun.
Motif 2 – Mukjizat
Motif ke-2 adalah mukjizat. Kita bisa melihat di dalam Alkitab, bahwa Yesus melakukan banyak sekali mukjizat, yang membuktikan bahwa Dia adalah Putera Allah, yang juga menjadi konfirmasi akan kebenaran semua pengajaran-Nya. Kita bisa menemukan bahwa Yesus menyembuhkan orang buta (Mat 9:27-31), orang bisu (Mat 9:32-35), orang tuli (Mk 7:31-37), orang lumpuh (Mat 9:1-8), bahkan membangkitkan orang mati (Yoh 11:1-46).
Yesus juga mengatakan bahwa “ …. tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa” (Yoh 10:37-38).
Di atas semua itu, mukjizat terpenting adalah kebangkitan Kristus (Mat 28:1-10; Mar 16:1-20; Luk 24:1-53; Yoh 20:1-29, 21:1-19; Kis 1:3; 1 Kor 15:17; 1 Kor 15:5-8). Mungkin ada banyak orang yang dapat melakukan mukjizat dan menyembuhkan penyakit-penyakit. Namun orang tersebut pada akhirnya meninggal dan tidak dapat bangkit dengan kekuatan sendiri. Namun Yesus menunjukkan bahwa Ia mempunyai kuasa di atas segalanya, termasuk kematian. Hanya Tuhan yang dapat melakukan hal ini.
Motif 3 – Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus
Keberadaan Gereja Katolik, Gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus sendiri menjadi bukti akan janji-Nya sebagai Allah untuk melidungi Gereja-Nya sampai akhir jaman (lih. Mat 16:18) di bawah kepemimpinan rasul Petrus dan juga penerusnya, yaitu para paus. Sudah begitu banyak percobaan yang dialami oleh Gereja Katolik, baik dari dalam Gereja maupun dari luar Gereja. Namun sesuai dengan janji Kristus, Gereja Katolik tetap bertahan dengan mengajarkan kebenaran yang penuh, ditandai dengan sifat: satu, kudus, katolik, dan apostolik. (lihat artikel: Gereja Tonggak Kebenaran dan Tanda Kasih Tuhan – Bagian 1 – silakan klik).
c. Oleh karena itu, silakan untuk membaca beberapa artikel tentang Kristologi di bawah ini:
Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.
d. Apa yang dimaksud dengan Yakub bergelut dengan Tuhan dapat dibaca di artikel berikut ini – silakan klik. Dan silakan membandingkan Yakub dengan apa argumentasi yang saya berikan di atas, sebagai contoh: Yakub tidak pernah mengampuni dosa atas namanya sendiri; kedatangan, kehidupan, penderitaan dan kematian Yakub tidak pernah dinubuatkan sebelumnya. Dengan demikian, maka argumentasi untuk membandingkan Yesus dengan Yakub tidaklah mempunyai argumentasi yang kuat.
Semoga diskusi ini dapat menuntun kita semua kepada kebenaran. Dan bagi umat Katolik, kebenaran hanya ada di dalam diri Kristus, karena Dia adalah jalan, kebenaran dan hidup (lih. Yoh 14:6).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
kalau memang tuhan esa kenapa mesti memiliki kepribadian yang di samakan dengan wujud ciptaanya berupa manusia (Yesus)…
bukankah manusia memiliki keterbatasan dalam semua hal,meskipun ada kelebihan di salah satu aspek kehidupannya.
sebagai contoh yesus di anggap juru selamat umat manusia,apakah dengan rela di salib sudah cukup memberi selamat kepada seluruh umat manusia?
kalau boleh bagaimana jika ada seseorang yang mengikuti langkahnya untuk menjadi juru selamat,apakah and bersedia menjadi pengikutnya?
Shalom Al-Syarif,
Terima kasih atas tanggapannya tentang kristologi. Kalau anda memang benar-benar ingin mengerti apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik, anda dapat membaca beberapa artikel kristologi berikut ini:
Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.
Pertanyaan anda tentang mengapa Yesus menjadi manusia, dapat dilihat di link di atas dan juga di artikel kesempurnaan rancangan keselamatan Allah di sini – silakan klik. Secara prinsip, Yesus datang ke dunia, mengambil rupa manusia dan mempunyai kodrat manusia untuk menyelamatkan manusia dari belenggu dosa. Ini adalah bentuk kasih, keadilan dan kesempurnaan rancangan keselamatan Allah. Dengan Inkarnasi, Allah yang maha besar kini menjadi Allah yang penuh kasih, Allah yang Imanuel atau Allah yang beserta kita. Dia juga mengajarkan jalan-jalan yang dikehendaki oleh Allah dan menuntun manusia kepada keselamatan, karena Dia sendiri adalah Allah. Namun, walaupun Yesus mempunyai kodrat manusia, namun dalam diri yang sama, Yesus juga mempunyai kodrat Allah. Cobalah membaca beberapa link di atas.
