Pertanyaan:
Bu Ingrid & Bp. Stef….saya sangat bersyukur menemukan situs yang amat baik dan begitu apik serta memberi peneguhan serta pencerahan iman Katolik saya. Bravo!
Selanjutnya, perkenankan saya bertanya:
1)Ada teman Protestan yang mengatakan kepada saya bahwa orang Katolik itu tidak menghormati perempuan. Salah satu buktinya Katolik tidak mengizinkan wanita jadi pastor sementara gereja Protestan justru memberi tempat untuk wanita sehingga banyak wanita jadi pendeta. Jadi menurut dia, Katolik itu diskriminatif padahal Yesus saja tidak diskriminatif.
2)Bagaimana cara menyadarkan teman-teman muda Katolik yang seringkali lebih banyak menyeberang ke gereja Kristen? Biasanya mereka mengatakan di Kristen lebih meriah, lebih energik, lebih seru dan bisa lebih menggerakkan hati. Saya kadang menjadi prihatin juga. Mungkin sebagai langkah awal, saya akan ajak teman-teman saya itu untuk membuka situs ini. Semoga saja mereka jadi sadar dan kembali ke Katolik.
Demikian pertanyaan dan curhat saya. Terima kasih Bu Ingrid dan Pak Stef untuk pengabdiannya ini. Terima kasih pula untuk jawabannya dan tanggapannya. Semoga Tuhan selalu memberkati karya & hidup Anda. – Barnabas
Jawaban:
Shalom Barnabas,
Terima kasih atas pertanyaan dan dukungannya untuk katolisitas.org.
Mari sekarang kita melihat beberapa keberatan yang diajukan oleh teman protestan Barnabas.
I. Katolik diskriminatif dengan tidak memperbolehkan wanita menjadi imam.
1) Sebelum saya membahas tentang apa yang dipercayai oleh Gereja Katolik mengapa imam harus seorang pria, maka saya ingin membahas tentang arti “diskriminatif” terlebih dahulu . Dalam kamus Oxford dikatakan bahwa diskriminatif (discriminative) adalah:
(2) make an unjust or prejudicial distinction in the treatment of different categories of people or things, especially on the grounds of race, sex, or age: existing employment policies discriminate against women. ORIGIN early 17th cent.: from Latin discriminat- ‘distinguished between’, from the verb discriminare, from discrimen ‘distinction’, from the verb discernere (see discern).
Dari definisi di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa diskriminatif adalah sikap membedakan sesuatu yang dianggap sama, dan memperlakukan keduanya secara berbeda; maka seolah-olah hal tersebut mempunyai konotasi yang negatif, seperti yang terlihat pada definisi ke-2, contohnya adalah: diskriminasi ras, dll. Namun, kalau sesuatu yang secara natural (kodrat) memang berbeda, maka tidak memberikan konotasi yang negatif, seperti yang terlihat pada definisi ke-1. Dari definisi yang pertama ini, kita melihat bahwa wanita dan pria diciptakan mempunyai derajat (dignity) yang sama sebagai anak Allah, namun dengan kodrat yang berbeda.
2) Banyak kaum feminis mengatakan bahwa harus ada persamaan hak dan kewajiban dalam Gereja Katolik, termasuk adalah untuk menjadi seorang imam. Mungkin kita harus menerima bahwa persamaan hak dan kewajiban tidak berarti menghilangkan perbedaan kodrat seorang pria dan wanita. Sebagai contoh, menjadi kodrat wanita untuk melahirkan. Kalaupun seorang pria ingin dan mau mempunyai persamaan hak untuk melahirkan seperti wanita, dia tetap tidak bisa, karena melahirkan bukan menjadi bagian dari kodratnya. Demikian juga dengan imam jabatan, seorang wanita tidak dapat menjadi imam, bukan karena Gereja Katolik memandang wanita lebih rendah dari pria, namun karena sudah menjadi kodrat seorang imam adalah pria.
3) Semua orang yang dibaptis sebetulnya, baik pria maupun wanita dipanggil untuk menjadi imam, nabi, dan raja (lihat artikel: sudahkah kita diselamatkan). Imam yang dimaksud disini adalah imam bersama bukan imam jabatan. Imam jabatan hanyalah untuk pria yang menerima tahbisan suci (lihat artikel: Kami mengasihimu, pastor).
