Sesungguhnya doa dari setiap kita tidak ada yang ditolak oleh Tuhan. Maka kalau dikatakan bahwa “semua doa kita tidak mungkin ditolak oleh Kristus”, itu tidak otomatis mengatakan bahwa kita sejajar dengan Kristus. Allah selalu menerima doa setiap orang, namun tentang hal pengabulan doa, memang Tuhan yang menentukan, sesuai dengan kehendak-Nya, yang kadang tidak sama dengan kehendak orang yang berdoa.
Nah, tentang doa Bunda Maria [dan doa para orang kudus di surga], memang ada kekhususannya tersendiri, sebab mereka telah bersatu sepenuhnya dengan Allah dan menjadi sama seperti Dia (lih. 1 Yoh 3:2), sehingga kehendak mereka sama dengan kehendak Allah. Dengan demikian, maka Allah mengabulkan doa-doa mereka, sebab yang dimohonkan sesuai dengan kehendak-Nya. Bunda Maria dan para orang kudus itu dapat turut mendoakan kita, dan dengan demikian turut mendukung Perngantaraan Kristus kepada Allah Bapa, untuk mendatangkan yang terbaik demi keselamatan kita.
Maka bahwa kuasa doa Bunda Maria [dan para kudus di surga] sangat besar, itu sungguh terbukti. Sebab Kitab Suci mengajarkan, “Doa orang benar besar kuasanya” (Yak 5:16), dan ini tergenapi di dalam diri Bunda Maria [dan para kudus di surga] yang telah dibenarkan oleh Allah. Secara istimewa, Bunda Maria telah dipilih dan dikuduskan Allah sejak semua untuk menjadi ibu bagi Putera-Nya Yesus Kristus, yang taat setia kepada-Nya sampai akhir. Maka ia dibenarkan Allah, dan besarlah kuasa doanya. Namun besarnya kuasa doa Bunda Maria tidak menjadikannya sejajar dengan Allah, sebab pada dasarnya, yang mengabulkan doa manusia tetaplah Allah saja. Bunda Maria hanya turut menyampaikan doa permohonan kita, dan mempercayakan hal pengabulannya kepada Allah, sebagaimana yang dilakukannya dalam perjamuan perkawinan di Kana (lih. Yoh 2:1-11). Maka jika Allah mengabulkan doanya, itu adalah karena kebijaksanaan Allah.
Marilah kita menghormati kebijaksanaan-Nya itu, yang memang mengizinkan para orang kudus-Nya untuk turut mengambil bagian dalam karya keselamatan-Nya. Sebab demikianlah kehendak Allah, Ia berkarya di dalam diri manusia-manusia ciptaan-Nya, dalam keterbatasan mereka sebagai manusia, namun justru dalam kelemahan inilah kuasa Tuhan menjadi sempurna (lih. 2 Kor 12:9); sehingga tergenapilah kehendak-Nya: “Allah menjadi semua di dalam semua” (1Kor 15:28). Jadi dalam rencana keselamatan Allah itu, Pengantaraan Kristus juga melibatkan para anggota-Nya yang lain, sebagaimana Kepala melibatkan anggota-anggota Tubuh-Nya.
Selanjutnya tentang Pengantaraan Kristus yang bersifat inklusif, silakan klik di sini.
Menurut saya, berdoa kepada Maria ibu Yesus tidak bisa dibenarkan menurut Alkitab, mau diambil dari manapun ayat Alkitabnya. Saya setuju bahwa doa orang benar sangat besar kuasanya (Yak 5:16). Tapi ayat sebelum dan sesudahnya ada baiknya dibaca juga. Karena disitu jelas kepada siapa kita berdoa menurut Yakobus:
(15) Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni.
(17) Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.
Menurut Yakobus kita berdoa kepada Tuhan, bukan kepada yang lain atau orang orang kudus-Nya. Bahkan disini diberi contoh Elia yang notabene adalah Nabi tapi disebutkan manusia biasa seperti kita.
1 Yohanes 3: 2
(2) Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Silahkan juga dibaca ayat selanjutnya yang berkata
(3) Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Yang menaruh pengharapan kepada Kristus yang akan suci sama seperti Dia bukan pengharapan kepada orang kudus, nabi atau siapapun termasuk Maria
Saya terkejut membaca kalimat Ingrid Listiati yang akan saya kutip berikut ini :
Jawabannya sederhana, karena ia telah menjadi Bunda Kristus Putera Allah yang telah menyelamatkan umat manusia. Sebab melalui Bunda Marialah, kita memperoleh Juruselamat kita: Kristus Sang Putera Allah itu DAPAT menjelma menjadi manusia, dan kita dapat memperoleh keselamatan kekal.
Apakah sedemikian kecilnya kuasa Kristus sehingga tanpa Maria Ia tidak dapat menjelma manusia dan bahkan menyelamatkan manusia. Silahkan anda nilai apakah tuduhan orang orang diluar Katolik yang menyatakan bahwa umat Katolik terlalu mengagungkan Maria mengada-ada atau memang kebenaran.
Matius 3:9
Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!
