Pertanyaan:
Bapak Pengasuh Katolisitas
Mohon tanya apakah Efesus 5 : 16 yang di dalam bahasa Ingris ditulis “Redeeming the time” apakah di dalam bahasa aslinya berarti “Tebus waktu” ?
Kalau memang benar : Apakah artinya tebus waktu tersebut dan bagaimana caranya menebus waktu ?
Tx / S.Ginting
Jawaban:
Shalom S. Ginting,
Ef 5:16 mengatakan, “pergunakan waktu yang ada, karena hari- hari ini adalah jahat.”
Dalam Douay Rheims Bible dan King James Version, memang tertulis, “redeeming the time….” Namun istilah ini adalah semacam idiom, sehingga tidak untuk diterjemahkan literal sebagai ‘menebus waktu/ tebus waktu’. Dalam kitab Revised Standard Version (RSV) dan New American Bible (NAB) artinya lebih jelas, “making the most of the time ….”
Demikian adalah penjelasan yang saya peroleh dari The Navarre Bible, Captivity Epistles:
“Ketika kehidupan seseorang sesuai (koheren) dengan imannya, maka hasilnya adalah kebijaksanaan sejati; dan inilah yang langsung memimpinnya untuk mempergunakan waktu yang ada semaksimal mungkin (‘make the most of the time‘, atau ‘redeeming the time‘). Faktanya, kita harus memperbaiki waktu- waktu yang terbuang percuma. St. Agustinus menjelaskan, bahwa redeeming the time “berarti berkorban saat adanya kebutuhan, menghadirkan perhatian- perhatian yang terarah kepada hal- hal yang bersifat kekal, dan dengan demikian memperoleh kekekalan dengan koin waktu (St. Agustinus, Sermon 16, 2).
Kata kairos, yang diterjemahkan sebagai ‘waktu’, mempunyai arti yang khusus dalam bahasa Yunani. Kata itu mengacu kepada isi waktu tertentu yang di dalamnya kita menemukan diri sendiri, kondisi yang diciptakannya, dan kesempatan- kesempatan yang merupakan saat- saat yang menawarkan maksud yang tertinggi/ final dari kehidupan ini. Sehingga ‘menggunakan waktu yang ada/ making the most of the time‘ adalah bukan sekedar ‘tidak membuang- buang waktu’; tetapi berarti ‘mempergunakan setiap keadaan dan setiap saat’ untuk memberi kemuliaan kepada Tuhan. Sebab “waktu adalah harta yang meleleh,” demikian dikatakan oleh Monsinyur Escriva. “Waktu berlalu dari kita, meluncur melalui jari- jari kita seperti air melalui batu- batu pegunungan. Hari esok akan segera menjadi hari kemarin. Kehidupan kita sangatlah pendek. Hari kemarin telah berlalu dan hari ini sedang lewat. Tetapi betapa besar yang dapat dilakukan demi kasih kepada Tuhan, di dalam ruang waktu yang singkat ini!” (Jose Maria Escriva, Friends of God, 52, seperti dikuti di The Navarre Bible, Captivity Epistles, Jose Maria Casciaro, (Dublin, Ireland: Four Cour Press, 1996, reprinted), p. 86-87).
Demikian tanggapan saya, semoga Tuhan membimbing kita agar menggunakan waktu di dalam hidup kita yang singkat ini untuk menjadikannya bermakna bagi kehidupan kekal, demi kemuliaan Tuhan kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Syalom …
waktu adalah harta yang meleleh, sehingga bernilai apabila waktu itu di respon dengan baik.
Bagaimana kah iman katolik melihat proses cepat atau lambatnya waktu itu, karena Tuhan khan tidak terikat oleh waktu dan ruang.
Sedangkan pembentukan karakter seseorang tergantung cepat atau lambatnya yang bersangkutan menangkap kehendak Tuhan di dalam setiap kesempatan yang ada.
Jadi dapatkah di katakan Tuhan tidak terikat waktu, tetapi manusia mengikat Tuhan dengan waktu.
Mohon penjelasannya.
Terimakasih
Shalom Pardohar,
Menurut hemat saya, istilah yang Anda katakan, “Manusia mengikat Tuhan dengan waktu,” itu kurang tepat, atau setidaknya, harus dijelaskan lebih lanjut apakah maksudnya. Sebab manusia tidak mempunyai kuasa apapun untuk mengikat Tuhan. Lagipula Tuhan tidak bisa diikat: Tuhan adalah Roh (lih. Yoh 4:24) dan Ia tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Jadi, Allah memang mengatasi segalanya, sebab Ia adalah Allah yang Maha sempurna dan tidak terbatas (Lih. KGK 202). Namun kita tetap dapat menangkap keberadaan Allah yang Maha kuasa dan tak terbatas ini melalui alam ciptaan-Nya yang terbatas (lih. Rom 1:19-20), walaupun kita tidak dapat sepenuhnya menyelami misteri-Nya, karena keterbatasan kita sebagai manusia.
Katekismus mengajarkan demikian:
KGK 48 Dengan sesungguhnya kita dapat berbicara tentang Allah, apabila kita bertitik tolak dari aneka ragam kesempurnaan makhluk ciptaan, yang olehnya mereka menjadi serupa dengan kesempurnaan Allah yang tidak terbatas. Namun bahasa kita yang terbatas, tidak dapat menyelami seluruh misteri-Nya.
Jadi, mungkin lebih tepat jika dikatakan: Allah itu tidak terbatas, namun selama kita masih hidup di dunia ini, kita berusaha memahami-Nya dengan segala keterbatasan kita. Dengan akal budi kita yang terbatas, kita dapat menangkap keberadaan Allah yang tidak terbatas itu dan memahami banyak hal tentang Dia; namun karena Allah tidak terbatas, maka kita manusia yang terbatas, tidak akan dapat untuk sepenuhnya memahami Allah. Hanya pada saat kelak kita berhadapan muka dengan-Nya di surga, kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya (1 Yoh 3:2) dan karena itu, kita memperoleh pengertian dan pemahaman yang selengkapnya tentang Dia.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Bapak Pengasuh Katolisitas
Mohon tanya apakah Efesus 5 : 16 yang di dalam bahasa Ingris ditulis “Redeeming the time” apakah di dalam bahasa aslinya berarti “Tebus waktu” ?
Kalau memang benar : Apakah artinya tebus waktu tersebut dan bagaimana caranya menebus waktu ?
Tx / S.Ginting
[Dari Katolisitas: Pertanyaan ini sudah dijawab di atas, silakan klik]
Comments are closed.