Pertanyaan:
Terima kasih kepada bapak Stefanus, mudah2an Bapak sabar atas banyaknya pertanyaan saya, saya senang karena tim katolisitas khususnya Bapak Stefanus dan Ibu Ingrid mau membagi pengetahuannya dengan saya.
Ok baiklah, bapak bertanya apakah menurut saya Mt 28:19 bukan bagian dari alkitab? jawaban saya:
Menurut penganut Trinitarian kata-kata Bapa dan Anak dan Roh Kudus tercatat dalam codex-codex tertua, abad V CE, tapi berdasarkan catatan Eusebius dari Cesaria yang hidup 270 A.D., – 340 A.D ia tidak pernah memasukkan kata-kata patros kai ton uiou kai ton agiou pneumatos Bapa dan Anak dan Roh Kudus ketika ia menquote Matt 28:19.
Woodrow Whidden, Ph. D., Jerry Moon, Ph. D., and John W. Reese dalam buku mereka “The Trinity”, menulis bahwa Constantin yang menuliskan Matt 28:19 dalam bible http://english.sdaglobal.org/research/mt2819.htm
Menurut info dibawah ini Joseph Ratzinger yang sekarang menjadi Paus pun mengakuinya.
He makes this confession as to the origin of the chief Trinity text of Matthew 28:19. “The basic form of our profession of faith took shape during the course of the second and third centuries in connection with the ceremony of baptism. So far as its place of origin is concerned, the text (Matthew 28:19) came from the city of Rome.” The Trinity baptism and text of Matthew 28:19 therefore did not originate from the original Church that started in Jerusalem around AD 33. It was rather as the evidence proves a later invention… Quoted from: Cardinal Joseph Ratzinger, Introduction to Christianity, pp.50-53.
Coba Bapak Stefanus check kebenarannya, tapi sejauh pencarian saya tidak ada sanggahan dari Vatican
Bahkan
Fr. Boismard insists that the Trinitarian formula in Matthew 28:19 does not go back to Jesus but was added by the “final redactor” of Matthew,….
silahkan klik link yang saya berikan dibawah ini:
http://www.catholicculture.org/culture/library/view.cfm?id=2851&CFID=20570655&CFTOKEN=58222882
Klik http://www.youtube.com/watch?v=i-XkAijKg44
Jawaban:
Shalom Kusno,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang apakah Mt 28:19 adalah merupakan bagian dari Matius sejak Alkitab ini dituliskan atau merupakan penambahan. Secara prinsip argumentasi Kusno adalah Mt 28:19 tidaklah asli walapun terdapat dalam Codex Vaticanus, karena 1) tulisan dari Eusebius yang tidak mendukung keaslian Mt 28:19 dan 2) Karena tiga orang ahli yang menuliskan bahwa Mt 28:19 ditulis oleh kaisar Constantine, 3) Cardinal Ratzinger mengatakan bahwa Mt 28:10 adalah merupakan ayat tambahan.
Jawaban saya untuk membuktikan keaslian dari ayat Mt 28:19 adalah dari: 1) Penyusunan Codex, 2) Analisa tulisan dari Eusebius, 3) Kesaksian dari para Bapa Gereja, 4) Analisa dari tulisan Cardinal Ratzinger. Mari kita melihatnya secara lebih mendalam.
1) Penyusunan Codex: Kita tahu bahwa tidak ada naskah asli dari seluruh Alkitab yang asli yang masih tertinggal, termasuk kitab Matius. Kitab Matius yang dituliskan dalam bahasa Ibrani (mungkin Aram) tidak ditemukan aslinya. Namun, kita mendapatkan kitab Matius dari codex tertua dari Alkitab yang kita kenal saat ini, seperti Codex Vaticanus adalah dari abad ke-empat. Kesenjangan waktu dari abad 1 sampai abad ke-4 disebabkan karena kaisar Diocletian pada tahun 303 memerintahkan untuk menghancurkan dan membakar seluruh Kitab Suci. Dan hal ini dituliskan sendiri oleh Eusebius yang mengatakan “I saw with mine own eyes the houses of prayer thrown down and razzed to their foundations, and the inspired and Sacred Scriptures consigned to the fire in the open market place” (H.E. VIII 2).
Dengan demikian, maka untuk mengatakan bahwa Mt 28:19 bukanlah menjadi text asli tidak akan dapat dibuktikan secara absolut kebenarannya, karena tidak ada text asli yang menjadi pegangannya, bahkan ada banyak kesaksian yang justru mendukung keaslian ayat Mt 28:19. Gereja Katolik yang mendapatkan mandat dari Kristus sendiri untuk memimpin umat Allah kepada keselamatan serta menjanjikan bahwa kuasa maut tidak akan mengalahkan Gereja (lih. Mt 16:18-19), menentukan kitab-kitab mana yang menjadi bagian dari Kitab Suci dan mana yang tidak menjadi bagian dari Kitab Suci. Penentuan kitab-kitab yang asli, bukanlah berdasarkan pada satu kesaksian dari Bapa Gereja saja, namun dari banyak kesaksian. Dan terutama, Gereja Katolik percaya bahwa Roh Kudus sendiri yang melindungi Gereja dari kesalahan.
2) Tentang tulisan Eusebius: Dikatakan bahwa ketika Eusebius mengutip Mt 28:19, dia tidak pernah mengutip dengan formula Trinitas (Bapa, Putera, dan Roh Kudus), namun hanya menggunakan kata “Yesus”. Hal ini dapat dilihat dari tulisannya “Demonstration of the Gospel“, Book I, Ch. 3,6, Ch 5,9, Ch 6,24; Book III, ch 6,132; ch 7,138, 236; book IX, Ch. 11.
a) Kita sebenarnya tidak dapat mengatakan bahwa karena kesaksian satu orang Church Father (dalam hal ini Eusebius) membuat Mt 28:19 menjadi tidak valid dan dipandang tidak asli. Rev. H.S. Miller, M.A General Biblical Introduction from God to us, (Houghton, N.Y: The Word-Bearer Press, 1947), hal 259), menganalisa berapa banyak tulisan dari Injil, Kisah Para Rasul, Surat-surat umum, Surat-Surat Paulus, dan Wahyu yang dikutip oleh beberapa Bapa Gereja. Berikut ini adalah data berapa banyak para Bapa Gereja mengutip Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes): Justin Martyr (268), Irenaeus (1,038), Clement Alexandria (1,017), Origen (9,231), Tertullian (3,822), Hippolytus (734), Eusebius (3,258). Eusebius mengutip 3,258 dan Bapa Gereja lain mengutip sebanyak 16,110 ayat-ayat di dalam Injil. Dengan demikian, akan salah menjadi kurang kuat kalau menggantungkan kesimpulan hanya pada satu Bapa Gereja. Apakah Kusno dapat menemukan lagi dari Bapa Gereja lain yang mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh Eusebius?
