Pertanyaan:
Hai, saya ingin bertanya tentang seputar mortal sin.
Pertanyaan pertanyaan saya ini saya sampaikan karena setelah membaca sekilas tentang hal keselamatan, saya beranggapan begitu susah nya beroleh jalan menuju surga (jika asumsi saya ini memang benar).
Saya merasa definisi mortal sin ini luas(mencakup 10 perintah Allah, sehingga berbohong pun termasuk mortal sin), sehingga menurut ukuran saya pribadi, dalam 1 minggu paling tidak saya berbuat satu mortal sin.
Bahkan, saya pernah mendengar ada yang berkata bahwa Paus John Paul II mengaku dosa seminggu sekali. Menurut pandangan saya dengan Ini berarti beliau melakukan mortal sin sekali dalam seminggu karena venial sin setahu saya tidak perlu di aku kan dalam pengakuan dosa.
Nah, pertanyaan saya, meski kita rutin mengaku dosa, katakanlah 2 minggu sekali, lalu di suatu saat kita melakukan mortal sin. Nah, apakah kemudian jika kita tiba tiba mendapat kecelakaan lalu meninggal (belum sempat mengaku dosa karena memang belum jadwalnya), apakah kita akan kehilangan keselamatan?
Lalu, apakah semua kebohongan, besar atau kecil adalah mortal sin? Di sini maksud saya bukan white lie atau bukan, tapi ke arah kebohongan kecil (seperti memberi alasan palsu kepada teman karena “sungkan”) dan kebohongan besar (seperti korupsi dan fitnah keji).
Mohon tanggapan nya dan terima kasih
Jawaban:
Shalom Jesus Follower,
Terima kasih atas pertanyaannya. Memang konsep keselamatan bukanlah hal yang mudah. Namun kalau anda telah beragama Katolik, dan kemudian terus bertumbuh di dalam Sakramen, serta terus berjuang dalam kekudusan, maka kita seharusnya menaruh pengharapan besar akan kasih Allah dan keselamatan kita. Kalau kita mengasihi Allah dengan segenap hati, pikiran dan kekuatan kita, maka tidak mungkin Allah tidak mengasihi kita. Allah yang maha pengasih dapat membalas kejahatan dengan kebaikan, namun tidak mungkin Allah tidak adil, yaitu dengan membalas kebaikan dengan kejahatan. Oleh karena itu, Paus Yohanes Paulus II mengatakan bahwa atribut Allah yang terbesar adalah belas kasih (mercy). Dengan demikian, kita harus senantiasa mempercayai belas kasih Allah, namun juga jangan sampai melupakan Allah yang maha adil. Mari sekarang kita membahas pertanyaan Jesus Follower:
1) Sepuluh perintah Allah bukanlah definisi dari mortal sin (dosa berat). Orang yang maju perang (dengan alasan just war), mungkin saja membunuh orang (melanggar perintah 5), namun apa yang dilakukannya bukanlah termasuk dalam mortal sin. Jadi apakah mortal sin? Dalam artikel tentang pengakuan dosa (silakan klik), saya menuliskan:
Kalau dosa berat adalah melawan kasih secara langsung, maka dosa ringan memperlemah kasih. Jadi dosa berat secara langsung menghancurkan kasih di dalam hati manusia, sehingga tidak mungkin Tuhan dapat bertahta di dalam hati manusia. Dosa berat atau ringan tergantung dari sampai seberapa jauh dosa membuat seseorang menyimpang dari tujuan akhir, yaitu Tuhan. Dan persatuan dengan Tuhan hanya dimungkinkan melalui kasih. Jika dosa tertentu membuat seseorang menyimpang terlalu jauh sampai mengaburkan dan berbelok dari tujuan akhir, maka itu adalah dosa berat.[8] Lebih lanjut dalam tulisannya “Commentary on the Sentence I,I,3“, St. Thomas Aquinas mengatakan bahwa dosa ringan tidak membuat seseorang berpaling dari tujuan akhir atau Tuhan. Digambarkan sebagai seseorang yang berkeliaran, namun tetap menuju tujuan akhir.
Untuk seseorang melakukan dosa berat, ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu: (1) Menyangkut kategori dosa yang tidak ringan, (2) tahu bahwa itu adalah sesuatu yang salah, dan (3) walaupun tahu itu salah, secara sadar memilih melakukan dosa tersebut. Dengan kata lain seseorang menempatkan dan memilih dengan sadar keinginan atau kesenangan pribadi di atas hukum Tuhan.
2) Tentang dosa berat, Katekismus Gereja Katolik, menuliskan:
KGK, 1855: Dosa berat merusakkan kasih di dalam hati manusia oleh satu pelanggaran berat melawan hukum Allah. Di dalamnya manusia memalingkan diri dari Allah, tujuan akhir dan kebahagiaannya dan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih rendah. Dosa ringan membiarkan kasih tetap ada, walaupun ia telah melanggarnya dan melukainya.
KGK, 1857: Supaya satu perbuatan merupakan dosa berat harus dipenuhi secara serentak tiga persyaratan: “Dosa berat ialah dosa yang mempunyai materi berat sebagai obyek dan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan dengan persetujuan yang telah dipertimbangkan” (RP 17).
3) Bagaimana kita dapat menentukan bahwa sesuatu perbuatan dosa termasuk dalam kategori dosa berat atau dosa ringan? Kita dapat melihatnya dari pengajaran di dalam Alkitab, pengajaran Gereja Katolik yang memberikan pengajaran yang definitif, kesaksian dari Bapa Gereja, dan juga berdasarkan akal budi yang diterangi iman. dll. Hal lain yang dapat menjadi parameter adalah dengan melihat tiga hal untuk menentukan bahwa suatu perbuatan secara moral baik atau tidak, yaitu:
a) (1) Obyek moral (moral object), yang merupakan objek fisik yang berupa tujuan yang terdekat (proximate end) dari sesuatu perbuatan tertentu (sifat dasar perbuatan) di dalam terang akal sehat. (2) Keadaan (circumstances) yaitu keadaan di luar perbuatan tersebut, tetapi yang berhubungan erat dengan perbuatan tersebut, seperti kapan dilakukan, di mana, oleh siapa, berapa banyak, bagaimana dilakukannya, dan dengan bantuan apa. (3) Maksud/tujuan (intention) yaitu tujuan yang lebih tinggi yang menjadi akhir dari perbuatan tersebut.
