Pertama, Kitab Suci sendiri tidak mengajarkan bahwa pilar kebenaran adalah Kitab Suci, namun Gerejalah (jemaat/ ekklesia) yang disebut sebagai “tiang penopang dan dasar kebenaran” (lih. 1Tim 3:15). Rasul Paulus juga menegaskan bahwa kita harus berpegang kepada pengajaran lisan dan tertulis dari para Rasul (lih. 2Tes 2:15). Itulah sebabnya, Gereja Katolik senantiasa mendasarkan semua pengajaran pada Kitab Suci, Tradisi Suci para Rasul dan Magisterium Gereja.
Kedua, kalau yang dituntut dari pertanyaan tersebut adalah perkataan persis “Purgatorium” atau “Api Penyucian”, maka kita akan pernah menemukannya, sama seperti kita tidak pernah menemukan kata “Trinitas”. Namun, bukan berarti kalau tidak disebutkan secara eksplisit, maka kita tidak perlu mempercayainya. Faktanya, kita mempercayai dogma Trinitas walaupun tidak ada perkataan “Trinitas” di dalam Kitab Suci. Kalau kita menyimak Kitab Suci, maka kita akan dapat melihat pengajaran tentang adanya Api Penyucian, yang diajarkan dalam beberapa ayat berikut ini:
- Kej 3:23-24; 2Sam 12:13-14; Bil 20:12; Luk 1:20; Mzm 99:8; 2Taw 6:23: Dosa membawa konsekuensi. Maka, walaupun kita telah mendapatkan pengampunan, namun kita juga harus tetap menanggung konsekuensi dosa, yang bisa ditanggung di dunia ini atau di dunia yang akan datang.
- 1Yoh 5:16-17; Yak 1:14-15: Perbedaan dosa ringan dan dosa berat. Dosa berat mendatangkan maut atau neraka, sedangkan dosa ringan mendatangkan penghukuman/ ganjaran namun bukan neraka.
- Ef 2:8; Tit 2:11, 3:7; Yak 2:17,24,26, Gal 5:6, Why 21:27; Ibr 12:14: Kita diselamatkan karena kasih karunia, iman dan perbuatan kasih. Namun, walaupun kita diberi karunia oleh Tuhan serta mempunyai iman, tapi jika tidak sempurna dalam kasih, maka setelah kita meninggal, kita tidak dapat langsung masuk Surga dan memandang Allah. Sebab, tanpa kekudusan tak seorangpun dapat masuk Sorga. Secara implisit hal ini menunjukkan bahwa, bagi mereka yang wafat dalam keadaan belum sempurna dalam kasih, perlu dimurnikan atau disempurnakan terlebih dahulu, dan pemurnian ini disebut Purgatorium (Api Penyucian).
- Mat 12:32: Ada dosa yang tidak dapat diampuni di dunia ini dan di dunia akan datang. Pernyataan ini menunjukkan bahwa ada dosa yang dapat diampuni di dunia yang akan datang.
- 1Kor 3:11-15: Pekerjaan setiap orang yang mengimani Kristus, akan diuji, namun orang itu akan diselamatkan, seperti dari dalam api. Pengujian ini tidak terjadi di Surga, karena di Surga segalanya telah sempurna sehingga tidak diperlukan pengujian. Demikian pula, ujian ini juga tidak terjadi di neraka, karena neraka merupakan ‘tempat’ penghukuman kekal bagi mereka yang telah menolak Kristus, maka semua yang berada di sana tidak dapat beroleh keselamatan dan beralih ke Surga. Sedangkan dikatakan di 1Kor 3:15 bahwa setelah diuji, jiwa tersebut akhirnya dapat memperoleh keselamatan.
- 1Ptr 1:7: Iman kita akan diuji kemurniannya oleh api.
- 1Ptr 4:6: Injil diberitakan kepada orang-orang mati.
- 2Mak 12:38-45: Yudas Makabe memberikan korban penghapus dosa bagi sesamanya yang sudah meninggal. Ini hanya mungkin kalau mereka percaya bahwa ada satu kondisi di mana kondisi itu bukan Sorga dan juga bukan neraka.
- Ibr 9:27; Luk 16:19-31: Pengadilan Khusus: sesaat setelah kita wafat.
- Luk 8:17; Mat 25:32-33: Pengadilan terakhir: di akhir zaman.
- 2Tim 1:16-18: Rasul Paulus mendoakan sahabatnya Onesiforus, yang telah meninggal.