Mari kita melihat apa yang ditulis oleh Eusebius dalam tulisannya yang lain di “Letter on the Council of Niceae“, dimana dia menuliskan “We believe . . . each of these to be and to exist: the Father, truly Father, and the Son, truly Son, and the Holy Ghost, truly Holy Ghost, as also our Lord, sending forth his disciples for the preaching, said, ‘Go teach all nations, baptizing them in the name of the Father and of the Son, and of the Holy Ghost.’ Concerning whom we confidently affirm that so we hold, and so we think, and so we have held aforetime, and we maintain this faith unto the death, anathematizing every godless heresy” (Letter to the People of His Diocese 3 [A.D. 323]).” Silakan membaca dokumen lengkap dari tulisannya di sini (silakan klik). Jadi, kita dapat melihat bahwa pengarang yang sama (Eusebius), yang digunakan sebagai argumentasi untuk mengatakan bahwa tidak ada baptisan dengan formula Trinitas, ternyata juga menuliskan dengan jelas tentang baptisan dengan formula Trinitas di tulisan “Letter on the Council of Niceae“. Dengan demikian, dapat saja terjadi bahwa dalam beberapa tulisan sebelumnya, Eusebius mungkin ingin memberikan penekanan dari sisi Kristologi. Dan jangan juga melupakan bahwa tulisan “Demonstration of the Gospel” hanya ditemukan setengahnya saja – yaitu hanya 10 buku terakhir dari 20 buku – , sehingga tulisan yang diberikan tidak lengkap.
Untuk mengatakan bahwa Mt 28:19 ditulis oleh Kaisar Constantine adalah kurang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk menyanggah hal ini, saya akan mengutip beberapa dokumen dan para Bapa Gereja yang hidup sebelum kaisar Constantine (306-337), dimana pada tahun 313, dia mentoleransi agama Kristen melalui Edict of Milan.
3) Kesaksian beberapa Bapa Gereja tentang Mt 28:19: Mari kita melihat apa yang dikatakan dalam tulisan Didache dan para Bapa Gereja sampai sekitar pertengahan abad ke-4. Sebagai catatan, Didache adalah ajaran para rasul yang dipakai sebagai pegangan bagi jemaat perdana.
Didache, The [70-100 AD] The Didache “After the foregoing instructions, baptize in the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Spirit, in living [running] water. If you have no living water, then baptize in other water, and if you are not able in cold, then in warm. If you have neither, pour water three times on the head, in the name of the Father, and of the Son, and of the Holy Spirit. Before baptism, let the one baptizing and the one to be baptized fast, as also any others who are able. Command the one who is to be baptized to fast beforehand for one or two days” (Didache 7:1 [A.D. 70]). Tatian the Syrian [120-180 AD] The Diatessaron (Section 55) “Then said Jesus unto them, ‘I have been given all authority in heaven and earth; and as my Father has sent me, so I also send you. Go now into all the world, and preach my gospel in all the creation; and teach all the peoples, and baptize them in the name of the Father and the Son and the Holy Spirit; and teach them to keep all whatsoever I commanded you: and lo, I am with you all the days, unto the end of the world’ [Matt. 28:18-20]” (The Diatesseron 55 [A.D. 170]). Hippolytus [170-236 AD] The Antichrist “When the one being baptized goes down into the water, the one baptizing him shall put his hand on him and speak thus: ‘Do you believe in God, the Father Almighty?’ And he that is being baptized shall say: ‘I believe.’ Then, having his hand imposed upon the head of the one to be baptized, he shall baptize him once. Then he shall say: ‘Do you believe in Christ Jesus . . . ?’ And when he says: ‘I believe,’ he is baptized again. Again shall he say: ‘Do you believe in the Holy Spirit and the holy Church and the resurrection of the flesh?’ The one being baptized then says: ‘I believe.’ And so he is baptized a third time” (The Apostolic Tradition 21 [A.D. 215]). Tertullian [160-240 AD] Against Praxeas “After his resurrection he promises in a pledge to his disciples that he will send them the promise of his Father; and lastly, he commands them to baptize into the Father and the Son and the Holy Ghost, not into a unipersonal God. And indeed it is not once only, but three times, that we are immersed into the three persons, at each several mention of their names” (Against Praxeas 26 [A.D. 216]). Origen [185-254 AD] De Principiis (Book IV) “The Lord himself told his disciples that they should baptize all peoples in the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit . . . for indeed, legitimate baptism is had only in the name of the Trinity” (Commentary on Romans 5:8 [A.D. 248]). Cyprian of Carthage [200-270 AD] Epistle 22 “He [Jesus] commanded them to baptize the Gentiles in the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit. How then do some say that though a Gentile be baptized . . . never mind how or of whom, so long as it be done in the name of Jesus Christ, the remission of sins can follow-when Christ himself commands the nations to be baptized in the full and united Trinity?” (Letters 73:18 [A.D. 253]). Eusebius of Caesarea [265-340 AD] Letter on the Council of Nicaea “We believe . . . each of these to be and to exist: the Father, truly Father, and the Son, truly Son, and the Holy Ghost, truly Holy Ghost, as also our Lord, sending forth his disciples for the preaching, said, ‘Go teach all nations, baptizing them in the name of the Father and of the Son, and of the Holy Ghost.’ Concerning whom we confidently affirm that so we hold, and so we think, and so we have held aforetime, and we maintain this faith unto the death, anathematizing every godless heresy” (Letter to the People of His Diocese 3 [A.D. 323]). Athanasius, St [296-373 AD] De Synodis (Part II) “And the whole faith is summed up, and secured in this, that a Trinity should ever be preserved, as we read in the Gospel, ‘Go ye and baptize all the nations in the name of the Father and of the Son and of the Holy Ghost’ (Matt. 28:19). And entire and perfect is the number of the Trinity (On the Councils of Arminum and Seleucia 2:28 [A.D. 361]).
Dari beberapa tulisan para Bapa Gereja di atas, maka kita melihat bahwa ada cukup banyak tulisan Bapa Gereja yang mengutip Mt 28:19, termasuk kutipan baptisan dengan formula Trinitas – dalam nama Bapa, Putera dan Roh Kudus. Karena beberapa tulisan di atas dituliskan sebelum kaisar Constantine, maka ini juga membuktikan bahwa tidak mungkin kaisar Constantine yang menambahkan Mt 29:19.