b) Semakin obyek moral, keadaan dan maksud menyimpang terlalu jauh dari tujuan akhir kita (kehidupan kekal), maka dosa tersebut dapat dikategorikan sebagai dosa berat. Sebagai contoh, seperti dosa kebohongan:
Kalau kebohongannya adalah kebohongan orang tua karena berbohong kepada anaknya, dengan mengatakan bahwa hadiah yang diberikan kepada anaknya adalah dari sinterklas, maka kita melihat bahwa ini adalah dosa ringan. Kebohongan ini tetaplah suatu dosa, karena obyek moralnya adalah berbohong. Namun, kalau kita melihat keadaannya adalah dilakukan kepada anaknya, dilakukan setahun sekali, tidak menimbulkan kerugian yang terlalu berat. Sedangkan maksudnya adalah baik, karena ingin memberikan kejutan dan hadiah kepada anaknya.
Bandingkan dengan kebohongan berikut ini. Orang yang bersaksi dusta, sehingga menyebabkan seseorang kehilangan pekerjaan. Obyek moralnya adalah sama, yaitu berbohong. Namun, keadaannya adalah: dilakukan kepada teman kantor (misal: office boy atau orang yang bertugas membersihkan kantor). Kehilangan pekerjaan bagi office boy tersebut berarti kehilangan mata pencaharian, sehingga membuat istri dan anak-anak tidak dapat makan. Maksudnya adalah mungkin karena iri, ingin balas dendam, dll. Dalam kategori kedua inilah, kalau kebohongan tersebut dilakukan secara sadar dan terencana, tahu bahwa itu salah dan menyebabkan penderitaan yang berat bagi keluarga tersebut, dan orang tersebut tetap melaksanakan perbuatannya, maka kebohongan dalam hal ini dapat digolongkan sebagai dosa berat.
4) Ada yang mengatakan bahwa Paus Yohanes Paulus II dan juga Ibu Teresa dari Kalkuta mengakukan dosa mereka setiap hari dan ada yang mengatakan setiap minggu. Namun, yang jelas, mereka sering sekali mengakukan dosa mereka. Kalau mereka yang mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan mengakukan dosa mereka sesering itu, maka menjadi tantangan bagi kita untuk sering mengakukan dosa kita, minimal sebulan sekali.
a) Gereja mengajarkan bahwa dosa berat hanya dapat diampuni dengan Sakramen Pengampunan Dosa. Namun, Sakramen Pengampunan Dosa bukan hanya untuk mengakukan dosa berat, namun juga dosa ringan. Oleh karena itu, tidak berarti bahwa kalau Paus Yohanes Paulus II mengaku dosa setiap minggu, maka dia melakukan dosa berat setiap minggu. Semakin kita bertumbuh dalam kekudusan, maka kita menyadari bahwa kita telah menyedihkan hati Tuhan, bukan hanya dengan mortal sin, namun juga dengan venial sin (dosa ringan), termasuk kegagalan kita dalam berbuat baik.
b) Paus Pius XII dalam Ensiklik “Mystici Corporis Christi” (Par. 88) mengatakan “The same result follows from the opinions of those who assert that little importance should be given to the frequent confession of venial sins. Far more important, they say, is that general confession which the Spouse of Christ, surrounded by her children in the Lord, makes each day by the mouth of the priest as he approaches the altar of God. As you well know, Venerable Brethren, it is true that venial sins may be expiated in many ways which are to be highly commended. But to ensure more rapid progress day by day in the path of virtue, We will that the pious practice of frequent confession, which was introduced into the Church by the inspiration of the Holy spirit, should be earnestly advocated. By it genuine self-knowledge is increased, Christian humility grows, bad habits are corrected, spiritual neglect and tepidity are resisted, the conscience is purified, the will strengthened, a salutary self-control is attained, and grace is increased in virtue of the Sacrament itself. Let those, therefore, among the younger clergy who make light of or lessen esteem for frequent confession realize that what they are doing is alien to the Spirit of Christ and disastrous for the Mystical Body of our Savior.“
Dari sini, kita melihat, bahwa memang benar bahwa dosa ringan dapat diampuni dengan cara-cara lain, seperti menerima tobat yang sempurna, Ekaristi Kudus, namun untuk perkembangan spiritualitas kita, maka Sakramen Pengampunan adalah cara yang terbaik.
5) Bagaimana dengan orang yang meninggal dalam kondisi dosa berat? Seseorang yang meninggal dalam kondisi dosa berat dan tidak bertobat akan dosanya, akan masuk neraka (lih. KGK 1861). Namun, seseorang yang mempunyai kebiasaan mengaku dosa, mempunyai hati yang telah dilatih untuk sadar akan dosa-dosanya. Kalau seseorang yang melakukan dosa berat, dan kemudian dia menyesali dosanya dengan “tobat yang sempurna” – yaitu pertobatan yang didasari akan kasih kepada Allah, dan bukan karena takut hukuman – dan mempunyai intensi untuk mengakukan dosanya, maka dosa beratnya telah diampuni. Oleh karena itu, kalau orang tersebut mengalami kecelakaan dan meninggal sebelum mengakukan dosanya, orang tersebut telah diampuni dosanya, sehingga dia tidak kehilangan keselamatan kekalnya.
KGK, 1452 mengatakan “Kalau penyesalan itu berasal dari cinta kepada Allah, yang dicintai di atas segala sesuatu, ia dinamakan “sempurna” atau “sesal karena cinta” [contritio]. Penyesalan yang demikian itu mengampuni dosa ringan; ia juga mendapat pengampunan dosa berat, apabila ia dihubungkan dengan niat yang teguh, secepat mungkin melakukan pengakuan sakramental (Bdk. Konsili Trente: DS 1677.)“
Orang yang terbiasa mengaku dosa, akan mempunyai kesadaran diri yang baik dan kesadaran akan buruknya dosa, sehingga dia akan tahu bahwa dia memerlukan pengampunan Tuhan. Dan bagi orang-orang yang tidak sering mengaku dosa, kita percayakan orang tersebut kepada belas kasih Tuhan, karena Tuhan dapat memberikan rahmat yang cukup kepada orang tersebut menjelang ajalnya, sehingga orang tersebut dapat mempunyai tobat yang sempurna (sesal karena cinta). Dengan demikian, orang tersebut dapat terbebas dari api neraka. Kita harus percaya, bahwa Tuhan kita adalah adil, namun Dia juga Maha Kasih dan berbelas kasih.
