Pertanyaan:

Salam sejahtera…
Saya mau tanya, benar atau tidak Yesus mempunyai istri?sejak kecil saya suka dan bahkan dengan senang hati mengikuti sekolah minggu, dan tidak pernah ada yang mengajarkan kalau yesus punya istri.dan tidak satu pun ada tulisan yang mengatakan yesus punya istri( alkitap ).saya berharap jawabannya bisa membantu saya, Tuhan memberkati.
Salam – Jonner

Jawaban:

Salam damai Jonner,

Terima kasih atas pertanyaannya. Pertanyaan tentang apakah Yesus mempunyai istri atau tidak, mungkin tidak pernah terlintas oleh orang yang beragama Kristen, karena umat Kristen percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Mari sekarang kita lihat satu persatu keberatan tersebut:

  1. Ada yang mengajukan argumentasi bahwa Yesus menikah dengan Maria Magdalena berdasarkan beberapa kitab-kitab yang tidak termasuk dalam alkitab. Dan inilah yang dijabarkan secara panjang lebar dalam karya fiksi (fiksi = tidak nyata) dalam Da Vinci Code tulisan Dan Brown.
  2. Karena Yesus seorang rabbi (Yoh 1:38) dan hampir semua rabbi di jaman Yesus menikah, maka Yesus pasti menikah.

Dari keberatan-keberatan tersebut, mari kita menganalisanya satu-persatu.

I. Maria Magdalena di Kitab Perjanjian Baru.

  1. Dalam Injil diceritakan akan beberapa nama Maria, seperti: Maria – Bunda Yesus, Maria – saudara Lazarus dan Marta (Luk 10:38-42), Maria Magdalena (Maria yang berasal dari Magdala, di daerah sekitar Danau Galilea).
  2. Maria Magdalena ini adalah yang diceritakan dalam Injil bahwa Maria Magdalena bersama dengan beberapa perempuan lain melayani para Yesus dan murid dalam pelayanan mereka (Luk 8:1-3). Dia juga dibebaskan dari tujuh roh jahat (Luk 8:2). Dan dia juga yang menyaksikan dari dekat drama penyaliban Kristus (Mk 15:40), dan kemudian Yesus menyatakan kebangkitan-Nya kepada Maria Magdalena (Yoh 20:1-18).
  3. Dan kemudian di Luk 7:36-50 dikatakan ada seorang wanita pendosa yang menangis dan meminyaki kaki Yesus, serta mengusap kaki Yesus dengan rambutnya. Cerita ini justru menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan, karena di ayat 48 dan 50 dikatakan bahwa Yesus mengampuni dosa wanita pendosa tersebut. Hanya Tuhan yang dapat mengampuni dosa.
  4. Itulah sekilas yang diceritakan dalam Injil tentang keberadaan Maria Magdalena, yang sebenarnya dari semua cerita tersebut, tidak ada hal yang yang mendukung tentang keistimewaan hubungan antara Yesus dan Maria Magdalena.

II. Maria Magdalena di kitab-kitab yang tidak termasuk dalam Alkitab.

  1. The Gospel of Thomas, The Gospel of Peter, The Sophia of Jesus Christ, The Pistis Sophia, The Gospel of Mary, The Dialogue of the Saviour, The Gospel of Philip, adalah buku-buku yang sering dipakai untuk membuktikan bahwa Yesus menikah dengan Maria Magdalena. Namun di semua buku-buku tersebut, setahu saya tidak berkata bahwa Yesus menikah dengan Maria Magdalena, yang ada hanya menceritakan kedekatan mereka. Jadi pernyataan bahwa Yesus menikah adalah merupakan kesimpulan dari kedekatan yang digambarkan antara Yesus dan Maria Magdalena dalam buku-buku tersebut.
  2. Buku-buku yang disebutkan di atas ditulis sekitar abad ke 2-3, mungkin yang paling awal adalah The Gospel of Thomas. Sedangkan buku-buku yang termasuk di dalam Alkitab Perjanjian Baru ditulis dari sekitar tahun 50 – 100 AD, seperti: Matius, 1 dan 2 Tesalonika (50-55), Markus, Lukas, Kisah Para Rasul (55-62), dan paling akhir Yohanes dan Wahyu (90-100). Kesimpulannya, apa yang terlebih dahulu ditulis mempunyai kemungkinan untuk yang lebih besar bahwa dokumen tersebut tidak ditambah-tambah karena ketidakbenaran suatu fakta. Kalau memang fakta di dalam dokumen perjanjian baru tidak benar-benar terjadi, seperti: mukjijat, kematian Yesus, kebangkitan Yesus, maka akan ada banyak orang yang menuliskan dokumen lain dan memprotes akan ketidakbenaran Injil dan buku yang lain pada saat itu. Namun kenyataannya, kita tidak menemukan dokumen-dokumen tersebut di tengah-tengah begitu banyak saksi yang masih hidup pada waktu Perjanjian Baru ditulis. Mengapa kita percaya akan kemurnian dari Alkitab, dapat dibaca di artikel ini.
  3. Yang terjadi dengan perkembangan kekristenan di masa jemaat awal adalah suatu konsistensi yang mempertahankan bahwa Yesus adalah satu Pribadi yang mempunyai dua nature (manusia dan Tuhan). Dan inilah yang diperjuangkan dan diimani oleh Gereja Katolik.