Shalom RokokuDjarum,
Kami umat Katolik tidak berdoa kepada Bunda Maria agar ia mengabulkan doa-doa kami, melainkan agar ia mendoakan kami. Oleh karena itu, ayat Yak 5:16 menjadi relevan untuk dikutip, sebab Bunda Maria merupakan orang yang sudah jelas dibenarkan oleh Allah di Surga. Maka ayat sebelum dan sesudahnya yang Anda kutip itu, juga mendukung ajaran Gereja Katolik, bahwa Allah dapat mengabulkan doa-doa yang dipanjatkan oleh manusia biasa yang mendoakan sesamanya yang sakit, ataupun yang sedang membutuhkan bantuan. Contohnya adalah doa yang dipanjatkan oleh para penatua jemaat bagi kesembuhan jemaatnya, ataupun nabi Elia yang mendoakan bagi turunnya hujan bagi kelangsungan hidup sesamanya. Maka jika Allah mengindahkan permohonan doa para penatua itu dan para nabi, akan lebih lagi Ia mengindahkan doa dari Bunda Maria, yang sudah dipilih-Nya untuk mengandung, melahirkan dan membesarkan Kristus Yesus Putera-Nya.
Maka tentu saja, umat Katolik juga setuju jika Anda mengatakan bahwa kita berdoa kepada Tuhan. Memang demikian. Namun Allah sendiri mengajarkan melalui sabda-Nya bahwa Ia mengizinkan para orang-orang pilihan-Nya untuk mengambil peran sebagai pendoa syafaat bagi sesama mereka, dan dalam artian inilah umat Katolik memohon dukungan doa dari para orang kudus. Sebab semua orang yang percaya kepada Kristus, sesungguhnya dipanggil untuk menjadi rekan sekerja Allah (1Kor 3:9) untuk menyampaikan Kabar Gembira kepada segala bangsa. Dan kita semua yang percaya kepada Kristus, adalah orang-orang yang tetap hidup (lih. Yoh 11:25), sehingga peran sebagai pendoa syafaat itu tidak terputus oleh kematian. Maka para orang kudus itu hanya berperan sebagai pendoa syafaat, namun yang mengabulkan doa-doa ya tetap Allah.
Selanjutnya, Anda nampaknya terkejut membaca tulisan saya yang mengatakan demikian, “Sebab melalui Bunda Marialah, kita memperoleh Juruselamat kita: Kristus Sang Putera Allah itu DAPAT menjelma menjadi manusia, dan kita dapat memperoleh keselamatan kekal.”
Lalu Anda mengatakan: “Apakah sedemikian kecilnya kuasa Kristus sehingga tanpa Maria Ia tidak dapat menjelma manusia dan bahkan menyelamatkan manusia. Silahkan anda nilai apakah tuduhan orang orang diluar Katolik yang menyatakan bahwa umat Katolik terlalu mengagungkan Maria mengada-ada atau memang kebenaran.”
Sejujurnya, tidak ada yang mengatakan kuasa Kristus itu kecil di sini, selain dari anggapan Anda sendiri terhadap kami umat Katolik. Sebab memang Allah dapat saja, jika Ia berkehendak, untuk menjelma menjadi manusia tanpa peran serta Bunda Maria. Tetapi memang kenyataannya bukan ini yang dipilih Allah. Sebab nyatanya Allah melibatkan kehendak bebas Bunda Maria, sebelum Ia memutuskan untuk mengambil rupa manusia di dalam rahim Maria. Dengan demikian dapat digenapi nubuatan akan Tuhan Yesus sebagai Sang Juruselamat, Sang Adam yang baru (lih. Rom 5:12-21)- yang memutuskan ikatan dosa Adam dan Hawa yang telah diturunkan kepada umat manusia. Untuk memutuskan ikatan dosa asal yang melibatkan ketidaktaatan seorang wanita (Hawa), Allah berkehendak melibatkan ketaatan seorang wanita yang lain (Bunda Maria). Dengan demikian peran Bunda Maria memang menjadi khusus dan satu-satunya, dan tidak mungkin diulangi ataupun disamakan dengan para nabi ataupun orang kudus lainnya, sebab hanya melalui persetujuan Bunda Maria-lah, Kristus memilih untuk mengambil rupa manusia. Walaupun sebenarnya Allah dapat saja memilih cara yang lain, namun tak bisa dipungkiri, bahwa kenyataannya tidak demikian. Dan pasti bukan karena kebetulan saja Ia memilih cara seperti yang kita ketahui bersama, yaitu melibatkan ketaatan Bunda Maria, namun cara tersebut telah dipilih-Nya berdasarkan kebijaksanaan-Nya.
Akhirnya, memang adalah hak Anda untuk tidak menerima ajaran iman Katolik, namun semoga Anda dapat melihat bahwa ajaran Gereja Katolik memiliki dasar yang kuat untuk menghormati Bunda Maria, dan bukan menyembahnya. Dan semoga Anda dapat melihat juga bahwa jika kami menghormati Bunda Maria, pertama-tama itu karena Allah yang sudah lebih dahulu menghormatinya, dengan memilihnya untuk menjadi ibu bagi Putera-Nya, Yesus Kristus.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalowm,
saya sebagai umat Katolik sudah biasa mendapat tuduhan dari orang-orang diluar Katolik yang menyatakan bahwa umat Katolik “ini dan itu”. Mulai dari gereja yang banyak patung, salib kok ada orangnya dan malah dicium kakinya dll. Bahkan masalah yg paling intim seperti saat berdoa untuk jiwa-jiwa (keluarga saya sendiri), berdoa Salam Maria dan devosi kepada Bunda Maria juga tak luput dr komplain.