4) Kalau kita melihat dari Perjanjian Lama, tidak ada imam wanita. Dan di Perjanjian Baru, menyempurnakan Perjanjian Lama juga tidak ada imam wanita. Dikatakan bahwa: Yesus memanggil 12 rasul, yang semuanya pria dan memberikan mereka misi untuk mengajar dan membaptis semua bangsa (Mat 10:1; 7-7; Mat 28:16-20; Mk 3:13-16; 16:14-15). Dan para rasul juga memilih pria sebagai teman sekerja mereka (1 Tim 3:1-13; 2 Tim 1:6; Ti 1:5-9). Karya para rasul ini diteruskan oleh para uskup dan dibantu oleh para imam, dan diakon membantu para uskup dan imam dalam pelayanan. Kemudian Rasul Paulus dalam suratnya kepada Timotius mengatakan “Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh.Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri” (1 Tim 2:11-12). Tidak mengijinkan mengajar dapat diinterpretasikan untuk menduduki “teaching office“, seperti para imam yang ditahbiskan. Itulah sebabnya Tertullian dalam bukunya “On Veiling Virgins” 9.1, (206 AD) mengatakan “Tidaklah diijinkan bagi seorang wanita untuk berbicara di Gereja atau untuk mengajar, membaptis, mempersembahkan, atau menyatakan untuk dirinya sendiri segala fungsi yang diperuntukkan untuk pria, dan yang terkecil dari semuanya adalah the office of priest/imam tertahbis “. Dan begitu banyak komentar yang lain, seperti dari Origen, St. Epiphanius, St. John Chrysostom, St. Augustine, dll., dan lebih lanjut dinyatakan dalam konsili Nicea (325 AD), Council of Laodicea (372 AD), Konsili Tours II (795 AD), Konsili ke-6 Paris (829 AD), dan juga beberapa konsili berikutnya, yang melarang wanita sebagai imam. Dan akhirnya pada tahun 1994, Paus Yohanes Paulus II menyatakan dalam Apostolic Letter “Ordinatio Sacerdotalis” atau “mengkhususkan ordinasi imam hanya bagi pria”, tanggal 22 Mei 1994, yang mengatakan bahwa Gereja tidak mempunyai otoritas untuk memberikan ordinasi kepada wanita dan keputusan ini harus dipatuhi oleh seluruh umat beriman. Namun demikian, Gereja memperbolehkan wanita untuk aktif dalam peran kerasulan awam (seperti mengajar agama sebagai katekis, membentuk komunitas ibu-ibu untuk maksud evangelisasi, dst), namun terutama di dalam keluarga karena tugasnya sebagai ibu untuk mendidik anak-anak.
5) Mari kita sekarang melihat alasan teologisnya. Gereja dinyatakan sebagai seorang mempelai wanita, sedangkan Kristus adalah mempelai pria (lih Ef 5:22-32). Di dalam perayaan sakramen, terutama dalam sakramen Ekaristi dan Tobat, maka seorang imam bertindak sebagai Kristus (in persona Christi). Dan Kristus telah dinubuatkan sebagai pria (lih Yes 9:6), lahir sebagai seorang pria, menderita, wafat, dan bangkit sebagai seorang pria. Dan sebagai konsekuensi dari hal tersebut, seorang wanita tidak dapat menjadi seorang imam yang bertindak sebagai Kristus.
6) Dan kalau kita lihat, bukan berarti tidak menjadi seorang imam, maka seorang perempuan menjadi kurang kudus atau kurang berperan dalam kehidupan Gereja. Bunda Maria adalah satu-satunya manusia, setelah Kristus, yang tidak bernoda. Dan Bunda Maria, walaupun menjadi bunda Kristus, dia tidak menjadi salah satu dari rasul. Kita juga melihat yang terberkati bunda Teresa dari Kalkuta, wanita yang membangun Gereja secara luar biasa. Dan begitu banyak contoh dari para wanita yang menjadi orang-orang kudus, dimana mereka secara istimewa dipakai Tuhan untuk membangun Gereja dari dalam.
