Krisis cinta terhadap istri dan perselingkuhan

Pertanyaan:

Saya tertarik dengan Forum Tanya Jawab disini..
Mohon Pencerahan mengenai masalah yang saya alami.
Saya seorang Pria yang sudah berkeluarga,namun beberapa kali saya mengalami Krisis Cinta terhadap istri saya dengan kekurangan-kekurangan yang ada padanya,sehingga sering kali saya menjalin hubungan dengan orang lain yang saya rasa bisa mengerti saya ( Egois memang ) saya menyadari kekeliruan saya, dan Jujur bercerita pada istri mengenai perselingkuhan2 saya dengan wanita lain dengan harapan istri dapat memaafkan perbuatan saya. Saya juga berusaha untuk tidak mengulangnya kembali,karena saya ingin kami dapat menemukan kasih sayang yang yang selama ini saya rasa mulai pudar.
Namun pada perjalanan tobat saya, istri saya cenderung sering mengungkit kesalahan saya bila ada sesuatu hal yang tidak benar dalam perbuatan saya, yang padahal menurut saya itu baik ( mungkin karena sudah hilang kepercayaan terhadap saya ;perselingkuhan saya memang termasuk dosa yang berat karena terjadi hubungan badan ) karena merasa kecewa dengan sikap istri saya mengulanng lagi perslingkuhan lainnya ( kali ini tidak sampai berhubungan badan ) dan inipun saya juga bercerita pada istri saya.
Saya sadar ini melukai kembali perasaannya.
Pertanyaan saya :
1. Bagaimana cara menghidupkan kembali rasa Cinta saya terhadap istri?
2. Apa yang harus saya lakukan setelah pada akhirnya toh istri saya sudah terlanjur tidak percaya terhadap saya?
3. Apakah saya harus mengaku dosa dengan Romo/Pastur?
4. Bagaimana Tips menghindari perselingkuhan ?
5. Apakah saya masih boleh menerima Hosti di gereja?
6. Apakah saya harus meminta maaf dengan dengan wanita2 yang pernah menjalin hubungan dengan saya, ( mereka tau saya sudah berkeluarga,dan tidak menuntut saya karena tulus mecintai saya )
Terima kasih, mohon Pencerahan

Martin

Jawaban:

Shalom Martin,

Terima kasih atas keterbukaan dari Martin untuk menceritakan permasalahan keluarga. Pertama saya turut prihatin akan apa yang dialami oleh keluarga Martin. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat saya sampaikan:

1) Pada saat kita memutuskan untuk menerima Sakramen Pernikahan, maka kita telah berjanji di hadapan Tuhan untuk setia terhadap pasangan hidup kita, baik dalam untung maupun malang, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Dan ini juga termasuk menerima semua kekurangan-kekurangan pasangan kita. Di dalam Sakramen Pernikahan, kita telah menerima rahmat Allah, yang memungkinkan kita dapat mengarungi kehidupan perkawinan dengan baik. Oleh karena itu, dalam perkawinan Katolik, kita harus menyadari bahwa kekuatan dari perkawinan bukan hanya dari pasangan suami istri, namun terutama adalah Tuhan. Untuk itu, pasangan suami istri harus senantiasa melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan dan tindakan setiap hari. Pada saat Tuhan tidak dilibatkan dalam perkawinan, maka cepat atau lambat, perkawinan akan menghadapi permasalahan.

Dengan dasar ini, maka hubungan yang erat dengan Tuhan adalah menjadi kunci dari setiap perkawinan Katolik. Setiap pasangan dituntut untuk mempunyai kebiasaan untuk berdoa bersama, pergi ke Gereja bersama. Dengan mempunyai hubungan pribadi yang erat dengan Tuhan, maka dengan sendirinya dosa-dosa akan tersingkirkan, termasuk dosa-dosa ketidaksetiaan, seperti: perselingkungan, perzinahan, dll. Untuk dapat mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan, kita harus bertumbuh secara spiritual, dengan doa, Sakramen Ekaristi dan Tobat, Firman Tuhan, dll. Silakan untuk membaca artikel tentang pertumbuhan (silakan klik).

