Adalah suatu misteri Allah, mengapa Allah memilih bangsa Israel, bukan bangsa lain, sebagai bangsa pilihan-Nya, saat Ia menentukan Abraham sebagai bapa bangsa pilihan-Nya itu, yang menurut garis keturunan akan menurunkan Yesus Kristus Putera-Nya, saat Kristus menjelma menjadi manusia.

Namun dalam Kitab Ulangan, Allah mewahyukan alasan-Nya, mengapa Ia memilih Israel, bangsa yang kecil, dan relatif tidak dikenal di dunia, jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa besar lainnya, seperti Cina ataupun India.  Demikianlah yang diwahyukan Allah melalui Nabi Musa, “Bukan karena lebih banyak jumlahmu dari bangsa manapun juga, maka hati TUHAN terpikat olehmu dan memilih kamu –bukankah kamu ini yang paling kecil dari segala bangsa? – tetapi karena TUHAN mengasihi kamu dan memegang sumpah-Nya yang telah diikrarkan-Nya kepada nenek moyangmu, maka TUHAN telah membawa kamu keluar dengan tangan yang kuat dan menebus engkau dari rumah perbudakan, dari tangan Firaun, raja Mesir. Sebab itu haruslah kauketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai kepada beribu-ribu keturunan…” (Ul 7:7-9).

Setelah kejatuhan manusia pertama, Adam dan Hawa, ke dalam dosa, Tuhan menjanjikan Penyelamat yang akan lahir sebagai keturunan sang perempuan (lih. Kej 3:15). Maka memang Tuhan perlu memilih suatu bangsa yang melaluinya Sang Penyelamat/ Mesias itu akan lahir. Tuhan kemudian memilih Abraham sebagai bapa bangsa, yang dari keturunan-Nya Tuhan akan membangkitkan Sang Mesias yang akan menjadi berkat bagi segala bangsa di bumi (lih. Kej 12:1-3). Maka demi mewujudkan rencana-Nya mengutus Putera Tunggal-Nya, Yesus Kristus- lah, Allah memilih suatu bangsa, sebagai bangsa pilihan-Nya agar Ia dapat masuk dalam sejarah umat manusia. Dan untuk maksud ini, Allah memilih Israel, suatu bangsa yang terkecil dari segala bangsa. Hal ini memang sesuai dengan cara kerja Allah, yang memang selalu memilih yang lemah, sebab di dalam kelemahan-lah kuasa Allah menjadi sempurna (2 Kor 12:9). Itulah sebabnya pula, dalam penjelmaan-Nya, Kristus memilih untuk lahir sebagai Anak tukang kayu yang miskin (lih. Mat 13:55), bahkan yang sempat menjadi pengungsi di Mesir (lih. Mat 2:14). Allah memang berpihak pada yang lemah dan kecil, seperti dikatakan Yesus, “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” (Mat 11:25; Luk 10:21). Demikianlah, prinsip ini bahkan digenapi secara sempurna oleh Kristus sendiri, saat Ia memilih cara-Nya menyelamatkan umat manusia, yaitu dengan wafat disalibkan sebelum kebangkitan-Nya yang mulia. Cara ini merupakan kebodohan menurut orang Yunani ataupun batu sandungan bagi bangsa Israel sendiri, namun sesungguhnya adalah kekuatan Allah (lih. 1 Kor 1: 22-31). Dengan selalu memilih cara yang tak terpandang dan hina di mata dunia, Allah malah hendak menunjukkan kekuatan-Nya sambil mengajarkan kebajikan kerendahan hati, suatu kebajikan lawan dari kesombongan, yang mengakibatkan manusia pertama (Adam dan Hawa) jatuh ke dalam dosa, yang memisahkan mereka dari Allah.

Maka dengan dipilihnya Israel, bangsa yang kecil di mata dunia, sebagai bangsa pilihan-Nya, memang sejalan dengan rencana Tuhan ini. Namun jangan dilupakan, rencana Tuhan tidak hanya berhenti pada bangsa Israel namun kepada bangsa-bangsa di seluruh dunia, melalui pemilihan bangsa Israel (lih. Kej 12:3; 17:5). Kini bangsa pilihan Allah yang baru adalah Gereja, yaitu yang terdiri dari mereka yang mengimani Kristus di seluruh dunia, dan dengan demikian, menjadi keturunan Abraham, karena hidup dari iman Abraham (lih. Rom 4:16-25).