II. Cara menyadarkan teman-teman Katolik yang meinggalkan Gereja Katolik
Untuk membawa kembali teman-teman yang menyeberang ke gereja yang lain, maka ada beberapa hal yang dapat kita lakukan, seperti:
2) Memberikan kasih: Ini dapat melalui perhatian yang kita berikan kepada teman-teman, terutama pada saat-saat yang sulit. Berikan perhatian kepada mereka, sehingga mereka dapat merasakan kasih Yesus. Namun untuk memberikan kasih kepada sesama harus bersumber pada kasih kepada Tuhan. Ini berarti kita sendiri harus mempunyai hubungan dan kasih yang dalam dengan Yesus. Hal ini akan menjadi lebih mudah kalau ada komunitas-komunitas anak muda, dimana mereka dapat berbagi tawa, canda, duka, dll, bersama-sama dengan teman dan yang terpenting adalah bersama-sama dengan Kristus.
Mungkin tidak semua orang dapat melakukan point nomor 1, yaitu membagikan kebenaran dengan cara yang efektif. Namun semua orang mempunyai kapasitas untuk mengasihi dan dengan demikian menjadi saksi Kristus, karena kita telah menerima Roh Kristus pada waktu kita dibaptis. Roh Kristus inilah yang memampukan kita untuk menjadi saksi-Nya. Dan kesaksian yang paling baik adalah dengan hidup kudus, yaitu mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama demi kasih kita kepada Tuhan. Silakan membaca beberapa artikel tentang kekudusan (Kekudusan itu sangat penting dalam kehidupan rohani kita, karena kekudusan adalah kehendak Tuhan untuk semua orang. Kekudusan menjadi tanda yang nyata bagi kita sebagai pengikut Kristus, dan kekudusan adalah sesuatu yang diperhitungkan pada saat akhir hidup kita (Apa itu Kekudusan?). Marilah kita memeriksa diri sendiri, sudahkah kita hidup kudus (Refleksi praktis tentang Kekudusan), dan mulai mempraktekkannya dengan belajar untuk lebih rendah hati (Kerendahan hati Dasar dan Jalan menuju Kekudusan)
Dua hal di atas dapat kita jabarkan lebih lanjut secara panjang lebar. Namun secara prinsip, kebenaran dan kasih adalah dua hal saling berkaitan dan saling mendukung. Kasih tanpa didasari kebenaran bukanlah kasih yang murni dan malah dapat menjerumuskan. Kebenaran tanpa didasari kasih akan mengaburkan kebenaran itu sendiri dan membuat orang akan pergi dari kebenaran itu sendiri. Kasih dan kebenaran diperlukan dalam mewartakan Kristus, karena Kristus adalah kasih dan kebenaran.
Demikian jawaban yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat berguna.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan
stef – https://katolisitas.org
Shalom…..
Saya adalah lulusan STT Jakarta tahun 1995. Saya terus merenungkan harusnya bagaimana supaya setiap kita yg sudah mengenal pengorbanan Tuhan Yesus dan segala apa yang dilayankankanNYA bagi umat dunia ini…..???
Dalam skripsi akhir saya, saya melakukan penelitian lapangan….saya terjun langsung mengikuti beberapa “Perskutuan yg saat itu sedang marak di beberapa tempat di kota Jakarta”. Sy bukan anggota Charismatik ketika itu, saya anggota GKI Gereja Kristen Indonesia. Saya tekun ibadah dan aktif di komisi remaja.
Saya sungguh penasaran, mengapa banyak umat, khususnya kaum muda begitu mengandrungi ibadah yg seperti sy sdg teliti waktu itu. Saya menyebarkan questioner juga.
Bila teman teman ingin membaca hasilnya, silahkan baca buku terbitan BPK Gunung Mulia yang judulnya “Mulai dari Musa sampai para Nabi” di buku itu penelitian saya dibahas. Saya cukup bangga atas hal ini.
Namun…..teman-temanku sesama pengikut Kristus…..saya mendapat satu pengertian yang saya simpulkan juga dalam tulisan saya saat itu bahwa :
Tuhan Yesus tidak mengenal “merk gereja”. Mau kamu Katholik, Metodis, Protestan, Anglikan, Pentakosata, Karismatik, atau tdk anggota manapun, namu…..bila ada iman yg benar kepada Tuhan Yesus dan melakukan perintahNYA dengan benar….itulah yg menyelamatkan. Jadi “gereja” bukan sumber selamat. Krustus lah sumber selamat itu.
