1. Pandangan Gereja Katolik tentang homoseksual.
Katekismus Gereja Katolik mendefinisikan homoseksualitas sebagai berikut:
KGK 2357 Homoseksualitas adalah hubungan antara para pria atau wanita, yang merasa diri tertarik dalam hubungan seksual, semata-mata atau terutama, kepada orang sejenis kelamin. Homoseksualitas muncul dalam berbagai waktu dan kebudayaan dalam bentuk yang sangat bervariasi. Asal-usul psikisnya masih belum jelas sama sekali. Berdasarkan Kitab Suci yang melukiskannya sebagai penyelewengan besarBdk.Kej 19:1-29; Rm 1:24-27; 1 Kor 6:10; 1 Tim 1:10., tradisi Gereja selalu menjelaskan, bahwa “perbuatan homoseksual itu tidak baik” (CDF, Perny. “Persona humana” 8). Perbuatan itu melawan hukum kodrat, karena kelanjutan kehidupan tidak mungkin terjadi waktu persetubuhan. Perbuatan itu tidak berasal dari satu kebutuhan benar untuk saling melengkapi secara afektif dan seksual. Bagaimanapun perbuatan itu tidak dapat dibenarkan.
Namun demikian, Gereja juga menyadari bahwa tidak sedikit pria dan wanita yang sedemikian mempunyai kecenderungan homoseksual yang tidak mereka pilih sendiri. Mereka ini harus dilayani dengan hormat, dengan kasih dan bijaksana. Mereka harus diarahkan agar dapat memenuhi kehendak Allah dalam kehidupannya, dengan hidup murni, melalui kebajikan dan pengendalian diri dan mendekatkan diri pada Tuhan melalui doa dan sakramen, menuju kesempurnaan Kristen (KGK 2358-2359).
2. Kecenderungan vs melakukannya
Penting dipahami bahwa terdapat dua macam hal yang berbeda yaitu, 1) kecenderungan homoseksual dan 2) menjadi pelaku homoseksual. Kecenderungan ketertarikan terhadap sesama jenis itu belum membuahkan dosa sebelum dinyatakan dalam aktivitas seksual homoseksual. Gereja Katolik menganggap kecenderungan ini sebagai “objective disorder“/ ketidakteraturan yang obyektif, karena menjurus kepada hubungan seksual yang tidak wajar. Kecenderungan homoseksual di sini menyerupai kecenderungan yang dimiliki untuk kebiasaan buruk lainnya, misal ada orang yang memiliki kecenderungan pemarah, pemabuk, pemalas, dst. Dalam hal ini, kita ketahui:
1. Kecenderungan ini baru akan berbuah menjadi dosa, jika terus dituruti keinginannya, dalam hal ini, adalah jika mereka yang gay/homoseksual terus bergaul dalam lingkungan ‘gay’ dan mempraktekkan kehidupan seksual gaya ‘gay’ ini. Namun, jika tidak, maka kecenderungan tersebut tidak berbuah dosa.
2. Jadi kecenderungan ini benar-benar ada/ nyata, walaupun bukan berarti kita dapat membiarkannya. Contoh, tentu saja kita tidak dapat mengatakan karena seseorang memiliki kecenderungan pemarah, maka ia boleh saja hidup sebagai seorang pemarah. Kita justru harus mengalahkan kecenderungan itu dengan kuasa yang kita terima dari kemenangan salib Kristus, sebab oleh Dia segala belenggu dosa dipatahkan.
Ryan Sorba, dalam talk-nya Framingham State University, tgl 31 Maret 2008, yang memperkenalkan bukunya The Gay Gene Hoax, menjelaskan, bahwa kecenderungan gay bukan merupakan sesuatu yang genetik (seperti yang dipropagandakan beberapa pakar sekarang ini). Karena berdasarkan penelitian yang diadakan di Scandinavia pada bayi-bayi kembar, dapat diketahui bahwa salah satu dari bayi tersebut dapat menjadi gay, namun yang lainnya normal. Seandainya homoseksual itu genetikal tentu kedua bayi itu menjadi gay. Menurut Sorba, perilaku homoseksual banyak dipengaruhi oleh lingkungan, terutama penganiayaan seksual di masa kecil, seperti yang dialami dan diakui sendiri oleh banyak aktivis homoseksual. Hal lain yang cukup berpengaruh adalah kurangnya faktor bapa atau ibu, yang mempengaruhi seseorang di masa kecil (misalnya karena faktor perceraian, dst).
Jadi sebenarnya, orang-orang yang lesbi atau gay sebenarnya dapat menghindari dosa, dengan tidak mengikuti dorongan nafsu seksualnya yang terarah kepada teman sejenis kelamin. Jika mereka hidup mengikuti hawa nafsu tersebut, tentu saja mereka berdosa. Alkitab sangat jelas menjabarkan hal ini. Namun, di dalam Kristus, mereka memiliki harapan untuk dapat mengarahkan hidup mereka ke arah kebenaran. Itulah sebabnya Gereja Katolik tidak menolak para gay dan lesbian, namun tidak membenarkan perbuatan mereka; melainkan mengarahkan mereka untuk hidup sesuai dengan perintah Tuhan untuk menerapkan kemurnian/ chastity. Maka di sini perlu dibedakan akan perbuatan/ dosa homoseksual dan orangnya. Dosa/ praktek homoseksual perlu kita tolak karena merupakan dosa berat yang melanggar kemurnian, namun manusianya tetap harus dihormati dan dikasihi. Walaupun demikian, Gereja tetap memegang bahwa kecenderungan homoseksual adalah menyimpang.(berdasarkan Congregation for the Doctrine of Faith yang dikeluarkan tgl 3 Juni 2003 mengenai, Considerations regarding Proposals to give legal recognition to unions between Homosexual Persons, 4).
3. Apakah homoseksual bisa “sembuh”?
Jawabnya juga tergantung, bisa ya bisa tidak. Namun fakta membuktikan bahwa kemungkinan “sembuh” itu ada, walaupun itu melibatkan kerja sama dari orang yang bersangkutan. Buku dari John F Harvey OSFS, The Truth about Homosexuality, (San Francisco, Ignatius Press, 1996) adalah buku yang baik untuk dibaca tentang homoseksual. Kesaksian seorang gay, yaitu David Morrison dalam bukunya Beyond Gay, (Indiana, Our Sunday Visitor, Inc, 1999) memperkuat keyakinan bahwa sesungguhnya seseorang dapat menolak kecenderungan homoseksual yang tidak wajar ini, setelah melalui bimbingan konseling dan terutama melalui pertolongan Roh Kudus yang diberikan dalam sakramen-sakramen Gereja terutama Sakramen Tobat dan Ekaristi.
Fakta menunjukkan bahwa jika ia mendapat pengarahan yang benar, dan bertumbuh secara rohani dalam komunitas yang mendukung pertobatannya, maka seorang yang homoseksual dapat menjalani hidup yang normal, entah akhirnya menjadi heteroseksual dan menikah dengan lawan jenis, ataupun tetap memilih untuk tidak menikah, namun hidup dalam kemurnian, dan tetap mengalami kebahagiaan.
4. Apa yang dapat diberikannya kepada Yesus?
Mungkin yang pertama-tama adalah pertobatan yang sungguh dan komitmen yang serius untuk hidup kudus. Baru setelah ia sendiri bertobat dan berakar dalam sakramen, ia dapat melihat dengan lebih jelas apa yang menjadi panggilan hidupnya. Selama proses ini, dianjurkan agar ia memohon bantuan dari Romo, dan konselor di paroki. Jika ia memang terpanggil dan ia telah mengalami kuasa Roh Kudus yang memampukannya untuk menolak dosa, ia bahkan dapat melayani orang-orang lain yang memiliki kecenderungan seperti dia. (Namun tentu setelah ia sendiri telah mengalami pertobatan yang terus-menerus dan melaksanakan buah-buah pertobatan itu)
Namun demikian, seumur hidupnya ia harus tetap waspada dan berjaga-jaga. Ia tak boleh berbangga hati bahwa seolah- olah ia tidak mungkin jatuh lagi ke dalam dosa homoseksual. Perjuangan untuk hidup kudus merupakan perjuangan seumur hidup, dan untuk itu maka ia harus mengandalkan pertolongan Tuhan Yesus sendiri, yang dapat diterimanya melalui doa-doa, sakramen-sakramen dan komunitas umat beriman.
Saya punya teman dia adl seorang katolik. Namun dia mengatakan bahwa dia tidak pernah percaya kepada Allah manapun sebab dia merasa bahwa dia tidak mendapatkan keadilan dari Allah setelah dia menyadari bahwa ia adalah pria penyuka sesama jenis. Yang ingin saya tanyakan, bagaimana ajaran gereja tentang homoseksual ?
[Dari Katolisitas: Silakan membaca artikel di atas, silakan klik. Lain kali, silakan menggunakan fasilitas pencarian di sisi kanan homepage, ketik kata kunci topik yang ingin Anda ketahui, lalu enter. Semoga Anda dapat menemukan informasinya, dan jika belum, baru silakan menanyakannya kepada kami, dan kami akan berusaha menjawabnya. Terima kasih atas pengertian dan kerjasama Anda]
Yth. Admin Katolisitas.org
ijinkan ku berbagi kepada Sdr Wawan. GBU
Dear Wawan.
sedikit aku ingin membagikan kabar baik.
Sampaikan kepada sahabat Sdr. Wawan, bahwa dengan dia menyangkal Tuhan, maka hal itu akan menambah beban bagi hidup dia. Tuhan tidak pernah membuat seseorang menjadi homoseks, itu adalah buah dari kedagingan/keinginan kita yang timbul dari berbagai masalah, baik keluarga maupun lingkungan, ketidak puasan terhadap keluarga, mencari sosok yang hilang dalam hidup atau pernah mendapat pelecehan seksual sehingga berakibat spt ini.
dalam Kitab Kejadian 1:27 “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”.
dalam konteks tersebut tertulis jelas bahwa kita diciptakan itu sempurna sesuai dengan gambaran Allah. diciptakannya laki-laki dan perempuan, tadi tidak ada tengah-tengah (banci dsb)
Kitalah yang merusak citra Allah tersebut. Sudah terang2 dilarang oleh Tuhan, (nanti kita lihat intisari dlm kehidupan kita sesuai dengan konteks ini ya) ada tertulis didalam kitab Kejadian
“Janganlah engkau memakan buah pengetahuan!” (Kejadian 2:16-17). Dan sangat jelas akibatnya, jika memakan maka manusia akan mati rohani dan jasmani, (berdosa, terpisah dari Allah, dari sumber hidup). Jadi manusia berdosa karena melanggar hukum Allah, dan bukan ditetapkan Allah, bahkan Allah menghukum manusia atas dosa yang diperbuatnya (bandingkan 1 Korintus 15:22). Mata Tuhan terlalu suci untuk melihat kejahatan, bagaimana mungkin Dia menetapkan atau mengijinkan (bandingkan Habakuk 1:13). Bahkan Tuhan memalingkan wajah dari dosa dan kejahatan (Yesaya 59:1-2). Dan masih banyak catatan Alkitab lainnya.
Manusia jatuh ke dalam dosa karena tidak percaya kepada ketetapan hukum Tuhan, dan lebih percaya kepada godaan setan (Kejadian 3). Jadi, kejatuhan ke dalam dosa bukan karena ketidakberdayaan manusia terhadap setan, melainkan karena kekurangpercayaan manusia kepada Tuhan. Ketidaktaatan, itulah penyebab dosa. Bukan rancangan Tuhan.
Tuhan memang merencanakan keselamatan, bahkan di dalam kekekalan (Efesus 1:1-14). Penting diingat, Tuhan merencanakan keselamatan, bukan kejatuhan. Dan, janji keselamatan itu dinyatakan ketika manusia jatuh ke dalam dosa (Kejadian 3:15). Jelas janji keselamatan bukan by accident. Jangan lupa, Tuhan adalah Dia yang melampaui ruang dan waktu, yang maha dalam segala hal, yang tak terbatas, dan kekal. Karena itu rencana-Nya pasti juga kekal. Bukan sebuah reaksi spontan seperti manusia yang terbatas, yang tidak maha. Jadi ketetapan Tuhan adalah soal keselamatan, bukan kejatuhan.
Jadi klo kawan Sdr Wawan malah meninggalkan Tuhan, wahhh apa jadinya? maka dia akan makin terpuruk, sebab itu pesan ku, larilah kepada Allah, dengan segala permohonan dan doa, mintalah orang terdekat yang dalam pengetahuannya tentang rahasia Allah untuk membimbing dia kembali kejalan yang sudah ditentukan Allah, hal jatuh bangun itu hal yang biasa, yang penting dia ada kemauan utk berubah, karena DOA DAN PERMOHONAN tidak akan pernah terjadi jikalau ybs tidak mau merubahnya dan berusaha keluar dari lembah itu, tidak ada kuasa yang dapat membantu dia keculai kuasa TUHAN, kami hanya dapat mendoakan dan membimbing, tapi bila dia tidak mau mengekang keinginan dagingnya maka hal itu akan sia2, walaupun ybs didodakan 1000 pendoa baik Romo, Pendeta, Alim Ulama dll, akan tetapi dia tidak punya keinginan yang kuat utk berubah, maka semua akan menjadi sia2.
Datang kepada Allah dan tinggalkan keinginan kedaginagan kita dengan bantuan kuasa Tuhan, karena ada tertulis ““Janganlah datang dekat-dekat, tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat dimana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus” (Keluaran 3:5). bila kita ingin bertemu dengan Dia, tanggalkanlah semua yang kotor (kasut / alas kaki adalah sesuatu yang kotor bekas berjalan diatas lumpur/tanah dsb. hal ini membicarakan kebersihan hidup kita).
kuncinya adalah, kawan mu harus berani keluar dari kalangan lingkungan dia yang membuat dia menjadi spt itu “Keluarlah kamu dari antara mereka” (2 Korintus 6:17). Desakan Paulus tersebut adalah dalam konteks untuk mempertahankan kesucian mereka dalam berjalan bersama Allah.
Tanpa dia mau bertindak sekali lagi hal itu akan sia-sia. “Kuduskanlah dirimu, sebab besok Tuhan akan melakukan perbuatan yang ajaib di antara kamu” (Yosua 3:5). “Kudus,” “suci,” “bersih,” kata-kata ini menggambarkan orang-orang yang berbeda, dipisahkan dari dunia untuk beribadah dan melayani Allah.
dalam Injil Matius 6:6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. konteks ini berbicara bahwa kita harus keluar dari golongan, menyendiri artinya keluar, keluar dari himpitan, keluar dari keterikatan dan lari berdoa kepadaNya. sekali lagi, beritahukan kabar baik kepada sahabatmu bahwa Tuhan mengasihi dia dan ingin dia kembali kepadaNYA. jangan sampai berita kabar baik Tuhan diabaikan. karena Dia tidak segan-segan menghukum orang yang dikasihinya untuk bertumbuh lebih dewasa. masih ada waktu dan Tuhan menunggu.
Salam
Yohanes
“Kitab Kejadian 1:27 “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka”.
dalam konteks tersebut tertulis jelas bahwa kita diciptakan itu sempurna sesuai dengan gambaran Allah. diciptakannya laki-laki dan perempuan, tadi tidak ada tengah-tengah (banci dsb)”
Sebelum kita mengklain ini dan itu, ebaiknya kita mempelajari fakta, bahwa ternyata di dunia ini Tuhan menciptakan berbagai macam hal yang mungkin kita sendiri tidak tahu dan belum mengetahuinya. Demikian pula tentang hal seksualitas, baik yang bersifat genetik, biologis dan psikologis.
Walau selama ini banyak yang bersembunyi dari umum, ternyata di dapati orang2 yang mempunyai perbedaan dalam hal seksualitas, baik psikis maupun biologis. Pernahkah anda mendengar tentang Intersex? Intersex adalah sebuah keadaan dimana terjadi differensiasi perkembangan organ seks yang diakibatkan oleh mutasi gen, hormonal dan banyak penyebab lain yang tidak diketahui. Saya tidak ingin menggunakan kata “kelainan” dan lebih memilih mengunakan kata diferensiasi yg menunjukkan perbedaan.
Perbedaan yang didapati dari manusia yang intersex ini dapat dilihat dari bentuk kelamin yang tidak seperti manusia umumnya, walau tidak terbatas hanya pada bentuk kelamin. Ada pula bentuk kelamin luar yang sangat umum, tetapi ternyata organ seks bagian dalam tidak sama seperti apa yang terlihat diluar, demikian juga susunan kromosomnya.
Pernah anda dengar wanita yang “menderita” AIS (androgen sensitivity syndrom, dimana wanita itu berkromosom XY (pria) berkelamin luar sempurna wanita, mempunyai vagina yang buntu (tdk ada rahim) dan mempunyai testis di tempat dimana indung telur seharusnya berada, ciri2 sekundernya adalah juga wanita (suara, payudara, bentuk tubuh)? Bukankah keadaan mereka ini sama seperti wanita yang dulunya adalah pria yg kemudian merubah dirinya sesuai jati dirinya sebagai wanita? Sering kali orang mengatakan, pria tdk mungkin berubah jadi wanita, tidak peduli bagaimanapun juga mereka akan selalu pria karena kromosomnya adalah pria(XY), tetapi kenyataannya kita mendapati orang yang lahir demikian (wanita dengan AIS).
Ada sebuah kesaksian di Youtube, dimana seorang pria tentara amerika, setelah pulang dari tugas, menderita sakit punggung, dan setelah pemeriksaan MRI didapati bahwa ia memiliki indung telur yang sempurna dan juga rahim yang tidak sempurna? kromosom pria itu adalah 45XO/46XY. Jelas Tuhan membuat seorang banci dari lahirnya.
Hal2 di atas itu baru ttg hal2 organ seks, belum lagi saat merambah tentang orientasi seks manusia interseks.
Umumnya manusia interseks ini, kecuali bila dpt dilihat dengan mata (dlm hal ambigous genitalia), tidak sadar dan tahu bila mereka mengalami hal2 ini. Bisa dibayangkan bukan bila wanita AIS menikah dengan pria mnrt pandangan umum mrk adalah pasangan hetero (tapi bila kemudian ketahuan kromosomnya, mereka dituduh pasangan homo) dan apabila ternyata bila wanita AIS tertarik pada wanita bagaimana (secara kasat mata mereka akan dibilang pasangan lesbi, kalau kromosomnya XY trus bagaimana)?
Membingungkan bukan? Jelas bingung. Tapi Tuhan tidak mungkin bingung, bukankah Tuhan yang membentuk kita sejak dalam kandungan? Mengapa kita harus menolak apa yang Tuhan jadikan?
Sebaiknya, sebelum kita kenal lebih lanjut, sebaiknya jangan menghakimi bahwa ini dosa ini tidak, hrs begini harus begitu. karena jelas kita tidak pernah bs menyelami pekerjaan Tuhan, penghakiman jelas milik Tuhan, kita menghakimi dari luar, dari apa yang kita lihat, tapi Tuhan mengetahui segala sesuatu dan mampu melihat yang terdalam. Tugas kita adalah mengasihi, menghargai perbedaan, bergumul bersama orang lain dalam pergumulan mereka, mengenal mereka sebagai manusia, bukan orientasi seksual dan keadaan mereka, dan dalam pergumulan mereka, bila kita ikut di dalamnya, maka kita akan mengetahui jawaban Tuhan atas hidup mereka. Jawaban yang menyelamatkan, yang memberi damai sejahtera pd manusia itu..walaupun bila jawaban Tuhan tidak menyenangkan hati kita dan mungkin membingungkan kita. Tugas kita cuma percaya. Mungkin homo/banci itu akan tetap menjadi banci, mungkin homo itu akan tetap ingin menikah dengan sejenisnya, mungkin juga berubah menjadi “normal” dalam ukuran kita. Apapun jalan keluar dan jawaban Tuhan bagi mereka, tapi kita semua akhirnya tahu persis bahwa Tuhan terlibat dan dilibatkan di dalamnya.
Shalom Ito dan Yohanes,
Mari kita pertama-tama berpegang kepada Katekismus Gereja Katolik yang menyatakan demikian:
KGK 2357 Homoseksualitas adalah hubungan antara para pria atau wanita, yang merasa diri tertarik dalam hubungan seksual, semata-mata atau terutama, kepada orang sejenis kelamin. Homoseksualitas muncul dalam berbagai waktu dan kebudayaan dalam bentuk yang sangat bervariasi. Asal-usul psikisnya masih belum jelas sama sekali. Berdasarkan Kitab Suci yang melukiskannya sebagai penyelewengan besar (Bdk.Kej 19:1-29; Rm 1:24-27; 1 Kor 6:10; 1 Tim 1:10), tradisi Gereja selalu menjelaskan, bahwa “perbuatan homoseksual itu tidak baik” (CDF, Perny. “Persona humana” 8). Perbuatan itu melawan hukum kodrat, karena kelanjutan kehidupan tidak mungkin terjadi waktu persetubuhan. Perbuatan itu tidak berasal dari satu kebutuhan benar untuk saling melengkapi secara afektif dan seksual. Bagaimanapun perbuatan itu tidak dapat dibenarkan.
Maka mari berpegang kepada pernyataan ini bahwa kenyataannya homoseksualitas itu memang ada, walaupun asal usulnya tak dapat dijelaskan dengan memuaskan. Memang yang termasuk dalam definisi homoseksual di sini adalah orang-orang tertarik kepada sesama jenis, entah laki-laki tertarik kepada sesama laki-laki atau perempuan kepada sesama perempuan. Menurut ajaran Gereja Katolik rasa ketertarikan ini belum merupakan dosa, dan baru disebut dosa, jika sudah dibuahi dengan perbuatan penyimpangannya, yaitu hubungan seksual sesama jenis. Maka marilah kita sadari di sini, bahwa masih terdapat kemungkinan bagi mereka yang mempunyai kecenderungan homoseksual untuk hidup kudus, yaitu jika mereka tidak mengikuti dorongan ketertarikan sesama jenis tersebut dengan persetubuhan, karena perbuatan yang sedemikian menyimpang dari hukum kodrat.
Namun kita tak dapat menutup mata akan kenyataan yang langka, namun faktanya ada, yaitu adanya sejumlah orang yang secara fisik luar terlihat sebagai seorang laki-laki, namun ternyata di dalam tubuhnya ia mempunyai juga organ reproduksi wanita (ovarium dan rahim), dan dengan demikian mempengaruhi juga keadaan psikologisnya. Sejujurnya ini merupakan misteri, dan sejauh ini, saya belum menemukan dokumen Gereja yang mengatur secara mendetail tentang apa atau bagaimana menyikapi keadaan ini. Nampaknya orang-orang semacam ini justru memerlukan perhatian, kasih dan pengertian, dari sesama anggota Gereja, agar mereka tidak merasa terasing dan terpinggirkan, dengan keadaan mereka yang sulit ini.