III. Apakah seorang Yahudi dan Rabbi harus menikah.

  1. Kita tahu dari beberapa tulisan pakar histori, bahwa ada banyak orang yang tidak menikah pada jaman Yesus, sebagai contoh:- Menurut Philo (filsuf Yahudi yang tinggal di Alexandria, Mesir) dalam bukunya Hypothetica 11.14-17, dikatakan bahwa suku Essenes tidak memiliki istri.- Menurut Josephus (sejarahwan Yahudi) dalam bukunya Jewish War, 2.8.2 dan juga Antiquities 18.1.5 mengatakan bahwa banyak orang dari suku Essenes yang mempraktekkan kaul kemurnian seumur hidup, yang berarti tidak menikah.
  2. Jadi, tidaklah aneh kalau orang-orang seperti Yohanes Pembaptis, Rasul Yohanes atau Rasul Paulus tidak menikah. Dan tentu saja tidaklah aneh kalau Yesus sendiri tidak menikah.

Jadi, kenapa Yesus tidak menikah?

  1. Kita melihat dari percakapan Yesus dengan murid-muridnya di Mat 19:3-12, bahwa Yesus mengajarkan akan kesucian akan pernikahan dan tidak mengijinkan akan perceraian. Namun di ayat 11-12, dikatakan bahwa ada orang-orang yang tidak menikah karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga. Nah dari sini, kalau ada orang-orang yang untuk kerajaan surga tidak menikah, apalagi Yesus, yang datang dari Sorga, yang adalah Allah sendiri, sungguh menjadi layak untuk tidak menikah di dunia ini. Bukan karena Yesus merendahkan perkawinan, namun menjadi layak (fitting) bahwa Dia tidak menikah, sehingga Dia dapat menyebarkan Kerajaan Allah secara total. Dan ini juga ditegaskan oleh Rasul Paulus yang mengatakan bahwa orang-orang yang tidak menikah lebih memusatkan perhatiannya kepada perkara Tuhan (1 Kor 7:32-33). Dan inilah yang dilakukan oleh para pastor dan suster, yang mau meneladani secara penuh apa yang dicontohkan oleh Yesus.
  2. Akan menjadi fitting kalau Yesus tidak menikah, karena kedatangan-Nya adalah untuk menebus dosa manusia. Dimana karya penebusan ini jauh lebih tinggi/ infinite (tak terbatas) jika dibandingkan dengan pernikahan. Sebagai contoh, seorang penjual yang mempunyai proyek 900 triliun US$ tidak akan tergoda dengan proyek yang bernilai 100 rupiah. Ini adalah contoh yang sungguh tidak sempurna untuk membandingkan nature dari karya penebusan (yang sifatnya supernatural/grace) dibandingkan dengan natural. Perbedaan antara nature dan grace/supernatural level adalah tidak terbatas, sehingga contoh di atas sesungguhnya tidak dapat menggambarkan perbedaan tersebut.
  3. Sebenarnya pernikahan adalah suatu gambaran yang sekilas akan Kerajaan Allah yang abadi, dimana sepasang suami istri dapat memberikan diri masing-masing dalam kasih yang tulus. Disinilah inti dari kasih yang sebenarnya terwujud dalam kesucian perkawinan, dimana suami istri mengatakan satu-sama lain: saya memberikan diriku, dan saya adalah milikmu. Pernikahan adalah suatu cara untuk mengekpresikan kasih seperti ini. Namun di dalam diri Yesus, ada kepenuhan kasih yang paling sempurna, yaitu kasih di dalam kehidupan Tritunggal Maha Kudus, sehingga dalam kesatuan dengan Allah ini (karena memang Yesus adalah Allah) tidak diperlukan pernikahan dengan manusia.
  4. Pernikahan yang kita kenal di dunia ini bersifat sementara sampai maut memisahkan suami istri. Inilah yang diajarkan oleh Yesus sendiri, bahwa di Surga tidak ada hubungan pernikahan seperti yang kita kenal di dunia ini (Mat 22:23-32). Jadi, kalau Yesus sendiri senantiasa mengalami Kerajaan Surga (karena Yesus mempunyai Beatific Vision secara terus-menerus), maka adalah fitting bahwa Yesus tidak memilih pernikahan seperti yang ada di dunia ini.
  5. Karya penebusan ini menempatkan Yesus sebagai mempelai laki-laki, dengan Gereja sebagai mempelai perempuan yang dikuduskan-Nya dengan air dan firman, seperti yang dikatakan oleh rasul Paulus (Ef 5:25-32). Akan tidak fitting kalau Yesus menikah, karena ini berarti ada dua mempelai perempuan. Sedangkan Yesus sendiri mengatakan bahwa perkawinan hanya untuk 1 laki-laki dan 1 perempuan (Mat 19:3-12). Di sini, Gereja sebagai Mempelai Yesus memiliki arti Ilahi, sehingga makna Perkawinan Kristus dengan Gereja jauh melampaui makna perkawinan antar manusia di dunia. Gambaran kasih antara Yesus dan Gereja inilah yang menjadi acuan/ teladan kasih suami istri dalam Sakramen Perkawinan Katolik, yaitu kasih mempelai laki-laki yang sampai menyerahkan nyawa bagi mempelai perempuan-nya dan kasih mempelai perempuan yang tunduk menghormati suaminya. Persatuan antara Yesus dengan GerejaNya di akhir zaman digambarkan sebagai Perjamuan Kawin Anak Domba dalam kitab Wayhu 19:6-10.

