Pertanyaan:

Salam kasih semuanya

Pertama-tama saya ucapkan terima kasih bahwasanya saya pada hari ini dapat mengunjungi situs https://katolisitas.org.-
Saya tertarik dengan situs ini karna banyak hal yang saya dapat disini dan terjawab antara lain dimana pertanyaan hati saya(dulu)sbb : saya pernah menayakan kepada seorang pastor(maaf,nama tidak saya sebutkan disini karna tidak etis) yaitu, menunjuk injil Yohanes 14 : 6 , layakkan seorang yang non kristen/katolik yang semasa hidupnya berbuat karya kemanusiaan dengan cintah kasih kelak diterima oleh Allah Bapa di Sorga ? dan jawab pastor tersebut = layak dan pernah juga saya masukkan kesalah satu milis katolik tapi jawaban yang saya terima kurang pas karna saya anggap mereka terlalu fanatik dan disitus ini baru sedikit terbuka pikiran saya karna penjelasan-penjelasannya lebih pas .-
Dan melalui pesan atau komentar disini, saya mau sedikit bertanya tentang Trilogi ajaran katolik (1 Kor 13 : 13) demikianlah tinggal ketiga hal ini,yaitu : Iman, pengharapan dan kasih. Dan yang paling besar diantaranya ialah kasih.-
Mohon pencerahannya dan terima kasih sebelumnya .-
sekian dan salam kasih
Hormat saya ,
Josef Oei/ nick name : JBP

Jawaban:

Shalom Josef,

Terimakasih telah mengunjungi katolisitas.org, dan salam kenal dari kami. Pertanyaan tentang tidak ada keselamatan di luar Gereja Katolik (EENS/ (Extra Ecclesiam Nulla Salus ) memang kompleks, yang membutuhkan penjelasan yang cukup banyak. Sementara kita hanya dapat menjawabnya di: 1), 2), 3). Nanti kalau waktu memungkinkan, kami akan membuat artikel tersendiri tentang hal ini.

Mari sekarang kita melihat pertanyaan tentang trilogi dalam 1 Kor 13:13. Dalam 1 Kor 13:13, rasul Paulus mengatakan bahwa “Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih“. Tiga hal di atas adalah merupakan theological virtue atau kebajikan ilahi, dimana kasih adalah yang terbesar dan mengarahkan iman dan pengharapan. Kebajikan Ilahi ini telah kita terima pada saat kita dibaptis. Dan inilah yang memampukan orang dan menandai jiwa seseorang yang telah dibaptis untuk dapat berbuat sesuai dengan moralitas yang dituntut oleh Yesus, sehingga dapat menjadi anak-anak Allah (KGK, 1813). Tiga hal ini bersifat supernatural, yang juga menjadi landasan untuk empat kebajikan kardinal, yang terdiri dari: kebijaksanaan (prudence), keadilan (justice), keberanian (fortitude), penguasaan diri (temperance) (KGK, 1805).

Untuk menjawab pertanyaan bahwa kasihlah yang terbesar dibandingkan dengan iman dan pengharapan, kita harus terlebih dahulu tahu definisi dari iman, pengharapan, dan kasih.