Ini adalah “doa Tuhan Yesus” bagi para murid-muridNya…..ut omnes unum sint : supaya mereka semua menjadi satu. Kita harusnya bersatu dan saling menguatkan…jangan saling mengejek atau mejatuhkan. Kita menyembah Tuhan yang satu…..Tuhan Yesus….tentu dengan cara, tata ibadah….yg satu dan lain berbeda…
Tradisi gereja….juga tidak menyelamatkan saudara. apapun yg di dunia ini…apapun…..tidak menyelamatkan. Yang menyelamatkan adalah : iman kita kepada Tuhan Yesus. Keselamatan itu adalah anugerah Tuhan, bukan karena perbuatan kita, tapi karena pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib.
Jangan ada orang yg memegahkan diri.
Teman-temanku…..walaupun kalian sekarang anggota Katholik….atau Protestan….atau apapun nama gereja anda…..pastikan ada iman yang benar di hatimu. apa yang sudah kita lakukan bagi orang orang miskin di sekitar kita….itulah yg Tuhan mau kita lakukan. kurangi debat, perbanyak action aja…..beres….masih banyak tugas kita selama nafas kita masih Tuhan ijinkan ada.
Baiklah kita tambah mempererat gandengan tangan kita….kita kasihi semua umat. dari anggota manapun dia. Bahkan para muslim di indonesia harus kita kasihi dan kita tolong. Masalah seseorang mengikut Kristus nantinya atau tidak, itu adalah peranan Roh Kudus yg ada di dalam para orang percaya.
siapapun, bisa Tuhan pakai….siapapun….
Beberapa hari yg lalu sy dengar, ada seorang anak kecil, mengamen di dalam Bus, membuat orang orang di dalam Bus itu beberapa orang yg tadinya marah-marah kepada anak itu, malah menerima Tuhan Yesus sebagai juru selamat, karena lagu yg dinyanyikan anak itu : Yesus ajaib, Yesus Tuhan.
Anak ini dipakai Roh kudus, anak ini malah bertanya : bpk, ibu mau ga saya doakan supaya selamat. dan beberapa orang didoakan, mereka sampai menangis. wow…..nothing is impossible with Jesus.
Tuhan punya cara. Kita ini hanya alat semata. Siapa yg mau Tuhan pakai. Tuhan tahu siapa yg layak dipakainya.
Saya sudah 42 tahun hidup di bumi ini. Sisa hidup saya, akan saya gunakan untuk melayaniNYA lebih baik, dan baik lagi dengan motivasi yg benar tentunya. Walaupun saya bukan pendeta. saya hanya manusia biasa.
Tuhan Yesus….memberkati kita senantiasa.
Shalom Indiana,
Yang menjadi perbedaan di antara kita adalah dalam hal ekklesiologi (tentang Gereja). Bagi umat Katolik, Gereja tidak dapat didirikan, namun hanya bisa diterima. Yang mendirikan Gereja adalah Kristus (lih. Mat 16:16-19) dan kita hanya dapat menerimanya dengan penuh syukur. Dan kalau Gereja adalah Tubuh Kristus dengan Kristus sebagai Kepala dan mempelai wanita dengan Kristus sebagai Mempelai Pria, serta Kristus berdoa untuk kesatuan umat beriman (lih. Yoh 17), maka Gereja tidak mungkin banyak (dengan begitu banyak pengajaran yang berbeda-beda). Kalau anda ingin melihat konsep Gereja menurut pengajaran Gereja Katolik, anda dapat mulai dengan membaca artikel ini – silakan klik, juga diskusi tentang ekklesiologi ini – silakan klik, dan juga beberapa rangkaian artikel tentang Gereja sebagai berikut:
Dengan demikian, kalau kita menghayati Gereja dalam pengertian di atas serta menyadari bahwa Gereja sebagai Tubuh Mistik Kristus yang tak terpisahkan dengan Kristus sebagai Kepala Gereja dan Gereja sebagai mempelai wanita yang tak terpisahkan dengan Kristus sebagai Mempelai Pria, maka kita akan dapat mengerti bahwa keselamatan juga mengalir melalui Gereja-Nya. Tentu saja Tuhan dapat menggunakan semua orang untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Namun, kalau Kristus sendiri mendirikan Gereja, maka sudah seharusnya kita tidak menolaknya. Jadi, pertanyaan yang sungguh penting untuk dijawab adalah: Apakah Kristus mendirikan satu Gereja atau banyak gereja? Dan dimanakah Gereja ini?
