Daftar isi dari Dokumen Konsili Vatikan II, yang terdiri dari: 4 konstitusi, 3 pernyataan, dan 9 dekrit.
Isi dokumen Konsili Vatikan II:
- DAFTAR ISI
- KATA PENGANTAR
- KONSTITUSI
- PERNYATAAN
- DEKRIT
- DEKRIT “AD GENTES” – TENTANG KEGIATAN MISIONER GEREJA
- DEKRIT “PRESBYTERORUM ORDINIS” – TENTANG PELAYANAN DAN KEHIDUPAN PARA IMAM
- DEKRIT “APOSTOLICAM ACTUOSITATEM” – TENTANG KERASULAN AWAM
- DEKRIT “OPTATAM TOTIUS” – TENTANG PEMBINAAN IMAN
- DEKRIT “PERFECTAE CARITATIS” – TENTANG PEMBAHARUAN DAN PENYESUAIAN HIDUP RELIGIUS
- DEKRIT “CHRISTUS DOMINUS” – TENTANG TUGAS PASTORAL PARA USKUP DALAM GEREJA
- DEKRIT “UNITATIS REDINTEGRATIO” – TENTANG EKUMENISME
- DEKRIT “ORIENTALIUM ECCLESIARUM” – TENTANG GEREJA-GEREJA TIMUR KATOLIK
- DEKRIT “INTER MIRIFICA” – TENTANG UPAYA-UPAYA KOMUNIKASI SOSIAL
KONSTITUSI “SACROSANCTUM CONCILIUM” – TENTANG LITURGI SUCI |
PENDAHULUAN
BAB I : ASAS-ASAS UMUM UNTUK MEMBAHARUI DAN MENGEMBANGKAN LITURGI
I. Hakekat dan Makna Liturgi Suci Dalam Kehidupan Gereja
5. Karya keselamatan dilaksanakan oleh Kristus
6. Karya keselamatan, yang dilestarikan oleh Gereja, terlaksana dalam liturgi
7. Kehadiran Kristus dalam Liturgi
8. Liturgi di dunia ini dan Liturgi di sorga
9. Liturgi bukan satu-satunya kegiatan Gereja
10. Liturgi puncak dan sumber kehidupan Gereja
11. Perlunya persiapan pribadi
12-13 Liturgi dan ulah kesalehan
II. Pendidikan Liturgi dan Keikut-sertaan aktif
14. Pendahuluan
15. Pembinaan para dosen Liturgi
16-18 Pendidikan Liturgi kaum Rohaniwan
19. Pembinaan Liturgis kaum beriman
20. Sarana-sarana audio-visual dan perayaan Liturgi
III. Pembaharuan Liturgi
21. Pendahuluan
A. Kaidah-kaidah umum
22. Pengaturan Liturgi
23. Tradisi dan perkembangan
24. Kitab suci dan Liturgi
25. Peninjauan kembali buku-buku Liturgi
B. Kaidah-kaidah berdasarkan hakekat Liturgi sebagai tindakan Hirarki dan jemaat
26. Liturgi sebagai perayaan Gereja
27. Perayaan bersama
28-29 Martabat perayaan
30-31 Keikut-sertaan aktif umat beriman
32. Liturgi dan kelompok-kelompok sosial
C. Kaidah-kaidah berdasarkan sifat pembinaan dan pastoral Liturgi
33. Pendahuluan
34. Keserasian upacara-upacara
35. Kitab suci, pewartaan dan katekese dalam Liturgi
36. Bahasa Liturgi
D. Kaidah-kaidah untuk menyesuaikan Liturgi dengan tabiat perangai dan tradisi bangsa-bangsa
37. Gereja memelihara kekayaan bangsa-bangsa
38. Penyesuaian dan tuntutan masa dan tempat
39. Batas-batas penyesuaian
40. Penyesuaian Liturgi, terutama di daerah misi
IV. Pembinaan kehidupan Liturgi dalam keuskupan dan paroki
41. Kehidupan Liturgi dalam keuskupan
42. Kehidupan Liturgi dalam paroki
V. Pengembangan pastoral Liturgi
43. Pembaharuan Liturgi, rahmat Roh Kudus
44. Komisi Liturgi nasional
45. Komisi Liturgi keuskupan
46. Komisi-komisi musik dan kesenian Liturgi
BAB II : MISTERI EKARISTI SUCI
47. Ekaristi suci dan misteri Paska
48-49 Keikut-sertaan aktif kaum beriman
50. Peninjauan kembali Tata Perayaan Ekaristi
51. Supaya Ekaristi diperkaya dengan sabda Kitab suci
52. Homili
53. Doa umat
54. Bahasa Latin dan bahasa pribumi dalam perayaan Ekaristi
55. Komuni suci, puncak keikut-sertaan dalam Misa suci, Komuni dua rupa
56. Kesatuan Misa
57-58 Konselebrasi
BAB III : SAKRAMEN-SAKRAMEN LAINNYA DAN SAKRAMENTALI
59. Hakekat sakramen
60. Sakramentali
61. Nilai pastoral Liturgi, hubungannya dengan misteri Paska
62. Perlunya meninjau kembali upacara Sakramen-Sakramen
63. Bahasa; rituale Romawi dan rituale khusus
64. Katekumenat
65. Inkulturasi inisiasi
66. Peninjauan kembali upacara babtis
67. Peninjauan kembali upacara pembabtisan kanak-kanak
68. Upacara pembabtisan yang singkat
69. Upacara pelengkap
70. Pemberkatan air babtis
71. Peninjauan kembali Sakramen Krisma
