Prayer for souls in Purgatory:

My Jesus, by the sorrows Thou didst suffer in Thine agony in the Garden, in Thy scourging and crowning with thorns, in the way to Calvary, in Thy crucifixion and death, have mercy on the souls in purgatory, and especially on those that are most forsaken; do Thou deliver them from the dire torments they endure; call them and admit them to Thy most sweet embrace in paradise….

Our Father…. Hail Mary ….

Eternal rest grant unto them, O Lord, and let perpetual light shine upon them. May the souls of the faithful departed, through the mercy of God, rest in peace.
Amen.

terjemahannya:

Tuhan Yesus,  oleh karena dukacita yang Kau-alami dalam sengsara-Mu di Taman Getsemani, di dalam penganiayaan-Mu dan pemahkotaan-Mu dengan duri, di jalan ke Kalvari, di penyaliban-Mu dan kematian-Mu, berbelaskasihanlah kepada jiwa- jiwa di Api Penyucian, dan terutama kepada mereka yang paling terabaikan; mohon bebaskanlah mereka dari penderitaan yang mereka tanggung; panggillah mereka dan terimalah mereka kepada rangkulan-Mu yang termanis di surga ….

Bapa Kami …. Salam Maria ….
Berikanlah istirahat kekal kepada mereka, O Tuhan, dan biarkanlah terang yang abadi bersinar atas mereka. Semoga jiwa- jiwa orang beriman, melalui belas kasihan Tuhan, beristirahat dalam damai.
Amin.

15 COMMENTS

  1. Shalom Bapak/Ibu

    Abang saya baru saja meninggal pada tanggal 1 nov 2013 kemarin dan pada tanggal 10 des nanti adalah 40 hariannya
    Kami sangat sedih karena kami semua sangat mencintai dia apalagi di usianya yg masih berumur 25 tahun dia sudah dipanggil
    Kemarin pada tanggal 23 nov pagi pukul 2 ayah saya terbangun dan dia melihat abang saya datang
    Dia berkata ” bapak sama mama ga sayang sama aku, bapak sering sibuk mama sering marah-marah. Di satu sisi aku di desak (karena masalahnya). Tapi gapapa aku udah tenang pak disana”
    Semasa hidupnya ia memang memiliki banyak masalah karena itu bapak dan mama sering marah2 ke dia.
    Ia memang masih belum dewasa, dia harus masih sering diatur dan juga gajinya sering habis untuk mencukupi kebutuhannya karena cicilan dan lain2.
    Sebenarnya dalam waktu dekat ia akan menikah. Dia memiliki banyak beban pikiran karena ia juga sering dimarahi.
    Ia mengalami kecelakaan dan meninggal dalam pada saat koma.
    Tetapi dibadannya tidak ada luka, mungkin karena trauma psikis yg membuat ia dipanggil.
    Ia adalah orang yg baik, rajin berdoa, senang bergaul, dan ia suka memberi walaupun ia tak punya.
    Kami semua sayang padanya. Kami melakukan misa, doa arwah selama 7 hari dan rencananya kami akan melakukan doa 40harian padanya.

    Pertanyaan saya
    1. Apakah yg datang kepada ayah saya itu adalah abang saya ?
    2. Dari yg disampaikannya apakah abang saya sudah melewati api pencuciannya ?
    3. Apa yg bisa kami lakukan untuk membantu abang disana kalaupun dia masih di api pencucian ?
    4. Berapa lama api pencucian itu berlangsung ?

    Saya juga meminta doanya kepada org2 katolisitas sekalian untuk mendoakan abang saya “Santo Rimbun Gultom”
    Sekian dan terimakasih atas pertolongan dan waktunya
    Semoga Tuhan kita Yesus Kristus memberkati kita semua
    Amin

    • Salam Vincent,

      1. Sukar menentukan apakah “yang menampaki ayahanda” itu ialah almarhum adinda ataukan proyeksi psikologis ayahanda sendiri karena sikap terhadap almarhum adinda. Anda menyatakan bahwa ketika hidup di dunia adinda bersusah hati serta ditambah susah karena sering dimarahi ayah dan ibu. Kemungkinan karena efek merasa bersalah dan harapan akan ananda hidup tenang damai bahagia, maka “bayangan adinda” itu seperti muncul nyata dalam tidur ayahanda sampai terbangun. Namun ada baiknya bayangan itu muncul karena memang harapan doa dan iman kita memang menyatakan bahwa tujuan kita ialah supaya almarhum damai abadi dalam Tuhan setelah kematiannya. “Penampakan” itu pun menjadi tanda tahap yang penting yaitu penyembuhan bagi orangtua Anda dari rasa bersalahnya. Bagaimanapun walaupun kita tidak mengetahui bagaimana persisnya, namun sebagai orang beriman, kita yakin bahwa mimpi atau “penglihatan” itu merupakan anugerah Tuhan sendiri demi kebaikan orang tua dan keluarga dan kenyataan akan pentingnya saling mengasihi sebagai keluarga batih, dan lebih luas, sebagai keluarga Allah yang abadi.