4) Tentang tulisan dari Cardinal Ratzinger: Beberapa website dalam bahasa Inggris mengutip tulisan Cardinal Ratzinger untuk membuktikan bahwa Mt 28:19 adalah ayat tambahan dan bukan merupakan bagian dari Injil Matius. Mungkin Kusno mengambil kutipan ini dari beberapa website, yang menuliskan “He makes this confession as to the origin of the chief Trinity text of Matthew 28:19. “The basic form of our profession of faith took shape during the course of the second and third centuries in connection with the ceremony of baptism. So far as its place of origin is concerned, the text (Matthew 28:19) came from the city of Rome.” The Trinity baptism and text of Matthew 28:19 therefore did not originate from the original Church that started in Jerusalem around AD 33. It was rather as the evidence proves a later invention… Quoted from: Cardinal Joseph Ratzinger, Introduction to Christianity, pp.50-53.” Dapatkah Kusno memberikan referensi secara spesifik buku cetakan tahun berapakah dari Introduction to Christianity yang dikutip? Atau kalau Kusno mengutip dari suatu website, tanyakan sumbernya secara jelas.
a) Saya telah mengecek dari buku yang sama dari penerbit Ignatius Press, 2004, dengan ISBN: 1-58617-029-5. Dan di buku tersebut hal. 50-53 tidak memberikan kutipan seperti yang disebutkan di atas. Hal 50-53 membahas tentang apa yang disebut dengan “I believe“. Kalau kita mau mengaitkan dengan Trinitas, maka Cardinal Ratzinger di buku yang sama membahasnya di “bab V – Belief in the Triune God“, hal 162-190. Dan di halaman tersebut dia meninjau dari beberapa sisi untuk menerangkan ajaran Trinitas, serta mencoba menjawab keberatan-keberatan tentang doktrin Trinitas.
b) Kemudian, kalau kita melihat di bagian belakang, buku ini memberikan index ayat-ayat yang dikutip dalam buku ini. Di hal 378 dikatakan bahwa kutipan Mt 28:19 terdapat di hal 83 dan 331.
Mungkin maksud dari kutipan di atas adalah dari hal 83, yang mengatakan “The basic form of our profession of faith took shape during the course of the second and third centuries in connection with the ceremony of baptism. So far as its place of origin is concerned, the text comes from the city of Rome; but its internal origin lies in worship; more precisely, in the conferring of baptism. This again was fundamentally based on the words of the risen Christ recorded in Matthew 28:19: “Go therefore and make disciples of all nations, baptizing them in the name of the Father and of the Son and of the Holy Spirit.” In accordance with this injunction, three questions are put to the person to be baptized: “Do you believe in God the Father Almighty? Do you believe in Jesus Christ, the Song of God…? Do you believe in the Holy Spirit…?” The person being baptized replies to each of these three questions with the word “Credo” – I believe – and is then each time immersed in the water. Thus the oldest form of the confession of faith takes the shape of a tripartite dialogue, of question and answer, and is, moreover, embedded in the ceremony of baptism.“
1) Kalau ini yang menjadi dasar dari kutipan di atas, yang ingin menyatakan bahwa Cardinal Ratzinger percaya bahwa text Mt 28:19 berasal dari Roma dan bukanlah merupakan ayat yang asli, maka saya perlu mempertanyakan penyimpangan dari pengutipan paragraf tersebut. Apakah kesalahan yang dibuat dari kutipan di atas adalah karena penulis tidak dapat menyimpulkan secara benar tulisan dari Cardinal Ratzinger atau memang mempunyai maksud yang tidak baik dengan memberikan kesimpulan yang tidak jujur.
2) Mari kita menganalisa satu-persatu dari kalimat yang dikutip. Dikatakan “The basic form of our profession of faith took shape during the course of the second and third centuries in connection with the ceremony of baptism.” Ini adalah kutipan yang benar.
Kemudian di kalimat selanjutnya dikatakan “So far as its place of origin is concerned, the text (Matthew 28:19) came from the city of Rome.” Ini adalah kutipan yang tidak jujur. Cardinal Ratzinger mengatakan “So far as its place of origin is concerned, the text comes from the city of Rome.” Setelah kata “The text” tidak diberikan kutipan “(Matthew 28:19)”. Jadi “The text” yang merujuk kepada Mt 28:19 adalah kesimpulan dari penulis yang jelas-jelas salah. Kalau kita melihat tulisan Cardinal Ratzinger, maka kita dapat menyimpulkan bahwa “the text” merujuk kepada kalimat sebelumnya, yang mengatakan “The basic form of our profession of faith took shape during the couse of the second and third centuries in connection with the ceremony of baptism.” Jadi “the text” merujuk bukan kepada Mt 28:19, namun kepada “the ceremony of baptism“. Dengan demikian, the ceremony of baptism berasal dari Roma, yang diperjelas di footnote, dimana beberapa pertanyaan dalam the ceremony of baptism menggunakan “Sacramentarium Gelasianum” dan juga dari text yang ditulis oleh St. Hippolytus dalam bukunya “Traditio Apostolica“. Dan kalimat selanjutnya yang mengatakan “The Trinity baptism and text of Matthew 28:19 therefore did not originate from the original Church that started in Jerusalem around AD 33. It was rather as the evidence proves a later invention… ” adalah tidak pernah ditulis oleh Cardinal Ratzinger. Dengan cara pengutipan yang tidak jujur, seolah-olah kalimat terakhir adalah bagian dari tulisan Cardinal Ratzinger, namun hal ini tidaklah benar, seperti yang dibuktikan dari text yang saya kutip dari buku Cardinal Ratzinger.
3) Bahkan kalau kita melihat tulisan dari Cardinal Ratzinger, beliau menegaskan bahwa sumber dari doa aku percaya, yang juga dimanifestasikan dalam liturgi dan upacara baptisan, sesungguhnya bersumber pada perkataan Kristus sendiri yang mengatakan “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,” (Mt 28:19). Dan dengan demikian Cardinal Ratzinger tidak mempertanyakan Mt 28:19, namun justru sebaliknya mempercayai bahwa perkataan “baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mt 28:19) adalah asli dan tidak perlu dipertanyakan.
4) Halaman lain yang memuat Mt 28:19 adalah hal 331, dimana Cardinal Ratzinger menuliskan “After all, we saw in our introductory reflections that the whole Creed grew up out of the triple baptismal question about faith in the Father, Son, and Spirit, a question that for its part rests on the baptismal formula recorded in Matthew (Mt 28:19). To that extend the oldest form of the Creed with its tripartite arrangement is indeed one of the main roots of the trinitarian image of God.“
Dengan demikian, paragraf tersebut (hal 331) merupakan penegasan dari apa yang dikatakan di hal 83.