Konsili Vatikan II menuliskan tentang Perjanjian Baru dan Umat pilihan Allah yang baru ini dalam salah satu perikop dalam Lumen Gentium, silakan klik di sini.

8 COMMENTS

  1. Shalom bu Ingrid…

    Wah! Trima kasih bnyak atas link-nya. Sunguh b’guna skali. Sngat m’cerah’n. Hati sya t’sntuh stelah m’bcanya.

    Sunguh sya sgt kagum atas ilmu & kbijaksna’n pak & bu dlm soal2 iman katolik. Smoga Tuhan sntiasa m’berkati team katolisitas & karya kerasulan anda smua.

    Skali lg trima kasih bnyak2…
    God bless…

  2. Syalom pak Stef & bu Ingrid yg t’kasih…

    Baru2 ni sya t’bca 1 artikel yg mnarik. Skop artikel t’sbut adlah ttg p’golakn antra tntera Israel & muslim d Palestin. Antra lain artikel tsb mnulis’n –

    …..Replacement Theology is the opinion that Israel, having failed God, has been replaced by the Church. The Church is now seen as spiritual Israel & Jerusalem. This theology claims that all the promises & blessings in fact now belongs to the Church, while Israel however gets to keep the curse. This was 1st established in Council of Nicea 325 AD……

    Sterusnya, artikel t’sbut mlanjut’n bhwa replacement theology (R.T) ni smenjak itu tlah m’jd smacam batu sadungan kpd bngsa Israel. Mreka dlabel sbgai p’bnuh Tuhan & bngsa yg arogan. Nmun pd msa yg sma, batu sadungan ni jg m’akibat’n kturunan mreka yg hdup zman ni msh gagal mngenal Yesus sbagai sang Mesias..! ( Yes 57: 14 ).
    …..

    …..
    B’balik pd soal R.T ni, mugkin sdh tiba msanya ajaran ni dreview kmbali, agar m’buka jlan kpd kta utk m’brita’n injil kpd smua bngsa, khususnya Israel spy mnerima Yesus sbgai Kristus yg djanji’n…

    Ap pndangan pak Stef & bu Ingrid..?

    *sya m’bnar’n phak katolisitas m’edit mna2 yg drasa’n isu snsitif

    Mohon pencerahan…
    Thanx in advance.
    Salam kasih dlm Kristus

    • Shalom John,

      Gereja Katolik mengajarkan bahwa pemilihan-Nya atas bangsa Israel melalui Nabi Musa, tetaplah berlaku bagi mereka. Maka bangsa Israel, tetap dipanggil ke dalam kepenuhan di dalam Kristus, sebagai penggenapan dari kitab-kitab para Nabi.

      KGK 674 Kedatangan Mesias yang dimuliakan pada setiap saat sejarah (Bdk. Rm 11:31). bergantung dari hal ini, bahwa Ia diakui oleh “seluruh Israel” (Rm 11:26) Bdk. Mat 23:39., karena sebagian dari Israel “telah menjadi tegar” (Rm 11:25), sehingga mereka “tidak mempercayai” Yesus (Rm 11:20). Petrus mengatakan itu kepada orang Yahudi di Yerusalem: “Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diperuntukkan bagimu sebagai Kristus. Kristus itu harus tinggal di surga sampai waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dulu” (Kis 3:19-21). Dan Paulus mengatakan yang sama seperti itu: “Sebab jika penolakan mereka berarti perdamaian bagi dunia, dapatkah penerimaan mereka mempunyai arti lain daripada hidup dari antara orang mati” (Rm 1 1: 15). Masuknya “jumlah genap” orang Yahudi (Rm 11:12) ke dalam Kerajaan mesianis langsung sesudah “jumlah yang penuh bangsa-bangsa lain” (Rm 11:25; Bdk. Luk 21:24) akan memberi kemungkinan kepada bangsa Israel, untuk melaksanakan “kepenuhan Kristus” (Ef 4:13), di mana “Allah menjadi semua untuk semua” (1 Kor 15:28).