Namun demikian, prinsip yang dipegang Gereja Katolik adalah tetap bahwa perkawinan, menurut kodratnya adalah untuk seorang pria dan seorang wanita, sebab hubungan yang sedemikianlah yang memungkinkan hubungan kasih yang total dan yang terbuka kepada kemungkinan penyaluran kehidupan, sebagaimana dikehendaki oleh Allah.
Mari kita dengan lapang hati menerima ajaran Gereja, dan juga menerima saudara-saudari kita yang mempunyai kecenderungan homoseksual dengan kasih yang tulus, agar merekapun terdorong untuk hidup dalam kemurnian. Kita perlu mengandalkan rahmat Tuhan, agar dapat melihat bahwa ungkapan kasih tidak harus dinyatakan dalam aktivitas seksual. Ada banyak cara untuk mengungkapkan kasih yang tulus, dan marilah kita berjuang untuk itu. Kita tidak dapat mendukung perkawinan sesama jenis sebagaimana yang umumnya diinginkan oleh mereka, namun kita dapat selalu membawa mereka di dalam doa-doa kita. Kita dapat mendukung keterlibatan mereka di dalam kegiatan atau komunitas gerejawi, agar mereka juga dapat bertumbuh di dalam kekudusan, dengan pertolongan sesama umat beriman.
Mungkin ada baiknya kita memperkenalkan kepada mereka apostolate Courage Community, silakan klik. Semoga melalui komunitas ini saudara-saudari kita yang mempunyai ketertarikan sesama jenis dapat memperoleh dukungan moral dan spiritual untuk hidup sesuai dengan ajaran iman kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Saya ingin menanyakan beberapa hal yang mana pertanyaan ini sudah saya ingin tanyakan sejak lama.
Pertanyaannya adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan kecenderungan gay itu?
2. Apakah kecenderungan gay itu sudah berdosa berat sehingga membawa maut?
3. Apa yang merupakan kecenderungan gay yang tidak membawa maut dan apa yang dimaksud dengan praktek ( aktivitas ) gay itu?
4. Apabila ada seorang gay, dia sudah tidak akan melakukan praktek gay lagi tetapi pada kenyataannya di dalam hidupnya dia masih bisa ada rasa suka / ketertarikan kepada sesama jenis di dalam hati ( karena satu dan lain hal karena mungkin cowok itu menarik ) tetapi tidak berpikir yang macam macam, apakah hal ini sudah dosa berat dan membawa maut ?
5. Apabila ada seorang gay yang mencintai kepada sesama jenis dan hanya mempunyai rasa cinta saja tetapi tidak melakukan aktivitas sex, apakah dia sudah berdosa berat dan bisa membawa maut ?
6. Apakah seorang gay yang mempunyai identitas gay tetapi tidak melakukan ativitas gay ( berhubungan badan dengan sesama jenis ) sudah pasti berdosa dan tidak boleh masuk dalam kerajaan sorga ?
7. Bagaimana dengan pertobatan yang benar bagi seorang gay itu ?
Terimakasih atas jawaban yang diberikan, mohon maaf apabila pertanyaannya panjang.
Shalom Antok,
1. Kecenderungan homoseksual adalah ketertarikan kepada sesama jenis yang mengarah kepada tindakan seksual yang bertentangan dengan hukum moral yang kodrati.
2 & 3. Kecenderungan dosa, jika tidak diikuti oleh tindakan dosa itu sendiri, belum merupakan suatu dosa. Silakan membaca di sini tentang tahapan dosa, apakah perbedaan antara dosa ringan dan dosa berat, silakan klik.
Maka sejauh kecenderungan itu baru merupakan sesuatu yang tidak secara disengaja timbul di pikiran, misalnya dengan melihat suatu gambar, atau bertemu dengan seseorang, lalu timbul suatu pikiran tertentu, itu tidak otomatis adalah dosa. Namun jika pikiran kita terus ‘mengunyah’ pikiran tersebut, lalu mulai menginginkan yang tidak pantas, di situlah mulai masuk perlahan-lahan dosa tersebut, yang dapat menarik lebih dalam sehingga akhirnya diakhiri dengan suatu perbuatan dosa.
4&5. Jika seorang gay sudah tidak melakukan praktek gay, ia tidak hidup di dalam dosa berat. Bahwa kecenderungan ketertarikan itu tetap ada di dalam hatinya, itu mungkin merupakan pergumulan yang memang harus dialaminya seterusnya, namun bahkan menjadi kesempatan emas baginya untuk membuktikan keteguhan iman dan kasihnya kepada Tuhan, dengan menjaga kemurnian tubuh dan jiwanya, demi melaksanakan kehendak dan perintah Tuhan.
Jika ia mengasihi rekan sesama jenis, namun tidak melakukan aktivitas seksual, ia tidak melakukan dosa.
6. Orang yang mempunyai ketertarikan kepada sesama jenis namun tidak melakukan aktivitas homoseksual, tetap mempunyai kesempatan yang sama untuk berjuang dalam kekudusan, demi mengarahkan hidup kepada keselamatan kekal dalam Kerajaan Sorga.
7. Pertobatan yang benar bagi seorang homoseksual adalah, ia tidak melakukan aktivitas seksual dengan sesama jenis, termasuk di sini juga tidak melakukan aktivitas seksual dengan diri sendiri (masturbasi) sebab hal ini juga merupakan dosa. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik. Silakan mencari aktivitas maupun pengembangan minat dan bakat ke arah yang lebih positif baik dalam hal iman maupun dalam berkomunitas. Di atas semua itu berakarlah kuat di dalam doa-doa dan sakramen-sakramen Gereja, terutama sakramen Ekaristi dan sakramen Pengakuan Dosa, sehingga rahmat Tuhan sendiri yang nantinya menopang dan menguatkan, agar tidak jatuh pada dosa yang sama.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Saya Jericho (samaran), usia saya 17 tahun, sy jg adlah seorang homoseksual, dan btuh wktu yg ckup lama d masa remaja saya ini untuk mnyadari bahwa memang ad yg bbeda dan aneh pd diri saya. Krn sy sndri dlm usia sy yg jg masih remaja sy bgung apa yg sbnarnya tjd pda diri saya, dan lagi saya hrs mcri tau itu semua sendiri dan menyimpan semua ini rapat2 dr siapapun.
Saya jg tdak tahu mengapa sy bisa sperti ini, sy tdak prnah ad pngalaman buruk dlm hal sperti pelecehan seksual dsb saat kecil, tp memang dri kcil sy mrasa krg merasakan figur papa (meski punya) krn memang dlu papa sy adlah pribadi yg sngat tdak membuat nyaman masa kecil sy dgn sifat keras dan kasarnya, tp jg entah bnar entah tdak alasan ini.
Dan sy bru menyadari kcendrungan ini sjak usia smp ketika sy mrasakan daya tarik seksual thdap tman2 laki2 sy drpd perempuan. Ditambah lg smakin tjerumus dgn adanya internet shingga sy mnjd pcandu gay pornografi dan onani. Tp sy jg tahu bahwa it smua dosa, krn sy lahir d tngah keluarga kristen dan memiliki seorang mama yg sungguh2 dlm iman, shingga dlm pkembangan sy slama usia smp sma sy bgumul jatuh bangun utk lepas dr dosa ini, smpai akhirnya menemukan artikel ttg homoseksual d web ini yg sungguh mnjawab kebingungan dan ktakutan srta prasaan bsalah sy yg sy jg tdak tahu hrs bbgi k siapa. Sbnarnya sdh lama pula sy mbaca artikel ini sblum saat ini. Namun baru skrg di usia sy 17 bru berani utk comment.
Stlah pjalanan pjang sy slama bgumul ini, puji Tuhan, akhir2 ini sy smakin btekad utk lepas dr dosa ini dan hidup menyenangkan Tuhan, dan jg bru akhir2 ini sy seiring dgn mulai pelayanan d gereja, rajin bersaat teduh membaca alkitab dan berdoa, sy beroleh kekuatan utk mulai bhenti dan jauh lebih baik dr dlu, tp bbrpa saat ttentu sy slalu kmbali mrasakan nafsu yg bergejolak lg tdk karuan, smentara sy sdh btekad utk tdk melakukan onani pornografi dsb lg, sy sedih dan rasanya ingin teriak dari mslh ini, krn smakin hri sy smakin d dekatkan oleh Roh Kudus kepada Tuhan melalui mcam2 hal dlm hdup jg tmsuk byk pngetahuan dr katolisitas ini, shingga sy sdih kalau hrs mngingkari janji sy lagi kpd Tuhan dan jg komintmen utk suatu saat mngatakan pd mama sy ttg ini ktika sy sdh bhasil mmnangkannya.
Tp bnar2 ktika saat2 nafsu itu brgejolak lg rasanya seluruh pikiran q tsedot k arah itu lg, spti cowok ganteng d TV, d facebook, dsb, bhkan kdang2 pikiran sdar sy mnolak tp d sisi lain dorongan it bgtu kuat, kdg2 jg msuk d dlm mimpi yg smakin mngacak2 pikiran sy, bgtu jg dgn hri ini saat sy mnulis comment ini, sy smpai mmohon “Yesus, kasihanilah sy, tolong sy, Bunda Maria doakan sy agar mampu mnjaga kmurnian sy” smbil mbuat tanda salib spti tips yg jg pnah sy bca disini(meski sy seorang protestan) tp ttap sja gejolak itu masih tdak karuan, wlaupun memang sy akirnya tdak mlakukannya, tp pikiran sy seolah sling ‘mnyolong’, pdhal kan dlm pikiran sja atau bhkn mengingini berbuat itu sudah berdosa.. Bagaimana mnrut Pak Stef, Bu Inggrid, dan tim katolisitas, rasanya berat skali, smpai sy jg bpikir ap memang Tuhan mau sy hidup selibat krn itu sy dbri keadaan spt ini, itu jg mbuat sy smkin pusing.. Mohon penguatan, pnjelasan, dan doanya. Maaf jika sy tlalu pjg lebar, krn sy tdak tahu hrs mluapkannya kpd siapa lg di dunia ini.
Trima kasih ats jwbnnya nanti dan jg terima kasih sdh bkarya melalui website ini yg bgtu sangat memberkati..
Shalom Jericho,
Pertama, bersyukurlah kepada Tuhan yang telah memberikan kesadaran kepada Anda bahwa tindakan homoseksual adalah berdosa. Suatu dosa – entah dalam pikiran, perkataan dan perbuatan – yang dilakukan secara terus menerus menjadi satu kebiasaan dosa. silakan melihat proses perkembangan dosa di sini – silakan klik. Sama seperti kebiasaan dosa membutuhkan waktu lama dengan cara dilakukan secara berulang-ulang, maka untuk menghentikan dosa ini dibutuhkan rahmat Allah dan pada saat yang bersamaan dibutuhkan waktu untuk benar-benar lepas dari dosa ini. Di dalam prosesnya, seseorang akan mengalami jatuh bangun. Namun yang terpenting adalah terus mengandalkan rahmat Allah dan pada saat jatuh kembali maka dengan rendah hati kita mengakui dosa-dosa kita serta mengakui bahwa kita adalah makhluk yang lemah. Kalau di dalam Gereja Katolik, seseorang dapat mengaku dosa di hadapan seorang imam.
Apa yang anda lakukan sudah baik, karena setiap kali cobaan datang, Anda berpaling kepada Yesus dan Maria. Jangan berputus asa kalau dalam proses ini Anda jatuh kembali. Yang terpenting adalah dengan bantuan rahmat Allah, Anda dapat bangun kembali. Awalnya, menolak godaan membutuhkan energi, usaha dan komitmen yang begitu besar. Namun, kalau kemurnian dikembangkan terus menerus, maka kemurnian akan bertumbuh di dalam diri Anda menjadi satu kebajikan (virtue) – yaitu kebiasaan yang baik dari jiwa, yang berlawanan dengan kebiasaan jahat (vice). Jadi, bersabarlah dalam mengembangkan kebajikan dan terus bersandar para rahmat Allah, melalui: Firman Allah dan doa. Bagi umat Katolik dapat menerima rahmat Allah dalam sakramen-sakramen, terutama Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat. Semoga dapat membantu dan teruslah berjuang dalam kekudusan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
terima kasih pak stef atas jawaban Anda yg mbrikan pnghiburan bgi saya dlm berjuang. Hanya saja sy seringkali dlm perjalanan saat sy jatuh lg, sy bnar2 mrasa mnjdi orang yg plg tdak tahu diri. Sy mohon dukungan doa dr tim katolisitas skalian, agar sy dpt trus mnglami perkembangan dlm perjuangan sy ini dgn pertolongan Tuhan. Terima kasih.
Teriring doa dari kami semua untukmu Jericho. Saya percaya Tuhan selalu dengar doa kamu, apalagi saya melihat kemauan kamu untuk terus berada di jalan Tuhan sangat kuat. Tuhan senantiasa akan selalu membantu kamu, saya percaya Dia akan membukakan pintu untuk setiap permasalahanmu. Jangan pernah menyerah dan terus berjuang :) Tuhan memberkati.
Semangat ya Jer..
Kami semua disini berdoa demi perubahanmu yang semakin menjadi lebih baik lagi..
________________________________________________________________________
Kuncinya adalah Rendah hati.. :)
Berkah Dalem Gusti
Fiat Voluntas Tua ^^
terima kasih utk dukungan dan doanya… it sgt brarti bwt saya dan tman2 yg mengalami hal yg sama.. sy bsyukur msh ad yg pduli dgn org2 spti kami.. thx.. salam
Dear Adikku Jerikho
dan yg lainnya yg sedang berjuang
salut untuk perjuangannya, tetap semangat berjuang, Tuhan Jesus datang untuk kita yang berdosa yang memerlukan tabibNya, kami yakin dengan penguatan Roh Kudus semua bisa terlewati dan nama Tuhan Jesus dimenangkan
Doa kami menyertaimu
Salam Kasih
Anna dan Reza
Salam adikku Jericho
Menambahi sedikit dari kakak2 yang lain, walau mungkin sudah telat aku membaca artikel ini tapi utk Tuhan tidak ada yang terlambat ya :)
Pengalaman pahit seseorang anak dapat dirasakan atau berimbas pada amsa pertumbuhannya, mungkin aku bisa memberikan sebuah pengalaman utk membantu atau paling tidak dapat memberikan saran kepada dirimu.
sebenernya, mendambakan figur seorang ayah adalah penting badi seorang anak laki, apalagi kita biasa nya ingin mencontoh, nahh siapa yang akan kita contoh? orang tua? kakak laki2? atau siapa.
lerusakan figur seorang ayah itulah yang membuat anak menjadi terganggu dan mencari figur maupun kasih syg semu lain ditempat lain/orang lain.
ya kalo kita dapat orang yang bener, dalam arti kata, kebetulan orang yang kita temui itu org baik dan orang bener, mungkin kita bisa terobati dengan nasihat, kasih syg dia yang adalah kasih syg seorang bapak/kakak kepada anak/adik, bergurau mengajari hal yang baik dengan bijak dll
nah klo pas ketemu yang kebetulan sakit itulah yang membuat seorang anak terjerumus kedalam dosa kasih syg yang menyimpang, kebetulan anak yang membutuhkan kasih syg sedang blank, sedang membutuhkan kasih syg yang hilang dari hidupnya dan sedang bimbang. disaat itulah pikiran kita akan dibawa, jahat akan menjadi jahat, baik akan menjadi baik. ibarat gelas kosong. apa yang mau kamu isi? air putih? atau kopi? nah gimana utk membuang semua itu? ya kosongin dulu gelas itu, gimana caranya??? masa digelas ada air kopi bisa kita bikin jadi air putih? bisa aja, tapi ada waktu dan pengorbanan, tuang terus air putih itu kedalam gelas yang berisi kopi, maka air kopi akan keluar dan tergantikan dengan yang putih
pada kasus mu, aku pengen, sebelum ade pergi kemana2, mencari orang yang dapat mendengarkan keluh kesah mu, cobalah berdoa Dulu, kalo perlu kamu puasa, ingat… apapun yang terjadi dalam keluarga dan dirimu, hendaknya kamu pun dapat menjaga privasi keluarga sejelek apapun mereka, cobalah cari orang yang benar2 Tuhan panggil utk melayani dirimu (walau terlihat dia baik, bijak dan agamawi) tetapi hanya Tuhan yang mengetahui isi hati orang karena yang terbaik hanyalah Tuhan semata, coba lah utk mencari orang yang kamu percaya utk bisa mengutarakan hal itu sampai keakar2 nya. karena utk mengetahui semuah persoalan, kita harus membongkar dulu sebab sebab nya yang berakhir kepada akibatnya saat ini.
hmmmm hahaha aku dulu ingat, sewaktu aku masih di Kristen Protestan, wahh utk melepasi keterikatanku, oma dan opa (tiri) dengan gagah nya memanggil seorang pendeta utk tumpang tangan mendoakan menggadaklan pelepasan dll, wahh hahaha ampe jengking jengking mereka, aku cuma pura2 muntah muntah aja yang menandakan roh jahat itu udah keluar hahaha. ternyata goblok mereka. tanpa aku mau melepaskan, tanpa aku mau keluar dari kedagingan ku ya mana bisa masalah itu selesai, bener ga? hahaha mau 1jt pendeta juga aku ga bisa sembuh dari kebiasaan buruk seorang laki2 hehehe tau donkkk…
ok kita balik lagi, aku hidup dengan keluarga tiri dan yang dah pasti hilangnya kasih syg org tua dan akhirnya aku pun mencari hal itu diluar. dan akhirnya aku pun rusak. ada seorang pendeta muda (saat itu aku sd kelas 6 sampe kelas 1 smp) aku dilayani, dan ternyata, tanpa aku sadari pendeta tersebut juga ternyata seorang yang kurang baik wahhh tambah deh derita ku, hahaha, konon cerita dulunya dia tidak spt itu, karena sering melayani anak2 yang mengalami hal spt itu, dia sendiri kena dan masuk dalam pencobaan itu karena saking percaya diri bisa menyembuhkan orang yang punya masalah dengan sex. akhirnya dia diserang roh sex itu sendiri karena tidak adanya tutup bungkus darah Yesus dalam dirinya, dalam keluarganya dll, dan tidak adanya team yang menopang mendoakan dia dan si pasien, jadi malah 2-2nya jatuh didalam dosa yang sama. wahh gilaaaa hahaha
pada satu sat aku ketemu seorang pendeta lagi, kebetulan ini lah yang Tuhan udah kirim kepada aku, aku bilang “priest tolong doain sy donk, saya mau lepas dari kebiasaan piki2 jorok dan melakukan hal yang tidak terpuji” maka dengan santai dia berkata…. (dengan senyum) “buat apa om doakan kamu, tapi kamu tidak ada usaha utk meu melepaskan kedaginganmu itu. dan tidak mau keluarga dari masalah mu itu” akhirnya aku ceritakan semua kronologi dll, nah mulailah dia mendoakan orang tua ku dulu, supaya ada penyelesaian antara ortu dan anak. menyembuhkan kepahitan ku dengan orang tua ku, meluruskan roang tua, dan diriku, sesudah itu baru mendoakan khusus utk diriku, apakah aku masih dihantui dengan kepemikiran itu? jawabannya absolutely yesss!!! masih dihantui dan makin gila. akhirnya aku disarankan utk tinggal bersama mereka (pendeta tersebut) sambil bersekolah, dimana waktu ku abis utk bermain bersama keluarga mereka, bercanda bersama anak mereka dan anak2 nya lah yang menyadarkan aku wakau kerap aku nakali juga dia, tapi kerena doa yang tidak putus, kasih syg yang murni, lambat laun aku bisa lepas dan lepas dan lepas. tetapi tidak pernah lepas pula dari doa para pendoa syafaat karena kita masih lemah sewaktu baru sambuh dari sakit. dimana vitamin dan suplemen harus selalu diasupkan sampai kita kuat kembali. dann bila sudah sembuh pun, jgn kira hal itu tidak bisa kembali lagi, awasss!! jangankan kita, banyak hamba Tuhan jatuh bangun dalam hal kenajisan ini.
jadi kesimpulannya, bukan karena selibat kamu bisa pulih, jangan sampai dengan selibat nya kamu itu kamu malah jatuh kedalam jurang yang lebih besar dan dalam lagi, Tuhan mau kekudusan kita dari ujung rambut sampai kaki, jangan selibat itu dijadikan jalan keluar dari masalah. hadapai masalah kita, bukan lari dari masalah, karena makin kita lari, mereka makin kencang mengejar kita bahkan mengundang kawan masalah lainnya utk mengejar kita. hadapi masalah mu,benahi hub orang tua dengan dirimu, itu harus dipulihkan dulu. bila tidak, roh kepaitan akan tetap ada bersemayam dikeluarga kalian. jangan melawan kedagingan dengan kekuatan dirimu, pake kekuatan Tuhan. jangan biarkan mata kita melihat akan hal2 yang kira2 bisa membawa kita kepada pemikiran tersebut kembali, misalnya melihat sesama anak laki2 tidak berbuasana mandi, memandang lama seseorang, melihat film yang menjurus, internet dan coba kurangi waktu berlama2an sendiri ikamar atau kamar mandi, hilang kan pikiran itu sewaktu datang dengan cara pusatkan pikiranmu dan seakan2 taro salib di atas kepala mu, muka mu, mata mu sehingga apa yang kamu bayang kan tertutup dengan salib Yesus, coba buat seperti itu, langsung buang pemikiran itu, jangan diterusi dan dinikmati. jangan membuka celah
terakhir, carilah orang utk bisa bertukar pikiran dan bisa mengasihimu dalam kasih Yesus, usahakan adanya pelayanan keluarga khususnya utk orang tua mu dan juga dirimu. adakan pembaharuan hubungan dengan orang tua, bila ga bisa ya ingat aja. TUHAN ADALAH ORANG TUA MU, BUNDA MARIA ADALAH IBUMU, pikirkan aja itu. sewaktu dalam pelayanan nanti awas.. buang hasrat dan nafsu mu, dengan cara sewaktu mereka datang, kamu pikirkan salib Yesus, seolah2 menutub semua gambar2 itu didepan matamu. berkatalah jujur apaadanya. karena hanya dia (pelayan Tuhan) dirimu dan Tuhan yang mendengarkan.
usahakan berbaharui hubungan manis dengan orang tuamu, akan tetapi, ada bagus nya keluarga mu dilayani pelepasan dari kepahitan dulu. dan yang terpenting juga, benahi hubungan mu dengan Tuhan. apakah dirimu ga mau pergi kepada Tuhan dengan Tubuh, pikiran dan mulut yang kotor? jangan biarkan kata2 “tapi aku kan manusia, pasti ga kuat pasti banyak jatuhnya” dengan kita berkata begitu, berarti kita sudah membuka celah excuse atau permisi bagi kedagingan kita utk berkarya lgi didalam tubuh kita. katakan aku akan kuar bersama Yesus dan RohkudusNya. sewaktu kamu mau melakukan, coba teriak Yesussss, atau Rohkudussss… ampuni aku. maka dengan serta merta rasa itu akan hilang dan nafsu kita akan down seketika itu. coba deh. jangan udah kelaur atau udah berbuat baru sebut Yesus ampuni akuuu.. percumaaa. hahahaha, lakukan sewaktu ada hasrat kesana. lawan dengan kuasa Yesus. jangan lemah jangan biarkan diri kita dipermainkan iblis dengan cara melemahkan diri kita. lakukan terus menerus, minta Roh kudus menguatkan dan minta bantuan orang yang dekat dengan Tuhan utk turut mendoakan mu, karena doa merupakan perisai dan tongkat penyangga mu.
bila orang tua tidak mengasihi Tuhan dan hidup erat bersama Tuhan, mustahil dia bisa mengasihi keluarganya dengan kasih Allah. tetapi, sebagai anak kita juga tidak bisa mnyalahkan mereka dengan berkata “ini semua gara2 mereka, aku jadi gay gara2 mereka) memang ada unsur pertama dari mereka, akan tetapi, apa mereka menyuruh mu menjadi gay? aku rasa tidak, itu cuma kesalahan kita aja karena kita menikmati cinta kasih syg yang ternyata semu dan akhirnya keterusan dan kita pun menularkan penyakit ini kepada yang lain. sadarilah…
Tuhan punya banyak cara memanggil hidup kita utk melayaniNya. Tuhan berkata “Akulah jalan kebenaran dan hidup” jadi hanya kepada Dia kamu/ kita semua bisa berharap. dan kekuatan pun ada padanya.
carilah seseorang yang bisa melayani mu secara pribadi. lawan semua nafsu dengan cara yang simple tadi. semoga ulasan ku bisa dimbil yang baiknya. salam adikku. Tuhan bersama mu.