Semoga keterangan di atas, dapat membantu. Mari kita berjuang untuk hidup kudus, sehingga dalam hal-hal kecil sekalipun kita berjuang untuk menghindari dosa, baik dosa ringan dan dosa berat. Dan pada akhirnya, kalau kita terus setia kepada Tuhan, maka kita dapat menaruh pengharapan besar kepada Kristus akan kesalamatan kita. Dan Sakramen Pengakuan Dosa adalah cara yang dipilih oleh Kristus untuk menyalurkan berkat pengampunan kepada umatnya serta memberikan kekuatan kepada umat Allah untuk terus berjuang dalam kekudusan (lihat artikel tentang Sakramen Tobat:bagian 1, 2, 3, 4). Mari, kita bersama-sama – terutama dalam masa adven ini – kita mengakukan dosa kita dalam Sakramen Tobat.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org
Saya mau tanya, dikatakan kalau pemakaian alat kontrasepsi termasuk dosa berat, apakah betul ? apabila sudah menikah, apakah tetap masih dikatakan dosa berat ?
[dari katolisitas: Coba Anda membaca terlebih dahulu artikel ini- silakan klik, dan bagaimana menurut pendapat Anda?]
apakah melihat gadis ber-bikini dan model hampir telanjang dengan sengaja di internet merupakan dosa besar
[Dari Katolisitas: Silakan membaca artikel ini, silakan klik.]
maaf tim katolisitas, saya mw tanya sedikit, bagaimana dengan film2 atau lagu2 yang bisa kita copy dari warnet? apakah itu juga merupakan dosa? mohon pencerahannya
[dari katolisitas: Prinsipnya adalah kalau melanggar hak cipta maka tidak boleh kita lakukan. Jadi kita harus menghindari mengcopy lagu atau film.]
Saya agak rancu dengan sakramen tobat. Bukankah dengan sakramen tobat berarti membatalkan pengorbanan Yesus Kristus di salib untuk menghapus dosa manusia?
Jika kita tidak menerima sakramen tobat, apakah kita tidak diampuni? Bukankah dogma GK adalah dosa kita sudah diampuni dengan menerima Yesus sebagai Tuhan? Lalu apa dasar kitab suci dari sakramen tobat ini? Sejarah mengatakan sakramen tobat pernah diperjualbelikan pada awalnya, apakah ini benar?
Shalom Evan,
Sakramen Tobat adalah cara yang dikehendaki Yesus bagi kita umat-Nya, agar kita dapat dilepaskan dari ikatan dosa. Sebab dalam sakramen Tobat itu, diperoleh rahmat pengampunan Allah sebagaimana diajarkan oleh Yesus sendiri dalam Injil Yohanes. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus mempercayakan kepada para Rasul dan para penerus mereka untuk melakukan kuasa pengampunan dosa (lih. Yoh 20:21-23). Maka sakramen tobat bukannya membatalkan pengorbanan Yesus, melainkan sakramen tobat adalah sarana yang melaluinya rahmat pengampunan dosa yang diperoleh melalui pengorbanan Kristus, dapat diberikan kepada manusia. Nah, memang pertobatan dan menerima Yesus sebagai Tuhan, itu dinyatakan pada saat Pembaptisan, dan memang Pembaptisan menghapuskan dosa orang yang dibaptis. Namun pertobatan itu tidak hanya terjadi sekali saja pada saat dibaptis. Sesudah baptisan, kita tetap harus terus menerus bertobat sepanjang hidup, dan di sinilah perlunya sakramen Tobat.
Gereja Katolik mengajarkan bahwa Allah menentukan sakramen sebagai sarana, yang melaluinya kita dapat memperoleh rahmat-Nya; maka Allah mengikatkan diri-Nya kepada sakramen-sakramen itu, tetapi Ia tidak dibatasi oleh sakramen-sakramen itu (lih. KGK 1258). Maka memang dapat saja Tuhan mengampuni dosa tanpa melalui sakramen, jika itu memang kehendak-Nya, tetapi kita tidak dapat tahu dengan pasti, apakah dosa kita benar sudah diampuni, jika tanpa sakramen. Yang kita ketahui dengan pasti adalah, rahmat pengampunan Tuhan pasti mengalir melalui sakramen tobat, sebab itulah cara yang dikehendaki oleh Kristus sendiri.
Silakan Anda membaca artikel seri tentang sakramen tobat, untuk mengetahui dasar Kitab Suci dan Tradisi suci tentang sakramen tobat ini (terutama bagian 2 dan 3):
Masih Perlukah Sakramen Pengakuan Dosa? -bagian 1
Masih Perlukah Sakramen Pengakuan Dosa? -bagian 2
Masih Perlukah Sakramen Pengakuan Dosa? -bagian 3
Masih Perlukah Sakramen Pengakuan Dosa? -bagian 4
Selanjutnya, tidak benar, jika dikatakan sakramen tobat pernah diperjual belikan. Tentang hal ini sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
maaf kalau salah ngepost, tapi saya bingung di bagian mana untuk bertanya…hehehe
saya mau tanya tentang download. Download bajakan sudah sy terima sebagai pencurian. Tapi,bagaimana dengan hal mendownload dari site yang menuliskan “all rights reserved” dan ada pernyataan legalitasnya seperti: Permission is granted to temporarily download all the materials … for personal, non-commercial transitory viewing only.
Mohon jawabannya, saya penggemar berat film dan lagu jepang, tapi tidak punya cukup uang untuk membeli. Di saat bersamaan, saya tidak ingin jauh dari Tuhan.
