Di tahun 2007 pernah ramai-ramai dibicarakan tentang Discovery Channel dan direktur film Titanic, James Cameron, yang memproduksi tayangan program TV tentang apa yang konon mereka klaim sebagai “kubur Yesus.”
Klaim tersebut ditanggapi oleh Catholic League President, Bill Donohue. Keseluruhan tanggapan Donohue dapat dibaca di link ini, silakan klik. Berikut ini adalah ringkasannya:
Tayangan program Discovery Channel ini yang jelas bermaksud merendahkan ajaran dasar Kristianitas, tidak didukung oleh bukti yang valid. Sebab apa yang dianggap sebagai bukti-bukti oleh pihak pembuatnya (yaitu James Cameron dan Simcha Jacobovici) sudah terbukti salah/ tidak sah 27 tahun yang lalu. Seorang arkeolog Israel, Amos Kloner yang ditugasi untuk menyelidiki kubur itu pada tahun 1980, berkata demikian, menanggapi klaim Cameron dan Jacobovici: “Klaim tentang ditemukannya tempat kuburYesus tidak didasari bukti, dan hanya merupakan usaha untuk menjual… Saya menolak semua klaim dan usaha untuk membangkitkan kembali perhatian akan penemuan-penemuan tersebut. Tanpa mengurangi rasa hormat, mereka itu (Cameron dan Jacobovici) bukan arkeolog.”
Kloner mengatakan bahwa klaim-klaim itu tidak mungkin dan tidak masuk akal. Lagipula, tidak ada kemungkinannya (‘no likelihood‘) bahwa Yesus dan saudara-saudara-Nya mempunyai kuburan keluarga. Jacobovici telah dikecam oleh banyak arkeologis terkenal, termasuk Joe Zias, yang telah menghabiskan 25 tahun dalam kiprahnya di dunia arkeologis di Rockefeller University di Yerusalem. Komentar Zias, “Simcha [Jacobovici] tidak mempunyai kredibilitas apapun.”
Selanjutnya, kredibilitas Jacobovici dalam hal arkeologi juga diragukan, ketika ia masih percaya akan dongeng di tahun 2002 tentang ditemukannya kotak makam dengan tulisan, “Yakobus, anak Yusuf, saudara Yesus”. Kotak makam Yakobus (The James Ossuary) ini terbukti palsu. Pemiliknya yang bernama Oded Golan telah ditangkap tanggal 22 Juli 2003, atas tuduhan pemalsuan barang-barang antik. Ringkasan kronologis kejadian, dari saat ditemukannya kotak makam itu di tahun 2002, saat Israel Antiquities Authority (IAA) menyatakan bahwa kotak dan inskripsi pada makam itu palsu (18 Juni 2003), saat polisi menangkap pelaku pemalsunya (22 Juli 2003), dan saat diadakan pengadilan kasus tersebut di Yerusalem (Maret/April 2005), dijabarkan di situs ini, silakan klik. IAA menyatakan bahwa klaim tersebut palsu, dan keputusan ini juga didukung oleh pakar Judaism, profesor Edward Greenstein dari Tel Aviv University, dan pakar bahasa Ibrani, Frank Cross dari Harvard University.
Hanya dari fakta di atas, secara obyektif kita mengetahui bahwa klaim Cameron dan Jacobovici adalah klaim yang tidak mempunyai dasar yang kuat. Belum lagi jika kita memperhitungkan beberapa faktor lainnya, yang juga mendukung argumen bahwa klaim tersebut tidak masuk akal (sebagaimana disarikan dari tulisan karangan Charlie Campbell, The Lost Tomb of Jesus, klik di sini), yaitu:
1) Tidak masuk akal jika Yesus tidak sungguh bangkit (jika ternyata Ia wafat dan punya kubur bahkan menikah dengan Maria Magdalena, yang sepertinya disimpulkan oleh klaim Cameron dan Jacobovici tersebut), jika kita melihat kenyataan bahwa para rasul dan para pengikut Yesus bahkan sampai mau menyerahkan nyawa mereka untuk mempertahankan iman mereka kepada Kristus (lih. Kis 7:58, 12:2). Orang mungkin saja mau mati untuk suatu yang mereka pikir benar, tetapi tak ada orang mau mati untuk suatu kebohongan.