      2-4. St Yohanes dalam 1 Yoh 3:2 menyatakan bahwa setelah meninggal, kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. St Paulus jelas mengatakan “Sekarang kita melihat dalam cermin, suatu gambaran samar-samar, namun setelah mati, kita akan melihat muka dengan muka (1Kor 13:10-12). Kita melihat Allah apa adanya, terbuka, sangat jelas seperti sabda-Nya :” Berbahagialah yang suci hatinya karena akan melihat Allah” (Mat 5:8).

      St Thomas Aquinas menyatakan bahwa arwah orang yang meninggal akan mengenali kekudusan dan kebesaran Allah sekaligus keberdosaannya, ketidakpantasannya, kenajisannya sendiri. Kita tahu bahwa yang najis tidak cocok dengan Yang Kudus dan Mahakasih. Kesadaran inilah yang menyebabkan rasa derita yang luar biasa. Inilah purgatorium, tempat (api) penyucian. Penyucian ini berguna untuk makin memurnikan arwah agar makin siap berbahagia abadi bersama Allah yang tanpa cela. Rasa sakit yang muncul karena merindu keselamatan. Rasa sakit ini menyelamatkan.

      Kita bisa membantu teman-teman kita yang meninggal dengan mendoakannya, mengintensikannya dalam Misa, membuat silih untuk memperolehkan indulgensi. Yang dimurnikan ialah dosa dan akibat dosa. Kita berdosa dalam pikiran, perkataan, perbuatan, kelalaian. Dosa membuat pelakunya makin kurang peka terhadap kasih Allah dan kurang mampu mengasihi Allah.
      Kapankah berakhirnya purgatorium? Waktu Allah tidak sama dengan waktu perputaran bola bumi. Maka jawaban terbaik ialah tergantung pada proses pemurnian tersebut yaitu jika almarhum sendiri karena rahmat Allah menjadi jiwa yang murni dan kasihnya pada Allah sudah penuh. Maka Gereja selalu mendoakan mereka dalam perayaan Ekaristi dan doa-doa lainnya.

      Salam
      RD. Yohanes Dwi Harsanto

  2. Shalom…

    saya ingin bertanya, adakah kita umat Katolik boleh berdoa secara khusus untuk teman-teman kita yg telah meninggal dunia tetapi teman itu dari agama lain. Terima Kasih..

    [dari katolisitas: Tentu saja boleh, sebagai wujud kasih kita kepada sesama. Bahkan dalam setiap perayaan Ekaristi, Gereja mendoakan semua orang yang masih berada dalam Api Penyucian, tidak pandang dari agama apapun.]

  3. salam romo Santo

    bukankah stlh kita meninggal kita langsung menghadapi pengadilan khusus di hadapan Tuhan? Knp ada arwah yg tdk sadar kalo ia sdh meninggal? Terima kasih

    • Salam, Maria

      Gambaran dari Alkitab (dalam jawaban-jawaban di atas) mengenai waktu pengadilan pun tetap hanyalah gambaran, atas kenyataan yang kita imani. Tepatnya bagaimana, tetaplah masih merupakan gambaran samar-samar bagi kita. Buku yang mengutip banyak bagian Alkitab yaitu buku Dr Peter Kreeft (op.cit.) menyatakan bahwa hidup alam roh (angels, demons dan souls) lain sama sekali dengan dunia material yang bertubuh namun berjalan dengan dinamikanya tersendiri. Dr Peter Kreeft dalam bukunya itu menampilkan kenyataan-kenyataan tersebut. Di situ ia menyatakan, bahwa kata-kata yang terkait dengan waktu seperti kata “segera”, pun tidak sama dengan yang kita pikirkan. “Segera diadili” itu ada di alam roh, bukan keadaan berdasarkan detik, menit, jam ukuran putaran bumi material ini. Kita menyatakannya dengan gambaran material yang tentu berbeda dari kenyataan yang belum kita ketahui kepastiannya.

