[Hari Raya Hati Kudus Yesus: Hos 11:1-9; Yes 12:2-6; Ef 3:8-19; Yoh 19:31-37].
Setelah Minggu lalu kita merenungkan rahmat Allah yang terbesar dalam Ekaristi, Minggu ini kita merenungkan kasih Allah dalam Hati Kudus Yesus, yang menjadi sumber dari segala kasih karunia-Nya. Hati adalah lambang cinta kasih, maka hari ini, saat kita memandang Hati Kudus Yesus, kita merenungkan kasih-Nya kepada kita. “Lihatlah Hati ini yang telah begitu mengasihi manusia…” kata Tuhan Yesus kepada St. Margaret Mary. Biarlah perkataan ini menggema di dalam hati kita, setiap kali kita memandang gambar Yesus yang menunjuk kepada Hati Kudus-Nya, yang terluka karena dosa-dosa kita. Hati itu selalu menanti kita, mencari jiwa-jiwa agar dapat menyelamatkannya. Hati Kudus Yesus selalu ada dalam Ekaristi, untuk memuaskan jiwa kita yang lapar dan haus akan Dia. Dalam Hati Kudus-Nya itu kita menimba kekuatan untuk menjalani kehidupan ini. Adalah mustahil bagi kita untuk menghapus semua dukacita dalam hidup ini, tetapi jika kita hidup bagi Yesus, dan menimba kekuatan dari Hati Kudus-Nya, jiwa kita akan beroleh ketenangan dan damai sejahtera.
Injil hari ini mengisahkan tentang ketika prajurit itu menikam lambung Yesus untuk memastikan bahwa Ia telah wafat. Dari tikaman yang terarah ke hati-Nya itu, keluarlah darah dan air yang melambangkan sakramen- sakramen Gereja. Dari Hati Kudus Yesus itu mengalirlah kehidupan bagi Gereja-Nya yang adalah mempelai-Nya. Dengan demikian, Gereja dibentuk dari Hati Kudus Yesus, sebagaimana Hawa dibentuk dari tulang rusuk Adam. Namun tidak seperti Hawa yang menjadi ibu bagi kehidupan yang fana, Gereja menjadi ibu bagi kehidupan ber-rahmat yang kekal. Sebab yang disampaikan oleh Gereja adalah kehidupan ilahi yang mengalir dari Kristus, yang keluar dari Hati-Nya yang Mahakudus. Dalam Hati Kudus Kristus itulah tersimpan “kekayaan Kristus yang tidak terduga”, suatu “rahasia yang telah berabad-abad tersembunyi dalam Allah” (Ef 3:8-9). Betapa kita bersyukur, bahwa Kristus telah menyatakan dan mencurahkan kepada kita, kasih-Nya yang tiada terduga dan tiada terselami itu…
Mari kita berdoa bersama dengan St. Bonaventura, agar kita dapat semakin meresapkan rahasia kasih Allah yang tersembunyi di dalam Hati Kudus Yesus itu:
“Ya Yesus, oleh izin-Mu, seorang prajurit menikam lambung-Mu yang kudus. Ketika darah dan air memancar keluar, harga keselamatan kami pun tertumpah, yang mengalir dari mata air Hati Kudus-Mu yang penuh rahasia. Dan Engkau memberi kuasa kepada sakramen-sakramen Gereja, untuk mencurahkan kehidupan rahmat, dan menjadi bagi mereka yang hidup di dalam Engkau, air hidup yang menyelamatkan, yang terus terpancar sampai kehidupan kekal….
O Yesus, kini saat aku telah dibawa ke dalam Hati Kudus-Mu, dan sungguh betapa indahnya berada di sini, aku tak mau dengan mudahnya terpisah darinya. O, betapa indah dan menyenangkan untuk tinggal di dalam Hati-Mu! Hati-Mu, ya Yesus, adalah harta yang sungguh kaya, bagaikan mutiara berharga, yang kutemukan di dalam rahasia tubuh-Mu yang ditusuk, bagaikan dalam tanah ladang yang dibajak. Siapa yang akan mengabaikan mutiara ini? Sebaliknya, aku akan menyerahkan semua mutiara di dunia, aku akan menukarkan semua pikiran dan kesenanganku dengannya, dan aku akan membelinya bagiku. Aku akan menyerahkan semua perhatian dan kekuatiranku kepada Hati-Mu, o Yesus yang baik… Aku telah menemukan Hati-Mu… Hati Rajaku, Saudaraku, Sahabatku. Tersembunyi dalam Hati-Mu, apakah yang tidak dapat kuminta dari-Mu? Aku mau meminta, agar Hati-Mu menjadi hatiku juga. Jika Engkau, Yesus adalah Kepalaku, tidak dapatkah aku berkata bahwa Hati-Mu itu adalah milikku, selain bahwa itu adalah milik-Mu? Bukankah mata dari kepalaku juga adalah mataku? Maka, Hati dari Kepala rohaniku adalah juga Hati-ku. Betapa ini membuatku bersuka cita! Engkau dan aku memiliki satu hati. Setelah kutemukan Hati yang ilahi, yang adalah Hati-Mu dan hatiku, O Yesus yang termanis, kumohon kepada-Mu, O Tuhanku, terimalah doa-doaku dalam tempat kudus itu di mana Engkau memperhatikannya. Dan terlebih lagi, tariklah aku sepenuhnya, ke dalam Hati Kudus-Mu. Amin” (St. Bonaventura).