2) Kalau di atas, hubungan pribadi/pasangan dengan Tuhan sangat penting, maka hal yang lain adalah hubungan dengan pasangan atau suami-istri memegang peranan yang sangat penting. Kristus mengatakan “37 Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. 39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” (Mt 22:37-39). Oleh karena itu selain mengasihi Tuhan, kita juga harus mengasihi sesama atas dasar kasih kita kepada Tuhan. Pada saat kita menerima Sakramen Perkawinan, maka kita menyatakan kasih kita kepada pasangan kita, karena pasangan kita adalah seseorang yang diberikan oleh Tuhan kepada kita untuk menjadi teman hidup kita sampai maut memisahkan kita. Kasih kita kepada pasangan kita harus berdasarkan kasih kita kepada Tuhan, sehingga pada saat pasangan hidup kita mengecewakan, kita tetap dapat bertahan. Di sinilah kita dapat belajar untuk mengasihi secara murni, yaitu dengan memberikan diri kita (self-giving love), seperti yang dicontohkan oleh Kristus sendiri. Rasul Paulus menegaskan “Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya” (Ef 5:25). Kalau kita sebagai suami menuntut kepatuhan istri, seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus “Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan” (Ef 5:23), periksalah diri kita sendiri apakah kita telah menerapkan ayat 25, yaitu mengasihi istri sebagaimana Kristus mengasihi jemaat-Nya. Bagaimana Kristus mengasihi jemaat-Nya? Dengan memberikan nyawa-Nya.

3) Karena manusia, terdiri dari tubuh dan jiwa, maka diperlukan suatu komunikasi yang baik. Kita tidak dapat beranggapan bahwa pasangan kita mengerti apa yang kita pikirkan. Yang harus kita lakukan adalah mengkomunikasikannya dengan pasangan kita dengan perkataan maupun dalam tulisan. Komunikasi yang tidak baik akan menimbulkan begitu banyak permasalah yang tidak perlu di dalam rumah tangga. Untuk itu, binalah komunikasi dengan baik, sehingga kesalahpahaman dapat dihindari. Saya ingin mengusulkan kepada Martin untuk mengikuti retret ME (Marriage Encounter) bersama dengan istri. Silakan menghubungi mereka lewat website ini (silakan klik).

Itulah beberapa prinsip sederhana yang mungkin dapat diterapkan oleh Martin dan istri. Berikut ini adalah jawaban saya atas beberapa pertanyaan dari Martin:

1) Bagaimana cara menghidupkan kembali rasa Cinta saya terhadap istri? Pertama, kita mengingat bahwa kita mengasihi istri kita atas dasar kasih kita kepada Tuhan. Kalau Tuhan telah menyatukan Martin dan istri dalam Sakramen Perkawinan, maka rahmat Tuhan adalah cukup, sehingga Martin dan istri dapat saling mengasihi dan mendapatkan perkawinan yang sejati. Untuk itu, cobalah memperbaiki hubungan Martin dengan Tuhan. Di dalam doa, mintalah Tuhan untuk menambahkan kasih anda kepada istri. Berdoalah rosario, mohon agar Bunda Maria untuk mendoakan anda, sehingga anda dapat mengasihi kembali istri anda. Bunda Maria akan menjadi perantara yang begitu hebat, dan dia akan mengatakan kepada Yesus “Mereka kehabisan anggur.” (Yoh 2:3). Berdoalah agar Yesus mengubah cinta yang tawar menjadi manis seperti anggur (lih. Yoh 2:7-9). Namun, agar semua ini dapat terjadi, syaratnya ada di ayat 5, yaitu “Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!“. Turutilah permintaan Yesus untuk hidup kudus, maka cinta yang tawar akan menjadi manis seperti anggur.

2) Apa yang harus saya lakukan setelah pada akhirnya toh istri saya sudah terlanjur tidak percaya terhadap saya? Janganlah menyalahkan istri kalau istri anda tidak percaya lagi kepada anda. Coba bayangkan kalau misalkan kejadiannya dibalik. Istri anda yang selingkuh – bukan hanya sekali namun beberapa kali -, apakah anda dapat melupakan semua ketidaksetiaan ini dengan mudah? Yang dapat anda lakukan adalah mohon pengampunan dari istri dengan benar-benar dan berjanji untuk tidak mengulangi dosa yang sama. Berdoalah kepada Tuhan, agar Tuhan melembutkan hati istri anda. Untuk itu, doa bersama-sama akan membantu proses kesembuhan ini. Ikutilah retret bersama dengan istri, misalkan retret di Cikanyere (Telp: 0263-582062, Fax: 0263-582063).