      Saya mengundang Anda membaca di situs ini tentang Replacement Theology, menurut pandangan Katolik, silakan klik, yang saya pandang baik. Hanya karena keterbatasan waktu dan energi saya tidak dapat menerjemahkannya.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  3. Team Katolisitas,

    sekalian mohon informasi nama asli dalam bahasa setempat (bahasa Bunda Maria) yang disebutkan oleh Malaikat Gabriel untuk nama Yesus dan apa artinya?
    Awalnya saya berpikir bahwa nama itu pastilah nama yang belum pernah digunakan orang lain. Namun ternyata pada adegan Yesus diadili oleh Pontius Pilatus, ternyata ada orang lain dengan nama yesus (Yesus Barnabas yang oleh org Yahudi disuruh dibebaskan sedangkan Yesus Kristus disalibkan). Mohon tanggapan, terima kasih

    • Shalom Yusup,

      Nama Yesus berasal dari kata Yunani Ἰησοῦς (Iēsous), yang dalam bahasa Ibraninya adalah Yeshua (ישוע), atau Yoshua (Yosua), yang berarti ‘Yahwe saves’ atau Allah menyelamatkan. Maka nama “Yesus” tersebut memang sangat sesuai dengan misi penjelmaan Kristus ke dunia yaitu Ia datang sebagai Allah yang menyelamatkan umat manusia.

      Bahwa dalam Perjanjian Lama, nama “Yoshua” (Allah menyelamatkan) sudah dikenal, itu benar, dan memang ada orang- orang yang juga memakai nama itu, salah satunya adalah Yosua bin Nun, seorang yang dipilih Allah untuk melanjutkan kepemimpinan Musa untuk menghantar bangsa Israel ke Tanah Terjanji (Kanaan). Demikianlah, dalam Perjanjian Baru, “Yoshua” yang baru, yaitu Yesus, menghantar umat pilihan Allah ke Tanah Terjanji yang sesungguhnya, yaitu Surga. Maka memang dapat saja terjadi, orang tua Yahudi memilih nama Yosua (Yesus) bagi anaknya, yang berarti Allah menyelamatkan, atas kerinduan atau pengakuan akan Allah yang menyelamatkan, namun penggenapan makna dari nama ‘Yosua/ Yesus’, hanya ada pada Tuhan Yesus Kristus, sebab hanya di dalam Dia-lah, sungguh Allah telah menjelma menjadi manusia untuk menyelamatkan umat-Nya.

      Bahwa varian teks Perjanjian Baru, dicatat juga seorang yang lain yang diberi nama Yesus, yaitu Yesus Barabas (Mat 27:16), seorang tahanan yang dibebaskan sebagai ganti Yesus Kristus, adalah suatu perbandingan yang lain. St. Jerome (Hieronimus) mengatakan bahwa menurut tulisan apokrif injil kepada orang Ibrani, nama Barabas artinya adalah ‘anak dari tuannya’ (filius magistri eorum), yang mengacu kepada ‘Bar-rabban’ (anak dari seorang rabbi) atau ‘Bar-abba’ (anak dari bapa). Maka salah satu interpretasi dari perbandingan ini mengartikan bahwa orang-orang Yahudi dihadapkan kepada pilihan akan Barabbas (yang adalah ‘anak dari bapa Adam’) dan Kristus (yang adalah ‘Yang diurapi’ Allah, Sang Anak Allah yang Tunggal). Namun ironinya, orang-orang Yahudi saat itu memilih Barabbas.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  4. Mas Stef, lama sudah menjadi pertanyaan yang mengganjal di hati, tolong saya dibantu, pertanyaannya sbb: Mengapa Allah memilih Abraham dan keturunannya untuk mengikat perjanjian penyelamatan manusia? Dalam sejarah, kita tahu banyak orang bijak dari China, India yang telah hidup ribuan tahun sebelum Yesus. Ajaran tentang kebajikan dari mereka masih dapat kita lihat sampai saat ini. Trimakasih damai Tuhan beserta kita, amin.

    [Dari Katolisitas: Silakan membaca ulasan di atas, silakan klik]

Comments are closed.