Pertanyaan:
Hal ke-3 yang mengganjal,
Dulu saya rajin doa Rosario setiap malam, doa kaplet Roh Kudus juga, Kaplet Malaikat dsb yang pada akhirnya saya pusing sendiri. “Kepada siapa sebenarnya saya harus berdoa ?” sampai akhirnya saya ingat ketika Murid2 Yesus bertanya kepada Yesus tentang cara berdoa yang baik, apa yang diajarkan Yesus? DOA BAPA KAMI. Yaitu DOA langsung kepada BAPA di Surga. Yesus sendiri memberi contoh seringkali Dia dalam berbagai keadaan selalu berdoa kepada Bapa.
Salam – Anna.
Jawaban:
Shalom Anna
Berikut ini adalah jawaban tentang doa dan devosi, kenapa ada banyak macam doa dalam agama Katolik, seperti doa rosario, dan kaplet-kaplet, seperti kaplet Roh Kudus, Malaikat, dst. Bukankah Yesus mengajar doa BAPA KAMI, yang ditujukan langsung kepada Bapa di surga? Berikut ini adalah dasar-dasarnya:
- Memang benar kita dapat berdoa ‘langsung’ kepada Bapa di surga, dan Gereja Katolik mengakui bahwa doa Bapa Kami adalah doa yang paling sempurna. Itulah sebabnya, doa Bapa Kami selalu diucapkan di dalam Misa kudus setiap hari di seluruh dunia, sedangkan doa-doa yang lain, seperti rosario, atau doa kaplet yang lain tidak menjadi bagian dari Misa Kudus yang menjadi puncak perayaan ibadat Katolik. Jadi, orang Katolik berdoa kepada Bapa di surga, dan doa ini diucapkan di dalam dan bersama Yesus, sehingga kita menyebutnya sebagai Bapa Kami, dan bukan Bapa saya. Kita selalu mengingat bahwa kita dapat menyebut Allah sebagai Bapa hanya karena Kristus yang telah mengangkat kita semua menjadi saudara/i angkat-Nya. Maka, jika kita perhatikan, Doa Bapa Kami dijelaskan secara mendetail sekali di dalam Katekismus Gereja Katolik, dari #2759-2865; yang sarat dengan dasar-dasar Alkitab.
- Doa-doa lain, seperti doa rosario, dan kaplet-kaplet merupakan doa tambahan, namun sangat bermanfaat untuk meningkatkan devosi/ kasih kita kepada Yesus. Bunda Maria, para malaikat dan para Orang Kudus, adalah ‘sahabat-sahabat Yesus’ yang hanya akan membawa kita kepada Yesus.Kalau kita perhatikan, doa-doa tersebut sesungguhnya mengarahkan kita kepada Allah, bukannya berhenti kepada doa itu sendiri. Doa Rosario yang benar, sesungguhnya disertai dengan permenungan misteri kehidupan Yesus, yaitu: Peristiwa Gembira, Peristiwa Sedih, Peristiwa Terang dan Peristiwa Mulia. Jadi dalam peristiwa Gembira, misalnya, kita merenungkan betapa besar kasih Allah akan dunia ini sehingga mengutus Yesus untuk menyelamatkan kita (Yoh 3:16). Dan kita mensyukurinya bersama Bunda Maria. Dalam Peristiwa Terang, kita mensyukuri kedatangan Kristus di dunia dan mengarahkan hati agar kita dapat melaksanakan ajaran-ajaran-Nya. Dalam Peristiwa Sedih kita merenungkan sengsara Kristus, dan mempersatukan juga permasalahan yang sedang kita hadapi di dunia ini, agar kita dapat menghadapinya dengan tabah bersama Yesus dan Bunda Maria. Dalam Peristiwa mulia, kita mensyukuri rahmat kebangkitan Kristus, sehingga kita dipenuhi pengharapan dan iman akan pertolongan Tuhan dan akan keselamatan kita sebagai umat beriman. Kita melihat kepada Bunda Maria sebagai teladan, yang telah lebih dulu sampai kepada pemenuhan janji keselamatan itu. Jadi doa rosario ini tidak pernah berhenti pada Bunda Maria; melainkan kita berdoa bersama Bunda Maria sambil merenungkan rencana Keselamatan Allah di dalam hidup kita. Di dalam doa rosario kita dibentuk oleh Allah menjadi seperti Bunda Maria yang dapat memuliakan Allah dalam kidung Magnificat, dan dengan iman kita dapat berkata bersama Bunda Maria, “Jadilah padaku menurut perkataan-Mu”. Ini sesuai dengan doa Bapa Kami, “…Dimuliakanlah nama-Mu…., jadilah kehendakMu…”Lalu pada kaplet malaikat itu kita mohon perlindungan, agar dijauhkan dari segala yang jahat. Bukankah mohon agar dijauhkan dari segala yang jahat adalah bagian dari doa Bapa Kami? (….bebaskanlah kami dari yang jahat… amin).