Untuk Ronald, Dean dll,
saya mau cerita sebagai orang yang pernah punya kecenderungan gay namun pelan-pelan bisa lepas darinya.
Saya menyadari kelainan ini ketika akhir SMP. Saya adalah orang yang takut akan dosa dalam hal seks sehingga saya sebelumnya menghindari semua hal seks dan menganggap tabu membayangkan tubuh wanita namun sayangnya tidak menganggap dosa jika membayangkan laki-laki yang sejenis karena dianggap sama saja. Barulah saya menyadari kesalahan saya ini setelah saya merasa mulai tertarik dengan teman sejenis dan mengalami fantasi seksual dengan sejenis.
Semenjak itu saya mencari tahu tentang keanehan ini dan mendapati hal yang menakutkan dan bahwa hal ini juga merupakan dosa yang berat.
Jadi saya harus berubah dan bertobat !!
Hal yang saya lakukan adalah :
+ Berdoa kepada Tuhan dan cukup lama tidak tahu harus bagaimana dan apakah hal ini bisa membuat saya berubah karena saya tidak mengalami perubahan orientasi seksual ini dalam beberapa waktu. Akhirnya saya waktu itu berdoa dengan perantaraan Jose Maria Escreva Balaguer yg kebetulan brosurnya saya terima/lihat. Suatu ketika saat saya membaca Alkitab, mata saya terantuk pada ayat ini (Rom 1:25-27) :
“1:25 Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.
1:26 Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.
1:27 Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.”
Jadi saya berpikir mungkin ada cara berpikir atau bersikap saya yang salah kepada Tuhan yang kalau saya perbaiki maka bisa membantu saya melepaskan diri dari kesalahan orientasi seksual ini. Maka saya mulai trace back dan berusaha melangkah dari titik awal. Mulai saat itu saya berdoa dengan cara yang berbeda yaitu dengan kepasrahan dan kekaguman kepada Dia yang telah menciptakan saya dan sekaligus berkuasa atas saya. Dia menciptakan wanita yang indah (walaupun saya belum menghayati indahnya wanita saat itu). Apapun yang terjadi aku pasrah kepadaNya dan aku percaya Dia akan mengubah hatiKu secara bertahap. Aku harus memandang Tuhan dengan lengkap dan utuh bahwa Dia adalah Bapa yang menciptakan aku dan Putra yang menyelamatkan aku serta Roh Kudus yang menghiburku dan membimbingku. Aku mengagumi semua keindahan karyaNya itu.
[…. dari Katolisitas: kami edit]
Sampai akhirnya saya bisa menetralisir kecenderungan gay yang beberapa kali masih muncul dengan “pengendalian diri karena takut berdosa”, “membayangkan sensasi seksual yang ditimbulkan dari kegiatan membayangkan wanita tsb”. Walaupun awalnya tidak selalu berhasil. Namun semua usaha tetap saya lakukan dengan kontinu sampai titik tertentu.
Seperti yang saya singgung di atas bahwa pola pikir saya juga harus diubah dan diawali dengan memperbaiki hubungan dengan Tuhan termasuk jika Anda sudah merasa dekat denganNya. Pandanglah Dia dengan utuh sperti saya sebutkan di atas. Posisikan diri Anda sebagai laki-laki yang harus berpikir secara khas laki-laki juga terhadap segala hal. Cari dan kritisi sikap Anda yang kurang mencerminkan hal itu. Hal ini akan menumbuhkan kesadaran dan lewat karya nyata dalam doa dan perbuatan bisa membuat mungkin komposisi hormon Anda dan trigger di bawah sadar Anda berubah dan Anda akan melupakan masa lalu yang menyesatkan dan memulai hidup yang baru. Berdoalah pula untuk kesembuhan batin jika Anda pernah terluka di masa kecil Anda. Mungkin diperlukan usaha lain jika Anda pernah mengalami hal ini.
Syukurlah sampai saat ini, tanpa bermaksud sombong saya bisa berkeluarga. Dalam hal pekerjaan /profesi dan pelayanan saya juga cukup berterima kasih dengan anugerah yang besar kepada saya sekeluarga.
Saat ini saya merasa bahagia dalam Kristus dan keluarga tercinta saya. Saya bersyukur bahwa istri saya sangat mencintai saya dan anak saya juga mencintai saya.
[Dari Katolisitas: kami edit]
Demikian sharing pengalaman saya. Belum tentu hal ini cocok bagi masalah Ronald, Dean dll. Dan ini saya lakukan dengan doa penuh dan otodidak membaca buku dan bersikap kritis serta visi ke depan yang kuat. Memang kecenderungan gay itu tidak bisa hilang 100 % tapi paling tidak kita sudah tahu ke mana arah akhirnya. Tapi beberapa faktor dan action mungkin bisa ditiru atau tidak perlu ditiru. Jika Anda ingin menjadi biarawan maka saya rasa tetap perlu mengubah dahulu orientasi seksual agar kelak tidak menjadi batu sandungan bagi Anda. Namun tentang caranya bisa dicari cara lain untuk menetralisirnya efek luka batin itu.
Semoga bermanfaat dan mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan.
saya ingin bertanya, saya baru saja putus dgn pacar saya (sesama jenis) dan hubungan kami juga tdk sampai 1 bulan. Dlm masa pacaran tersebut kami satu kali pernah tidur bareng tapi tidak sampai berhubungan seks, hanya tidur biasa sambil pegangan tangan. Saya sadar bahwa ini adalah dosa oleh karena itu sayalah yang memutuskan pacar saya.
Tapi saya tetap tidak ingin berpisah dengannya sehingga saya ingin menjadikannya hanya sebagai sahabat saja. Sebelum kami pacaran saya sangat nyaman bisa saling sharing lewat sms, bicara apa adanya dll dan setelah beberapa lama akhirnya muncul perasaan suka. Saya tidak ingin berpisah dgnnya untuk selamanya. Jd yang ingin saya tanyakan adalah apakah pilihanku ini sudah tepat untuk menjadikannya sahabat (menyukainya tetapi tidak memilikinya seutuhnya)? Atau sebaiknya saya tidak usah berhubungan dengan dia untuk selamanya agar mencegah perasaan suka itu muncul kembali. Mohon pencerahannya, saya sangat dilema saat ini.
Dan yang ingin saya tanyakan apakah perasaan suka atau cinta kepada sesama jenis tetapi tdk memiliki adalah dosa?
Saya sangat senang dengan perasaan-perasaan seperti itu karna membuatku sangat bahagia, meskipun saya tidak memilikinya.
Shalom Ronald,
Pertama, bersyukurlah bahwa Anda dapat menyadari bahwa perbuatan yang anda lakukan adalah salah dan Anda belum masuk terlalu jauh dalam dosa ini. Menurut saya, kalau anda mempunyai ketertarikan terhadap teman Anda sesama jenis dan bahkan telah sampai tidur bersama walaupun tidak melakukan hal-hal yang terlalu jauh, maka alangkah bijaksananya kalau Anda untuk sementara tidak perlu berhubungan dengannya. Prinsipnya, kita harus mengetahui kelemahan kita dan setelah menyadarinya dan ingin memperbaiki, maka kita harus menghindari kesempatan berbuat dosa. Kalau seseorang ingin sembuh dari mabuk-mabukan, maka hal yang harus dia lakukan adalah menghindari teman-teman yang mengajaknya minum dan menghindari tempat-tempat yang menyediakan minuman-minuman. Jadi, jauhilah teman-teman yang dapat membawa Anda ke dosa yang sama, bergabunglah dalam komunitas Gereja dan pada saat yang bersamaan cobalah juga berkonsultasi dengan pastor di paroki Anda atau paroki lain. Yang terpenting, berakarlah dalam doa dan sakramen, terutama Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat. Akhirnya, mungkin wejangan dari Rasul Paulus kepada Timotius dapat memberikan kekuatan kepada Anda “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.” (2Tim 2:22).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
EMMANUEL.
Ibu Inggrid, saya seorang pria umur 22 tahun. Saya tidak akan sanggup menceritakan bagaimana siksaan batin yang saya rasakan saat ini. Mendapati diri sebagai seorang gay.
Mungkin, kalau saya tidak dekat dengan Tuhan, saya pasti tidak akan se-tersiksa ini. Maksud saya, jika saya tidak takut Tuhan dan dosa, saya pasti bisa mengeksplor ke ‘gay’an saya tanpa peduli apa pun. But, here I am, with God and my illness.
Tidak ada masalah dengan keluarga saya. Saya lahir di keluarga katolik yang taat dan penuh cinta kasih. Ayah, Ibu adalah orang yang aktif di gereja, terlebih saya. Sejak SMP, saya sudah aktif mengajar anak BINA IMAN, ikut MUDIKA, aktif ber’mazmur’ (tugas favorit saya di gereja), pelatih mudika, pendampingan remaja, dan rasanya hampir separuh waktu saya dihabiskan di gereja. sekarang saya aktif di organisasi KKMK. Hal ini lah yang membuat siksaan batin saya semakin terasa. Saya terlalu hina untuk melakukan itu semua, saya rasa.
Sejak kecil saya berniat untuk menjadi biarawan. Sampai SMP, saya masih sangat ingin menjadi biarawan. Tapi, setelah SMA, setelah menyadari bahwa saya tidak seperti pria lain,setelah menyadari orientasi sex saya, saya menjadi takut untuk masuk biara. Takut, bahwa itu hanya akan menjadi pelarian saja bukan karena kesungguhan niat untuk melayani ALLAH. Lagian, saya banyak mendengar bahwa seorang ‘gay’ tidak diterima menjadi seorang biarawan. (Saya masih bingung tentang ini).
Tapi akhirnya saya memberanikan diri juga. Masuk biara salah satu ordo dan mulai menjalani kehidupan rohani. Saya sangat menikmatinya. Kesungguhan saya yang luar biasa saya tunjukkan dengan mengikuti semua peraturan yang ada. Tak ada terbesit sedikit pun keinginan memikirkan sex, karena semua waktu terjadwal dengan baik. Tapi, mungkin ALLAH tidak mau dilayani oleh seorang gay. Saya masih postulat waktu itu dan saya keluar karena sakit.
Saya keluar dan mulai kuliah dan kembali aktif di gereja. Ini adalah tahun kedua di perkuliahan. “kembalilah nanti kalau sudah sembuh” kata rektor saya waktu itu, tapi saya merasa Tuhan tidak menginginkan saya ada di situ.
Andai saja semua orang tau, betapa saya SANGAT TIDAK INGIN berada di posisi ini. Saya butuh dicintai, saya butuh diperhatikan, saya butuh disayangi oleh orang spesial, TAPI BUKAN WANITA!!! Saya sudah pacaran sebanyak 4 kali dengan wanita dan semuanya berakhir tragis. Mereka SANGAT mencintai saya, tapi semuanya saya putuskan dengan alasan yang tidak jelas. Saya menyadari bahwa saya hanya memanfaatkan mereka untuk menutupi orientasi saya yang ‘ganjil’. Awalnya saya merasa bahwa pacaran dengan wanita akan mengurangi ke’gay’an saya. But, I’m wrong. Bahkan memegang bahu mereka saja tidak ada niat sama sekali, padahal mereka mati-matian mencintai saya. Dan pada saat saya sadari itu, saya berusaha untuk melepaskan mereka untuk orang lain tapi saya malah membuat luka di hati mereka. Merasa tidak pantas mendapat cinta yang tulus dari mereka.
Saya ingin berteriak sekuat-kuatnya. Di gereja, saya selalu berdoa: “Tuhan, Engkau tahu saya adalah seorang gay. Saya mohon, kalau ini bukan dosa, biarkan saya menikmatinya dan mendapat cinta saya. Tapi, jika ini adalah dosa, tolong tegur saya dengan sebuah cara”. But, I think I GET NO ANSWER UNTIL THIS SECOND.
Kadang, saya merasa Tuhan tidak adil untuk saya. Saya aktif di gereja dan melayani, tapi mengapa doa yang saya daraskan tiap hari, memohon kesembuhan atas ke’ganjil’an ini tak pernah terkabul? Ya, saya akui banyak berkat yang saya terima dari Tuhan. Terlalu banyak malah, sampai saya merasa tidak layak untuk mendapatkannya. Tapi, mengapa hanya mengubah orientasi sex saya saja Allah begitu ‘pelit’??
Seandainya ada terapi atau apa yang bisa me’normal’kan saya, saya akan dengan senang hati menjalaninya. Saya ingin hidup selibat, tapi orang tua pasti tidak akan setuju. Mereka pasti akan mendesak saya menikah. Apa saya harus jujur bahwa saya GAY? BIG NO. I love them melebihi saya mencintai diri saya sendiri. Saya tidak akan sanggup melihat mereka terpukul dan merasa gagal sebagai orang tua. Saya ingin masuk biara, TAPI APA SAYA DITERIMA???? Pahit!
Saya ingin mencintai dan dicintai, tapi saya takut dosa. Saya ingin dicium, tapi saya takut dosa. Saya ingin dipeluk, tapi saya takut dosa. Saya ingin menikmati saja keadaan ini, tapi hati kecil saya berontak. Saya pernah berharap bahwa saya dilahirkan Atheis saja, sehingga tidak perlu memikirkan dosa, dan bisa melakukan segala keinginan saya.
Kadang saya protes sama Tuhan. Mengapa gay harus ada? Mengapa tidak ada birahi SEDIKIT PUN melihat wanita??? Mengapa????
Segala kebaikan dan pelayanan saya terasa sia-sia. Buat apa saya berbuat baik dan melayani Tuhan? Toh, akhirnya masuk NERAKA juga. (Saya pernah baca bahwa GAY adalah calon-calon penghuni neraka).
#Sadis
Ibu Inggrid, mungkin dengan membaca ini ibu sudah tau bagaimana emosi saya saat menulis komen ini. But, I really need a pray. Saya sudah membaca banyak hal tentang GAY. Mereka bilang bisa sembuh, bisa diubah, terkutuk, harus dimusnahkan atau apapun. Semua sudah saya baca. And I don’t care. Saya hanya minta di doakan. Saya sungguh ingin lepas dari semua ini. Saya ingin mencintai wanita dengan tulus jika menikah nanti, atau kembali ke Biara dengan perasaan lepas jika saya memang diterima.
Sungguh, saya hanya butuh doa dan bimbingan.
o ya, saya lupa cerita. Waktu SMP saya tinggal di asarama Putra dan saya ‘diperkosa’ oleh kakak asarama waktu itu. Saya tidak mau mengingatnya lagi. Saya hanya ingin hidup normal seperti pria lain. Saya ingin melayani Tuhan dalam kekudusan.
MOHON DOANYA, BU. Saya minta rekomendasi pastor atau orang yang bisa jd tempat konseling. Terimakasih atas kesempatannya buat saya melepas semuanya. Ini adalah jeritan hati. Sudah lama saya memendamnya.
Satu lagi bu, saya minta sarannya untuk rencana saya masuk biara lagi. Apa yang harus saya lakukan?
Bagi saudara/i yang menganggap kami hina, ini lah kami yang sebenarnya. Sungguh, kami berusaha keras untuk melepaskan diri dari belenggu ini. Tapi,ini seperti hasrat yang sewaktu-waktu bisa meledak tak terkendali. Kami harus hidup dalam kepura-puraan. Dan batin kami tersiksa. Kami mohon doanya. Dari lubuk hati yang paling dalam
_ THE LORD IS MY SEPHERD AND HE KNOWS I’M GAY _
Salam Dean,
Saya mendoakan Anda. “Ya Allah, lakukanlah kehendakMu sebagai yang terbaik bagi Dean”. Syukur kepada Allah atas kejujuran Anda. Dalam keadaan seperti sekarang, yang terpenting ialah pengharapan. Harapan bahwa kesembuhan itu ada. Harapan bahwa pengalaman terluka oleh perkosaan di masa lalu itu sembuh total. Harapan karena Allah tetap mengasihi dan karena Bunda Gereja tidak pernah mengecam Anda karena keadaan ini. Entah hetero, entah homo, entah kita bisa mengalami kasih Allah pada saat-Nya. Percayalah bahwa Makhluk hanya bisa dipuaskan oleh Khalik dan karenanya makhluk bisa berakhlak mulia. Seorang atheis pun sebenarnya mendamba Yang Ilahi dari lubuk hatinya, walaupun otaknya memaksa diri tidak mengakui asal dan tujuan hidup manusia. “Datanglah pada-Ku, kalian yang lelah dan berbeban berat, Aku berikan kelegaan”, ajak Tuhan Yesus Kristus. Datanglah selalu di hadapan Sakramen Mahakudus dalam kapel adorasi abadi, dalam Ekaristi, dalam doa rosario, dalam doa yang tak kunjung putus. Ikutilah retret-retret, dan berkomunikasi dengan pembimbing rohani.
Salam
Yohanes Dwi Harsanto Pr
Pengalamanmu sama dg aku.. Kita cmn bisa berdoa mohon Kerahiman Allah..
Dear Dean Adikku
Tuhan tidak pernah menciptakan gay/lesbi atau biseks, otak manusialah yang telah merusak kodrat alam. pada awal terjadinya saat pertama kali di dunia ini, Tuhan menciptakan Adam & Hawa, bukan adam dan hawaludin kan :) dan atau bukan juga Adamia dan Hawa kan hehehe. disitulah Tuhan sudah menjadikan manusia sebagai manusia yang hetero
Awal kebejatan manusia adalah terjadi saat adanya dan mungkin sebelumnya sodom dan gomorah, cerita onan dalam kejadian 38:9 kalo ga salah pun sudah ada perbuatan sex yang disebut onani.
Kalo memang Dean berkata, tidak ada masalah dalam keluarga, coba ditelaah dulu, apakah (mohon maaf) keluarga/ ortu pernah menginginkan gender lain? pernah tertolak dalam kandungan, anak tunggal yang membutuhkan kakak/adik atau pernah merasakan kenikmatan sewaktu kecil oleh karena dikerjain saudara atau sejenisnya dll, ada beberapa hal dari alambawah sadar kita yang membentuk karakter manusia itu sendiri Dean. terlalu dimanja saat kanak2 pun bisa menjadi sumber malapetaka ini atau ditambah lagi dengan sebuah mainan yang salah dll :)
karena awal terjadi gay itu tidak serta merta adikku, gay itu semacam bentukan awal dari program otak kita karena satu dan lain hal yang membuat kita merasa nyaman. (aku kategorikan gay – dan +, dimana gay – adalah seseorang yang senang menerima kasih syg dan yang plus adalah yang lebih dapat memberikan kasih syg kepada yang lebih muda atau sebaya dan tidak menutup kemungkinan kpd yang lebih tua walau jarang terjadi). karena didalam roh dan jiwa manusia ada semua sumber mengasihi dan menerima kasih, ada unsur menyukai sesama jenis, atau lawan jenis, nahhh mana yang lenih menonjol sewaktu kita beranjak remaja/dewasa, hal itu pasti sudah bisa terlihat adikku
karena mungkin data yang ku peroleh kurang cukup, oleh sebab itu aku tidak bisa menyimpulkan akar dari kelainan tersebut. pasti ada sumber dan akar awal pertamanya :)
sekarang, apa alasan Dean lebih prefer disayang dan diperhatian oleh sesama jenis? bukan kan seorang ayah juga sama jenis? kenapa tidak mau diperhatikan seorang ayah atau disayangi oleh seorang ayah? pasti ada alasannya donk?