Nyatakanlah kasih kepada istri secara jelas, baik dengan kata-kata maupun perbuatan. Mudah-mudahan dengan bantuan Tuhan dan usaha untuk mengasihi istri anda dengan sungguh-sungguh, maka istri anda dapat mempercayai anda kembali.

3) Apakah saya harus mengaku dosa dengan Romo/Pastur? Anda harus menyadari bahwa apa yang anda lakukan adalah tergolong dosa berat. Dan dosa berat ini, kalau tidak diampuni dapat membahayakan keselamatan kekal dari Martin. Silakan membaca beberapa artikel tentang Sakramen Pengakuan Dosa: (bagian 1, 2, 3, 4). Pada bagian 3 diulas apa sebenarnya Sakramen Pengakuan Dosa dan pada bagian 4 diulas bagaimana untuk mengadakan pemeriksaan batin. Saran saya, lakukanlah pemeriksaan batin dengan baik, dan secepatnya pergi kepada pastor untuk mengaku dosa. Sebelum anda mengaku dosa, saya menyarankan agar anda tidak menyambut komuni kudus.

4) Bagaimana Tips menghindari perselingkuhan? Kalau kita mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan, maka kita akan terhindar dari dosa ini. Kalau kita setia dengan kehidupan doa dan sakramen, kita akan terhindar dari dosa-dosa berat. Kehidupan doa yang baik dan dosa berat adalah saling bertentangan dan tidak mungkin dapat berjalan berdampingan – salah satu dari keduanya akan berhenti. Oleh karena itu, kalau kehidupan doa baik, maka dosa berat akan berhenti. Kita mungkin dapat menipu istri (karena istri tidak melihat perbuatan selingkuh), namun kita tidak dapat menipu Tuhan, yang dengan jelas melihat seluruh perbuatan kita. Dan kita harus menyadari bahwa kita harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan dosa kita di hadapan Tuhan. Pada tahap awal, motivasi untuk menghindari api neraka, mungkin dapat membantu anda untuk menghindari perselingkuhan.

5) Apakah saya masih boleh menerima Hosti di gereja? Tidak dapat, sebelum anda mengakukan dosa kepada pastor. Dan Pengakuan Dosa mensyaratkan pertobatan, yang berarti menghentikan perbuatan dosa. Oleh karena itu, pemutusan hubungan dengan wanita-wanita tersebut adalah merupakan manifestasi dari pertobatan.

6) Apakah saya harus meminta maaf dengan dengan wanita2 yang pernah menjalin hubungan dengan saya, (mereka tau saya sudah berkeluarga,dan tidak menuntut saya karena tulus mecintai saya)? Saran saya, kalau Martin tidak menjalin hubungan lagi dengan wanita-wanita sebelumnya (misal: A, B, C), maka Martin tidak perlu menghubungi lagi dan justru menghindar jauh-jauh. Ini berlaku kalau Martin tidak mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan perbuatan Martin. Kalau ada anak yang terlahir dari perbuatan ini, maka Martin harus bertanggungjawab terhadap kehidupan anak tersebut. Namun, kalau pada saat ini Martin masih menjalin hubungan dengan seorang atau beberapa wanita (misal: D, E), maka Martin harus datang kepada wanita-wanita tersebut untuk meminta maaf dan mengakhiri hubungan dosa ini. Hal ini dilakukan setelah Martin mengaku dosa kepada pastor atau setelah retret, sehingga Martin mempunyai kekuatan untuk mengakhiri hubungan dengan mereka untuk selama-lamanya. Diskusikan dengan istri, dan katakan bahwa anda benar-benar serius untuk mengakhiri semua hubungan dengan wanita-wanita tersebut.