Apakah dengan rela disalib maka Yesus dapat memberikan keselamatan bagi umat manusia? Ya, karena dengan salib-Nya, maka Dia menyambung kembali hubungan yang terputus antara Allah dengan manusia. Mengapa? Karena kehormatan dari yang disalibkan (Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia) dan karena dilakukan dengan kasih yang sempurna. Dari sini rahmat demi rahmat mengalir. Dengan demikian, manusia mendapatkan rahmat pengampunan, mempunyai kekuatan untuk hidup kudus, yang akhirnya mengantarnya pada keselamatan abadi. Kalau sampai ada orang yang tidak bekerjasama dengan rahmat yang mengalir dari salib, maka itu adalah kesalahannya sendiri. Namun, Yesus telah membuka pintu keselamatan bagi seluruh umat manusia, termasuk saya dan anda.
Kalau ada orang yang mengikuti langkah Yesus untuk menjadi juru selamat, maka sebelum mengikutinya, tanyakan terlebih dahulu hal berikut ini:
1. Apakah dia diwartakan sebelumnya, seperti kedatangannya, kematiannya, dikandung dari siapa, di mana tempat lahirnya, dll. Semua hal-hal tersebut telah diwartakan oleh nabi Yesaya dan Mikah 500 tahun sebelum kedatangan Kristus, sehingga manusia tidak salah untuk mengenali Sang Mesias.
2. Apakah dia dapat mengampuni dosa, tidak berdosa, mengajar dengan kuasa, membangkitkan orang mati, bangkit dari antara orang mati, datang lagi untuk menghakimi orang hidup dan mati.
3. Apakah murid-muridnya masih berkarya terus, sampai saat ini, dengan kesatuan doktrin / pengajaran, seperti yang terjadi dengan Gereja Katolik?
Dan keterangan lebih lanjut silakan membaca di link-link yang saya berikan. Semoga dengan membaca beberapa link tersebut anda dapat melihat bahwa percaya bahwa Yesus Tuhan mempunyai dasar yang kuat dan bukan hanya asal percaya. Semoga hal ini dapat diterima dengan baik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Selamat Siang,
Ada teman yang bertanya Siapa yang menciptakan TUHAN ?
awal mula manusia di ciptakan oleh TUHAN.
manusia yang pertama adalah Adam { Adama = Manusia }.
Langit dan Bumi di cipta kan oleh TUHAN.
bumi menurut ahli dulu ada BIG Bung…atau apalah.
kemudia kalau begitu awal mula dari TUHAN sendiri itu apa ?
teman itu bertanya Siapa atau bagaimana awal mula dari TUHAN itu…kan..semuanya ada awalnya.
mohon bantuan memberi penjelasannya.
terima kasih
teriring salam bahagia dan sejahtera
16 Nopember 2009
hendro
Shalom Hendro,
Terima kasih atas pertanyaannya. Pertanyaan siapa yang menciptakan Tuhan adalah pertanyaan yang mempunyai “premise” yang salah, karena anggapan awalnya adalah Tuhan ada yang menciptakan. Mungkin ada baiknya diskusinya dimulai dari apakah Tuhan itu ada. Untuk itu, silakan melihat artikel ini (silakan klik). Semoga artikel tersebut dapat membantu untuk menjawab mengapa kita percaya akan adanya Tuhan, Tuhan yang satu, Tuhan yang tidak mempunyai awal dan akhir. Kalau Tuhan diciptakan (mempunyai awal) berarti Dia bukan Tuhan. Pembuktian dari artikel tersebut, bahwa Tuhan adalah unmoved mover (pembuktian 1) dan uncaused cause (pembuktian 2) mungkin dapat menerangkan konsep tentang Tuhan. Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Selamat Pagi Pak Stefanus Tay,
Terima KASIH atas penjelasannya.
Salam Bahagia & Sejahtera
17 Nopember 2009
hendro
Dear Stefanus
Anda sebutkan pembuktian Tuhan yg pertama adalah Unmoved Mover sedangkan akhir hidup Yesus justru digerakkan oleh orang romawi, jadi bagaimana anda menjelaskan ini?
Shalom Curioser,
Terima kasih atas pertanyaan anda tentang Tuhan yang adalah Unmoved Mover, yang telah tertulis di dalam artikel bagaimana membuktikan Tuhan itu ada di sini – silakan klik. Pertanyaannya adalah mengapa Yesus digerakkan oleh orang Romawi? Artikel pertama adalah untuk membuktikan bahwa Tuhan itu ada dan Tuhan adalah satu. Pertanyaannya adalah, Tuhan yang seperti apakah itu? Dalam beberapa artikel kristologi di bawah ini, kami mencoba menjabarkan bahwa Allah yang adalah Unmoved Mover masuk ke dalam sejarah manusia, mengambil kodrat manusia, tanpa kehilangan sifat ke-Allahan-Nya.
Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia, karena Yesus sungguh Allah dan sungguh manusia.