Menjadi murid Yesus memang harus membiasakan diri untuk menerima tuduhan-tuduhan. Di Alkitab ada contohnya, waktu Yesus msh di duniapun, tertulis bahwa murid-murid Yesus sdh dikomplain oleh orang-orang dari luar, bahkan Yesus juga tak luput dari tuduhan-tuduhan.
Kalau mendapat tuduhan/komplain yg menyangkut Bunda Maria, yang datang dari orang-orang yg sdh mengenal firman Tuhan, saya merasa kasihan, bukannya mengambil posisi sbg seorang murid, tetapi malah memilih menjadi pencemooh. Perlu didoakan orang-orang semacam ini, demi kemuliaan Allah.
Salam damai,
Saya bertanya kepada seorang katolik mengapa anda berdoa salam maria dan menghormati maria dan jawabannya seperti biasa saya baca dan dengar dan saya tidak memperpanjang dengan banyak pertanyaan tetapi ketika saya tanya lagi dengan apa yang maria sudah lakukan utk anda sehingga anda sangat menghormati maria? Mohon pencerahan dari pertanyaan terakhir apa yang maria sudah lakukan kepada manusia sehingga maria layak di hormati? salam damai.
Shalom Riswan,
Anda bertanya, apa yang sudah dilakukan oleh Bunda Maria sampai kami umat Katolik menghormatinya? Jawabannya sederhana, karena ia telah menjadi Bunda Kristus Putera Allah yang telah menyelamatkan umat manusia. Sebab melalui Bunda Marialah, kita memperoleh Juruselamat kita: Kristus Sang Putera Allah itu dapat menjelma menjadi manusia, dan kita dapat memperoleh keselamatan kekal. Kami menghormati Bunda Maria, karena Allah terlebih dahulu telah memilihnya dan menghormatinya. Bagi kami umat Katolik, itu adalah alasan yang tepat dan kuat, sehingga kamipun menghormatinya.
Selanjutnya tentang hal ini sudah diulas di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati-katolisitas.org
Tapi Tuhan Tidak suka perantara, dia hanya ingin Fokus melalui nama dia
Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa. Wahyu 1:8
Dalam alkitab tidak ada di jumpai Yesus berdoa atau mengajarkan membawa nama maria, maria adalah sama seperti manusia lain, bukan karena dia suci, tidak ada yang suci di dunia , kita suci karena penebusan Yesus di kayu salib,, maria adalah hamba Tuhan seperti kita ,
Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6)
Doa orang benar besar kuasanya” (Yak 5:16)
Dalam arti doa orang benar besar kuasanya,, itu adalah bagi manusia yang berdoa dengan hati yang tulus dan tidak dengan kemunafikan,,
orang mati dan orang yg sudah hidup, Tidak bisa berkomunikasi,maria telah mati dan dia sama seperti manusia yang mati dan yang masih, menunggu kedatangan Yesus kedua kali,
perhatikan ayat ini
Pengkhotbah 9 :5-6
Sebab yang hidup sadar bahwa mereka akan mati; tetapi orang mati, mereka sama sekali tidak sadar akan apa pun,dan tidak ada upah lagi bagi mereka, karena kenangan akan mereka telah dilupakan
jika kita meminta doa pada bunda maria sama saja kita meminta doa kepada arwah yang telah mati dan itu sangat2 di benci Tuhan
“Janganlah kamu melakukan telaah atau ramalan … Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah TUHAN Allahmu.” (Imamat19:26b,31)
“Orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang berzinah dengan bertanya kepada mereka, Aku sendiri akan menentang orang itu dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya.” (Imamat 20:6)
Nabi Yesaya juga mengatakan bahwa orang yang sudah meninggal ”tidak berdaya dalam kematian”.—Yesaya 26:14.