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Dear Pak Indiana,
Mohon ijin ikut nimbrung,
Apa yang Pak Indiana katakan itu saya setuju, yang intinya adalah kita harus belajar mengasihi semua orang, dari golongan apapun, karena Kristus sudah lebih dulu mengasihi kita. Saya kira kami semua setuju akan hal itu.
Dan apa yang Bapak katakan supaya kita semua memiliki iman yang benar di hati kita juga kita amini, justru dengan tujuan itulah kita harus mau berrefleksi, mengkaji lagi, apakah iman kita sudah seperti yang Kristus inginkan atau belum. Bentuk refleksinya ya tentu saja tanya jawab, atau diskusi, kadang2 memang melenceng jadi debat, tapi itulah resikonya brainstorming, yang penting tujuan mencari kebenaran tidak dilupakan.
Mengenai Karya Kristus, tentu saja termanifestasi dalam banyak hal, dalam diri anak kecil di bus itu, dalam diri semua orang, bentuknya macam2, dari yang spektakuler, mengharukan, menyenangkan, menyakitkan, biasa2 saja sampai yang kedengaran menyebalkan. Bahkan menurut saya, pak Indiana berlelah2 membuat penelitian itu karya Kristus, Pak Polisi yang lagi hujan2an ngatur lampu merah di luar kantor saya saat ini jg karya Kristus, katolisitas yg bikin situs ini juga karya kristus, karena di tengah2 badai sekularisme dan konsumerisme, cinta diri dan lain2, situs ini masih berusaha untuk tetap eksis menyampaikan ajaran Kristus, bersama2 dengan wadah2 yg lain yg jg tetap eksis.
Dan saya sangat setuju dengan himbauan Bapak agar kita bergandengan tangan mengasihi semuat umat, tapi Bapak jangan pikir kita-kita yang lagi tanya jawab ini lagi cekcok ya pak.. hehehe.. Walaupun kita keliatannya seru banget, tapi tetep bergandengan tangan kok pak..
Salam.
Salam, Indiana
Saya bersyukur Allah memberikan semangat pada saudara untuk mendekat padaNya. Semoga semangat ini membawa anda pada kepenuhan ajaranNya.
Saya pribadi percaya Allah dapat memakai siapapun, termasuk saudara Kristiani -non Katolik. Saya juga percaya Gereja Katolik melihat dan mengakui hal tersebut dalam berbagai dokumen dan ajarannya. Bahkan, Gereja menerima mereka sebagai saudara-saudari dalam Kristiani walaupun tidak dalam persekutuan yang sempurna.
Akan tetapi, perlu saudara coba renungkan pula bahwa mengikuti Kristus berbicara lebih dari sekedar masalah selamat atau tidak. Dalam mengikuti Kristus, kita tentu berusaha untuk melakukan seluruh hal yang diperintahkan dan diajarkanNya bukan? Disinilah letak awal mula diskusi kita. Bergabung dengan Gereja Katolik bukan sekedar bicara menjadi berkat bagi orang atau mencari keselamatan. Iman dalam Gereja Katolik mencari dan mengajarkan kesempurnaan dalam mengikuti Kristus karena di dalamnyalah Kristus menjamin kepenuhan ajaranNya. Ini tidak berarti diluar Gereja Katolik hanyalah keburukan semata. Banyak hal yang baik ditemukan diluar Gereja Katolik, namun kepenuhan kebenaran ajaranNya tentunya membantu menyempurnakan cinta kasih kita pada Allah dan sesama pula, bukan?