Dengan kamu menyebutkan ingin berpacaran dengan perempuan/wanita aku rasa sebelum kamu memutuskan ikatan roh percabulan atau sebelum mem[perbaharui hidupmu ya berat utk dilakukan, malah bisa menjadi bumerang buat kamu sendiri nantinya. adakan penyelesaian pribadi dulu dengan Tuhan, dalam hal ini kamu ga bisa sendiri/ harus ada orang rohani yang mendapingi dan bisa memperhatikan kamu lebih. tidak bsia secepat membalikan tangan apda masalah ini. semua pasti butuh proses, penyangkalan diri dan pelepasan keinginan daging tentunya yang harus kamu jalani. gimana supaya proses itu tidak mengalami jatuh bangun? dirimu sendiri harus rela melepaskan predikat itu dan berkata “I am A Boy/Man, i have to act like a man and i have to love a women” tiap saat kamu sebut kamu katakan itu sehingga menjadi rema dalam hidupmu dan otak bawah sadarmu merekam kata2 itu dan terjadilah sesuai dengan perkataan mu. katakang dengan lantang sehingga kupingmu mendengarkannya dan otak mu merekam kata2 itu.
tidak lah mudah, akan tetapi tidak juga sulit asalkan dirimu mau melepaskan keterikatan itu dan mau menyangkal kedagingan kamu. hal ini pun harus melibatkan orang tua sebagai orang yang terdekat dengan dirimu agar mereka setiap saat bisa mendoakan dan menyokong/menopang hidupmu supaya dirimu tidak jatuh bangun pada hal yang sama.
hilangkan kepikiran itu dengan tidak membuka celah, jangn berkata aku “tidak sanggup” karena itu yang iblis mau. kata2 itulah celah untuk mereka tetap tinggal didalam diri kita
mintalah Rohkudus utk selalu menaungi dan menutup hidupmu, jauhkan hal2 yang dapat memicu andrenalin kearah kepuasan, jgn menatab terlalu lama seseorang yang nota bene kamu suka, jang berlama2an menghayal yang tidak jelas, makin kamu hayalkan makin kamu ingin mencoba sensasi lain.
jangan teriak dengan mulut tapi teriakan dengan hati kepada Tuhan, katakan “Tuhan aku mau keluar dari masalah ini, aku mau sembuh karena Engkau menciptakan aku sebagai pria sejati, aku mau menyangkal kedagingan ku dan mau melepaskan belenggu homoseks ini dari dalam diriku, mari Rohkudus jamah aku” dan mita lah hambaNya utk selalu mendoakan mu juga keluarga, bukan tiap hari akan tetapi tiap saat tiap menit bahkan detik, dan dirimu lah yang harus aktif dalam doa tersebut, dengan begitu tidak ada celah pikiran utk berpikir kearah sana
seribu hamba Tuhan berdoa, bila kamu sendiri masih mencintai hidup yang seperti ini, maka persoalanmu akan susah utk dilepaskan, ibarat doa seorang ibu kepada Tuhan. “Tuhaannn tolong anakku didalam kolam tidak mau beranjak, nanti dia masuk angin Tuhan, Turunkan Malaikat Mu suapa anakku mau beranjak ya Tuhannnnn” bagus kan doa seorang ibu itu, ia sayang dengan anaknya. akan tetapi sianak juga berharap, “yahh Tuhannn semoga si ibu pulang duluan deh, aku masih senang didalam kolam ini, airnya segar dan tidak mau beranjak dulu Tuhan, gerakan hati si ibu supaya pulang duluan ya Tuhannnn” hahahahahaha, gimana tuhhh.
nah kalo dah begitu gimana tuh, yang ada Tuhan ketawa deh nantinya. jadi harus ada 2 arah, yang mendoakan pun akan senantiasa mendoakan pelepasan kamu, dan kamu juga harus mau melepaskan belenggu itu dan jangan pernah memproklamasikan lagi bahwa dirimu GAY.
siapa yang bilang Tuhan tidak adil dan tidak mau melepaskan kamu, keaktifan kita jangan disebut sebagai imbalan dimana Tuhan harus menuruti semua keinginan kita karena kita sudah berbakti kepadanya, itu salah.. berbakti, melayani, berbakti dan cinta Tuhan itu adalah suatau keharusan, bukan suatu yang bila kamu kerjakan kamu mendapat imbalan. tidak sama sekali, itu pengertian yang salah. janganj sampe Tuhan bilang “whaaattttt!!! mentang2 elu melayani Aku trus aku harus mengubah hidupmu sesuai dengan rencana mu dan keinginan mu?!? Trus Aku harus bilang “YA” gitu?!? tentu Tidak, kamu tidak mau memuji menyembah dan melayani Aku ya tidak apa2, pohon dan gunung dan batu pun sanggup Ku buat utk menyembah Aku dan melayani Aku. sooo awas ya.. hati2… Tuah tidak melihat pelayanan kita. dalam Injil Matius 6:33 ada tertulis “”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”
jadi hidup benar dulu, cari Wajah Allah, Cari hikmatNya, semua akan diberikan kepadamu kelak. akan tetapi, dirimu masih ingin mencari kasih syg semu dan sesuai dengan cerita mu, dirimu masih ingin dikasihi dicintai dengan seorang pria? awassss, semua itu dicatat dengan Malaikat Tuhan dan diberikan kepada Dia. apa yang engaku tuangkan melalui mulut bibir dan perbuatan mu dalah dari hati mu.
apalagi kamu ingin lepas, mulai sekarang adakan pembaharuan hidup mu dengan Tuhan, hmmm mustinya Dean dikumpulkan di keluarga agar supaya ada pembenahan pribadi dengan keluarga (walau kamu bilang tidak ada masalah) habis itu baru dengan Tuhan dan mulai melakukan pelepasan dibantu dengan doa dan puasa debagai tongkat utk menopangmu dan perisai agar otakmu tidak terganggu hal tersebut kembali
ingat, bagi yang sudah sembuhpun, kalian harus menjaganya, karena si jahat tidak tinggal diam, yang ada nantinya kita jadi hidup didalam suasana kemunafikan belaka, karena orang tau kamu sudah sembuh akan tetapi kalian masih ingin berbuat juga walau hanya dirimu dan diriNya sendiri yang tau, jinah otak pikiran itu sama saja dengan berbuat. jgn menghalalkan apapun dan memberi celah kepada si jahat
Pasti semua Team dari Katolisitas pun mendoakan mu akan tetapi, yang terpenting adalah, dirimu sendiri yang harus mau berubah, mau keluar dan mau menyangkal kedagingan mu, tanpa itu, doa akan menjadi hampa.
semoga uraian tambahanku bisa berguna.
salam adikku Dean. Tuhan bersama mu
Uraian yang sama yang pernah Br.Joe berikan kepada ku 5th yang lalu, hahaha aku masih teringat akan hal itu, dan ada benarnya apa yang Br.Joe katakan, sampai sekarang pun aku tidak lepas dari doa semua kawan/saudara seiman utk mengingatkan aku agar tidak kembali lagi ke dunia hitam.
Terima kasih Katolisitas, jadi kami bisa menyalurkan inspirasi nya.
Salam Kristus
Saya tidak setuju dengan pernyataan diatas.
Saya gay. Sejak awal saya sangat tidak nyaman dengan perasaan saya ini, karena diskriminasi, pelecehan verbal maupun fitnah yang berulang kali saya terima, termasuk -maaf- indoktrinasi mengenai dosa. Saya justru merasakan bahwa penggolongan hal ini sebagai dosa-lah yang merupakan proses hipnosis itu.
Sebagai gambaran awal, saya mengalami ketertarikan seksual ketika menginjak usia remaja. Saya dari keluarga katholik dengan 6 saudara. Orang tua kami memenuhi semua kebutuhan kasih sayang kami. Dari semua saudara saya, hanya saya lah yang gay. Jadi, saya tidak mengalami stereotipe lingkungan broken home sebagai alasan, juga bukan karena kurangnya ibu saya mendidik secara agama.
Mengapa saya merasa tidak nyaman? Karena lingkungan saya menolak ketika saya mengekspresikan perasaan sayang saya tersebut. Saya menyadari bahwa orang selalu memberikan penilaian terhadap orang lain, namun dalam hal hubungan heteroseksual, hal itu tidak dialami “sejahat” yang dialami oleh hubungan homoseksual.
Darimana saya bisa mengambil kesimpulan itu? Ingat, saya memiliki 6 saudara lain.
Sejak saya menyadari kecenderungan itu saya mencoba berbagai cara untuk “sembuh” baik dengan pengakuan dosa rutin, mengikuti sesi-sesi hypnotherapy yang tidak murah, melakukan retret, dsbnya. Saya sudah berhasil melalui 21 tahun. Saat Tuhan mempertemukan saya dengan pria yang mana saya jatuh cinta dan memberikan segenap perasaan saya padanya.
Ya, saya tetap gay. Saya tahu dan menyadari gereja dan masyarakat apapun agamanya tidak akan pernah menerima.
Sebagai seorang berorientasi homoseksual, saya hanya ingin menyuarakan sedikit koreksi ini:
– homoseksualitas bukanlah produk ‘saya merasa nyaman’, saya tidak nyaman, tapi ini adalah perasaan sejati saya.
– homoseksualitas bukanlah produk salah asuh, broken home, kurangnya figur ayah, kurangnya iman, dll.
– homoseksualitas tidak sama dengan kecenderungan untuk marah, malas, berbohong, dll. Jika pandangan ini tetap dipaksakan, maka untuk prinsip keadilan, mohon dilabelkan pula pada seluruh orang heteroseksual, jadi seksualitas secara keseluruhan merupakan kecenderungan sama seperti malas, pemarah, dsbnya. Semoga pesan saya sampai. Kenapa bukan kecenderungan untuk rajin, penyabar, jujur, dsbnya? Bagi saya ini merupakan penanaman mental blok dan diskriminasi yang sangat tidak adil. Mengapa? Karena sejak saya mengetahui jati diri orientasi seksual saya, justru saya merasa dipaksa harus berbohong, harus melakukan hal yang bukan diri saya dan justru membuat diri saya lebih buruk, bukan lebih baik, seperti munafik. Juga karena jenis cinta kasih yang saya miliki hanya diberi penilaian sebagai “nafsu”. Sangat tidak adil. Sementara “cinta sejati” hanya dimiliki pasangan heteroseksual.
– homoseksual adalah seksual preferensi. Seperti; salah satu kakak saya (cewek) mengatakan (dia seorang hetero seksual), dia tidak pernah bisa jatuh cinta pada pria dengan ras China atau Jepang. Bukan “tipe”-nya, katanya. Itu adalah seksual preferensi. Sementara kakak saya yang lain, justru tidak bisa tertarik dengan selain ras China. Dan masyarakat dan gereja tidak melabelinya dengan “dosa”, selama heteroseksual.
– hak untuk mencintai dan saling berbagi rasa kasih sayang bukanlah eksklusif dimiliki oleh orang heteroseksual.
– semanis apapun gereja menuliskan kata-katanya terhadap homoseksualitas, penggolongannya terhadap dosa besar tidak membuatnya memberikan kasih…
Kita selalu diajarkan untuk melakukan, mengatakan dan berpikir dengan kebenaran sebagai dasarnya. Inilah kebenaran yang kutemukan setelah selama ini berbicara dengan diriku dan dengan mengamati hubungan orang-orang di sekelilingku, juga belajar dari pandangan gereja.
[Dari Katolisitas: Pesan ini digabungkan karena dikirim oleh pembaca yang sama tentang topik yang sama]
Mohon jangan salah paham.
Saya tidak setuju pada pernyataan pribadi komentator. Bukan pada ajaran Gereja Katolik.
Saya mengakui Kuasa Mengikat dan Melepas Dosa yang Tuhan Yesus anugerahkan kepada Gereja Katolik, itulah mengapa saya masih Katolik.
Meskipun secara mental masih merasa keberatan dan merasa terdiskriminasi oleh alasan/dasar yang diberikan Gereja Katolik pada artikel perkawinan dan homoseksualitas, mau tidak mau saya tunduk oleh kuasa gereja.
Dasar keberatan saya adalah karena pengalaman pribadi sebagai gay, saya tidak dipengaruhi oleh faktor apapun dari masa lalu. Saya merasakan orientasi seksual saya yang gay ini sebagai alamiah dan kodrat, bukan sebuah penyimpangan, tetapi sebagai sebuah varian/keberagaman.
Dari 1 cahaya, ada ribuan varian warna, bukankah kita tidak pernah menganggapnya sebagai penyimpangan warna?
Atas dasar itulah saya merasakan kebingungan mengapa ada pelanggaran hukum moralitas di sini. Bagi saya itulah yang merupakan keberatan. Alasan yang diberikan terlalu mengada-ada dan bersifat negative prejudge. Saya lebih nyaman jika secara sederhana dinyatakan Gereja Katolik tidak dapat memberikan Sakramen Perkawinan terhadap pasangan dengan jenis kelamin yang sama (titik). Tanpa alasan apapun.
Dalil/dasar afeksi bersifat terlalu subyektif, karena merupakan pure intention seseorang, lepas dari sexual orientationnya.
Dalil/dasar kodrat menurut saya pribadi termasuk bagian dari misteri, karena kodrat fisik memang hanya 2, yaitu pria dan wanita. Tapi kodrat orientasi seksual faktanya bukanlah hanya 2. Tapi bahkan hingga 7 varian orientasi seksual. Termasuk didalamnya aseksual. (Saya mengerti Gereja tidak mengajarkan hal ini, maupun mengakuinya).
Dalil/dasar relasi saling memberi dalam cinta juga terlalu personal. Bukan eksklusivitas hetero.
Dalil/dasar martabat kemanusiaan bersifat social law. Masalahnya masyarakat sosial selalu berubah-ubah.
Dalil/dasar kemampuan untuk bereproduksi memiliki implikasi yang juga tidak adil bagi pasangan hetero mandul atau hetero dengan salah satu mengidap penyakit kritis seperti pada kasus perkawinan yang fenomenal Katie Kirkpatrick, dimana jelas perkawinan yang disahkan gereja tersebut (meskipun mungkin bukan gereja katolik), tidak berujung pada penyatuan badani maupun untuk bereproduksi. Katie meninggal 5 hari setelah perkawinan. Dalil ini juga (seharusnya) berimplikasi pada tuntutan perceraian jika salah satu pasangan terbukti mandul.
Dalil/dasar yang terkuat menurut saya adalah perintah dan larangan Tuhan, atau Kuasa Mengikat dan Melepas yang Tuhan anugerahkan pada Gereja Katolik.
Salam Richard,
Jika kita membaca dokumen Gereja mengenai homoseksualitas, maka teranglah hakikat homoseksualitas dan bahwa Gereja mengajak umat agar tetap mengasihi saudara-saudaranya yang mengalami keadaan ini. Saya memahami kesulitan dan kegundahan Anda dan menaruh penghargaan atas upaya-upaya yang telah dan selalu Anda lakukan seperti yang Anda tuliskan, serta ketaataan Anda pada Kristus dalam ajaran GerejaNya. Doa dan berkat untuk Anda.
Salam
RD. Yohanes Dwi Harsanto
Hidup bagaikan air yang mengalir di sungai kemudian mengalir ke laut pada akhirnya itulah hidup manusia dari bayi( hulu) menuju kematian(laut)……
Kisah hidup aq yang begitu gelap dalam menjalani kehidupan sebagai manusia. Aku lahir dalam sebuah kebencian dan ketakutan dalam menjalani kehidupan ini, hidup yang begitu kejam dan kelam membuat aku kurang memilki rasa kemanusiaan. Dari kecil aku tidak diberikan kasih dan cinta.
Ada kalanya aku ingin melupakan masa lalu aku yang begitu kelam dan gelap. Saking gelapnya aku tidak tau apa itu kasih, cinta, pengampunan, dan persahabatan sebelum bertemu dengan sahabat aku.
Aku akan memulai kisah aku ini…
Aku begitu takut dengan wanita, begitu benci dengan wanita, begitu dendam dengan wanita. Wanita dimata aq tidak memiliki hati nurani dan perasaan, mereka seperti nenek sihir yang suka mencelakan orang lain. Mama aku dari dulu suka memukul dengan kayu atau pentungan dan memarahi aku. Dari mama aq lah aq mengenal wanita yang begitu kejam, dengan teganya dia memukul anaknya dengan kayu tanpa menyesali sedikit pun. Aku masih ingat ketika itu aku berumur 4 atau 5 tahun, sejak usia 3 tahun ayah aku meninggal dunia. Adik perempuan aku suka memarahi dan membentak aku sebagai kakaknya. Di usia 5 tahun aku berpikir apakah mama dan adik aku sangat membenci aku. Kemudian sewaktu masuk SD, aku mulai bergaul dengan teman baik laki-laki atau wanita dalam perjalanan waktu aku harus menerima kenyataan yang pahit. Teman wanita dalam satu kelas aku hampir semuanya menolak aku, teman wanita aku ada yang mengejek, menghina, menjauhi, memarahi, mencaci maki aku, sedangkan teman laki-laki sekelas aku baik pada aku. sejak saat itu aq mulai mengajukan satu pertanyaan kepada Allah ” apakah semua wanita memang ditakirkan begitu kejamnya sehingga tidak ada rasa kemanusiaan didalam diri mereka sendiri?. Saya juga terkejut ketika mama saya menceritakan kepada saya bahwa saudara wanita ayah begitu kejam. Bayangakan ayah saya masih WNA ( China) jadi dia tidak berhak memiliki tanah di Indonesia sehingga ayah saya memberikan atas nama tanahnya kepada saudara-saudara wanita ayah saya yang yang sudah WNI sebelum ayah saya menikah dengan ibu saya. Ketika ayah saya meninggal, semua tanah yang dibeli oleh ayah saya disita oleh sudara wanita ayah saya. Padahal itu tanah tersebut milik ayah saya, meskipun atas nama saudara wanita ayah saya, tetapi walaupun begitu saudara perempuan ayah saya tidak berhak atas tanah tersebut kecuali mama saya. Tanah ayah saya dijual semua oleh saudara wanita ayah saya.
Sewaktu kelas 6 SD, aku berjanji dalam hidup aku untuk tidak menikah dengan wanita dan akan hidup jomblo seumur hidup aku, bebrapa bulan kemudian karena ingin mengetahui ada gak wanita yang baik didunia ini maka aku juga berdoa kepada Bunda Maria, ” Bunda Maria berikan aku seorang wanita kepada aku yang baik hati, dan aku berjanji kepada Bunda Maria bila Bunda Maria mengenalkan wanita yang baik hati itu dalam perjalanan hidup aku maka segala kebencian, ketakutan, dendam akan hilang. Aku waktu itu berpikir mustahil doa tersebut dikabulkan oleh Bunda Maria, karena tidak ada wanita yang baik.
Doa tersebut dikabulkan oleh Allah melalui Bunda Maria. Saya menemukan seorang sahabat sewaktu SMP. Dia begitu baik kepada aku. Dia memberikan aku semangat untuk hidup. Dia memberikan aku alasan untuk berteman dengan wanita, Dia memberikan kekuatan untuk bertahan dalam hidup. Dia memeberikan kasih dan cinta yang selama ini tidak aku temui dalam sosok wanita. ( sahabat saya adalah wanita)
Dia begitu penting dalam hidup aku, karena segala kebaikkan aku kepada wanita bersumber dari dia. Dia adalah alasan aku berbuat baik kepada wanita. Dia adalah alasan aku untuk melakukan segala hal yang positif dalam hidup ini. Dia yang membuat aku harus menjunjung tinggi martabat wanita, dan menghindari pelecehan seksual kepada wanita ataupun melakukan hubungan badan sebelum menikah. Aku pernah di sakiti oleh banyak wanita tetapi aku harus berbuat baik kepada setiap wanita karena aku sudah berjanji kepada Bunda Maria dan Allah.
Sekarang saya pun sudah memaafkan kesalahan mama saya, adik saya, saudara wanita ayah saya, dan semua teman perempuan saya.
Dari awal kehidupan aq sampai saat ini tidak ada kecenderungan untuk melakukan sex menyimpang karena saya tidak mungkin suka sama laki-laki. Saya bingung mengapa banyak orang yang homo ataupun lesbian padahal masalahnya adalah keluarga yang broken home yang mungkin ayahnya atau ibunya jahat dan berbuat kasar tetapi ini hanya 1 oknum yang melakukan bukan semua orang yang melakukannya…
Sewaktu SMA pun, hampir satu kelas teman cewe aku pun suka menghina dan mengatakan aq tolol bahkan ada teman cewe aq yang kalau dekat dengan aq langsung kabur dan berteriak ( dalam hati apakah aq ini manusia atau bukan) hati aq begitu sakitnya bukan main…. Untungnya aq masuk kelas IPS yang muridnya tidak terlalu pintar dari waktu kelas 11 SMA sampai saat ini tidak ada satu wanita pun yang menghina saya lagi….
Karena saya pernah mengalami masa lalu yang begitu kelam dengan perempuan dari balita sampai umur 16 tahun, dengan banyak wanita tetapi tetap saja saya tidak pernah dan tidak mungkin menyukai pria karena saya di lahir sebagai laki-laki……..
Bagi saya sex yang menyimpang karena hanya mencari sensasi dan balas dendam bukan didasarkan cinta kasih…
Karena pengalaman yang nyata dan saya sendiri mengalami hal ini, maka saya pribadi mengatakan Allah tidak pernah menciptakan manusia yang memilki sex yang menyimpang ( homo atau lesbian ), itu semua adalah kesalahan manusia karena itulah penyakit sex yang menyimpang tidak ada hubungannya dengan pengalaman masa lalu…
Pengalaman masa lalu aq yang begitu gelap dan kelam, nyatanya tidak membuat saya memiliki sex yang menyimpang…
Suatu saat nanti saya hanya ingin menikah dengan seorang wanita yang baik hati dan cantik jelita……
[Dari Katolisitas: Terima kasih atas sharing pengalaman Anda. Semoga Tuhan terus memulihkan jika masih ada luka-luka batin Anda, dan jika memang sesuai dengan kehendak-Nya, agar Anda dapat dipertemukan dengan seorang wanita yang baik hati dan yang mengasihi Anda, yang kelak menjadi pasangan hidup Anda]
Saya anak ketiga dr 3 bersaudara, yg smuanya adl laki2. Saya merasa tertarik pada sesama jenis sejak SD. Saat itu, entah mengapa saya merasakan hasrat dengan guru pria di sekolah tsb. Saya pikir rasa ini hny sesaat dan akan hilang dgn sendirinya. Sampai saat ini saya berusia 25th, trnyata rasa ini msh berlanjut. Saya berperilaku agak kemayu, sehingga sering “diledeki” teman pria walau sahabat (pria) sy selalu memberi dorongan utk mjd lelaki sejati.
Suatu saat di tempat kerja saya (di salah satu bank swasta) ada seorang nasabah ibu2 berkata: “Klo ada yg pny anak laki2 smua, biasanya yg bontot tuh kelakuannya kemayu”. Kadang saya berpikir, apakah diri saya ini benar2 diinginkan orang tua saya? Nama belakang saya “Romasito” yg dlm bahasa Batak berarti “datanglah saudara perempuan”. Apakah keinginan orang tua saya yg kuat utk memiliki seorang anak perempuan menjadikan saya seperti ini? *mungkin ada benarnya Gay itu pengaruh genetik.
Anehnya lagi, saya punya hasrat seksual dengan sesama jenis bukan untuk mencintai. Melainkan, saya ingin “menyiksa” secara seksual, mengikat seorang pria tampan dan gagah, apalagi yg berseragam seperti polisi, militer, dll. Tapi hal itu hanya sebatas imajinasi saja, yg hanya bisa dilampiaskan dgn onani. Saya jd bingung dgn orientasi seks saya sendiri. Jika dibilang pengaruh masa lalu, rasanya tidak ada. Ada keinginan kuat utk melawan rasa itu, tp hawa nafsu itu lebih besar utk dpt dilawan.
Saya sudah mencoba utk mencintai seorang wanita. Sampai saya berpikir, rasanya mustahil menjalin cinta tanpa ada rasa ketertarikan secara biologis. Baru2 ini pun saya mengambil keputusan utk meninggalkan wanita tsb tanpa memberikan pnjelasan. Dia pun kecewa, marah, dan kesal. Hal ini membuat diriku makin merasa bersalah.
Sampai di satu titik aku berdoa: “Tuhan, hukumlah aku, jika aku salah. Panggillah aku sebelum waktunya. Aku tak mau mjd aib bagi keluarga, yg suatu saat akan mengecewakan kedua orang tua, terutama Ibuku, krn hingga waktunya belum juga menikah.”