Tuhan Yesusmemebrkati
Shalom Lina,
Terima kasih atas komentar Anda. Saya ingin menyarankan agar Anda membaca terlebih dahulu beberapa diskusi tentang persekutuan orang kudus, yang sebenarnya telah didiskusikan secara panjang lebar. Kalau saya menjawab pertanyaan Anda, maka akan terjadi pengulangan diskusi yang tidak perlu. Jadi, saya menyarankan Anda untuk membaca tanya jawab ini: silakan klik serta diskusi dengan tiga pembaca katolisitas lain: silakan klik dan klik ini dan klik ini. Silakan membaca empat link tersebut sampai selesai. Kalau Anda masih mempunyai argumentasi yang belum dibahas atau mau memperdalam diskusi yang ada, silakan memberikan argumentasi yang lain. Namun, mohon untuk tidak mengulang argumentasi yang telah diberikan. Semoga hal ini dapat dimengerti, mengingat keterbatasan waktu yang ada.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Saya ingin mengkritisi bacaan diatas yg pertama “tentang doa Bunda Maria [dan doa para orang kudus di surga], memang ada kekhususannya tersendiri, sebab mereka telah bersatu sepenuhnya dengan Allah dan menjadi sama seperti Dia (lih. 1 Yoh 3:2), sehingga kehendak mereka sama dengan kehendak Allah”. Di ayat tsb tdk disebutkan bahwa Bunda Maria, tetapi setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Yg kedua “Maka bahwa kuasa doa Bunda Maria [dan para kudus di surga] sangat besar, itu sungguh terbukti. Sebab Kitab Suci mengajarkan, “Doa orang benar besar kuasanya” (Yak 5:16), dan ini tergenapi di dalam diri Bunda Maria [dan para kudus di surga] yang telah dibenarkan oleh Allah, sebetulnya ayat itu tdk berkaitan hanya Bunda Maria dan para kudus, melainkan kita, seluruh umat yg beriman. Saya berpendapat bahwa jika ingin menonjolkan Bunda Maria , jangan mengambil ayat sepengal2. Karena pernyataan ini, saya sering melihat orang lebih mendewa-dewakan Bunda Maria, drpd Allah yg ingin dikenalkan oleh Yesus. Terima kasih. GBU
Shalom Johan Soetanto,
Terima kasih atas komentar Anda. Dituliskan di dalam 1Yoh 3:2 “Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.” Ayat ini menekankan bahwa walaupun kita telah menjadi anak-anak Allah, namun kita belum mencapai kesempurnaan. Kesempurnaan ini kita dapatkan ketika kita memandang Allah muka dengan muka (beatific vision) di dalam Kerajaan Sorga. Para kudus dan Bunda Maria telah sampai di dalam kondisi memandang Allah muka dengan muka, sehingga mereka telah mencapai kasih yang sempurna dan kebahagiaan sempurna. Dengan kata lain, mereka telah bersatu dengan Allah secara lebih sempurna dibandingkan semua orang yang berada di dunia ini.
Yak 5:16 menuliskan “..Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” Siapakah orang benar? Apakah seluruh umat beriman yang masih hidup di dunia ini saja, atau termasuk orang-orang yang telah meninggal dunia? Kalau termasuk orang-orang yang meninggal dalam Kristus, maka sesungguhnya kita juga harus memasukkan orang-orang yang berada di Sorga, termasuk para kudus dan Bunda Maria, karena mereka adalah orang-orang yang telah dibenarkan oleh Allah.
Jadi, tidak ada yang mendewa-dewakan Maria, karena umat Katolik tahu bahwa Maria adalah ciptaan. Namun, umat Katolik menghormati Maria karena memang Allah yang terlebih dahulu memilihnya sebagai Bunda Allah dan Kristus sendiri yang terlebih menghormati Bunda-Nya serta menyerahkannya kepada umat beriman. Jadi, tidaklah berlebihan dan justru sudah seharusnya sebagai murid Kristus, kita harus menghormati Bunda Maria. Kita perlu mengingat, bahwa Bunda Maria bukanlah musuh Kristus, namun ibu yang sungguh sangat dikasihi-Nya. Kalau Kristus mengasihi Bunda-Nya, maka kitapun mengikuti teladan Kristus, dengan menghormati dan mengasihi Bunda-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Di ayat mana terdapat, bahwa para kudus dan Maria sudah bertatap muka dengan Allah?
Kl dalam hukum taurat, kita dibenarkan karena melakukan perbuatan yg benar, tetapi di dalam Yesus kita dibenarkan karena iman.
Dan di sekitar saya, di kala mereka (trmasuk istri saya, tapi dulu) mengalami suatu masalah yg rumit, mereka larinya ke bunda maria, dengan doa novena. Dan kita sering lihat jika doa terkabulkan, yg sering di iklankan di koran siapa, ya Bunda Maria. Itu kan artinya kita tidak mengenal Allah, tidak menerima janji2 Allah. Tidak mengerti 10 perintah Allah.
Apa isi dr 10 perintah Allah yg pertama? “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.”
Bila kita memang meghormati, kita ikuti teladan hidupnya, bahwa Maria sangat taat kepada Allah.
Dan saya mau tanya, asal mulanya doa kepada bunda maria. Kapan dan siapa yg mempopulerkan?
Saya ingin menambahkan bahwa di “https://katolisitas.org/mengapa-yesus-dicobai-oleh-iblis-di-padang-gurun/”
Itu seperti dengan 15 janji saat penampakan di Fatima buka “http://www.facebook.com/notes/gereja-katolik/15-janji-bunda-maria-bagi-mereka-yang-setia-berdoa-rosario/151804812439”
Yg saya ingin utarakan, bahwa janji yg diberikan Maria adalah tipu muslihat iblis supaya kita berpaling atau kita tidak lg berdoa kepada Allah saja. Disini saya tidak mengatakan bahwa Bunda Maria yang telah melahirkan Yesus kristus adalah iblis, melainkan iblis mengatasnamakan dirinya sebagai Bunda Maria sebagai usahanya untuk mengalahkan Allah. Semoga ini bisa membuka hati umat Katolik, kembali ke jalan yang benar.
Kita memang menghormati Maria, tetapi bukan seperti doa atau semacamnya. Saya jg menghormati orang tua saya, saudara2 saya, teman2, dan juga orang2 lain yang tidak kita kenal.