72. Peninjauan kembali upacara tobat
73. Peninjauan kembali upacara Pengurapan Orang Sakit
74. Upacara berkesinambungan untuk orang sakit
75. Upacara pengurapan Orang Sakit
76. Peninjauan kembali Sakramen Tahbisan
77. Peninjauan kembali Sakramen Perkawinan
78. Perayaan perkawinan
79. Peninjauan kembali sakramentali
80. Pengikraran kaul religius
81. Peninjauan kembali upacara pemakaman
82. Upacara penguburan anak-anak
BAB IV : IBADAT HARIAN
83-85 Ibadat harian, karya Kristus dan Gereja
86-87 Nilai pastoral Ibadat Harian
88-89 Peninjauan kembali pembagian waktu Ibadat menurut tradisi
90. Ibadat harian, sumber kesalehan
91. Pembagian mazmur-mazmur
92. Penyusunan bacaan-bacaan
93. Peninjauan kembali madah-madah
94. Saat mendoakan Ibadat Harian
95-97 Kewajiban mendoakan Ibadat harian
98. Pujian kepada Allah dalam tarekat-tarekat religius
99. Ibadat Harian bersama
100. Keikut-sertaan umat beriman
101. Bahasa
BAB V : TAHUN LITURGI
102-105 Makna tahun Liturgi
106. Makna hari Minggu ditekankan lagi
107-108 Peninajauan kembali tahun Liturgi
109-110 Masa Prapaska
111. Pesta para kudus
BAB VI : MUSIK LITURGI
112. Matabat musik Liturgi
113. Liturgi meriah
114. Umat beriman diharapkan berperan serta
115. Pendidikan musik
116. Nyanyian Gregorian dan Polifoni
117. Penerbitan buku-buku nyanyian Gregorian
118. Nyanyian rohani umat
119. Musik Liturgi di daerah-daerah Misi
120. Orgel dan alat-alat musik lainnya
121. Panggilan para pengarang musik
BAB VII : KESENIAN RELIGIUS DAN PERLENGKAPAN IBADAT
122. Martabat kesenian religius
123. Corak-corak artistik
124. Karya-karya seni yang menyinggung cita rasa keagamaan
125. Gambar-gambar dan patung-patung
126. Panitia keuskupan untuk Kesenian Liturgi
127. Pembinaan para seniman
128. Peninjauan kembali peraturan tentang kesenian ibadat
129. Pembinaan kesenian bagi kaum rohaniwan
130. Penggunaan lambang-lambang jabatan Uskup
LAMPIRAN :
Pernyataan Konsili Ekumenis Vatikan II tentang Peninjauan Kembali Penanggalan Liturgi
DEKRIT “INTER MIRIFICA” – TENTANG UPAYA-UPAYA KOMUNIKASI SOSIAL |
PENDAHULUAN
1. Makna suatu ungkapan
2. Mengapa Konsili membahas masalah komunikasi sosial
BAB I: AJARAN GEREJA
3. Tugas-kewajiban Gereja
4. Hukum moral
5. Hak dan informasi
6. Kesenian dan moral
7. Pemberitaan kejahatan moral
8. Pendapat umum
9. Kewajiban-kewajiban para pemakai media komunikasi sosial
10. Kewajiban-kewajiban kaum muda dan para orang tua
11. Kewajiban-kewajiban para penyelenggara
12. Kewajiban-kewajiban pemerintah
BAB II: KEGIATAN PASTORAL GEREJA
13. Kegiatan para gembala dan umat beriman
14. Prakarsa-prakarsa umat katolik
15. Pembinaan para produsen
16. Pembinaan para pemakai jasa
17. Upaya-upaya teknis dan ekonomis
18. Sekali setahun : hari komunikasi nasional
19. Sekretariat pada Takhta suci
20. Wewenang para Uskup
21. Biro Nasional
22. Organisasi-organisasi internasional
PENUTUP
23. Instruksi pastoral
24. Anjuran akhir
KONSTITUSI DOGMATIS “LUMEN GENTIUM” – TENTANG GEREJA |
BAB I: MISTERI GEREJA
1. Pendahuluan
2. Rencana Bapa yang bermaksud menyelamatkan semua orang
3. Perutusan Putera
4. Roh Kudus yang menguduskan Gereja
5. Kerajaan Allah
6. Aneka gambaran Gereja
7. Gereja, Tubuh mistik Kristus
8. Gereja yang kelihatan dan sekaligus rohani
BAB II: UMAT ALLAH
9. Perjanjian Baru dan Umat Baru
10. Imamat umum
11. Pelaksanaan imamat umum dalam Sakramen-Sakramen
12. Perasaan iman dan karisma-karisma umat kristiani
13. Sifat umum dan katolik Umat Allah yang Satu
14. Umat beriman katolik
15. Hubungan Gereja dengan orang kristen bukan katolik
16. Umat bukan kristen
17. Sifat misioner Gereja
BAB III: SUSUNAN HIRARKIS GEREJA, KHUSUSNYA EPISKOPAT
18. Pendahuluan
19. Dewan para Rasul didirikan oleh Kristus
20. Para Uskup pengganti para Rasul