[Dari Katolisitas: silakan dipahami, bahwa pada prinsipnya, jangan sampai merugikan pihak penyusunnya. Mohon dibaca jawaban Stef di sini, silakan klik.]
kalau menurut saya tidak.tapi saya rasa diri sendiri tidak bisa saya jadikan patokan.makax sy bertanya.
jawaban dari mas Stef sudah saya baca.menurut pehamahan saya,berarti tindakan saya dibolehkan.apakah benar?
terima kasih…^^
Shalom Riko,
Secara prinsip, sebelum kita mendownload musik maupun film, maka perlu melihat apakah site tersebut memang merupakan site yang legal (bukan site untuk upload secara illegal). Kalau itu site yang legal, maka kita harus melihat termnya dan kita pastikan bahwa kita tidak melanggarnya. Jadi kalau setelah Anda baca termnya dan tidak melanggarnya, maka tentu saja tidak menjadi masalah kalau Anda mendownloadnya. Hal ini juga berlaku untuk software, yang memperbolehkan dipakai untuk personal used bukan commercial.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Shallom,
Saya juga ada pertanyaan tentang pengakuan dosa.
kira-kira 20 tahun yang lalu, saya dibabtis dan bahkan sudah menerima sakramen krisma pada saat SMP. karena waktu itu pengetahuan saya terbatas dan sepertinya saya hanya ikutan rombongan anak SMP lainnya untuk mendapatkan sakramen krisma karena saya sekolah di sekolah Katolik.
kemudian setelah itu kembali saya jatuh dalam dosa. baik itu dosa kecil maupun besar.
ditambah lagi ketika masa remaja dan dewasa hidup dengan sangat tidak teratur. saya jauh sekali dari Tuhan. pertanyaan saya :
1. Apakah dengan sakramen pengakuan dosa, dosa seberat apapun di ampuni Tuhan?
kerena setelah saya membaca beberapa artikel, ketika seorang berdosa berat dan dia menerima sakramen ekaristi berarti dia sudah berdosa terhadap Allah (dalam hal ini Tubuh Tuhan sendiri)
2. Apakah setelah seorang di babtis bahkan setelah menerima Krisma kemudian dia berdosa besar, masih mendapatkan pengampunan dari Allah?
karena jika seorang sudah dibabtis berarti Roh Kudus sudah ada di dalam dia, ditambah lagi dengan sakramen Krisma berarti sungguh Roh Allah berdiam di dalam dia. lalu dia berdosa besar. bukankah itu
berarti dia telah mendukakan Roh Kudus?, bukankah dengan demikian dia telah mencemarkan bait Allah yang adalah dirinya sendiri?…apakah ini masih bisa diampuni di dalam pengakuan dosa?
mohon penjelasannya
Terima Kasih,
Gbu
Shalom Paulus,
Anda bertanya demikian:
1. Apakah dengan sakramen pengakuan dosa, dosa seberat apapun diampuni Tuhan?
2. Apakah setelah seorang di baptis bahkan setelah menerima Krisma kemudian dia berdosa besar, masih mendapatkan pengampunan dari Allah?
Untuk kedua pertanyaan tersebut, jawabnya adalah Ya, sebab memang itulah gunanya anda mengaku dosa di dalam sakramen Pengakuan Dosa. Semua dosa- dosa, baik dosa berat maupun dosa ringan yang diakui dalam sakramen pengakuan dosa diampuni oleh Allah. Tentu ini mesnyaratkan juga pertobatan yang tulus dari yang mengaku dosa. Ada memang dosa- dosa tertentu yang harus diakui di hadapan Uskup ataupun kepada imam yang sudah diberi kuasa oleh Uskup, yaitu jika dosa itu adalah dosa berat yang menyangkut nyawa sesama seperti membunuh, ataupun aborsi.
Jika kita sudah melakukan pengakuan dosa, dan telah menerima absolusi, maka artinya kita telah menerima rahmat pengampunan dari Tuhan, dan kita diterima kembali ke dalam kesatuan Gereja. Artinya rahmat pengudusan yang tadinya hilang karena perbuatan dosa berat tersebut, dapat kembali hadir dalam kehidupan kita. Untuk itulah kita perlu bersyukur. Seseorang yang berdosa berat, memang mendukakan Roh Kudus, tetapi bukan berarti ia otomatis menghujat Roh Kudus. Arti dosa menghujat Roh Kudus, sudah pernah dibahas di sini, silakan klik.
Maka jangan ragu untuk mengaku dosa di Sakramen Pengakuan Dosa, apalagi sebentar lagi kita memasuki masa Adven dan Natal. Telah sekian tahun Tuhan Yesus menanti anda dengan rindu. Rahmat Tuhanlah yang menggerakkan hati anda untuk kembali kepada-Nya. Betapa rahmat itu akan terus bekerja untuk memberikan kekuatan kepada anda agar dengan rendah hati anda dapat mengakui kesalahan anda di hadapan-Nya, yang hadir dalam sakramen Pengakuan Dosa. Mungkin sekaranglah saatnya anda kembali kepada Tuhan seperti anak yang hilang kepada bapanya. Bukankah dalam Alkitab kita membaca bahwa seluruh isi surga bersuka jika seorang pendosa bertobat? (lih. Luk 15:7)
Biarlah seluruh isi surga bergembira jika kita kembali ke jalan Tuhan! Mari menyambut Yesus di hari Natal nanti dengan hati yang bersih dan dengan tobat yang sungguh.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Terima kasih Ibu Ingrid atas jawaban dari pertanyaan saya.
semoga dalam masa Adven dan menyambut Natal ini saya dan keluarga dapat mengaku dosa dengan hati yang tulus, sehingga Natal tahun ini sungguh lebih bermakna bagi kami
Salam
Shalom Katolisitas..
Pak Stef dan bu Ingrid
Berikut ini saya ingin memahami lebih dalam arti dari pada ‘Dosa Mengingini’, sebagai manusia yang tak terlepas dari kebebasan berkehendak seringkali muncul keinginan2 diluar kehendak kita.. sehingga dalam aktifitas sehari-hari sering mengkaburkan dosa itu sendiri dan apa saja yang menjadi batasan serta parameternya bagi kita semua.