Semoga uraian di atas dapat menjawab pertanyaan Jonner.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
stef – www.katolisitas.org

13 COMMENTS

  1. menurut saya, apa yang dibicarakan di atas sungguh memalukan.
    saya bukan seorang Kristen yang taat pergi ke geraja, tapi saya mengerti betul di dalam iman percaya saya bahwa Yesus Kristus adalah Allah Tuhan kita yang hidup untuk menebus dosa kita..

    bagi kalian semua yang percaya Yesus adalah anak Tuhan yang Suci dan Kudus janganlah kita berfikir suatu hal yang dapat meragukan iman kepercayaan yang telah kita miliki.. ini adalah pergumulan yang harus kita pahami bahwa kita sesungguhnya sedang menghadapi suatu tes yang berat terhadap iman percaya kita….

    Syalom… Tuhan Yesus memberkati

    [Dari Katolisitas: Tulisan di atas hanya bermaksud membahas keberatan/ argumen yang umum ditanyakan oleh orang-orang non-Kristiani. Anda benar, bahwa tak seharusnya kita yang mengimani Kristus meragukan kesempurnaan kemurnian Kristus, namun itu tidak berarti bahwa kita tidak boleh mencari tahu tentang dasar-dasar dan buktinya mengapa kita percaya bahwa Kristus tidak menikah. Istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah “Faith seeking understanding”, sehingga dengan mempelajari dasarnya dari Sabda Tuhan dalam Kitab Suci, dan juga dari tulisan-tulisan lain di luar Kitab Suci, yang menunjukkan bukti-bukti sejarah, kita dapat semakin yakin bahwa apa yang kita percayai adalah kebenaran.]

  2. Shalom Pak Stef.

    Say ingin bertanya, apakah benar Gereja Katolik dengan kebijakan tertentu hanya menampilkan Injil dan bagian Kitab Suci yang sekiranya dapat mengembangkan iman saja? Dan apakah betul bahwa Yesus yang dalam kodratNya sebagai manusia menyukai Maria Magdalena? Walaupun Dia tidak menikah, dan tulisan bahwa Maria Magdalena sebagai wanita yang berzinah untuk menutupi kenyataan tadi?