5) Hal-hal lain: Tentang kutipan anda yang ini “Fr. Boismard insists that the Trinitarian formula in Matthew 28:19 does not go back to Jesus but was added by the “final redactor” of Matthew,….” tidak perlu saya tanggapi lebih jauh, karena tidak berarti teolog Katolik yang anda kutip menyuarakan ajaran Gereja Katolik resmi. Kalau Kusno dapat mengutip ajaran Gereja Katolik dari dokumen resmi Gereja Katolik, saya akan menanggapinya dengan panjang lebar. Apakah anda percaya kutipan dari Fr. Boismard tersebut? Apakah dasar bahwa tulisan dari Fr. Boismard adalah benar? Anda dapat membaca sanggahan tentang hal ini di sini (silakan klik). Dan link dari catholicculture.org di sini (silakan klik), justru untuk menyanggah apa yang ditulis oleh Fr. Boismard, maka artikel itu ditulis, dimana pada akhir dari artikel tersebut dituliskan “All this would be laughable if it were not so sad—and if the stakes for the faith were not so high. It would certainly appear, though, that the faith of the Church is being challenged by scholars far beyond the ranks of the Jesus Seminar; the faith of the Church is evidently being equally challenged by some of the scholars supposedly within the Church’s own ranks.” Jadi kesimpulan dari artikel tersebut adalah ingin menunjukkan bahwa Fr. Boismard adalah salah satu biblical scholar yang mengajarkan sesuatu yang bertentangan dengan pengajaran dari Gereja Katolik. Namun, umat Katolik percaya bahwa Roh Kudus akan melindungi Gereja-Nya dari kesalahan-kesalahan pengajaran dan Gereja telah memberikan pondasi yang kuat untuk menginterpretasikan Alkitab dengan baik.
KESIMPULAN:
Dari pemaparan di atas, maka terlihat bahwa Mt 28:19 adalah asli, berdasarkan kesaksian dari beberapa Bapa Gereja dan terutama karena janji Kristus sendiri untuk melindungi Gereja-Nya, sehingga tidak salah dalam menentukan buku-buku mana yang menjadi bagian dari Alkitab. Tuduhan yang mengatakan bahwa bahwa Eusebius tidak percaya akan keaslian dari Mt 28:19 karena di salah satu bukunya (Demonstration of the Gospel) tidak memuat formula baptisan Trinitas tidaklah cukup kuat, karena di buku yang lain (Letter on the Council of Niceae), dia justru memuat kutipan Mt 28:19 secara lengkap. Tuduhan bahwa Mt 28:19 ditulis oleh Kaisar Constantine tidaklah mendasar, karena kita melihat kutipan dari para Bapa Gereja sebelum masa Kaisar Constantine, telah mengutip Mt 28:19 dengan formula baptisan Trinitas. Tuduhan bahwa Cardinal Ratzinger mengatakan bahwa text Mt 28:19 adalah berasal dari Roma menurut saya adalah paling tidak dapat dipertanggungjawabkan, yang menandakan ketidaktahuan atau ketidakjujuran. Saya percaya Kusno tidak bermaksud tidak baik, karena saya pikir Kusno juga mengutip dari banyak website dalam bahasa Inggris yang menuliskan tentang hal ini. Bagi saya, sekali seorang penulis melakukan kutipan yang tidak jujur dan mencoba untuk membelokkan maksud dari tulisan aslinya, maka penulis tersebut tidak dapat dipercaya (kecuali hal ini dilakukan karena ketidaktahuan si penulis). Jadi, kalau Kusno melihat ada orang yang menuliskan tentang Cardinal Ratzinger tidak percaya akan keaslian Mt 28:19 berdasarkan bukunya “Introduction to Christianity” padahal dia justru menuliskan sebaliknya, maka saran saya adalah agar Kusno tidak mempercayai penulis dan sumber dari kutipan tersebut, karena telah sengaja memutarbalikkan apa yang dituliskan oleh Cardinal Ratzinger.
Semoga dengan jawaban ini, minimal Kusno dapat melihat bahwa kepercayaan umat Kristen terhadap Trinitas bukanlah sekedar sebuah spekulasi, namun berdasarkan Wahyu Allah, dimana Tuhan sendiri yang mengatakannya kepada manusia.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org
Dear Pak Stef dan Bu Inggrid,
Ada yang saya mao tanyakan tentang baptisan. Beberapa hari ini bacaan kita adalah Kisah Para Rasul, di situ sering sekali dikatakan mereka membaptis dalam nama Yesus. Dan seperti pada bacaan hari ini dr Kis 19, ditanyakan “sudahkan kamu menerima Roh Kudus ketika kamu percaya? Ketika mereka mendengar hal itu mereka memberi diri mereka dibaptis dalam Nama Tuhan Yesus”. Bukan hanya di ayat itu saja bahkan di Kis 2:38, Kis 8:16, Kis 10:48.
Dan ketika saya membaca di salah satu artikel di sini (saya lupa) di surat baptis salah satu denominasi lain, dituliskan “dibaptis dalam Nama Bapa, Anak, Roh Kudus yang adalah Yesus Kristus” (kalau ga sala) itu dikatakan keliru rumusannya. Dan sering saya mendengar orang berdoa memulainya dengan “Allah Bapa kami di dalam nama Yesus Kristus”, apakah rumusan doa seperti itu benar?
Jadi maksud yang di Kisah Para Rasul itu apa ya? Bahkan kesannya di Kisah Para Rasul tanda orang menerima Roh Kudus adalah bisa berbicara Bahasa Roh (Kis 8:16), makanya saya melihat kenapa denominasi lain bisa membaptis 2 kali karena mereka melihat ada Baptis air dan Baptis Roh Kudus.
terima kasih
Leonard
[dari katolisitas: Silakan membaca diskusi tersebut – silakan klik.]
Surat paulus menunjukkan bahwa tak satupun dari12 murid Yesus yang mengajar ke segala bangsa …. seperti yang diperintahkan kepada mereka di mat 28:19 – 20 …
Gal 2:7 Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat
Gal 2:8 — karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat.
12 murid Yesus hanya mengajar bangsa bersunat / Israel menunjukkan fakta bahwa mereka tidak mengenal perintah di Mat 28:19-20
mereka ternyata persisten hanya mengajar ke bangsa bersunat / Israel saja sebagaimana perintah Yesus
Mat 10:5 Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria,
dan bukti Injil berbahasa Ibrani ….menunjukkan tak ada amanat agung dan formula baptisan
http://jesus-messiah.com/apologetics/catholic/matthew-proof.html
Matt 28:19-20 “Go and teach them to carry out all the things which I have commanded you forever.”
