[Hari Raya Santa Perawan Maria diangkat ke Surga: Why 11:19a;12:1-6,10; Mzm 45:10-16; 1Kor 15:20-26; Luk 1:39-56]
Hatiku tergelitik untuk membaca selembar kertas itu. Rupanya, kertas itu adalah bagian dari kumpulan pe-er dari keponakan kami, Nicholas. Di sana, tertulis satu paragraf yang berjudul: “Dua puluh tahun dari sekarang.” (Twenty Years from Now). Demikianlah tulis Nicholas:
“When I’m twenty-eight years old I will be a priest. I will live in a priesthouse. I will drive in a truck. I will serve Mass at my old school St. Adalbert. My pets would be just two gold fish….”
Pikiranku menerawang jauh… Walaupun baru berusia 8 tahun, Nicholas telah memiliki gambaran yang jelas akan dirinya, dua puluh tahun ke depan. Dalam kesederhanaannya, ia bercita-cita ingin menjadi seorang imam, yang berkarya di sekolahnya yang dulu, yaitu sekolah sederhana yang terletak di pinggiran kota, yang mayoritas muridnya adalah anak-anak petani. Aku jadi bertanya kepada diriku sendiri, akan bagaimanakah kiranya aku 20 tahun lagi, 50 tahun atau …. setelah aku beralih dari dunia ini? Sebab sebagai seorang murid Kristus, pengharapan kita tidak terbatas pada kehidupan di dunia ini, namun juga pada kehidupan setelahnya. Akankah aku telah memiliki gambaran yang jelas akan apa yang kuharapkan terjadi padaku di masa mendatang, dalam kekekalan?
Perayaan yang kita peringati hari ini, memberikan suatu pencerahan batin bagi kita semua yang mengimani Kristus. Yaitu bahwa kita menantikan saatnya, di mana kita akan dibangkitkan, “hidup kembali dalam persekutuan dengan Kristus” (lih. 1Kor 15:22) dan menerima karunia mahkota kehidupan yang dianugerahkan Allah bagi semua orang yang mengasihi Dia dan setia kepada-Nya sampai mati (lih. Yak 1:12; Why 2:10). Dan tentang hal ini, Allah menentukan urutannya: Kristus sebagai yang sulung, dan sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya (1Kor 15:23). Urutan setelah Kristus tentu dimulai dari orang yang paling sempurna mengasihi Dia, dan yang paling setia kepada-Nya sampai mati. Dan orang ini, tidaklah lain dan tidaklah bukan, selain daripada ibu-Nya sendiri yaitu Bunda Maria. Baru setelahnya ia diikuti oleh para murid Kristus yang lain, yang urutan-Nya ditentukan oleh Allah menurut kebijaksanaan dan keadilan-Nya.
Maka dari sini, kita mengetahui bahwa perayaan hari ini bukan semata perayaan penghormatan kepada Bunda Maria. Perayaan ini dimaksudkan juga untuk mengarahkan hati kita umat beriman, akan pengharapan yang menanti kita di kehidupan yang akan datang. Kelak, jika kita setia beriman dan hidup dalam kasih seperti Bunda Maria, kitapun akan memperoleh kemuliaan, baik jiwa maupun tubuh kita. Seperti Bunda Maria, kita pun didorong untuk menjaga kemurnian jiwa dan tubuh, sesuai dengan tujuan akhir yang Tuhan kehendaki bagi kita. Paus Pius XII, mengajarkan:
“Dan demikianlah kita dapat berharap bahwa mereka yang merenungkan teladan mulia yang diberikan Bunda Maria kepada kita, dapat menjadi semakin yakin akan nilai kehidupan manusia yang dicurahkan untuk melaksanakan kehendak Allah Bapa dan untuk membawa kebaikan kepada sesama…. di dalam cara yang agung ini, semua orang dapat dengan jelas melihat kepada tujuan akhir yang demikian luhur, yang ditentukan bagi tubuh dan jiwa kita. Akhirnya, adalah harapan kami bahwa kepercayaan akan pengangkatan tubuh Maria ke Surga akan membuat kepercayaan kita akan kebangkitan tubuh kita sendiri menjadi lebih kuat dan menjadikannya menjadi lebih berdaya guna” (Munificentissimus Deus, 42).
Saat kita memadahkan Magnificat hari ini, biarlah perkataan sabda Allah ini meresap di batin kita. Biarlah kita mengucapkannya dengan segenap hati, bersama dengan Bunda Maria:
“Jiwaku memuliakan Tuhan,
dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamat-ku,
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai dari sekarang
segala keturunan akan menyebut aku berbahagia,
karena yang Mahakuasa
telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku
dan nama-Nya adalah kudus…..”
Semoga Tuhan membantu kita untuk setia kepada-Nya sampai akhir, supaya kita dapat pada akhirnya, memperoleh mahkota kehidupan, seperti yang dijanjikan-Nya. Bunda Maria, Bunda umat beriman, doakanlah kami!