Dengan demikian, untuk menjelaskan kodrat Allah yang unmoved mover dan Yesus yang digerakkan oleh tentara Romawi adalah terletak pada kodrat Yesus, yang sungguh Allah dan sungguh manusia. Karena Yesus mengambil kodrat manusia, yang terdiri dari tubuh dan jiwa, maka Yesus sama seperti manusia yang lain, yang dapat digerakkan oleh yang lain. Namun, dalam kodrat-Nya sebagai Allah, maka Dia tidak dapat digerakkan oleh apapun juga, karena Dia adalah Unmoved Mover. Semoga jawaban ini dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam sejahtera buat pengasuh Katolisiats..
Apakah didalam Alkitab ada disebutkan kata ” Allah Tritunggal ” karna di dalam alkitab hanya disebutkan Bapa, Anak (putra), Roh kudus, penggunaan kata “Allah” apakah benar hanya ada di Indonesia saja karna adanya kekeliruan menerjemahkan kata “God” dan “Lord”. Benarkah kata “Allah” itu menurut yang saya baca adalah dewa yang mengairi bumi sedangkan dalam bahasa arab sendiri , Tuhan adalah Allahun, jadi kalau kita umat Katolik menyebutkan Yesus Tuhan Allahku adalah salah karna Yesus adalah Tuhan bukan Allah yang dewa ?, Mohon pencerahannya, Selamat berkerja. Tuhan Yesus selalu menyertai kita semua.
Shalom Yoseph,
Penggunaan Allah Tritunggal adalah disebabkan karena Allah mewahyukan Diri-Nya melalui Kristus sebagai kesatuan Tiga Pribadi yaitu Allah Bapa, Allah Putera dan Roh Kudus. Dan ini diajarkan oleh Kristus sendiri dan para rasul. Silakan membaca artikel Allah Trinitas di sini, silakan klik.
Sedangkan tentang sebutan Allah dan Tuhan, sudah pernah dijawab di sini (silakan klik), dan di sini (silakan klik).
Dengan pengertian seperti yang telah disebutkan dalam link di atas, maka tepatlah untuk meneyebut Yesus sebagai Tuhan dan Allah, karena kata Allah di sini tidak sama dengan dewa.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
salam sejahtera eva mau tanya fungsi ALLAH tritungal dimana
jd dapat sebenarnya keALLAHANan ALLAH itu terletak dimana
Shalom Eva Magdalena,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang Trinitas. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Trinitas, silakan membaca artikel ini (silakan klik) dan juga tanya jawab ini (silakan klik). Semoga dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Shalom katolisitas.org,
Saya ingin bertanya soal trinitas apakah bisa dikatakan bahwa Yesus itulah Bapa sendiri??
Salam Damai Kristus Tuhan,
Leon.
Shalom Leon,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang Trinitas. Memang sulit untuk menjabarkan dan membayangkan Trinitas, Satu Tuhan dalam Tiga Pribadi. Walaupun Tuhan itu satu, namun terdiri dari tiga pribadi. Oleh karena itu, “appropriation” dapat membantu kita untuk mengerti masing-masing pribadi dengan baik. Kita tidak dapat mengatakan bahwa Yesus adalah Bapa sendiri, sehingga menghilangkan dimensi pribadi dari masing-masing pribadi dalam Trinitas. Namun kita dapat mengatakan bahwa Yesus dan Bapa (bersama dengan Roh Kudus) adalah satu dalam kesatuan Tritunggal Maha Kudus. Intinya adalah kita tidak dapat menyatukan tiga pribadi , sehingga menghilangkan masing-masing pribadi dalam Trinitas atau sebaliknya kita tidak dapat menekankan masing-masing pribadi sehingga menghilangkan hakekat Tuhan yang satu. Untuk memahami lebih baik tentang konsep Trinitas, Leon dapat membaca artikel tentang Trinitas di sini (silakan klik). Semoga dapat membantu. Kalau masih ada pertanyaan setelah membaca artikel tersebut, silakan untuk bertanya kembali. Mintalah juga rahmat pengertian dan kebijaksanaan dari Roh Kudus, sehingga Leon dapat mengerti hal ini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Salam damai Kristus
Sampai sekarang saya sulit mengerti mengapa harus ada malaikat yang begitu banyak jumlahnya dan memiliki tugas yang berbeda-beda. Tidak cukupkah Tuhan atas kuasaNya menyelesaikan semua urusan/pekerjaan itu ?
Mengapa ada banyak devosi ? Devosi manakah yang paling bagus/afdol ? Bolehkah umat selama satu waktu (bersamaan) melakukan sembayang devosi untuk berbagai macam devosi ?
Apakah penggenapan Tuhan Yesus atas hukum-hukum sebelumnya (semacam Taurat dan lain-lain) dengan sendirinya mengurangi/menghapuskan hukum-hukum tersebut ?