21. Sakramentalitas episkopat
22. Dewan para Uskup dan Ketuanya
23. Uskup setempat dan Gereja universal
24. Tugas para Uskup pada umumnya
25. Tugas mengajar
26. Tugas menguduskan
27. Tugas menggembalakan
28. Para imam biasa
29. Para diakon
BAB IV: PARA AWAM
30. Prakata
31. Apa yang dimaksud dengan istilah “awam”
32. Martabat kaum awam sebagai anggota umat Allah
33. Hidup kaum awam berhubungan dengan keselamatan dan kerasulan
34. Keikut-sertaan kaum awam dalam imamat umum dan ibadat
35. Keikut-sertaan kaum awam dalam tugas kenabian Kristus
36. Keikut-sertaan kaum awam dalam pengabdian rajawi Kristus
37. Hubungan kaum awam dengan Hirarki
38. Penutup
BAB V : PANGGILAN UMUM UNTUK KESUCIAN DALAM GEREJA
39. Prakata
40. Panggilan umum untuk kesucian
41. Bentuk pelaksanaan kesucian
42. Jalan dan upaya kesucian
BAB VI : PARA RELIGIUS
43. Pengikraran nasehat-nasehat Injil dalam Gereja
44. Makna dan arti hidup religius
45. Hubungan para religius dengan Hirarki
46. Penghargaan terhadap hidup religius
47. Penutup
BAB VII : SIFAT ESKATOLOGIS GEREJA MUSAFIR DAN PERSATUANNYA DENGAN GEREJA DI SORGA
48. Pendahuluan
49. Persekutuan antara Gereja di sorga dan Gereja di dunia
50. Hubungan antara Gereja didunia dan Gereja di sorga
51. Beberapa pedoman pastoral
BAB VIII : SANTA PERAWAN MARIA BUNDA ALLAH DALAM MISTERI KRISTUS DAN GEREJA
I. Pendahuluan
52. Santa Perawan dalam misteri Kristus
53. Santa Perawan dan Gereja
54. Maksud Konsili
II. Peran Santa Perawan dalam tata keselamatan
55. Bunda Almasih dalam Perjanjian Lama
56. Maria menerima warta gembira
57. Santa Perawan dan kanak-kanak Yesus
58. Santa Perawan dan hidup Yesus dimuka umum
59. Santa Perawan sesudah Yesus naik ke sorga
III. Santa Perawan dan Gereja
60-62 Maria hamba Tuhan
63-64 Maria pola Gereja
65. Keutamaan-keutamaan Maria, pola bagi Gereja
IV. Kebaktian kepada Santa Perawan dalam Gereja
66. Makna dan dasar bakti kepada Santa Perawan
67. Semangat mewartakan sabda dan kebaktian kepada Santa Perawan
V. Maria, tanda harapan yang pasti dan penghiburan bagi umat Allah
68-69 ……………………………………………………………………………………..
PENGUMUMAN OLEH SEKRETARIS JENDRAL KONSILI
1. Kadar teologis Konstitusi “De Ecclesia”
2. Arti kolegialitas
CATATAN PENJELASAN PENDAHULUAN
DEKRIT “ORIENTALIUM ECCLESIARUM” – TENTANG GEREJA-GEREJA TIMUR KATOLIK |
1. Pendahuluan
Gereja-gereja khusus atau ritus-ritus
2. Kemacam-ragaman dalam persekutuan Gereja katolik
3. Kesamaan martabat, hak-hak dan kewajiban-kewajiban
4. Kelestarian Ritus-Ritus dalam suatu persekutuan
Melestarikan pusaka rohani Gereja-Gereja Timur
5. Hak serta kewajiban Gereja-Gereja untuk melestarikan tata-laksana masing-masing
6. Melestarikan upacara-upacara Liturgis Ritus Timur
Para Patriark Timur
7. Siapa Patriark Timur itu?
8. Semua Patriark sederajat martabatnya
9. Wewenang Patriark dan sinode
10. Uskup Agung Utama
11. Didirikan patriarkat-patriarkat baru sejauh perlu
Tata-laksana Sakramen-Sakramen
12. Konsili mengukuhkan tata-laksana Sakramen-Sakramen
13. Pelayanan Sakramen Krisma
14. Penerimaan Sakramen Krisma
15. Ekaristi suci
16. Pelayanan Sakramen Tobat
17. Diakonat dan tahbian-tahbisan tingkat rendah
18. Pernikahan campur
Liturgi
19. Hari-hari raya
20. Hari raya Paska
21. Penyesuaian diri dengan Ritus setempat
22. Pujian Ilahi (ibadat harian)
23. Penggunaan bahasa daerah
Pergaulan dengan para anggota Gereja-Gereja yang terpisah
24. Memelihara persekutuan menurut Dekrit tentang Ekumenisme
25. Syarat untuk kesatuan; kewenangan menjalankan kuasa Tahbisan
26-28 “Communicatio in sacris”
29. Bimbingan para Hirark setempat
30. Penutup
DEKRIT “UNITATIS REDINTEGRATIO” – TENTANG EKUMENISME |
1. PENDAHULUAN
BAB I : PRINSIP-PRINSIP KATOLIK UNTUK EKUMENISME.