Apabila saudara pernah belajar mengenai teologi, tentunya lebih mudah bagi saudara untuk mengerti dan menelusuri apakah suatu ajaran memang diajarkan oleh Kristus dan Para Rasul. Seandainya pun saudara tidak mempercayainya, saudara akan menemukan bila mencari bahwa ajaran Gereja Katolik pada hakikatnya tidak berubah dan hanyalah meneruskan semua yang Kristus ajarkan pada Para Rasul.
Pacem,
Ioannes
(Catatan : kita tidak berbicara mengenai penyimpangan dalam pengamalan ajaran. Kristus menjamin Kuasa Mengajar Gereja dijagaNya dari penyesatan ajaran, namun tiap anggota Gereja bebas memilih mengamalkan ajaranNya tersebut atau tidak, termasuk Paus, uskup, para imam, dan kita tentunya).
Pak Stef, kapan perintah Yesus bisa terwujud untuk menjadi satu di dunia ini (That all maybe one), kalau pola pikir Bapak masih di dalam kotak? (Contohnya Catholic is better than Protestant, or vice versa). We have to think outside the box. Itu perintah Yesus. Saya tidak pernah mengenal Yesus yang termakan peraturan dunia yang dibuat oleh dunia. Yesus selalu mengundang kita untuk berbuat adil dan kasih. Masalah imam wanita, saya kira itu adalah masalah di luar negeri di mana beberapa pelayan wanita diinjak2 oleh beberapa imam. (Tolong diperhatikan arti kata beberapa, just in case Bapak berpikir saya mengenerelisasi peryataan ini). Bapak tahu nggak kalo di US, banyak imam yang dituntut karena pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur?
Mengenai kodrat, siapa yang menciptakan kodrat? Rasanya dunia yang menciptakan, bukan Tuhan. It’s cultural, especially in a Patriachal culture di mana pria menjadi pemimpin. Di dalam culture Matriachal, ya berbeda ceritanya. Jadi kodrat adalah ciptaan manusia. Atau munkin sebenarnya itu bukan kodrat samasekali.
Saya harap tulisan dari hati ini mampu menggerakan hati Bapak untuk berpikir diluar kotak seperti yang Yesus lakukan. We love Jesus and we love our church.
Shalom Like,
Terima kasih atas komentar anda. Menurut saya, diskusi akan menjadi lebih substansial, kalau anda memberikan tanggapan atas argumentasi yang telah saya berikan. Dengan demikian, anda dapat menunjukkan kepada saya, apakah ada pemikiran yang salah dalam argumentasi yang telah saya berikan. Diskusi apakah Katolik lebih baik daripada Protestan, lebih menjadi substansial, kalau dibahas tentang apakah Yesus mendirikan satu Gereja atau banyak gereja. Memang ada imam Gereja Katolik yang dituntut karena abuse, dan hal ini juga terjadi di gereja-gereja non-Katolik dan juga di institusi sekuler. Saya terus terang tidak terlalu jelas apa yang sebenarnya ingin anda diskusikan. Mohon untuk berkonsentrasi pada satu topik dan kemudian kita dapat membahasnya. Semoga dapat diterima.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shalom Like,
di mana ayatnya Yesus menyuruh anda semua berfikir out of the box? Mohon ya diberikan ayat dari Alkitab yang jelas.
Sekian
Linda
Salam, Like
Syukur pada Allah karena telah menganugerahkan pola pikir yang kritis dan rasa ingin tahu terhadap ajaran Gereja. Semoga, anugerah tersebut mendorong Like untuk berpartisipasi dalam mendukung ziarah Gereja menuju kesempurnaan Yerusalem Abadi.