  1. IMAN: Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan, dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr 11:1). dalam iman, akal budi dan kehendak manusia bekerja sama dengan rahmat Ilahi (KGK, 155). Lebih jauh St. Thomas mengatakan bahwa “Iman adalah satu kegiatan akal budi yang menerima kebenaran ilahi atas perintah kehendak yang digerakkan oleh Allah dengan perantaraan rahmat” (ST, II-II, q.2, a.9).Jadi iman adalah merupakan operasi intellect atau akal budi, dimana kita bekerja sama dengan rahmat Allah, sehingga kita dapat menjawab panggilan-Nya dan percaya akan apa yang difirmankan-Nya. Namun kepercayaan ini bukan hanya asal percaya, atau percaya berdasarkan perasaan saja. Iman dapat didefinisikan sebagai suatu persetujuan akal budi yang kokoh kepada kebenaran, yang bukan berdasarkan perasaan, namun berdasarkan kesaksian saksi. Artinya kalau seseorang masih ragu-ragu akan kebenaran tersebut, maka dapat dikatakan ia belum sungguh-sungguh beriman. Dan saksi di dalam kebajikan ilahi iman adalah Tuhan sendiri, yang bersaksi dengan perantaraan para nabi, dan akhirnya Tuhan sendiri menjelma menjadi manusia, yang selanjutnya karya-Nya diteruskan oleh Gereja Katolik. Jadi seseorang beriman dengan benar, kalau seseorang telah melihat imannya berdasarkan motive of credibility, yang keterangannya dapat di baca di artikel ini di bagian akhir.
  2. HARAPAN: Sedangkan harapan dalam order natural adalah merupakan suatu keinginan akan sesuatu yang baik atau suatu tujuan. Dalam supernatural order, harapan ini adalah keinginan untuk mencapai surga, kehidupan kekal, persatuan dengan Allah. Dan setiap manusia mempunyai harapan akan kebahagiaan sejati yang telah ditanamkan dalam setiap hati manusia (KGK, 1818). Harapan ini adalah suatu keinginan hati berdasarkan iman. Tanpa iman, maka manusia tidak akan mempunyai pengharapan. Harapan inilah yang membuat manusia bertahan menanggung segala macam penderitaan dan kesulitan hidup, karena berharap akan kehidupan kekal di surga. Harapan yang membuat manusia dapat berdiri tegak di tengah-tengah badai kehidupan (baca artikel: semua ada waktunya).
  3. KASIH: Mari kita melihat sekarang kebajikan Ilahi kasih. Pesan di Alkitab dapat disarikan sebagai “mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama“. Dalam kebajikan Ilahi, kasih kita kepada sesama kita bersumber kepada kasih kita kepada Tuhan. Dalam filosofi, kasih mempunyai dua bagian, yaitu: 1) menginginkan akan kebaikan itu sendiri (kasih Eros), dan 2) berharap akan kebaikan itu untuk seseorang (kasih Agape). Jadi ada dua hal di sini, keinginan akan sesuatu yang baik, dan keinginan akan menyenangkan seseorang. Nah, harapan adalah berfokus kepada sesuatu yang baik. Sedangkan kebaikan Ilahi adalah kasih yang agape, yang memberikan diri untuk orang yang bersangkutan, dalam hal ini Tuhan. Kasih Agape inilah yang membuat orang berfokus kepada Tuhan, sebagai seseorang yang dikasihi melebihi apapun.

Dari tiga definisi iman, pengharapan, dan kasih, kita dapat menyimpulkan bahwa kasih adalah yang terbesar, karena beberapa alasan:

  1. Kasih mengarahkan kita kepada Tuhan, sedangkan iman dan pengharapan mengarahkan kepada kesempurnaan diri kita. Iman memberikan kita kesempunaan akal budi (iman adalah kegiatan akal budi) dan pengharapan menyempurnakan keinginan kita (harapan adalah kegiatan keinginan) akan kehidupan kekal di surga. Atau dengan kata lain, Kasih adalah tujuan akhir, namun iman dan pengharapan merupakan cara. Sama seperti cara melayani tujuan akhir, maka iman dan pengharapan melayani kasih.
  2. Kasih mengarahkan iman dan pengharapan. Iman tanpa kasih kepada Tuhan akan berakhir dengan iman yang mati (1 Kor 13:3), karena kasihlah yang menyebabkan seseorang dengan penuh sukacita untuk mau belajar tentang Tuhan dengan lebih lagi setiap hari. Kasih juga yang membuat kita dengan penuh kesediaan dan sukacita melayani sesama kita. Harapan tanpa kasih kepada Tuhan adalah sia-sia (1 Kor 13:3). Kasih kita kepada Tuhanlah yang menyebabkan kita terus berharap akan persatuan dengan Tuhan di tengah-tengah setiap penderitaan dan kesulitan yang kita alami. Harapan yang mati hanya berharap demi kesenangan pribadi, namun harapan yang dilandasi kasih membuat kita bersedia berkurban untuk orang yang kita kasihi, demi kasih kita kepada Tuhan. Dan ini yang menyebabkan kita turut bersukacita dalam setiap penderitaan dan kesulitan karena kita berpartisipasi dalam penderitaan Kristus.
  3. Kasih adalah abadi, namun iman dan pengharapan akan lenyap. Kasih akan terus ada sampai selama-lamanya, yang memuncak di dalam persatuan abadi dengan Allah di surga, dimana kita dapat mengasihi Tuhan sebagaimana adanya Dia dan berpartisipasi secara penuh dalam kehidupan Tritunggal Maha Kudus. Iman, yang merupakan dasar dari harapan yang tidak kita lihat, akan lenyap di surga, karena di surga, kita melihat Tuhan muka dengan muka. Jadi iman, tidak diperlukan lagi. Demikian juga dengan harapan, yang merindukan suatu yang baik, akan lenyap di surga, karena di surga kita telah mencapai tujuan akhir, yaitu kebahagiaan kekal. Pada saat kita mencapai sesuatu yang kita harapkan, yaitu kebahagiaan kekal, maka kita tidak berharap lagi, namun beristirahat dan menikmatinya (1 Kor 13:8-12).