Terima kasih
Salam damai Kristus,
albes sartono
Shalom Albes,
1. Keberadaan banyaknya malaikat sebenarnya bukan menjadi tanda bahwa Allah ‘kurang berkuasa’ untuk menyelesaikan karya-karya-Nya. Maksud Tuhan menciptakan banyak malaikat dan juga banyak umat manusia, adalah untuk membagikan kebaikan-Nya/ “to communicate His goodness“, karena hakekat dari kasih adalah memberi, dan Allah adalah Kasih (1 Yoh 4:8)
2. Devosi adalah cara berdoa yang dipakai oleh manusia untuk menyampaikan kasihnya kepada Tuhan. Maksudnya diadakan devosi adalah untuk menumbuhkan rasa kasih di hati kita kepada Tuhan. Oleh sebab itu devosi yang paling bagus/ afdol adalah devosi yang paling dapat kita hayati. Tiap-tiap orang dapat memilih devosi yang berbeda dengan yang dipilih oleh orang lain, dan tidak ada yang salah dalam hal ini. Sebab yang terpenting adalah devosi yang kita pilih itu membantu kita mengangkat hati untuk berdoa dan berkomunikasi dengan Allah.
Saya kurang memahami pertanyaan anda, “Bolehkah umat selama satu waktu (bersamaan) melakukan sembayang devosi untuk berbagai macam devosi ?” Apakah misalnya sehabis doa rosario, lalu diteruskan dengan litani hati kudus Yesus, lalu diteruskan dengan doa kerahiman ilahi? Jika maksudnya demikian, ya tentu saja tidak menjadi masalah, boleh saja.
3. Mengenai penggenapan hukum Taurat dalam diri Yesus sudah pernah dibahas dalam tanya jawab di sini, silakan klik. Silakan anda membaca uraian dalam tulisan tersebut, dan jika masih ada pertanyaan, silakan bertanya di sana.
Salam kasih dalam Kristus Yesus,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
1. tentang penciptaan alam semesta silahkan anda runut dari kejadian penciptaan,..dan silahkan bapak pertimbangkan dari segi ilmiah,.,.saya yakin anda paham,.,.karen sudah sampe luar negeri hehehehhe,,.sedang saya sekolah aja g lulus-lulus ini,,.hehehehehhe,..,.gak dink,.,.tapi masih kalah pintar lah dibandng anda,.,.,.,.
2. tentang ini sudah saya komentari di link tersebut,.,.,
3.ouw bukan imam,.,,.yayaya,.,terima kasih,.,.bapak,….
GBU
Shalom Glenn,
Kita sama-sama belajar, jadi tidak ada yang lebih pintar dari yang lain dan tidak berarti orang yang di luar negeri lebih pintar dari orang yang ada di Indonesia.
Untuk kisah perciptaan, saya ingin mendengar keberatan dari Glenn. Misal: di Kitab Kejadian dikatakan a), b), c), dll. Namun hal ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan, karena 1) , 2) , 3). Bagaimana Gereja Katolik menanggapi hal yang bertentangan ini?.
Dari argumentasi yang jelas seperti di atas, maka saya akan mencoba menjawabnya dengan lebih terfokus.
Terima kasih, dan Tuhan memberkati.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
1. tetntang penciptaan alam semesta tentu saja bertentangan dengan bigbang dan urutan penciptaan, sedangkan teori evolusi itu merupakan teorikaum ateis yang tidak menyetujui ada penciptaan sehingga saya tidak sepakat dengan teori evolusi karena saya sangat meyakini adanya Tuhan Yang Esa.,.,.,
2. – ini tanggapan saya tentang artikel ……”Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia”……” Untuk menjawab, kenapa orang Kristen percaya kepada Yesus, kita tidak bisa hanya mendasarkan argumen pada filosofi, karena keterbatasan dari pemikiran manusia. “.,.,.di sini dikatakan bahwa ada keterbatasan dari pemikiran manusia dengan kata lain bahwa perkataan manusia ada salahnya sedangkan proses pengangkatan yesus menjadi Tuhan serta konsep trinitas adalah melalui proses dan hasil pemikiran filosofis manusia melalui konsili nicea 300 tahuann setelah yesus wafat.
-” Yesus, Tuhan yang dilahirkan sebagai manusia, tidak dapat diterangkan dengan pemikiran manusia semata, namun harus digabungkan dengan iman “,.,.,.mungkin inilah yang membedakan antara teologi eropa dengan teologi pembebasan (amerika latin ), berdasarkan buku teologi pembebsan yang ditulis oleh ROMO FRANCIS, dalam buku tersebut dituliskan bahwa teologi pembebasan mempunyai fungsi untuk MEMPERTANYAKAN POKOK IMAN dan bukan MEMPERTAHANKAN SENTRAL IMAN, dengan kata lain dalam teologi pembebasan sejarah, logika serta ilmu pengetahuan masa lalu digunakan sebagai sebuah metode untuk merumuskan iman,,.,.,sedangkan dalam teologi eropa/tradisional iman digunakan untuk memahami sejarah, sehingga segala “unlogical think” akan menjadi maklum dalm pandangan iman dan iman tidak memiliki praksis pembebasan.,.,.,oleh sebab itu berdasarkan definisi dan pemahan tersebut hati nurani dan logika saya lebih setuju dengan pemahaman agama dalm titik tinjau pembebasan…
-” Kita dapat katakan bahwa Inkarnasi adalah satu misteri terbesar yang dilakukan oleh Tuhan. Misteri ini tidak dapat dipahami hanya dengan pemikiran manusia, karena ini menyangkut pikiran dan tindakan bebas yang dilakukan oleh Tuhan,.”,……..pertanyaannya ialah apakah Tuhan yang mengaugerahi kita dengan akal budi dan logika akan melarang kita untuk memahami akan keberdaanNya.,.,dengan menggunakan akal dan logika yang telah dianugrahkannya,.,.?????