Mat 28: 19-20 ” Pergi dan ajarilah mereka untuk melaksanakan semua hal yang telah Kuperintahkan kepadamu selamanya.
silakan ambil kesimpulan dari akal budi anda sendiri …. palsu atau tidaknya baptisan trinitas tersebut …
Shalom Cisko Kid,
Terima kasih atas komentarnya. Saya telah memberikan argumentasi bahwa Matius 28:19 adalah asli dengan beberapa perimbangan, seperti dalam codex maupun dari kutipan yang diberikan oleh Bapa Gereja – silakan klik. Dengan demikian, kalau anda tidak menyetujuinya, maka anda harus mencoba untuk memberikan argumentasi. Tentang apakah ajaran Yesus hanya diperuntukkan untuk kaum Yahudi, saya telah membahasnya di sini – silakan klik. Semoga link-link tersebut dapat memberikan gambaran akan pengajaran Gereja Katolik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Terima kasih atas tanggapan saudara Stefanus Tay tentang baptisan Trinitas yang mendasarkan kepada kesaksian kesaksian para Bapa gereja awal, Sedangkan ulasan yang saya buat , adalah berdasar teks teks yang terdapat dalam Perjanjian Baru
Saya yakin anda tentu paham sejarah gereja awal tentang pertarungan paham unitarian dan trinitarian pada konsili Nikea yang dimenangkan pendukung paham Trinitas yang menghasilkan Kredo Nikea yang mana unsur ROH KUDUS hanya disebut secara sepintas dengan kata “ROH KUDUS” saja tanpa ada penjelasan lebih lanjut sebagaimana unsur Allah Bapa dan Putera yang dideskripsikan secara rinci.
Adalah suatu fakta bahwa ada kitab Matius berbahasa Ibrani yang tidak merumuskan baptisan trinitas …., hal inilah yang menjadikan kita harus berhati hati meneliti lebih jauh tentang otensitas baptisan trinitas ini
Baptisan Trinitas dalam kitab Injil hanya tercantum dalam 2
kitab Injil yaitu Matius 28:19-20 dan Markus 16:9-20 , serta dalam 1 surat yaitu 1 Yoh 5:7
Dan Fakta yang lebih menarik lagi adalah ternyata formula rumusan baptisan trinitas DI KITAB MARKUS ini TIDAK TERDAPAT dalam CODEX SINAITICUS dan juga di CODEX VATICANUS , kanon resmi alkitab lengkap buatan abad 4 Masehi
Ayat ayat amanat agung plus baptisan trinitas di kitab Markus ternyata tidak ada sama sekali …. Kitab Markus 16:9-20 pada Codex Sinaiticus ternyata tidak ada , Kitab Markus pada codex sinaiticus berakhir pada Markus 16:8 ,
Demikian pula halnya pada codex Vaticanus yang dikabarkan lebih tua dari codex Sinaiticus . Kitab Markus pada codex Vaticanus juga berakhir pada Markus 16:8 …. so Markus 16:9-20 yang berisikan ayat ayat ikon kristen “Amanat Agung dan baptisan trinitas” pada alkitab sekarang terbukti merupakan suatu tambahan yang tentunya dibuat para Bapa Gereja yang berpaham Trinitas
Dan yang lebih menarik lagi ternyata rumusan Trinitas yang juga ada pada 1 Yoh 5:7 adalah berbeda beda dalam berbagai edisinya
silakan anda melihat sendiri sejauh mana perbedaannya di link resmi alkitab ini
http://alkitab.sabda.org/verse.php?book=1yoh&chapter=5&verse=7
Itulah sebabnya saya menyimpulkan bahwa formula baptisan trinitas dan juga Amanat Agung adalah ayat ayat palsu yang dibuat oleh Bapa gereja yang berpaham Trinitas … terbukti tak satupun dari 12 Murid Yesus yang mengajar keluar bangsa Israel dan tak satupun dari mereka mengajarkan baptisan trinitas..
Shalom Cisko Kid,
Kalau anda mau meneliti lebih jauh tentang manuskrip-manuskrip, maka anda akan melihat adanya satu kenyataan bahwa ada manuskrip-manuskrip yang memuat Mat 28:19 dan ada juga yang tidak. Dengan demikian, kalau argumentasi anda hanya berdasarkan manuskrip yang tidak memuat Mat 28:19, maka argumentasi anda menjadi kurang kuat. Sebagi contoh, dalam bukunya “A Harmonized Exposition of the Four Gospels” vol IV. hal. 628 , A.E. Breen, D.D. menjelaskan manuskrip yang memuat Mat 28:19, yaitu: B (Codex Vaticanus), Δ, П, I, 33, et al.; in many codices of the old Italian version; in all the codices of the Vulgate; in both principal Syriac versions; and in the Armenian, Ethiopian, and Bohairic versions. Dengan demikian, tidaklah benar kalau anda mengatakan bahwa Mat 28:19 tidak terdapat dalam Codex Vaticanus.
Karena ada manuskrip yang memuat dan ada yang tidak memuat, maka Gereja mempunyai parameter yang lain, seperti: apakah ayat tersebut pernah ditulis oleh para Bapa Gereja atau pernah masuk dalam dokumen awal gereja? Itulah sebabnya, selain manuskrip yang ada, maka saya juga memberikan beberapa tulisan Bapa Gereja sebagai saksi-saksi awal bahwa baptisan dengan formula Trinitas telah diterapkan sedari awal. Dan hal ini secara tidak langsung membuktikan keotentikan dari ayat tersebut, karena bobot tulisan Bapa Gereja – sebagai saksi-saksi awal kekristenan – lebih tinggi dibandingkan dengan ahli-ahli Kitab Suci sekarang. Dan pada akhirnya, Gereja Katolik dengan inspirasi Roh Kudus menentukan buku-buku mana yang masuk ke dalam kanon.
Kalau anda melihat syahadat para rasul, memang Roh Kudus disebutkan sebagai “Yang dikandung dari Roh Kudus”. Hal ini disebabkan pada awal, para Bapa Gereja berfokus pada Kristologi. Namun, bukan berarti bahwa Pribadi ke-3 dari Trinitas, yaitu Allah Roh Kudus tidak dibahas secara lebih rinci, karena dalam syahadat nikea-konstantinopel, disebutkan demikian “Aku percaya akan Roh Kudus, Ia Tuhan yang menghidupkan, Ia berasal dari Bapa dan Putera, Yang serta Bapa dan Putera, disembah dan dimuliakan.”