      Misalnya, Peter Kreeft memberi ilustrasi bagaimana gerak roh melampauai materi, yaitu dengan mengajak kita membayangkan kota Paris dari tempat kita yang bukan di Paris. Serentak intelektual kita ke sana (Paris) walaupun badan kita faktanya di sini. Karena roh adalah makhluk intelektual dan bebas pula seperti intelektualitas kita. Bisa pula ada jutaan malaikat di ujung sebuah peniti. Demikianlah perumpamaannya, walaupun tidak pas juga karena dunia roh lain sekali dari dunia kita.

      Hanya bisa berspekulasi, menduga menurut pemahaman pikiran kita, namun berdasar harapan, iman, dan kasih, bisa saja dalam rangka “proses pengadilan” khusus yang melibatkan kebebasannya dan pengetahuannya (sekaligus ketidaktahuannya), arwah “terasa menampakkan diri” atau berada di sekitar keluarga. Bisa saja ia tidak tahu bahwa sudah meninggal, dan mungkin lalu diminta membuktikan bahwa dirinya sudah meninggal, maka harus menjumpai rumah dan orang-orang kenalannya, demi penerimaannya akan seluruh kebenaran. Sekali lagi, dunia roh misteri bagi kita, namun juga bisa dirasakan, karena kita sendiri terdiri dari badan material dan roh. Semoga iman kita makin diteguhkan akan kenyataan hidup sesudah meninggal, dan yang kita dambakan, bahagia abadi bersama Allah Tritunggal Mahakudus.

      Salam
      Yohanes Dwi Harsanto Pr

      • Dari penjelasan Romo di atas saya semakin bimbang, kemanakah jiwa orang meninggal mestinya pergi? Apakah setelah kematian jiwa harus diadili di hadapan para malaikat atau oleh Tuhan Yesus sendiri atau jiwa masih harus berkelana sampai pengadilan pada saat kedatangan Tuhan yang kedua di mana semua orang mati dibangkitkan untuk diadili seperti dalam doa ” Aku Percaya”.

        Bagaimana caranya seseorang mengetahui bahwa jiwa seseorang itu masih penasaran/gentayangan sebab yang saya kawatirkan bukan jiwa orang yang kita cintai yang gentayangan melainkan bagaimana jika itu adalah iblis/setan yang menjelma menjadi roh orang kita sayangi sehingga membuat kita yang percaya menjadi terjerat oleh tipuannya, jujur harus aku aku katakan terkadang masalah seperti ini membuat saya pribadi tergoncang imannya. Mohon Romo dan teman katolisitas membantu saya dalam hal ini karena sampai saat ini arwah orang tua saya masih terkadang mengunjungi sanak famili saya dan hal ini membuat aku ragu. Apakah itu jiwa ayah yang telah berpulang ke rumah Bapak atau iblis yang mencoba memanfaatkan kesedihan hati kami sekelurga.

        Terima kasih Katolisitas atas kesempatan sharing ini.

        • Salam Timoteo Pires,

          Kebenaran itu tetap ada walaupun kita tidak memahami atau belum memahaminya. Salah satu kebenaran itu ialah bahwa roh kita setelah fisik kita meninggal akan tetap hidup dan bahkan diadili di hadapan Allah secara pribadi. Mengenai hidupnya roh manusia setelah badannya mati, akan tergantung pada imannya akan Kristus sang jalan, kebenaran dan hidup, dan hal ini pun masih akan disempurnakan dengan persatuan roh dan badan yang akan dibangkitkan (kebangkitan badan), dan tergantung pada kerahiman Allah. Itulah iman kita. Tidak perlu tergoncang dengan penampakan menurut famili atau menurut siapapun, bahkan penampakan apapun tidak menggoyahkan iman. Jika pun Bunda Maria terbukti menampakkan diri (seperti di Lourdes, dll yg sudah diakui kebenarannya), pun Gereja tidak menganjurkan agar kita percaya. Karena iman kita bukan berdasarkan penampakan maupun ketidaknampakan, baik bunda Maria maupun ayahanda almarhum, namun karena iman itu sendiri, iman akan Kristus yang bangkit dari maut. Dari kesaksian mengenai penampakan arwah, misalnya yang dialami oleh Ny Maria Simma, penampakan itu tidak akan berkali-kali dan panjang waktunya dan sangat jarang arwah orang Katolik bersengsara. Mengenai Maria Simma silahkan klik http://www.imankatolik.or.id/maria-sima.html