2. Gereja yang satu dan tunggal
3. Hubungan antara saudara-saudari yang terpisah dan Gereja katolik
4. Ekumenisme
BAB II : PELAKSANAAN EKUMENISME
5. Ekumenisme : tanggung jawab segenap umat beriman
6. Pembaharuan Gereja
7. Pertobatan hati
8. Doa bersama
9. Saling mengenal sebagai saudara
10. Pembinaan ekumenis
11. Cara mengungkapkan dan menguraikan ajaran iman
12. Kerja sama dengan saudara-saudari yang terpisah
BAB III : GEREJA-GEREJA DAN JEMAAT GEREJAWI YANG TERPISAHKAN DARI TAKHTA APOSTOLIK DI ROMA
13. Pendahuluan
I. Tinjauan khusus tentang Gereja-Gereja Timur
14. Semangat dan sejarah Gereja-Gereja Timur
15. Tradisi Liturgi dan hidup rohani dalam Gereja-Gereja Timur
16. Ciri khas Gereja-Gereja Timur berkenaan dengan soal-soal ajaran
17. Penutup
II. Gereja-Gereja dan jemaat-jemaat gerejawi yang terpisah di dunia Barat
19. Situasi khusus Gereja-Gereja dan jemaat-jemaat
20. Iman akan Kristus
21. Pendalaman Kitab suci
22. Hidup sakramental
23. Kehidupan dalam Kristus
24. Penutup
DEKRIT “CHRISTUS DOMINUS” – TENTANG TUGAS PASTORAL PARA USKUP DALAM GEREJA |
PENDAHULUAN
BAB I : PARA USKUP DAN GEREJA SEMESTA
I. Peranan para Uskup terhadap Gereja semesta
4. Pelaksanaan kekuasaan oleh Dewan para Uskup
5. Majelis atau sinode para Uskup
6. Para Uskup ikut serta memperhatikan semua Gereja-Gereja
7. Cinta kasih yang nyata terhadap para Uskup yang dianiaya
II. Para Uskup dan Takhta suci
8. Kuasa para Uskup dalam keuskupan mereka sendiri
9. Konggregasi-konggregasi dalam Kuria Romawi
10. Para anggota dan para pejabat konggregasi-konggregasi
BAB II : PARA USKUP DAN GEREJA-GEREJA KHUSUS ATAU KEUSKUPAN-KEUSKUPAN
I. Para Uskup diosesan
11. Faham “diosis” atau keuskupan, dan peranan para Uskup dalam keuskupan mereka
12. Tugas mengajar
13. Cara menyajikan ajaran Kristen
14. Pendidikan kateketis
15. Tugas para Uskup untuk menguduskan
16. Tugas penggembalaan Uskup
17. Bentuk-bentuk khusus kerasulan
18. Keprihatinan khusus terhadap kelompok-kelompok umat tertentu
19. Kebebasan para Uskup, hubungan mereka dengan Pemerintah
20. Kebebasan dalam pengangkatan para Uskup
21. Pengunduran diri Uskup dari jabatannya
II. Penentuan batas-batas keuskupan
22. Perlunya meninjau kemabali batas-batas keuskupan
23. Peraturan-peraturan yang harus dipatuhi
24. Diperlukan pendapat Konferensi Uskup
III. Para rekan sekerja Uskup diosesan dalam reksa pastoral
1. Para Uskup Koajutor dan Auksilier
25. Peraturan-peraturan untuk mengangkat Uskup koajutor dan Auksilier
26. Wewenang Uskup Auksilier dan Koajutor
2. Kuria dan Panitia-Panitia Keuskupan
27. Organisasi Kuria Keuskupan dan pembentukan Panitia Pastoral
3. Klerus Diosesan
28. Para imam disesan
29. Para imam yang menjalankan karya antar paroki
30. Para pastor paroki
31. Penunjukan, pemindahan, pemberhentian dan pengunduran diri pastor paroki
32. Pembubaran dan pengubahan paroki
4. Para Religius
33. Para religius dan karya-karya kerasulan
34. Para religius rekan sekerja Uskup dalam karya kerasulan
35. Asas-asas kerasulan para religius dalam keuskupan
BAB III : KERJASAMA PARA USKUP DEMI KESEJAHTERAAN UMUM BERBAGAI GEREJA
I. Sinode, Konsili, dan Khususnya Konferensi Uskup
36. Sinode dan Konsili khusus
37. Pentingnya Konferensi Uskup
38. Hakekat, wewenang dan kerjasama Konferensi-Konferensi
II. Penentuan batas-batas Provinsi-Provinsi gerejawi dan penetapan kawasan-kawasan gerejawi
39. Prinsip untuki meninjau kembali batas-batas yang telah ditetapkan
40. Beberapa pedoman yang harus yang harus dipatuhi
41. Perlu dimintakan pandangan Konferensi-Konferensi Uskup
III. Para Uskup yang menjalankan tugas antar keuskupan
42. Pembentukan biro-biro khusus dan kerjasama dengan para Uskup
43. Vikariat Angkatan Bersenjata