Kalau anda bertemu dengan wanita-wanita tersebut, mungkin mereka akan menangis, atau melakukan sesuatu yang membuat anda tidak tega untuk memutuskan hubungan dengan mereka. Namun, ingatlah, keselamatan kekal dari anda dan juga wanita-wanita tersebut lebih utama dibandingkan dengan kenikmatan sesaat di dunia ini. Oleh karena itu, teguhkanlah hati dan benar-benar datang kepada mereka dengan niatan untuk memutuskan hubungan. Kalau anda mempunyai anak dari wanita-wanita ini, anda harus bertanggung jawab dengan tetap memberikan nafkah kepada mereka, namun tetap memutuskan hubungan dengan wanita-wanita tersebut. Kalau mereka benar-benar tulus mengasihi anda, mereka akan membiarkan anda pergi dari kehidupan mereka.

Semoga jawaban di atas dapat membantu Martin. Dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, sebenarnya anda telah menyadari bahwa anda telah melakukan dosa berat. Hal ini adalah kerja dari Roh Kudus. Namun, anda perlu bekerja sama dengan Roh Kudus, untuk benar-benar memperoleh pertobatan yang benar. Semoga, melalui kejadian ini, anda dapat benar-benar mengasihi istri anda dengan lebih lagi. Saya turut mendoakan. Anda dapat juga mengajukan ujud doa di katolisitas (silakan klik), sehingga romo Kris dan tim dapat turut mendoakan. Sudah saatnya kita semua berfokus pada tujuan akhir dari kehidupan kita, yaitu Kerajaan Sorga, dimana kebagiaan akan terus berlangsung untuk selama-lamanya. Untuk itu, mari kita berusaha untuk hidup kudus, yaitu mengasihi Tuhan dan sesama (termasuk istri) atas dasar kasih kita kepada Tuhan.

Sebagai tambahan: mulai malam hari ini sampai menerima Sakramen Pengakuan Dosa, bacalah Mazmur 51. (Mazmur ini dimadahkan oleh raja Daud, setelah dia melakukan perzinahan dengan Batsyeba. Raja Daud bertobat dan meminta belas kasih Allah untuk menghapuskan dosa-dosanya). Semoga dapat membantu.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org

4.3 7 votes
Article Rating
61 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
pudji
pudji
11 years ago

Kalau ada anak yang terlahir dari perbuatan ini, maka Martin harus bertanggungjawab terhadap kehidupan anak tersebut. Kalau anda mempunyai anak dari wanita-wanita ini, anda harus bertanggung jawab dengan tetap memberikan nafkah kepada mereka, namun tetap memutuskan hubungan dengan wanita-wanita tersebut. Kalau mereka benar-benar tulus mengasihi anda, mereka akan membiarkan anda pergi dari kehidupan mereka. Sehubungan dengan pernyataan diatas, saya ingin mengetahui bentuk tanggung jawab yang harus diberikan terhadap anak, dan sejauh mana tanggung jawab tersebut harus diberikan, apakah sampai anak tersebut dewasa? Haruskah pria tsb juga memberi nafkah kepada wanita/ibu dari anak ini) (Hal ini saya tanyakan krn terjadi pada… Read more »

pudji
pudji
11 years ago

Ibu Inggrid yang terkasih, saya ingin menanyakan bagaimana tanggung jawab pria yang berselingkuh sampai mempunyai anak. Saat ini sang pria sadar dan kembali kepada keluarganya, dia juga ingin memperbaiki hidupnya dengan cara yang benar. Apakah anak tsb menjadi tanggung jawabnya, sementara pria ini sudah tidak ingin berhubungan lagi dengan “mereka” dan tidak mau lagi menyakiti keluarganya dia ingin mengubur masa lalunya. Mereka keluarga Katolik, anak2 dan istrinya aktif dlm kegiatan gereja dan mereka mau menerima apa adanya papa dan suami sekarang.
Mohon tanggapan serta doa agar keluarga ini tetap dipersatukan didalam kasih Yesus Kristus.

Terimakasih ibu Inggrid….

