Kita, umat Paroki Santa Odilia – Cikupa, merupakan bagian dari Keuskupan Agung Jakarta. Kita sedang berziarah menuju sebuah communio (persekutuan/ persaudaraan) yang sejati. Wajah persekutuan sejati nampak dalam hidup yang semakin hari semakin beriman, semakin, semakin bersaudara, dan semakin berbelarasa. Dua tahun berturut-turut kita berusaha untuk membangun sebuah persekutuan yang semakin beriman dan bersaudara. Persaudaraan menyatu dengan iman. Tak ada persaudaraan yang abadi tanpa iman. Tak ada iman yang sempurna tanpa persaudaraan. Kita memang dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi satu tubuh dan mensyukurinya : “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah” (Kolose 3:15). Iman dan persaudaraan hendaknya berbuah belarasa, yaitu pelayanan kasih. Tanpa kasih kita tidak mengenal Allah karena Allah adalah Kasih : “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:8).

Dasar dari pelayanan kasih adalah kita telah diciptakan, dipelihara, dan diselamatkan oleh Allah karena Ia mengasihi kita: “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa (Roma 5:8). Kita diselamatkan di dalam Kristus untuk Dia pakai menjadi utusan-utusan-Nya dalam menyalurkan kasih-Nya di tengah dunia. Melayani semata-mata merupakan kasih karunia-Nya. Pelayanan kasih merupakan pemberian kasih karunia Allah seperti yang diyakini oleh Rasul Paulus : “Dari Injil itu aku telah menjadi pelayannya menurut pemberian kasih karunia Allah, yang dianugerahkan kepadaku sesuai dengan pengerjaan kuasa-Nya (Efesus 3:7). Karena pelayanan kasih semata-mata merupakan karunia dari Tuhan, kita tidak perlu membuktikan prestasi, keunggulan, ketangguhan, dan kekayaan kita sebelum kita melakukan pelayanan itu. Tuhan telah menganugerahkan kepada kita karunia-karunia sebelum memanggil kita untuk melayani dengan kasih: “Tetapi kepada kita masing-masing telah dianugerahkan kasih karunia menurut ukuran pemberian Kristus” (Efesus 4:7). Jadi, pelayanan kasih merupakan ungkapan kasih kita kepada Tuhan yang telah memelihara dan menyelamatkan kita. Pelayanan kasih yang merupakan ungkapan kasih kita kepada Tuhan dan sesama akan membawa sukacita.

Pelayanan kasih harus nyata. Santo Yohanes dalam suratnya menasihati kita dalam hal ini : “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran” (1 Yohanes 3:18). Tuhan Yesus Kristus mengekspresikan kasih-Nya dengan tindakan nyata : “Lalu bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu” (Yohanes 13:4-5). Tindakan nyata dalam tahun pelayanan kasih di paroki kita adalah gerakan uang surga Rp. 500 per hari dan per keluarga. Hasil dari uang surga ini akan dikumpulkan setiap bulan dan dibagikan kepada warga lingkungan/komunitas sendiri dan masyarakat sekitar mereka (non Katolik) yang paling membutuhkan. Selain itu, ada suatu program yang akan dilaksanakan oleh sie pendidikan, yaitu les bahasa Inggris untuk anak-anak pra sekolah/usia lima tahun dari keluarga sederhana. Les bahasa Inggris ini akan dilakukan dengan cara permainan sehingga anak nanti sudah mengenal bahasa Inggris sejak awal dan terutama tidak takut untuk masuk sekolah. Sekolah is fun (Sekolah adalah menyenangkan). Pada tahap awal akan dididik delapan atau sepuluh anak. Setelah setengah tahun berjalan, program ini akan ditingkatkan. Ketika semakin banyak anak yang membutuhkan, sie pendidikan akan mengkader beberapa orang lagi untuk dapat berpartisipasi dalam menangani progam ini. Program ini akan dimulai tanggal 21 Maret 2014, pukul 16.00 – 17.30 di Gedung Santo Damian – Paroki Santa Odilia. Program uang surga, Rp 500,- dan les bahasa Inggris ini menambah sumringah/semangat pelayanan kasih yang sudah ada, seperti poliklinik umum dan poliklinik gigi bagi umat yang kurang mampu.

Pelayanan kasih yang kita lakukan dengan sungguh-sungguh akan membuat banyak orang melihat dan mengalami Tuhan yang ada dalam hidup kita. Hati kita merupakan tempat hati Allah untuk menyinarkan kasih-Nya: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga” (Matius 5:16). Semakin kita menggunakan berkat dari Tuhan bagi pelayanan kasih, Tuhan akan senantiasa menambahkannya kepada kita: “Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu !” (Ratapan 3:22-23). Karena itu, jangan pernah sesali apa yang tidak kita miliki, tetapi sesalilah apa yang tidak kita hargai dari apa yang kita miliki. Menghargai dari apa yang kita miliki adalah menggunakannya untuk kemuliaan Tuhan dengan melakukan pelayanan kasih secara tulus: “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati“ (Lukas 6:36). Mari kita renungkan : “Kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan yang Tuhan sediakan bagi kita untuk melakukan pelayanan kasih karena pelayanan kasih adalah kasih karunia Allah.

Tuhan Memberkati

Oleh Pastor Felix Supranto, SS.CC