2) Nama yang ditemukan dalam makam itu yaitu Maria, Yesus, anak Yusuf, adalah nama yang umum di abad ke 1. Kloner mengatakan bahwa terdapat 900 makam seperti apa yang mereka klaim sebagai ‘kubur Yesus’ dalam radius 2 mil dari gua tempat makam tersebut ditemukan, dan 71 di antara kubur itu mempunyai nama Yesus, dan ada dua lainnya bertuliskan, “Yesus, anak Yusuf.”
3) Kalau saja kubur itu terisi (Yesus tidak bangkit), maka para penguasa Romawi maupun pemuka agama Yahudi akan membawanya keluar dan mempertontonkannya di muka umum. Ini akan dengan sendirinya mengakhiri gerakan religius para rasul yang sangat ingin mereka tumpas (lih. Kis 5:40).
4) Adalah suatu yang paling tidak mungkin bahwa keluarga Yesus memilih untuk dimakamkan di Yerusalem, sebab mereka tidak hidup di sana. Yesus, Maria dan Yusuf hidup di Nasaret, 63 mil di utara Yerusalem, dan mereka hidup sangat miskin, sebagai keluarga tukang kayu. Maka tidak mungkin mereka sanggup membeli kuburan yang mahal dan bagus, seperti yang terlihat dalam “The Lost Tomb of Jesus.”
5) The Lost Tomb of Jesus terus mengisyaratkan gagasan bahwa Yesus menikah, sebagaimana disebut dalam buku Da Vinci Code yang populer itu. Tetapi para ahli dari berbagai kalangan tidak dapat menemukan satu bukti sejarah-pun untuk mendukung gagasan ini. Sejarawan Dr. Paul Maier, professor di Western Michigan University mengatakan, “Jika ada seberkas bukti dari zaman kuno bahwa kemungkinan Yesus telah menikah, maka sebagai sejarawan, saya harus menimbang bukti ini melawan kebisuan total tentang informasi ini, baik dalam Kitab Suci maupun Tradisi Gereja awal. Tetapi tidak ada seberkas bukti -tidak ada setitikpun bukti- apapun dari sumber-sumber sejarah. Bahkan ketika seseorang mengharapkan untuk menemukan bukti klaim tersebut di dalam injil-injil apokrif di abad ke-2- sebagaimana dicoba dengan mati-matian oleh The Jesus Seminar maupun suara-suara radikal lainnya- tidak ada satu referensipun yang mengatakan bahwa Yesus pernah menikah.”
6) Dokumen tersebut menyatakan: “Yesus dan Maria (Magdalena) menikah, sebagaimana ditunjukkan oleh test DNA. Nah, ini klaim yang aneh, jika tidak disebut lucu. Sebab DNA tidak dapat mengatakan apapun tentang hubungan pernikahan. Yang dapat dinyatakan adalah apakah dua orang yang diperiksa itu punya hubungan darah, namun tidak untuk menyatakan apakah keduanya adalah suami istri. Menurut dokumen itu, Yesus dan Maria tidak terikat hubungan darah sebagai saudara seibu. Namun keterangan ini tidak dapat serta merta dijadikan dasar bahwa mereka adalah suami istri. Maria dapat saja menikah dengan orang lain yang dikubur di dalam kubur itu juga, atau, bisa saja, ia tidak menikah dengan siapapun yang dikubur di sana. Hal ini tidak dapat diketahui dari hasil test DNA. Namun di atas semua itu, DNA Yesus dan Maria yang mereka periksa, juga tidak dapat dipastikan adalah benar DNA milik Yesus dan Maria, justru karena tidak dapat dipastikan bahwa kubur itu adalah benar-benar kubur mereka.
Dari hal-hal ini di atas ini, sudah selayaknya kita mengetahui apakah klaim Discovery Channel tersebut dapat diperhitungkan.
Selanjutnya tentang review klaim tersebut dari sudut pandang arkeologis, dapat dibaca di situs ini, silakan klik.
Mari kita menggunakan akal sehat kita untuk menyikapi informasi ini.