    Saya sebenarnya sangat terkejut mendengar pernyataan demikian, karena itu diungkapkan teman saya yang mengetahui dari kakaknya yang adalah seorang frater, tentu ini mengejutkan…Saya malu menanyakan hal ini, tapi saya ingin tahu. Mohon dimengerti.

    Mohon penjelasannya.

    Terima Kasih,

    Shalom,

    Benny.

    • Shalom Benny,

      Terima kasih atas pertanyaannya. Menurut saya, pernyataan tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan. Saya tidak tahu atas dasar apa seorang frater dapat menyatakan hal tersebut. Gereja Katolik atas inspirasi Roh Kudus menentukan kitab-kitab yang masuk dalam kanon. Dan kalau mau main sembunyi-sembunyi, maka sebenarnya ada hal-hal yang terlihat memalukan seperti apa yang terjadi dalam Perjanjian Lama dapat ditutup-tutupi Gereja Katolik. Namun, Gereja Katolik tidak melakukannya dan menerima semua PL dan PB secara keseluruhan. Yang perlu dilakukan dalam menghadapi ayat-ayat tersebut adalah mencoba mengerti konteksnya, gaya bahasa dan juga melihatnya dalam terang Perjanjian Baru. Kalau frater tersebut benar-benar mempunyai pendapat “Gereja Katolik dengan kebijakan tertentu hanya menampilkan Injil dan bagian Kitab Suci yang sekiranya dapat mengembangkan iman saja?” maka yang perlu ditanyakan adalah dasar dari pemikirannya ini. Apakah dasar kebenaran yang dia pegang? Dengan pemikirannya, maka dia melihat bahwa Kitab Suci bukan lagi dilihat sebagai salah satu pilar kebenaran, karena dia mempertanyakan dan mempertentangkan kebenaran di dalamnya, atau bahkan melihatnya sebagai wahyu yang tidak lengkap. Ini berarti dia juga mempertanyakan otoritas Magisterium Gereja yang menentukan kitab-kitab yang termasuk di kanon. Dan secara otomatis, dia juga menyingkirkan Tradisi Suci yang berkembang dalam sejarah Gereja.

      Yesus di dalam kodrat-Nya sebagai manusia mempunyai kasih dalam derajat yang sempurna. Dalam kesempurnaan kasih dan setia terhadap misi yang diembannya, maka sungguh tidak fitting kalau akhirnya Dia menikah. Kalau para murid saja meninggalkan segala sesuatu termasuk istri untuk mengikuti Yesus (lih. Luk 18:28-29), maka mengapa Guru yang mereka ikuti tidak meninggalkan istri-Nya? Saya telah menjelaskannya di artikel di atas – silakan klik tentang alasan mengapa Yesus tidak menikah. Jadi, secara prinsip, orang dapat saja mereka-reka apa yang terjadi. Namun, yang terpenting adalah argumentasi harus diberikan dengan dasar yang kuat untuk mendukung pernyataannya. Tanpa ada dasar sama sekali, maka rekaan tinggallah rekaan dan tidak perlu ditanggapi lebih lanjut. Kalau anda mau, silakan meminta frater tersebut untuk memberikan dasarnya dan kalau bersedia, maka dia juga dapat berdialog di situs ini. Saya hanya berharap bahwa frater tersebut tidak benar-benar mempunyai pendapat yang bertentangan dengan ajaran Gereja katolik. Semoga dapat diterima.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