          Karena itu, Anda harus cek kebenarannya pada famili Anda, karena bukan Anda sendiri yang mengalami apakah benar almarhum ayah menampakkan diri berkali-kali dan lama waktunya? Alih-alih penampakan ayahanda atau setan, bisa jadi (harus dicek) aspek psikologis akan kesedihan yang masih terasa. Mungkin saja dengan mengatakan itu, famili atau saudara yang masih bersedih itu justru menginginkan persatuan keluarga lebih erat lagi, kesatuan hati sebagai keluarga harus lebih kokoh lagi sepeninggal ayahanda. Bukankah kerukunan keluarga itulah yang dikehendaki almarhum ayahanda? Jika halnya demikian, maka lakukanlah cinta kasih dalam hal ini seperti perintah Kristus sendiri. Dia pasti hadir menyemangati keluarga Anda.

          Salam
          Yohanes Dwi Harsanto Pr

        • Salam Timotio Pires, saya menambahi keterangan, setelah mempelajari lebih lanjut mengenai “arwah gentayangan” (“Wandering Souls) dari beberapa sumber.

          Arwah gentayangan merupakan fenomena yang masih problematik secara teologi dogmatik. Dalam buku Romo Gabrielle Amorth jilid II yang berjudul “An Exorcist – More Stories” Ignatius Press, San Francisco 2002, halaman 133 nomer 4 “The question of presences”, sedikit saja diulas mengenai hal ini. Saya belum menemukan studi ilmiah (scientific study) mengenai hal ini karena memang sumber dogmatik yang terbatas.

          Dogma iman Katolik mengatakan bahwa setelah fisiknya mati, arwah atau roh manusia menghadapi pilihan: neraka, atau surga baik surga secara langsung maupun melalui purgatorium. Tidak disebut mengenai “arwah gentayangan”. Karena itu, dari refleksi pengalamannya, romo Amorth dan Dr Peter Kreeft (op.cit.) mendefinisikan arwah gentayangan sebagai arwah manusia yang belum mencapai perjalanan akhir (“souls that have yet to find their final path”) yaitu Neraka, Api Penyucian atau Surga. Dalam hal ini, kita hanya bisa belajar dari pengalaman mistik para santo/santa sebagai pengalaman perwahyuan pribadi, yang memang tidak bertentangan dengan dogma, hanya saja dogma tidak atau belum menyebutkannya secara eksplisit.

          Memang benar, setan bisa menyamar sebagai teman yang sudah meninggal, saudara yang sudah meninggal, bahkan bisa pula menyamar sebagai malaikat. Norma no. 14 dari buku upacara Exorcisme memperingatkan akan hal ini yaitu “the Devil wants us to believe that he is the soul of a saint, or a deceased, or an angel”. Pada kasus orang yang kerasukan dan mengaku (menyebut nama) bahwa dialah almarhum seseorang, maka hal itu akan lebih mudah diperiksa apakah memang setan yang menipu atau tidak. Cara kita mengetahui apakah arwah yang merasuki itu bukan setan yang menyamar hanyalah jika dilakukan upacara eksorsisme terhadap orang yang kerasukan itu oleh imam eksorsis. Bagaimanapun setan adalah sumber tipuan dan dusta (“the father of lies”) seperti diungkap dalam Yoh 8:44. Oleh karena itulah pentingnya peran seorang exorcist. Dalam buku biografi Padre Pio, setan juga menyamar sebagai imam atasan Padre Pio. Hanya setelah Padre Pio berdoa terus menerus barulah setan berubah ke wujud aslinya. Namun, pertanyaan mengenai “arwah gentayangan” yang tidak merasuki orang namun sekedar “seolah menampakkan diri” agak susah dirunut secara dogmatik. Dari sharing beberapa pengalaman, memang kadang-kadang ada roh yang diizinkan Tuhan untuk menyampaikan sesuatu kepada kita, yang biasanya adalah permintaan Misa untuk keselamatan jiwanya (Maria Simma, “Rahasia Jiwa-Jiwa di Api Penyucian”, Marian Centre Indonesia, Jakarta 2000). Biasanya roh-roh yang minta tolong semacam ini ialah orang beriman yang meninggal tanpa persiapan, belum bisa menerima kenyataan atau yang masih mendendam karena pembunuhan atau kecelakaan.
          Walaupun ada, namun jarang sekali menurut Maria Simma, arwah orang Katolik yang minta bantuan padanya karena begitu amat menderitanya.
          Karena hal-hal di atas, maka sebaiknya kita menempatkan fenomena “penampakan” arwah ayahanda itu dengan kritis dan bijaksana, tanpa perlu merasa goyah iman, namun justru sebaliknya ditempatkan dalam kerangka iman akan penyelamatan Allah, karena bagaimanapun, masih misteri, dan tetaplah dalam misteri keagungan cinta-Nya. Pasti fenomena itu pun tidak lama, dan tidak terjadi lagi. Semoga membantu.