Dan kalau anda mau melihat secara lebih menyeluruh lagi dari Kitab Suci, terutama dalam Perjanjian Baru, maka anda melihat bahwa ada pernyataan tentang Trinitas, walaupun belum didefinisikan secara jelas. Namun, satu kenyataan, bahwa konsep Trinitas telah ada, bahkan mulai dari Perjanjian Lama dan dinyatakan secara lebih jelas di dalam Perjanjian Baru. Dalan tulisan tentang hal ini – silakan klik, maka kami menuliskan sebagai berikut:
Demikian jawaban yang dapat saya sampaikan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Saudara Stefanus Tay
dalam seluruh komentar saya , tidak ada saya menulis bahwa mat 28:19-20 tidak terdapat dalam codex vaticanus.
Yang tidak terdapat dalam kanon resmi alkitab tertua (codex vaticanus maupun codex Sinaiticus) adalah ayat sejenis Mat 28:19 -20 yaitu Markus 16:9-20
juga Yang saya tulis adalah adanya variasi perbedaan antara Mat 28:19-20 yang anda pegang dengan versi Ibrani yang tidak mencantumkan formula baptisan trinitas, serta adanya variasi perbedaan dari ayat landasan trinitas lainnya yaitu 1 Yoh 5:7 dari berbagai edisi alkitab .
Memang benar bahwa ada diantara para bapa Gereja mengajarkan baptisan trinitas, tentunya Bapa Gereja tersebut adalah yang hidup pada abad ke dua dan ke tiga masehi seperti yang dinyatakan oleh Paus Benedictus ( Joseph Ratzinger ) dan juga kesaksian Eusebius dari Caesarea ( 263 – 339 Masehi), disamping itu tentunya anda sangat mengetahui pula ada para Bapak Gereja awal yang menentang trinitas sehingga harus diselesaikan melalui konsili Nikea
Jika anda merujuk pada Didache …. maka waktu penulisan kitab inipun jelas tidak bisa dihubungkan dengan masa murid murid Yesus yang tidak pernah mengadakan ritual baptisan trinitas walaupun dalam bagian akhir Matius dan Markus , mereka mendapat perintah langsung dari Yesus .Kedua belas murid Yesus tetap konsisten dengan ajaran Yesus ketika hidup yaitu mengajar ganya kepada orang bersunat ( Yahudi ) saja, tidak pernah mengajar kepada bangsa bukan Yahudi dan tak pernah membaptis dengan rumusan Trinitas
Shalom Cisko Kid,
Terima kasih atas tanggapan anda. Saya minta maaf atas kekurang-telitian saya dalam membaca argumentasi anda. Setelah saya membaca kembali, memang anda tidak mengatakan bahwa Mat 28:19-20 tidak terkandung dalam Codex Siniaticus dan Codex Vaticanus, tetapi Mrk 16:9-20. Karena topik diskusi ini adalah tentang keotentikan dari Mat 28:19 – seperti yang terlihat dari judul artikel, maka kita berfokus pada ayat ini saja. Tentang Mrk 16:9-20 telah didiskusikan di sini – silakan klik, di mana disebutkan bahwa akhiran panjang dari Markus (ay.9-20) didukung oleh semua manuskrip Yunani kecuali Vaticanus, dan Siniaticus. Vulgate MSS dan semua MSS dari Old Latin (kecuali k) juga memuatnya, termasuk juga Syriac, Coptic dan versi lain.
Hal lain yang mungkin perlu diklarifikasi adalah tidak ada Manuskrip asli dalam bahasa Ibrani. Kalau anda mengatakan bahwa ada manuskrip Ibrani, maka mungkin itu berasal dari Shem Tov’s Matthew tahun 1385, yang ditemukan dalam vol.12 dari The Touchstone (1380-1385), yang memang menentang kekristenan. Coba anda cari, apakah ada manuskrip Ibrani yang memuat Mat 28 secara lengkap sebelum abad-abad tersebut atau adakah manuskrip Ibrani yang lebih awal dari Codex Vaticanus?
Saya telah memberikan beberapa Bapa Gereja yang telah menyebutkan formula Trinitas dalam baptisan. Sekarang cobalah anda juga melakukan riset, berapa Bapa Gereja yang tidak mempercayai Trinitas di awal-awal abad kekristenan sampai abad 5? Kalau ada Konsili, maka bukan berarti bahwa keputusan tersebut adalah tidak benar, namun justru membuktikan bahwa ada pengajaran yang tidak sesuai dengan kekristenan yang harus diluruskan.
Kalau anda menolak bahwa Didache tidak berhubungan dengan masa murid-murid Kristus yang tidak pernah mengadakan ritual baptisan Trinitas, maka pernyataan ini perlu dicermati dan perlu didukung dengan bukti-bukti yang baik. Pertama, pernyataan “murid-murid Kristus tidak pernah mengadakan ritual baptisan Trinitas” perlu dibuktikan kebenarannya. Kedua, keberadaan Didache disebutkan oleh sejarahwan Eusebius, Athanasius, Rufinus, Hermas, Irenaeus, Clement of Alexandria, Origen, seperti yang dinyatakan dalam Catholic Encyclopedia ini – silakan klik, yang mengutip:
Dari diskusi ini, maka anda perlu membuktikan bukti-bukti dari manuskrip dan tulisan Bapa Gereja yang menolak keberadaan formula baptisan Trinitas. Kalau anda ingin berdiskusi apakah ajaran Kristen hanya untuk bangsa Yahudi saja atau seluruh dunia, silakan melihat tanya jawab ini – silakan klik. Semoga jawaban ini dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Kepada Saudara Stefanus Tay
Baptisan Trinitas dalam Didache tidak berhubungan dengan murid murid Yesus adalah karena para murid Yesus tidak pernah membaptis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus
Inilah bukti bukti alkitabiah yang bisa saya paparkan,
Kisah 2:38 Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
Kisah 19:5 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka memberi diri mereka dibaptis dalam nama Tuhan Yesus.
Berdasar Kisah rasul tersebut maka saya menyimpulkan bahwa baptisan trinitas tidak pernah dilakukan oleh para murid Yesus ,
Sedangkan murid murid Yesus hanya mengajar kepada bangsa Yahudi saja juga dapat dibuktikan dengan tulisan Surat Paulus
Gal 2:8 — karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul BAGI ORANG ORANG BERSUNAT, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat.
So dari kisah kisah itulah saya menyimpulkan bahwa 12 murid Yesus tak pernah mengajar kepada bangsa non Yahudi dan juga tak pernah membaptis dengan rumusan Trinitas sebagaimana yang tertulis dalam matius 28:18-20 ,dan satu satunya alasan yang logis adalah para murid Yesus tak pernah mendengar apa yang diucapkan Yesus di akhir kitab Matius tersebut
Shalom Cisko Kid,
Terima kasih atas tanggapan anda. Saya pikir, sampai saat ini, kita telah memberikan argumentasi masing-masing, sehingga diskusi ini saya akan tutup. Anda memberikan pernyataan “Baptisan Trinitas dalam Didache tidak berhubungan dengan murid murid Yesus adalah karena para murid Yesus tidak pernah membaptis dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus” dan kemudian didukung dengan beberapa ayat yang menyatakan adanya baptisan dalam nama Yesus di Kis 2:38; Kis 19:5.