sebenarnya ada bebrapa hal yang ingin saya sampaikan di sini,..,tapi berhubung saya keburu-buru,.,.mngkn laen,,.waktu teutama dengan histologis dari trinaitas itu sendiri.,.,.
terima kasih kepada pak stefanus,..,sebelumnya jika sy boleh tahu apa profeesi bapak imam kah,.,.??atau yang lain,.,.terima kasih.,.,.
senang saya berjumpa dan bisa sharing dengan bapak,.,.,dengan cukup demokratis dan terbuka.,.,
GBU
Shalom Glenn,
Terima kasih atas komentarnya.
1) Saya ingin mendapatkan penjelasan dan argumentasi dari Glenn, mengapat kisah penciptaan seperti yang disebutkan di dalam Alkitab tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan.
2) Point tentang hal ini telah dijawab di sini (silakan klik).
3) Saya sendiri bukan imam, namun seorang awam biasa.
Silakan untuk menyampaikan keberatan Glenn secara mendetail dan terstruktur, serta membaca link di atas. Kalau masih ada keberatan yang lain, silakan untuk mengajukannya lagi.
Senang juga berkenalan dengan Glenn. Semoga diskusi ini dapat membawa kita kepada kebenaran yang sejati.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
yah itulah katolik yang selalu mempertahankan inti iman tanpa pernah mempertanyakan inti iman,.,.,..
kenapa kita selalu memcoba mendefinisikan Tuhan menurut kita sendiri jika Yesus sendiritidak pernah merasa menjadi Tuhan.,lantas mengapa kita begitu,,,.ngotot menjadikannya Tuhan..,.,.,.,.
Shalom Glenn,
Terima kasih atas kunjungannya dan komentarnya di katolisitas.org. Glenn mengatakan "katolik yang selalu mempertahankan inti iman tanpa pernah mempertanyakan inti iman". Ada dua hal disini yang perlu dibahas, yaitu berkaitan dengan "mempertahankan inti iman" dan "mempertanyakan inti iman".
1) Glenn mengatakan bahwa Katolik tidak pernah mempertanyakan inti iman. Mempertanyakan berkaitan dengan akal, dimana akal mencoba mencari alasan mengapa hal itu terjadi, bagaimana itu terjadi, dll. Gereja Katolik percaya bahwa antara iman dan akal budi tidak saling bertentangan, karena keduanya berasal dari Tuhan. Jadi, kami mencoba menampilkan artikel-artikel dengan dasar dari Wahyu Ilahi dan juga dari sudut akal budi. Oleh karena itu, saya ingin mengusulkan agar Glenn dapat membaca beberapa artikel di bawah ini, yang memaparkan ajaran Katolik berkaitan dengan topik Kristologi dan Trinitas, sehinggga Glenn dapat melihat bahwa ajaran Gereja Katolik bukanlah suatu ajaran yang tidak masuk akal. Setelah membaca artikel tersebut, silakan untuk mempertanyakan kembali keberatan dari Glenn.
a) Tentang Yesus Kristus: Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia.
b) Tentang Trinitas: Trinitas, satu Tuhan dalam tiga pribadi.
c) Beberapa tanya jawab: Inkarnasi dan membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan , 9 pertanyaan kekristenan , 3 pertanyaan kekristenan.
2) Tentang mempertahankan iman: Seluruh umat beriman, kalau telah percaya bahwa iman yang diyakininya adalah "benar" – melalui pencarian kebenaran di atas kepentingan pribadi – maka dia harus mencoba dengan seluruh akal budi dan kekuatannya untuk mempertahankan iman yang diyakininya. Jadi, menurut hemat saya, adalah hal yang wajar, kalau Gereja Katolik juga mempertahankan iman kekatolikannya.
3) Gereja Katolik tidak pernah ngotot untuk menjadikan Yesus, Tuhan, namun sebaliknya – karena Yesus menyatakan Diri sebagai Tuhan, maka Gereja Katolik mempercayai bahwa Dia adalah Tuhan. Apakah kepercayaan ini adalah kepercayaan yang buta? tidak. Silakan membaca artikel-artikel tersebut di atas. Namun sebagai gambaran, Gereja Katolik percaya bahwa Yesus Tuhan dengan alasan-alasan berikut ini:
a) Kedatangan Yesus telah dinubuatkan oleh para nabi. Bukan hanya sekali, namun berkali-kali dalam kurun waktu 20 generasi. Hal ini membuktikan bahwa Allah mempersiapkan kedatangan-Nya sehingga kalau Dia datang, maka manusia akan mengenalinya. Untuk lengkapnya, silakan membaca artikel: Mengapa orang Kristen percaya bahwa Yesus Tuhan, dan juga Yesus yang dinubuatkan oleh para nabi.