44. KETETAPAN UMUM
DEKRIT “PERFECTAE CARITATIS” – TENTANG PEMBAHARUAN DAN PENYESUAIAN HIDUP RELIGIUS |
1. Pendahuluan
2. Asas-asas umum untuk mengadakan pembaharuan yang sesuai
3. Norma-norma praktis pembaharuan yang disesuaikan
4. Mereka yang harus melaksanakan pembaharuan
5. Unsur-unsur yang umum pada pelbagai bentuk hidup religius
6. Hidup rohani harus diutamakan
7. Tarekat-tarekat yang seutuhnya terarah kepada kontemplasi
8. Tarekat-tarekat yang bertujuan kerasulan
9. Kelestarian hidup monastik konventual
10. Hidup religius kaum awam
11. Serikat-serikat sekular
12. Kemurnian
13. Kemiskinan
14. Ketaatan
15. Hidup bersama
16. Pingitan / klausura para rubiah
17. Busana religius
18. Pembinaan para anggota
19. Pendirian tarekat-tarekat baru
20. Bagaimana melestarikan, menyesuaiakan atau meninggalkan karya khusus tarekat
21. Tarekat-tarekat dan biara-biara yang mengalami kemerosotan
22. Perserikatan antara tarekat-tarekat religius
23. Konferensi para Pemimpin tinggi
24. Panggilan religius
25. Penutup
DEKRIT “OPTATAM TOTIUS” – TENTANG PEMBINAAN IMAN |
Pendahuluan
I. Penyusunan metode pembinaan imam disetiap negara
II. Pengembangan panggilan imam secara lebih intensif
III. Tata-laksana Seminari-seminari tinggi
4. Seluruh pembinaan harus berhubungan erat dengan tujuan pastoral
5. Para pembimbing seminari hendaknya dipilih dengan saksama dan dibina secara efektif
6. Penyaringan dan pengujian para seminaris
7. Seminari hendaknya diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan para seminaris
IV. Pembinaan rohani yang lebih intensif
8. Belajar hidup dalam persekutuan dengan Allah Tritunggal
9. Belajar membaktikan diri dalam Gereja
10. Belajar menghayati selibat imam
11. Menuju kedewasaan kepribadian
12. Waktu untuk pembinaan rohani yang lebih intensif; masa pembinaan pastoral
V. Peninjauan kembali studi gerejawi
13. Studi persiapan untuk studi gerejawi
14. Studi gerejawi hendaknya lebih diserasikan
15. Peninjauan kembali studi filsafat
16. Peningkatan studi teologi
17. Metode pendidikan yang cocok dalam pelbagai vak
18. Studi khusus bagi mereka yang berbakat tinggi
VI. Pembinaan pastoral
19. Pembinaan dalam pelbagai bentuk reksa pastoral
20. Pembinaan untuk pengembangan kerasulan
21. Melatih diri melalui praktek pastoral
VII. Pembinaan seusai studi
Penutup
PERNYATAAN “GRAVISSIMUS EDUCATIONIS” – TENTANG PENDIDIKAN KRISTEN |
Pendahuluan
1. Hak semua orang atas pendidikan
2. Pendidikan kristen
3. Mereka yang bertanggung jawab atas pendidikan
4. Aneka upaya untuk melayani pendidikan kristen
5. Pentingnya sekolah
6. Kewajiban dan hak-hak orang tua
7. Pendidikan moral dan keagamaan disekolah
8. Sekolah-sekolah katolik
9. Berbagai macam sekolah katolik
10. Fakultas dan universitas katolik
11. Fakultas teologi
12. Koordinasi di bidang persekolahan
Penutup
PERNYATAAN “NOSTRA AETATE” – TENTANG HUBUNGAN GEREJA DENGAN AGAMA-AGAMA BUKAN KRISTEN |
1. Pendahuluan
2. Berbagai agama bukan kristen
3. Agama Islam
4. Agama Yahudi
5. Persaudaraan semesta tanpa diskriminasi
KONSTITUSI DOGMATIS “DEI VERBUM” – TENTANG WAHYU ILAHI |
PENDAHULUAN
BAB I : TENTANG WAHYU SENDIRI
2. Hakekat wahyu
3. Persiapan wahyu Injili
4. Kristus kepenuhan wahyu
5. Menerima wahyu dalam iman
6. Kebenaran-kebenaran yang diwahyukan
BAB II : MENERUSKAN WAHYU ILAHI
7. Para Rasul dan pengganti mereka sebagai pewarta Injil
8. Tradisi suci
9. Hubungan antara Tradisi dan Kitab suci
10. Hubungan keduanya dengan seluruh Gereja dan Magisterium
BAB III : ILHAM ILAHI KITAB SUCI DAN PENAFSIRAN
11. Fakta ilham dan kebenaran Kitab suci
12. Bagaimana Kitab suci harus ditafsirkan
13. Turunnya Allah
BAB IV : PERJANJIAN LAMA
14. Sejarah keselamatan dalam kitab-kitab Perjanjian Lama
