Saudara-saudari terkasih dalam Kristus,
Hari ini, mari kita bersama-sama merenungkan perumpaan tentang harta tersembunyi dalam Injil Matius dan cerita tentang permintaan Salomo untuk hikmat. Bacaan-bacaan ini mengingatkan kita untuk memahami harta sejati dalam hidup kita dan pentingnya bagi kita untuk senantiasa mencari hikmat Tuhan dalam semua usaha kita.
Perumpaan ini membawa kita kepada kisah Santo Ignatius dari Loyola, seorang yang pernah menjadi prajurit, hidup untuk kejayaan pertempuran dan kehormatan namanya. Namun, sebuah cedera yang signifikan memaksanya untuk meninjau ulang hidupnya. Berbaring di tempat tidurnya, ia mulai membaca tentang kehidupan Kristus dan para kudus. Hatinya tergetar; dia menyadari bahwa Kerajaan Allah adalah satu-satunya harta yang layak dicari. St. Ignatius kemudian memilih untuk melepaskan keinginan dan ambisi sebelumnya, dan melepaskan segala yang apa dia dulu anggap sebagai yang paling berharga dengan kekayaan tak terukur dari mengenal, mengikuti dan mencintai Kristus.
Kisah St. Ignatius mencerminkan perjalanan rohani kita sendiri. Kerajaan Surga adalah harta yang tersembunyi di ladang, sebuah harta tak ternilai yang melebihi segala yang kita miliki. Ketika kita mencari harta ini, kita pun juga mengarahkan diri kita menuju tujuan hidup yang tertinggi, termulia di dalam hidup. Orientasi ini mengarahkan ulang arah hidup kita dan mengubah kita dari dalam ke luar. Pengejaran ini pun mengubah fokus kita dari barang-barang duniawi yang bersifat sementara, ke harta abadi yang adalah kasih anugerah Tuhan dan partisipasi di dalam kerajaan Nya yang kekal.
Namun, memahami dan mencari Kerajaan Tuhan memerlukan hikmat, seperti Salomo yang meminta Tuhan sebuah hati yang dapat memahami. Hikmat bukan hanya pengetahuan atau kecerdasan; ini adalah karunia dari Tuhan yang membantu kita memahami kehendak-Nya dalam hidup kita. Ini membimbing kita untuk mengenali tujuan yang sesungguhnya. Karena seringkali kita terfokus kepada tujuan yang dunia berikan kepada kita yang hanya akan berahir di suatu kenikmatan sesaat dan kekosongan. Maka, dengan memilih jalan kebijaksanaan, kita pun bisa dibawa untuk lebih dekat dengan Tuhan. Sesungguhnya, hikmat adalah kompas yang menavigasi kita menuju tujuan kita yang sejati – yaitu Kerajaan Surga. Tanpanya, kita cenderung tersesat, mencari kepuasan dan pemenuhan dalam hal-hal yang tidak akan bertahan lama.
Saat kita berusaha memperoleh harta Kerajaan ini, kita juga dipanggil untuk melepaskan, untuk ‘menjual’ cara-cara dan keinginan lama kita yang tidak lagi melayani perjalanan kita menuju Tuhan. Ini bukanlah suatu kerugian, tetapi justru jalan menuju keuntungan yang lebih dalam. Seperti yang ditulis St. Paulus dalam suratnya kepada Roma, Tuhan telah menentukan bagi kita untuk menjadi sesuai dengan gambar Putra-Nya. Transformasi ini melibatkan penyingkiran diri lama kita untuk menjadi ciptaan baru yang Tuhan bentuk di dalam diri kita.
Santo Yohanes Paulus kedua menyimpulkan perjalanan hidup kita dengan begitu indah ketika dia berkata:
“Adalah Yesus yang kalian cari ketika kalian bermimpi tentang kebahagiaan; Dialah yang menunggu kalian ketika tidak ada lagi yang kalian akan temukan yang dapat memuaskan kalian; Dialah keindahan yang sangat kalian cintai; Dialah yang membangkitkan dalam kalian rasa haus akan keutuhan yang tidak membiarkan kalian berpuas diri dengan kompromi; Dialah yang mendorong kalian untuk melepaskan topeng kehidupan palsu; Dialah yang membaca dalam hati kalian pilihan-pilihan yang paling tulus, pilihan-pilihan yang orang lain coba tumpas. Adalah Yesus yang membangkitkan dalam diri kalian keinginan untuk melakukan sesuatu yang hebat dengan hidup kalian… keberanian untuk berkomitmen dengan rendah hati dan sabar untuk memperbaiki diri kalian dan masyarakat, membuat dunia menjadi lebih manusiawi dan lebih penuh persaudaraan.”
Jadi, perjalanan kita menuju Kerajaan Surgawi, dipandu oleh hikmat, juga adalah perjalanan untuk menjadi lebih menyerupai Kristus. Saat kita tumbuh dalam hikmat dan anugerah, kita lebih mencerminkan kasih, belas kasihan, dan kebaikan-Nya kepada dunia.
Saudara-saudari, marilah kita berdoa hari ini untuk anugerah untuk mendambakan dan mencari Kerajaan Surga di atas segalanya. Mari kita memohon kepada Tuhan untuk karunia hikmat untuk membimbing kita dalam perjalanan kita, untuk memahami kehendak-Nya, dan untuk memilih apa yang membawa kita lebih dekat dengan-Nya. Dan marilah kita membuka hati kita untuk kekuatan transformatif dari kasih Tuhan, membiarkan Dia membentuk kita menjadi serupa dengan Putra-Nya. Semoga damai Tuhan ada bersama kita semua. Amin.