b) Yesus melakukan banyak sekali Mukjijat, yang hanya Tuhan sendiri yang mampu melakukannya. Semasa hidup Kristus di dunia, kuasa Allah ditunjukkan di dalamNya dengan Ia melakukan banyak mukjizat-mukjizat, dari meredakan angin ribut, mengusir roh jahat, menyembuhkan orang sakit, sampai membangkitkan orang mati, termasuk juga kebangkitanNya sendiri dari kematian-Nya (Silakan membaca: Kristus yang kita imani= Yesus yang menurut sejarah).
c) Yesus mempercayakan umat-Nya kepada Gereja-Nya, yaitu Gereja Katolik.
Selanjutnya, kami meyakini bahwa Kristus datang untuk mendirikan Gereja yang dibentukNya sendiri untuk terus bertahan sampai akhir jaman, dan itu berada di dalam Gereja Katolik. Paus pemimpin Gereja ini dapat ditelusuri asalnya sampai kepada Petrus, Rasul Yesus Kristus. Hal ini juga merupakan sesuatu mukjizat tersendiri, sebab jika Gereja hanya ‘organisasi’ manusia, maka sudah sejak lama ia bubar/ tak bertahan. Untuk lengkapnya, silakan membaca: mengapa kita memilih Gereja Katolik.
Semoga keterangan di atas dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
1.”Gereja Katolik percaya bahwa antara iman dan akal budi tidak saling bertentangan”,.,.,.lantas bagaimana bila saling bertentangan seperti dalam penciptaan alam semesta, lantas mengapa dalam doa bapa kami yang benar2 merupakan ajaran Yesus Beliau tidak mengatasnamakan dirinya anak allah,.,,.,lantas mengapa dalam kitab suci perjanjian baru pun yesus juga memohon kepada Tuhan ALLah.,.,dll
2.Jawaban yang anda berikan tentunya berdasarkan ayat2 dalam perjanjian baru yang menguatkan pendapat anda,.,.yang ingin saya tanyakan bagaoman dengan ayat yang saling bertentangan dalam perjanjian baru.,.,sedangkan hakikat dati kitab suci ialah buatan tuhan, sehingga tidak mungkin tuhan dengan segala kemahaannya akan memberikan tuntunan yang saling bertolak bellakang antara satu sama lain atau membingungkan umatmya.,..,.
kalu saya mau tulis mungkin bakalan panjang,,,.,namun sy yakin anda pastu tahu maksud mpertanyaan saya,.,.
trims GBU
Glenn – akal budi
Shalom Glenn,
Terima kasih atas tanggapannya tentang iman dan akal budi. Mari kita membahasnya bersama-sama. Saya memang mengatakan bahwa iman dan akal budi tidak saling bertentangan, namun Glenn mengajukan keberatan-keberatan bahwa ada beberapa hal yang bertentangan. Mari kita membahasnya satu persatu:
1) Tentang penciptaan alam semesta: Sebelum saya menjawab tentang hal ini, saya ingin menanyakan kepada Glenn bagian mana dari kisah penciptaan yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan, sehingga diskusi dapat terfokus dan tidak melebar terlalu jauh. Apakah Glenn berkeberatan bahwa kisah penciptaan di Alkitab bertentangan dengan teori evolusi? Apakah kisah penciptaan dunia yang bertentangan dengan teori big bang? Apakah Glenn berkeberatan dengan definisi hari di dalam Kitab Suci? Apakah urutan waktu penciptaan? dll?
2) Yesus bukan Allah: Glenn mengatakan bahwa Yesus bukan Allah dengan alasan Yesus tidak pernah mengatakan bahwa Diri-Nya adalah Allah, seperti di dalam doa Bapa kami dan juga di dalam Perjanjian Baru, Yesus juga memohon kepada Allah, dll.