Kini, hanya satu keinginan saya.. Bisa hidup normal layaknya orang lain pada umumnya. Kepercayaan diri atau harga diri sudah tidak ada. Hanya pengharapan yang tersisa
Saudara Jayadi yang baik,
Setiap orang pasti mengalami persoalan dan gejolak dalam hidupnya, entah itu besar atau kecil, berat atau ringan. Jadi pertama-tama yang saya ingin sampaikan pada anda adalah jangan mudah menyerah dengan persoalan itu bahkan sampai anda memohon pada Tuhan untuk mengambil nyawa anda sebelum waktunya… Tuhan memberi akal untuk berpikir bagaimana kita mencari penyelesaian atas masalah kita, dan Allah melengkapi kita dengan budi supaya kita mencari cara penyelesaian masalah dengan bijaksana sesuai dengan kehendak-Nya.
Apa yang ibu (nasabah) katakan itu tidak benar. Banyak keluarga yang anaknya laki-laki semua, tetapi anak terakhir tidak seperti yang dikatakan ibu itu. Mengapa seseorang, misalnya anda, bisa bertingkah laku feminin (kemayu) tentu banyak faktor yang bisa mempengaruhinya, sehingga perlu ada pembicaraan yang lebih pajang lebar dan mendetail untuk mencari akar penyebabnya dan kemudian bagaimana mengatasinya.
Mengenai nafsu seksual, setiap manusia pasti memilikinya. Orang yang heteroseksual pun sering digoda oleh imajinasi-imajinasi seksual yang menyimpang. Jadi sebagaimana yang lain, Gereja mengajarkan agar siapapun kita, harus menjaga kesucian hidup kita, termasuk seksualitas kita. Anda tetap harus berusaha keras dan tanpa kenal lelah untuk menepis dan menjauhkan godaan seksual anda itu. Hidup manusia itu suci karena diciptakan dalam kebaikan dan kesucian ilahi. Mengenai godaan hawa nafsu seperti ini, St. Paulus mengingatkan kita “Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. (Gal. 5:24)”. Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran. Tetapi kamu bukan demikian. Kamu telah belajar mengenal Kristus. (Ef. 4:17-20).
Jadi janganlah putus asa dalam berjuang mengatasi permasalahan yang anda alami saat ini. Supaya anda tahu beberapa cara untuk mengatasinya, tidak ada salahnya bahkan akan lebih baik jika anda meminta bantuan dari seorang sahabat yang sangat mengenal anda dengan permasalahannya atau ke seorang psikolog yang tahu bagaimana membantu anda mencari solusi yang tepat.
Selamat mencoba. Tuhan pasti memberkati niat baik kita!
In amore Sacrae Familiae
Agung P. MSF
Bagaimana saya harus menjawab pertanyaan anak2 bila ada yang menanyakan jenis kelamin ke 3. Karena di koran Jawa Pos hari ini tertulis besar2, kebetulan saya juga mendampingi anak2 sekolah minggu. Kira2 apa tanggapan gereja Katolik? Terimakasih, GBU all
Shalom Anastasia Tripudji,
Jika kita berpegang kepada Sabda Tuhan, kita akan mengetahui bahwa tidak ada jenis kelamin yang ketiga, sebab Allah hanya menciptakan manusia laki- laki dan perempuan (lih. Kej 1:27). Terus terang dewasa ini di dunia sekular (terutama di Eropa dan Amerika) terdapat kecenderungan propaganda untuk menggiring opini publik akan adanya jenis kelamin ‘di antara’ laki- laki dan perempuan, tetapi itu tidak diajarkan oleh Sabda Tuhan. Hal homoseksualitas, sudah pernah kami bahas sekilas di sini, silakan klik.
Silakan menjelaskan secara terbuka kepada anak anda/ anak didik anda jika mereka bertanya; bahwa memang pada beberapa orang dapat terjadi bahwa mereka mempunyai kecenderungan yang tidak normal; yaitu bahwa laki- laki ingin berprilaku seperti perempuan dan sebaliknya, atau laki- laki mempunyai kecenderungan yang tidak normal dengan sesama laki- laki; demikian pula sebaliknya; namun tidak demikian sejak awal mula Allah menciptakan mereka. Kecenderungan tersebut tidak bersifat genetik (karena secara ilmiah belum dapat dibuktikan); dan karenanya mereka bukan ‘dijadikan’ sedemikian oleh Tuhan. Kecenderungan tersebut serupa dengan kecenderungan negatif lainnya dalam diri manusia, seperti kecenderungan marah, berbohong, ataupun kecanduan sesuatu; yang semuanya melibatkan kehendak bebas orang yang bersangkutan dan pengaruh lingkungan sekitarnya. Orang- orang sedemikian justru malah harus dibantu agar dapat hidup secara normal; sebagaimana dikehendaki oleh Allah Sang Pencipta.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Bapak/Ibu, saya ingin minta saran mengenai apa yang terjadi pada diri saya.
Nama saya Edo, umur 25 tahun, anak kedua dari dua bersaudara. Saya memiliki masalah mengenai ketertarikan saya pada sesama jenis (laki-laki). Saya tidak tahu bagaimana perasaan ini bisa muncul dan kapan tepatnya mulai muncul pun saya juga tidak tau. Sudah 5 tahun saya berada di dunia gay dan selama itu pula saya diikuti perasaan bersalah, takut, dosa, dan cemas akan akibat dari perbuatan saya. Dalam hati saya berkata “Tuhan, kalau Kamu ingin menghukumku silahkan, tapi jangan sampai orang lain menderita karena perbuatanku”. Selama 5 tahun itu saya sudah melakukan hubungan seksual dengan 8 orang, satu di antaranya dengan lawan jenis, pernah sekali dengan waria, sedangkan yang lain dengan sesama jenis. Setiap kali setelah melakukan hubungan seks, saya merasa down. Saya merasa down karena sebenarnya dalam hati kecil, saya tahu perbuatan itu berdosa, tetapi saya menghadapinya hanya seorang diri dan tidak sanggup dan selalu gagal.
Pada masa kecil, dalam keluarga saya selalu terjadi keributan bahkan kontak fisik sering terjadi antara anggota keluarga, termasuk ibu dan bapak saya. Bapak saya suka minum dan pulang dengan mabuk, sering judi, sering terjadi kontak fisik antara ibu dan bapak. Dalam kondisi seperti itu, saya memposisikan ibu saya sebagai korban, dan saya pernah membenci bapak, sampai2 saya pernah bilang ke ibu supaya bercerai saja. Sekarang bapak saya sudah jauh lebih baik.
Beberapa hari yang lalu saya terjatuh lagi, perasaan saya sangat tidak menentu. Tetapi setelah membaca katolisitas.org, saya berencana akan kembali ke Jakarta untuk mengaku dosa dan mohon pengampunan dosa kepada Pastor. Di sana saya pernah mengaku dosa untuk dosa berat yang sama, tetapi beberapa hari yang lalu saya mengingkari janji saya di hadapan Tuhan dan Pastor.
1. Bapak/Ibu/Pembaca, bagaimana untuk menghilangkan trauma masa kecil?
2. Saya kehilangan kepercayaan diri untuk memulai hubungan dengan lawan jenis karena perbuatan saya. Terus terang saya merasa ada di jalan buntu sekarang.
3. Bapak/Ibu/Pembaca, apa ada komunitas Katolik yang secara khusus untuk “merawat/menangani” pribadi homoseksual seperti saya? Saya merasa tidak akan sanggup menghadapi ini sendiri
4. Dengan sangat, saya mohon didoakan kepada Allah supaya saya mampu melihat dosa-dosa saya, menyesalinya dan lalu hidup kembali dengan optimis sesuai kehendak Allah
Terimakasih
Salam Edo,
Saran saya, Anda mengikuti retret terbimbing pribadi, misalnya di rumah retret dan Pusat Spiritualitas Girisonta yang brosur lengkapnya ada di http://xa.yimg.com/kq/groups/19880628/670858681/name/Program+2011.pdf
Menurut saya, Anda mengikuti komunitas Katolik yang plural saja, komunitas apapun yang saling memahami, namun bukan komunitas gay. Bertanyalah ke keuskupan atau paroki, informasi mengenai komunitas yang memperhatikan kaum seperti Anda ini. Di Keuskupan Agung Semarang, misalnya, Ibu Anne Avantie dan beberapa pastor mendampingi sekelompok orang yang berkondisi seperti kondisi Anda. Namun saya tidak tahu persis
Semoga mendapatkan bantuan yang diperlukan.
Salam,
Y. Dwi Harsanto Pr
Tambahan dari Triastuti
Permohonan doa Anda menjadi ujud doa kami semua juga di Katolisitas serta sudah kami teruskan juga kepada Romo Kris O. Carm. Semoga Tuhan terus melapangkan jalan dan memberikan keteguhan kepada niat tulus pertobatan Anda.
Pengasuh Katolisitas ytk,
Apa di website ini pernah dibahas mengenai pandangan Gereja Katolik terhadap homoseks dan transgender/waria? Saya beberapa kali menemukan pandangan yang sayangnya juga didukung beberapa romo tertentu yang mendukung hubungan homoseks, bahkan mengatakan kalau Gereja suatu saat mungkin akan mengizinkan pernikahan sejenis. Saya bingung dengan pendapat-pendapat ini karena saya yakin bahwa Gereja Katolik tidak pernah menyetujui hubungan sejenis, tapi saya tidak menemukan dokumen-dokumen Gereja yang menegaskan penolakan itu. Karena itu kalau boleh saya mohon dikirimi link ke dokumen-dokumen resmi yang menentang hubungan sejenis (kalau bisa dalam bahasa Indonesia), supaya bisa saya jadikan pegangan.
Terima kasih banyak sebelumnya.
Rini
[dari katolisitas: silakan melihat diskusi ini – silakan klik dan ini – silakan klik.]
shalom bu inggrid…to the point aja ya..pertanyaan saya adalah bolehkah kita menerima komuni setelah melakukan onani/masturbasi ?karna saya mempunyai kebiasaan buruk tersebut dan sedang berusaha melepaskan diri dari kebiasaan tsb…dan saya belum pernah mengaku dosa atas kebiasaan saya ini.Mohon penjelasannya..terima kasih….
Shalom Barry,
Silakan anda membaca terlebih dahulu artikel ini, silakan klik
Bersyukurlah jika anda mempunyai kehendak untuk meninggalkan kebiasaan negatif tersebut, sebab dorongan untuk bertobat selalu datang dari Roh Kudus. Semoga Tuhan memberikan kekuatan kepada anda untuk dapat menaati perintah Tuhan dan bertumbuh di dalam kekudusan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Dear Katolisitas,
Saya ingin bertanya pandangan Gereja Katolik terhadap kaum gay/lesbian terkait dengan ham (hak asasi manusia). Apakah ada penjelasan yang lebih mungkin mendalam, bukan sekedar doktrin? Seperti misalnya: kenapa? dan apa konsekuensi dari perbuatan itu ke depannya (selain dosa, terhadap kemanusiaan apa)?
Lalu, jika seorang romo tahu umatnya seorang gay dan pada saat komuni, umat tersebut tetap maju ke depan untuk menerima komuni, apakah romo tersebut tetap HARUS memberikan komuni? (ini saya belum pernah temukan kasusnya tapi lagi-lagi, bukan tidak mungkin ini terjadi).
Saya sering merasa miris kalau orang-orang misalnya membandingkan seperti ini: saya gay tapi tidak membunuh. Saya gay tapi tidak mabuk2an dan judi, dst. Orang seperti membandingkan dosa. Belum lagi, “gay tidak salah, tidak apa-apa menjadi gay…”. Adapun teman saya (kebetulan bukan katolik) itu sampai bilang begini,”iya, gue juga nggak tau itu boleh apa tidak…” Saya terkejut sekali mendengarnya padahal doanya rajin dan saya yakin, yakin sekali di antara kita semua yang katolik ada yang seperti teman saya itu juga. Apalagi sekarang, kalau orang misalnya memprotes ‘festival gay’ thing (segala sesuatu yang terkait gay/lesbi), selalu malah ‘dituding balik” : melanggar HAM. It’s always easily said so.
Dan sekarang2 ini, orang2 gay/lesbian seperti anti mendengar kata “dosa” karena, well, mungkin ‘standar’nya beda. Kalau mereka sukses, then they are blessed (uang adalah standar berkat mereka). Jadi, mereka merasa yang mereka lakukan tidak salah (kesombongan?). Lalu, mereka juga akan berdalih,”saya beramal juga, kok…”. Saya hidup dengan ‘baik’ (baik tapi standar mereka). Yang seperti-seperti itulah.
Ada lagi yang berdalih,”ini kesalahan gen atau didikan…apa salah kami?”
Memang seringnya, kesalahan masyarakat adalah terlalu brutal menyikapi mereka sehingga mereka dengan cerdik memposisikan diri mereka sebagai ‘korban ham’. Sementara itu, jika mereka lemah lembut dan sabar, malah makin menjadi2 karena merasa diperbolehkan. Saya sampai pernah mendengar bahwa ketua persatuan gay di indonesia itu adalah katolik dan sudah berkeluarga. Saya sendiri katolik dan tidak bermaksud menjelek2an katolik sendiri cuma ini adalah kenyataan yang harus kita hadapi (jika benar) dan kita atasi bersama.
Buat saya, dosa itu bukanlah hak manusia biasa atau orang biasa untuk memperbandingkannya. Katolik selalu terbuka untuk segala hal yang baik dan tidak bertentangan dengan Allah tapi dosa adalah dosa. Titik. Saya kira bermain di grey area seperti ham itu tidak ubahnya membenarkan dosa.
Mohon pencerahannya. Terima kasih, Ibu/Bapak (^_^)
Shalom Dini,
Silakan anda membaca terlebih dahulu di artikel tentang Homoseksual di sini, silakan klik.
Mohon maaf, karena fokus utama di Katolisitas adalah pemaparan ajaran Gereja Katolik tentang suatu hal tertentu, maka memang yang kami sampaikan dalam hal topik Homoseksual ini adalah dari sisi doktrin. Mengapa? Karena sejujurnya, para ahli psikologi sendiri juga belum setuju, dan belum ada rumusan baku yang secara universal diterima untuk menjelaskan gejala homoseksual ini. Memang harus diakui ada kecenderungan homoseksual ini pada orang- orang tertentu, namun penyebabnya apa, belum dapat dipastikan secara jelas. Sedikitnya demikianlah yang saya ketahui dari buku- buku yang saya baca tentang Homoseksual ini.
Ada para ahli yang mengatakan penyimpangan ini bersifat genetik, namun hal ini belum dapat dibuktikan dengan memuaskan. Sebab fakta dapat menunjukkan sebaliknya. Pada kasus saudara kembar, salah satu dapat menjadi homoseksual, sedangkan yang lainnya normal. Ini adalah indikasi bahwa homoseksual bukan kecenderungan yang sifatnya genetik. Jadi sementara ini yang dapat diterima secara umum adalah bahwa seseorang dapat memiliki kecenderungan homoseksual (seperti halnya seseorang dapat mempunyai kecenderungan menjadi pemarah, pemalas, dst) namun yang menjadikannya sebagai ‘praktisi’ homoseksual adalah pengaruh lingkungan.
Jadi, seseorang yang mempunyai kecenderungan gay/ homoseksual belum tentu berdosa. Dia baru berdosa kalau menjadi praktisi gay/ homoseksual, artinya gaya hidupnya mempraktekkan hubungan seksual/ pemuasan seksual dengan sesama jenis, demi mencari kesenangan daging. Maka hal homoseksual ini menjadi hal yang peka, sebab jika seseorang itu mempunyai kecenderungan gay, namun tidak hidup sebagai gay, maka tidak ada yang menghalanginya menerima Komuni Kudus. Namun jika ia hidup sebagai gay (berhubungan seksual dengan sesama jenis), maka ia terhalang oleh dosa berat, sehingga sebelum bertobat ia tidak dapat menerima Komuni Kudus.
Allah menciptakan manusia sebagai laki- laki dan perempuan, dan tidak ada jenis lain di antaranya. Dan penciptaan laki- laki dan perempuan ini berkaitan juga dengan rencana Allah agar manusia berkembang biak dan menguasai bumi. Nah hubungan seksual antara sesama jenis jelas tidak sesuai dengan maksud Tuhan ini, sehingga melawan hukum Tuhan dan kodrat manusia.
Di jaman sekarang ini, marak apa yang disebut ‘relativism‘ sehingga orang melihat segala sesuatunya secara relatif, seolah tidak lagi berani menyatakan apa yang benar- benar benar dan apa yang benar- benar salah. Inilah yang sangat ironis. Menyatakan kebenaran sekarang dicap sebagai ‘sok suci’ dan bahkan dianggap sebagai ‘melanggar HAM’ seperti kata anda. Memprihatinkan memang. Tetapi Gereja harus tidak menyerah dengan keadaan ini. Sebab apa yang salah tetap harus dinyatakan salah dan yang benar dinyatakan benar. Itulah sebabnya Gereja Katolik sampai sekarang terus menolak aborsi, kontrasepsi, euthanasia, dan praktek homoseksual/ perkawinan sesama jenis ini. Mereka yang tidak menerimanya menganggap Gereja Katolik fanatik, tetapi sesungguhnya Gereja Katolik hanya melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus untuk mengabarkan Injil ke seluruh dunia dan mengajarkan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus (lih Mat 28:20). Jadi jika para rasul tidak memberikan ‘korting’/ discount dalam suatu pengajaran, maka Gereja Katolik juga dengan setia tidak memberikan korting dalam pengajaran tersebut.
Mereka yang hidup sebagai praktisi gay kadang memang hidup baik, ramah, beramal, dst, namun itu tidak dapat menutupi bahwa apa yang dilakukannya sebagai praktisi gay adalah perbuatan dosa. Demikian juga dengan kisah para mafia Italia, yang umumnya juga banyak menyumbang dalam masyarakat, tetapi itu tidak dapat menutupi bahwa apa yang dilakukan mereka adalah hal yang salah. Harap dipahami di sini bahwa yang dikecam oleh Gereja Katolik adalah perbuatan dosanya, dan bukan orangnya. Prinsipnya, “hate the sin but love the sinner“. Ini tidak selalu mudah, namun inilah sikap Gereja Katolik. Gereja Katolik mempunyai karya- karya kerasulan untuk menuntun mereka yang mempunyai kecenderungan homoseksual agar dapat berjuang hidup dalam kekudusan, sehingga Gereja Katolik memang merangkul mereka ini, walaupun tidak membenarkan perilaku homoseksual mereka. Sikap ini tidak menunjukkan bahwa Gereja Katolik bermain- main di ‘grey area‘, tetapi sikap ini adalah sikap yang mencerminkan kasih Kristus yang menjangkau semua orang, bahkan mereka yang tersisih dan terhina, namun sambil memberitakan kebenaran dan menolak perbuatan dosa.
Benar perkataan anda, bahwa kita tidak selayaknya membandingkan, siapa yang lebih berdosa di antara sesama kita, sebab itu dapat mengarah kepada menghakimi sesama, dan ini dilarang oleh Tuhan Yesus (Mat 7:1). Namun adalah baik jika kita mengenali adanya dosa berat/ mematikan (mortal sin) dan dosa yang tidak mematikan (venial sin), agar kita dapat menjaga diri sendiri agar tidak jatuh ke dalam dosa berat tersebut, dan memperingatkan sesama di sekitar kita, agar mereka juga tidak terjerumus ke dalam dosa yang mematikan tersebut. Perihal dosa berat dan ringan sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan menanggapi tulisan anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Syalom Admin, nama saya david. saya adalah seorang biseksual. saya tahu saya ada kcenderungan menyimpang sejak saya SD. namun saya kiat menentang itu dan memilih untuk ke lawan jenis.saya tumbuh sbagai lelaki yang baik dan tidak melambai.tidak ada yg mengira saya seorang biseksual.namun saya hanya sedikit tertarik seksual kepada sesama jenis.saya takpernah mencintai dan menyukai sesajam jenis.saya hanya sedikit tetarik seksual.berbeda dengan lawan jenis.saya tettarik seksual dan cinta.saya mempunyai bbrp pacar lawan jenis.saya pun pernah melakukan hubungan seksual degan jalwa jenis.dan saya. Menyukainya.disaat itu saya lupa saya biseksual.namun disaat saya tak dpt memnuhi hasrat say.saya kian kembali ke homoseksualitas walaupun hanya sebatas minim perilaku seks yg saya alami.syaa ingin berubah menjadi sepenuhnya normal.saya slalu ke gereja stiap minggu dan memohon kepada Nya.saya tahu betul saya bukan gay.tp saya bukan normal.
Shalom David,
Membaca kisah anda, saya pikir ada baiknya anda berkonsultasi dengan Romo paroki anda. Adalah sesuatu yang positif, jika anda menyadari bahwa anda memiliki kecenderungan yang menyimpang dan ingin berubah menjadi sepenuhnya normal. Saya percaya, jika anda terus dengan tekun memohon kepada Tuhan untuk memberikan rahmat-Nya agar anda dapat mengatasi kecenderungan itu, maka Tuhan dapat menjawab permohonan anda.
Saya tidak tahu apakah anda sudah pernah mengaku dosa dalam Sakramen Tobat tentang dosa bahwa anda telah berhubungan seksual kepada lawan jenis. [Saya mengasumsikan anda belum menikah. Jika anda sudah menikah, dan lawan jenis itu adalah istri anda, maka tentu tidak ada masalah, saya mohon maaf]. Demikian juga dengan dosa perbuatan seksual yang anda lakukan dengan teman sejenis. Katakanlah perihal pergumulan anda ini kepada pastor dan dengarkanlah nasihatnya. Selanjutnya, saya rasa anda memerlukan pastor pembimbing rohani, yang kepadanya anda datang mengaku dosa secara teratur, misalnya sebulan sekali, atau bahkan dapat lebih sering, yaitu 2 minggu sekali ataupun 1 minggu sekali, terutama jika dorongan/ godaan itu sedang gencar anda alami. Percayalah jika anda dengan tekun merendahkan diri di hadapan Tuhan di dalam sakramen Pengakuan dosa ini, akan ada saatnya Tuhan benar- benar melepaskan anda dari ikatan kecenderungan seksual yang tidak normal ini. Tetapi tentu, hendaknya anda juga menghindari sedapat mungkin segala kesempatan yang menarik anda kepada godaan itu. Carilah lingkungan pergaulan yang sehat, dalam komunitas Gereja, misalnya; dan hindarilah lingkungan pertemanan yang menarik anda kepada kecenderungan negatif tersebut.