Bpk & Ibu Tay yg baik,
Terima kasih atas artikel di atas. Tulisan itu menegaskan kembali bahwa umat Kristen diharapkan beriman dengan segenap hati dan kekuatan akal budi. Ada hal2 yg harus kita terima tanpa bisa mengerti namun banyak juga yg harus dicerna dengan kekuatan akal budi yg dikaruniakan Bapa sehingga iman kita tidak mudah digoncangkan oleh berbagai ‘barang dagangan’ semacam the lost tomb of Jesus (TLTJ).
Semoga makin banyak umat Katolik yg rajin membaca artikel pada situs ini sehingga gosip murah-meriah spt TDVC, TLTJ dll tidak membuat umat heboh, namun bisa menjawab dgn penuh kasih dan hati riang krn mengerti duduk perkaranya. (Jika ada orang lain yg heboh, ya silakan saja).
Salam damai dan berkat Tuhan Yesus selalu bersama kita semua.
Saudara Peter,
Seperti dikatakan oleh Bu Ingrid agar kita menggunakan akal sehat, maka hanya dengan 1 alasan di bawah ini kita dapat yakin bahwa tidak mungkin Yesus tidak bangkit.
3) Kalau saja kubur itu terisi (Yesus tidak bangkit), maka para penguasa Romawi maupun pemuka agama Yahudi akan membawanya keluar dan mempertontonkannya di muka umum. Ini akan dengan sendirinya mengakhiri gerakan religius para rasul yang sangat ingin mereka tumpas (lih. Kis 5:40).
nyatanya penguasa romawi dan pemuka agama Yahudi (yang sudah dengan sengit membunuh Yesus) tidak bisa menemukan jenazah Yesus karena Ia bangkit. Jika Ia tidak bangkit, pastilah mudah bagi penguasa roma dan pemuka agama yahudi untuk menemukan JenazahNya. So, iman dapat dicapai melalui akal budi (pemikiran logis).
[Dari Katolisitas: pertanyaan ini dipindahkan dari artikel lain ke artikel ini, karena topik yang ditanyakan berhubungan dengan artikel di atas]
Dear Ingrid,
menyambung comment dari Novi,saya baru tahu kalau Maria Magdalena menikah dengan Yohanes seperti dinyatakan dalam buku tsb, tapi lagi2 tidak ada bukti yang kuat dan seperti yang anda katakan hanya berdasarkan penafsiran saja.
Namun demikian, kita semua tahu bahwa berdasarkan penemuan kuburan keluarga Yesus di pinggir Yerusalem (East Talpiyot) (The lost tomb of Jesus) yang sempat difilm-kan penggalian dan penyelidikannya dan disiarkan di National Geographic, bahwa di dalam kuburan tsb terdapat kotak2 tulang (ossuary) milik anggota keluarga Yesus (Yosef, Maria, dll) dan menurut tradisi yahudi, anggota keluarga dikuburkan dalam 1 ruang kuburan,dari hasil penyelidikan memang tulang2 dalam kotak2 tsb mempunyai DNA yang sama, jadi memperkuat dugaan bahwa mereka 1 keluarga, namun yang paling menarik adalah 1 kotak tulang bertuliskan Mariamne yang ternyata dari hasil penelitian adalah nama Marie Magdalene dan satu2nya tulang yang DNA-nya berbeda dengan tulang2 dalam kotak lain, dengan spekulasi kesimpulan Maria Magdalena menikah dengan Yesus sehingga sudah menjadi 1 keluarga dan dikuburkan didalam 1 tempat. Kotak tulang lain menyebutkan nama Yehuda bar Yesua (Judah son of Jesus) dengan dugaan buah perkawinan Yesus dan Maria Magdalena. Dengan demikian ada spekulasi kesimpulan, jenasah Yesus dicuri oleh murid2nya dan dikuburkan di suatu tempat tersembunyi tsb bersama anggota keluarga yang lain, spekulasi ini menjadi kontroversi injil yg mengatakan Yesus bangkit dari kubur, dan spekulasi lainnya, oleh karena jenasah fisik Yesus dikuburkan, maka sosok Yesus yang naik ke surga disaksikan oleh murid2nya adalah berupa roh/halusinasi.