          Salam
          Yohanes Dwi Harsanto, Pr

  4. Dear Katolisitas

    Tgl 12 Dec ’11 lalu ayah kami telah berpulang kepada Bapak, suatu hal yang membuat hati kami terluka hingga saat ini adalah rupanya jiwa/rohnya kadang mengunjungi kami sekeluarga sebagai contoh baru-baru ini di pagi hari berkisar jam 10 pagi arwah ayah datang mengunjungi kami dan beliau seperti biasa datang tidur pada tempat tidurnya hal ini disadari oleh kami karena meskipun kami tidak dapat melihatnya akan tetapi bunyi dengkuran beliau yang khas terdengar oleh sekeluarga sehingga hal ini makin membuat kami sedih. Dan setelah beberapa lama bunyi dengkuran hilang dan entah ke mana.

    Dari penjelasan di atas, apakah arwah ayah dapat dikategorikan sebagai arwah yang masih gentayangan? dan bagaimana ajaran Katolik mengenai arwah-arwah seperti ini? (catatan, kami sekeluarga sebelum beliau wafat telah minta pastor mengurapinya dengan minyak urapan orang sakit dan saat itu beliau dalam keadaan koma. Saat penguburan telah diadakan misa khusus bagi arwahnya dan bagi keluarga yg ditinggalkan, setelah itu juga kami telah beberapa kali minta misa buat arwah ayah). Kebingungan ini meliputi kami dosa apakah hingga ayah tidak tenang di alam sana? mohon pencerahan hal apa yg mesti kami lakukan supaya roh ayah tenang di alam sana?

    • Salam Timoteo,

      Menurut Dr. Peter Kreeft, dalam buku “Angels & Demons”, Dioma, Malang 2007, dikatakan ada beberapa kemungkinan atau kombinasi kemungkinan mengapa arwah masih “menghantui” di rumah: 1. Karena ia belum sadar bahwa meninggal, 2. Karena ia ingin menghibur keluarga, 3. Karena ia masih dalam masa “testing” atau penyucian, 4. Karena ia terlalu lekat pada harta benda duniawi, 5. Karena ia memang tidak tahu Sang jalan, kebenaran dan kehidupan yaitu Kristus.

      Saya tidak tahu kehidupan ayah Anda. Namun dengan iman kita yang sama, semoga ia lebih ke soal nomer 2. Dan, dengan memohon jasa Kristus khususnya dalam perayaan Ekaristi, mereka dengan semua kemungkinan alasan nomer 1 – 5 tersebut bisa berbahagia abadi berkat kuasa Allah yang Mahakasih.

      Salam
      Yohanes Dwi Harsanto, Pr

  5. salam sejahtera……….
    dear katolisitas
    saya ingin bertanya apakah ada doa keramat dalam gereja katolik?
    dan katanya doa ini diketemukan tahun 1515 di makam yesus,jika demikian siapakah yang menuliskan doa tersebut?

    [Dari Katolisitas: Silakan anda membaca terlebih dahulu, jawaban kami tentang topik ini di sini, silakan klik. Dan silakan anda membaca juga tanggapan Bp. Jus di bawahnya]

  6. Mohon penjelasan. Bagaimana pula kepada seseorang yang lansung tidak percaya akan Tuhan Yesus semasa hidupnya, tetapi mempunyai hati yang baik dan suka menolong orang. Kemudian apabila mati bagaimana penghakiman Tuhan Yesus kepada orang seperti ini. Maksud saya antara contohnya orang yang tidak percaya Tuhan Yesus ialah seperti Orang Islam, Orang Kafir/Dukun/Bomoh, Orang yang pergi ke tokong-tokong Cina dan sebagainya.
    Mohon penjelasan. Terima kasih

Comments are closed.