Di atas semua itu, berdoalah dengan tekun. Pernahkah anda mendengar doa Devosi kepada Kerahiman Ilahi? Jika belum silakan anda klik di link ini, dan mulailah berdoa Kerahiman Ilahi setiap hari. Atau anda dapat juga berdoa Rosario ataupun novena. Alangkah baiknya jika anda barengi dengan puasa. Doa dan puasa sangatlah baik untuk melatih kita mengatasi dorongan- dorongan jasmani, dan mendekatkan kita kepada Tuhan. Puasa bagi kita umat Katolik artinya bukan semata- mata mengurangi makan, melainkan kita mengambil bagian sedikit saja dalam merenungkan sengsara Kristus, dan mempersatukan beban pergumulan kita dengan salib Kristus. Harapannya adalah kita dapat ‘mati terhadap dosa’ dan untuk kemudian bangkit bersama Kristus dalam hidup yang baru.
Kita memasuki masa Adven/ penantian akan hari kelahiran Kristus. Semoga Tuhan memberikan rahmat kepada kita semua supaya kita memiliki keteguhan hati untuk meninggalkan dosa, dan menyediakan ruang di hati kita, agar Tuhan Yesus dapat lahir kembali di hati kita dan mengubah hidup kita menjadi lebih kudus.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Syalom bu Ingrid,
saya michael, saya masih remaja dan saya juga adalah homo. saya sudah menyadari bahwa saya homo sejak saya kelas 6 SD. nah, dari sana sampai sekarang saya masih suka membuka situs2 yang tidak baik. walau saya menyukai sesama jenis, tapi saya juga menyukai lawan jenis, namun lebih cenderung ke sesama jenis. jika saya melakukan sakramen tobat juga saya tidak berani untuk mengatakannya kepada romo. pertanyaan saya, bagaimana cara agar kita lebih berani untuk mengungkapkannya kepada romo agar dosa saya dapat diampuni? karena setelah beberapa kali melakukan sakramen tobat, saya tetap tidak berani mengatakan dosa saya yang satu itu.. mohon bantuan saranya..
Terima Kasih.. Tuhan Memberkati..
Shalom Michael,
Adalah suatu awal yang baik, jika anda sudah berani mengakui kesalahan/ dosa ini walaupun baru terhadap diri sendiri, dan dalam doa pribadi kepada Tuhan. Namun jika anda ingin terlepas dari belenggu dosa ini, anda harus dengan rendah hati mengakuinya di hadapan imam-Nya dalam sakramen Pengakuan Dosa. Ini adalah cara yang diajarkan oleh Yesus sendiri kepada kita, agar kita dapat terlepas dari ikatan dosa, baik di dunia ini maupun di sorga; yaitu jika kita mau mengakui dosa tersebut di hadapan para imam-Nya yang selaku penerus para rasul, telah menerima kuasa dari Kristus sendiri untuk mengampuni dosa (lih. Yoh 20: 22-23).
Jadi anda harus memohon kekuatan dan rahmat kerendahan hati dari Allah, agar Dia memampukan anda untuk mengakui dosa ini di hadapan para imam-Nya. Ingatlah bahwa jika anda masih terikat dengan dosa ini, apalagi jika anda mempunyai pengetahuan yang penuh bahwa itu berdosa, namun tetap anda lakukan dengan sengaja, maka menurut Katekismus, anda sebenarnya hidup dalam keadaan berdosa berat. Jika anda wafat dalam keadaan demikian, maka akan besar resikonya, bahwa anda tidak dapat diselamatkan oleh Tuhan, bukan karena Dia kurang berkuasa, namun karena kehendak anda sendiri untuk lebih memilih dosa daripada memilih kehendak dan perintah Tuhan. Ada baiknya, jika anda sesekali merenungkan, seandainya Tuhan memanggil anda berpulang/ meninggal dunia malam ini, apakah anda masih tetap ingin mempertahankan ikatan dosa itu dan terpisah dari Allah, atau anda ingin terlepas dari ikatan dosa, agar anda dapat hidup bersama-Nya? Atau renungkanlah Jalan Salib, atau peristiwa- peristiwa sedih dalam doa Rosario; dan bayangkanlah anda mengambil peran sebagai para algojo dan prajurit yang mendera Yesus oleh sebab dosa- dosa yang anda lakukan. Ini sebenarnya suatu permenungan yang bukan saja buat anda, tetapi buat kita semua, termasuk saya. Dengan merenungkan kisah sengsara Tuhan Yesus, seharusnya kita terdorong untuk meninggalkan dosa- dosa kita dan hidup seturut perintah- perintah-Nya. Dan meninggalkan dosa, diawali dengan pertobatan yang kita akui di dalam sakramen Pengakuan Dosa.
Maka, janganlah ragu untuk mengakui dosa kita di hadapan Tuhan, dalam sakramen Pengakuan Dosa. Memang mungkin ada rasa enggan atau malu; tetapi kalahkanlah hal tersebut dengan kehendak yang kuat untuk menyenangkan hati Tuhan, yang terlebih dahulu mengasihi kita dengan mengutus Kristus Putera-Nya yang telah wafat dan bangkit untuk menebus dosa- dosa kita. Percayalah belas kasihan Tuhan lebih besar daripada dosa- dosa kita, namun diperlukan kerendahan hati dari pihak kita untuk menerima rahmat pengampunan dari Allah itu. “Tuhan, kasihanilah kami, orang berdosa” seharusnya selalu menjadi bagian dari doa kita setiap hari. Mari terus bekerjasama dengan Roh Kudus yang telah memulai karya-Nya dalam hati kita, dengan menginsyafkan kita dari dosa (;ih. Yoh 16:8), agar kuasa Roh Kudus-Nya memulihkan kita dan menjadikan kita sebagai manusia yang baru, yang hidup di dalam Kristus. Sebab hanya dengan hidup di dalam Kristuslah dan dalam kekudusan-Nya kita dapat memandang Allah di surga (Ibr 12:14).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Happy Sunday everybody, don’t forget to go to church, let us confess our sin, God give us mercy, Mother Mary prey us. happy Sunday………………….
syalom,,,
aku cuma mau bilang, klo aku itu sama dengan teman2 yang ada diatas…..
dan memang saya hampir mendapatkan jawaban….
cuma saya mau nanya satu hal lagi………
bagaimana cara membaung perasaan suka kita kepada sesama jenis……….
apalagi dia itu satu gereja dengan saya………..
jujur…
saya cuma suka dan tertarik dengan “dia” saja…..
apa yang harus saya lakukan untuk tidak mencintai dy lagi……..
soalnya saya gak mau pelayanan saya di grj dan Ibadah TERGAganggu hanya krn Perasaan saya yang aneh ini…..
saya sudah pernah berhasil melupakknanya……
dan saya sangat bersyukur kepada Yesus krn saya sudah berhasil…
tapi kini dosa ini kembali lagi…..
dan cara lama saya tidak berhasi lagi..
seperti berusaha tidak menoleh kearah “dia”
tidak Menhubungi “dia”,
Menjauh dari dia,
tapi kini cara diatas gak berhasil lagi….
malah kini saya malah mempunyai rasa yang lebih lagi….
Tolong Ya Temen2 beri jalan Keluar.;..
karena saya ingin melayani di gereja dengan sungguh2 tanpa di nodai perasaan ini…
dan saya gak hidup nterus seperti ini…….
thanx before…
Shalom Donny,
Saya mungkin tidak dapat sepenuhnya memahami beratnya pergumulan yang sedang anda hadapi. Namun menurut kisah kesaksian orang- orang yang mempunyai kecenderungan seperti anda, memang dikatakan bahwa ketertarikan itu datang dengan sendirinya, sehingga memang sulit untuk diingkari. Maka kelihatannya, hal yang mungkin dapat anda lakukan adalah untuk tidak mengikuti dorongan tersebut, karena anda menyadari bahwa dorongan tersebut tidaklah sehat, atau tidak sesuai dengan kehendak Allah. Karena jika dituruti terus menerus, dapat membuahkan dosa. Sedangkan jika suatu dorongan/ godaan itu tidak dituruti dan segera dibuang jauh- jauh, tidak membuahkan dosa. Silakan anda membaca di sini perkembangan dosa, yang tertulis dalam artikel tentang Pengakuan Dosa bagian 1, silakan klik.
Sama seperti halnya orang yang mempunyai kecenderungan pemarah, maka ia juga tidak boleh mengikuti kecenderungannya tersebut, demikian juga sebenarnya orang- orang yang mempunyai kecenderungan ketertarikan kepada sesama jenis. Memang mungkin sangat berat pergumulan ini, namun jika anda ingin setia melaksanakan perintah Tuhan, memang anda harus mengusahakannya; tentu dengan bantuan rahmat Tuhan. Berakarlah terus dalam doa, Sabda Tuhan dan sakramen- sakramen, terutama Ekaristi dan Pengakuan Dosa. Datanglah mengaku dosa secara teratur di hadapan Pastor, minimal sebulan sekali, atau jika perlu seminggu sekali, jika memang anda sering jatuh dalam menanggapi godaan tersebut. Alamilah rahmat Tuhan, dan bahwa Ia sanggup melepaskan anda dari segala dorongan yang tidak sehat tersebut.
Anda harus yakin dan percaya bahwa Tuhan dapat memberikan rahmat yang cukup bagi anda untuk bertobat. Tiap- tiap orang mempunyai pergumulan sendiri di dalam hidupnya, dan mungkin memang inilah yang menjadi pergumulan hidup anda, sebagai salib kehidupan yang harus anda pikul bersama Tuhan Yesus. Namun kita percaya, di dalam Kristus kita dapat mengatakan “Tidak” kepada dosa dan “Ya” kepada Kristus, sebab kita mengingat firman Tuhan ini,
Semoga sabda Tuhan ini menggema di dalam hati kita, terutama pada saat kita sedang berjuang untuk mengalahkan godaan dan kecenderungan kita berbuat dosa. Percayalah bahwa jika kita mempersatukan segala penderitaan dan pergumulan kita dengan penderitaan Kristus, maka kita akan juga dimampukan oleh-Nya untuk bangkit bersama-Nya; dan meninggalkan kehidupan kita yang lama untuk hidup baru di dalam Kristus.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Dear Admin….
Saya mulai menyukai Pria…. Semenjak saya di perkosa oleh seorang Homo seksual waktu saya berumur 8 tahun saya masih polos saat itu…. padahal saya hanya diimingi oleh permen dan uang saja…..tetapi sudahlah jgn dibahas kenangan buruk itu …. saya memang tidak diperhatikan oleh orang tua saya………. s
aya merasa sangat sedih sekali……… hingga saya sd smp sma kuliah… saya masih tetap menyukai seorang cowo…..
saya sangat sedihhhh sekali melihat alkitab dan agama apapun menolak keberadaan gay /
belajar2 dan belajar…. sampai saya dibilang orang yg kurang gaul …….. intinya saya ingin menemukan jjawaaaban…. KENAPA TUHAN MENJADIKAN SAYA GAY ? KENAPA TUHAN TIDAK MENGIRIMKAN MALAIKAT-MALAIKATNYA UNTUK MENOLONG SAYA AGAR SAYA TIDAK DIPERKOSA
CATATAN : Mudah bagi anda berbicara bahwa gay DAPAT disembuhkan…….. dan mudah bagi anda memandang kami adalah pendosa…. menyukai sesama pria adalah pendosaaa berat akan masuk neraka…..ANDAIKAN TUHAN YESUS MEMBAHAS DALAM INJILNYA MENGENAI HOMOSEKSUAL saya pasti akan menuruti perintahnya…… Buat anda yang merasa Normal Orientasi seksuallnya …. Bersyukurrlahh….. dan jangan sekali2 anda semua menghakimi kaum homoseksual juga…….. ataupun jangan sekali2 anda menghina…dengan kata2 kasar………Takutnya bagi anda yang menghina akan mendapatkan hukum karma…. takutnya anak anda jd seorang gay….. jadi….. lebih baik…. bagi anda yg merasa normal….. saling menghormatilah…..jgn mendesak2….. keberadaan kaum gay apalagi harus dimusnahkan….. krn yang berhak hanyalah Tuhan JEsus…… Amin.
Shalom Gay K T,
Pertama- tama mohon dipahami terlebih dahulu bahwa Gereja Katolik tidak menolak keberadaan orang-orang yang mempunyai kecenderungan homoseksual. Gereja Katolik mengajarkan demikian:
KGK 2358 Tidak sedikit pria dan wanita mempunyai kecenderungan homoseksual. Mereka sendiri tidak memilih kecenderungan ini; untuk kebanyakan dari mereka homoseksualitas itu merupakan satu percobaan. Mereka harus dilayani dengan hormat, dengan kasih sayang dan dengan bijaksana. Orang jangan memojokkan mereka dengan salah satu cara yang tidak adil. Juga mereka ini dipanggil, supaya memenuhi kehendak Allah dalam kehidupannya dan, kalau mereka itu orang Kristen, supaya mereka mempersatukan kesulitan-kesulitan yang dapat tumbuh dari kecenderungan mereka, dengan kurban salib Tuhan.
Namun demikian, Gereja Katolik juga mengajarkan bahwa kecenderungan homoseksual merupakan sesuatu yang tidak normal dan praktek homoseksual adalah dosa yang melanggar kemurnian. Tepatnya Gereja Katolik mengajarkan demikian:
KGK 2396 Masturbasi, percabulan, pornografi, dan praktek homoseksual termasuk dosa-dosa yang sangat melanggar kemurnian.
Maka, jika anda mempunyai kecenderungan/ ketertarikan pada sesama jenis, itu tidak otomatis menjadikan anda berdosa. Anda baru berdosa jika kecenderungan itu anda turuti, sehingga anda melakukan praktek hubungan seksual sesama jenis. Hal ini serupa dengan pelanggaran dosa kemurnian lainnya, seperti masturbasi, percabulan dan pornografi, yang kesemuanya melanggar perintah ke-6 dalam ke-10 Perintah Allah. Maka anda jangan sampai merasa "dipandang rendah" oleh siapapun, sebab kita semua diciptakan dengan martabat yang sama sebagai anak-anak Allah. Hanya memang kita harus berjuang keras selama kita hidup di dunia ini agar kita jangan terjerumus dalam dosa. Dan jika kita jatuh, kita harus kembali bangun, dengan mata tertuju kepada Kristus yang menyelamatkan kita.
Maka, sikap Gereja Katolik cukup jelas di sini, bahwa Gereja tidak menolak kaum gay dan lesbian, namun tidak dapat menerima gaya hidup yang melibatkan praktek homoseksual, karena itu dilarang oleh Tuhan sendiri (lih. Rom 1:24-27, 1 Kor 6:10, 1 Tim 1:10). Jadi prinsipnya, sebagai umat Katolik, adalah ini: "hate the sin but love the sinner." Bukankah ini juga yang menjadi sikap Yesus ketika mengampuni dosa perempuan yang berdosa? Sebab kata Yesus setelah mengampuninya adalah, "Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." (Yoh 8:11) Perkataan ini terulang kepada kita semua, setiap kali kita bertobat dan menerima pengampunan dari Tuhan Yesus.
Sebagai sharing saja, sewaktu saya tinggal di Filipina tahun 1998-2001, saya mengenal seorang aktivis persekutuan doa yang adalah seorang homoseksual. Namun ia sudah meninggalkan gaya hidupnya yang lama, dan hidup baru sebagai pelayan Tuhan. Melalui kesaksian hidupnya banyak orang dibawa kepada pertobatan, dan Tuhan memakainya secara luar biasa dengan talenta musik yang diberikan kepadanya. Ia mengarang banyak kidung pujian dan penyembahan kepada Tuhan, dan betapa ia menyentuh banyak jiwa untuk kemuliaan nama Tuhan! Kami semua sebagai anggota komunitas menghormati dan mengasihinya sebagai saudara dalam Kristus.
Untuk itu, saya menganjurkan kepada anda, untuk mencari komunitas yang dapat membangun iman anda. Gereja Katolik tidak menolak anda, dan silakan anda bergabung untuk mengalami dukungan "keluarga" seiman di dalam Kristus. Jika anda tertarik, silakan anda mengunjungi situs Courage Apostolate, silakan klik, yang didirikan memang untuk mendukung orang-orang seperti anda. Silakan anda membaca kesaksian-kesaksian yang ada di sana, karena mereka yang menuliskan kesaksian itu adalah orang-orang yang serupa dengan anda dan mempunyai pergumulan hidup yang mirip dengan anda. Mungkin dari sana anda akan mengetahui bahwa anda tidak sendirian, dan selalu ada jalan terang bagi kita semua yang menaruh harapan kepada Kristus.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
PS: Jika anda menemukan kata- kata yang menyinggung perasaan anda di sini, saya mohon maaf. Silakan anda menyebutkan di bagian mana dalam rubrik tanya jawab ini menyebabkan anda berkesimpulan bahwa kami menghina, menolak kaum gay apalagi memusnahkan, sebab kami harus mengkoreksinya jika ada. Semoga setelah tulisan ini anda mengetahui apa yang menjadi sikap Gereja Katolik dalam hal ini.
hy sahabat gereja!!!!!!
sy refli asli protestant.tp beberapa bulan terakhir bergabung bersama Pemuda Bethel,
jujur sy adalah gay berat…..& sy adalah orang yang sangat lemah,sejak sy smp sy sudah bergumul dengan dosa ini bahkan sampai sekarang…….tapi sy punya kerinduan yang luar biasa untuk hidup benar kembali,so sy anak pertama di keluarga,n satu2nya anak pria,
sy ingin keluar tp saya tidak mampu,karena cukup lma sudah sy rasakan hal ini…….
sy minta saran dari teman….Syalom dari kota palu
Shalom Refli,
Terus terang, saya kurang faham dengan apa yang anda maksud dengan “gay berat”, sebab kecenderungan homoseksual ini memang mungkin dapat dirasakan nyata pada beberapa orang tertentu, namun ini bukan berarti tidak dapat dikendalikan. Maka jika dorongan/ kecenderungan ini, betapapun hebatnya anda rasakan, tetapi tidak sampai berbuah dosa seksual sesama jenis ataupun masturbasi, maka ini belum dapat dikatakan sebagai dosa yang berat. Namu jika godaan ini anda ikuti, baik dengan pikiran dan perbuatan, maka ya, benar, anda dapat terjerumus dalam dosa yang berat. Sebab anda sudah tahu hal itu salah, dan berlawanan dengan perintah Tuhan, namun anda tetap melakukannya juga. Maka sedikit demi sedikit anda akan menggeserkan tempat Tuhan dalam hati anda dengan dorongan seksual yang tidak sehat.
Namun demikian, tidak ada kata terlambat untuk bertobat. Seperti kita ketahui bersama, langkah pertobatan yang pertama adalah menerima dengan kerendahan hati, bahwa kita telah berdosa di hadapan Tuhan. Dan nampaknya inilah yang anda rasakan sekarang, dan bersyukurlah, sebab itulah tandanya bahwa Roh Kudus telah mendorong anda untuk bertobat. Selanjutnya memang sangat tergantung pada anda bagaimana anda menanggapinya. Jangan pernah menyerah, sebab jika anda sudah dibaptis, anda sesungguhnya anda telah menerima Roh Kudus itu dalam diri anda, dan jika anda bersedia bekerjasama dengan rahmat Allah, maka Roh Kudus itu akan memampukan anda untuk meninggalkan dosa-dosa di masa lalu. Ingatlah bahwa melalui Pembaptisan, tubuh kita menjadi tempat kediaman Roh Kudus (1 Kor 3:16), maka kita harus menghormati tubuh kita dan tidak membiarkan tubuh kita jatuh dalam kecemaran.
Maka saran saya, carilah seorang pembimbing rohani, dan kenakanlah senjata Allah dalam pergumulan ini, yaitu melalui doa dan firman Tuhan. Carilah juga komunitas yang dapat mendukung anda untuk bertumbuh di dalam iman, dan janganlah tinggal dalam komunitas yang mempraktekkan gaya hidup homoseksualitas. Anda harus menerima bahwa kecenderungan homoseksual merupakan kecenderungan yang tidak wajar, seperti halnya kecenderungan untuk marah, selingkuh atau malas bekerja. Kecenderungan ini harus anda kalahkan dengan kehendak yang besar dalam diri anda, tentu dengan bantuan rahmat Tuhan. Mulailah hari-hari anda dengan doa dan merenungkan firman Tuhan, berdoalah setiap kali godaan datang, dan tutuplah hari-hari anda dengan memeriksa batin, apakah usaha ada hari itu sudah cukup untuk mengalahkan kecenderungan tersebut. Jika belum, buatlah keputusan untuk memperbaikinya esok hari, dan jadikanlah niat itu sebagai suatu kenyataan. Jika perlu, biasakan diri anda melakukan pantang dan puasa. Gunakanlah waktu anda dengan lebih bijaksana, bacalah buku-buku yang membangun iman dan siap sedialah menolong orang-orang yang sedang kesusahan tanpa menginginkan balasan.
Di atas semua itu, andalkanlah Tuhan Yesus, sebab Ia yang telah mengalahkan maut, akan membantu anda dan saya untuk mengalahkan dosa dan hidup bagi Allah (lih. Rom 6:11).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Hi admin,..
Saya ingin bertanya sesuatu.,,,
secara jujur saya adalah seorang GAY semenjak SD. Tidak ada penjelasan khusus kenapa saya bisa seperti ini, tdk ada pengalaman traumatis atau seperti apa. Hal ini cukup membuat saya terkadang depresi, putus asa atau stress, sering didalam hati saya ingin mengakhiri hidup ini, apalagi saya seorang chinese dan mrupakan satu2nya son in family, my familty expect many things from me, i knew that,, they send me abroad to study, spend big sum of money for me. Juga yg membuat saya putus asa, karena saya merupakan org yg cukup aktif di Persekutuan Doa, padahal sebenatnya saya penuh dgn kebusukan…
Tapi, thanks God, saya ga pernah jatuh kepada hal2 yg kurang baik, spt menjalin hubungan sesama jenis atau bergaul dgn mereka, lingkungan saya di penuhi dgn anak2 baik dan “normal”.
Sudah tak terhitung air mata yg jatuh memohon Tuhan supaya menyembuhkan saya, but yet, im gay. I couldnt fall in love with girls, even i really want. Yang ada saya sering jatuh cinta sama sesama jenis,, rasa ini sungguh2 sakit, seperti menginginkan sesuatu yg ga mgkn di gapai, rasanya berlipat2 sakitnya dikala memikirkan Tuhan dan orangtua dan temen2 sekitar yg mengetahui aku normal.
Aku takut benteng iman yg sudah kubina sejak SD sampai kuliah ini rubuh, ketika seseorang datang menawarkan “cinta” yg sungguh aku inginkan.. you know that, i really love God, but in the other hand, i also need such love di bumi, perasaan mengasihi dan dikasihi, memperhatikan dan di perhatikan…
Next, beberapa hari ini saya bertemu dgn 3 teman lewat Facebook dan Chatting room,,,
Mrk semua adalah GAY juga, dan ketiga2nya adalah Kristen (1 Katolik),,, mereka seperti menawarkan cinta itu,, walaupun secara jujur mereka mengaku mrk cinta Tuhan Yesus (regularly ke gereja) dan mengerti bahwa Gay adalah dosa, tp mereka ga bisa nahan perasaan yg sama. Saat2 indah bersama mrk ga bisa saya lupakan, aku bisa share semuanya, tnp batas atau perasaan risih dan malu.