Opini yang Like kemukakan memang terdengar masuk akal. Akan tetapi, apabila kita mengetahui dengan benar dasar ajaran Kristus dengan utuh (keutuhan pemahaman ini sangat penting), kita akan menyadari bahwa opini Like memandang dari sudut pandang yang kurang tepat. Ijinkan saya berbagi pendapat :
1. Keadilan yang dibawa oleh Yesus bukanlah penyamarataan kodrat. Sedarimulanya, Yesus menginginkan agar jabatan imami tergabung dalam kodrat lelaki dan saya percaya bukan tanpa alasan yang jelas. Hal ini sudah ditunjukkan dalam rekam jejakNya di Kitab Suci maupun Tradisi Suci yang diteruskan oleh para Rasul dan Bapa-bapa gereja hingga hari ini. Apabila Ia memang tidak berkenan imam hanya untuk pria, Ia pasti telah menunjuk wanita sebagai imam, atau setidak-tidaknya, pengangkatan imam wanita akan tampak dalam perjalanan sejarah Gereja. Nyatanya, tidak ada satupun ajaran tersebut ada. Dengan memahami sepenuhnya apa yang Ia inginkan bagi Gereja, tuntutan kesamarataan tugas imami bagi kaum wanita bukan hanya tidak sesuai dengan apa yang Ia inginkan, tetapi bahkan lebih sempit dari tuduhan bahwa Gereja Katolik berpandangan sempit. Dengan menyatakan demikian, apakah anda percaya bahwa anda tidak memiliki tugas khas yang Kristus percayakan hanya pada kaum wanita? Ataukah yang dicari oleh pemikiran feminisme sebenarnya hanya pengakuan atas peran khusus tersebut?
2. Gereja Katolik memang memiliki kepenuhan ajaran dibandingkan gereja lain yang telah terpecah. Namun, tidak berarti Gereja Katolik menganggap rendah gereja lain yang terpecah. Sebaliknya, Gereja malah berusaha merangkul gereja lain dan berbagi kepenuhan ajaran tersebut agar dapat turut menikmati kegembiraan dalam persatuan seluruh Tubuh Mistik Kristus, baik di bumi, di surga, maupun di penyucian. Banyak dokumen yang menjadi saksi resmi dari itikad baik Gereja untuk merangkul saudara-saudara yang terpisah.
3. Pelecehan seksual oleh anggota Gereja merupakan kesedihan dan keprihatinan kita semua. Namun, bukan berarti Gereja Katolik sendiri salah dalam ajaran. Hal ini terjadi juga di berbagai gereja lain dalam jumlah yang bahkan lebih tinggi, namun tidak terekspos seluruhnya oleh media. Selain itu, apakah hal tersebut berarti pihak diluar kristiani juga tidak melakukan pelecehan? Gereja memang belum sempurna dalam peziarahannya, namun yang kita tuju bukanlah “apa yang sedang terjadi”, namun “apa yang seharusnya terjadi”. Bukankah saudara-saudara kristiani non-Katolik juga akrab dengan istilah :”jangan lihat orangnya, namun lihat ajarannya”?
Demikian pendapat saya. Dengan anugerah Allah untuk Like, saya percaya Like mampu memberikan sumbangsih untuk memperbaiki keprihatinan Gereja akhir-akhir ini. Terima kasih Like.
Pacem,
Ioannes
Shalom Bu Like,
Saya rasa Gereja Katolik sangat terbuka terhadap skandal yang dilakukan oleh beberapa oknum imam atau Uskup dan sudah sering Bapa Suci (Paus Benediktus XVI just in case Anda tidak mengerti) meminta maaf atas perbuatan – perbuatan yang sangat menyakitkan hati umat dan juga merusak iman tersebut. Jadi tidak ada alasan tim Katolisitas tidak mengetahui hal tersebut. Opini – opini Anda yang tidak jelas arah tujuannya mohon diperbaiki menjadi argumen yang berbobot dan kalau perlu diberikan referensi kitab suci.
Saya saran, sebelum Anda menyerang Gereja Katolik baca dulu semua artikel yang ada di katolisitas.org.
Terima kasih.