a) Tentang Yesus tidak pernah mengatakan bahwa Diri-Nya Allah. Saya tidak tahu apakah Glenn telah membaca beberapa link yang telah saya berikan sebelumnya, seperti yang saya sebutkan berikut ini:
1)Tentang Yesus Kristus: Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia. (silakan klik di masing-masing judul tersebut)
2) Tentang Trinitas: Trinitas, satu Tuhan dalam tiga pribadi. (silakan klik)
3) Beberapa tanya jawab: Inkarnasi dan membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan , 9 pertanyaan kekristenan , 3 pertanyaan kekristenan. (silakan klik)
Yesus memang tidak pernah mengatakan seperti yang diminta oleh Glenn atau oleh saudara yang lain, yang menuntut Yesus untuk mengatakan persis, kalimat berikut ini "Akulah Tuhan Allah-Mu, dan sembahlah Aku". Dalam artikel-artikel di atas saya telah mencoba memberikan begitu banyak argumentasi yang membuktikan bahwa Yesus Tuhan, walaupun tidak ada perkataan secara persis yang diminta oleh Glenn. Kalau dengan semua bukti-bukti di dalam artikel tersebut tetap tidak memuaskan dan Glenn tetap menuntut bahwa untuk menjadi Tuhan, Yesus harus mengatakan "Akulah Tuhan Allah-Mu, dan sembahlah Aku", maka saya ingin bertanya kepada Glenn dalam ilustrasi berikut ini:
“Tunjukkan kepada saya, bahwa Bill Gates adalah orang kaya. Kalau dia tidak pernah mengatakan bahwa dia orang kaya, saya tidak akan percaya bahwa dia orang kaya.” Pernyataan seperti ini tidak mendasar, karena kita dapat melihat buktinya bahwa Bill Gates mempunyai uang 58 milyar US$, yang kurang lebih sekitar 60% dari budget negara Indonesia tahun 2008. Organisasi amalnya mempunyai uang sekitar 32% dari total budget negara Indonesia selama satu tahun. Kalau kita tetap bersikeras bahwa Bill Gates tidak kaya, karena Bill Gates tidak pernah mengatakan bahwa dia kaya walaupun bukti-bukti di atas sudah menunjukkan bahwa Bill Gates orang yang sangat kaya, rasanya keberatan seperti itu kurang dapat dipertanggungjawabkan.
Atau contoh yang lain, seorang anak mengatakan “saya tidak percaya bahwa orang tua saya mencintai saya, karena mereka tidak pernah mengatakan bahwa mereka mencintai saya.” Namun orang tua dari anak itu, sebenarnya begitu memperhatikan, berlaku lemah lembut, selalu ada di samping anak itu kalau anak itu mengalami kesulitan, mencukupi semua kebutuhan anak itu, meluangkan waktu untuk bercanda, bercerita, dll.
Contoh yang mungkin lebih gamblang adalah seseorang yang bertanya kepada seorang suami dan mengatakan “Saya tidak akan percaya bahwa istri kamu adalah seorang wanita, karena dia tidak pernah mengatakan bahwa dia seorang wanita.” Tentu saja sang suami tidak terpengaruh, karena sang suami tahu persis bahwa istrinya adalah seorang wanita, karena istrinya telah melahirkan beberapa anak, dll.
Begitu mudah orang untuk mengatakan bahwa “saya kaya, saya mengasihi engkau”, namun belum tentu terbukti. Nah dalam hal ini, Tuhan kita yang menjelma menjadi manusia, telah menunjukkannya dalam segala perkataan dan juga dalam perbuatan, bahwa dia adalah Allah yang benar-benar mengasihi umat-Nya. Mana yang lebih besar tanda kasihnya antara kedua hal ini: “perkataan saya mengasihi engkau” atau “mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia”?
Jadi, dalam contoh-contoh di atas, dengan menggunakan logika yang sama, maka Glenn harus menolak untuk percaya bahwa Bill Gates adalah seorang yang kaya, walaupun ada begitu banyak bukti yang mendukung bahwa dia adalah orang yang sangat kaya. Ketidakpercayaan ini hanya karena "Bill Gates tidak pernah mengatakan secara persis dalam kalimat "Saya adalah orang kaya dan akuilah itu".
b) Kalau Yesus adalah Tuhan, mengapa Yesus berdoa? Silakan melihat jawaban saya di sini (silakan klik). Silakan membaca jawaban tersebut, dan kalau masih ada keberatan, silakan untuk menyampaikan keberatannya kepada kami.
3) Silakan untuk membaca argumentasi saya terlebih dahulu di atas. Memang benar, seperti yang dikatakan oleh Glenn, bahwa karena Alkitab adalah wahyu Ilahi, maka tidak mungkin saling bertentangan. Itulah sebabnya, Tuhan juga memberikan Gereja kepada manusia, sehingga melalui "Magisterium/ wewenangan mengajar Gereja", maka pesan yang ada di Alkitab tidak diartikan saling bertentangan. Kalau kita berbicara bertentangan untuk mengartikan ayat, silakan Glenn merefleksikan di dalam agama yang Glenn anut, apakah ada kemungkinan satu orang membaca suatu ayat dalam Kitab Suci yang Glenn percayai dan memperoleh kesimpulan yang berbeda dengan orang lain yang membaca ayat yang sama. Di dalam Gereja Katolik, Magisterium Gereja mempunyai kewenangan untuk mengartikan ayat-ayat yang "terlihat saling bertentangan" atau "menyangkut ajaran-ajaran pokok iman", sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh Kristus dapat terjaga kemurniannya.
Semoga uraian tersebut dapat menjawab keberatan Glenn. Semoga kita masing-masing dapat lebih mengasihi kebenaran. Di dalam agama Kristen, kebenaran hanya dapat ditemukan di dalam diri Yesus, yang mengatakan bahwa "Akulah Jalan, dan Kebenaran, dan Hidup" (Yoh 14:6).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Konsep atau Teori Trinitas ini baru muncul 350 tahun setelah Yesus wafat…yg menjadi pertanyaan saya adalah : darimana teori ini berasal ? Al-kitab kah atau hanya berasal dari DOKTRIN2 Gereja kah, yg d jadikan pedoman sebagai penguat iman ?