Ingrid Listiati
Reply to  pudji
11 years ago

Shalom Pudji, Sesungguhnya, hukum yang berlaku adalah hukum kodrati, yaitu bahwa orang tua mempunyai tanggungjawab untuk membesarkan anaknya. Maka pria yang berselingkuh sampai mempunyai anak, sesungguhnya mempunyai tanggungjawab untuk membiayai anak itu, sebab secara kodrati ia tetaplah ayah dari anak itu. Namun membesarkan ataupun membiayai di sini tidak sama dengan kembali membina hubungan perselingkuhan dengan ibu anak itu. Jika pria itu sungguh bertobat, maka ia harus meninggalkan perbuatan perselingkuhan tersebut, dan kembali sepenuhnya kepada keluarganya. Di sini diperlukan kebesaran hati dari istri dan anak-anak dari pria tersebut untuk mengampuni dan menerima suami dan papa mereka dalam keadaannya sekarang, termasuk tanggungjawabnya… Read more »

Gabby
Gabby
12 years ago

Salam dalam Yesus Kristus, Saat sekarang saya telah menikah secara katolik 6 tahun yang lalu. Tetapi saya telah pisah rumah dengan suami saya 2 tahun, dikarenakan dia ketahuan selingkuh 4x bahkan telah lengkap semua bukti dan dia pun akhirnya mengakuinya. Yang terakhir dia berhubungan dengan PSK selama 2 tahun. Suami saya pun bekerja di dunia malam sebagai koordinator strip-dancer dikarenakan usaha saya jatuh bangkrut (sejak menikah saya penopang keluarga). Tetapi suami saya telah berselingkuh sejak sebelum dia masuk dunia malam bahkan sebelum kami menikah 1 tahun dalam keadaan saya hamil. Walau kami menikah secara katolik tetapi dia lebih mempercayai agama… Read more »

Ny. Ben
Ny. Ben
12 years ago

Kepada para romo & pengasuh Katolisitas, Saya mau menanyakan beberapan hal. Mengenai kehidupan pernikahan. Saya sdh menikah dan dikaruniai 2 orang anak. Kami berpacaran sudah cukup lama, hampir 10 tahun. Di usia pernikahan yang ke 6, saya merasakan bahwa suami saya berubah, dari berbagai pembbicaraan, akhirnya suami saya mengakui bahwa dia berselingkuh dan telah berbuat zinah. Yang sampai akhirnya dari perselingkuhan tersebut, wanita itu hamil. SIngkat kata, dari keluarga wanita tersebut menuntut tanggung jawab, tetapi suami sudah berkata bahwa tidak bisa menikah secara resmi, karena sudah mempunyai istri dan anak. MAka mereka menikah siri (karena pihak wanita tersebut sebagian besar… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Ny. Ben
12 years ago

Shalom Ny. Ben, Adalah suatu keputusan yang baik dari pihak Anda, jika Anda memutuskan untuk tetap setia dengan janji perkawinan Anda. Memang keadaan perkawinan Anda tidak mudah, namun tidak berarti bahwa karena sulit, maka boleh saja perkawinan itu tidak dipertahankan. Prinsip ajaran yang diajarkan oleh Gereja Katolik adalah perkawinan jika sudah sah diberikan, tidak dapat diceraikan ataupun dibatalkan. Melihat sekilas dari kisah Anda, saya mengasumsikan bahwa perkawinan Anda dengan suami adalah sah, dan karena itu tidak dapat diceraikan ataupun dibatalkan. Keadaan memang rumit, jika suami Anda menjalin hubungan dengan wanita lain, bahkan sampai mempunyai anak. Di sini harus diakui bahwa… Read more »

Hengki
Hengki
12 years ago

Yth. Ibu Inggrid Pa Steff, Romo Yohanes… Salam kasih dalam Kristus… Tentang Pernikahan Katolik yang tidak dapat dipisahkan oleh siapapun di dunia ini kecuali kematian.. Ada sebuah keluarga suami isteri tanpa anak… Pertanyaannya: 1. Suami-isteri nikah secara Katolik..sudah 5 thn hidup terpisah (pisah ranjang)..apakah boleh menyambut Tubuh Kristus dalam Ekaristi? Dosakah bila menyambut Tubuh Tuhan. 2. Isteri selingkuh dan suami marah dengan melontarkan kata-kata yang sangat pedas (caci-maki) kepada istri.. Suami menyadari semua itu tanpa melihat siapa yang benar dan siapa yang salah dalam masalah yang dihadapi dan ingin berbalik, sang suami sudah minta maaf dari isterinya.. sang isteri menolak… Read more »