Saya umat Katolik dan keluarga saya Ktolik, sekarang pun masih Katolik, bukan mencoba mengkristenkan , tetapi berubahlah menjadi yg lebih baik. Karena Allah kita Yesus Kristus sangat baik, dia mau umatnya kembali.
Shalom Johan,
Anda mengatakan demikian, sebab Anda mungkin berpikir bahwa kalau umat Katolik berdoa Rosario, maka umat Katolik tidak berdoa kepada Tuhan? Jika demikian anggapan Anda, sepertinya Anda keliru. Sebab meskipun umat Katolik berdoa rosario, tetapi doa rosario itu tetap fokusnya adalah Tuhan Yesus. Sepanjang doa rosario itu, yang direnungkan adalah peristiwa-peristiwa hidup Tuhan Yesus (Peristiwa Gembira, Terang, Sedih dan Mulia), yaitu sejak malaikat Gabriel mewartakan Kabar Gembira kepada Bunda Maria, sampai saat Kristus wafat, bangkit dan naik ke Surga, mengutus Roh Kudus-Nya, dan kemudian menggenapi janji keselamatan-Nya kepada Bunda Maria, sebagai yang pertama dari umat beriman yang memperolehnya, karena ketaatan imannya sampai akhir hidupnya. Doa Salam Maria/ Rosario sendiri adalah doa yang Alkitabiah dan tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Maka Bunda Maria bukan saingan Allah. Umat Katolik menghormati Bunda Maria karena Allah terlebih dahulu menghormati dia dengan memilihnya sebagai Bunda Allah, sebab Kristus yang dilahirkannya adalah Allah.
Tentang “15 janji Bunda Maria bagi mereka yang setia berdoa rosario”, yang Anda jadikan referensi itu, sepertinya bukan pertama kali diberikan di Fatima, tetapi menurut klaim yang umum dikenal, diberikan kepada St. Dominikus dan Alan yang terberkati. Blessed Alan, atau Alanus de Rupe, hidup di tahun 1400, sekitar 200 tahun setelah masa hidup St. Dominikus. Dilaporkan bahwa Alanus menerima wahyu pribadi berkaitan dengan kehidupan St. Dominikus, termasuk 15 janji ini. Kita tidak memperoleh sumber lain yang mengatakan hal itu kecuali dari tulisan Alanus tersebut, yang kemudian dicetak di pamflet sekitar tahun 1919-1938, atas izin Uskup Agung New York, Patrick Hayes DD, yang memberi imprimatur (artinya boleh dicetak/ diprint).
Magisterium sendiri secara universal tidak pernah secara khusus mengeluarkan dokumen apapun tentang 15 janji ini. Namun sejumlah Paus (Paus Adrian VI, Paulus V, Leo XIII, Yohanes XXIII, Paus Yohanes Paulus II) memang menganjurkan agar umat beriman berdoa rosario. Bahwa mereka yang berdoa rosario dengan tekun itu pasti memperoleh manfaatnya, dan itu sudah terbukti. Sebab ini dapat dilihat langsung dari kehidupan banyak para orang kudus, sebut saja seperti St. Dominikus, St. Francis de Sales, St. Yohanes Vianney, St. Thomas Aquinas, St. Bernadette Soubirous, St. Theresia Kanak-kanak Yesus, St. Paus Pius X, St. Padre Pio, St. Maria Faustina, Mother Teresa yang terberkati. Silakan pula menyimak kesaksian dari Scott Hahn (dalam bukunya Rome Sweet Home), seorang pendeta Presbyterian yang menjadi Katolik, yang menyatakan bahwa semenjak ia berdoa rosario, ia semakin menghayati imannya kepada Tuhan Yesus. Jika kita berpegang kepada patokan yang diajarkan oleh Yesus sendiri, yaitu bahwa dari buahnyalah kita mengenal apakah sumbernya benar dari Tuhan atau bukan (lih. Mat 7:16,20), maka kita mengetahui bahwa devosi kepada Bunda Maria, ataupun doa rosario tidak mungkin berasal dari iblis, seperti perkiraan Anda. Sebab iblis tidak mungkin dapat menghasilkan buah-buah Roh Kudus. Selain itu, orang-orang yang menentang doa rosario, belum tentu dapat hidup lebih kudus dan menghasilkan buah-buah Roh Kudus seperti para orang kudus (Santo/Santa) yang disebutkan di atas.
Surat Apostolik Paus Yohanes Paulus II yang menjelaskan tentang pentingnya dan dalamnya makna doa Rosario, dapat dibaca di sini, silakan klik.
Akhirnya, perlu diketahui bahwa tidak ada keharusan bagi orang Katolik untuk berdoa rosario setiap hari ataupun berdevosi kepada Bunda Maria. Namun demikian, jika dilakukan, devosi yang benar kepada Bunda Maria, akan membawa seorang beriman semakin dekat kepada Tuhan Yesus. Anda dan saya tidak mempunyai otoritas apapun untuk mengatur umat Katolik agar menerima pandangan pribadi, apalagi jika pandangan itu tidak sesuai dengan ajaran Magisterium Gereja. Anda tetap dapat menjadi Katolik meskipun Anda tidak berdoa rosario, namun Anda tidak dapat mengharuskan umat Katolik lainnya untuk tidak berdoa rosario, yang sudah jelas dapat mendatangkan manfaat bagi mereka.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom Johan,
Bagaimana dengan Why 11:19, dan 12:1-6? Di sana disebutkan bahwa dalam penglihatannya, Rasul Yohanes melihat Bait Suci Allah yang di Sorga terbuka, dan nampaklah tabut perjanjian-Nya, dan tampaklah tanda besar, yaitu seorang perempuan yang berselubungkan matahari, yang melahirkan Anak laki-laki yang akan menggembalakan semua bangsa. Jika naga yang disebut di sana, yang akan merampas Anak itu adalah untuk diartikan secara literal adalah iblis, dan Anak laki-laki yang menggembalakan semua bangsa itu secara literal adalah Kristus, maka perempuan yang melahirkannya adalah Bunda Maria.