Edwin
Protestan dan Katolik:
Protestan mendasari segala ajarannya pada kitab suci saja (sola scriptura). Jadi semuanya hanyalah semua yang ada seperti tertulis pada kitab suci. Tidak ada tradisi yang menyertai ajarannya, Kalau Katolik hanya memperbolehkan imam bagi kaum pria….mengikuti Proses pemilihan Murid-murid Tuhan. Jesus memilih kedua belas rasulNya laki-laki. Apa pertimbanganNya, berdoalah untuk meminta pencerahan yang benar. Tetapi menurut pendangan saya, bagi laki-laki tidak begitu banyak tantangannya. Apalagi Jesus seorang pria…bayangkan kalau Tuhan mengirim putri tunggalNya sebagai penebus, bukan putra tunggalNya. Apakah lalu murid-muridNya juga akan wanita? Pencerahan dari Allah Bapa sendiri akan memberi tahu banyak. Manusia tidak dapat mendalami pikiran Tuhan. Tetapi rasul-rasul semua laki-laki, tidak akan begitu banyak tantangan karena akan dapat bersama dengan Jesus di mana saja dan kapan saja. Bayangkan kalau perempuan, ada waktu-waktu tertentu di saat berhalangan rutin tidak akan dapat bersama dengan Tuhan. Jesus ingin agar dunia benar-benar ditinggalkan untuk mengikuti Dia. Barangsiapa hendak mengikuti aku, hendaklah memikul salibnya dan mengikuti Aku. Petrus meninggalkan keluarganya. Ingat Jesus menyembuhkan mertua Petrus, Petrus yang kemudian menjadi dasar paling essensial Gereja adalah seorang pria yang meninggalkan segalanya. Inilah, bagi saya, dasar pemikiran bahwa imam harus seorang pria. Sebagai pengganti Petrus yang menjadi wakil Jesus.
Dan di atas wadas ini akan kudirikan GerejaKu. Jadi wakil Jesus sesungguhnya adalah para imam yang harus menjalani kaul ketaatan, kaul kemiskinan, dan kaul kesucian. Bukan berarti wanita tidak bisa kaul kesucian. Kemudian kita tahu ada wanita -wanita yang mengikrarkan diri hidup dalam kesucian meneladani Bunda Perawan Maria. Peran Maria dalam penebusan dunia sangat berarti. Dengan demikian Katolik menginginkan para iman adalah kaum pria/laki-laki bukan berarti tidak menghormati wanita. Pertanyaan atau pernyataan demikian hanyalah datang dari orang yang tidak tahu di mana keberadaan imannya sendiri. Mengimani sesuatu berarti menerima dan merenungkan serta melakoninya dalam hidup. Merenungkan semua kitab suci itu tidak gampang. Banyak sekali persoalan yang membutuhkan bimbingan Roh Kudus dan pencerahan dari Tuhan. Oleh karena itu, memang benar para iman Katolik haruslah laki-laki /pria sebagaimana dari pokok anggurnya. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Setiap ranting yang tidak berbuah akan dipotong? Apakah begitu lanjutannya? Renungkanlah. Siapa ranting yang tidak berbuah itu. Barangkali adalah saya dan anda. Banyak bicara, menyelah orang tanpa menghasilkan buah-buah firman…. Amin…
Salam
Santos Pierra
Dlm Grj Protestan, yg ibadahnya meriah, sebenarnya tidak ada imam. Tugas khas seorang imam ialah memimpin upacara korban. Dlm Grj Protestan yg meriah, pendeta sebenarnya lebih berfungsi sebagai pengajar lewat khotbah2nya.
Bu Ingrid & Bp. Stef….saya sangat bersyukur menemukan situs yang amat baik dan begitu apik serta memberi peneguhan serta pencerahan iman Katolik saya. Bravo!
Selanjutnya, perkenankan saya bertanya:
1)Ada teman Protestan yang mengatakan kepada saya bahwa orang Katolik itu tidak menghormati perempuan. Salah satu buktinya Katolik tidak mengizinkan wanita jadi pastor sementara gereja Protestan justru memberi tempat untuk wanita sehingga banyak wanita jadi pendeta. Jadi menurut dia, Katolik itu diskriminatif padahal Yesus saja tidak diskriminatif.
2)Bagaimana cara menyadarkan teman-teman muda Katolik yang seringkali lebih banyak menyeberang ke gereja Kristen? Biasanya mereka mengatakan di Kristen lebih meriah, lebih energik, lebih seru dan bisa lebih menggerakkan hati. Saya kadang menjadi prihatin juga. Mungkin sebagai langkah awal, saya akan ajak teman-teman saya itu untuk membuka situs ini. Semoga saja mereka jadi sadar dan kembali ke Katolik.
Demikian pertanyaan dan curhat saya. Terima kasih Bu Ingrid dan Pak Stef untuk pengabdiannya ini. Terima kasih pula untuk jawabannya dan tanggapannya. Semoga Tuhan selalu memberkati karya & hidup Anda.
[dari katolisitas: telah dijawab di atas – silakan klik]
Comments are closed.