    • Shallom saudara Beny yg Tuhan Yesus kasihi…
      Saya coba membantu menjawab keresahan anda tentang informasi yg anda peroleh perihal Yesus dalam kodrat manusia menyukai Maria Magdalena. Pertama harus diingat, Yesus sungguh-sungguh manusia sama seperti kita, tapi ada satu hal yg membedakan Dia dari kita, yakni bahwa Roh di dalam tubuh-Nya adalah Roh Allah. (Yohanes 1:1)
      Anda tentu tahu bahwa Roh Allah itu sangat Kudus dan Suci, kesucian tersebut menutupi segala kekurangan “yang biasanya dimiliki tubuh manusia” (termasuk keinginan daging), sehingga tubuh Yesus beda dengan kita semua, tubuh-Nya begitu suci, bahkan jubahnya sekalipun suci. (Ingat kisah perempuan yg sakit pendarahan menyentuh ujung jubah Yesus dan sembuh – (Markus 5:25-34, walaupun dikatakan disitu bahwa Imannya yg menyembuhkan dia, tapi dalam hal ini jubah-Nya menjadi media penyalur kesucian-Nya sehingga jubah itupun suci.)
      Kesucian Roh dan tubuh-Nya inilah yg membuat Yesus tidak mungkin melakukan hal seperti umumnya manusia lain lakukan, yang mana itu bisa menjadi salah satu jembatan menuju dosa. Di dalam Galatia 6:8 Rasul Paulus katakan: “Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” Tanyakan pada diri anda, apakah perilaku yg anda tanyakan tadi termasuk kategori menabur dalam roh atau dalam daging? Rasul Paulus saja dapat mengatakan demikian, menurut anda Roh siapakah yg mengilhami Paulus mengatakan hal tersebut? Jika anda menjawab yg mengilhami Paulus menuliskan itu adalah Roh Kudus yg mana Yesus sendiri, bagaimana mungkin Yesus memberikan ilham kepada Paulus tentang APA yg pernah Ia langgar sendiri? Yesus yg kita imani adalah Yesus yang konsisten. Amiiiinnnn… Selanjutnya, mengapa Yesus harus menjaga kesucian-Nya. Pertama, Yesus adalah teladan, Ia katakan dalam Matius 5:48 “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna.” Menurut anda apakah seorang Yesus akan memerintahkan hal itu sementara Dia sendiri tidak melakukannya? Yesus yang kita imani adalah Yesus yg memberi contoh. Amiiiinnn…Kemudian, Ada satu hal penting mengapa Yesus harus tetap suci dengan tubuh-Nya. Yesus datang ke dunia utk menjalankan misi Ilahi, karya penebusan. Ia menjadi ANAK DOMBA, dimana persyaratan penebusan dosa menurut perintah Tuhan adalah “seekor anak domba jantan YANG TIDAK BERCELA” (bdk. Keluaran 12:5, kemudian coba saudara dalami tentang misteri Paskah yg telah disiapkan Tuhan sejak zaman Perjanjian Lama, dan sinkronkan dengan kurban Kristus)
      Yesus adalah anak domba jantan yg tidak boleh bercela, jika Dia bercela maka pengorbanan-Nya akan sia-sia. Ingat, ada korban yang diterima, ada yang tidak. Bukti bahwa pengorbanan Kristus berhasil menghapus dosa dunia, (menyatukan kita kembali dengan Bapa) adalah bahwa YESUS BANGKIT DARI MATI Dan DIMULIAKAN. Jika korban-Nya gagal tentu TDK akan demikian. Apa tandanya Ia dimuliakan, firman-Nya setelah bangkit dari mati: “Kepada-Ku telah diberikan SEGALA KUASA di Sorga dan di bumi…. (Marius 28:18). Saya tidak dapat bayangkan seorang yg bercela memegang kuasa atas Sorga dan bumi :-)
      Bagi saya pribadi mempercayai bahwa Yesus melakukan perbuatan yg membuat Dia tercela sama saja dengan saya meragukan kesucian Roh Kudus. Injil dalam fungsi-Nya sebagai rekam sejarah, memang tidak begitu lengkap menyajikan kehidupan Yesus, tapi garis besar dari pribadi, kuasa, dan karya-Nya telah disingkapkan untuk kita, selebihnya adalah bagaimana iman kita bertindak, bukan akal.
      Semoga ini bisa membantu anda saudara. Tuhan Yesus memberkati kita semua.
      Inigo Ife

  3. Shalom Pak Stef,

    Pernah ada seorang adik dari frater yang bilang dan bercerita kalau Yesus memang tidak menikah. Tetapi, karena Dia memiliki kodrat manusia, dia menyukai seorang wanita dan wanita itu adalah Maria Magdalena yang adalah salah satu pengikutNya yang elok parasnya. Tetapi, saya tidak bisa menerima hal itu. Bukankan Yesus adalah Tuhan yang mencintai umatNya dengan tidak memandang fisik, tetapi di sisi lain Dia juga manusia yang juga bisa mencintai, dan mencintai bukan dosa. Lalu, bagaimana pandangan Gereja Katolik mengenai hal ini? Ini amat mengganjal.

    Oh, iya. Siapakah yang dimaksud dengan murid yang dikasihi Yesus? Yohanes sajakah atau Petrus, Yohanes dan Yakobus? Dan apakah Yohanes Pembaptis juga tidak bernoda seperti Bunda Maria, lalu hubungan antara Yohanes Pembaptis dengan Elia sebagai apa? Kalau dia penjelmaan Elia, tentu berlawanan dengan kodrat manusia yang unik satu sama lain dan memiliki jiwa yang berbeda-beda juga, tetapi dia bertindak seperti Elia yang merintis jalan bagi Tuhan, jadi apa hubungan antara keduanya?