Belakangan, saya tahu bahwa salah satu temen saya itu (sebut saja A) sudah memiliki pacar sejenis, hubungan kami pun terputus sama skali, yg lainnya (sebut saja H), saya sengaja cari masalah supaya saya ngga jatuh ke dalam dia, sepertinya H sekarang sangat benci saya, sampe2 Facebook saya di remove dr his friend list, padahal dengan H, saya sungguh benar2 mrasa dia kakak saya, saya hny takut kamu semakin dekat dan akhirnya memiliki rasa ingin “memiliki”…
Yang terakhir (sebut saja B), anak ini lebih muda dan lebih straigh forward, dia lgsg ngaku klo falling in love sama saya, ketika saya tny knp, dia berkata krn saya satu2nya temen yg mau dia berubah ke arah yg baik (sebelumnya di B sangat bengal, dia mengakui klo dia sering clubbing, smoking, drinkinh, bahkan menjadi mucikari/germo utk para Gay, dia mengakui klo dia sering menjerumuskan anak2 SMA yg tak bersalah)..
Dia bahkan menyebut saya malaikat dr Tuhan yg khusus di persembahkan buat dia. Saya akhirnya meneguhkan dia supaya mau berubah dan bertobat, meninggalkan kebiasaan2 jelek dan berani melangkah kedepan. Dia menyanggupinya, dan saya sangat senang, saya pikir Tuhan yg menjodohkan kita. Setelah itu, dia tetep mau mnjd pacar saya bahkan dia memohon utk 1 hari saja merasakan mencintai org2 yg bener2 dia cintai dr lubuk hati yg paling dalam…
Setelah beberapa waktu, akhirnya saya menyanggupinya, dan anehnya, stelah beberapa hari, dia bilang mau putus kontak sama saya krn dia ga mau “mengotori” malaikat Tuhan, dia berkata biarlah perasaan ini mati dgn sendirinya, biarlah dia yg merasakan sakit itu, menggapai cinta yg terlarang (sebelumnny saya terus mengkhotbahi dia ttg Yesus)… Setelah berdebat yg panjang (saya ga percaya dia bisa jalan sendirian) akhirnya saya setuju…
Tp belakangan, setelah lost contact, saya diam2 menyadari saya mencintainya, lebih dr cinta persaudaraan, saya mulai merasakan hal yg sama dgn dia, mencintai hal yg terlarang, dan itu sakit sekali, belajar tidak fokus, tidur tidak nyenyak, setiap hr memandang profil fesbuk si B…
yg mau saya tanyakan
1. Bagaimana saya bisa tetap berjuang dgn benteng kekudusan ini, krn saya bener2 cinta Tuhan tetepi lagi, takut memilih tawaran dunia yg lebih nyata di sekitar?
2. Apa yg sebenarnya Tuhan inginkan?
3. Bagaimana saya seharusnya menghadapi orang tua saya yg terus menuntut di kenalkan sama pacar
4. Bagaimana cara supaya saya tetep fokus terhadap plajaran?
5. Bagaimana sikap saya terhadap A, H dan terkhusus kepada B, apa yg hrs saya tanamkan dalam menghadapi perasaan dan perhatiaan kpd B… (secara khusus saya selalu mendoakan mereka di Gereja, Rosario dan Adorasi)
Maaf apabila terlalu panjang, sy benar2 stuck…. semoga ada pencerahan dr anda…
Tuhan memberkati, Maria melindungi…:)
Shalom Mikael,
Terima kasih atas keterbukaan anda untuk membagikan kisah pergumulan hidup anda di situs ini. Harus diakui bahwa kecenderungan homoseksual itu memang ada, namun itu tidak berarti bahwa kecenderungan tersebut boleh diikuti hingga membuahkan dosa. Saya tidak tahu apakah anda pernah membaca artikel tanya jawab tentang homoseksual di atas ini, jika belum, silakan membacanya, silakan klik, karena mungkin berguna bagi anda.
Sekarang tentang pertanyaan anda:
1. Bagaimana saya bisa tetap berjuang dgn benteng kekudusan ini, krn saya bener2 cinta Tuhan tetepi lagi, takut memilih tawaran dunia yg lebih nyata di sekitar?
Pertama-tama, kita harus menyadari bahwa perjuangan untuk hidup kudus tidak hanya berlaku untuk anda yang memiliki kecenderungan homoseksual. Bagi orang-orang yang ‘normal’ juga perlu berjuang untuk hidup kudus, ini termasuk mereka yang belum menikah dan yang sudah menikah. Jadi anda tidak perlu merasa “sendirian” dalam hal ini. Saya menganjurkan agar anda bergabung dengan komunitas Katolik yang dapat mendukung anda. Dan berusahalah untuk menemui seorang pembimbing rohani (sedapat mungkin Pastor) untuk membimbing anda. Namun ingatlah bahwa benteng yang terutama dalam menghadapi pergumulan ini adalah doa, firman Tuhan dan sakramen. Sebab di dalam hal tersebut anda akan memperoleh pertolongan dari Allah sendiri.
2. Apa yg sebenarnya Tuhan inginkan?
Ini sesungguhnya merupakan pertanyaan yang harusnya ada di dalam hati setiap orang. Gereja Katolik, berdasarkan Kitab Suci, mengajarkan kepada kita, bahwa yang Tuhan inginkan dari kita adalah supaya kita hidup kudus (lih. 1 Tes 4:3). Tentang Panggilan Hidup Kudus ini pernah saya tuliskan di sini, silakan klik, atau apa itu kekudusan, silakan klik di sini. Godaan memang akan selalu ada, tetapi kita dipanggil untuk dapat mengendalikan diri kita, agar kita dapat hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebab hanya dengan mengikuti kehendak-Nya lah kita mencapai kebahagiaan yang sesungguhnya. Kita harus menyadari bahwa kenikmatan seksualitas itu bukan segalanya, dan bahkan persahabatan yang sejati tidak mensyaratkan kenikmatan seksual, seperti halnya persahabatan antara Kristus dan para rasul-Nya. Kita juga melihat bagaimana para biarawan dan biarawati menjadi teladan kita dalam hal ini. Dengan kaul kesuciannya (selibat), mereka mempersembahkan hidup mereka secara total kepada Tuhan dan mereka dapat memperoleh kebahagiaan sejati. Apakah diperlukan rahmat Tuhan dalam hal ini? Tentu. Apakah mereka mengalami godaan? Tentu ya. Tetapi apakah mereka dapat tetap setia dalam panggilan hidup mereka? Tentu ya, dengan bantuan rahmat Tuhan.
Hal yang sama juga terjadi misalnya pada suami atau istri yang sedang mengalami godaan akan hadirnya orang ketiga dalam perkawinan mereka. Apakah godaan ini harus diikuti? Tentu tidak. Atau mereka yang tidak/ belum menikah, merekapun dapat mengalami godaan seksual, terutama di masyarakat yang dibombardir dengan iklan/ propaganda yang sangat menjunjung tinggi hal-hal yang berbau sex. Maka tantangan kekudusan dan kesetiaan dalam menjalani panggilan hidup itu merupakan perjuangan semua orang.
Maka yang harus kita lakukan adalah kembali kepada Tuhan dan memohon rahmat-Nya. Saya tidak tahu apakah anda sudah pernah mengaku dosa dalam Sakramen Tobat mengenai pergumulan anda yang terakhir ini? Jika belum, saya sarankan anda menemui pastor paroki dan mengaku dosa. Juga adalah baik jika anda mempunyai pastor pembimbing rohani. Selanjutnya usahakanlah, jika memungkinkan untuk mengikuti Misa Kudus harian, dan mohonlah belas kasihan Tuhan. Merenungkan Kitab Suci (Lectio Divina), Adorasi dan doa rosario setiap hari juga akan sangat membantu.
3. Bagaimana saya seharusnya menghadapi orang tua saya yg terus menuntut di kenalkan sama pacar
Silakan anda konsultasikan kepada pastor pembimbing anda apakah anda perlu memberitahukannya kepada orang tua anda atas pergumulan ini. Saya tidak tahu sejauh mana anda dapat mengatasi hal ini, sebab dari kesaksian- kesaksian yang pernah saya baca, bukannya tidak mungkin orang-orang yang seperti anda, setelah melalui proses konseling, doa dan sakramen, dapat kembali menjadi ‘normal’. Maka silakan anda mengikuti konseling terlebih dahulu, sebab biar bagaimanapun, kita mengetahui bahwa kehendak Tuhan bagi kita adalah untuk menjadi sepenuhnya pria atau sepenuhnya wanita. Dan janganlah berputus asa, sebab pada waktunya Tuhan akan membuka jalannya bagi anda, entah anda akhirnya dapat mempunyai ketertarikan kepada wanita, atau sebaliknya, anda tetap tidak mempunyai ketertarikan kepada wanita, namun rahmat Tuhan cukup bagi anda untuk mengatasi godaan yang anda alami, dan anda tetap dapat hidup berbahagia.
4. Bagaimana cara supaya saya tetep fokus terhadap pelajaran?
Menurut anjuran dari St. Padre Pio, maka katanya jika kita tidak ingin terjerumus dalam dosa, maka jangan kita mendekatkan diri dengan dosa itu. Maka saya menganjurkan anda tidak lagi membuka facebook untuk sementara waktu ini. Jika godaan itu datang, berdoalah, dan arahkan minat anda kepada kegiatan yang lain. Olah raga, menulis surat/ e-mail pada keluarga, membaca Kitab Suci dan buku rohani, main alat musik adalah beberapa saran saya. Dalam doa, ingatlah juga untuk menghitung berkat-berkat yang anda terima, dan bersyukurlah untuk semuanya itu. Saya mengajurkan anda untuk melibatkan diri dalam komunitas Katolik di sekitar anda. Dengan anda mengarahkan pikiran anda kepada banyak hal dan kesibukan yang lain, maka anda akan dapat melihat segala sesuatunya dengan sikap yang lebih optimis dan positif.
5. Bagaimana sikap saya terhadap A, H dan terkhusus kepada B, apa yg hrs saya tanamkan dalam menghadapi perasaan dan perhatiaan kpd B… (secara khusus saya selalu mendoakan mereka di Gereja, Rosario dan Adorasi)
Sungguh suatu yang baik, anda membawa mereka di dalam doa- doa pribadi anda. Dalam doa tersebut, mohonlah kebijaksanaan dari Tuhan agar anda dapat menyikapi pergumulan anda dengan baik. Mohonlah agar Tuhan menyembuhkan luka hati anda, (jika masih ada) atas hubungan anda denga A dan H. Nampaknya andapun mengetahui bahwa baik A dan H sudah berlalu bagi anda. Namun dengan B, saya rasa anda harus lebih berjuang untuk tidak mengikuti perasaan anda. Setiap kali ada godaan anda harus melihatnya sebagai kesempatan untuk membuktikan kasih anda kepada Allah, yaitu dengan tidak mengikuti godaan tersebut. Ya, anda memerlukan kasih dari sesama di dunia ini, tetapi kasih itu tidak berarti harus bermotif sex. Sedangkan anda tahu dengan akal/ ratio anda, bahwa jika hubungan anda dengan B diteruskan, maka ujungnya akan ke sana, dan ini adalah dosa di mata Tuhan.
Mikael, mungkin tak seorangpun dapat secara persis memahami keadaan anda saat ini, namun Tuhan Yesus yang mengasihi anda memahami semuanya. Mungkin Ia mengizinkan semua ini terjadi dalam hidup anda supaya anda menjadi pribadi yang terus bersandar kepada-Nya dan tidak hanya mengandalkan kekuatan sendiri. Atau supaya anda lebih menghargai kisah sengsara-Nya, sebab anda menyadari bahwa beban anda seorang diri saja sudah demikian berat, bagaimana Kristus dapat memikul beban dosa semua orang di sepanjang segala abad? Pandanglah salib Kristus, Mikael, dan temukanlah kekuatan yang anda perlukan di sana. Ingatlah bahwa melalui Permandian dan Ekaristi anda dipersatukan dengan Kristus sehingga anda dapat mengatakan hal ini bersama dengan Rasul Paulus,
“Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.” (Rom 6:5)
Semoga oleh kekuatan yang dari Tuhan Yesus, anda dan saya dapat mati terhadap dosa dan hidup bagi Allah di dalam Kristus Yesus.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Shaloom Mikael
Saya ingin share sedikit tanpa mengesampingkan penjelasan Ibu Inggrid yang saya rasa sudah sangat ok…jadi ini hanya sebagai sharing tambahan.
Pengalaman dan pengetahuan saya mungkin belom seintens apa yang dituturkan oleh mikael, namun lebih kurang saya dapat mengerti apa yang mikael rasakan. Kalau boleh saya summarize:
(1). merasa bahwa Tuhan tidak adil, mengapa menempatkan kecenderngan ini didalam diri saya, sementara saya tidak menginginkannya, saya ingin normal senormal normalnya…rasanya lebih mudah untuk mengakui bahwa saya telah ngedrugs daripada hal ini….
(2). sangat merasa insecure dengan tubuh kita, entah merasa gendut, terlalu kurus, kurang keren and so on…pokoknya bawaannya minder, apalagi kalo ada orang yang lebih oke disekitar kita…mempunyai kecenderungan untuk mengidolakan teman sesama jenis yang kita nilai lebih keren or cakep…
(3). Ingin memperhatikan teman sesama jenis dan menjadikan mereka teman spesial…awalnya tidak ada maksud apa2…namun sebenarnya kita ingin mencintai agar kitapun diCintai balik, apabila mereka tidak merespon kadang kita merasa sakit hati dan terbuang dan semakin terpuruk dalam dosa kita ini
(4). Aktif dalam PD, dan seringkali merasa bahwa ini merupakan momok yang sangat menganggu pelayanan saya…ingin mencintai TUhan lebih namun merasa tidak layak
.pertanyaanya ialah.., mengapa saya harus melawan ini dengan kekuatan kita sendiri? Bukankah Tuhan senantiasa ada bersama2 kita…
beberapa ini langkah2 yang menurut saya efektif..
Mulailah dengan menghentikan kebiasaan (maaf)Masturbasi yang merupakan hal yang sangat sulit bagi sebagian besar orang, tapi ternyata dapat dilakukan apabila kita dengan jujur bilang ke Tuhan dalam doa kita…”Tuhan saya tidak sanggup lakukan ini sendiri…saya butuh rahmatmu..saya butuh bimbinganMu…karenan sesungguhnya aku ini manusia lemah”..akui kelemahan kita..dan minta Rahmat Tuhan…saya tidak mengerti namun saat saya mengatakan hal ini…tiba2 saya merasa tidak sendiri…dan setiap kali ada keinginan untuk (maaf sekali lagi) masturbasi, katakan pada diri kita…”saya harus mengasihi seseorang hari ini….dengan cara yang benar”…dari situ saya sadar bahwa Sex adalah energy untuk mencintai dan mengasihi…
Kalau dilihat di kitab Kejadian bahwa Tuhan pada awalnya menciptakan Laki laki dan perempuan, tidak ada tertulis bahwa Dia menciptakan Gay ataupun lesbian didalam alkitab…kita adalah Ciptaan Tuhan yang sempurna, masa ada defect? hehehe…itu kerjaan si Iblis….jadi start saying to yourself….I am a completely normal man, a son of God whom He loved so dearly…there are no reasons whatsoever that gonna make me unloved by Him….
Mulailah menjadikan Tuhan sebagai Idola kita….dunia mengatakan Cewe2 dari majalah “ralph” itu sexy, cowo2 dari “GQ” itu keren….kita di indoktrinasi untuk mengikuti apa yang penguasa2 dunia katakan, then look at the Cross….disitu ada figur keren kah? Macho kah? Six pack kah? nope….dia terluka, dia kurus dan bonyok……but HE is MY God and HE saved the world…..figur kita keren kan…
Jadi iblis boleh berbisik segala macam hal di telinga Kita, tapi Tuhan kita tetap mengasihi kita…mungkin salib kita berbeda2, namun pada akhirnya kita dipanggil untuk hidup kudus dihadapanNya.
mudah2an menguatkan….
Keep Fighting bro..
Tom
Saya mau beranya lage,,
Jujur saya tidak tahu kalau itu adalah dosa, saya mengetahui lok itu dosa baru setelah diberitahu teman2 saya..
Saya menganggap itu sebagai ajang coba22 aja,,
Lalu saya sudah mengaku dosa tapi saya tidak menyebutkan dosa pernah berhubungan sesama jenis itu,, Tapi saya mengaku dosa, saya sudah bilang bahwa saya sungguh2 ingin bertobat,,
Dan setelah mengaku dosa saya sudah lega sekali..
Apa dengan itu saya termasuk sudah diampuni dosa saya???? dan apa saya boleh menerima komuni lok belum diampuni dosa saya?? dan apa lok saya mengaku dosa harus menyebutkan dosa yang saya lakukan itu kepada pastor?? tolong direply…
Shalom Andika,
Terima kasih atas kejujuran yang disampaikan Andika. Walaupun kita tidak tahu bahwa sesuatu adalah berdosa, tidak membuat kita tidak berdosa, karena sebetulnya kalau kita mau renungkan, kita dapat bertanya terlebih dahulu kepada orang lain yang kita anggap mempunyai spiritualitas yang baik, atau dengan membaca Alkitab, dll. Walaupun ketidaktahuan kita mungkin dapat mengurangi tanggung jawab kita di hadapan Tuhan (lih. Lk 12:48), namun apa yang dilakukan tetaplah berdosa. Oleh karena itu, saya menyarankan agar Andika dapat mengaku dosa kepada pastor. Syarat dari pengampunan yang didapatkan dari Sakramen Tobat adalah penyesalan, berjanji untuk tidak melakukan dosa yang sama dan juga mengatakan dosa tersebut di depan pastor, sebagai wakil Tuhan. Dengan demikian, dosa yang belum dikatakan di depan pastor belum diampuni, dan oleh karena itu saya ingin menyarankan agar Andika tidak menerima Tuhan Kristus sebelum mengakukan dosa ini. Kalau anda telah menerima Tubuh Kristus, maka anda juga harus mengakukan dosa tersebut di hadapan pastor, karena menerima Tubuh Kristus dalam kondisi berdosa.
Kalau kita mengaku dosa, kita harus menyebutkan dosa sebagai tanda penyesalan dan kerendahan hati kita serta untuk memperoleh pengampunan. Kalau kita melihat kehidupan sehari-hari, maka kita akan memahami hal ini dengan baik. Kalau kita sakit dan pergi ke dokter, maka kita tidak hanya mengatakan bahwa kita sakit. Kita pasti akan mengatakan apanya yang sakit, gejala-gejalanya, dll. Tanpa mengatakan semuanya itu, maka dokter tidak akan mengerti apa yang diderita kita, sehingga pada akhirnya tidak dapat memberikan nasehat dan obat yang berguna untuk mengatasi sakit yang kita derita. Demikian juga, pada waktu kita menyebutkan dosa kita di depan pastor, maka pastor – yang adalah dokter rohani – dapat memberikan saran-saran sehingga kita dapat memperbaiki dosa tertentu dan melepaskan diri dari dosa tersebut. Sama seperti begitu banyak penyakit yang membutuhkan penanganan yang berbeda-beda, maka dosa, dengan jenis dan kadar yang berbeda-beda, membutuhkan penanganan yang juga khusus. Pada saat kita mengakukan dosa dengan hati yang penuh penyesalan, kerendahan hati (lih. Mzm 51:17), maka yakinlah bahwa rahmat Allah akan mengalir dalam Sakramen Pengampunan, sehingga kita memperoleh kelegaan dan juga kekuatan untuk melawan dosa tersebut. Oleh karena itu, pergilah ke pastor dan menerima Sakramen Dosa dengan hati yang penuh penyesalan dan pada saat yang bersamaan percaya akan kasih Allah.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Saya bingung hrus mengatakan apa kpada pastor ttg dosa saya itu,,
Tlong bntu saya,,,,,,
Shalom Andika,
Terima kasih atas keterbukaan Andika dan saya juga mengerti akan kebingungan Andika. Memang setiap dosa yang kita lakukan dan akukan adalah memalukan. Namun, hal ini justru semakin membuat kita rendah hati dan memberikan kesadaran bahwa kita semua memang pendosa. Di hadapan Tuhan, kita semua adalah pendosa yang datang dengan hati remuk redam, mohon pengampunan. Janganlah kuatir bahwa pastor akan memarahi atau terkejut dengan dosa yang Andika akan akukan, karena pastor telah mendengar begitu banyak pengakuan dosa, dengan begitu banyak dosa-dosa yang beraneka raga, yang mungkin ada yang lebih berat dari dosa yang akan Andika akukan. Andika harus mengakukan dosa dengan jujur dan tidak boleh ada yang disembunyikan.
Ceritakan dosanya apa, misal melawan kemurnian (chastity), yaitu dengan berbuat …. (sebutkan secara gamblang dosanya dan tidak boleh ditutupi, dengan siapa termasuk wanita/pria – tidak perlu disebutkan nama teman Andika) dan telah melakukannya berapa kali. Kemudian dilanjutkan dengan dosa-dosa yang lain. Biasakan untuk menyebutkan dosa yang paling berat dan dilanjutkan dengan dosa-dosa lain yang lebih ringan. Dengan pengakuan dosa yang jujur, maka pastor akan dapat memberikan penitensi dan nasehat yang berguna bagi pertumbuhan spiritualitas Andika.
Kalau pengakuan dosa Andika yang terakhir adalah bertahun-tahun yang lalu, mungkin ada baiknya untuk mengadakan “general confession“. Lihat artikel ini (silakan klik).
Datanglah ke kamar pengakuan dengan hati penuh penyesalan dan pada saat yang bersamaan percaya akan belas kasih Tuhan. Malu sebentar akan lebih baik daripada tidak ada ketenangan di hati selama bertahun-tahun. Malu sebentar tidak ada artinya apapun dibandingkan dengan keselamatan kekal yang akan kita terima di dalam Kerajaan Sorga. Perasaan malu yang dibarengi dengan penyesalan dan hati yang remuk redam karena menyadari dosa yang menyedihkan hati Tuhan, serta keinginan kuat untuk tidak melakukan dosa yang sama, adalah sungguh berkenan di hadapan Tuhan. Oleh karena itu, bawalah hal ini dalam doa, kemudian bacalah Mazmur 51 perlahan-lahan. Mazmur ini ditulis oleh Daud, yang berteriak mohon pengampunan kepada Tuhan karena telah membunuh Uria dan berjinah dengan Batsyeba (lih 2 Sam 11-12). Bacalah beberapa ayat ini, dan kemudian mintalah Roh Kudus untuk memberikan kekuatan kepada Andika, sehingga Andika mempunyai kekuatan untuk menerima Sakramen Tobat. Yakinlah, bahwa kalau Andika menerima Sakramen Tobat dengan baik (dengan disposisi hati yang baik, penyesalan penuh, tidak akan mengulanginya lagi, tidak menutup-nutupi dosa), maka Andika akan keluar dari kamar pengakuan dengan hati yang baru dan penuh kedamaian. Saya turut mendoakan dari sini. Dan saya juga mengajak pembaca katolisitas yang membaca jawaban ini untuk turut berdoa bagi Andika. Selamat untuk mengaku dosa dengan baik ….