15. Arti Perjanjian Lama untuk umat kristen
16. Kesatuan antara kedua perjanjian
BAB V : PERJANJIAN BARU
17. Keluhuran Perjanjian Baru
18. Asal-usul Injil dari para Rasul
19. Sifat historis Injil
20. Kitab-kitab Perjanjian Baru lainnya
BAB VI : KITAB SUCI DALAM KEHIDUPAN GEREJA
21. Gereja menghormati kitab-kitab suci
22. Dianjurkan terjemahan-terjemahan yang tepat
23. Tugas kerasulan para ahli katolik
24. Pentingnya Kitab suci bagi teologi
25. Dianjurkan pembacaan Kitab suci
26. Akhir kata
DEKRIT “APOSTOLICAM ACTUOSITATEM” – TENTANG KERASULAN AWAM |
PENDAHULUAN
BAB I : PANGGILAN KAUM AWAM UNTUK MERASUL
2. Keikut-sertaan awam dalam perutusan Gereja
3. Asas-asas kerasulan awam
4. Spiritualitas awam dalam tata kerasulan
BAB II : TUJUAN-TUJUAN YANG HARUS DICAPAI
5. Pendahuluan
6. Kerasulan dimaksudkan untuk mewartakan Injil dan menyucikan umat manusia
7. Pembaharuan tata dunia secara kristen
8. Amal kasih, meterai kerasulan kristen
BAB III : PELBAGAI BIDANG KERASULAN
9. Pendahuluan
10. Jemaat-jemaat gerejawi
11. Keluarga
12. Kaum muda
13. Lingkungan sosial
14. Bidang-bidang nasional dan internasional
BAB IV : BERBAGAI CARA MERASUL
15. Pendahuluan
16. Pentingnya aneka bentuk kerasulan perorangan
17. Kerasulan awam dalam situasi-situasi tertentu
18. Pentingnya kerasulan yang terpadu
19. Aneka bentuk kerasulan terpadu
20. “Aksi Katolik”
21. Pengharapan terhadap organisasi-organisasi
22. Kaum awam yang secara istimewa berbakti kepada gereja
BAB V : TATA-TERTIB YANG HARUS DIINDAHKAN
23. Pendahuluan
24. Hubungan-hubungan dengan hirarki
25. Bantuan para imam bagi kerasulan awam
26. Upaya-upaya yang berguna bagi kerja sama
27. Kerja sama dengan umat kristen dan umat beragama lain
BAB VI : PEMBINAAN UNTUK MERASUL
28. Perlunya pembinaan untuk merasul
29. Dasar-dasar pembinaan awam untuk kerasulan
30. Mereka yang wajib membina sesama untuk kerasulan
31. Upaya-upaya yang digunakan
AJAKAN
PERNYATAAN “DIGNITATIS HUMANAE” – TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA |
PENDAHULUAN
I : AJARAN UMUM TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA
2. Objek dan dasar kebebasan beragama
3. Kebebasan beragama dan hubungan manusia dengan Allah
4. Kebebasan jemaat-jemaat keagamaan
5. Kebebasan beragama dan keluarga
6. Tanggung jawab atas kebebasan beragama
7. Batas-batas kebebasan beragama
8. Pembinaan penggunaan kebebasan
II : KEBEBASAN BERAGAMA DALAM TERANG WAHYU
9. Ajaran tentang kebebasan beragama berakar dalam Wahyu
10. Kebebasan dan Faal iman
11. Cara bertindak Kristus dan para Rasul
12. Gereja menempuh jalan Kristus dan para rasul
13. Kebebasan Gereja
14. Peranan Gereja
15. Penutup
DEKRIT “AD GENTES” – TENTANG KEGIATAN MISIONER GEREJA |
PENDAHULUAN
BAB I: ASAS-ASAS AJARAN
2. Rencana Bapa
3. Perutusan Putera
4. Perutusan Roh Kudus
5. Gereja diutus oleh Kristus
6. Kegiatan misioner
7. Alasan dan perlunya kegiatan misioner
8. Kegiatan misioner dalam hidup dan sejarah umat manusia
9. Sifat eskatologis kegiatan misioner
BAB II : KARYA MISIONER SENDIRI
10. Pendahuluan
Art I. Kesaksian kristen
11. Kesaksian hidup dan dialog
12. Kehadiran cinta kasih
Art II. Pewartaan Injil dan penghimpunan umat Allah
13. Pewartaan Injil dan pertobatan
14. Katekumenat dan inisiasi kristen
Art III. Pembinaan jemaat kristen
15. Pembinaan jemaat kristen
16. Pengadaan klerus setempat
17. Pendidikan para katekis
18. Pengembangan hidup religius
BAB III : GEREJA-GEREJA KHUSUS
19. Kemajuan Gereja-Gereja muda
20. Kegiatan misioner Gereja-Gereja khusus
21. Pengembangan kerasulan awam: kemacam-ragaman dalam kesatuan
BAB IV : PARA MISIONARIS
23. Panggilan misioner
24. Spiritualitas misioner
25. Pembinaan rohani dan moral