    Tentang Bunda Maria, yang kita percaya adalah kudus dan tanpa noda. Dia ditafsirkan dalam Kitab Suci sebagai Tabut Perjanjian yang baru. Yang ingin saya tanyakan adalah apakah Bunda kita kudus karena Allah telah menguduskannya dan memilihnya sejak awal, atau kehendak bebas yang dimilikinya sebagai manusia dan ia taat pada Allah sebagai manusia juga turut menjadikannya sebagai seorang yang amat mulia? Apakah prinsipnya sama seperti Yesus yang menaati Bapa, termasuk ketika Ia dicobai di padang gurun? Jadi, mereka kudus bukan karena “ditakdirkan” tetapi mereka sendiri juga taat?

    Lalu, tujuan Tuhan Yesus dicobai di padang gurun apa? Bukankah kekudusanNya tidak perlu dipertanyakan lagi? Ataukah itu hanya untuk memberi contoh bagi kita saat mendapat godaan iblis, agar kita melawan si jahat itu, seperti halnya Yesus yang tidak lagi perlu berdoa namun Ia memberi contoh demikian? Atau ada tujuan lain dari hal tersebut?

    Maaf jika saya terlalu banyak bertanya.

    Shalom,

    Monica

    • Shalom Monica,

      Terima kasih atas pertanyaannya. Yesus memang tidak menikah, karena bukan untuk itulah Yesus datang ke dunia. Namun, dalam kodrat manusia, apakah Dia mempuyai ketertarikan kepada wanita, seperti kepada Maria Magdalena? Pertama, dalam kondisi manusia yang mempunyai kecenderungan berbuat dosa (concupiscence) sangat sulit untuk membayangkan bahwa seorang pria dapat tidak tertarik kepada wanita secara seksual. Untuk itu, kita harus kembali kepada awal penciptaan sebelum Adam dan Hawa berdosa, di mana mereka mempunyai gift of integrity, yaitu keinginan daging yang selalu tunduk kepada akal budi. Keinginan daging ini bukanlah menjadi sesuatu yang liar, yang sulit dikendalikan, namun benar-benar tunduk kepada akal budi – yang berarti setiap saat dapat digunakan atau tidak digunakan kalau akal budi memilih untuk memutuskan demikian.

      Dengan demikian, kita harus melihat kodrat manusia Kristus sebagai kodrat manusia yang sempurna, yang diciptakan tanpa dosa, yang mau mendahulukan keinginan Bapa dibandingkan keinginan pribadi. Keinginan Kristus dalam kodrat manusia senantiasa selaras dengan keinginan Kristus dalam kodrat Allah, karena kedua kodrat itu – yang sungguh Allah dan sungguh manusia – terikat dalam hypostatic union. Karenan Kristus yang datang untuk menebus dosa manusia menjadi tidak fitting kalau Dia tertarik kepada wanita karena kecantikan wajahnya. Pandangan Kristus bukanlah sebatas fisik, karena pengorbanan-Nya bukanlah untuk membebaskan manusia dari keburukan rupa fisik namun untuk membebaskan manusia dari keburukan dosa – yang bersifat interior atau spiritual.

      Kalau kita mengetahui bahwa di dalam Kristus ada tiga pengetahuan, yaitu: acquired knowledge, infused knowledge dan beatific vision (dapat dibaca di sini – silakan klik), maka pengalaman-pengalaman yang lain tidak akan dapat menggoyahkan misi Kristus. Beatific Vision yang membuat Kristus senantiasa berada dalam pandangan Sorga, dalam kemuliaan Allah Bapa, keindahan kekal dan sempurna membuat semua yang ada di dunia ini, termasuk wanita cantik adalah ibarat sesuatu yang sungguh tidak berarti. Yesus menaruh belas kasihan kepada semua orang, pandangan-Nya menembus jauh ke dalam hati. Dia ingin menggapai hati semua umat manusia. Dengan kata lain, cinta-Nya jauh lebih dalam dari cinta manusia, yang sering begitu dangkal dan sering dihubungkan dengan nafsu seksual. Untuk menggapai hati manusia dan menjadikannya baru, maka Kristus memberikan Diri-Nya untuk menderita dan wafat bagi manusia atas dasar kasih.