Saya telah memberikan argumentasi bahwa Baptisan Trinitas telah dengan sangat jelas ditegaskan di dalam amanat agung yang diberikan oleh Kristus sendiri di Mat 28:19-20. Kita telah berdiskusi tentang bukti-bukti dari manuskrip dan saya telah memberikan bukti bahwa keotentikan Mat 28:19-20 didukung oleh: B (Codex Vaticanus), Δ, П, I, 33, et al.; in many codices of the old Italian version; in all the codices of the Vulgate; in both principal Syriac versions; and in the Armenian, Ethiopian, and Bohairic versions. Bahwa memang tidak ada di Codex Siniatikus memang adalah kenyataan. Oleh karena itu, ada dua kemungkinan untuk menyimpulkan hal ini:
1. Karena tidak ada di Codex Siniaticus, maka Mat 28:19-20 tidaklah asli. Namun, pertanyaan dapat muncul, seperti apa dasar dari parameter ini? Siapa yang membuat parameter ini? para ahli zaman sekarang? Bagaimana kita dapat begitu yakin akan kebenaran dari parameter ini? Apakah ada jemaat awal yang menuliskan keraguan mereka tentang keaslian dari ayat ini?
2. Walaupun tidak ada di Codex Siniaticus, namun Mat 28:19-20 asli karena didukung oleh beberapa manuskrip yang lain, seperti yang telah saya sebutkan. Dalam menentukan keasliaan ini, Gereja Katolik melalui Magisterium Gereja, yang dilindungi oleh kuasa Allah (lih. Mat 16:16-19) menentukan otentisitas apakah buku maupun ayat dalam Kitab Suci adalah memang menjadi bagian dari kanon. Tentu saja sikap ini bukan sikap yang membabi buta, karena didukung dari manuskrip dan juga dari para Bapa Gereja. Tulisan dari Bapa Gereja adalah menjadi parameter yang penting, karena mereka lebih tahu dari kita semua yang terpisah 20 abad dari kejadian sebenarnya. Hal ini menjadi masuk akal, sama seperti kesaksian langsung dari satu kejadian mempunyai bobot lebih tinggi dibandingkan dengan kesaksian yang tidak langsung – apalagi setelah ribuan tahun. Inilah sebabnya saya memberikan tulisan-tulisan dari Didache dan para Bapa Gereja, bahwa mereka membaptis jemaat perdana dengan formula Trinitas. Itulah sebabnya, saya meminta kepada anda untuk menggali apakah ada para Bapa Gereja yang memberikan tulisan bahwa mereka membaptis dengan nama Yesus dan menolak baptisan dengan formula Trinitas.
Kalau demikian mengapa Kis 2:38; Kis 19:5 menuliskan bahwa mereka membaptis dalam nama Yesus? Dari sini, kita melihat adanya dua kenyataan, bahwa memang di Kis 2:38; Kis 19:5 dituliskan dibaptis dalam nama Yesus Kristus dan pada saat yang bersamaan jemaat perdana (yang kesaksiannya lebih bisa diandalkan daripada analisa kita) menuliskan bahwa mereka membaptis dalam formula Trinitas.
1. Kalau kita melihat bahwa Kis 2:38 dan Kis 19:5 menggunakan formula Yesus Kristus dalam baptisan, maka konsekuensi logisnya adalah kita harus mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, karena baptisan yang menyelamatkan jiwa seseorang tidak mungkin dibuat dalam nama manusia.
2. Pada saat para rasul menuliskan bahwa baptisan adalah dalam nama Yesus Kristus (Kis 2:38; 10:48), Yesus Tuhan (Kis 8:16; 19:5), dalam nama Kristus (Gal 3:27; Rm 6:3), maka maksudnya adalah “baptisan seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus“, yang dibedakan dari baptisan Yohanes. Dengan demikian, baptisan yang diberikan adalah seperti yang diberikan oleh Kristus di Mt 28:19, yaitu dalam nama Trinitas. Kalau kita membaca pendapat beberapa ahli, seperti St. Thomas, St. Bonaventure, Albertus Magnus, Peter Lobard, Hugh of St. Victor, tidak disinggung tentang keaslian dari Mat 28:19. Mereja dan para jemaat awal menerima bahwa Mat 28:19 adalah asli, dan mereka memikirkan bagaimana untuk menyatukan formula baptisan yang terlihat berbeda dengan formula di Mat 28:19 dengan perintah Yesus sendiri di Mat 28:19. Dan dalam hal ini, kita harus bersyukur akan kuasa Magisterium Gereja yang menyatakan bahwa Baptisan harus dalam formula Trinitas: dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus.
Itulah argumentasi yang dapat saya berikan. Dan mohon maaf karena keterbatasan waktu, saya tidak dapat meneruskan diskusi ini tanpa batas, sehingga diskusi dengan anda tentang topik ini saya tutup. Tentang apakah kekristenan hanya diperuntukkan bagi umat Yahudi dan bukan untuk bangsa-bangsa lain, saya telah memberikan argumentasi bahwa kekristenan adalah diperuntukkan untuk semua bangsa. Silakan melihat tanya jawab ini – silakan klik dan ini – klik ini. Terima kasih untuk kesempatannya berdialog dengan anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Kepada Saudara Stefanus Tay
Terima kasih seluruh tanggapan anda …
Saya menghargai keputusan anda untuk menutup diskusi ini walaupun sebetulnya ini adalah pengalaman yang menarik sekali buat saya dalam berdiskusi dengan anda , ….
Terima kasih atas waktu dan pikiran yang anda luangkan buat saya dan ahirnya mohon maaf jika ada diantara pernyataan pernyataan saya yang tidak berkenan di hati anda , …
Salam.
Dear Katolisitas;
Mohon penjelasan (mohon berikan link bila hal ini sudah pernah dibahas);
kalau sebelum naik ke Surga , Yesus benar bersabda spt Mt.28:19-20, kenapa:
1. di awal-awal Kisah Para Rasul masih ada perdebatan mengenai atas nama siapa Baptisan diberikan? (bukankah di Mt.28:19-20, Yesus sudah memerintahkan Baptisan atas nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus?)
2. kenapa Rasul Petrus perlu penampakan dari Tuhan berupa makanan haram yg harus dia makan, untuk menyakinkan Petrus menginjili orang asing? (Bukankah di Mt.28:19-20 Yesus memerintahkan untuk mengajar semua bangsa?)