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Shalom Andika,
Saya sangat setuju dengan Pak Stef. Sepatutnya kita semua lebih sering menerima Sakramen Pengakuan Dosa. Kita semua yang Katolik.
Saya sendiri awalnya tidak berani untuk itu. Tapi setelah banyak membaca artikel di website ini, jadi berani mencobanya. Sekarang menjadi kebiasaan saya setiap bulan, dan beruntung, saya mempunyai bapa pengakuan yang sangat baik.
Awalnya saya tidak berani karna merasa dosa-dosa saya sangat banyak, apalagi saya tidak percaya pastor yang mendengar pengakuan saya akan betul-betul merahasiakan semua pengakuan saya.
Sayapun mulai mencari-cari pastor yang menurut saya bisa dipercaya. Akhirnya saya menemukannya.
Ketika mulai mencobanya, saya menjadi semakin terkesima…. Saya menyebutkan semua dosa-dosa saya, dan berpikir saya akan diadili atas dosa-dosa saya. Saya selalu menekankan tentang dosa-dosa yang telah saya lakukan, tetapi bukan itu yang disorot dalam pengakuan saya. Setiap kali, saya merasa justru Tuhan lebih mengutamakan agar saya benar-benar bertobat, agar saya kembali dekat denganNya seperti yang dirindukanNya. Saya merasa Tuhan tidak peduli pada dosa-dosa saya, melainkan Dia hanya peduli pada keselamatan jiwa saya. Sungguh, dalam Sakramen Pengakuan Dosa, saya menemukan Tuhanlah Bapa yang dengan lemah lembut menuntun saya agar bertobat. Dan, seringkali saya terharu karna merasakan suasana yang berbeda, suasana yang damai, terasa sekali kalau pastor itu berubah seolah-olah bukan dirinya lagi. Sungguh, saya merasa Tuhan memakai suara pastor itu untuk mengajak saya bertobat, untuk menjadi serupa dengan Dia, untuk berdamai kembali dengan Dia.
Ayo, Saudara-saudaraku yang Katolik, mari kita menerima Sakramen Pengakuan Dosa yang sangat luar biasa ini.
Salam kasih dalam Tuhan Yesus,
Lukas Cung
Terimakasih atas nasehatnya,,
Saya akan mengakukan dosa saya..
Saya mau bertanya lage,, Ehm, saya pernah menyebutkan dosa saya itu tapi menggantinya dengan kata2 “melakukan hal-hal kotor” apa itu belum termasuk saya diampuni?? berarti selama ini komuni saya tidak diterima karena saya melakukan dosa berat??? dan apa konsekuensi dari pastor atas dosa berat yang saya lakukan, apakah saya akan disuruh mengakukan dosa saya di depan banyak orang misalnya?? dan jika tidak, kriteria dosa apa jika umpanya kita disuruh mengakukan dosa kita di depan banyak orang??
Shalom Andika,
Terima kasih atas keterbukaannya. Kalau anda pernah mengaku dosa tersebut dan menggantinya dengan kata-kata “melakukan hal-hal kotor”, maka anda masih menutupi dosa tersebut. Ini sama saja mengaku dosa dengan mengatakan “Pastor, saya berdosa, karena mencuri tali”. Padahal tali tersebut terikat pada seekor sapi. Dengan demikian, kalau mau mengaku dosa dengan baik, yang harus diakukan adalah mencuri sapi dan bukan mencuri tali. Pengakuan dosa haruslah jelas menyebutkan dosanya apa dan berapa kali melakukan dosa tersebut, dan dengan siapa (tidak perlu nama). Tidak usah takut dengan penitensi yang diberikan oleh pastor. Pada waktu abad-abad awal, memang pengakuan dosa dilakukan di tengah-tengah jemaat, namun kemudian berkembang dengan pengakuan dosa secara pribadi. Oleh karena itu, tidak mungkin pastor akan memberikan penitensi untuk mengaku dosa di depan orang banyak. Sakramen Dosa juga disebut Sakramen Rekonsiliasi, yang intinya adalah memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan yang ternoda karena dosa. Berdoalah kepada Tuhan, agar Roh Kudus-Nya memberikan Andika kekuatan untuk mengaku dosa dengan baik, yaitu terbuka, mengatakan dosa apa adanya, tanpa maksud untuk menutup-nutupi, dan yang penting adalah penyesalan dan berjanji dengan pertolongan rahmat Allah untuk tidak berbuat dosa yang sama. Jangan lupa juga mengakukan bahwa dalam kondisi berdosa, anda masih menerima Komuni Kudus. Mengaku dosalah secepatnya, dan kemudian hiduplah dalam damai dan sukacita, dan terus berjuang dalam kekudusan. Tuhan memberkati.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
terimakasih atas nasehatnya..
saya sudah yakin dan saya akan mengakukan dosa saya..
Saya tidak ada ketertarikan dengan laki-laki tapi saya pernah mencoba oral sex dengan teman laki-laki saya.. Saya juga nggak tau kenapa melakukannya,, mungkin karena saya nafsu aja pengen nyoba gitu..
Apakah saya termasuk golongan dosa berat?? Saya sudah bertobat dan tidak melakukannya lagi.. tolong dibalas..
Shalom Andika,
Pertama-tama, maaf saya menjawabnya terlambat.
Mendengar penuturan anda kelihatannya anda sungguh-sungguh bertobat, dan untuk ini mari bersama kita memuji Allah, sebab hanya Roh Kuduslah yang mampu mengubah hati anda untuk meninggalkan dosa tersebut. Namun demikian, perlu diketahui bahwa yang pernah anda lakukan tersebut adalah dosa yang serius, dan jika anda telah mengetahui sebelumnya bahwa itu dosa, namun anda tetap melakukannya, maka anda telah melakukan dosa berat. Jika anda seorang Katolik, anda perlu mengaku dosa di hadapan pastor dalam Sakramen Pengakuan dosa. Anda perlu mengakukan dosa ini, dan juga jika setelah melakukan dosa tersebut anda tetap menyambut Komuni suci.
Persiapkanlah diri anda dengan baik sebelum mengaku dosa. Periksalah batin anda, dan saya menganjurkan anda sekalian melakukan “general confession”, jika anda belum pernah melakukannya. Untuk memeriksa batin, silakan membaca artikel ini, silakan klik. Bacalah Mazmur 51, dan jadikanlah itu sebagai doa anda. Dengarkanlah saran dan nasihat pastor, dan usahakanlah untuk melakukannya. Setelah anda menerima rahmat dari Allah melalui sakramen Tobat tersebut, bersyukurlah kepada Tuhan. Kasih Tuhan Yesus lebih besar daripada dosa- dosa anda, namun anda juga perlu untuk mengusahakan sebaik mungkin agar jangan sampai jatuh ke dalam dosa itu lagi. Ada baiknya jika anda berkumpul dalam komunitas di paroki, sehingga anda mendapat pergaulan yang baik. Bertumbuhlah di dalam doa dan Sabda Tuhan, sehingga anda kuat dalam menolak segala godaan yang mungkin mengganggu anda di kemudian hari. Bangkitlah bersama Yesus dan berjalanlah bersama Dia; katakan pada diri anda sendiri, “Aku yang lama sudah mati. Aku mau bangkit bersama Yesus dan hidup di dalam Dia. Ya, aku telah mati bagi dosa, dan sekarang aku mau hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.” (lih. Rom 6:11)
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
syalom..
saya mau bertanya,,
sebenarnya problem saya hampir sama dengan cerita yg diatas, saya memiliki ketertarikan terhadap sesama jenis, tapi saya belum pernah melakukan hubungan sex dengan sesama jenis. tapi saya sering bermasturbasi dan menjadikan pria yg saya sukai sebagai objek fantasi sex saya.
apakah perbuatan saya itu dosa, walaupun saya belum melakukannya..
karena setahu saya hanya dengan keinginan untuk melakukan saja kita sudah berdosa, apalgi melakukannya..
terima kasih.
Shalom John,
Terima kasih atas keterbukaan John yang menceritakan kondisi John. Bersyukurlah kepada Tuhan yang menguatkan John untuk tidak sampai menyalurkan keinginan yang salah ini sampai ke dalam perbuatan. Namun, di satu sisi perbuatan masturbasi sendiri dan berfantasi seks adalah berdosa. Silakan melihat link ini (silakan klik). Kemudian, untuk menangkap hakekat dosa, silakan melihat link ini (silakan klik). Semoga John dapat bekerjasama dengan rahmat Tuhan, sehingga John dapat terbebas dari hal ini. John juga dapat meminta bantuan Romo Kris dan tim untuk mendoakan John di pojok doa (silakan klik). Semoga jawaban-jawaban di link-link tersebut dapat membantu John. Sebaiknya John dapat mengakukan dosa kepada pastor.Yakinlah, bahwa Tuhan telah memberikan rahmat yang cukup bagi kita semua agar kita dapat hidup seturut dengan kehendak-Nya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
tapi saya ingin hidup normal seperti laki laki yg menyukai wanita. saya nggak mau kebiasaan saya ini terbawa sampai saya dewasa nanti dan berkeluarga. saya rasa kebiasaan saya ini sudah ada sejak saya lahir, dan bukan keinginan saya untuk seperti ini.
setiap keinginan itu datang saya tidak bisa menolaknya, saya malu terhadap diri saya sendiri, apalagi saya termasuk aktif di gereja saya. blum lagi rasa bersalah yg selalu menakuti saya..
Terima kasih
Shalom John,
Memang ada beberapa orang yang mempunyai kecenderungan seperti John, sama seperti beberapa orang mempunyai kecenderungan untuk marah, tidak dapat mengambil keputusan, selingkuh, dll. Kecenderungan-kecenderungan negatif ini tidaklah berdosa, namun dapat menjadi suatu kesempatan untuk membuktikan kasih kita kepada Tuhan dan untuk bertumbuh dalam kekudusan. Namun, kalau kecenderungan dibiarkan untuk terus bertumbuh dan menghasilkan perbuatan, maka ini akan berakibat fatal dan menjadi dosa. Pembahasan apakah orang yang mempunyai kecenderungan homo seksual dapat sembuh telah dibahas di sini (silakan klik). Jadi saya menyarankan beberapa hal praktis berikut ini, seperti yang penah saya sebutkan dalam beberapa jawaban yang lain:
1) Mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan, melalui doa pribadi, sakramen-sakramen, devosi terhadap Bunda Maria. Dosa dan doa senantiasa berbanding terbalik. Kalau kita terus bertekun dan setia dalam doa, maka biasanya kita tidak akan melakukan dosa berat. St. Teresa dari Avila mengatakan bahwa salah satu – dosa berat atau doa – harus menyerah dan tidak mungkin kedua-duanya berjalan bersamaan.
2) Pada saat fantasi itu datang, berdoalah dan mohon kekuatan dari Tuhan dan berdoalah juga agar Bunda Maria membantu. Bunda Maria, wanita tersuci akan membantu kita untuk mengatasi dosa ketidaksucian. Ucapkan doa yang pendek, namun berulang-ulang, seperti “Jesus, have mercy on me” atau “Yesus, kasihanilah aku“. Dan setelah itu, lanjutkan dengan aktifitas yang lain. Kita juga harus mencoba untuk menghindari situasi yang dapat membangkitkan fantasi seksual, misalkan, website yang tidak benar, buku bacaaan yang tidak benar, dll. Olahraga dan aktifitas fisik yang lain juga dapat membantu.
3) Pada saat kita gagal dan kembali pada dosa yang sama, maka secepatnya kita harus datang kepada romo untuk menerima Sakramen Tobat. Dan mulai lagi dari awal, dan jangan berputus asa. Dosa yang telah menjadi kebiasaan (habitual sin) akan membutuhkan waktu untuk dipatahkan. Hanya berkat Tuhan dan kerjasama dari kita, yang dapat mengalahkannya. Alangkah baiknya kalau John dapat mempunyai pembimbing rohani dan bapa pengakuan yang sama, sehingga dia dapat membantu anda untuk mengatasi masalah ini. Habitual sin ini hanya dapat dikalahkan dengan “virtue” (kebajikan). Karena virtue adalah “the habit of the soul to perform good action with easiness and competent“, maka diperlukan suatu latihan untuk mengerjakan virtue tersebut secara berulang-ulang, sehingga dapat menjadi suatu habit. Pada saat yang bersamaan, kita dapat minta kepada Tuhan untuk memberikan virtue tertentu – dalam hal ini virtue kemurnian – , karena hanya Tuhan yang dapat masuk ke dalam jiwa kita dan memberikan rahmat yang diperlukan untuk mendapatkan virtue yang kita minta.
4) Mungkin peran spiritual director (pembimbing rohani) menjadi vital untuk dapat membantu John keluar dari masalah ini. Berdoalah kepada Tuhan dan cobalah untuk mencari spiritual director yang kudus. Kemudian, bertemulah dengan spiritual director ini secara teratur (awalnya mungkin 2x sebulan, dan kemudian 1x sebulan). Ceritakan secara jujur semua kecenderungan, perbuatan, dll, yang John telah lakukan, sama seperti kalau John menceritakan kepada dokter tentang semua gejala penyakit fisik pada waktu John sakit. Spiritual director tadi akan membantu John tahap demi tahap.
Jangan berputus asa akan keadaan ini. Selama John mempunyai niatan untuk berubah, Tuhan akan terus menambahkan rahmat-Nya kepada John. Bahkan sebenarnya niatan untuk berubah ini adalah merupakan rahmat yang membantu John untuk memperoleh pertobatan. Namun perlu diingat, tanpa kehidupan doa yang baik, bertumbuh dalam sakramen – terutama Ekaristi dan Tobat – , serta kemauan yang kuat untuk berubah, maka akan sulit untuk berubah. Hal lain yang dapat dicoba adalah untuk mengikuti retret, seperti retret di Cikanyere – Lembah Karmel.
Semoga jawaban ini dapat membantu John. Saya turut mendoakan. Mari kita bersama-sama berusaha dengan segenap pikiran, hati, dan kekuatan kita untuk mengasihi Kristus dengan cara mengatasi kecenderungan-kecenderungan negatif yang ada dan terus bertumbuh dalam kebajikan. Yakinlah akan kasih Tuhan yang senantiasa melebihi segala kelemahan dan dosa-dosa kita. Datanglah kepada-Nya…
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
terima kasih atas kesediaan anda untuk membalas pertanyaan saya. terima kasih juga atas saran2 dan doa yg bapak berikan.
terima kasih artikelnya, memberi gambaran dan solusi tepat.
Ibu Inggrid.
Terimakasih banyak atas jawaban dan bimbingannya.
saya merasa terberkati dan menjadi lebih yakin untuk membimbing adik rohani saya.
dengan jawaban anda, saya telah print dan bantu mendukung doa. namun kemudian, ada pertanyaan kembali.
Adik rohani saya letih selalu berjuang untuk hidup kudus. Bukan berarti dia tidak mau berjuang. namun, melihat jawaban bisa sembuh ( bisa ya atau tidak), dia merasa sedih. Dia malu mengakui bahwa sampai saat ini dia masih sering memperhatikan sesama jenis. Saya sempat kurang mengerti. namun setelah ia jelaskan, ia berkata seperti layaknya pria melihat ada wanita cantik dan memperhatikan dan berkomentar. nah. ia melakukan ini pada sesama jenis.
apa ini bisa dikategorikan dosa?
Puji tuhan setelah ia tahu dengan adanya situs ini, ia berkata akan langsung saja bertanya kepada ibu Inggrid. jadi tidak melalui saya lagi. Semoga dengan ia bertanya langsung, akan lebih jelas.
terimakasih ibu.
Tuhan berkati
Shalom Stefanus,
Agaknya adik rohani anda punya pengertian yang kurang pas antara cobaan (temptation) dan dosa (sin). Jika yang dialami adalah ketertarikan saja, itu masih merupakan ‘temptation‘/ cobaan, tapi belum menjadi dosa. Sama seperti orang yang gemar korupsi, maka kesempatan yang ada dapat menjadi ‘temptation‘, dan mungkin saja, dia tertarik untuk melakukan korupsi, tetapi sepanjang akhirnya ia tidak melakukan korupsi itu, maka ia tidak berdosa. Mungkin ada baiknya anda dan adik rohani anda membaca penjelasan tentang Apa itu Dosa, yang ada dalam artikel ini, silakan klik. Nah, dalam kasus adik rohani anda, maka mungkin saja dia masih punya kecenderungan tertarik pada sesama pria, tetapi sepanjang dia tidak melakukan sesuatu yang menyimpang, dan tidak melakukan aktivitas seksual dengan sesama jenis, maka ia tidak berdosa. Walaupun memang, jika ia terus melayani pikiran ingin melakukan perbuatan seksual terhadap sesama jenis, itu merupakan dosa (melanggar perintah ke 9 dalam sepuluh perintah Allah). Memang diperlukan kebijaksanaan/ prudence tentang seberapa jauh yang dapat dilakukannya dalam hubungan pertemanan yang wajar pada teman sesama jenis. Dan saya percaya, jika ia bertumbuh secara rohani, maka hati nuraninya sendiri akan membantunya untuk berkembang dengan lebih peka agar tidak mengikuti dorongan yang tidak wajar.
Dengan bertumbuh secara rohani di dalam Tuhan, maka ia akan dapat menemukan ‘figur bapa’ dalam Allah Bapa, dan ini akan sungguh sangat membantu, sehingga ia tidak menginginkan figur kebapakan yang distortif dalam pergaulan bebas antar sesama jenis. Namun ini dapat saja, memerlukan perjuangan yang terus menerus. Ini seperti layaknya setiap orang lain yang punya kelemahan/ kecenderungan negatif yang umumnya juga harus berjuang agar tidak jatuh di dalam dosa yang sama lagi. Misalnya ada orang yang cederung tidak sabar dan pemarah, maka ia harus berjuang terus untuk tidak menjadi pemarah.
Di sinilah pentingnya kita bersandar pada karunia dan kekuatan dari Yesus sendiri, yang kita dapatkan melalui doa dan sakramen-sakramen Gereja, terutama Ekaristi dan sakramen Tobat. Apakah mungkin seseorang yang dasarnya pemarah bisa jadi sabar? Jawabnya, tentu saja mungkin, dengan bantuan rahmat Allah. Hal ini kita lihat dari contoh nyata dalam hidup para kudus, misalnya yang terkenal, St. Franciskus de Sales, yang mempunyai sifat dasar keras dan pemarah, namun oleh rahmat Kristus, dan karena pertobatannya yang terus menerus, ia kemudian dikenal sebagai Santo yang berhati lembut dan penyabar! Atau St. Agustinus yang pestanya kita rayakan hari ini, dengan rahmat Allah ia mampu meninggalkan masa lalunya yang penuh dengan cinta diri dan kesombongan dan menjadi seorang imam yang sangat kudus dan rendah hati.
Jadi jangan berkecil hati. Setiap orang memang harus bergumul dengan kelemahannya masing-masing, dan memang hal itu Tuhan ijinkan terjadi dalam kehidupan kita supaya kita belajar rendah hati dan bergantung sepenuhnya pada rahmat Allah. Namun juga, agar kita dapat berjuang dengan segenap kekuatan kita untuk membuktikan kasih kita kepada Allah dengan mengikuti segala perintah-Nya. Dasarnya? Karena Tuhan terlebih dahulu mengasihi kita dengan memberikan Kristus yang telah menderita di kayu salib untuk menyelamatkan kita. Maka, marilah melakukan bagian kita, yaitu untuk memikul salib kita setiap hari bersama Kristus, supaya pada saatnya nanti kitapun dapat menikmati kemuliaan surgawi bersama Dia (lih. Mat 10:38, 16:24). Memikul salib di sini dapat berarti menjalani penderitaan kita dengan sabar ataupun juga menyalibkan keinginan daging yang mungkin ‘membujuk’ kita (lih. Gal 5: 19-21).
Maka, jika adik rohani anda merasa ‘letih’ berjuang untuk hidup kudus, mungkin ada baiknya anda mengingatkan kepadanya untuk tidak bersandar pada kekuatan sendiri dalam menghadapi godaan, melainkan untuk bersandar kepada Tuhan Yesus. Yesus berpesan memang mengingatkan kita bahwa selalu ada dukacita yang mendahului sebelum kemenangan diperoleh. Ia berkata, "Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia."(Yoh 16:33). Maka jika kita mengandalkan Tuhan Yesus, maka kita dapat mengalahkan segala godaan dalam hidup ini, sebab kita percaya, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku" (Fil 4:13).
Marilah kita saling tolong menolong dalam mendukung di dalam iman, sambil mengingat selalu bahwa Tuhan Yesus yang telah mengalahkan dunia, akan membantu kita mengalahkan kecenderungan kita untuk berbuat dosa. Dan semoga perjuangan kita di dunia ini untuk hidup kudus, sungguh menghantar kita kepada keselamatan kekal bersama-Nya di surga.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
Syalom.
Merupakan sebuah berkat dan anugrah dengan adanya situs ini…
Tuhan kita dasyat!
saya ada pertanyaan yang merupakan pertanyaan dari salah satu anggota kelompok sharing saya. Dia mengaku bahwa dia adalah seorang pecinta sesama jenis (gay).
Pertanyaan dia kepada saya adalah:
1. Apakah dengan keadaan dirinya, dia berdosa? layakkah dia untuk menerima Komuni?
2. Apakah dia bisa “sembuh”?
3. Apa yang harus dia lakukan untuk memberikan yang terbaik kepada Tuhan YEsus, karena dia selalu merasa bersalah dan tidak layak melayani Tuhan. (kebetulan dia adalah aktivis muda gereja)
Kebetulan saya sendiri, sebagai kakak rohani, terkejut dan bersyukur dengan keterbukaan ini namun saya tidak dapat menjawab pertanyaannya. Yang saya katakan waktu itu adalah sebatas dia tidak melakukan hubungan seksual ataupun aktivitas seksual lainnya, dia tidak berdosa. Mengenai persoalan dapat sembuh atau tidak…saya tidak dapat menjawab.
saya mohon bimbingannya. Tuhan berkati.
[Dari Admin Katolisitas: pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]
Comments are closed.