      Pertanyaan lain: Murid yang dikasihi Kristus adalah Yohanes, seperti yang dituliskan di:

      Yoh 13:23  Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.
      Yoh 19:26  Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!”
      Yoh 20:2  Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: “Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan.”
      Yoh 21:7  Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: “Itu Tuhan.” Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.
      Yoh 21:20  Ketika Petrus berpaling, ia melihat bahwa murid yang dikasihi Yesus sedang mengikuti mereka, yaitu murid yang pada waktu mereka sedang makan bersama duduk dekat Yesus dan yang berkata: “Tuhan, siapakah dia yang akan menyerahkan Engkau?”

      Dari apa yang tertulis di dalam Injil, kelihatannya tidak tertulis secara langsung bahwa murid yang dikasihi Kristus adalah Yohanes. Namun, kita juga dapat melihat sumber yang lain, seperti tulisan dari St. Irenaeus. St. Irenaeus adalah murid dari St. Polikarpus yang adalah teman dari St. Papias yang menjadi murid rasul Yohanes. Bahkan dikatakan bahwa St. Polikarpus juga menjadi Kristen karena rasul Yohanes. St. Irenaeus menuliskan “Matthew also issued a written Gospel among the Hebrews in their own dialect, while Peter and Paul were preaching at Rome, and laying the foundations of the Church. After their departure, Mark, the disciple and interpreter of Peter, did also hand down to us in writing what had been preached by Peter. Luke also, the companion of Paul, recorded in a book the Gospel preached by him. Afterwards, John, the disciple of the Lord, who also had leaned upon His breast, did himself publish a Gospel during his residence at Ephesus in Asia.” (St. Irenaeus, Against Heresies, 3.1.1) Dari sini, kita dapat membuat koneksi bahwa yang bersandar pada Yesus di ayat Yoh 13:23 dan Yoh 21:20 adalah rasul Yohanes, rasul yang dikasihi oleh Kristus.

      Tentang Yohanes Pembaptis: Yohanes Pembaptis tetap berdosa seperti nabi-nabi yang lain. Dalam hubungannya dengan Elia, Yesus mengatakan “Memang Elia sudah datang dan orang memperlakukan dia menurut kehendak mereka, sesuai dengan yang ada tertulis tentang dia.” Elia memang harus datang terlebih dahulu untuk memberitakan kedatangan Mesias, dan ini dipenuhi dalam diri Yohanes. Di dalam Kitab Maleaki dituliskan “5 Sesungguhnya Aku akan mengutus nabi Elia kepadamu menjelang datangnya hari TUHAN yang besar dan dahsyat itu. 6 Maka ia akan membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati anak-anak kepada bapa-bapanya supaya jangan Aku datang memukul bumi sehingga musnah.” (Mal 4:5-6) Kehadiran Elia dalam diri Yohanes bukanlah semacam reinkarnasi, namun Yohanes melakukan tugas untuk mempersiapkan kedatangan Mesias seperti Elia.

      Tentang kekudusan Bunda Maria: Relasi antara rahmat dan kehendak bebas dalam Maria telah dibahas di sini – silakan klik. Tentang Yesus dicobai di padang gurun, silakan membaca artikel ini – silakan klik. Semoga jawaban dan link-link tersebut dapat membantu.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – katolisitas.org

  4. salam pak Step tay,

    Saya kurang setuju dengan pendapat bapak dengan membandingkan Yesus dengan Para pastor dan suster yang tidak menikah. Para pastor bisa saja menikah dan cenderung untuk melakukan hubungan badan dengan wanita atau laki-laki secara tidak sah. karena banyak pastor tidak menikah tapi mereka mempunyai anak diluar nikah. oleh karena itu saya kurang setuju dengan itu. menurut hemat saya, bahwa Yesus tidak menikah, karena bukan dari keturunan gen (bukan hasil dari pernikahan, tetapi dari Roh. Roh tidak mungking melebur dengan daging.