Memang didalam kita membaca alkitab baik PL maupun PB semua keinginan2 yang membawa dosa telah ditulis dengan jelas juga terinci, spertinya semua perbuatan yang berada diluar itu seakan-akan bukan merupakan dosa lagi…seperti terdapat dalam (Ul 5:21. Ayb 5:5. Mzm 40:14. Ams 12:12. Ams 21:10. Yeh 36:3. 1Mak 11:11. Mat 5:40 Rm 7:7 Rm 13:9 Yak 4:2)
Bangaimana agar kita tidak terjebak oleh dosa2 ringan yg mungkin akan membawa kita kedalam dosa berat nantinya.. mohon pencerahannya..
Saya ingin klarifikasi hal ‘mengingini’ tersebut, agar supaya kita sebagai umat beriman lebih dapat memahami pembatasan diri serta menguasai kehendak bebas seperti apa yang telah Tuhan ajarkan kepada kita.
Terimakasih.
Tuhan Yesusu memberkati
Felix Sugiharto
Shalom Felix Sugiharto,
Terima kasih atas pertanyaannya tentang dosa. Untuk mengerti sampai seberapa jauh dosa “mengingini” atau dosa yang masih berada di dalam keinginan, maka silakan melihat perkembangan dosa di artikel ini – silakan klik. Dua tahap pertama dari perkembangan dosa yang dibahas di link tersebut adalah:
Tahap 1: Pikiran tentang dosa datang dalam pikiran. Ini bukan dosa, tetapi suatu godaan. Pada tahap ini, penolakan terhadap dosa akan menjadi lebih mudah kalau kita membuang jauh-jauh pemikiran tersebut dengan cara mengalihkannya kepada hal-hal lain, seperti: berdoa, atau pemikiran tentang neraka, dll.
Tahap 2: Kalau pikiran dosa (godaan) ini tidak segera dibuang jauh-jauh, maka akan menjadi dosa ringan (venial sin). Ini adalah seperti menguyah-nguyah dosa di dalam pikiran. Sama seperti telur yang dierami, yang pada waktunya akan menetas, maka dosa yang terus dituruti di dalam pikiran, hanya menunggu waktu untuk membuahkan dosa (lih Yak 1:15).
Jadi ketika sampai pada tahap dua, maka manusia telah melakukan dosa ringan. Sebagai contoh, ketika kita berjalan-jalan kemudian melihat ada gambar-gambar yang tidak sopan, sehingga timbul godaan di dalam pikiran kita, maka ini bukanlah dosa. Namun, kalau kemudian kita tidak membuang godaan tersebut secara langsung namun godaan ini kita layani dalam pikiran kita, sehingga kita seolah-olah menguyah-nguyah dosa di dalam pikiran kita, maka kita telah melakukan dosa ringan.
Cara paling efektif untuk menghindari dosa adalah dengan cara untuk menghindari kesempatan berbuat dosa. Sebagai contoh, kalau seseorang sering terjebak dalam dosa pornografi, maka alangkah baiknya kalau dia melakukan aktifitas internet di ruang tamu yang menjadi ruangan bersama. Atau kalau seseorang sering jatuh karena pergaulan dengan teman-teman, maka hindarilah teman-teman tersebut dan mulailah berteman dengan orang-orang yang dapat membantu perkembangan iman seseorang. Dan kalaupun godaan itu muncul, maka cobalah hilangkan godaan tersebut dari pikiran. Mintalah rahmat Tuhan setiap hari agar kita terhindar dari dosa, seperti yang kita doakan dalam doa Bapa Kami. Lakukan pemeriksaan batin secara teratur dan sesering mungkin menerima Sakramen Ekaristi dan Sakramen Tobat. Dengan melakukan hal-hal di atas, maka kita akan semakin sensitif terhadap dosa-dosa yang akan kita lakukan. Semoga jawaban ini dapat membantu.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Syalom saudaraku Felix
Memang kebetulan temanku Ryan pernah alami sendiri apa yang dikatakan oleh Pak Stef. Ketika dia mengalami godaan, dia selalu berusaha mencoba untuk berdoa.
Contoh :
Pernah suatu hari Ryan melihat gambar tidak sopan. Terus pikirannya bermain – main ( melayani gambar itu dengan cara mungkin membayangkan melakukan hubungan suami isteri dengan gambar itu = yang dikategorikan dosa ringan ). kemudian rencananya dia mau pulang untuk melakukan dosa masturbasi. Sampai dirumah si Ryan langsung menuju ke kamar, dan herannya di kamar sudah ada saudara sepupunya yang dari luar kota dateng, sehingga batallah rencana dosa tersebut.
Kesimpulan :
Saya yakin TUHAN akan selalu berusaha menggunakan segala cara untuk mencegah kita berbuat dosa lebih dan lebih lagi, oleh karena itu betapa pentingnya doa dalam melawan perbuatan yang akan menimbulkan dosa
TUHAN YESUS MEMBERKATI & BUNDA MARIA selalu menuntun anda pada putraNYA
Dear Tim Katolisitas,
Saya ingin sedikit bertanya tapi mungkin sedikit Out of Topic dan saya kurang bisa mengungkapkan pikiran dengan jelas. Tentang dosa dan definisinya yaitu suatu kondisi dimana seseorang yang melakukan dosa kehilangan rahmat Allah. Dalam pengertian saya seperti selang rahmat yang memancarkan rahmat dari Allah kepada orang yang dituju dan dosa menyumbatnya.
Yang mengganggu pikiran saya adalah bahwa rahmat Allah itu saya gambarkan dalam pikiran saya seperti sinar matahari, yang memancar ke semua orang tanpa pandang bulu apakah yang disinarinya itu adalah orang yang jahat, atau orang yang baik. Tuhan selalu berbelas kasih kepada kita bahkan walaupun kita adalah pendosa yang tidak berkenan kepadaNya, dan kalau kita tidak mendapatkan rahmat Allah sama sekali (tersumbat), maka kita akan mati.