Kita tidak akan dapat diselamatkan tanpa ketiga hal ini: iman, pengharapan, dan kasih. Dan kita dapat bertumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih dengan berdoa, menerima sakramen-sakramen, juga dengan perbuatan kasih. Itulah keterangan singkat untuk menjawab pertanyaan Josef. Mari kita bersama-sama bertumbuh di dalam iman, pengharapan dan kasih, sehingga kita senantiasa mempunyai sukacita dalam melayani Tuhan.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – https://katolisitas.org

12 COMMENTS

  1. pak stef,
    bagaimana saya bisa mendapatkan iman, pengharapan dan kasih?
    saya merasa kalau saya tidak bisa mengasihi diri sendiri, maupun mengasihi sesama.
    saya juga masih belum bisa percaya pada Tuhan secara penuh, yang mengakibatkan saya sulit untuk mempunyai pengharapan.
    kalau tidak salah saya baca di salah satu artikel, keadaan luar juga berpengaruh terhadap pertumbuhan iman kita. saya merasa bahwa saya lama-kelamaan kurang menyukai, bahkan mempertanyakan keberadaan manusia, sehingga kadang muncul rasa marah, bahkan benci terhadap sikap manusia sendiri (misanthrope).
    saya juga sudah mengikuti sakramen ekaristi dan sakramen tobat, namun setelah saya melakukannya, belum juga ada perubahan yang saya rasakan
    saya paham bahwa hal-hal spt ini bukan merupakan hal yang instan, tapi apakah ada cara yang lebih mendukung saya untuk menemukan iman,pengharapan, dan kasih?
    saya juga seringkali mencoba untuk bersyukur, tapi terkadang setelah beberapa saat, rasa syukur itu hilang. apakah ini mengindikasikan adanya masalah di kepribadian saya? terima kasih pak,

    salam.

    • Shalom Pencari Tuhan,

      Pada dasarnya, iman adalah karunia, demikian pula pengharapan dan kasih yang mengalir dari iman. Ketiganya dapat kita miliki, pertama-tama karena kasih karunia Allah. Maka jika Anda ingin memperoleh iman, pengharapan dan kasih, saya pikir, pertama-tama adalah Anda perlu memohon dan memintanya kepada Tuhan. Silakan membawa kerinduan hati Anda ini dalam doa-doa pribadi Anda sepanjang hari. Tentunya permohonan ini sesuai dengan kehendak Tuhan, sebab sesungguhnya Tuhanlah yang pertama-tama menghendaki kita memiliki iman, pengharapan dan kasih kepada-Nya. Dengan Anda memintanya, Anda turut mengambil bagian dalam terwujudnya karya Allah dalam hidup Anda.