Jika Anda menganggap bahwa Bunda Maria tidak di Surga, di manakah Anda kira ia berada? Sesungguhnya kalau ada orang yang berpikir bahwa Bunda Maria tidak di Surga, agak ironis juga, sebab kalau Yesus tidak membawa Bunda-Nya sendiri ke Surga bagaimana mungkin orang itu dapat berharap bahwa Yesus dapat membawanya ke Surga? Adalah ia lebih suci dari Bunda Maria, yang jelas disebut dalam Kitab Suci sebagai “seorang yang dikaruniai”/ full of grace, penuh rahmat?
Nah selanjutnya, Anda mempertanyakan soal doa melalui perantaraan Bunda Maria. Kemungkinan yang Anda maksud adalah doa Novena, atau Rosario. Nampaknya Anda berkomentar sedemikian karena Anda mempertentangkan Bunda Maria dengan Tuhan, seolah Bunda Maria itu saingannya Tuhan. Kami umat Katolik tidak menganggapnya demikian. Bunda Maria adalah seorang kudus yang sudah dibenarkan Tuhan di Surga, sehingga besarlah kuasa doanya (lih. Yak 5:16). Tuhan dapat mengabulkan doa kita, yang kita panjatkan dengan cara yang berbeda-beda. Mungkin ada orang yang mengalami pengabulan doa melalui doa-doa spontan yang didoakan sendiri secara pribadi. Namun ada juga doa yang dikabulkan melalui dukungan doa dari sesama umat beriman, entah dari sesama teman atau anggota keluarga. Jika doa kita terkabul, tentu kita selain berterima kasih kepada Tuhan, akan juga berterima kasih kepada mereka yang mendoakan kita. Nah kalau umat Katolik, banyak yang mengalami pengabulan doa dari pertolongan doa syafaat Bunda Maria. Dan setelah dikabulkan, mereka bersyukur sekali kepada Tuhan, dan juga kepada Bunda Maria yang telah turut mendoakan mereka. Fakta bahwa ada banyak sekali pengabulan doa melalui Novena Tiga Salam Maria ataupun doa Rasario, merupakan fakta bahwa sudah menjadi kehendak Tuhan bahwa Ia mengabulkan banyak permohonan doa dari banyak orang, dengan melibatkan doa syafaat Bunda Maria.
Jika Anda tertarik dengan topik ini, dan ingin mengetahui ajaran Gereja Katolik, silakan membaca artikel-artikel berikut ini:
Pengantaraan Yesus bersifat Inklusif
Apakah Umat Katolik harus berdoa melalui Perantaraan Bunda Maria
Apakah mohon doa dari para orang kudus bertentangan dengan firman Tuhan?
Karena Bunda Maria adalah manusia biasa, bukankah kita tidak perlu menghormatinya secara istimewa?
Apa itu devosi kepada Bunda Maria?
Apakah Jemaat perdana percaya akan persekutuan para kudus?
Mengapa Bunda disebut Bunda Gereja?
Bagi umat Katolik, dengan memohon dukungan doa kepada Bunda Maria tidak menjauhkan mereka dari Tuhan. Malah sebaliknya, kami umat Katolik dapat semakin belajar untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan, dengan mengikuti teladan Bunda Maria. Apalagi dengan mendoakan doa Rosario, kami diajak untuk merenungkan peristiwa hidup Yesus sejak penjelmaan-Nya di dalam rahim Maria, sampai saat wafat, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke Surga, dan janji-Nya untuk menyelamatkan kita ke Surga, sebagaimana telah digenapi-Nya pada Bunda Maria.
Tentang asal usul doa Rosario dan Novena, silakan membaca di sini:
Bagaimanakah asal usul doa Rosario?
Doa Rosario doa yang Alkitabiah
Apakah doa Rosario adalah doa pengulangan yang dilarang di Alkitab?
Novena Tiga Salam Maria
Sebuah Tanya Jawab sehubungan dengan Devosi Novena Tiga Salam Maria
Jika Anda mau melanjutkan dialog dengan kami, silakan untuk terlebih dahulu membaca link-link di atas. Sebab sesungguhnya pertanyaan Anda sudah sering ditanyakan di situs ini dan sudah sering pula ditanggapi. Silakan pula menggunakan fasilitas pencarian di sisi kanan homepage untuk melihat artikel-artikel sehubungan dengan topik yang ingin Anda ketahui, sebelum menanyakannya kepada kami. Sebab kemungkinan sudah dibahas di situs ini. Mohon pengertian Anda, dan terima kasih.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Shalom katolisitas
Mohon penjelasannya, krn pemahaman saya yg msh belum clear utk berdo’a Salam Maria/Para Kudus…..