Mohon bantuan Tim Katolisitas supaya saya bisa memahami dengan lebih baik lagi mengenai hal ini
Tuhan memberkati
Shalom Kris,
Perlu kita ketahui adalah bahwa rahmat Allah yang diberikan kepada semua orang itu, cukup untuk membawa setiap orang untuk sampai kepada keselamatan. Ingatlah bahwa Allah “menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan sampai kepada pengetahuan akan kebenaran.” (1 Tim 2:4).
Namun masalahnya, untuk sampai kepada keselamatan, rahmat Allah ini harus juga ditanggapi oleh manusia, yang diciptakan Allah dengan mempunyai akal budi dan kehendak bebas. Hanya jika manusia bekerja sama dengan rahmat Allah ini, maka ia dapat diselamatkan, sedangkan jika ia menolak rahmat Allah, dan hidup dalam dosa, maka ia tidak dapat diselamatkan.
Maka analogi matahari bersinar yang menyinari segala sesuatu memang benar, tetapi kita juga melihat ada kondisi tertentu, sehingga seseorang dapat saja tidak menerima sinar matahari. Misalnya, jika ia berada di dalam gua, atau di dalam gedung yang semua pintu dan jendelanya tertutup, dst. Analogi lainnya seperti selang rahmat, yang isinya tak bisa mengalir, jika tersumbat oleh dosa, juga merupakan analogi yang baik. Sebab memang benar, jika seseorang tidak memperoleh rahmat Tuhan yang menghantar kepada keselamatan – karena ia menolaknya/ tetap memilih dosa- maka pada dasarnya ia membawa dirinya sendiri kepada kebinasaan.
Harus diakui, bahwa ada keterbatasan dalam setiap analogi, sehingga tidak semua arti dapat disampaikan. Analogi fungsinya hanya membantu kita menangkap esensinya saja. Namun untuk lebih tepatnya, kita harus mengacu kepada Sabda Tuhan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Saya menjadi katolik , di baptis thn 2007 yg lalu. Kurang mengerti tetang tata cara pengakuan dosa.
Mohon kepada Romo atau senior yg mengerti tata cara pengakuan dosa agar bisa menjelaskan kepada saya.
Apakah pengakuan dosa hanya bisa di lakukan di hadapan Pastur/ Romo ?
Kapan kira2 saat yg tepat untuk melakukan pengakuan dosa? Bagaimana caranya ?
Trims
Shalom Athienng,
1. Ya, memang benar rahmat Sakramen Pengakuan Dosa hanya dapat diberikan oleh Pastor/ Romo atau Uskup.
2. Syarat minimal bagi seorang Katolik adalah mengaku dosa dalam Sakaramen Pengakuan Dosa, setahun sekali (Kitab Hukum Kanonik kan. 989), namun tentu bagi kita yang tidak hidup di pedalaman dan mempunyai akses yang mudah untuk menemui imam di paroki, maka selayaknya kita mengaku dosa (baik dosa berat maupun ringan) lebih sering dan teratur demi pertumbuhan iman, misalnya sebulan sekali, atau dua minggu sekali. Sebagai gambaran saja, Bapa Paus dan Mother Teresa biasa mengaku dosa dalam Sakramen Tobat ini setiap seminggu sekali.
3. Silakan anda membaca rangkaian artikel tentang Sakramen Pengakuan Dosa yang ada di situs ini, karena mungkin artikel- artikel tersebut dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan anda:
– Sakramen Pengakuan Dosa, bagian-1, membahas tentang apa arti dosa, dosa berat dan dosa ringan, silakan klik.
– Sakramen Pengakuan Dosa, bagian-2, membahas tentang kesalahpahaman mengenai Sakramen Pengakuan Dosa, silakan klik.
– Sakramen Pengakuan Dosa, bagian-3, membahas tentang Sakramen Pengakuan Dosa menurut Alkitab dan pengajaran Gereja Katolik, silakan klik.
– Sakramen Pengakuan Dosa, bagian-4, membahas tentang cara persiapan/ pemeriksaan batin menjelang Pengakuan Dosa dan cara mengaku dosa dalam Sakramen Pengakuan Dosa, silakan klik.
Semoga kita semua dapat semakin menghayati makna Sakramen Pengakuan Dosa, dan kita dapat setia untuk mengaku dosa, baik setiap hari di dalam doa pribadi, maupun di dalam Sakramen Pengakuan Dosa sedikitnya sebulan sekali, demi pertumbuhan rohani kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati – http://www.katolisitas.org
Salam Sejahtera,
Saya mau bertanya :
1. Jika habis mengaku dosa, besoknya meninggal, apakah kita masuk ke api penyucian atau langsung ke surga ?
2. Bolehkah kita mengaku dosa (berat dan dilakukan bertahun-tahun) berulang terhadap dosa yang sama karena kita tdk yakin dosa bisa langsung diampuni ?
terima kasih.
Shalom New Born,
1. Prinsipnya sebenarnya sederhana:
– Jika seseorang meninggal dalam keadaan berdosa berat dan tidak bertobat, maka ia memasukkan dirinya sendiri ke dalam neraka.
– Jika seseorang meninggal dalam keadaan bertobat, namun ia belum sepenuhnya sempurna karena masih perlu dimurnikan dari akibat dosa/ konsekuensi dosa-nya, maka ia masuk dalam Api Penyucian.
Api Penyucian bukan merupakan kesempatan kedua bagi mereka yang meninggal dalam keadaan tidak bertobat dari dosa berat.
– Hanya jika seseorang meninggal dalam kaeadaan bertobat dan sempurna di dalam kasih, maka ia akan langsung masuk surga.
Maka jika seseorang mengaku dosa, dan esok harinya meninggal, pertanyaannya, adalah apakah ia sudah bertobat dari semua dosa-dosanya? Lalu apakah Tuhan telah melihat adanya kesempurnaan kasih di dalam diri orang itu? Jika ya, maka orang itu dapat langsung masuk surga. Namun jika belum sempurna, maka jiwanya masih tetap harus dimurnikan di dalam Api Penyucian.