      Nah, maka, di samping menerima sakramen Ekaristi dan sakramen Tobat, pertama-tama adalah Anda perlu mempunyai hubungan kasih dengan Tuhan, seperti kasih seorang anak kepada Bapanya. Sakramen bukan semacam obat atau pil yang otomatis mengubah segala sesuatu, jika kita tidak memiliki hubungan kasih dengan Allah. Hubungan kasih itu kita peroleh melalui doa, membaca dan merenungkan Sabda Tuhan; yang mendorong kita untuk melaksanakannya. Mungkin Anda dapat mulai melakukan hal ini, jika ini belum menjadi kebiasaan bagi Anda, yaitu, selain berdoa, Anda membaca dan merenungkan bacaan Kitab Suci Misa Kudus pada hari itu. Anda dapat membacanya dari buku renungan harian Katolik, seperti Ruah, Mutiara Iman, atau Renungan Harian, Word Among Us, dst. Juga, Anda dapat memilih salah satu doa devosi, dan mulai mendoakannya dengan tekun dan setia. Atau Anda dapat pula membiasakan diri mendoakan orang-orang yang Anda kasihi, terutama mereka yang membutuhkan pertolongan, sehingga mata hati Anda tidak semata terarah kepada diri Anda sendiri. Sering kali, Tuhan mengobati hati kita, justru pada saat kita mendoakan orang lain, dan memberikan perhatian kepada mereka yang membutuhkan.

      Selanjutnya, Anda dapat bergabung dalam komunitas gerejawi, seperti OMK (kalau Anda tergolong OMK), Persekutuan Doa, Legio Mariae, atau komunitas lainnya. Sebab dalam persekutuan umat beriman, kita saling menguatkan dan bertumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih.

      Juga jika Anda ingin secara khusus bertumbuh secara rohani, ada baiknya jika Anda mempunyai seorang pembimbing rohani. Anda dapat meminta imam yang kepadanya Anda rutin mengaku dosa, agar ia dapat membantu Anda. Selanjutnya dengarkanlah pengarahan darinya.

      Semoga dengan Anda melakukan hal ini, sedikit demi sedikit, iman Anda bertumbuh, demikian juga pengharapan dan kasih. Hari Minggu ini adalah hari Pentakosta; semoga Roh Kudus mengobarkan hati Anda dan memberikan peneguhan rahmat iman, pengharapan dan kasih, yang telah Anda terima saat Baptisan.

      Teriring doa dari kami di Katolisitas.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

    • Salam kasih Pencari Tuhan,

      Kalo boleh saya mengusulkan, silahkan saudara/i pelan-pelan membaca dan meresapinya dengan hati dan pikiran yang terbuka ensiklik Paus Fransiskus yang berjudul Lumen Fidei (Terang Iman) di sini: https://katolisitas.org/ensiklik-lumen-fidei. Semoga dapat membantu.

      Saya pribadi turut mendoakan saudara/i.

      Peace and Best Wishes
      Anastasia Rafaela

    • Halo saudara..

      Kalau boleh menambahkan usulan2 yang sudah ada, mungkin Anda bisa juga mengikuti retret dengan tema penyembuhan batin. Jika tidak memungkinkan, bisa juga coba untuk membaca buku2 mengenai topik tsb.

      Menurut pengalaman saya, dan juga yang saya dapat dari retret & buku, emosi negatif yang sering muncul tiba2 itu biasanya akibat luka / pengalaman traumatik masa lalu yang, biasanya, tidak kita sadari.

      Smoga jalan yang Anda tempuh senantiasa dalam penyertaanNya..

  2. Kasih = ALLAH BAPA
    Iman = Yesus Kristus
    Pengharapan = Roh Kudus

    dan yang terbesar di antaranya ialah Kasih

    [dari katolisitas: Apakah dasar dari argumentasi di atas. Dan apakah dengan demikian, Yesus dan Roh Kudus berada di bawah Allah Bapa, karena kasih lebih besar daripada iman dan pengharapan?]