26. Pembinaan dalam ajaran dan kerasulan
27. Lembaga-lembaga yang berkarya di daerah-daerah misi
BAB V : PENGATURAN KARYA MISIONER
28. Pendahuluan
29. Organisasi umum
30. Organisasi setempat di daerah Misi
31. Koordinasi pada tingkat Regio
32. Organisasi kegiatan Lembaga-Lembaga
33. Koordinasi antara Lembaga-Lembaga
34. Koordinasi antara Lembaga-Lembaga ilmiah
BAB VI : KERJA SAMA
35. Pendahuluan
36. Kewajiban misioner segenap umat Allah
37. Kewajiban misioner jemaat-jemaat kristen
38. Kewajiban misioner para imam
39. Kewajiban misioner tarekat-tarekat religius
40. Kewajiban misioner kaum awam
PENUTUP
DEKRIT “PRESBYTERORUM ORDINIS” – TENTANG PELAYANAN DAN KEHIDUPAN PARA IMAM |
PENDAHULUAN
BAB I : IMAMAT DALAM PERUTUSAN GEREJA
2. Hakekat imam
3. Situasi para imam di dunia
BAB II : PELAYANAN PARA IMAM
I. Fungsi para imam
4. Para imam, pelayan sabda Allah
5. Para imam, pelayan Sakramen-Sakramen dan Ekaristi
6. Para imam, pemimpin umat Allah
II. Hubungan para imam dengan sesama
7. Hubungan para Uskup dengan para imam
8. Persatuan persaudaraan dan kerja sama antara para imam
9. Hubungan para imam dengan kaum awam
III. Penyebaran para imam dan panggilan-panggilan imam
10. Penyebaran para imam
11. Usaha para imam untuk mendapat panggilan-panggilan imam
BAB III : KEHIDUPAN PARA IMAM
I. Panggilan para imam untuk kesempurnaan
12. Panggilan para imam untuk kesucian
13. Pelaksanaan ketiga fungsi imamat menuntut dan sekaligus mendukung kesucian
14. Keutuhan dan keselarasan kehidupan para imam
II. Tuntutan-tuntutan rohani yang khas dalam kehidupan imam
15. Kerendahan hati dan ketaatan
16. Selibat : diterima dan dihargai sebagai kurnia
17. Sikap terhadap dunia dan harta duniawi. Kemiskinan sukarela
III. Upaya-upaya yang mendukung kehidupan para imam
18. Upaya-upaya untuk mengembangkan hidup rohani
19. Studi dan ilmu pastoral
21. Balas jasa yang wajar bagi para imam
22. Pembentukan kas umu, dan pengadaan jaminan sosial bagi para imam
KATA PENUTUP DAN AJAKAN
KONSTITUSI PASTORAL “GAUDIUM ET SPES” – TENTANG GEREJA DALAM DUNIA MODERN |
PENDAHULUAN
1. Hubungan erat antara Gereja dan segenap keluarga bangsa-bangsa
2. Kepada siapa amanat Konsili ditujukan?
3. Pengabdian kepada manusia
PENJELASAN PENDAHULUAN : KENYATAAN MANUSIA DI DUNIA MASA KINI
4. Harapan dan kegelisahan
5. Perubahan situasi yang mendalam
6. Perubahan-perubahan dalam tata masyarakat
7. Perubahan-perubahan psikologis, moral dan keagamaan
8. Berbagai ketidak-seimbangan dalam dunia sekarang
9. Aspirasi-aspirasi umat manusia yang makin universal
10. Pertanyaan-pertanyaan mendalam umat manusia
BAGIAN I : GEREJA DAN PANGGILAN MANUSIA
11. Menanggapi dorongan Roh Kudus
BAB I : MARTABAT PRIBADI MANUSIA
12. Manusia diciptakan menurut gambar Allah
13. Dosa manusia
14. Kodrat manusia
15. Martabat akalbudi, kebenaran dan kebijaksanaan
16. Martabat hati nurani
17. Keluhuran kebebasan
18. Rahasia maut
19. Bentuk-bentuk dan akar-akar ateisme
20. Ateisme sistematis
21. Sikap Gereja menghadapi ateisme
22. Kristus Manusia Baru
BAB II : MASYARAKAT MANUSIA
23. Maksud Konsili
24. Sifat kebersamaan panggilan manusia dalam rencana Allah
25. Pribadi manusia dan masyarakat manusia saling tergantung
26. Memajukan kesejahteraan umum
27. Sikap hormat terhadap pribadi
28. Sikap hormat dan cinta kasih terhadap lawan
29. Kesamaan hakiki antara semua orang dan keadilan sosial
30. Etika individualis harus diatasi
31. Tanggung jawab dan keikut-sertaan
32. Sabda yang menjelma dan solidaritas manusia
BAB III : KEGIATAN MANUSIA DISELURUH DUNIA
33. Masalah-persoalannya
34. Nilai kegiatan manusiawi
35. Norma kegiatan manusia
36. Otonomi hal-hal duniawi yang sewajarnya
37. Kegiatan manusia dirusak karena dosa