Dalam ayat mana pun d Al-kitab, Yesus tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan..tapi melainkan hanya lah utusan/rasul.
Kalau dalam diri Allah ada 3 pribadi, bukan kah ini akan memperlihatkan kelemahan Allah itu sendiri, manusia saja yang merupakan ciptaanNYA, cukup memiliki satu pribadi dalam menyelesaikan permasalahan2nya.
Lalu bagaimana jikalau nanti umat manusia jadi pindah ke planet mars ? Akan kah Allah itu menambah pribadinya menjadi 4 atau 5 ?
Shalom Sadaenk,
Terima kasih atas pertanyaan dan komentarnya.
1) Untuk menjawab pertanyaan tentang Trinitas dan kristologi, saya ingin menyarankan Sadaenk untuk membaca beberapa artikel berikut ini:
a) Tentang Yesus Kristus: Iman Katolik bersumber pada Allah Tritunggal dan berpusat pada Kristus, Allah yang menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan kita. Inkarnasi, Allah menjadi manusia, adalah perbuatan Tuhan yang terbesar, yang menunjukkan segala kesempurnaanNya: KebesaranNya, namun juga KasihNya yang menyertai kita. Penjelmaan Allah ini telah dinubuatkan oleh para nabi. Yesus Kristus yang kita imani sekarang adalah sungguh Yesus Tuhan yang ber-inkarnasi dan masuk ke dalam sejarah manusia.
b) Tentang Trinitas: Trinitas, satu Tuhan dalam tiga pribadi.
c) Beberapa tanya jawab: Inkarnasi dan membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan , 9 pertanyaan kekristenan , 3 pertanyaan kekristenan.
Setelah membaca beberapa artikel dan tanya jawab tersebut, silakan untuk bertanya kembali.
2) Tentang apakah dengan menjadi 3 pribadi memperlihatkan kelemahan Allah sendiri:
Memang hal ini adalah salah satu argumentasi yang digunakan untuk menentang Inkarnasi. Dimana dengan Yesus menjelma menjadi manusia, seolah-olah ini merendahkan derajat Allah. Namun di dalam artikel "Inkarnasi, Tuhan yang beserta kita" (silakan klik), saya mencoba membuktikan bahwa dengan Inkarnasi, maka Tuhan telah membuktikan bahwa selain Maha Besar, Tuhan juga Maha Kasih. Inti dari argumentasi tersebut adalah:
a) Tuhan ingin mengkomunikasikan kebaikan-Nya dengan cara yang paling agung dan mulia.
b) Inkarnasi adalah penyebab dan manifestasi dari kasih, pengampunan, keadilan, dan kebijaksanaan Tuhan.
c) Inkarnasi 1) membebaskan manusia dari belenggu dosa, 2) menegakkan kebaikan dan mengembalikan harkat dan jati diri manusia sebagai anak Allah, 3) memperkuat iman, pengharapan, dan kasih, 4) menyediakan jalan keselamatan dan bukan hanya perintah.
Jadi dengan Tuhan menyatakan diri sebagai satu Tuhan dalam tiga pribadi, sebenarnya manusia diajak untuk memasuki suatu misteri yang agung dan mulia. Kalau Tuhan tidak menyatakan misteri ini kepada manusia, maka manusia tidak akan mengetahuinya.
3) Sadaenk mempertanyakan, apakah Allah menambahkan pribadi-Nya jika manusia pindah ke planet Mars?
Saya terus terang tidak terlalu dapat mengikuti argumentasi ini, karena argumentasi ini seolah-olah mau mengatakan bahwa karya Tuhan hanya dibatasi di planet bumi. Bukankah kita bersama-sama mengaku bahwa Tuhan adalah Maha Esa, Maha Agung, Maha dalam segalanya yang tidak dibatasi oleh apapun – termasuk ruang/tempat, waktu, dll?
Mungkin pertanyaannya adalah: mengapa harus ada tiga pribadi dan bukan kurang atau lebih. Untuk pertanyaan ini, saya telah menjawabnya di artikel di atas (silakan klik).
Semoga Sadaenk dapat meluangkan waktu untuk membaca beberapa link di atas yang saya berikan. Nanti kalau masih ada keberatan yang lain, silakan untuk menyampaikannya kepada kami.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Salam sejahtera
Saya ingin tanya. mengapa di dalam Trinitas ada tiga pribadi Allah ?
Mengapa tidak 2 atau 4 pribadi dsb ?
Allah itu maha tahu dan maha kuasa, sebab itu satu Pribadi Allah saja sanggup melakukan semua pekerjaan dan rencanaNya. Lalu mengapa rencana Allah harus dilakukan oleh tiga pribadi, mengapa tidak cukup satu Pribadi Allah saja ?
Apakah melalui Trinitas maka manusia bisa masuk kedalam rahasia-rahasia dan rencana Allah ?
Machmud
[Dari admin: telah dijawab di artikel di atas]
Comments are closed.