2. Mengakukan dosa yang sama, bolehkah?
Jika kita telah mengadakan pemeriksaan batin yang baik, dan kita percaya akan kuasa rahmat Allah dalam sakramen Pengakuan Dosa, maka tidak perlu mengakukan dosa yang sama, yang sudah diampuni pada Sakramen Pengakuan Dosa di waktu yang lampau. Jika anda masih “terganggu” dengan pemikiran akan dosa itu, maka ada baiknya anda membuat “General Confession” artinya mengadakan satu kali lagi Pengakuan Dosa yang menyeluruh, yaitu semua dosa yang anda lakukan sejak dari anda masih kanak-kanak (sepanjang ingatan anda) sampai sekarang. Namun sesudah Pengakuan Dosa ini, dan anda telah menerima absolusi dari Pastor, maka anda tidak perlu lagi mengakukan dosa besar tersebut, jika anda sudah tidak pernah lagi melakukan dosa tersebut.
Silakan anda memeriksa batin dengan baik sebelum “General Confession” ini, dan untuk itu, silakan anda membaca artikel Pengakuan Dosa, bagian ke-4, silakan klik di sini.
3. Suatu catatan adalah, jika dosa berat yang dimaksud adalah dosa aborsi, maka selayaknya anda menemui Bapa Uskup untuk menerima sakramen pengampunan dosa dari Bapa Uskup, sebab untuk dosa tersebut, hanya Bapa Uskup dan imam tertentu yang diberi kuasa oleh Bapa Uskup, yang dapat melepaskan anda dari ikatan akibat dosa tersebut. Hal ini pernah saya tuliskan di sini, silakan klik.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- http://www.katolisitas.org
INGAT BRO…
Yesus Kristus datang Kedunia ini adalah SUATU TANDA
TANDA APAKAH ITU…
TANDA AGAR MANUSIA SEMUA BERTOBAT…. AGAR MANUSIA BERJALAN DALAM TERANG ILAHI, INI ADALAH KARYA KESELAMATAN DARI ALLAH KEPADA MANUSIA.
Luk : Sebab sama seperti Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia (Yesus) akan menjadi tanda untuk angkatan ini.
KIta tahu kisah tentang Nabi Yunus yang diutus oleh Allah kepada penduduk Niniwe , pada waktu itu Allah akan Menghancurkan Kota Niniwe seperti Kota Sodom yang dulu pernah dihancurkan oleh Allah karena begitu banyak dosa-dosa yang mereka lakukan dan melakukan banyak kekejian sehingga Allah menjadi Murka dan akan membinasakan mereka, Kita juga ingat jaman Nabi Nuh, Allah juga memisahkan manusia yang jahat dan yang baik, manusia yang baik diselamatkan Allah, oleh sebab itu kemudian dibumi dihuni oleh orang-orang baik dan bumi menjadi damai.
Ketika Allah Hendak menghancurkan kota Niniwe, Penduduk Niniwe bertobat karena pemberitaan Nabi Yunus, Mereka Takut Kepada Allah, mereka memberikan persembahan kepada Allah..
Maka Allah Menyesal dan tidak jadi menghancurkan kota Niniwe karena mereka bertobat..
INGAT-INGAT..
Penduduk Niniwe itu bukan Yahudi, bukan Nasrani/Kristen, juga bukan Muslim…
Tapi mereka bertobat.
Oleh sebab itu Allah sangat menyayangi penduduk Niniwe dan ini membuat hati Nabi Yunus jadi Kesal, tapi bagaimanapun Allah tetap mencintai bangsa pilihannya.
Begitu juga Kedatangan YESUS KRISTUS
Yesus Kristus adalah Suatu TANDA PERTOBATAN bagi semua manusia…
” BERTOBATLAH, KERAJAAN ALLAH SUDAH DEKAT ”
nah.. itulah sedikit pesan dari Alkitab secara keseluruhan.
Terima kasih atas jawabannya.. saya sebagai umat Katolik jujur saja sangat terbantu dan mendapat banyak informasi dari website ini, meski tentu masih ada beberapa halyang masih belum saya mengerti
Untuk umat Katolik yang mungkin “ignorant” atau cuek dan jarang sekali atau bahkan hampir tidak pernah mengaku dosa, apakah itu berarti technically speaking orang itu akan kehilangan keselamatannya?
Karena logika nya kan tidak mungkin orang hidup bertahun tahun tanpa melakukan suatu mortal sin (kecuali orang suci tentu saja)
Lalu Kalau dosa berat adalah melawan kasih secara langsung, mengapa penggunaan alat kontrasepsi ini juga digolongkan mortal sin atau grave matter?
Terima Kasih
Shalom Jesus Follower,
Terima kasih atas dukungannya untuk katolisitas.org. Kami bersyukur, kalau website ini dapat membantu pertumbuhan iman umat Katolik. Kalau ada umat Katolik yang cuek dan jarang sekali mengaku dosa dan mungkin dalam kondisi mortal sin, maka orang tersebut membahayakan diri sendiri untuk mendapatkan kehidupan kekal. Kita tidak akan pernah tahu secara persis apakah seseorang kehilangan keselamatan kekalnya, karena kita tidak tahu secara persis apa yang terjadi pada akhir hidupnya. Kita tidak tahu bahwa mungkin Tuhan memberikan rahmat dan kemudian orang tersebut mempunyai pertobatan yang sempurna (sesal karena cinta) sebelum dia meninggal. Dengan demikian, orang tersebut juga dapat diselamatkan. Namun, dengan cara hidup seperti itu, maka orang tersebut mengambil resiko untuk kehilangan keselamatannya. Kalau di dalam hidup kita sehari-hari, kita senantiasa menghindari resiko-resiko, mengapa kita harus mengambil resiko untuk keselamatan kekal kita?
Penggunaan alat kontrasepsi termasuk dosa yang berat, kalau orang tersebut tahu bahwa perbuatan tersebut berdosa dan secara sadar melakukannya. Mengapa berdosa? Silakan membaca artikel tentang Humanae Vitae (silakan klik) beserta dengan tanya jawabnya di bagian bawah artikel. Dengan melakukan kontrasepsi, pasangan tersebut telah menjadi tuhan bagi kehidupan perkawinannya, dan mengabaikan campur tangan Tuhan. Dan lambat laun, maka hubungan dalam perkawinan yang suci menjadi kehilangan maknanya. Dengan demikian hubungan seks yang suci dalam perkawinan sebagai ungkapan kasih (yang memberikan dirinya) menjadi kehilangan maknanya dan menjadi kasih yang egois, yang berarti bukanlah kasih. Semoga dapat memperjelas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
Terima kasih, saya dapat pencerahan lebih dalam dari artikel ini, saya akan berusaha untuk mengaku dosa lebih sering lagi.