Diatas dikutip Yak 5:6 Do’a Orang Benar besar kuasanya..
juga Yoh 2:1-11, ttg perjamuan perkawinan Kana..
Menurut pemahaman saya, Hal ini benar, krn sekali lagi dlm Yak5:6, yg tertulis adalah “orang” =>masih hidup, bukannya arwah org benar/para kudus, sdgkan Bunda Maria n para kudus spt kita tahu kan sdh meninggal…
Demikian juga utk Yoh 2:1-11 ini…. menurut sy kok tidak mengindetikan bhw kita juga BOLEH berdoa kpd Bd.Maria/arwah para Kudus…
Lain halnya bila kita minta di do’akan oleh Imam/Pastur/Suster ato para org saleh lainnya, tentu sj yg masih hidup.
Mohon penjelasannya..
JBU
[Dari Katolisitas: Pertanyaan serupa sudah pernah ditanyakan dan kami tanggapi. Mohon membaca terlebih dahulu tanya jawab di sini, silakan klik]
Dear Tim Katolisitas,
Membaca uraian diatas, disebutkan dalam 1Yoh 3:2 bahwa Bunda Maria (beserta para kudus di Surga) sama seperti Dia sehingga kehendak mereka sama dengan kehendak Allah. Namun juga disebutkan di atas bahwa Bunda Maria (beserta para kudus di Surga) tidak sejajar dengan Allah.
Yang menjadi pertanyaan bagi saya, dapatkah saya memahami bahwa syafaat Bunda Maria (beserta para kudus di Surga) memiliki keterbatasan sehingga kita tidak bisa mengartikan bahwa meskipun dalam kondisi kehendak yang sama tersebut, doa kita hanya dikabulkan oleh Allah?
Terima kasih sebelumnya untuk kesediaannya menjelaskan pertanyaan saya.
Shalom Hubert,
Bunda Maria dan para kudus di Sorga, serta nanti kalau kita sampai di Sorga akan melihat Allah muka dengan buka, mengasihi Dia sebagaimana adanya Dia tanpa ada batasan apapun. Demikian dalam dan sempurna kasih para kudus di Sorga sehingga hati, jiwa, pemikiran kita menjadi satu dengan Allah, namun tanpa kehilangan jati diri masing-masing. Walaupun satu hati, namun para kudus menyadari bahwa diri mereka adalah ciptaan dan Allah adalah ciptaan. Mereka menyadari bahwa walaupun mereka melakukan doa syafaat, namun yang mengabulkan doa adalah Allah sendiri. Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa yang mengabulkan doa adalah Bunda Maria atau para kudus. Namun, karena doa orang benar besar kuasanya (lih. Yak 5:16), maka doa-doa Bunda Maria dan para kudus dapat membantu kita, dengan tetap memegang prinsip bahwa yang mengabulkan doa adalah Allah sendiri.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom Hubert,
1 Yoh 3:2 memang mengatakan bahwa di surga kelak kita akan menjadi sama seperti Allah, namun bukan sama dengan Allah. Mungkin ada baiknya kita membaca beberapa teks bahasa Inggrisnya tentang ayat ini:
“Beloved, we are God’s children now; it does not yet appear what we shall be, but we know that when he appears we shall be like him, for we shall see him as he is” (1 John 3:2, RSV)
“Beloved, now we are children of God, and it has not appeared as yet what we will be. We know that when He appears, we will be like Him, because we will see Him just as He is.” (1 John 3:2, NAB)
“Dearly beloved, we are now the sons of God: and it hath not yet appeared what we shall be. We know that when he shall appear we shall be like to him: because we shall see him as he is.” (1 John 3:2, DRB)
Maka kata kuncinya di sini adalah “seperti” (‘like‘, dalam bahasa Inggris, atau ὅμοιος, ‘hómoios‘ dalam bahasa Yunani), yang artinya tidak sama persis tetapi menyerupai. Jadi para orang kudus itu menjadi menyerupai Allah, dalam artian mengambil bagian di dalam kemuliaan Allah, kasih-Nya, kehendak-Nya, dan mereka bekerjasama dengan Allah (sebagai rekan sekerja Allah, 1 Kor 3:9) untuk mewujudkan rencana keselamatan Allah bagi segenap umat manusia. Sebab pada dasarnya manusia adalah mahluk ciptaan dan karena itu selamanya sampai kekekalan, tidak akan pernah menjadi sama/ setara dengan Allah, maka para orang kudus itu, sekalipun kudus, tidak akan menjadi sama ataupun setara dengan Allah.