    Makasih

    Aquilino Amaral
    +6707274749
    +670 3323131/2

    Embassy of Japan in Timor-Leste

    • Shalom Aquilino Amaral,

      Terima kasih atas tanggapannya tentang mengapa Yesus tidak menikah. Dalam jawaban saya sebelumnya, saya bukan membandingkan Yesus dengan para pastor dan suster. Namun, saya ingin menekankan bahwa pernikahan bukanlah merupakan akibat bahwa manusia adalah keturunan Adam dan Hawa. Untuk itu, saya memberikan contoh, bahwa para pastor dan suster, yang merupakan keturunan Adam dan Hawa, memilih untuk tidak menikah. Oleh karena itu, komentar dari anda yang mengatakan “Para pastor bisa saja menikah dan cenderung untuk melakukan hubungan badan dengan wanita atau laki-laki secara tidak sah.” tidaklah pada tempatnya, karena tidak sesuai dengan topik diskusi ini dan mayoritas dari pastor dan suster benar-benar memberikan hidup mereka untuk melayani umat demi kemuliaan nama Tuhan. Kita dapat mendiskusikan hal ini secara terpisah.
      Di satu sisi, karena Yesus adalah sungguh manusia, maka Dia juga mempunyai gen dari Maria, yang mengambil makanan dari Maria, dll. Bahkan Yesus, Tuhan yang menjadi manusia, yang mengambil gen dari Maria, mempunyai kodrat sungguh Allah dan sungguh manusia (sungguh manusia, sama seperti kodrat kita, yang mempunyai daging, dll, kecuali tanpa dosa). Jadi bukan masalah gen inilah yang membuat Yesus tidak menikah, namun karena beberapa alasan yang saya paparkan di atas dalam lima points. Semoga dapat memperjelas.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

  5. tanggapan saja atas komentar diatas tentang Yesus menikah.

    Kalau mendalami iman katolik dan mempelajari TRINITAS, maka Yesus adalah Allah (baca Injil Yohanes. Pernikahan yang dilakukan di kita manusia, adalah hanya untuk memuliah akan Allah dan menggenapi rencana Allah sebelum Yesus lahir. Yesus tidak menikah dan tidak boleh menikah dengan manusia. karena Yesus itu Firman Allah yang telah menjadi manusia. Roh tidak pernah melebur dengan daging. semua umat yang menikah itu karena sifat gen dari Adam dan Hawa. tetapi Yesus bukan bagian dari gen itu.
    sehingga mustahil sekali kalau kita mendiskusi bahwa Yesus itu menikah.

    Mana mungkin Allah menciptakan Manusia, yang maha suci bisa berbuat dosa? Karena akibat dari dosa itulah ada nya kematian. Didalam Yesus tidak dosa, karena dia maha suci.

    Semoga kalangan non katolik dapat mengerti

    salam semoga Yesus memberkati anda yang tidak percaya.

    • Shalom Aquilino Amaral,
      Terima kasih atas tanggapannya bahwa Yesus tidak mungkin menikah. Namun saya ingin memberikan klarifikasi, bahwa pernikahan tidaklah berhubungan dengan sifat gen dari Adam dan Hawa. Kita melihat ada banyak pastor dan suster yang tidak menikah walaupun semuanya adalah keturunan Adam dan Hawa. Namun, memang benar, bahwa Yesus yang mengambil kodrat manusia tidak mempunyai dosa, baik dosa asal maupun dosa pribadi. Menikah atau tidak adalah merupakan suatu pilihan hidup, dimana setiap manusia dituntut untuk berpartisipasi dalam misi keselamatan Allah. Oleh karena itu, tidaklah mungkin Yesus menikah dalam mengemban misi yang diemban-Nya, yaitu untuk menebus dosa manusia, menjadi kepala Gereja, dan mempelai pria dari Gereja.

      Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
      stef – http://www.katolisitas.org

  6. tidak akan pernah kekurangan kemuliaan yesus jika ia menikah,.,.,.,.,.
    karena yesus ialah nabi yang telah diutus allah untuk menggenapi nabi2 sebelumnya,.,.,
    sama seperti nabi Muhammmad SAW yang tidak akan pernah hilang kemuliannya,.,.,.

  7. Salam sejahtera…
    saya mau tanya, benar atau tidak Yesus mempunyai istri?sejak kecil saya suka dan bahkan dengan senang hati mengikuti sekolah minggu, dan tidak pernah ada yang mengajarkan kalau yesus punya istri.dan tidak satu pun ada tulisan yang mengatakan yesus punya istri( alkitap ).saya berharap jawabannya bisa membantu saya, Tuhan memberkati.
    [Dari katolisitas: pertanyaan ini telah dijawab di artikel di atas – silakan klik ]

Comments are closed.