Pax Christe
-Anonymous-
Hai, saya ingin bertanya tentang seputar mortal sin.
Pertanyaan pertanyaan saya ini saya sampaikan karena setelah membaca sekilas tentang hal keselamatan, saya beranggapan begitu susah nya beroleh jalan menuju surga (jika asumsi saya ini memang benar).
Saya merasa definisi mortal sin ini luas(mencakup 10 perintah Allah, sehingga berbohong pun termasuk mortal sin), sehingga menurut ukuran saya pribadi, dalam 1 minggu paling tidak saya berbuat satu mortal sin.
Bahkan, saya pernah mendengar ada yang berkata bahwa Paus John Paul II mengaku dosa seminggu sekali. Menurut pandangan saya dengan Ini berarti beliau melakukan mortal sin sekali dalam seminggu karena venial sin setahu saya tidak perlu di aku kan dalam pengakuan dosa.
Nah, pertanyaan saya, meski kita rutin mengaku dosa, katakanlah 2 minggu sekali, lalu di suatu saat kita melakukan mortal sin. Nah, apakah kemudian jika kita tiba tiba mendapat kecelakaan lalu meninggal (belum sempat mengaku dosa karena memang belum jadwalnya), apakah kita akan kehilangan keselamatan?
Lalu, apakah semua kebohongan, besar atau kecil adalah mortal sin? Di sini maksud saya bukan white lie atau bukan, tapi ke arah kebohongan kecil (seperti memberi alasan palsu kepada teman karena “sungkan”) dan kebohongan besar (seperti korupsi dan fitnah keji).
Mohon tanggapan nya dan terima kasih
[dari katolisitas: Silakan melihat jawaban di atas – silakan klik]
Saya ada satu pertanyaan lagi..
Apakah men download software2 dari internet dan membeli cd lagu dan movie bajakan termasuk dosa berat, mengingat budaya Indonesia di mana pembajakan adalah hal yang sangat umum.
terima kasih
Shalom Jesus Follower,
Terima kasih atas pertanyaannya. Sebenarnya kalau kita mau jujur terhadap diri kita, mendownload software-software tidak legal, membeli CD dan video bajakan adalah sama saja dengan perbuatan mencuri dan tentu saja pencurian ini merugikan orang yang membuat software, lagu maupun film tersebut. Kalau kita tahu hal ini berdosa, dan kita masih terus melakukannya, maka hal ini menjadi dosa berat. Kalau kita mau, kita dapat menggunakan begitu banyak software-software open source yang gratis di internet. Saya pernah mengconvert CD-CD lagu rohani dari teman ke MP3. Namun, akhirnya saya harus menghapus hampir 800 file MP3 yang saya kumpulkan bertahun-tahun, karena menyadari bahwa perbuatan ini adalah juga bertentangan dengan iman kita.
Walaupun banyak orang melakukannya, tidak berarti perbuatan tersebut tidak berdosa. Kalau kita menganalisa perbuatan ini berdasarkan 1) moral obyek, 2) keadaan, 3) intensi, maka moral obyeknya adalah mencuri, yang pasti adalah perbuatan dosa, sedang keadaannya mungkin kita tidak mempunyai uang untuk membeli, dan intensinya adalah untuk dapat rileks, atau belajar lagu-lagu rohani. Suatu perbuatan moral yang baik adalah kalau ketiga hal tersebut adalah baik. Oleh karena, obyek moral dari perbuatan tersebut adalah dosa, walaupun “keadaan” dan “intensinya” baik, maka perbuatan tersebut tetap berdosa dan tidak boleh kita lakukan. Banyak orang yang tidak dapat menerima ini. Namun, kalau software, CD tersebut diganti dengan televisi atau komputer, maka orang dapat mengerti bahwa perbuatan ini adalah berdosa. Mari, kita bersama-sama berjuang untuk hidup kudus, juga dalam hal-hal kecil yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – http://www.katolisitas.org
terima kasih atas jawaban nya.
Memang tampak nya sangat susah ya untuk memperoleh keselamatan itu….
Kita hanya bisa berjuang sekuat tenaga sambil meminta bantuan Sang Penyelamat kita Yesus Kristus
Amin
Saya setuju sekali dengan Pak Stef. Memang sudah seharusnya kita menggunakan software / aplikasi legal baik yang lisensinya open source, freeware, ataupun shareware.
Masalahnya di Indonesia sudah terbiasa dengan budaya menggunakan produk bajakan, kata halus dari “curian”, bahkan CD/DVD tersebut dijualbelikan dimana2 sehingga umat menganggap hal itu biasa dan tidak berdosa.
Semoga seluruh masyarakat / umat sadar akan perbuatan tersebut yang tidak berkenan kepadaNya.
God bless us
maaf bagaimana kalo mendownload video dari youtube menggunakan software yang asli?apakah itu juga berdosa?
[dari katolisitas: Prinsipnya jangan menyalahi copyright. Kalau video tersebut boleh didownload tanpa menyalahi copyright, maka tentu saja tidak masalah.]
Shalom Katolisitas,
Mengenai hal seperti bajakan ini, di sekolah saya video dan film terkadang digunakan sebagai sarana mengajar, namun terkadang juga film2 yang ditayangkan didapat dari hasil bajakan. Apa yang harus saya lakukan?
Shalom Invictus,
Menurut saya, bicarakan dengan yang berwenang, entah kepala sekolah atau yang lain, untuk mengusahakan menggunakan perangkat lunak yang asli. Dengan kata lain, kalau sudah ada niat yang baik, maka perlu dianggarkan dalam budgeting, sehingga tidak perlu lagi membeli piranti lunak bajakan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – katolisitas.org
Comments are closed.