Pada kaplet Roh Kudus, kita memohon agar hati kita diperbaharui dan dinyalakan dengan kasih, agar bersama Allah kita dapat memperbaharui muka bumi. Bukankah ini adalah permohonan kita dalam doa Bapa Kami, “Datanglah KerajaanMu…”?
Dan saya percaya, pada kaplet atau doa-doa yang lain semua bersumber pada doa Yesus itu, yang sungguh ditujukan untuk kemuliaan Allah.
Saya pribadi mengetahui, baik dari pengalaman sendiri, maupun dari pengalaman kerabat dan teman-teman saya, betapa mereka dibawa lebih dekat kepada Kristus melalui doa rosario, doa kerahiman ilahi, maupun doa-doa devosional lainnya. Jadi sungguh, jika doa-doa ini didasari dengan pengertian yang benar, dan dengan iman, maka doa-doa ini akan mendatangkan buah yang limpah: tidak saja bagi pertumbuhan spiritual kita, tapi bahkan dapat mendatangkan berkat bagi orang-orang sekitar kita yang kita doakan di dalam doa tersebut.
- Dalam iman Katolik, kita melihat Allah Bapa sebagai Allah yang ‘merangkul dan melibatkan semua’ dalam rencana keselamatan-Nya. Tentu ‘semua’ di sini maksudnya adalah orang yang bersedia bekerjasama dengan Dia. Maka kita mengenal adanya “persekutuan orang kudus” yang saling mendoakan, baik yang masih berziarah di dunia, maupun yang sudah mendahului kita. Saudara-saudari kita yang Protestan tidak mengajarkan hal ini. Biasanya, alasan mereka adalah karena ayat ini, “…Allah itu esa, dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu Yesus Kristus”(lih. 1 Tim 2:5). Kita sebagai orang Katolik tetap mengimani ayat ini, sebab memang esa-lah pengantaraan Yesus. Tidak ada seorangpun yang lain yang dapat menjalankan peran yang sama seperti Yesus dalam membawa kita kepada Allah Bapa. Tetapi, dalam menjalankan tugas ini Yesus melibatkan orang-orang terdekatNya, seperti Bunda Maria dan para rasul. Lihatlah bahwa Bunda Maria menyertai para rasul (Kis 1:14); bagaimana para rasul dijadikan ‘penjala manusia’, mereka diberi kuasa melakukan mukjizat dst. Semua itu ditujukan untuk melanjutkan karya Kristus untuk membawa banyak orang kepada Tuhan. Nah, inilah yang diajarkan oleh Gereja Katolik, para orang kudus tidak ‘bersaing’ dengan Yesus dalam menjadi pengantara kita kepada Tuhan, tetapi mereka mendukung pengantaraan Yesus. Para orang kudus adalah seumpama murid-murid yang telah lebih dahulu lulus ujian, dan mereka diberi kesempatan oleh Tuhan untuk membantu adik-adik kelas mereka agar dapat lulus ujian seperti mereka. Tentu, kita dapat berjuang sendiri untuk lulus (hanya dengan Yesus), tetapi tentu saja lebih mudah jika kita belajar dari mereka yang sudah lulus dan mohon dukungan mereka juga- apalagi jika ini menjadi kehendak Tuhan, agar kita saling tolong menolong dalam memikul beban kita sebagai orang beriman (Gal 6:2). Kita-pun dapat belajar bertumbuh dalam kerendahan hati, dengan mengakui bahwa bagaimanapun kita masih ‘belum sampai’ ke surga, dan karena itu masih harus berjuang dan belajar banyak, sedangkan mereka ‘sudah sampai’, dan karenanya kita mau belajar dari iman mereka. Walaupun demikian, bukan berarti kita tidak perlu berjuang sendiri. Sebab, agar lulus ujian, setiap kita harus tekun belajar (tentu dengan bantuan Yesus), dalam hal ini adalah mempelajari sabda Tuhan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
- Lebih lanjut tentang Persekutuan para kudus, silakan klik di sini. Pada dasarnya, persekutuan orang kudus yang dimaksud dalam ajaran Katolik adalah persekutuan orang beriman (yang tak terpisahkan oleh maut) yang dipersatukan oleh Kristus sendiri untuk maksud saling mendoakan dan saling mendukung dalam rencana Keselamatan Allah . Seperti kita dapat meminta orang lain (pastor, pendeta, orang tua, sahabat, dst) untuk mendoakan kita, maka kita dapat juga meminta doa para sahabat Yesus ini (yaitu para orang kudus) untuk mendoakan kita. Demikian, maka doa kita memohon dukungan doa dari para orang kudus, tidak pernah sama artinya dengan doa langsung memohon kepada Allah Bapa; namun kita percaya bahwa para kudus akan mendukung kita dengan doa-doa mereka. Dan alangkah besar kuasa doa mereka (para kudus) sebab mereka telah dibenarkan oleh Tuhan! (lih. Yak 5:16)
Demikian jawaban saya tentang doa dan devosi. Mari kita bersama-sama menyadari bahwa orang-orang kudus adalah anggota keluarga Tuhan.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Ingrid Listiati – www.katolisitas.org