Ingrid Listiati
Reply to  Hengki
12 years ago

Shalom Hengki, Jika karena satu dan lain hal, suami dan istri ‘pisah ranjang’, tetapi keduanya tidak menikah lagi dengan orang lain, tetap menjaga kemurnian tubuh mereka, dan tidak jatuh ke dalam dosa berat, maka tidak ada yang menghalangi mereka untuk menyambut Komuni kudus. Membaca sekilas kisah yang Anda tuliskan, sebenarnya menurut hemat saya yang pertama- tama harus diusahakan adalah rekonsiliasi suami istri. Sebab dalam perselisihan suami istri, umumnya melibatkan kesalahan dari kedua belah pihak, dan inilah yang harus disadari bersama. Mungkin ada baiknya suami dan istri mengikuti konseling keluarga atau retret pasangan suami istri, seperti retret Tulang Rusuk yang dipimpin… Read more »

Rm Agung, MSF
Rm Agung, MSF
13 years ago

Sdr. Andreas Boy yang terkasih, Perselingkuhan yang dilakukan pasangan tidak hanya mengecewakan atau menyakitkan, tetapi lebih dari itu seringkali juga “membunuh” kebaikan-kebaikan yang ada dalam diri kita: kesabaran, kesetiaan, cinta, sikap memaafkan, atau seperti yang anda alami sekarang: tidak percaya lagi terhadap istri anda. Itulah sebabnya Tuhan mengajarkan: “jangan membalas kejahatan dengan kejahatan”, yang bisa dipahami juga kita menjadi kehilangan kebaikan dan justru melakukan perbuatan yang tidak baik, seperti dia yang telah menyakiti kita. Gereja mengingatkan dengan tegas bahwa perkawinan Katolik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan psikologis, biologis, sosial saja, tetapi mengandung tugas perutusan yakni menghadirkan cinta kasih Allah yang… Read more »

andreas
andreas
13 years ago

Salam di kasih Tuhan Yesus Kristus… nama saya Boy, kejadian sekitar bulan September 2010 tentang perselingkuhan istri saya..dan sekarang baru dia mengatakan sejujurnya tentang itu dan berhubungan badan istri dengan dua laki laki selingkuhan dia…dan saya merasa ditikam dari belakang oleh istri saya…dan dia mengakui perbuatan bersalah yaa..saya sebagai suami sdh tidak percaya lagi sama istri saya. Pertanyaan saya:
1. Apakah kami harus bercerai dgn kejadian itu.
2. Apakah saya mau memaafkan dia tetapi dgn perasaan tak cinta (hampa hati) tidak percaya lagi
3. Apakah kami harus berpisah untuk sementara menenangkan diri
Trima kasih.

Romo pembimbing: Rm. Prof. DR. B.S. Mardiatmadja SJ. | Bidang Hukum Gereja dan Perkawinan : RD. Dr. D. Gusti Bagus Kusumawanta, Pr. | Bidang Sakramen dan Liturgi: Rm. Dr. Bernardus Boli Ujan, SVD | Bidang OMK: Rm. Yohanes Dwi Harsanto, Pr. | Bidang Keluarga : Rm. Dr. Bernardinus Realino Agung Prihartana, MSF, Maria Brownell, M.T.S. | Pembimbing teologis: Dr. Lawrence Feingold, S.T.D. | Pembimbing bidang Kitab Suci: Dr. David J. Twellman, D.Min.,Th.M.| Bidang Spiritualitas: Romo Alfonsus Widhiwiryawan, SX. STL | Bidang Pelayanan: Romo Felix Supranto, SS.CC |Staf Tetap dan Penulis: Caecilia Triastuti | Bidang Sistematik Teologi & Penanggung jawab: Stefanus Tay, M.T.S dan Ingrid Listiati Tay, M.T.S.
top
@Copyright katolisitas - 2008-2018 All rights reserved. Silakan memakai material yang ada di website ini, tapi harus mencantumkan "www.katolisitas.org", kecuali pemakaian dokumen Gereja. Tidak diperkenankan untuk memperbanyak sebagian atau seluruh tulisan dari website ini untuk kepentingan komersial Katolisitas.org adalah karya kerasulan yang berfokus dalam bidang evangelisasi dan katekese, yang memaparkan ajaran Gereja Katolik berdasarkan Kitab Suci, Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Situs ini dimulai tanggal 31 Mei 2008, pesta Bunda Maria mengunjungi Elizabeth. Semoga situs katolisitas dapat menyampaikan kabar gembira Kristus. 
61
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x