Benarkah argumen bahwa fakta adanya 2 hal diatas , maka Mt.28:19-20 ditambahkan kemudian (tidak ada di manuskrip awal) ?
Terima kasih atas jerih payah Katolisitas dalam mewartakan ajaran GK . Web ini sangat berharga.
Shalom Fxe,
Terima kasih atas pertanyaannya. Untuk pertanyaan pertama pernah anda tanyakan sebelumnya dan saya telah memberikan jawaban di sini – silakan klik. Dengan demikian tidak ada pertentangan baptisan mana yang harus dilakukan. Kemudian untuk pertanyaan kedua, dikatakan di Kis 11:17-18 “17 Jadi jika Allah memberikan karunia-Nya kepada mereka sama seperti kepada kita pada waktu kita mulai percaya kepada Yesus Kristus, bagaimanakah mungkin aku mencegah Dia?” 18 Ketika mereka mendengar hal itu, mereka menjadi tenang, lalu memuliakan Allah, katanya: “Jadi kepada bangsa-bangsa lain juga Allah mengaruniakan pertobatan yang memimpin kepada hidup.” Kalau kita mencermati, ayat ini merupakan peneguhan bahwa keselamatan juga terbuka untuk bangsa-bangsa non-Yahudi. Ayat tersebut tidak dapat digunakan untuk mengklaim bahwa seolah-olah Mt 28:19-20 adalah tidak asli. Kita tahu bahwa jemaat perdana dalam tuntunan Roh Kudus berusaha untuk mengkoordinasikan diri mereka melalui pertemuan jemaat, konsili Yerusalem. Mereka tahu bahwa baptisan adalah penting untuk keselamatan, seperti yang terlihat pada peristiwa Pentakosta (Kis 2), dimana hadir orang-orang Yahudi dan semua orang yang tinggal di Yerusalem (Kis 2:14). Kabar gembira juga diberitakan di banyak kampung di Samaria (lih. Kis 8:25). Dan kita juga melihat bahwa Filipus juga membaptis sida-sida (Kis 8:36-37). Dan semua ini dilakukan sebelum terjadinya peristiwa Petrus dan Kornelius. Dengan demikian argumentasi Petrus tentang keselamatan juga untuk segala bangsa – termasuk non-Yahudi – adalah merupakan penegasan dari beberapa hal yang telah dilakukakan sebelumnya, yaitu pembaptisan kepada beberapa non-Yahudi. Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Salam damai,
Wah, yang ini bener-2 memberi kedamaian.
Saya salut dengan ketelitian Pak Stef dan tim Katolisitas yang sedemikian detil sehingga pemutar-balikan Trinitas dapat diketahui dengan sangat baik dan semakin jelas terlihat adanya indikasi provokasi dalam hal ini yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Semoga Roh Kudus akan selalu melindungi gereja yang sedang berziarah di dunia ini.
Terimakasih atas pencerahan ini.
yang berdosa,
yohanes yp
Terima kasih kepada bapak Stefanus, mudah2an Bapak sabar atas banyaknya pertanyaan saya, saya senang karena tim katolisitas khususnya Bapak Stefanus dan Ibu Ingrid mau membagi pengetahuannya dengan saya.
Ok baiklah, bapak bertanya apakah menurut saya Mt 28:19 bukan bagian dari alkitab? jawaban saya:
Menurut penganut Trinitarian kata-kata Bapa dan Anak dan Roh Kudus tercatat dalam codex-codex tertua, abad V CE, tapi berdasarkan catatan Eusebius dari Cesaria yang hidup 270 A.D., – 340 A.D ia tidak pernah memasukkan kata-kata patros kai ton uiou kai ton agiou pneumatos Bapa dan Anak dan Roh Kudus ketika ia menquote Matt 28:19.
……
[dari katolisitas: saya minta maaf baru sempat menjawab pertanyaan Kusno. Silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]
Mohon penjelasan;
Ada pendapat sbb:
Seandainya Mt.28:19 ada sedari awal (asli), mengapa di Kisah Para Rasul masih ada perdebatan mengenai forma Baptisan (Baptis atas nama siapa)?
Shalom Fxe,
Terima kasih atas komentarnya tentang perbedaan formula baptisan antara Mt 28:19, yang memberikan formula baptisan dalam nama Trinitas: “baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,” dengan beberapa ayat di kisah para rasul dan surat-surat – yang mengatakan dibaptis dalam nama Yesus Kristus (Kis 2:38; 10:48), Yesus Tuhan (Kis 8:16; 19:5), dalam nama Kristus (Gal 3:27; Rm 6:3).
Baptisan dengan formula Trinitas telah diputuskan oleh Konsili Trente (Sess. VII, cn. IV) dan konsili Florence dalam dekrit Union dan merupakan tradisi yang dilakukan oleh Gereja. Dan hal ini juga didukung oleh beberapa tulisan dari Bapa Gereja, seperti St. Justin Martyr, St. Ambrose, St. Cyprian, St. Jerome, Origen, St. Athanasius, St. Augustine.
Pertanyaannya adalah, bagaimana kita menyatukan pandangan Mt 28:19 dan beberapa ayat di Kisah Para Rasul, Roma dan Galatia? Ini menjadi perdebatan cukup panjang antara beberapa teolog, seperti St. Thomas, St. Bonaventure, Albertus Magnus, Peter Lobard, Hugh of St. Victor. Dari beberapa pendapat, maka saya cenderung untuk menyimpulkan bahwa pada saat Kisah para rasul, Roma dan Galatia menuliskan baptisan “dalam nama Kristus atau Yesus Kristus, Yesus Tuhan”, maka maksudnya adalah “baptisan seperti yang diajarkan oleh Yesus Kristus“, yang dibedakan dari baptisan Yohanes. Dengan demikian, baptisan yang diberikan adalah seperti yang diberikan oleh Kristus di Mt 28:19, yaitu dalam nama Trinitas. Kalau kita membaca tentang pendapat yang berbeda-beda, tidak disinggung tentang keaslian dari Mt 28:19. Para jemaat awal menerima bahwa Mt 28:19 adalah asli, dan mereka memikirkan bagaimana untuk menyatukan formula baptisan yang terlihat berbeda dengan formula di Mt 28:19 dengan perintah Yesus sendiri di Mt 28:19. Dan dalam hal ini, kita harus bersyukur akan kuasa Magisterium Gereja yang menyatakan bahwa Baptisan harus dalam formula Trinitas: dalam nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus. Semoga keterangan ini dapat menjawab pertanyaan Fxe.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Comments are closed.