38. Dalam misteri Paska kegiatan manusia mencapai kesempurnaannya
39. Bumi baru dan langit baru
BAB IV: PERANAN GEREJA DALAM DUNIA JAMAN SEKARANG
40. Hubungan timbal balik antara Gereja dan dunia
41. Bantuan yang oleh Gereja mau diberikan kepada setiap orang
42. Bantuan yang diusahakan oleh Gereja untuk diberikan kepada masyarakat manusia
43. Bantuan yang diusahakan oleh Gereja melalui umat Kristen bagi kegiatan manusiawi
44. Bantuan yang diperoleh Gereja dari dunia jaman sekarang
45. Kristus, Alfa dan Omega
BAGIAN II : BEBERAPA MASALAH YANG AMAT MENDESAK
PENDAHULUAN
BAB I : MARTABAT PERKAWINAN DALAM KELUARGA
47. Perkawinan dan keluarga dalam dunia jaman sekarang
48. Kesucian perkawinan dalam keluarga
49. Cinta kasih suami-istri
50. Kesuburan perkawinan
51. Penyelarasan cinta kasih suami-istri dengan sikap hormat terhadap hidup manusiawi
52. Pengembangan perkawinan dan keluarga merupakan tugas semua orang
BAB II: PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN
Pendahuluan
Art I Situasi kebudayaan pada jaman sekarang
54. Pola-pola hidup yang baru
55. Manusia pencipta kebudayaan
56. Kesukaran-kesukaran dan tugas-tugas
Art II Berbagai kaidah untuk dengan tepat mengembangkan kebudayaan
57. Iman dan kebudayaan
58. Hubungan antara Warta Gembira tentang Kristus dan kebudayaan manusia
59. Mewujudkan keserasian berbagai nilai dalam pola-pola kebudayaan
Art III Beberapa tugas umat kristen yang cukup mendesak tentang kebudayaan
60. Hak atas buah-hasil kebudayaan hendaknya diakui oleh semua dan diwujudkan secara nyata
61. Pendidikan untuk kebudayaan manusia seutuhnya
62. Menyelaraskan kebudayaan manusia dan masyarakat dengan pendidikan kristen
BAB III: KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI
63. Beberapa segi kehidupan ekonomi
Art I Perkembangan ekonomi
64. Perkembangan ekonomi melayani manusia
65. Kemajuan ekonomi dikendalikan oleh manusia
66. Perbedaan-perbedaan besar dibidang sosial ekonomi perlu disingkirkan
Art II Beberapa prinsip yang mengatur seluruh kehidupan sosial ekonomi
67. Kerja, Persyaratan kerja, istirahat
68. Peran-serta dalam tanggung jawab atas perusahaan dan seluruh pengaturan perekonomian; konflik-konflik mengenai kerja
69. Harta-benda bumi diperuntukkan bagi semua orang
70. Penanaman modal dan masalah moneter
71. Soal memperoleh harta-milik dan milik perorangan; masalah tuan tanah
72. Kegiatan sosial ekonomi dan Kerajaan Kristus
BAB IV: HIDUP BERNEGARA
73. Kehidupan umum jaman sekarang
74. Hakekat dan tujuan negara
75. Kerja sama semua orang dalam kehidupan umum
76. Negara dan gereja
BAB V: USAHA DEMI PERDAIAN DAN PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN BANGSA-BANGSA
Pendahuluan
78. Hakekat perdamaian
Art I Menghindari perang
79. Keganasan perang harus dikendalikan
80. Perang total
81. Perlombaan senjata
82. Larangan mutlak terhadap perang, dan kegiatan internasional untuk mencegah perang
Art II Pembangunan masyarakat internasional
83. Sebab-musabab perpecahan dan cara mengatasinya
84. Persekutuan bangsa-bangsa dan lembaga-lembaga internasional
85. Kerja sama internasional dibidang ekonomi
86. Beberapa pedoman yang sesuai untuk jaman sekarang
87. Kerja sama internasional sehubungan dengan pertambahan penduduk
88. Peranan umat kristen dalam pemberian bantuan
89. Kehadiran Gereja yang efektif dalam masyarakat internasional
90. Peranan orang-orang kristen dalam lembaga-lembaga internasional
PENUTUP
91. Tugas setiap orang beriman dan Gereja-Gereja khusus
92. Dialog antara semua orang
93. Membangun dunia dan mengarahkannya kepada tujuannya
INDEKS ANALITIS
LAMPIRAN
BEBERAPA PERISTIWA PENTING SELAMA KONSILI VATIKAN II
KONSILI-KONSILI EKUMENIS