  3. Kasih adalah yang terbesar dibanding dengan iman dan pengharapan. Sebab kasih itu yg melandasi kehidupan iman dan pengharapan. Iman hanya bisa dihayati dan dihidupi oleh karena kasih. Setiap kali kita berbicara kasih, sebaiknya kita harus ingat bahwa ada dua dimensi kasih : pertama, kasih kita kepada Tuhan dan kasih kita kepada sesama. Dari dua dimensi kasih itu tergantung seluruh hukum taurat dan para nabi. Iman sejati juga bersandar pada penghayatan akan kasih Allah yg begitu besar kepada manusia, bukan kasih yang bersyarat melainkan kasih yang “walaupun”

  4. Sahabatku yang terkasih dalam Yesus Kristus,

    Mohon tanya atas tafsiran saya yang berbeda antara versi English dan Indonesia atas perikop Kitab Suci 1 Korintus 13:7, mengapa dalam bahasa Indonesia memakai kata “menutupi segala sesuatu” sedangkan pada versi bahasa English memakai kata “bears all things”, yang menurut saya jauh berbeda artinya antara “menutupi” dengan “mendukung / menunjang / melandasi”.

    Atas perhatian dan penjelasannya, kuucapkan banyak terima kasih.

    Tuhan memberkati …………………….. Muliawan.

    • Shalom Andreas Muliawan,

      1 Kor 13:7 yang mengatakan bahwa kasih, “menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.”

      Di bahasa Inggris memang dikatakan “bears all things“, namun jika melihat kata aslinya (Yunani), adalah στέγω, stégō (G4722). Terjemahan bebasnya adalah to cover atau menutupi, atau to cover in silence.

      Maka dalam studi arti kata (word study), para ahli Kitab Suci menuliskan artinya demikian:

      (I) Generally meaning to conceal, with the acc. (1 Cor 13:7, love hides the faults of others or covers them up).
      (II) To hold out, forbear, bear with, endure (1Th 3:1, 1Th 3:5); with the acc. (1Cor 9:12; 1Cor13:7).

      Derivatif : stégē (G4721), a covering, roof.
      Kata Sinonimnya adalah:: anéchomai (G430), to forbear; makrothuméō (G3114), to be long-suffering, usually toward people; hupoménō (G5278), to suffer, endure, be patient, usually toward circumstances; kalúptō (G2572), to cover up; katakalúptō (G2619), to cover, hide; epikalúptō (G1943), to conceal, cover; krúptō (G2928), to hide.

      Dengan demikian penerjemahan dalam Kitab Suci LAI tersebut sudah tepat, sebab kata ‘bears’ di sini memang dapat diartikan sebagai menutupi segala sesuatu (kasih menutupi/ menyembunyikan kesalahan orang lain), walaupun dapat juga kalau mau diartikan sebagai menunjang/ menopang.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      Ingrid Listiati- katolisitas.org

  5. Salam kasih semuanya

    Per tama-tama saya ucapkan terima kasih bahwasanya saya pada hari ini dapat mengunjungi situs http://www.katolisitas.org.-
    Saya tertarik dengan situs ini karna banyak hal yang saya dapat disini dan terjawab antara lain dimana pertanyaan hati saya(dulu)sbb : saya pernah menayakan kepada seorang pastor(maaf,nama tidak saya sebutkan disini karna tidak etis) yaitu, menunjuk injil Yohanes 14 : 6 , layakkan seorang yang non kristen/katolik yang semasa hidupnya berbuat karya kemanusiaan dengan cintah kasih kelak diterima oleh Allah Bapa di Sorga ? dan jawab pastor tersebut = layak dan pernah juga saya masukkan kesalah satu milis katolik tapi jawaban yang saya terima kurang pas karna saya anggap mereka terlalu fanatik dan disitus ini baru sedikit terbuka pikiran saya karna penjelasan-penjelasannya lebih pas .-
    Dan melalui pesan atau komentar disini, saya mau sedikit bertanya tentang Trilogi ajaran katolik (1 Kor 13 : 13) demikianlah tinggal ketiga hal ini,yaitu : Iman, pengharapan dan kasih. Dan yang paling besar diantaranya ialah kasih.-
    Mohon pencerahannya dan terima kasih sebelumnya .-
    sekian dan salam kasih

    Hormat saya ,
    Josef Oei/ nick name : JBP

      • Shalom Stefanus Tay

        Terima kasih atas pencerahannya dan akan saya info kan situs ini kepada teman untuk berbagi pendalaman iman katolik.
        Selamat belajar dan berkarya, sukses selalu
        God Bless both of you and Katolisitas

        salam kasih
        Josef Oei/JBP

Comments are closed.