Nah, seberapapun besarnya bagian yang dilakukan oleh para kudus di surga, tidak ada yang sama besarnya dengan apa yang telah dilakukan oleh Allah di dalam Kristus. Para orang kudus hanya mengambil bagian dalam karya Kristus dan mendukung karya Kristus. Dalam kesatuan mereka dengan Allah di dalam Kristus, mereka mengetahui apa yang menjadi kehendak Allah, sejauh yang diizinkan Allah untuk mereka ketahui. Maka mereka mengambil bagian sejauh dari bagian yang dikendaki oleh Allah agar mereka mengambilnya. Dalam doa syafaat, para kudus itu mengetahui bahwa secara umum, Allah berkehendak menyelamatkan kita yang masih berziarah di dunia, namun adalah kebijaksaan Tuhan sehubungan dengan detail cara dan kondisi khusus yang harus dihadapi oleh orang-orang tertentu, dan tentang hal inipun, adalah kebijaksanaan Tuhan juga jika Ia mengizinkan para kudusnya mengambil bagian di dalamnya, sejauh yang dikehendakiNya. Oleh karena itu, kita mengetahui, ada para orang kudus tertentu, yang dikenal dengan doa syafaatnya untuk kasus-kasus yang tertentu, seperti St. Peregrinus, pelindung penderita kanker, St. Yohanes Vianney, pelindung para imam, St. Yudas Thadeus, pelindung mereka yang sedang menghadapi kasus yang tanpa harapan, dst. Para orang kudus tersebut akan secara khusus mendoakan kita yang memohon dukungan doa-doa mereka, namun yang mengabulkan doa tetaplah Allah saja. Para kudus itu hanya mengambil bagian dalam doa syafaat/ Pengantaraan Kristus, maka mereka tidak akan pernah sama dengan Allah yang mengabulkan doa syafaat tersebut.
Analoginya: seorang anak yang demikian dekat dengan orang tuanya, akan mengetahui apa yang menjadi kehendak orang tuanya (terhadap adik-adiknya), walaupun di dalam keluarga ia tidak menjalani peran yang sama dengan orang tuanya.
Selanjutnya tentang Pengantaraan Kristus yang bersifat inklusif, silakan klik di sini.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Bu Ingrid,
Apakah arti “Kristus menyatakan diri-Nya”?
mohon penjelasan atau tunjukkan link yang ada.
Tuhan memberkati.
Shalom Yusup Sumarno,
Kata “Kristus menyatakan diri-Nya”: menyatakan diri di sini adalah terjemahan dari kata aslinya, φανερόω, phaneróō; phanerós (G5318), yang dalam bahasa Inggrisnya adalah: manifest, visible, conspicuous, to make apparent, manifest, known, show openly.
Jadi artinya, Yesus akan membuat diri-Nya terlihat sebagaimana ada-Nya Dia sebagai Putera Allah. Kita akan melihat Kristus dalam keadaan-Nya yang sedemikian kelak di surga, saat kita memandangnya muka dengan muka, yang istilah teologisnya adalah ‘beatific vision’.
Kata “Kristus menyatakan diri-Nya” juga sering dihubungkan dengan saat Kristus datang kedua kali-Nya, baik di saat kematian kita maupun kelak di akhir zaman (lih. 1 Pet 1:7, 1 Tim 6:14, Ibr 9:28), di mana Kristus akan menghakimi segala mahluk sesuai dengan perbuatan mereka (lih. Mat 16:27; 1Ptr 1:17; Why 2:23)
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Bu Ingrid,
Banyak terima kasih.
Wah.. harus semakin baik nih biar bisa bertemu muka dengan Muka Yesus. Soal memandang muka dengan muka ini saya sudah paham/jelas.
Tapi soal kedatanganNya yang kedua yang dalam arti saat kematian kita, saya jadi agak bingung (kedatanganNya yang ke dua di akhir zaman saya tidak bingung). Apakah kedatanganNya yang kedua saat kematian kita itu sudah memandang muka dengan muka?
mohon penjelasan Ibu.
Berkah Dalem Gusti
Shalom Yusup,
Silakan membaca terlebih dahulu artikel ini: Pengadilan Khusus dan Pengadilan Umum (Pengadilan Terakhir), silakan klik.
Jika setelah Pengadilan Khusus setelah kematian, seseorang masuk surga, maka ia (jiwanya saja) akan memandang Allah dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. Namun setelah Pengadilan Umum di akhir zaman, ia (jiwa dan tubuh kebangkitannya) akan memandang Allah dalam keadaan-Nya yang sebenarnya, sehingga dapat dikatakan kesempurnaan memandang Allah muka dengan muka ini menjadi penuh.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati-katolisitas.org
Shalom Stef dan Ingrid,
Terima kasih kembali untuk jawaban2nya. Sangat membantu saya untuk memahaminya dalam usaha semakin mencintai Kristus melalui GerejaNya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Hubert
MEMBACA PERNYATAAN INI SANGAT PENTING UNTUK MEMAHAMI AKAN ARTI DOA SALAM MARIA SEHINGGA KITA TIDAK MENGAMBANG DALAM MELAKUKAN DOA SALAM MARIA, KARENA BANYAK KAUM AWAM YANG TIDAK TAHU APA MAKNA DOA SALAM MARIA MEREKA HANYA MELAKUKAN KARENA DIANGGAP SEBAGAI TRADISI DALAM GEREJA KATOLIK SEHINGGA SULIT UNTUK MEMAKNAI ARTI YG TERKANDUNG DALAM DOA SALAM MARIA. SOLI DEO GLORIA ….
[dari katolisitas: Mohon agar tidak menuliskan pesan dengan huruf besar semua.]
Sangat bagus sekali dan bermanfaat guna memperkokoh iman Katholik kita.
Comments are closed.