Bagaimana pendapat katolisitas terhadap bukti2 penemuan, analisa dan spekulasi kesimpulan tsb ? [dari Katolisitas: diedit]
Shalom Peter Tan,
Silakan membaca tanggapan kami atas pertanyaan Anda di jawaban ini, silakan klik.
Spekulasi kesimpulan yang diambil dari klaim Discovery Channel tersebut justru tidak masuk akal, sebab apa yang diambil sebagai dasar bukti-bukti itu saja, sudah menunjukkan kejanggalan. Silakan membaca uraian di artikel tanggapan kami tersebut. Lalu anggapan bahwa jenazah Yesus dicuri oleh murid-murid-Nya (berarti bahwa klaim para murid bahwa Yesus telah bangkit adalah kebohongan mereka) itu juga tidak masuk akal. Sebab tidak masuk akal-lah ada orang yang mau mati demi membela kebohongan/ rekayasa. Menurut tradisi semua rasul itu wafat dengan aniaya sebagai martir (kecuali tentu, Yudas Iskariot yang bunuh diri setelah menyerahkan Yesus dan Rasul Yohanes yang wafat di tempat pengasingan di pulau Patmos, silakan klik).
Paulus yang juga menjadi Rasul setelah pertobatannya, juga wafat dipenggal kepalanya karena membela imannya akan Kristus. Rasul Paulus tidak akan mau melakukan hal itu, jika Kristus ternyata tidak bangkit. Paulus sendiri bertemu dengan saksi-saksi kebangkitan Kristus itu, yang pasti bukan halusinasi, sebab dialami oleh banyak orang dalam kesempatan yang berbeda-beda (lih. 1 Kor 15:3-10), sehingga hipotesa bahwa mereka semua berhalusinasi dan halusinasinya-pun sama, menjadi hipotesa yang tidak masuk akal. Lebih masuk akal adalah bahwa mereka sama-sama melihat fakta yang sama, sehingga mereka terdorong untuk mewartakannya, bahkan sampai mempertaruhkan nyawa mereka. Para saksi kebangkitan di abad pertama ini tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dari kesaksian mereka, malah mereka dikejar-kejar dan dianiaya karena pihak penguasa menolak kesaksian mereka. Sedangkan orang-orang tertentu di abad-abad ini yang ingin membangun opini bahwa Yesus menikah dan tidak sungguh bangkit dari mati, mereka meraup keuntungan besar dari penjualan buku-buku mereka, film, ataupun lelang barang-barang artefak yang ternyata-pun palsu. Akal sehat dapat menentukan manakah dari kelompok-kelompok ini yang genuine, dan mana yang tidak.
Maka tidak selayaknya kita meragukan keotentikan kesaksian para saksi kebangkitan Kristus dari kematian, yang atas dorongan rahmat Allah, mau mengambil bagian dalam karya Kristus untuk menyelamatkan umat manusia, walaupun untuk itu merekapun mengambil bagian dalam jalan salib Kristus. Para murid Kristus rela melakukan semua ini karena iman dan pengharapan yang mereka terima dari Kristus, akan kehidupan kekal. Rasul Paulus berkata:
“Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga kepercayaan kamu.
Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus- padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab jika benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus juga tidak dibangkitkan. Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus. Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia. Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.” (1 Kor 15:14-20)
Peter, jika Anda seorang Kristiani, saya mengajak Anda untuk merenungkan hal ini. Memang baik jika kita bersikap terbuka untuk melihat suatu tayangan informasi, namun tidak semua informasi dapat kita telan begitu saja tanpa kita periksa kebenarannya. Kita diberi akal budi oleh Tuhan untuk memilah-milah, apakah suatu informasi itu layak untuk diperhitungkan atau tidak.
Saya berterima kasih untuk pertanyaan Anda, yang membuat saya semakin menemukan kebenaran dalam ajaran iman Katolik. Saya berharap pembaca lainnya juga turut mengambil manfaat dari perjalanan ini untuk semakin memahami kebenaran iman kita.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati- katolisitas.org
Comments are closed.